Bidan Kita

Home Testimonial Singaraja – Klaten Demi Gentle Birth

Singaraja – Klaten Demi Gentle Birth

0
Singaraja – Klaten Demi Gentle Birth

agung singaraja1

Proses persalinan itu ketika semua disiapkan dengan baik dan matang pasti akan Indah hasilnya.

Ibarat orang hendak ujian kelulusan, ketika dia menginginkan untuk mendapatkan nilai bagus bahkan cumlaude, ada banyak hal yang harus dikerjakan dan Pe eR yang harus dikerjakan tuk siapkan diri hadapi ujian dengan mudah sehingga nilai Cumlaude pun bisa di dapatkan.

Jauh-jauh dari Singaraja Bali, Bunda Agung rela memboyong seluruh keluarganya untuk melahirkan di Klaten, berharap untuk mendapatkan proses persalinan yang nyaman.

Saya pribadi mengucapkan banyak sekali terimakasih, telah di ijinkan menjadi bagian dari peristiwa besar ini.

nah berikut ini testimoni Bunda Agung, akan proses persalinannya, semoga menginspirasi

thE journey of attas’monday by Agung Nur Rakhmawati on Monday, August 13, 2012 at 3:18pm ·

Waktu itu usia kakak 15 m, terbersit di benaku untuk planing hamil. Hal itu aku kemukakan kepada suami. Ketika kakak berusia 16 m,pada suatu petang,aku merasakan perut mulas sekali yang kemudian diikuti muntah hebat. Karena kondisi badan yg lemas,muntah tak berhenti, akupun dirujuk ke rs. Dan harus menjalani opname 2 hari. Gastritis.Penyebabnya adalah asam lambung yang naik,mgk pengaruh mangga muda yang aku makan pada siang harinya.

Sepulang dari rs,dari teman-teman yg menjenguk,aku disarankan untuk testpack. Tapi tidak langsung aku iyakan.

Baru setelah telat haid beberapa hari,aku penasaran, apa Îγα™benar aku hamil. Dan syukur الْحَمْدُ للّهِ رَبّالْعَالَمِي muncul strip 2 di testpack.

Bersyukur sekali aku sudah nyemplung di forum GBUS, sehingga kehamilan kedua ini aku jalani dengan relaks dan bahagia. Banyak sekali hal baru tentang kehamilan dan persalinan. Bahwa bagaimana persalinan itu tidaklah menyakitkan. Bahwa kenyamanan merupakan hak tidak hanya bagi ibu namun nyaman bagi bayi. Sudah 40 w bayi merasa nyaman di kandungan, sudah menjadi hak bayi untuk bisa lahir dengan nyaman dan lembut. Satu per satu aku pelajari. Beruntung sekali lewat media internet semua bisa diakses.

Sejak awal kehamilan aku mulai menjaga asupan gizi dengan makanan seimbang, menjaga olah tubuh dengan jalan ‘napak bumi’ dan yoga juga menyediakan sedikit waktu berjemur di bawah sinar matahari pagi, menjaga olah pikiran dng relaksasi. Meski tidak rutin tiap hari, tapi aku merasakan ketenangan dan kenyamanan yang jauh berbeda dengan kehamilan pertama. Alhamdulillah kehamilanku sehat dan aku masih bisa tandem nursing untuk kakak hingga 2 tahun.

Memasuki uk 5m, aku dan suami mulai menyusun birthplan. Betapa aku ingin anaku bisa melahirkan secara gentlebirth, didampingi orang-orang yang lembut dan tenang. Dan tempat tujuan pertama adalah di bidankita,klaten.

Suami pun setuju,tapi kemudian ada rasa bimbang meninggalkan suami sendiri dalam masa penantian hari lahir terlebih bertepatan momen puasa. Akupun mencoba berkomunikasi via email dng owner bidankita. Oleh beliau aku disarankan untuk ke Ibu robin atau BrendaLynn atau dr.Hariyasa. Mengingat sebenarnya Gb awal berkembang di Indonesia adalah di pulau dewata. Merasa sepertinya tidak berjodoh dengan mb yesie,akupun mencoba menghubungi brenda dan dr.hariyasa. Mereka berdua sangat welcome untuk menyambut kelahiran anak keduaku. Mereka paham dengan gentlebirth, namun kendala jarak dimana berada di Denpasar, yang artinya perjalanan yang akan kutempuh sekitar 2,5-3 jam.

Seiring perjalanan memantapkan hati, akupun dipertemukan dng dr.putra sedana. Kami memanfaatkan momen konsul untuk berdiskusi. Dan aku merasa mendapat jawaban,oh mungkin jodohnya dedek lahir dng dr.putra sedana, yang kebetulan berada satu kota denganku.

 

Namun sepertinya sudah jalanya mau lahiran di klaten. Pada suatu waktu konsul ketika sebuah diskusi berkenaan induksi, aku merasa kurang sreg dengan opini dari dokter. Aku percaya bayi punya waktu lahir sendiri, dan ketika ibu harus disuntik induksi supaya terjadi kontraksi menurutku itu sama saja memaksa bayi lahir sebelum waktunya. Dan aku tidak mau nanti aku ditangani dokter yang belum menerapkan persalinan yang pro GB. Siapkah aku menghadapi persalinanku dng dokter yg belum pro GB. Aku belum siap, menerima resiko bila ada masalah dengan proses persalinan yang akhirnya nanti akan mendapat intervensi medis yang tidak perlu. Kembali aku konek ke mb yesie.

Lewat email kami berkomunikasi. Nampaknya kembali ke rencana awal untuk melahirkan di klaten.

 

Padahal dapat iming-iming dari suami,ipad,kalau aku melahirkan di singaraja.

 

Menjelang cuti melahirkan, bertepatan dengan musim liburan, tiket pun belum ditangan. Kami masih bimbang untuk menggunakan transportasi apa, mengingat jika pesawat dengan 4 orang lumayan akan menguras dana cukup besar. Jika jalan darat, penyeberangan dan perjalanan akan ditempuh dlm waktu yang lebih lama.

 

Namun ternyata jika semua dipasrahkan, alam semesta ini akan turut membantu. Ada saja jalan kemudahan, yang pada akhirnya kami pun sudah sampai di jogja dengan jalan darat dengan lancar.

Agenda awal sesampai di jogja adalah konsul ke bidankita. Rasanya deg-degan luar biasa mau bertemu calon pendamping persalinanku. Seperti mau bertemu pacar saja..he..

 

Sabtu, 14 Juli jam 15.00