Bidan Kita

Home Childbirth All About Childbirth Yes!! Gentle Birth is My Way

Yes!! Gentle Birth is My Way

0
Yes!! Gentle Birth is My Way

Lalu bagaimana dengan bidan di Indonesia? Apa peranannya? WHO menyatakan bahwa 90% bahkan lebih, seorang wanita melahirkan normal. Dan ini adalah wewenang bidan. Sedangkan 10% adalah pathologi dan ini adalah wewenang dokter kandungan. Seperti yang saya tuliskan sebelumnya di Eropa bidan dan dokter saling berdampingan dan menjadi partner yang solid dan damai dalam pembagian tugas dan fungsinya. Namun tidak demikian di Indonesia. Jumlah bidan di Indonesia sangatlah banyak. Setiap kabupaten jumlah bidan bisa mencapai lebih dari 300 orang. Dimana tiap desa ada satu bidan yang bertanggung jawab. Namun mengapa hingga sekarang Indonesia masih tinggi angka kematian bayi dan ibunya?

Mari kita kembali ke pikiran bawah sadar, seperti yang sudah saya tuliskan di atas. Kemudian kita coba tilik kembali sistem pendidikan bidan yang ada di Indonesia. Sejak saya sekolah dulu saat itu saya sekolah di SPK (Sekolah Perawat Kesehatan) hingga sekolah bidan sampai sekarang, buku diktat pegangan atau Kitab (julukan yang sering kami terapkan untuk buku itu) dari 900 halaman lebih, hanya kurang dari 100 lembar yang membahas tentang proses persalinan normal. Itupun yang menulis adalah para dokter yang secara mind set otomatis lebih berfikir ke arah pathologi dibandingkan bidan yang lebih berfikir ke arah normal fisiologi. Dari 100 lembar yang berisi tentang persalinan normal itupun hanya membahas tentang fase dan tahapan proses persalinan normal, tidak membahas tentang cara yang alami seperti apa yang bisa bidan lakukan jika ada kelainan atau masalah. Sehingga tanpa disadari sudah terpola di dalam pikiran bawah sadar, mind set dan belive sistem para bidan bahwa proses persalinan normal adalah proses yang beresiko. Dimana ada kemungkinan ini dan itu yang bisa saja terjadi sebelum, selama dan setelah proses persalinan. Hal ini jugalah yang akhirnya tanpa disadari (kembali) membuat rasa takut muncul dengan kuat menyusup, mengiringi setiap langkah dalam pertolongan persalinan. Dan imbasnya adalah kembali lagi Logika mulai “turut campur” dalam peristiwa alami. Dinama mulai ada aturan waktu dalam proses persalinan yang akhirnya di ilmiahkan dan dibakukan menjadi standar yang di yakini bisa menjamin seorang perempuan selamat dalam proses persalinannya.

“setelah pembukaan lima, maka satu jam penambahan pembukaannya adlaah satu centimeter, sehingga jika seorang ibu sudah mengalami pembukaan lima, maka lima jam kemudian diharuskan sudah pembukaan lengkap.” Jika tidak, maka diagnosa potensial mulai muncul. Sehingga intervensi demi intervensi muncul dan akhirnya trauma demi trauma tercipta. Tak peduli apa penyebab atau akar masalah dari lambatnya pembukaan yang ibu alami, yang penting grafik lembaran yang digunakan pedoman tadi sudah tidak sesuai, maka dianggap gagal.

Ironis memang, kelahiran seorang bayi seolah-olah disamakan dengan kelahiran robot yang harus sesuai dengan prosedur dan waktu yang tepat menurut mereka. Dan sayangnya para ibu dan suami tidak diberikan atau tidak mendapatkan pengetahuan yang benar, jujur dan cukup akan hal ini. Sehingga “menyerahkan dengan Ahlinya” itu tadi yang membuat mereka tidak punya peran aktif bahkan tidak punya kuasa atas tubuhnya maupun atas bayinya sendiri.

Gentle Birth mulai Booming di Indonesia sejak saya mulai menggaungkan tentang gentle birth melalui media internet (website www.bidankita.com dan facebook bidankita) pada tahun 2009-2010, sejak Athisha (putri dari Reza Gunawan dan artis Dewi Lestari) lahir secara alami dengan riwayat ibunya yang melakukan operasi sesar sebelumnya di persalinan pertama, dan Athisha lahir di rumah, tanpa bidan yang mendampingi, hanya dewi dan reza saja. Lalu semakin booming lagi ketika mata dunia mulai tertuju pada ibu Robin Lim yang menjadi CNN Hero pada tahun 2011 akan karyanya yaitu gentle birth yang dia kembangkan sejak 2006 di Bali.

Perubahan dalam filosofi persalinan mulai terjadi, kegerakan akan pandangan yang beranggapan bahwa persalinan alami adalah yang terbaik mulai bermunculan. Pandangan akan proses persalinan merupakan proses normal alami dan proses yang pantas dirayakan menjadi conscern atau perhatian saat ini. Sehingga semakin banyak ibu dan ayah sebagai calon orang tua yang tersadar bahwa mereka harus kembali ke alam. Untuk mendapatkan proses persalinan yang minim trauma.

Saat ini saya sangat bersyukur karena semakin banyak calon orangtua yang mau memberdayakan diri untuk mau belajar dan peduli tentang proses persalinan dan kelahiran. Semakin banyak ibu yang belajar dan belajar tentang betapa hebat dan kuatnya tubuhnya dalam proses ini. Hingga saat ini sudah ratusan itu yang mampu melahirkan dengan lancar, nyaman, tanpa rasa sakit bahkan menyenangkan hingga mereka orgasme setelah mereka belajar gentle birth. Karena saya percaya bahwa ilmu pengetahuan adalah kekuatan! Semakin pintar calon orang tua dalam hal ini ibu, maka semakin bijak dia menentukan langkahnya terutama dalam pilihan proses persalinan.

Tantangan yang ada dan kami (para penggiat gentlebirth) memang sangat banyak sekali. Terutama dari teman sejawat yang mind setnya masih kontradiktif dengan filosofi yang ada dalam gentle birth. Masih banyak yang tidak mampu memandang proses kelahiran dan persalinan dari sudut pandang lain. Namun bersiaplah untuk berubah! Karena ilmu berkembang dan rasa nyaman, aman dan tenang adalah yang dibutuhkan para ibu saat melahirkan. Jadi mari siap untuk merubah paradigma.

 

Salam hangat

img1412523130143

Yesie