Ø Antibiotik.
Bedah caesar dilakukan di Kahura, Uganda. Sebagaimana diamati oleh R. W. Felkin tahun 1879. Pada 5 Maret 2000, Inés RamÃrez melakukan bedah caesar pada dirinya sendiri dan berhasil mempertahankan nyawanya dan juga bayinya, Orlando Ruiz RamÃrez. Ia dipercaya sebagai satu-satunya wanita yang melakukan bedah caesar pada dirinya sendiri.
Tonya Jamois , Ketua International Caesarean Awareness Network (ICAN – Jaringan Masyarakat Internasional Peduli Caesar) mengatakan:
“American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG – Perkumpulan Ahli Obstetrik dan Ginekologi di Amerika) telah memberikan peraturan untuk para anggotanya, yakni untuk sebuah operasi caesar, mereka harus menunjukkan pada pasien bukan saja prosedur operasi, tapi juga harus menjelaskan bahwa operasi caesar lebih berisiko untuk ibu dan bayinya dibandingkan dengan persalinan normal.”
Harus diakui, online casino banyak wanita yang merasa khawatir harus menjalani persalinan normal hanya karena sering mendengar cerita orang lain mengenai rasa sakit yang akan dialaminya pada proses persalinan normal. Padahal, di ujung cerita, biasanya orang tersebut mengatakan merasa lega dan bahagia begitu buah hatinya lahir. Rasa sakit yang mendera sebelumnya hampir-hampir tidak terasa lagi.
Selain itu, ada bagian cerita yang sering “tertangkap” oleh para wanita tadi, yakni persalinan dengan operasi caesar konon bisa lebih cepat dan proses persalinan bisa tetap diikuti oleh si pasien. Mereka lalu menangkap bagian yang menyenangkan dari cerita ini tanpa disertai pengetahuan mengenai rasa sakit yang lama setelah operasi, berbagai risiko yang dapat timbul akibat operasi, maupun proses pemulihan pascaoperasi yang lama. Dengan sosialisasi “keliru” semacam itu, ditambah dengan semakin banyaknya wanita muda yang menjalani operasi caesar, maka seolah-olah operasi menjadi sebuah jalan keluar bagi kekhawatiran mereka.
Padahal, Operasi caesar boleh dilakukan asal ada indikasi medis. Repotnya, kini, makin banyak pilihan dan juga tawaran yang menyebabkan meningkatnya operasi caesar yang justru tidak perlu. Sekilas, tampaknya si pasien itu sendiri yang menjadi “biang keladi” naiknya jumlah angka operasi caesar tanpa indikasi medis. Padahal, pihak rumah sakit juga punya andil. Iming-iming yang ditawarkan oleh pihak rumah sakit seringkali sulit ditampik.
Bahkan, ada yang melaporkan, bahwa ada paket yang menawarkan operasi caesar sekalian operasi usus buntu. Padahal, menurut kode etik kedokteran, kedua operasi tersebut tak perlu dilakukan, apalagi sekaligus, jika tak ada indikasi kesehatan, Belum lagi, disinyalir ada pihak rumah sakit yang seakan-akan menggiring pasien untuk “memilih” operasi caesar ketimbang persalinan normal. Misalnya, dengan menyatakan bahwa janin terlilit tali pusat (biasanya dengan menunjukkan hasil USG atau ultrasonografi). Nah, pasien yang tak punya pengetahuan kesehatan sama sekali biasanya akan menuruti tawaran dokternya untuk operasi. Padahal, lilitan tali pusat tak selalu harus dioperasi. Jika ada indikasi untuk operasi pun, dokter harus menjelaskan mengenai penyakitnya, alternatif pengobatannya, serta apa alasan si ibu harus menjalani operasi. Pada kondisi tertentu, seperti plasenta previa (ari ari janin menutupi jalan lahir) atau ukuran panggul tak sesuai dengan besar bayi, indikasi operasi caesar memang perlu dan sudah bisa diperkirakan melalui pemeriksaan sebelumnya. Sayangnya, banyak hal lain yang sebenarnya bukan indikasi medis untuk operasi, namun diarahkan seolah-olah sebuah indikasi operasi. Keadaan seperti ini bisa terjadi karena di Indonesia belum ada standar pelayanan kesehatan yang jelas. Lalu apa jalan keluarnya?
Second Opinion
Jika Anda menghadapi dokter yang bersikukuh agar Anda dioperasi dan Anda merasa tidak ada indikasi kuat untuk menjalani operasi tersebut, maka sebaiknya Anda mencari second opinion atau bahkan third opinion. Bandingkan pendapat antara dokter yang satu dengan yang lainnya. Lalu, bagaimana cara Anda memilih dokter-dokter yang tepat untuk dimintai pendapat lainnya? “Sebaiknya cari dokter dari rumah sakit yang berbeda. Bisa juga Anda pilih dokter dengan usia yang berbeda. Memang jumlah uang yang akan dikeluarkan dari kocek Anda cukup banyak. Tetapi, dibandingkan dengan risiko yang mungkin Anda hadapi, rasanya pengorbanan Anda itu sepadan. Jadi, bila Anda ingin menjalani operasi caesar tanpa indikasi medis, tidak salahnya jika Anda menggali dulu pengalaman mereka yang pernah mengalami proses persalinan dengan operasi dan secara normal. Apalagi, persalinan normal lebih murah, lebih nyaman karena proses penyembuhannya lebih cepat, serta risikonya lebih kecil bagi ibu dan bayinya ketimbang operasi.
Nah untuk normal makanya perlu NIAT, UPAYA dan DOA
Berusahalah selalu Positif dan Optimis menjalani kehamilan Anda
Salam Hangat
Bidan Kita