7. Memotong tali pusat segera: “Menunda pengekleman dan pemotongan tali pusat pada neonatus selama minimal 2 menit setelah kelahiransebenarnya sudah sangat bermanfaat untuk bayi baru lahir,” (Hutton & Hassan 2007). Studi menunjukkan bahwa penundaan pengikatan plasenta, bahkan jika dengan hanya tiga puluh detik, dapat bermanfaat. Banyak dokter akan setuju bahwa ada manfaat untuk menjepit tertunda, tetapi itu bisa menjadi masalah dan membutuhkan waktu lebih lama. Menunda menjepit dan memotong tali pusat memungkinkan darah janin dari plasenta transfusi kembali ke bayi, yang dapat mengakibatkan kadar zat besi yang lebih tinggi, oksigenasi jaringan meningkat dan mengurangi kejadian perdarahan intraventricular.
Hutton, E. K., & Hassan, E. S. (2007). Late vs early clamping of the umbilical cord in full-term neonates: Systematic review and meta-analysis of controlled trials.JAMA, 297(11), 1241-1252
8. Memberi Aba-Aba saat mengejan:Penelitian berikut menyimpulkan bahwa memungkinkan ibu untuk mengejan sendiri secara spontan (kapan, berapa lama, dan seberapa keras untuk mengejan yang diserahkan kepada ibunya bukannya mengarahkan nya bagaimana menekan atau mengejannya), lebih unggul daripada mengejan yang diarahkan. Memberi Aba-Aba saat mengejan tidak dianjurkan karena ada risiko lebih besar trauma perineum, gawat janin, dan tidak secara signifikan mempersingkat fase kala 2 pada saat persalinan.
A randomized trial of coached versus uncoached maternal pushing during the second stage of labor. American Journal of Obstetrics and Gynecology, 194(1), 10:13
Mayberry, L. J., Wood, S. H., Strange, L. B., Lee, L., Heisler, D. R., & Nielsen-Smith, K. (2000).Second-stage management: Promotion of evidence-based practice and a collaborative approach to patient care. Washington, DC: Association of Women”s Health, Obstetric and Neonatal Nurses (AWHONN).
Roberts, J., & Hanson, L. (2007). Best practices in second stage labor care: Maternal bearing down and positioning. Journal of Midwifery & Women”s Health, 53(3), 238:245.
Schaffer, J., Bloom, S., Casey, B., McIntire, D., Nihira, M., & Leveno, K. (2006). A randomized trial of the effects of coached vs. uncoached maternal pushing during the second stage of labor on postpartum pelvic floor structure and function. American Journal of Obstetrics and Gynecology, 192(5), 1692:1696.
9. Posisi litotomy: Ini, sama dengan amniotomi rutin dan pemantauan janin terus menerus, digunakan di sebagian besar kelahiran rumah sakit. Penelitian berikut menyimpulkan bahwa mengejan sambil dengan posisi litotomy ini tidak menguntungkan dan bahkan bisa berbahaya bagi ibu, dengan bekerja melawan gravitasi, penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan intoleransi janin dalam proses persalinan, episiotomi meningkat, peningkatan penggunaan vakum / forseps, dan meningkatkan rasa sakit untuk ibu.
Gupta, J. K., Hofmeyr, G. J., & Smyth, R. (2004). Position in the second stage of labour for women without epidural anaesthesia. Cochrane Database of Systematic Reviews, Issue 4. Art. No.: CD002006.
Johnson, N., Johnson, V., & Gupta, J. (1991). Maternal positions during labor. Obstetrical and Gynecological Survey, 46(7), 428:434.
Roberts, J., & Hanson, L. (2007). Best practices in second stage labor care: Maternal bearing down and positioning.Journal of Midwifery & Women”s Health, 53(3), 238:245.
Selain jurnal ilmiah yang ada di atas, berikut ini beberapa Referensi yang mendukung:
http://www.babble.com http://www.thesunmagazine.org/issues/433/oh_baby http://jama.jamanetwork.com/article.aspx?volume=297&issue=11&page=1241 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1948093/ http://academicobgyn.com
Semoga bermanfaat
Salam Hangat
Yesie