Bidan Kita

Home Blog Page 63

Distosia dalam persalinan

Distosia Bahu memang kurang familiar bagi para ibu. Namun ternyata sekitar satu-pertiga dari semua kejadian Sectio Caesarea (Operasi Sesar) dilakukan karena alasan “kegagalan kemajuan persalinan,” itu ditandai dengan lambatnya kemajuan persalinan atau bahkan berhentinya penurunan bagian terendah janin ke panggul atau bisa juga lambatnya dilatasi serviks (pembukaan) yang terjadi selama proses persalinan. Dan salah satu penyebab mengapa hal itu terjadi adalah karena adanya distosia .

 

Apa sebenarnya definisi dari distosia?

Distosia ialah persalinan atau abnormal yang timbul akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan lima faktor persalinan, yaitu :

1. Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang terlalu kuat atau akibat upaya mengedan ibu (kekuatan power).

2. Perubahan struktur pelvis (jalan lahir / passage)

3. Sebab-sebab pada janin, meliputi kelainan presentasi atau kelainan posisi, bayi besar dan jumlah bayi (penumpang/passenger).

4. Posisi ibu selama persalinan dan melahirkan (biasanya posisi lithotomi/terlentang)

5. Respons psikologi ibu terhadap persalinan yang berhubungan dengan pengalaman, budaya dan warisannya sistem pendukung.

Apa Penyebab Distosia dalam persalinan?

Ini mungkin melibatkan satu atau kombinasi dari beberapa faktor. Pertama, kekuatan kontraksi di semua tahapan persalinan mungkin kurang kekuatan atau tidak terkoordinasi. Kedua, janin mungkin tidak sesuai dengan lebar dan luas panggul karena ukuran, posisi atau presentasi. Ketiga, mungkin ada suatu kelainan dari tulang panggul, mungkin satu atau lebih tulang mungkin terlalu kecil untuk mengakomodasi janin atau mungkin ada kelainan atau fraktur lama yang dapat menghambat kemajuan persalinan. Mari kita lihat dan kaji setiap kemungkinan tersebut.

10 tips untuk mempersiapkan kelahiran alami Anda

Seorang ibu muda datang ke Bidan Kita, dan dengan raut muka penuh kecemasan dan kebingungan dia bercerita ingin sekali melahirkan secara normal alami, namun tak ada satupun keluarga yang mendukungnya.

Ibu muda itu bercerita begini waktu itu: “Waktu saya cerita ke kakak saya kalau saya ingin melahirkan normal to bu bidan, kakak saya tuch langsung bilang begini ke saya: gak mungkin dek kamu bisa lahiran normal! Titenono (***lihat aja-red) nanti pas mau lairan kamu pasti akan menangis, menjerit dan mengemis ke pak dokter untuk segera di kasih obat bius atau segera di SC aja! Wong aku aja dulu juga begitu! Udahlah, yang penting anaknya segera lahir dan kamu gak usah merasakan sakit! Daripada udah tiwas (***terlanjur-red) ngerasaain sakit tapi ujung-ujungnya operasi juga kan percuma? Sakitnya dhobel-dhobel! Gitu bu…saya jadi takut. Lha wong 3 kakak saya semua SC dan udah gitu setelah SC mereka masih harus bed rest 1 bulan karena jahitan mereka lama sembuhnya, tak bisa menyusui padahal saya kan inginnya memberi ASI Eksklusif! Udah gitu kakak saya yang kebetulan serumah dengan saya waktu itu harus operasi ulang gara-gara jahitannya gak jadi alias jebol je bu, aduh saya jadi semakin takut melahirkan!”

 

Dan mungkin hal yang hampir sama juga Anda alami saat ini. Nah untuk itu di artikel ini saya akan berbagi TIPS untuk membantu mempersiapkan kelahiran alami Anda. Jadi simak baik-baik yach?

Jika Anda sudah bertekad kuat untuk melahirkan secara normal alami, KUNCI utama adalah dengan mengelilingi diri Anda dengan orang-orang yang mendukung keputusan Anda dan mencoba untuk membatasi kontak Anda dengan mereka yang hanya ingin berbagi cerita horor atau mengurangi keyakinan Anda akan kemampuan tubuh Anda untuk melahirkan secara alami.

Dalam masyarakat kita saat ini, fokus terbesar adalah pada NYERI yang terkait dengan kelahiran. Sebenarnya, Tubuh kita dirancang untuk merilis sebuah hormon yang menakjubkan yaitu hormon penghilang rasa sakit alami ketika dalam persalinan, dan jika Anda dapat bekerja sama dengan tubuh Anda – bukan melawan rasa nyeri itu – maka Anda dapat menggunakan serta memanfaatkan dan memicu hormon tersebut untuk di produksi semakin banyak sehingga Anda akan merasakan sesuatu perasaan yang nyaman, menyenangkan bahkan orgasme saat dalam persalinan. Dan Anda pun akan mendapatkan pengalaman positif tentang proses persalinan Anda.  Sebuah proses kelahiran yang lembut alami lebih baik – untuk Anda dan bayi Anda. Penelitian telah membuktikan bahwa prosedur medis umum yang dipraktekkan di rumah sakit modern seperti epidural, induksi sebenarnya dapat menciptakan lebih banyak masalah daripada mereka memecahkan masalah.

baca link:

– www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=359:my-ecstatic-birth–melahirkan-maulana-yusuf-ghifa&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56

– www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=268&Itemid=1

Memilih untuk melahirkan dengan dikelola secara medis dapat berarti Anda akan kehilangan salah satu, hormon yang dapat diberdayakan secara maksimal dan dari hidup Anda. Sebuah kelahiran alami mempersiapkan Anda untuk menjadi orang tua dalam cara terbaik. mungkin keduanya membutuhkan kesabaran, keberanian, kepercayaan, penerimaan dan ikatan yang kuat dengan pasangan Anda.  Ada yang lebih baik selain mengetahui bahwa tubuh Anda itu mampu, Anda ternyata juga memberi awal yang terbaik bag bayi Anda dan bahwa Anda adalah seorang superwoman!

Mempersiapkan kelahiran alami melibatkan banyak hal mulai dari “mengakrabkan diri” dengan proses – baik fisik dan rohani – dan mendidik diri sendiri sebanyak mungkin atau memberdayakan diri sendiri. Itu sebabnya tips kedua kami untuk mencapai kelahiran alami adalah mulai membaca. Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mempunyai informasi yang baik dan banyak tentang proses kelahiran dan pilihan yang tersedia untuk mereka melaporkan bahwa mereka mengalami proses kelahiran yang lebih baik, lebih sedikit intervensi seperti epidural, induksi, bedah sesar, vakum atau forceps dan episiotomi, pemulihan lebih cepat, meningkatkan rasa percaya diri dan lebih sukses saat proses menyusui.

Silahkan baca buku-buku seperti Hipnostetri (https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=360%3Akaryaku-qhipnostetriq&catid=36%3Ahome&Itemid=1), Siapa bilang Melahirkan itu Sakit? (https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=361%3Akaryaku-qsiapa-bilang-melahirkan-sakitq&catid=36%3Ahome&Itemid=1), sampai buku Gentle Birth(https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=414:buku-gentle-birth&catid=51:store&Itemid=77) atau mulai bergabung dengan milis-milis atau group di FB yang mendukung persalinan alami seperti Group Gentle Birth Untuk Semua (http://www.facebook.com/groups/gentlebirthuntuksemua/). Membaca tentang pengalaman inspiratif para ibu secara nyata dalam berbagai situasi dan kasus akan membantu mempersiapkan pikiran Anda dan melepaskan segala ketakutan, membantu untuk agar semakin bersemangat, positif dan optimis dalam menghadapi proses persalinan nanti.

baca https://www.bidankita.com/index.php?option=com_rsmonials&Itemid=84

Tips ke tiga adalah  memilih provider (bidan/dokter) yang mendukung pilihan Anda . Pilihan Anda akan tergantung pada apakah Anda akan mendapatkan perawatan yang Pribadi atau Umum, bagaimana dengan asuransi kesehatan, pilihan Anda dari rumah sakit, rumah bersalin, bidan praktek swasta atau apakah Anda ingin melahirkan di rumah. Dokter kandungan secara khusus dilatih untuk menangani kehamilan berisiko tinggi, sementara bidan cenderung untuk melihat kelahiran sebagai proses alamiah. Namun, jika Anda memilih untuk melahirkan di rumah sakit, pastikan dokter anda mendukung proses persalinan normal (** Pro Normal).

Tips ke empat adalah mencari dan mengikuti kelas persiapan persalinan yang independen. Ya, kelas antenatal rumah sakit mungkin bebas, tetapi mereka juga bisa sangat bias dan fokus pada sisi medis dalam proses kelahiran. Anda bisa mencari kelas hypnobirting.. Di Kelas persiapan kelahiran ini akan mengajarkan Anda tentang semua pilihan Anda, dan memungkinkan Anda untuk membuat keputusan mengenai apa yang terbaik bagi Anda, dan bayi Anda.

Tips ke lima Sewa Pendamping persalinan profesional/Bidan ! kalau di luar negeri ada yang namanya “doula”. Kata ‘doula’ berasal dari Yunani kuno dan secara harfiah berarti ‘seorang wanita yang melayani’ dan sekarang digunakan untuk merujuk kepada seorang profesional terlatih dan berpengalaman yang memberikan dukungan fisik dan emosional berkelanjutan bagi ibu sebelum, selama dan setelah kelahiran. Dalam dunia kita yang semakin “serba medis”, doula adalah dukungan yang sempurna baik bagi ibu dan pasangan dalam memenuhi kebutuhan ibu fisik dan emosional sepanjang perjalanan kelahirannya. Doula bekerja dengan bidan atau dokter kandungan untuk memastikan Anda mengalami kelahiran harapan anda. Dengan pendampingan doula saat proses melahirkanr, wanita yang bersain tidak pernah sendirian. Namun di Indonesia belum ada doula sampai saat ini untuk itu bisa Anda siasati dengan menyewa bidan yang sanggup memberi dukungan dan mendampingin Anda.

Penelitian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa ketika doula atau pendamping persalinan profesional menghadiri proses kelahiran:

– Wanita mengalami persalinan lebih pendek, lebih mudah dan lebih percaya diri

– Permintaan obat penghilang rasa sakit berkurang termasuk epidural

– Mengurangi kemungkinan untuk pemberian oksitosin untuk mempercepat persalinan

– Menyusui lebih mudah

Tindakan kenyamanan untuk meringankan nyeri persalinan

Seperti kita tahu bagian yang paling tidak disukai dalam proses persalinan adalah adanya rasa nyeri, sakit atau adanya rasa ketidaknyamanan terutama pada proses persalinan baik di kala 1, kala 2 maupun kala 3. Ada beberapa cara yang bisa di gunakan atau beberapa tindakan kenyamanan yang digunakan sebagai strategi yang dirancang untuk membantu Anda mengatasi rasa sakit dalam sebuah proses persalinan. Sebuah kelas persiapan melahirkan yang baik harus mengajarkan Anda berbagai macam cara untuk mengatasi dan mengantisipasi rasa tersebut, dan di kelas prenatal Bidan Kita bisa dipastikan Anda akan mendapatkan berbagai tehnik dan metode untuk tetap merasakan nyaman selama proses persalinan. Ada beberapa langkah atau tindakan yang bisa dilakukan untuk meningkatkan rasa nyaman antara lain:

1. Lingkungan: – lampu redup  – lingkungan yang damai dan tenang – privasi  yang tetap terjaga – ruangan yang penuh kehangatan dan penuh cinta – music relaksasi yang mengalun dengan lembut

2. Fisik:  – berjalan  – goyang panggul  – posisi bantal untuk kenyamanan  – menari lambat dengan pasangan atau pendamping persalinan (Belly dance) – duduk di bola kelahiran dan bergoyang (goyang inul) – mengangkat perut dan panggul (Pelvic tilt)

3. Sentuhan:  – pijatan yang lembut (endorphin massage) – membelai  – berpelukan  – counterpressure terhadap punggung bagian bawah   – akupresur

4. Panas: – berendam di air hangat  – kamar mandi /shower air hangat – kompres hangat menggunakan buli-buli panas /wwz atau handuk basah yang diopen.

5. Dingin:  kompres es di punggung bawah  atau di pinggang

kain dingin untuk menyeka muka

6. Kognitif:  – visualisasi  – afirmasi  – fokus pada nafas  – pola pernapasan terstruktur  – Doa

7. Aromaterapi

8. Bersuara: melenguh dan mendesah

9. Pendamping persalinan: Kehadiran terus menerus dari seorang wanita yang berpengalaman mqupun pasangan dapat mengurangi penggunaan obat penghilang rasa sakit pada umumnya dan khususnya epidural.

Buku Gentle Birth

“When our protocols for birth are rooted in good Science, with respect for Nature and our patient”s culture, we automatically are on the most gentle, loving pathway. Trust your hearts, as the heart is inherently wise. As the guardians of natural gentle birth we are helping to create Peace on Earth, one precious baby at a time. “

By. Robin Lim (Midwife, Yayasan Bumi Bali Sehat)

www.bumisehatbali.org

“Peace On Earth Begins With Birth!

The quality of our life is defined, first of all, by the quality of attention and love received while we are still in our mother’s womb!”

Elena Tonetti-Vladimirova (Midwife, birth into being)

www.birthintobeing.com

 

Persalinan Normal Alami VS Epidural VS ILA ( Intra Thecal Labor Analgesia )

Nyeri sampai sekarang masih menjadi concern para ibu yang hendak melahirkan.

Pada kehamilan dan persalinan rasa nyeri sebenarnya sebagai sebuah “sinyal” untuk memberitahukan kepada ibu bahwa dirinya telah memasuki tahapan proses persalinan.

Dan sebenarnya Nyeri bukanlah bagian dari proses persalinan itu sendiri, rasa nyeri terjadi pada dasarnya adalah akumulasi dari beberapa faktor pengaruh seperti tingkat psikologis seseorang, rasa panik, rasa takut juga traumaa masa lalu.

Banyak hal yang orang lakukan untuk mengatasi rasa nyeri. Rumahsakit pun berlomba-lomba untuk memberikan layanan persalinan tanpa rasa sakit. Dan itu laku keras! Mengapa? Ya karena yang ditakutkan dan yang paling dihindari ibu bersalin adalah nyeri persalinan.bahkan saking takutnya sampai-sampai banyak calon ibu yang memutuskan untuk melakukan operasi SC hanya gara-gara takut sakit. Dan memang saat pproses operasinya si ibu tidak mmerasakan sakit sama sekali, namun sayang, > 90% ibu yang mengeluh sakit post operasi dan berlangsung lebih lama pemulihannya.

 

Nah akhirnya ada pilihan lain yaitu Anestesi Epidural dengan ILA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sebelumnya ayo bedakan dulu Antara persalinan dengan Anestesi Epidural dengan ILA

a. Anestesia Epidural

Anestesi epidural atau bius lokal dari pinggang ke bawah adalah teknik untuk menghilangkan rasa sakit dengan memasukan zat anestesi lewat suntikan melalui otot pinggang hingga ke daerah epidural (salah satu bagian dari susunan saraf pusat di bagian tulang belakang). Hal ini dilakukan oleh dokter anestesi. Pembiusan dilakukan melalui suntikan tadi,sifatnya memblok daerah yang disuntik sampai ke bagian bawah, sehingga si ibu tidak merasa nyeri di daerah tersebut.

Bila ibu menggunakan anestesi ini maka saat mengalami kontraksi, ibu tidak merasakan adanya nyeri sama sekali. Sehingga saat sampai waktunya ibu harus mengejan, maka ibu akan dituntun untuk mengejan sesuai dengan datangnya kontraksi yang dinilai oleh dokter. Dengan kata lain ibu sama sekali tidak tahu kapan ibu merasa harus mengejan, karena stimulasi yang merangsang hal tersebut tidak dirasakan sama sekali. Karena tidak adanya stimulasi tersebut, maka kadang proses persalinan menjadi lebih lama dan ada kemungkinan persalinan harus dibantu dengan menggunakan vacuum atau forsep, Walaupun begitu, hasil akhir tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara bayi yang lahir normal atau menggunakan metode ini.

b. ILA (Intrathecal Labor Analgesia)

Perawatan perineum Setelah Melahirkan

0

 

Sementara Anda masih berada di meja persalinan dan bayi Anda sedang diurus oleh perawat, perineum Anda akan diperiksa apakah ada Cidera, robekan atau tidak. Cidera pada perineum meliputi peregangan kulit, Luka Robekan, atau episiotomi.

 

Ketika Anda didapati robekan maka otoomatis perineum Anda akan dilakukan penjahtan inilah yang seringkali membuat para ibu menjadi trama atau ketakutan. Padahal proses penjahitan paling hanya berlangsung sekitar 10 s.d 20 menit dan luka pada perineumpun lebih cepat sembuhnya ketimbang luka akibat bedah Caesar. Nah, Perawatan perineum yang tepat sangat penting dalam mencegah infeksi pada episiotomi, kandung kemih, dan rahim. Jaga perineum tetap bersih dan bebas dari darah yang menempel atau keringgantilah pembalut setidaknya setiap 4 jam untuk membantu mencegah infeksi. Mengganti pembalut setiap kali Anda menggunakan kamar mandi dan ketika Anda mandi. Gunakan perawatan perineum yang tepat setiap kali Anda mengganti pembalut, buang air kecil, atau buang air besar sampai semua cairan vagina (lokia) telah berhenti.

 

Langkah-langkah untuk Perawatan perineum yang Tepat

1. Cuci tangan Anda . ini sangat penting sekali untuk menjaga tangan Anda tetap bersih. Ketika Anda ingin melepaskan pembalut dan mengganti yang baru, “Kupas” pembalut dari depan ke belakang. Hal ini untuk menghindari kuman terseret dari daerah anus ke area vagina. Buang pembalut kotor di tempat sampah berjajar dapat atau kantong plastik, bukan di toilet. Berhati-hatilah untuk tidak menyentuh area kotor pada pembbalut.

EPISIOTOMI

Episiotomi adalah prosedur bedah minor di mana kulit dan otot-otot yang mendasari daerah perineum-antara vagina dan rektum-dipotong pada saat kala 2 (kepala crowning) untuk membantu dalam proses melahirkan dengan memperbesar pembukaan jalan lahir dan memungkinkan bayi untuk melalui vagina dengan lebih mudah.

Meskipun tindakan episiotomi adalah intervensi yang umum, tapi sebenarnya tindakan ini harusnya bukan menjadi tindakan /intervensi rutin di setiap pertolongan persalinan pervagina, sekitar lebih dari 70% dari semua persalinan per vagina tidak perlu episiotomi. Anda dapat mencoba untuk menghindari kebutuhan akan episiotomi dengan pijat perineum, dan mengontrol nafas serta mengontrol kapan harus mengejan dan kapan tidak. Episiotomi dimulai dengan anesthestic lokal (baik blok saraf atau injeksi epidural) untuk mematikan rasa di daerah dimana pemotongan akan dibuat. Dua jari ditempatkan antara gunting dan kepala bayi untuk perlindungan. Ini diikuti dengan pemotongan secara mediolateral (miring ke satu sisi vagina untuk menghindari otot sfingter anus) atau pemotongan garis pertengahan atau median (potongan lurus kurang dari satu inci arah anus).

Memotong memperbesar lubang vagina dan membantu dalam melahirkan bayi Anda. Jika Anda memerlukan forsep atau pengiriman vakum, maka panjang sayatan akan lebih panjang dari yang seharusnya jika bayi Anda lahir tanpa dibantu instrumen. Setelah bayi dan plasenta lahir, maka jalan lahir akan diperiksa untuk setiap robekan yang perlu perbaikan.

Sayatan episiotomi dilakukan pada otot, kulit dan kulit perineum vagina dijahit menggunakan jahitan yang dapat diserap (langsung jadi kulit).  Biasanya ini membutuhkan waktu sekitar 10-20 menit. Sayatan dijahit segera setelah melahirkan untuk mencegah kehilangan darah dan mengurangi kemungkinan infeksi.

Sayatan median termudah untuk membuat dan memperbaiki, tetapi jika robekannya mellebar maka tidak memberikan perlindungan apapun untuk anus, artinya bisa sampai anusnya iikut robek. Potongan mediolateral lebih sulit untuk memperbaiki namun memberikan perlindungan terbaik terhadap kerusakan pada sfingter anal dan paling sesuai dengan tujuan episiotomi.

Mengapa Anda Perlu sebuah Episiotomi?

Sebuah persalinan per vagina normal melibatkan kontraksi yang intens dan memerlukan dorongan mengejan dari sang ibu. Waktu dan kesabaran diperlukan dalam persalinan untuk melahirkan seorang bayi. Mengejan dengan tidak berpola seringkali menyebabkan adanya robekan pada perineum.

Episiotomi dapat dilakukan untuk mencegah robekan yang tak beraturan yang mungkin terjadi:

· jika presentasi bayi bukan belakang kepala (bisa muka, ubun-ubun besar, sungsang atau lainnya)

· jika Anda memiliki bekas luka hasil dari robekan di persalinan sebelumnya

· jika Anda pernah menjalani operasi sebelumnya untuk memperbaiki luka perineum atau prolaps uterus

Episiotomi juga dapat dilakukan:

· jika bayi Anda tercekik karena kekurangan oksigen (tali pusar “tertekuk” atau dikompresi, atau tampaknya ada masalah pada tali pusat (** contoh pada kasus talipusat menumbung) dan bayi perlu lahirkan dengan cepat

· jika bayi Anda besar atau kepala terlalu besar

· jika bayi Anda tertekan atau tertahan terlalu lama di jalan lahir

· jika bahu bayi Anda terjebak dalam vagina (Distosia bahu)

· jika ada keadaan darurat dan tidak ada cukup ruang untuk melahirkan bayi Anda dengan forsep

· jika bayi Anda yang pertama (sungsang) dan butuh lebih banyak ruang untuk keluar

· untuk mencegah peregangan berlebihan dari otot-otot yang dapat menyebabkan prolaps.

Salah satu alasan utama untuk episiotomi adalah menghindari robekan yang tak eraturan karena dirasakan bahwa dengan episiotomi maka lebih mudah untuk memperbaikinya/lebih mudah saat menjahitnya daripada sobekan yang terjadi secara alami.

Ketika kepala bayi Anda melewati vagina, perineum Anda bisa saja terjadi cider. Nah Cedera perineum dapat terjadi saat:

· saat permukaan sobek, tetapi mungkin tidak perlu dijahit

· ketika lapisan vagina dan beberapa jaringan ikat ikut robek

· robekan yang melewati otot di sekitar anus

· robekan yang melewati vagina dan ke dalam rektum

Peregangan perineum yang menyebabkan robekan kecil mungkin tidak perlu di jahit.

Keuntungan dari Episiotomi

Sindrom Darah Kental: Menguak rahasia di balik keguguran berulang, serangan jantung, dan stroke.

Kenali gejalanya, dan segera atasi dengan cara mudah!

Jangan pernah meremehkan sakit kepala, kerontokan rambut, sulit konsentrasi, kesemutan, atau kulit yang mudah memar. Gejala-gejala itu bisa berupa sinyal sindrom darah kental atau yang sering juga disebut sindrom antifosfolipid (Antiphospholipid Syndrome atau APS). Berdasarkan nama penemunya, juga dapat disebut sindrom Hughes. Sementara berdasarkan beberapa komponen penyebabnya, beberapa kalangan menyebutnya sindrom ACA (Anticardiolipin Antibody). Ibarat jalanan yang padat dengan kendaraan, darah yang terlalu kental dapat menyesaki pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah ke seluruh tubuh menjadi terhambat. Efeknya bisa ditebak: pasokan oksigen dan zat makanan yang diperlukan oleh seluruh sel tubuh jadi terganggu. Menurut Dr Aru W. Sudoyo, Sp.PD, Ph.D, FACP, konsultan hematologi-onkologi dari Divisi Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM, keadaan inilah yang mengundang datangnya berbagai gangguan penyakit. Mulai dari migren, keguguran berulang, gangguan ginjal, penyumbatan paru-paru, serangan jantung, stroke, tuli, buta mendadak, dan lain- lain. Yang harus diwaspadai, sindrom darah kental ini tidak pandang bulu dalam memilih penderitanya. “Dalam Kongres Nasional Perhimpunan Hematologi dan Tranfusi Darah yang baru saja usai (diselenggarakan pada 26 sampai 29 November 2008 di Batu, Malang) dinyatakan bahwa anggapan sindrom ini banyak diderita oleh orang Amerika dan Eropa sudah tidak berlaku lagi. “Belakangan, jumlah penderita dari Asia meningkat tajam bahkan semakin banyak diderita oleh mereka yang usia muda, tanpa memandang jenis kelaminnya. Di Indonesia, angka pastinya memang belum ada. Namun hal ini, antara lain bisa dilihat dari semakin banyaknya penderita stroke di usia produktif, juga ibu muda yang sering keguguran,” Dr Aru menjelaskan. Antibodi salah perhitungan Sayangnya, sindrom ini sering terdeteksi pada tingkat yang sudah lumayan parah. Itu pun, sering didiagnosis sebagai penyakit lain, karena gejala pada setiap penderitanya sangat bervariasi. Tidak mengherankan, banyak penderita yang harus berpindah-pindah dari satu dokter ke dokter lain, serta melakukan pemeriksaan satu ke pemeriksaan lain sebelum menemukan biang keladi yang sesungguhnya (lihat boks). Bila beberapa penderitanya sering melalui proses yang cukup berbelit sebelum menemukan bahwa penyakitnya disebabkan oleh sindrom darah kental, hal ini bisa dimaklumi. Sindrom darah kental memang belum terlalu populer, bahkan di kalangan medis sendiri. Menurut Dr Aru, hal ini disebabkan sindrom darah kental masih tergolong penyakit baru. Di luar negeri, sindrom darah kental dipopulerkan pertama kali pada 1983 oleh Dr R.V Graham Hughes, ahli reumatologi dari rumah sakit St Thomas, London, Inggris. Pada saat itu, ia menemukan bahwa kelumpuhan saraf tulang belakang yang mendadak (disebut neuropati Jamaika) ternyata disebabkan oleh adanya antibodi antifosfolipid. Dalam keadaan normal, antibodi merupakan kumpulan protein dalam darah yang dibentuk oleh sistem kekebalan tubuh, untuk memerangi benda asing yang dianggap musuh, seperti zat racun, bakteri, dan virus. Namun pada sindrom darah kental, tubuh menganggap fosfolipid (senyawa berlemak yang terdapat pada membran sel) sebagai musuh. Fosfolipid merupakan senyawa berlemak yang terdapat pada membran sel, dan berperan dalam pembekuan darah. Pada saat kita terluka atau mengalami pendarahan, tubuh memproduksi fosfolipid. Agar jumlahnya tidak berlebihan, antibodi juga memproduksi antifosfolipid. Namun sayangnya, pada sindrom darah kental tubuh kita salah perhitungan. Tanpa kehadiran fosfolipid, antibodi tetap memproduksi pasukan antifosfolipid untuk menyerang sel-sel tersebut. Akibatnya, darah jadi sering mengalami pembekuan dalam pembuluh (trombosis). “Mekanisme yang sering disebut autoimun tersebut umumnya terjadi pada penderita sindrom darah kental yang disebabkan oleh faktor genetika dan hingga saat ini belum jelas penyebabnya,” tutur Dr Aru. Karena kurang nutrisi Sementara Andang Gunawan, ND, ahli terapi nutrisi di Jakarta, menganggap bahwa perilaku antibodi yang abnormal tersebut bisa disebabkan oleh gangguan keseimbangan biokimia di dalam tubuh. “Sekarang ini, pola makan kita cenderung menyukai makanan cepat saji, serba instan, dan diproses,” tutur Andang. “Makanan-makanan semacam itu mengandung bahan kimia yang tidak diperlukan tubuh dan akan diperlakukan sebagai racun. Antibodi akan menganggapnya sebagai musuh yang harus dibasmi. Bila dikonsumsi secara berlebihan, antibodi pun bekerja superkeras untuk mengimbangi. Bila jumlahnya sudah melebihi keseimbangan yang diperlukan, sel-sel darah putih ini justru dapat berbalik menyerang sistim kekebalan itu sendiri. Makanan diproses dan serba instan umumnya juga miskin nutrisi penting yang diperlukan sel-sel di dalam tubuh untuk melangsungkan proses kimiawi. Logika sederhananya, ingat-ingat saja saat kita lapar. Otak menjadi sulit konsentrasi, tubuh lemas, dan kita lebih gampang emosi karena sistem neurotransmitter di otak mengalami error. “Seperti itu juga yang terjadi pada sel-sel dan organ tubuh kita. Ketika sistem antibodi salah perhitungan dan mengerahkan antifosfolipid tidak pada waktunya, bisa jadi hal itu disebabkan karena sel-sel dalam tubuh kita sedang kekurangan zat nutrisi tertentu. Mekanisme ini mungkin bisa menjelaskan mengapa perilaku sel bisa menjadi abnormal, terutama pada sindrom darah kental yang tidak disebabkan oleh faktor genetis,” jelas Andang. Biang keladi keguguran Selain itu, kekentalan darah juga dapat disebabkan gangguan keseimbangan asam basa (PH balance) yang dipicu oleh terlalu banyak mengkonsumsi makanan instan, diproses, tinggi lemak, namun kurang sayur-sayuran dan buah-buahan segar. Hal itu disebabkan, makanan semacam itu umumnya mengandung mineral non-logam (sulfur, fosfor, khlor, dan iodin atau garam) dan protein tinggi, namun sedikit mengandung air, merupakan golongan makanan pembentuk asam. Bila dikonsumsi secara berlebihan, akan mendorong darah untuk cenderung asam. Pada kondisi tersebut, darah kita akan memproduksi fibrin -protein berbentuk serat yang dikenal sebagai komponen dasar untuk pembekuan darah. Fibrin memang dibutuhkan oleh tubuh. Namun bila jumlahnya berlebihan karena pola makan yang tak seimbang, serat-serat halus fibrin akan diubah oleh enzim trombin menjadi jaringan yang dapat mengurung dan mengacaukan sel-sel darah. Jaringan-jaringan itu tidak hanya membuat darah jadi lebih kental, namun sekaligus juga membuat aliran darah menjadi sempit, bahkan tertutup total,” jelas Andang. Keadaan tersebut, memicu terjadinya trombosis. Bila terjadi pada wanita hamil, risikonya adalah keguguran. Menurut Prof Dr Karmel L.Tambunan, Sp PD, KHOM, Ph.D, FACTH, dari Bagian Hematologi Onkologi Medik Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM, trombosis meningkatkan risiko pre-eklamsia (tekanan darah mendadak meningkat drastis). “Namun sebelum terjadi trombosis, darah yang terlalu kental saja sudah mengganggu pasokan oksigen dan nutrisi untuk janin,” komentar Dr Aru. Pasalnya, pembuluh plasenta berukuran sangat halus sehingga darah yang kental akan sulit mengalir. Kalaupun janinnya berkembang, kondisi tersebut menyebabkan bayi berisiko lahir dengan berat badan rendah, meninggal saat dilahirkan, atau lahir prematur. Trisna (36 tahun), karyawati di Jakarta, mengalaminya saat hamil anak kedua. “Setelah sering flek selama kehamilan, bayi tersebut lahir prematur. Namun sayang, karena fungsi organ-organnya belum sempurna, usianya hanya beberapa hari saja,” sesalnya. Pusing, bercak kulit, sampai kematian Selain pada wanita hamil, gejala sindrom darah kental bisa muncul dalam berbagai rupa tergantung lokasi trombosisnya. Berdasarkan golongannya, pembekuan bisa terjadi di pembuluh darah (arteri) dan pembuluh darah balik (vena). Akibat pembekuan darah yang terjadi di arteri juga bervariasi. Bila menyerang otak, gejalanya bisa berupa sakit kepala, merasa melayang, rasa mudah lelah dan lemas yang tidak jelas penyebabnya, gangguan bicara, kejang, gangguan daya ingat, hingga stroke yang menyebabkan kelumpuhan. Pembekuan juga bisa terjadi di arteri ginjal (menyebabkan fungsi gangguan ginjal), dan jantung, yang memicu serangan jantung. Gangguan aliran darah pada usus bisa berupa nyeri perut seperti yang dialami Nur, namun juga bisa berupa pendarahan pada anus. Sementara bila terjadi di vena lengan atau kaki, gejala awalnya berupa kram atau kesemutan. Bercak kemerahan (livedo reticularis) bisa terjadi pada kulit bila pembekuan darah terjadi di vena kulit. Pada mata, gejalanya bisa berupa pandangan berbintik, kabur, atau hilang sementara. Bila sudah tersumbat, tentu bisa menyebabkan buta mendadak. Yang bahaya, bila pembekuan terjadi paru-paru dan otak. Gumpalan darah yang menyumbat di sana tidak hanya menimbulkan gejala nyeri di dada, napas tersengal, dan kelumpuhan, melainkan stroke yang menyebabkan kematian mendadak. Obat medis dan efek samping Untuk memastikan diagnosisnya, ada sejumlah tes yang bisa dilakukan (lihat boks: Deteksi Sindrom Darah Kental). Dan bila terbukti positif, biasanya dokter akan memberi sejumlah obat antikoagulan yang berfungsi mengencerkan darah, seperti heparin, aspirin atau aspilet (aspirin untuk anak-anak), serta ticlid dan warfarin (coumadin). Dosisnya ditentukan berdasarkan pengukuran INR (International Normalized Ratio), yang dapat menunjukkan kadar kekentalan darah. Umumnya, angka INR yang diharapkan berkisar di angka 2 dan 3. Beberapa obat-obatan antimalaria, kortikosteroid, dan imunomodulator juga diberikan pada beberapa kasus sindrom darah kental, tergantung pada kondisi pasien. Secara medis, obat-obatan tersebut sudah diperhitungkan dan cukup aman. Namun berdasarkan informasi indeks obat-obatan farmasi, obat-obat tersebut memiliki efek samping yang perlu diketahui dan didiskusikan terlebih dahulu antara dokter dan pasien. Menurut Andang, heparin dapat membatasi kemampuan tubuh dalam mengaktifkan vitamin D dan menyebabkan defisiensi kalium dan kalsium. Penggunaan heparin dalam waktu lama juga menyebabkan hiperkalemia (kelebihan kalium dalam darah) dan pengeroposan tulang. Aspirin atau aspilet, dapat menyebabkan tubuh kekurangan asam folat, mineral besi, dan seng, vitamin C, dan vitamin E. Kekurangan zat-zat gizi ini antara lain menimbulkan nyeri otot, pendarahan pada usus, dan anemia. Ticlid (ticlopidine) menyebabkan mual atau nyeri lambung. Sementara warfarin (coumadin) menyebabkan defisiensi mineral besi, magnesium, seng, juga vitamin C, D, E, K, serta co-enzyme Q10. “Sayangnya, tambahan suplemen gizi tidak bisa diberikan begitu saja pada pasien yang sedang menggunakan obat-obatan tersebut,” kata Andang. Karena beberapa jenis zat gizi seperti vitamin C, D, dan E, dapat mengencerkan darah. Bila dikonsumsi bersama obat-obatan antikoagulan, dikhawatirkan darah menjadi terlalu encer dan menyebabkan pendarahan. Sebaliknya, vitamin K bersifat meningkatkan proses pembekuan darah sehingga bila dikonsumsi bersama obat pengencer darah, dikhawatirkan bisa mengurangi efektivitasnya. Beberapa jenis herba dan zat pada makanan seperti jahe, gingko biloba, cengkih, ginseng, bawang putih, dong quai, jamur dansen, dan pepaya, juga dapat berinteraksi negatif dengan obat-obatan tersebut. Oleh sebab itu, Dr Setiawan Dalimartha, Ketua Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur (PDPKT) di Jakarta, menyarankan agar tetap berhati-hati saat mengkonsumsi herba yang berkhasiat mengencerkan darah seperti paprika dan cabai. “Kondisi seseorang sangat individual sehingga meskipun herba-herba itu bisa membantu, sebaiknya tidak mengambil keputusan sendiri untuk tmeninggalkan obat dan beralih ke terapi herba,” tuturnya, menekankan bahwa herba tidak bisa diandalkan sendirian. Atasi secara holistik! Memang, ada banyak aspek yang harus dilakukan untuk mengatasi sindrom ini. Apalagi, obat-obatan yang selama ini digunakan belum dapat mengobati sindrom darah kental. “Fungsinya hanya mengencerkan darah ke tingkat normal, untuk mencegah terjadinya gangguan yang lebih parah,” tutur Dr Aru. Selain mengkonsumsi obat secara teratur, beberapa hal yang mutlak dilakukan agar pengobatan berjalan efektif antara lain sebagai berikut: Benahi pola makan. Kembali ke pola makan alamiah, dengan membiasakan diri mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan segar. Bila bisa menggunakan yang organik, itu lebih baik. Hindari makanan diproses Antara lain makanan olahan (makanan kalengan, instan, dll), daging olahan (sosis, corned beef, bakso, dll), pemanis sintetis, pengawet sintetis, cuka sintetis, MSG, margarin, dan minuman bersoda. Batasi konsumsi karbohidrat olahan Antara lain cake, kue, biskuit, roti dari tepung putih, puding, dan es krim, daging merah, bumbu masak siap pakai, minyak goreng, mentega, keju, kopi, teh, dan cokelat. Perhatikan cara memasak makanan Hindari mengolah sayur-sayuran dan buah-buahan terlalu matang, karena akan merusak enzim, vitamin, mineral, dan zat-zat penting di dalamnya. Olahraga teratur Olahraga meningkatkan pasokan oksigen ke otak 5 hingga 10 kali lipat. Pembuluh darah menjadi lebih terbuka, sehingga sirkulasi darah lebih lancar dan metabolisme tubuh jadi lebih baik. Banyak minum air putih Anjuran minum paling sedikit 8 gelas sehari tetap berlaku. Air putih sangat berperan dalam mengencerkan darah. Tinggalkan rokok Zat-zat di dalam rokok dapat merusak lapisan dinding pembuluh darah bagian dalam (endotel). Kerusakan endotel akan mengaktifkan sistem pembekuan darah dan memicu trombosis. Sering-sering refreshing! Stres membuat sel-sel darah cenderung berkelompok, yang memicu trombosis. Untuk menghindarinya, tidak perlu meluangkan anggaran khusus untuk rekreasi demi menghindari stres. Secara teratur, luangkan saja waktu untuk diri sendiri. Nikmati setiap aktivitas yang Anda sukai, atau sekadar duduk di sudut ruangan: bermeditasi. Terdengar klise? Mungkin. Namun ada baiknya kita merenung dan mulai menyadari, begitu banyak hal besar yang tidak kita inginkan terjadi karena mengabaikan hal-hal sepele. Jadi bagaimana, siap merubah gaya hidup jadi lebih sehat? (N) Boks 1: Ternyata, Sindrom Darah Kental Biang Keladinya “Mulai toksoplasma hingga rhesus darah tidak cocok” Ketika kehamilan pertamanya gugur di usia 7 minggu, Sisca (31 tahun), model di Jakarta, hanya menyangka bahwa ia kelelahan. Hingga beberapa bulan berikutnya, ia pun kembali dinyatakan hamil. Sayangnya, kehamilan keduanya bermasalah lagi. “Ketika diperiksa dengan USG (ultrasonography-red), janin saya tidak berkembang. Kantung ketubannya ada, namun inti yang akan berkembang menjadi bayi sama sekali tidak terdeteksi,” katanya pilu. Sisca pun kembali merelakan rahimnya untuk dikuret. Karena ingin segera menimang anak, Sisca berkonsultasi dengan dokter kandungannya, mengenai penyebab ia dua kali gagal hamil. “Dokter mengatakan mungkin saya terkena virus toksoplasma, dan menganjurkan cek di laboratorium,” tuturnya. Ternyata, hasilnya negatif. Kecurigaan selanjutnya pun mengarah pada ketidakcocokan rhesus atau kromosom darah antara ia dan Fadlan, suaminya. “Namun hasil pemeriksaan laboratorium kembali menunjukkan darah kami baik-baik saja”, tukasnya. Saat hampir menyerah, tanpa sengaja seorang teman menganjurkan Sisca untuk mengetes kekentalan darah. “Menurutnya, keguguran bisa disebabkan karena janin saya tidak mendapatkan suplai makanan akibat darah saya terlalu kental,” lanjutnya, “Sehingga saya tak membuang waktu lagi untuk periksa. Ternyata benar, kekentalan darah saya sangat tinggi (kadar IgG mencapai 80, dari standar maksimal 15),” tutur Sisca, yang kemudian segera mencari ahli darah dan dokter kandungan yang memahami sindrom darah kental untuk menangani kondisinya. “Awalnya, hanya dikira pre-eklamsia” Tidak ada gangguan berarti pada kehamilan Lenna (29 tahun), hingga saat kehamilannya berusia 35 minggu, tekanan darah yang sebelumnya berada di garis normal tiba-tiba melonjak jadi 140/90 mg/dl. “Awalnya, dokter hanya mengatakan saya pre-eklamsia, yang memang banyak diderita oleh wanita hamil,” tutur karyawati yang berdomisili di Bandung ini lagi. Namun karena di saat yang sama berat badan Lenna juga melonjak drastis (5 kilogram dalam 1 minggu!), dan mengalami bengkak di kaki, dokter menganjurkan Lenna menjalani tes urin untuk melihat fungsi ginjalnya. “Hasilnya, terdapat kadar protein yang tinggi di dalam urin saya. Oleh sebab itu, pemeriksaan pada ginjal pun dilanjutkan secara lebih detil,” lanjutnya. Ternyata, hasil pemeriksaan menunjukkan ada pembekuan pada vena di kedua ginjalnya. “Saat itulah Dokter baru curiga dan menganjurkan saya untuk tes kekentalan darah,” kata Lenna. Benar saja, hasil tes menunjukkan adanya anticardiolipin antibody (ACA), semacam kelainan protein dalam darah yang membuat darah terlalu cepat mengental dan membeku sehingga menyumbat vena ginjalnya. Meskipun dapat melahirkan bayinya dengan selamat, Lenna harus menjalani pengobatan intensif untuk menyembuhkan ginjalnya. “Ternyata bukan radang usus” Dua tahun lamanya, Nurhidayati (51 tahun, bukan nama sebenarnya), merasakan nyeri yang semakin parah pada perutnya. Beberapa dokter yang dikunjunginya mencurigai ia menderita tukak lambung dan radang usus, dan memberi sejumlah obat serta beberapa jenis makanan untuk dihindari. “Namun kondisi saya tak kunjung membaik,” sesal Nur, yang sempat berganti-ganti dokter ini. Hingga akhirnya, dokter yang terakhir dikunjunginya menganjurkan ia menjalani endoskopi untuk melihat barangkali terdapat kelainan pada esofagus, lambung, dan usus 12 jarinya. Hasilnya? “Nihil. Semua baik-baik saja,” tukas ibu rumah tangga yang berdomisili di Depok ini. Untung, Dokter segera tanggap dengan rasa nyeri yang sering menyerangnya sekitar 1 jam setelah makan. “Menurutnya, bisa jadi itu indikasi iskemia (tidak cukupnya suplai darah ke organ pencernaan untuk mencerna makanan), sehingga saya diminta rontgen,” tuturnya. Pemeriksaan sinar X menunjukkan ada bagian di arteri usus Nur yang mengalami penyempitan. Karena Dokter juga menjumpai adanya bercak-bercak kemerahan di kulit, ia pun disarankan untuk tes kekentalan darah. “Ketahuanlah penyebab penyempitan arteri di usus dan bercak-bercak yang saya pikir hanya karena kelelahan tersebut,” tutur Nur. Ia pun menjalani pembedahan untuk mengangkat sumbatan di arteri, serta mulai mengkonsumsi obat untuk mengencerkan darah. Boks 2: Deteksi sindrom darah kental Sekarang ini, lokasi pembekuan darah bisa diketahui dengan mudah melalui pemeriksaan CT scan dan MRI. Namun untuk mengetahui penyebab trombosisnya, perlu tes darah di laboratorium. Ada dua jenis tes utama yang dilakukan untuk mendeteksi sindrom darah kental antara lain sebagai berikut: Antibodi antikardiolipin (Anticardiolipin Antibody atau ACA) Jenis antibodi ini bereaksi terhadap bagian dari membran sel fosfolipid, antara lain cardiolipin dan phosphatidylserine. Dilakukan dengan cara mengukur kadar immunoglobulin G (IgG) dan immunoglobulin M (IgM) dan immunoglobulin A (IgA). Tes ini umumnya dilakukan untuk wanita hamil yang dicurigai mengidap sindrom darah kental. Antibodi antikoagulan Lupus ( Lupus Anticoagulant antibodies atau aCL) Juga sejenis antibodi yang berperan dalam pembekuan darah. Antibodi LA yang berlebihan banyak ditemukan pada penderita lupus, sehingga lupus sering dikaitkan dengan penyakit ini. Meskipun demikian, sindrom darah kental tidak sama sama dengan lupus. Namun bila menemukan gejala tertentu atau memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, tes-tes berikut ini juga dapat dilakukan: Tes antibodi antibeta-2 glikoprotein I Dilakukan dengan mengukur kadar immunoglobulin G (IgG) dan immunoglobulin M (IgM). Kadar IgG dan IgM yang berlebihan dapat menjadi indikasi sindrom darah kental. Tes activated Thromboplastin Time (aPTT) Bertujuan untuk mengetahui kecepatan pembekuan darah. Normalnya, darah membeku dalam tempo 25 hingga 40 detik. Namun pada sindrom darah kental, darah membeku kurang dari 25 detik. Bila aPTT normal, pemeriksaan lebih mendalam dilakukan dengan tes Russel viper venom time (RVVT), platelet neutralization procedure (PNP) dan Kaolin Clotting Time (KCT). Tes Complete Blood Count (CBC) Bertujuan menghitung komponen darah lengkap, untuk mengetahui kemungkinan trombositopenia (penurunan trombosit) dan anemia hemolitik (anemia disertai pendarahan). Sebabnya, trombositopenia sering dijumpai pada sindrom darah kental dan anemia hemolitik berhubungan dengan produksi IgM aCL (anti cardiolipin) Selain itu, juga dilakukan dengan memeriksa beberapa antibodi tambahan yang diduga melawan fosfolipid. antara lain IgA aCL, IgA beta-2glikoprotein-I, antiphosphatidylserine, antiprotrombin, antiphosphatidylethanolamine, dan antibodi lain yang melawan phosphatidylserine dan protrombin.

9 Tehnik Nafas saat proses persalinan

1. Bernapaslah secara alami antara kontraksi, seperti yang Anda lakukan ketika Anda jatuh tertidur.

2. Ketika kontraksi dimulai, tarik napas dalam dan perlahan-lahan melalui hidung Anda, dan kemudian perlahan-lahan menghembuskan napas melalui hidung juga dengan lebih  panjang dan lembut. Ketika Anda menghembuskan napas, biarkan otot-otot wajah Anda rileks dan anggota badan Anda lemas seperti yang Anda bayangkan ketegangan meninggalkan tubuh Anda. Anda juga dapat mengakhiri pernafasan ini dengan mendesah panjang.

3. Saat puncak kontraksi, ingatkan diri untuk terus bernapas pada tingkat, santai yang nyaman.

TIPS mempercepat Pemulihan Luka SC (Operasa Caesar)

Pulih dari operasi caesar, yang terencana atau tidak, bisa sulit dan memakan cukup banyak waktu. Memiliki bayi baru menyenangkan, tapi melelahkan. Menambahkan rasa sakit fisik dan gejolak emosi  dan kadang bisa membuat Anda merasa kewalahan.

Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mempercepat penyembuhan dan membuat diri Anda lebih nyaman.

Minum, minum, minum

Salah satu hal paling penting yang dapat Anda lakukan untuk membantu pemulihan Anda adalah untuk tetap terhidrasi. Tanpa air yang cukup, tubuh Anda tidak akan dapat berfungsi secara efektif.  Minum air yang cukup sangat penting, terutama jika Anda menyusui. Kafein harus dihindari, karena akan “mengeringkan” Anda, tapi jus dan teh tanpa kafein akan membantu menjaga Anda tetap terehidrasi.

Jaga sayatan

Bekas Sayatan, mungkin akan menyakitkan, lebih sensitif, atau bahkan mati rasa. Setiap pengalaman wanita berbeda, tetapi jika ada sesuatu yang Anda rasa tidak tepat untuk Anda, hubungi dokter Anda. Komplikasi jarang terjadi, tetapi penting untuk mengikuti naluri Anda. Sebelum operasi caesar berlangsung, umumnya perawat akan mencukur bagian atas rambut kemaluan untuk mensterilkan area di mana sayatan akan dibuat. Setelah operasi, seperti rambut tumbuh kembali, dan Anda dapat saja merasa gatal sekali di bagian tersebut. Hal ini dapat diperburuk oleh kulit yang melipat di daerah tersebut. Untuk mengurangi gatal, cobalah meletakkan kain bersih di atas wilayah sayatan. Ini akan mencegah Anda untuk menggosok atau menggaruknya sehingga menimbulkan iritasi tambahan.

Keluhan lain yang umum adalah bau di sekitar daerah insisi. Pastikan untuk memeriksa dengan dokter jika ada bau busuk segeralah ke dokter, karena hal ini bisa menjadi tanda infeksi. Jika tidak ada infeksi, tapi sedikit bau yang tidak menyenangkan terus berlanjut, coba melakukan pengeringan daerah insisi setelah setiap mandi menggunakan hair dryer pada pengaturan suhu dingin rendah.

Dukungan atau bantuan saat menyusui

Apakah anda menyusui atau mengunakan bottlefeeding, memegang bayi dapat menyebabkan tekanan yang menyakitkan pada perut. Menggunakan bantal khusus untuk menyusui, dapat membantu dengan mendukung bayi di lengan Anda,

Jika Anda menyusui, menggendong bayi juga dapat mengurangi tekanan perut. Pastikan untuk mendukung punggung Anda dan bayi dengan menempatkan bantal di atas perut Anda juga. Ini denan alasan supaya kakinya si bayi tidak menyentuh atau menyenggol bahkan menendang bagian bekas sayatan operasi Anda. Pasangan anda atau orang yang mendukung dapat membantu dengan penempatan bantal untuk membuat Anda berada dalam posisi yang nyaman.

Konsumsilah Obat jika perlu

Banyak ibu baru yang ragu-ragu untuk mengambil obat penghilang rasa sakit yang dokter meresepkan mereka karena mereka khawatir tentang dampak obat ‘pada bayi mereka yang baru lahir. Hal ini penting untuk mendiskusikan dengan dokter Anda dan memahami efek samping dari semua resep. Setelah Anda merasa nyaman dengan resep Anda telah diberikan, Anda dapat merasa bebas untuk mengambil apa yang Anda telah diresepkan untuk menghilangkan rasa sakit. Sementara beberapa ibu tidak perlu resep obat penghilang rasa sakit ketika mereka meninggalkan rumah sakit, sebagian besar ibu masih terlalu sakit untuk tidak minum obat.

Tetapi nyaman dan santai penting dalam minggu-minggu awal. Rasa sakit akan mereda selama dua sampai enam minggu. Jika Anda kehabisan resep dan masih sakit, hubungi dokter Anda. Sering kali dia akan menuliskan ulang resep Anda sebagai diperlukan. Jika rasa sakit parah dan obat tidak membantu, hubungi dokter Anda segera.