Bidan Kita

Home Blog Page 31

Fear and Pain (Takut dan Nyeri) Dalam Persalinan (Birth Story)

Gentle Birth Adalah Pencapaian Terbaik

“Giving birth should be your greatest achievement not your greatest fear.”

~ Jane Weideman

_MG_2517Saya menikah di usia 20 tahun. Usia yang masih belia, saat itu saya adalah perawat. Sejak hamil tua, setiap hari saya melihat VCD lagu India yang bintangnya adalah artis Bollywood idola saya Shahrukh Khan, tiap sore saya menari india menirukan mereka menari. Yang saya rasakan adalah happy dan happy. Keluhan sakit pinggang di masa hamil tua hampir tidak pernah saya rasakan. Hingga suatu sore, Sabtu tanggal 24 Maret 2001 yang lalu saking gembiranya karena akan bertemu suami yang pulang dari kantor (kebetulan suami pulang satu minggu sekali karena dia kerja di Ungaran, sedangkan saya tinggal di Klaten) saya menari sepanjang sore. Jam 20;00 suami pulang dan kami makan malam, jam 22;00 saat kami hendak beranjak tidur, dan suami mencium perut saya, tiba-tiba “mak plethuq” ketuban saya pecah. Dan kami terkejut sekali. Saya langsung beranjak dari tempat tidur lalu pindah ke kamar ibu saya dis ebelah. Masih sempat menggelar perlak di atas tempat tidur, akhirnya jam 22;30 bidan baru datang lalu jam 23;00 sayapun menjadi Ibu. Sebuah proses yang sangat singkat, dan tidak menyakitkan sama sekali. Dan saya beruntung karena saya bisa melahirkan lancar dan nyaman tanpa rasa sakit di persalinan pertama saya.

Itulah sebabnya mengapa saya selalu mengatakan kepada klien saya bahwa melahirkan itu nyaman, asal Anda menikmatinya.

Mengapa kita percaya dan meyakini bahwa persalinan adalah menyakitkan? Karena sebenarnya proses persalinan adalah suatu proses yang bisa dilalui dengan tenang, nyaman dan membahagiakan.

Melahirkan Itu Menakutkan

Hingga detik ini, melahirkan dianggap sebagai hal yang harus ditakuti. Ada banyak sekali kecemasan yang muncul di benak setiap ibu hamil, apalagi ibu hamil tua atau ketika menjelang proses persalinan.

Dan sebagian besar ibu hamil takut akan rasa nyeri saat kontraksi dan bahkan sanksi pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan mampu mengelola dan melewati rasa sakit dari semua proses itu.

Apalagi pada ibu yang hamil anak pertama. karena mereka sama sekali tidak ada gambaran tentang rasa saat kontraksi.

Dalam program kelas Balance in Gentle Birth yang saya adalah di Bidan Kita, saya berusaha untuk merubah mind set para ibu dan ayah Bahwa rasa nyeri dalam proses persalinan adalah rasa yang istimewa karena rasa itu sangat bisa di nikmati.

Karena pada dasarnya Tuhan menciptakan kelahiran menjadi proses yang indah, untuk kemuliaan-Nya. Dia telah menciptakan tubuh seorang wanita sempurna untuk dapat melahirkan normal alami.

Mengapa Harus Menakutkan?

Lalu mengapa pada kenyataannya yang terjadi di kehidupan sehari-hari, proses melahirkan adalah proses yang menyakitkan bahkan menakutkan?

Pertama, Rasa sakit sebenarnya diakibatkan dari rasa takut dan kecemasan dan ketakutan disebabkan karena ketidak tahuan Anda dalam fase-fase persalinan dan bagaimana caranya memanajemen rasa nyeri dalam persalinan.

Menurut Christine Northrup, M.D dalam bukunya yang berjudul “Women Bodies, Women Wisdom” proses persalinan adalah sebuah proses alami yang mampu merubah hidup seorang wanita. Saat wanita bersalin dengan penuh dukungan dari orang-orang terdekatnya, maka dia akan mendapatkan kekuatan dan pengalaman yang sangat luar biasa.

Dalam bukunya, Christine Northrup,M.D juga mengungkapkan bahwa proses kelahiran bayi dirancang secara alami dan sedemikian rupa agar ibu dan keluarga mengalami puncak kegembiraan, kepuasan dan rasa penuh kasih.

Pada saat proses persalinan, di dalam tubuh seorang wanita secara otomatis memproduksi dan mengeluarkan hormon alami yang mampu memberikan rasa nyaman dan kepuasan.

Sedangkan menurut Dr. Dick-Read, rahim pada perempuan yang ketakutan secara kasat mata memang tampak putih. Rasa cemas dan takut menyebabkan rasa nyeri dan membuat rahim semakin keras kontraksinya

  • Kecemasan dan ketakutan memacu keluarnya adrenalin dan menyebabkan cerviks kaku dan membuat proses persalinan lebih melambat.
  • Kecemasan dan ketakutan menyebabkan pernafasan tidak teratur, mengurangi asupan sirkulasi oksigen bagi tubuh dan bagi bayi.

Suatu hari di sebuah acara seminar kesehatan, seorang nara sumber kami seorang dokter kandungan menegur saya, berkaitan dengan sebuah judul buku yang saya tulis yaitu “Gentle Birth melahirkan nyaman tanpa rasa sakit” beliau mengatakan kepada saya bahwa melahirkan itu memang sakit dan saya tidak boleh melakukan pembohongan publik dimana saya mengatakan bahwa melahirkan itu nyaman.

Sebuah klaim dari penelitian beliau ungkapkan bahwa Tubuh manusia dapat menanggung rasa sakit hanya sampai 45 del (unit). Padahal saat melahirkan, seorang ibu merasakan rasa sakit hingga 57 Del (unit). Jadi bisa digambarkan bahwa melahirkan ini mirip dengan 20 tulang yang retak pada waktu yang bersamaan.

Dan saat itu saya hanya tersenyum simpul, di dalam hati saya bernyata apakah saya yang salah? Karena 13 tahun yang lalu saya melahirkan dan tidak sakit, lalu banyak klien yang saya dampingi saat melahirkan juga tidak sakit bahkan ada juga yang melahirkan sambil tertidur bahkan bernyanyi saat kepala bayi crowning?

Seminar Hypnobirthing & Prenatal Gentle Yoga di Banjarmasin

13254697_10206603404829881_198355244697937315_oBanjarmasin adalah salah satu kota istimewa. dimana saya pernah makan soto Banjar di atas perahu kecil di sungai yang besar. makan soto sambil melihat pemandangan  di pinggiran sungai. dan hari ini saya dan team hypnobirthing indonesia diberi kesempatan lagi untuk mengunjungi kota Banjarmasin dan berbagi cinta disana

ada lebih dari seratus bidan dan ada juga ibu hamil yang mau belajar bersama.

Meet Up Laskar Gentle Birth

Hari minggu kemarin tanggal 15 Mei 2016, kami mengadakan Meet Up Laskar Gentle Birth.

Acara ini sebenarnya untuk seseruan dan mengakrabkan anggota dari #laskargentlebirth yang sebenarnya merupakan klien klien dari Bidan Kita baik klien kelas Prenatal Gentle Yoga maupun Klien kelas Hypnobirthing.

13116248_10206566364063885_473537099558111876_o

Dukungan Itu Yang Aku Butuhkan (Birth Story)

Birth Story

Siang ini saya mendapatkan email dari klien peserta kelas Hypnobirthing, yang ingin berbagi kisahnya. berharap banyak ibu dan bapak yang membaca dan menjadi mau belajar dan menyadari bahwa support dan dukungan dari orang orang terdekat yaitu suami dan keluarga adalah hal yang sangat dibutuhkan seorang ibu.

Silahkan simak

2016-05-11 13.40.20

Dear bidan Yesie..

Halo bu bidan apa kabar?
masih ingatkan dengan saya bu bidan?
Saya pernah Hypnobirthing di Bidankita dan mengikuti kelas yoga.
April 2015 pertama kali saya datang ke bidankita, saya menangis cerita kalau keluarga dan suami tidak support saya untuk datang ke bidankita melakukan hypnobirthing.
mereka menganggap bahwa saya tidak perlu melakukan ini. namun saya bersyukur karena
Setelah berjalan beberapa bulan akhirnya mereka mengerti apa tujuan saya dan saya melakukan hypnobirthing.
di kelas Hypnobirthing pertama saya sangat agak menyesal karena saya datang dengan kondisi muntah muntah dibidankita..sehingga saya nggak bisa latihan dengan maksimal. tapi Puji Tuhan team bidankita sangat baik merawat saya sampai baikan dan bisa pulang ke rumah.

di kelas Hypnobirthing kedua, saya datang dengan ibu,,dan ketiga dengan suami, meskipun saat itu suami cemberut dan agak keberatan mendampingi..tapi paling tidak dia menghargai keingnan saya untuk ikut hypnobirthing.
proses kehamilan sampai 8 bulan tanpa didampingi suami…kerja di solo dan kos seperti ini buat saya itu perjuangan yang tidak mudah..

Singkat cerita..
HPL tanggal 3 oktober 2016, dan saat usia kehamilan 7 bulan , saya nggak bisa periksa ke bidankita karena perpanjangan ijin praktek bidankita blm keluar,(ceritanya bidankita sedang mengurus ijin menjadi klinik pratama) terpaksa saya harus ke dokter anjuran dari keluarga.ada 2 dokter yang saya kunjungi (dr.Z***u** SpOg dan dr.N**i* SpOg ). yang saya nyaman adalah dr Z***u**, namun karena beliau umroh sehingga terpaksa ganti dokter N**i* .

Usia 8 bulan janin hanya 2400 gram sehingga harus genjot BB.
ohya saat usia 7 bulan saya terpeleset dari kamar mandi sehingga jatuh terduduk namun tidak keluar cairan apapun, saya priksa ke bidan terdekat dan katanya aman dan masih baik.
saat usia 9 bulan sudah ada keluar cairan kuning seperti keputihan.kata dokter N**i* tinggal menunggu waktu melahirkan dan sudah dibuatkan surat pengantar ke R**

Saat HPL pun tiba 3 Oktober 2015 namun tidak ada sedikitpun tanda2 pembukaan. saya memutuskan untuk periksa ke RS dan belum ada pembukaan. Malah diperiksa ternyata air ketuban saya sudah rembes.dan saya ingat beberapa hari sebelumnya celana dalam saya sering basah saat saya kecapkean. saat itu juga dokter memutuskan untuk segera melakukan SC karena dikhawatirkan ada infeksi di bayi.

Saya lemas….tidak percaya…dan tidak terima keputusan itu. karena selama kehamilan saya melakukan segala upaya untuk bisa melahirkan nyaman, aman dan alami. rutin jalan kaki, rutin yoga di rumah, jaga nutrisi makanan, rajin latihan hypnobirthing dirumah dan ujung-ujungnya harus SC….padahal saya juga udh download aplikasi kontraksi dari bu yesie hehe..
dipikiran saya ingin marah..ingin teriak tidak terima. saya ingin bayi saya lahir tanpa trauma dan nyaman..hanya tetesan air mata saat itu..ini stress pertama saya..

Aku Mau “Bertumbuh”, Karena Aku Akan Menjadi IBU (Birth Story)

Birth Story

d

Kehamilan tentu menjadi dambaan banyak perempuan di dunia.

Namun bagi saya, proses kehamilan dan kelahiran adalah kodrat perempuan yang paling menakutkan.

Saya sering membayangkan saya menikah dan punya anak, tapi tidak pernah membayangkan bahwa saya akan hamil hanya beberapa bulan setelah menikah. Sebagai perempuan penganut gaya hidup ‘bebas-makan-apapun-yang-penting-kenyang-dan-senang’, tentu beralih ke gaya hidup sehat non-MSG adalah sebuah siksaan tersendiri bagi saya.

Belum lagi harus membiasakan minum vitamin, harus berdamai dengan aneka rasa tidak nyaman saat kehamilan seperti sakit pinggang, sesak nafas, dan memperlambat segala aktivitas demi keamanan janin.

Tak sampai di situ, bayangan horror mengenai proses persalinan dan pasca persalinan yang penuh drama dan air mata jelas menghantui saya. I would prefer to work and being a career woman than dealing with all the pain during pregnancy, but it is impossible, isn’t it? Kodrat tetap kodrat, ladies

Saya akhirnya memutuskan untuk menjalani proses kehamilan pertama ini sesuai pilihan saya, yaitu tetap sehat dan positif tanpa harus mengorbankan kebahagiaan.

Saya mulai rajin makan sayur dan buah yang awalnya jarang sekali saya makan (I am proud to be a carnivore!), saya mulai mengurangi begadang dan tidur pagi, rutin minum vitamin dari dokter, dan mengurangi aktivitas fisik selama trimester awal. Tapi saya juga tidak meninggalkan ‘kebahagiaan’ saya seperti jajan mie ayam dan bakso, ngemil keripik setan dan sambal extra pedas lain, bahkan saya sempat beberapa kali makan mie instan…such a guilty pleasure.

Bahkan tepat di akhir trimester pertama, saya mulai melanjutkan profesi saya sebagai fotografer freelance, yang mewajibkan saya kembali jalan kaki dan berdiri dalam waktu yang lama, naik-turun tangga, terpapar sinar matahari langsung berjam-jam, jungkir balik mencari angle, dan mengedit foto di depan laptop yang tentu tidak pernah sebentar.

Namun, khusus untuk hobi minum kopi dan teh, terpaksa saya jauhi sama sekali karena saya anemia. Susu kehamilan pun akhirnya tidak saya minum karena membuat saya diare.

Hasilnya? Saya justru makin bahagia. Kehamilan pertama yang super lancar tanpa morning sickness sama sekali, tanpa ngidam aneh-aneh, less drama, kenaikan berat badan yang normal, tanpa flek, tanpa bengkak, dan semua tidak seburuk yang saya bayangkan sebelumnya.

Memang, kunci dari kehamilan yang nyaman adalah memberdayakan diri dan stay positive. Jauhi stress dan lingkungan yang negative, tidak bermalas-malasan dan manja.

i

Birth Trauma Story, Pengalaman Positif Saat Melahirkan

Pengalaman Positif Saat Melahirkan

Slide026

Mengapa saya begitu concern dengan ini?, ya karena pengalaman proses persalinan dan dilahirkan adalah pengalaman yang tidak akan terlupakan seumur hidup.

Anda bisa saja lupa tentang, apa sarapan Anda sekitar dua hari yang lalu, namun Anda tidak akan lupa “rasa” proses persalinan Anda , bahkan proses saat Anda dilahirkan dahulu.

Jadi akan sayang sekali jika pengalaman persalinan dan kelahiran menjadi pengalaman yang traumatik.

Knowledge is power

ya ini rumusnya:

ketika ilmu pengetahuan kita kurang, maka Trauma bisa saja terjadi seperti di bagan ini:

Slide027

Berbeda dengan ketika kita mempunya pengetahuan dan cukup;

Slide028

dan bagaimana pengalaman persalinan Anda, akan sangat berpengaruh dengan bagaimana persalinan Anda kemudian, bahkan bagaimana persalinan orang orang disekitar Anda, bahkan bagaimana pola asuh Anda nantinya.

berikut ini polanya:

Slide029

Dan pagi ini…kebetulan saya mendapatkan cerita yang menyedihkan dari seorang client. semoga menjadi bahan perenungan bagi kita semua:

ini adalah dokumentasi perbincangan wasap kami:

2016-05-09 20.45.37

02 Mei 2016

Selamat petang Bu Yessie. Mohon maaf saya lancang whatsapp BuBid. Selama ini saya silent reader, namun mempraktekan dan membeli buku Bu Bidan (yang selanjutnya disingkat jadi BuBid-red) untuk lebih tau genttle birth.
Perkenalkan saya Ny. ##E tinggal di Jl. B*nt*l, *u***di**ng***a*.

HPHT: 6 Agustus
Sekarang sudah memasuki 38W+
Dan selama kontrol detak jantung debay normal, posisi juga sudah bagus Bun. Ga sungsang.
•Sejak 23 Maret saya kontrol ke **sk****s M*n*****on setiap 1 minggu sekali. Dengan keluhan kaki bengkak.
BB: 60
TD: 120/80
HB: 9,9
Urine: protein(-) negatif
•12 April
Kaki bengkak
BB: 64
TD:110/70
Urine: protein (-) negatif
•18 April
Kaki bengkak
BB: 66
TD: 120/80
•20 April
Kaki bengkak
BB: 66
TD: 130/100
•25 April
Kaki Bengkak
BB: 67
TD: 130/100
HB: 10,4
Urine: protein(-) negatif
•2 Mei
Kaki bengkak,mata bengkak
BB: 69
TD: 130/100
Hari ini langsung dirujuk ke RSUD BuBid. Ditimbang koq BB jadi 70kg dan TD: 150/100
Dan diberi obat;
1. Promavit
2. Ossoral
3. Nifedipine

Yang membuat saya gundah, seminggu lagi saya harus ke RSUD dan cek darah & urine.
Dan jika TD tinggi harus rawat inap & induksi.

Bubid, adakah solusi yang alami. Dan lebih baik buat saya.
Mengingat posisi janin bagus, saya ga ada keluhan pusing atau nyeri uluh hati.

Atau BuBid ada saran saya bisa menemui Bidan pro GB (GB = Gentle birth -Red) dimana Bun? Yang bisa bersalin menggunakan BPJS mandiri.

Terima kasih berkenan membaca & menjawab Bu. GBU.

============================= pause ================================

singkat cerita, ibu ini akhirnya bersalin, dan kemudian mengalami BIRTH TRAUMA.

berikut ini kisahnya

2016-05-09 19.51.21
05-05-2016
Singkat cerita dari P**ke*m** J**** saya di rujuk ke RS** **r*s***n, belum ada pembukaan, lendir + darah banyak, tensi 160/110, kaki betis bengkak, protein urine +1
Dan bidan selama di ambulan menjelaskan bahwa tindakan induksi hanya bisa dilakukan di RS. Karena dikhawatirkan Tekanan Darah (TD) makin tinggi, demi keselamatan Debay (Adek bayi-red) & saya. Selang infus (obat penurun TD) terasa panas di sekujur tubuh dan kateter dipasang.

Di UGD RSU**, darah dan urine di cek kembali.
TD 180/110
HB 11
Protein urine (-)
Saya dipindah diruang bersalin, 1 ruangan 3 bed dan  sekat tirai plastik.
Diberi obat penurun tensi secara oral, kemudian pukul 20:00 saya diberi obat pacu
Suami saya terus menemani dalam ruangan.
Saya mendengar sebelah-sebelah saya melahirkan dan teriak-teriak kesakitan. Saya tidak bisa tidur.

06-05-2016
Pukul 02:00
Kembali periksa dalam belum ada pembukaan dan diberi obat pacu secara oral kembali.
Saya ga bisa tidur Bu, dengar proses persalinan bergantian, ada 4 orang totalnya selama tanggal 6.
Mereka kesakitan, dan terdengar bidan ada yang ngeplak (memukul dengan keras -red) karena kaki ga mau lemas & b0kong diangkat terus.
Juga terdengar dokter yang melakukan proses induksi, Nada galak dan semena-mena; “Ibu kalo ga mau lemes saya ga bisa kerja, Ibu bantu saya. Ini makin lama makin sakit.”

Sepertinya proses induksi dan vakum ga bisa sekali sedot atau waktu menjahit si Ibu kurang ngangkang atau angkat pantat.
Dan bidan pendamping pun menimpali, ga ngeyem-ngeyem (menenangkan-red)
Dengar semua itu saya makin takut  dan semua apa yg saya pelajari hilang.
Namun suami tetap menghibur, nylamurke…(mengalihkan perhatian -red)

Secara mental saya sudah kalah Bu. 

Pukul 04:00 saya diperiksa dalam lagi bukaan 1
Dan diharapkan pukul 08:00 sudah nambah hingga bukaan 4/5
Bu Bid (Bu Bidan-red), tiap kali pemeriksaan dalam, saya merasa ga nyaman. Belum-belum Sudah merasa perih diluarannya.
Dari tgl 5-6 lebih dari 10x dirogah rogoh aja BuBid. Dan beda-beda orangnya.Kebanyakan Bidan pendamping yang melakukan & co as (Mahasiswa kedokteran-red) cuma mengamati.
Ga nyaman Bu, co as nya cowo.

Dan betul saya sudah pembukaan 4 dan diharapkan tiap 1 jam ke depan nambah 1 pembukaan.
Pukul 11 saya sudah pembukaan 7.
Pukul 12 kurang kata Bidan yang melakukan pemeriksaan dalam, sambil mengunyah makanan “Wes lengkap, yuk dirampungke sisan, ndang bali ngomah” (sudah pembukaan lengkap. ayo segera diselesaikan, agar kita segera kembali kerumah-red)

Jenna’s Birth Story

Birth Story

Kebetulan ini adalah kelahiran anak kedua ku. Mungkin sebagian berpikir anak kedua, seharusnya sudah tidak perlu persiapan khusus karena udah pernah serba ngerasain. Tapi tidak bagiku. Aku kenal gentle birth sejak kehamilan Gendhis, which is itu sudah 3 tahun yg lalu. Aku dan suami sudah pernah belajar hypnobirthing, relaksasi, dan bahkan aku sudah kenal prenatal yoga sejak kehamilan Gendhis umur 15 minggu.

Tahapan aku belajar memberdayakan diri inilah yg mempertemukan aku dengan Bidan Yesie. Proses persalinan Gendhis 2,5 tahun lalu berjalan lancar, proses lumayan cepat, tapi aku tetap merasa ada yg kurang. Pasca lahiran aku mengalami baby blues, dan asi ku pun juga sempet seret di minggu pertama kehidupannya. Aku menyadari satu hal, ada yang belum aku kuasai secara baik disini yaitu PENGENDALIAN DIRI.

Lahir Nyaman Minim Trauma

Sampe akhirnya aku dikasih kesempatan Tuhan untuk hamil anak kedua disaat Gendhis berumur 21 bulan, aku bener-bener tidak mau menyiakan kesempatan kedua untuk belajar dengan lebih serius lagi.

Umur kehamilan 20 minggu, aku udah mulai ikut kelas yoga lagi. Bidan Yesie sampe kaget?

“Weh? Udah hamil lagi mbak? “ Hehehe.  Sempet absen beberapa minggu saat menginjak usia kehamilan 30 minggu karena ada urusan mendaftarkan Gendhis ke sekolah dan sempat opname karena maag akut.

Sampe akhirnya mulai rajin lagi berangkat kelas yoga setiap hari selasa, dan tiba-tiba diinvite sama Bidan Yesie ke grup yg tadinya bernama Prenatal Gentle Yoga. Tapi kelamaan grup ini makin berkembang baik. Berisi ibu-ibu hamil cerdas yg benar-benar ingin memberdayakan diri dan membuka diri selebar-lebarnya untuk masuknya ilmu, khususnya dari kakak pembina Bidan Yesie, hehe.

Lama kelamaan grup ini berjalan solid, saling mendukung dan mendoakan jika ada salah satu anggota yg sedang mengalami proses persalinan. Bentuk obrolan kita pun macam-macam dari yg serius sampai yg gak penting sekalipun, kita sudah seperti saudara dekat padahal tidak sedikit diantara kami yg belum pernah bertatap muka sama sekali.

Bahkan yg tidak disangka sama sekali, gak tahu gimana awalnya tahu-tahu saya jadi bu ketua ajaa gitu di grup yang belum lama ini mengukuhkan identitas baru sebagai Laskar Gentle Birth (LGB), yg makin kesini makin semangat menyebarkan cinta dan ilmu yg bermanfaat ke ibu hamil lainnya. It’s a bless for me. 

Desain-Depan Desain-Belakang

Dirumah pun aku juga gak berhenti bergerak, selalu berusaha untuk tetap yoga dua kali sehari, selain selalu ikut kelasnya setiap minggu. Sejak umur 32 minggu aku pun juga udah rajin pelvic rocking diatas gymball, ini persis yang saya lakukan juga di kehamilan Gendhis dulu. Gerakan ini terbukti merangsang bayi untuk cepat masuk panggul.

Hari Perkiraan lahir (Hpl) saya 30 April 2016. Namun beberapa minggu sebelumnya saya sudah punya feeling, kayanya nih anak bakalan lahir maju sebelum hpl. Lha kok ndilalah, pas uk 36 minggu dia menunjukkan kenaikan bb yg sangat signifikan.. Jd afirmasi terus ku tambah : “kalo bisa lahirmu maju dari hpl aja ya dek” krn takutnya kegedhean di dalem.

Dan karena aku tahu betul aku susah kalo disuruh diet, lha wong gak usah diet aja udah naik 8 kg selama hamil. Alhasil dari umur 37 minggu, aku udah mulai melakukan induksi alami. Dari makan nanas, kiwi, jus jeruk sunkist, beli aromaterapi jasmine, sampe making love dengan suami pas dia cuti sebelum lahiran kemarin hehehe. Tapi hasilnya masih nihil sampe usia 38 minggu lebih dia masih anteng. Oh, berarti dia emang belum mau keluar kali kupikir. Sampe waktunya kontrol, aku udah deg-degan kira-kira berapa bb si adek sekarang ya. Dan voila, hasil kontrol mengejutkan. Bb si adek gak naik sama sekali.. Tetap 3,2 kg, dan aku malah turun 1 kg. Yippie, brarti afirmasi selama ini berhasil. Jadi agak nyantai waktu itu, menyerahkan waktu kapan lahir sepenuhnya ke Tuhan dan si adek.

Satu minggu berlalu, di umur 39 minggu dia masih anteng aja. Sempet dibuat baper (Bawa Perasaan-red) berkali-kali karena intensnya kontraksi palsu yg dirasakan, tapi akhirnya selalu berujung kalo dibawa tidur blassss ilang. Akhirnya saking gemesnya, pengen nyoba induksi alami yg agak ekstrim dan diyakini manjur sekali untuk memancing kontraksi alami. Aku beli castor oil via online dan merencanakan berangkat ke Bidan Kita (BK) untuk akupuntur dan moxa.

Castor oil udah dateng, tapi malah dapat kabar kalo suami ada kerjaan ke Palembang sampe 3 hari, baiklah kutunda sajalah minum castor oil dan berangkat ke  Bidan Kita nya. Suami udah balik ke Samarinda, akhirnya aku mulai minum castor oil yg rasanya ampun-ampunan gak ada enak-enaknya itu. Pertama kali minum, langsung kerasa konspal yg hampir mirip sama kontraksi asli.. Udah geer, ternyata bener php (pemberi harapan palsu-red) lagi si doski, dipake tidur blass ilang lagi. Menginjak umur kehamilan 39 minggu lebih akhirnya aku putuskan ke Bidan Kita untuk melakukan akupuntur dan moxa, waktu itu tanggal 24 April 2016. Malemnya lanjut minum castor. Paginya langsung ngompol cairan lumayan banyak, cek pake kertas lakmus aman, bukan air ketuban. Cairan selalu keluar kalo dipake kegiatan agak berat dan Kontraksi Palsu (konspal -red) agak sering.

Sampai akhirnya malam selasa tanggal 25 April 2016, karena saking gemesnya sering di php-in, tapi juga dibuat yakin kayanya gak lama lagi nih, soalnya cairan vagina udah sangat banyak yang keluar. Aku coba untuk minta izin sama suami buat selasa pagi tetap berangkat yoga, siapa tahu abis itu langsung dapet tanda cinta. Eh, ternyata tidak dibolehin suami, bahkan udah gak boleh nyetir sendiri lagi. Dia takut, nanti kalo kebrojolan di mobil gimana? “Orang udah ngompol cairan trus gitu kok.”– katanya.

Selasa 26 April 2016, aku udah manut gak berangkat yoga, padahal pengen banget huhuhu karena tahu nanti bakalan kangen banget yoga tiap hari selasa. Pagi hari seperti biasa anter Gendhis sekolah, balik kerumah, kok ngompolnya makin banyak dan kerasa, bahkan semalaman gak berhenti netes. Finally, jam 9 pagi kontraksi makin teratur dan terasa, keluarlah bloody show (flek) yg selama ini ditunggu-tunggu.

Langsung ambil hape, telp suami, aku suruh cari tiket terdekat dan pulang hari itu juga. Dapet tiket jam 6 sore. Oke, selama nunggu, aku pun masih santai, gak mau terlalu ngoyo bergerak karena suami dateng juga masih lama, lebih ayem kalo suami udah sampe rumah soalnya. Jadi yaa cuma bergerak biasa, nyiapin hospital bag yang masih ada beberapa barang yang belum dimasukkan, bikin nugget si kakak buat bekal sekolah besok kalo pas ditinggal ke RS, mandi, nonton tv, dengerin lagu di list Birth Song biar tetep rileks. Sampe akhirnya kontraksi makin teratur tapi rasanya masih smooth dan nyaman, yg dirasakan hanya mulas ringan disertai kenceng-kenceng. Jam 13.00 waktunya jemput Gendhis dari sekolah, rencana mau mampir bidan deket rumah dulu, cek pembukaan. Sampe di bidan, ternyata udah bukaan 1 longgar. Lanjut jemput Gendhis, masih mampir atm dan beli nanas dulu.

Gentle Birth Balance Private Class Session

Private Class

12957504_10206355636195820_7429866668610756710_o

Kebutuhan akan kenyamanan selama masa kehamilan dan saat melahirkan semakin meningkat. dan kesadaran para ibu akan pentingny pemberdayaan diri dan pentingnya pengalaman persalinan dan kelahiran yang nyaman, minim bahkan bebas trauma membuat semakin banyak ibu yang ingin berusaha memberdayakan diri.

banyak sekali klien di Bidan Kita yang membuktikan manfaat mengikuti kelas Gentle Birth Balance. baik workshop yang kami adakan, maupun kelas privat di Bidan Kita.

dan untuk saat ini saya melayani kelas Privat di beberapa kota , namun ini sangat tentative. biasanya berbarengan dengan saat ada event seminar atau pelatihan saya di luar kota.




FREE GUIDE GENTLE BIRTH MEDITATION

Semua Ibu Ingin Nyaman Saat Melahirkan

Saya yakin, semua ibu, semua ayah ingin merasakan nyamannya melahirkan. Dan semua janinpun ingin dilahirkan dengan nyaman, minum trauma dan disambut dengan penuh cinta saat mereka hadir di dunia ini. Banyaknya Intervensi, banyaknya ketakutan dan telah mengakarnya sebuah dogma bahwa melahirkan itu sakit, penuh resiko dan menyiksa, membuat keinginan serta harapan mereka menjadi sesuatu yang seolah olah tidak mungkin terjadi.

Saya beruntung, saat saya melahirkan 18 tahun yang lalu Dewi Fortuna mengunjungi saya dan membuat saya tidak merasakan sakit saat saya melahirkan putri saya Gabriele Nadina Elloianza di rumah. Prosesnya cepat, lancar menyenangkan dan seolah seperti mimpi saja. Karena jam 22.00 ketuban saya pecah saat saya tidur, dan jam 23.00 Gebi lahir. Saya berharap semua ibu bisa seberuntung saya.

Yang Harus Dipersiapkan

Namun jika Anda hanya mengandalkan keberuntungan, maka belum tentu Anda seberuntung saya. Banyak hal yang harus dipersiapkan agar Anda mendapatkan pengalaman melahirkan dan dilahirkan yang indah  menyenangkan. Paling tidak Anda harus :

  1. Menguasai Nafas Anda (Breath)
  2. Mampu merilekskan pikiran dan bathin Anda (Calm Mind)
  3. Seimbangkan dan selaraskan tubuh serta energy Anda, janin dan alam semesta (Balance, Movement, Gravity)

Dan semuanya tidaklah sesuatu yang instan. Karena proses kehamilanpun bukan sesuatu yang instan. Proses kehamilan dan persalinan adalah proses yang SACRAL dan penuh perjalanan spiritual. Karena Anda akan dilahirkan menjadi IBU dan BAPAK. Sebuah status yang tidak akan berubah seumur hidup Anda.

“Mind is the King of The Senses”

Ya benar sekali, ketika kita menguasai pikiran kita, maka kita bisa menguasai semua sensasi yang ada di dalam tubuh kita.

Hari ini saya ingin mengajak Anda untuk belajar dan bertumbuh dengan saya. Saya ingin ajak Anda untuk melakukan GENTLE BIRTH MEDITATION selama 21 hari.

kenapa 21 hari? karena dengan melakukan berulang sebanyak 21 hari, maka akan membentuk kebiasaan atau habits, dan sugesti yang dibesikan pun akan terekam dan mengakar di bawah sadar.

Tiap hari, saya akan memandu Anda dengan panduan (audio) meditasi selama sekitar 10 menit.

  1. Dengarkan dan ikuti panduan saya
  2. Amati dan observasi apa yang Anda rasakan
  3. Catat dan tulis apa yang Anda temukan dan pelajari
  4. Masukkan dalam jurnal kehamilan Anda

Saat awal awal saya belajar meditasi, KONSISTEN adalah issue yang paling berat bagi saya. Seringkali saya tidak taat dan tidak konsisten. Nah ini adalah tips nya

Workshop Gentle Birth Balance Batch 11 di DEPOK

Kali ini Workshop Gentle Birth Balance diadakan untuk kali ke dua di Depok.

dengan tema yang sama dengan Workshop Gentle Birth Balance di Jogja minggu sebelumnya https://www.bidankita.com/workshop-gentle-birth-balance-foetal-positioning-comfort-measure/

tentunya dengan berbagai tambahan tambahan materi.

hal yang menarik dan istimewa di kelas ini adalah karena hadirnya Tantri Kotak (Artis/penyanyi) dan suaminya yang antusias mengikuti kelas dari awal hingga akhir.

 

di awali dengan yoga bersama pasangan dan ternyata sebagian besar peserta belum pernah yoga sama sekali. sehingga gerakan gerakan yang di berikan menjadi tantangan tersendiri bagi para peserta workshop