Bidan Kita

Home Blog Page 97

Prenatal Yoga

Yoga balance Januari

Prenatal Yoga adalah program yoga khusus untuk kehamilan dengan teknik dan intensitas yang telah disesuaikan dengan kebutuhan fisik dan psikis ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Program ini menekankan pada teknik – teknik postur yoga, olah napas, rileksasi, teknik – teknik visualisasi dan meditasi yang berguna sebagai media self help yang akan memberi kenyamanan, ketentraman, sekaligus memperkuat diri saat menjalani kehamilan. Dengan kata lain, program ini akan membantu mempersiapkan calon ibu secara fisik, mental, dan spiritual untuk menghadapi masa persalinan.

Beberapa manfaat berlatih yoga selama kehamilan diantaranya:

IMG_1814

Manfaat fisik :

1.Melatih postur tubuh yang baik, tegap, dan kuat di sepanjang kehamilan.

2.Melancarkan aliran darah. Memperlancar supply oksigen, nutrisi dan vitamin dari makanan ke janin.

3.Menguatkan otot punggung, membuatnya lebih kuat untuk menyangga beban kehamilan dan menghindarkan dari cedera punggung atau sakit pinggang.

Nyeri Persalinan

Konsep Nyeri Persalinan

1. Definisi Nyeri Persalinan

inilah beberapa teori tentang Rasa Nyeri :

Rasa Nyeri merupakan salah satu mekanisme pertahanan alami dari tubuh manusia, yaitu suatu peringatan akan adanya bahaya.

Association for the Study of pain mendefinisikan bahwa nyeri merupakan pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang muncul dari kerusakan jaringan secara aktual atau potensial atau menunjukkan adanya kerusakan (NANDA, 2006). Nyeri merupakan mekanisme protektif bagi tubuh dan menyebabkan individu bereaksi untuk menghilangkan rangsang nyeri tersebut (Guyton, 1995).

Berikuti ini beberapa definisi nyeri:

a. Suatu pengalaman pribadi, subjektif, yang dipengaruhi oleh budaya, persepsi seseorang, perhatian dan variabel-variabel psikologis lain, yang mengganggu perilaku berkelanjutan dan memotivasi setiap untuk mencoba untuk menghentikan rasa sakit tersebut (Melzack dan Wall, 1988).

b. Nyeri adalah suatu pengalaman secara emosional dan berhubungan dengan perasaan yang tidak enak yang dihubungkan dengan kerusakan jaringan secara nyata atau potensial ( Merskey, 1996)

c. Nyeri di definisikan sbg pengalaman yg tdk menyenangkan baik sensori maupun emosional yang berhubungan dengan resiko dan aktualnya kerusakan jaringan tubuh (Tournaire&Theau-Yonneau, 2007)

d. Nyeri adalah suatu sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus spesifik bersifat subyektif dan berbeda antara masing-masing individu karena dipengaruhi oleh faktor psikososial dan kultur dan endorphin seseorang, sehingga orang tersebut lebih merasakan nyeri (Potter&Perry, 2005).

Pada kehamilan dan persalinan rasa nyeri diartikan sebagai sebuah sinyal untuk memberitahukan kepada ibu bahwa dirinya telah memasuki tahapan proses persalinan.

Menurut Cunningham (2004), Nyeri persalinan sebagai kontraksi miometrium, merupakan proses fisiologis dengan intensitas yang berbeda pada masing-masing individu.

Rasa nyeri yang dialami selama persalinan bersifat unik pada setiap ibu dapat dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain budaya, takut, kecemasan, pengalaman persalinan sebelumnya, persiapan persalinan dan dukungan (Perry&Bobak, 2004).

Rasa nyeri pada persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi (pemendekan) otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan menjalar ke arah paha. Kontraksi ini menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim (serviks). Dengan adanya pembukaan servik ini maka akan terjadi persalinan.

2. Fisiologi Nyeri Persalinan

Beberapa teori telah menjelaskan mekanisme nyeri:

a. Murray (1998) & Stabels (1999)

Rasa Nyeri yang dialami selama persalinan memiliki dua jenis menurut sumbernya, Yaitu nyeri VISERAL dan nyeri SOMATIK.

Nyeri Viseral Rasa nyeri yang dialami ibu karena perubahan serviks dan iskemia uterus pada persalinan kala I

Kala I fase Laten lebih banyak penipisan di serviks sedangkan pembukaan serviks dan penurunan daerah terendah janin terjadi pada fase aktif dan transisi

( Winkjosastro, 2005).

Ibu akan merasakan nyeri yang berasal dari bagian bawah abdomen dan menyebar ke daerah lumbar punggung dan menurun ke paha.

Ibu biasanya mengalami nyeri hanya selama kontraksi dan bebas rasa nyeri pada interval antar kontraksi (Cunningham, 2005; Jansen, 2004)

Nyeri SOMATIK Nyeri yang dialami ibu pada akhir kala I dan kala II persalinan.

Nyeri disebabkan oleh :

– Peregangan perineum, vulva

– Tekanan uteri servikal saat kontraksi

– Penekanan bagian terendah janin secara progresif pada fleksus lumboskral, kandung kemil, usus dan struktur sensitif panggul yang lain (Bobak 2004)

b. Teori Kontrol Gerbang (Gate Control Theory)

Berdasarkan teori ini serabut syaraf mentransmisikan rasa nyeri ke spinal cord, yang hasilnya dapat dimodifikasi di tingkat spinal cord sebelum di transmisikan ke otak. Sinap-sinap pada dorsal horn berlaku sebagai gate yang tertutup untuk menjaga impuls sebelum mencapai otak atau membuka untuk mengizinkan impuls naik ke otak.

Teori Gate Control menyatakan bahwa selama proses persalinan impuls nyeri berjalan dari uterus sepanjang serat-serat syaraf besar kea rah uterus ke substansia gelatinosa di dalam spinal kolumna, sel-sel transmisi memproyeksikan pesan nyeri ke otak. Adanya stimulasi (seperti vibrasi, mengisok-gosok atau massage) mengakibatkan pesan yang berlawanan yang lebih kuat, cepat dan berjalan sepanjang serat syaraf kecil. Pesan yang berlawanan ini menutup gate di substansi gelatinosa lalu memblokir pesan nyeri sehingga otak tidak mencatat pesan nyeri tersebut (Murray, 1998).

Mekanisme secara intrinsik pada nyeri persalinan kala I seluruhnya terjadi pada uterus dan adnexa selama kontraksi berlangsung. Beberapa penelitian awal menyatakan nyeri disebabkan karena:

a. Penekanan pada ujung-ujung saraf antara serabut otot dari korpus fundus uterus.

b. Adanya iskemik miomerium dan serviks karena kontraksi sebagai konsekuensi dari pengeluaran darah dari uterus atau karena adanya vasokontriksi akibat aktivitas berlebihan dari saraf simpatis.

c. Adanya proses peradangan pada otot uterus

d. Kontraksi pada serviks dan segmen bawah rahim menyebabkan rasa takut yang memacu aktivitas berlebih dari system saraf simpatis.

e. Adanya dilatasi dari serviks dan segmen bawah rahim. Banyak data yang mendukung hipotesis nyeri persalinan kala I terutama disebabkan karena dilatasi serviks dan segmen bawah rahim oleh karena adanya dilatasi, peregangan dan kemungkinan robekan jaringan selama kontraksi.

Rasa nyeri pada setiap fase persalinan dihantarkan oleh segmen syaraf yang berbeda-beda. Nyeri pada kala satu terutama berasal dari uterus (Marjono, 1999).

3. Tingkat Nyeri Dalam Persalinan

Menurut Bustan (1997), Nyeri persalinan merupakan pengalaman subyektif akibat timbulnya perubahan fungsi organ tubuh yang terlihat dalam menentukan kemajuan persalinan melalui jalan lahir.

Tingkat nyeri persalinan digambarkan dengan intensitas nyeri yang dipersepsikan olah ibu saat roses persalinan. Intensitas nyeri tergantung dari sensasi keparahan nyeri itu sendiri (Kozer, 2000).

Intensitas rasa nyeri persalinan bisa ditentukan dengan cara menanyakan tingkatan intensitas atau merajuk pada skala nyeri. Hal ini dilakukan ketika ibu tidak dapat menggambarkan rasa nyeri. Contohnyaq, skala 0-10 (skala numeric), skala deskriptif yang menggambarkan intensitas tidak nyeri sampai nyeri yang tidak tertahankan, skala dengan gambar kartun profil wajah dan sebagainya.

Intensitas nyeri rata-rata ibu bersalin kala I fase aktif digambarkan dengan skala VAS sebesar 6,7 sejajar dengan intensitas berat pada skala deskriptif (Ocviyanti, 2002).

LOTUS BIRTH Gentle Way To Gentle Birth & Gentle Mothering

lotus a

Sudah lama saya ingin menulis dan berbagi ilmu tentang Lotus Birth.   Sejak tahun 2007 saya belajar tentang Lotusbirth dan Waterbirth. Bali..yach di Bali saya bertemu dengan ibu Robin Lim dan Brenda yang akhirnya memberi saya inspirasi tentang bagaimana seharusnya ibu bersalin dan bayi baru lahir diperlakukan.   Lotus Birth / Nonseverance umbilical Lotus Birth, atau tali pusat yang tidak dipotong, adalah membiarkan tali pusat yang tidak diklem dan lahir  secara utuh (jadi setelah bayi lahir, tali pusat tidak dilakukan pengekleman dan setelah plasenta lahir, plasenta beserta talipusatnya dibiarkan saja hingga nanti saatnya puput.) Segera setelah bayi lahir ada sebuah proses fisiologis normal dalam perubahan Wharton’s jelly yang menghasilkan pengkleman internal alami pada plasenta (sisi maternal) dalam 10-20 menit pasca persalinan.   lotus

Dalam lotus birth plasenta dibiarkan dan Tali pusat kemudian Kering dan akhirnya lepas dari umbilicus. Pelepasan tersebut umumnya terjadi 3-10 hari setelah lahir. Organisasi Kesehatan Dunia(WHO) menekankan pentingnya penyatuan atau penggabungan pendekatan untuk asuhan ibu dan bayi, dan menyatakan dengan jelas (dalam Panduan Praktis Asuhan Persalinan Normal:, Geneva, Swiss, 1997) “Penundaan Pengkleman (atau tidak sama sekali diklem) adalah cara fisiologis dalam perawatan tali pusat, dan pengkleman tali pusat secara dini merupakan intervensi yang masih memerlukan pembuktian lebih lanjut.” SONY DSC

Lotus Birth jarang dilakukan di rumah sakit tetapi umumnya dilakukan di klinik dan rumah bersalin, sampai saat ini di Indonesia baru BALI (Yayasan Bumi Bali Sehat, Nyuh Kuning, Ubud, BALI) yang sudah menerapkan Lotus birth. Lotus birth memungkinkan terjadinya proses bonding attachment antara ibu dan bayi, hal ini tentunya bermanfaat bagi ibu dan bayi yang baru lahir.

Gambaran mekanismenya adalah, Sementara segera setelah bayi lahir penolong persalinan langsung melakukan penilaian APGAR Score, membersihkan /menghisap lendir dan mengeringkan tubuh bayi (kecuali kaki dan tangan), lalu melakukan IMD (inisiasi Menyusu Dini) peran ayah disini adalah ayah/pendamping persalinan menjadi bayi dan membantu melakukan rangsangan putting susu atau melakuakn pemijatan di beberapa titik di tubuh si ibu untuk merangsang oksitosin alami keluar sehingga membantu mencegah pendarahan dan membantu pelepasan plasenta. Hanya dengan memegang tali pusat, penolong mencoba untuk melakukan penegangan tali pusat terkendali untuk menilai apakah plasenta udah lepas atau belum. sedangkan prosedur yang lebih lanjut ditunda terlebih dahulu sampai satu jam setelah melahirkan.

Pada Lotus Birth, kelebihan cairan yang dikeluarkan plasenta  disimpan dalam mangkuk atau waskom terbuka atau dibungkus kain, lalu didekatkan dengan bayi. Kain yang digunakan untuk  menutupi plasenta atau wadah yang digunakan harus memungkinkan terjadinya pertukaran udara, sehingga plasenta mendapatkan udara dan mulai mengering serta tidak berbau busuk.

Garam laut sering digunakan untuk mempercepat proses pengeringan plasenta. Kadang-kadang minyak esensial, seperti lavender, atau bubuk tumbuh-tumbuhan seperti goldenseal, neem, bersama dengan lavender  juga digunakan untuk  tambahan antibacterial. Apabila tindakan pengeringan plasenta tidak diterapkan dengan baik plasenta akan memiliki bau yang berbeda, bau tersebut dapat diatasi  dengan penanaman plasenta secara langsung atau didinginkan setelah minggu pertama pasca persalinan. Sampai sekarang belum ada penelitian lebih lanjut mengenai adanya kehilangan berat badan bayi dan penyakit kuning karena tindakan  Lotus Birth.

Referensi mengenai Lotus Birth ini terdapat dalam ajaran Budha, Hindu, serta Kristen dan Yahudi. Karena adanya praktek budaya yang berbeda maka proses pengawetan plasenta dilakukan dalam berbagai cara yang berbeda. Beberapa orang lebih memilih untuk menyimpan plasenta sehingga dapat menguburkannya dengan anak di akhir kehidupan anak tersebut. Sedangkan yang lainnya membiarkan plasenta sampai mengerut dan mengering secara alami dan kemudian dikuburkan. Salah satu contohnya adalah Orang-orang Igbo di Nigeria, mereka menguburkan plasenta setelah lahir dan sering menanam pohon diatas kuburan plasenta tersebut. Berbicara tentang budaya, di Bali memiliki berbagai tradisi dan ritual mengenai proses kelahiran. Setiap kelahiran membawa cerita yang baru dan  berbeda untuk dijadikan sebuah pelajaran. Setiap wanita menyanyikan lagu kelahiran sendiri untuk bayinya. Ada banyak sukacita dan perayaan pada saat kelahiran. Para peneliti kebidanan di Bali mempraktekkan  pendekatan hands-off  yaitu praktek yang meminimalisir intervensi yang dilakukan terhadap ibu hal tersebut memungkinkan seorang ibu untuk mampu meyakinkan dirinya dengan didukung oleh suami atau anggota keluarganya, dengan terus-menerus menentramkan hati bahwa ia mampu melahirkan bayinya dengan tubuhnya yang sebenarnya telah  dirancang untuk mampu melahirkan secara alami. Setiap anak Hindu lahir, orang-orang bali menyanyikan mantra gayatri untuk menyambut kelahiran bayi ke dunia. Seperti halnya orang muslim menyambut kelahiran bayi dengan pujian kepada Allah SWT. Selain menyayikan mantra gayatri, aspek kelahiran yang indah dan menyentuh yang dilakukan orang Bali adalah Lotus Birth. Ini adalah ketika tali pusat utuh setelah lahir dari satu jam sampai beberapa hari. Bayi dan plasenta tetap satu unit sampai orang tua memutuskan untuk memotong tali pusatnya. Tali pusat merupakan organ tubuh bayi, dan pemotongan secara tiba-tiba dapat mengejutkan bayi secara fisik, dan emosi, oleh karena itu dilakukan Lotus Birth. Lotus Birth juga merupakan cara agar ibu dan bayi untuk  beristirahat bersama-sama, skin-to-skin kontak, menyusui dan bonding attachment, sejak bayi bergerak. Salah satu cara yang kadang-kadang dilakukan untuk memisahkan plasenta dari bayi adalah dengan cara pembakaran tali pusat (burning cord). Menurut kepercayaan orang Bali, pembakaran tali pusat menarik semua energi daya hidup dari plasenta ke bayi, sehingga memungkinkan bayi untuk merasa lengkap walaupun kehilangan organ penting. Selama proses pembakaran tali pusat orang Bali tetap menyanyikan mantra gayatri sampai tali pusat habis dibakar. Setelah lepas plasenta kemudian segera diambil oleh ayah untuk dikubur di halaman rumah keluarga, sehingga anak akan selalu dapat menemukan cara atau jalan ke rumah keluarga tersebut. Praktek penundaan pengekleman dan pemotongan tali pusat serta burning cord selain di Bali juga dilakukan di BidanKita yang mana setiap persalinan selalu dilakukan penundaan pengekleman dan pemotongan talipusat atau burning cord tentunya sebelumnya selalu ada informed coice dan inform consent nya ke klien dan keluarga. Penghormatan terhadap integritas pikiran, jasmani dan rohani dari ibu dan bayi, adalah penting untuk perdamaian di bumi. Bila hal tersebut dillakukan maka akan memperkuat kasih sayang yang sangat diperlukan untuk manusia bertahan hidup.

Mengapa Lotus Birth? Setiap ibu memiliki alasan sendiri. Berikut ini adalah beberapa alasan ibu untuk memilih Lotus Birth:

1. Tidak ada keinginan ibu untuk  memisahkan plasenta dari bayi dengan cara memotong tali pusat.

2. Supaya proses transisi bayi terjadi secara lembut dan damai, yang memungkinkan penolong persalinan untuk memotong tali pusat pada waktu yang tepat.

3. Merupakan suatu penghormatan terhadap bayi dan plasenta.

4. 100% menjamin bahwa bayi mendapatkan volume darah optimal dan spesifik yang diperlukan bagi bayi.

Bagaimana Mengenali Gejala-Gejala Persalinan

0

SONY DSC

SAAT-saat persalinan selalu menjadi momen yang ditunggu ibu hamil. Perasaan bahagia, takut, dan gelisah bercampur-aduk. Bagi beberapa wanita, proses melahirkan hanya membutuhkan beberapa jam saja, sedangkan pada beberapa wanita lain bisa menghabiskan waktu lebih dari 24 jam.Untuk itu, mengetahui tanda-tanda persalinan sangat penting untuk memastikan kapan harus ke klinik bersalin ataupun ke rumah saki. Bersiaplah, sebentar lagi anda akan melahirkan dan akan memiliki seorang anak!

Banyak wanita mulai merasakan tanda-tanda dan gejala-gejala persalinan sehari bahkan seminggu sebelum sang bayi benar-benar lahir. Tanda-tanda ini memberitahukan anda bahwa persalinan sudah dekat, dan membantu tubuh anda untuk menyiapkan diri. Jika anda adalah seorang calon ibu untuk yang pertama kalinya, tanda-tanda awal persalinan dapat terjadi beberapa minggu sebelum persalinan yang sesungguhnya. Sedangkan untuk kehamilan berikutnya, tanda-tanda ini mungkin akan dirasakan ketika sudah mendekati persalinan.

Berikut ini adalah beberapa tanda bahwa persalinan sudah dekat:

Engagement atau Turunnya Bayi ke Panggul

Ketika persalinan sudah mendekati, kepala bayi anda sudah mulai turun ke area tulang panggul (pelvic inlet). Kejadian ini merupakan akibat dari melunaknya uterus anda. Engagement atau turunnya kepala bayi membuat anda bisa bernafas lebih lega. Heartburn yang pernah anda alami juga mulai berhenti. Turunnya bayi anda dapat terjadi kapan saja sejak dua hingga empat minggu sebelum bayi anda benar-benar lahir. Jika anda telah merasakan tanda-tanda awal persalinan ini, maka anda dapat meyakinkan diri bahwa proses memiliki seorang bayi sedang dimulai. Kehamilan anda akan segera memasuki tahap akhir, dan tanda awal persalinan yang tengah anda rasakan adalah benar.

Tekanan Panggul (Pelvic)

Setelah bayi anda turun dengan kepala berada di dalam panggul, anda mungkin akan merasa kurang nyaman. Sakit yang anda rasakan ini merupakan akibat dari adanya tekanan panggul, dan anda akan lebih sering berkemih serta lebih sering buang air besar karena meningkatnya aktivitas usus. Ini merupakan salah satu tanda persalinan yang jelas. Adanya relaksasi tulang sendi beserta ikatan-ikatannya, dapat menyebabkan nyeri di punggung belakang. Hal ini juga dapat menyebabkan nyeri tiba-tiba karena bayi anda menekan dasar panggul anda. Selain itu, kaki anda mungkin membengkak sebagai akibat meningkatnya tekanan terhadap pembuluh darah yang melewati panggul. Berbaring ke kiri, dapat membantu anda meringankan tanda-tanda awal persalinan ini.

Vaginal Discharge / Keputihan

ASI Eksklusif

0

SONY DSC

ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan saraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya.

 

Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah dengan menyusui secara dini dengan posisi yang benar, teratur, dan eksklusif. Oleh karena itu, salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI kepada bayinya secara eksklusif sampai 6 (enam) bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2(dua) tahun

Manfaat ASI Eksklusif untuk Bayi

Menurut Roesli U (2005) dan Alkatiri S (1996), manfaat pemberian ASI yang diperoleh bayi adalah:

1. ASI sebagai nutrisi.

2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh.

ASI yang keluar saat kelahiran bayi sampai hari ke-4 atau ke-7 (kolostrum) mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak dari susu matang (mature). Zat ini akan melindungi bayi dari penyakit diare (mencret).

3. ASI meningkatkan kecerdasan.

Nutrien pada ASI yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi adalah taurin, laktosa, dan asam lemak ikatan panjang (DHA, AA, omega-3, omega-6).

4. ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang.

Dengan menyusui, maka akan terjalin kasih sayang antara ibu dan bayinya. Si bayi juga merasa aman, tenteram, dan terjaga.

5. ASI eksklusif sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan.

6. Suhu ASI sama dengan suhu tubuh. Kesesuaian suhu inilah yang menyebabkan kenyamanan tersendiri bagi bayi.

7. ASI eksklusif dapat mengurangi terjadinya sakit telinga dan infeksi saluran pernafasan pada bayi.

8. ASI eksklusif melindungi bayi dari serangan alergi.

9. ASI eksklusif meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara bayi.

10. ASI eksklusif membantu pembentukan rahang yang bagus.

11. ASI eksklusif mengurangi risiko terkena penyakit kencing manis, kanker pada anak, dan diduga mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung.

12. ASI eksklusif menunjang perkembangan motorik sehingga bayi ASI eksklusif akan lebih cepat bisa berjalan.

13. ASI eksklusif menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan spiritual, dan hubungan sosial yang baik.

Manfaat ASI Eksklusif untuk Ibu

 

Menurut Roesli U (2005) dan Alkatiri S (1996), manfaat ASI eksklusif untuk ibu adalah:

1. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan.

Feeling Fat Lasts Nine Months But The Joy of Becoming A Mom Lasts Forever

0

Feeling Fat Lasts Nine Months But The Joy of Becoming A Mom Lasts Forever

A Grand Adventure is About to Begin

0

A Grand Adventure is About to Begin

Persalinan adalah Persembahan untuk Bayi

0

Dulu, yang saya tahu, hari perkiraan lahir (HPL) itu patokan “mati”. Dulu, yang saya tahu, melahirkan selalu identik dengan mengejan. Jadi kalau tidak bisa mengejan dengan baik, ya… bayinya sulit keluar. Dulu, yang saya tahu, melahirkan itu peristiwa yang luar biasa menyakitkan. Jadi yang ada dalam pikiran saya adalah, yang penting bayinya cepat keluar, selamat, dan organ-organnya berfungsi dengan baik. Jadi kalau pemeriksaan medis menyatakan ia sehat, itu sudah cukup. Hingga ketika menyusun laporan jurnalistik Gentle Birth, Cara Melahirkan “Primitif” yang Kembali Nge-tren (Laporan Khusus Majalah Nirmala, Desember 2010), saya dikejutkan dengan berbagai penemuan yang ada dalam aspek persalinan. Hal ini membuat saya berkaca pada pengalaman melahirkan Velma (6 tahun), anak pertama, menemukan kekurangan, dan bersama suami, bertekad mempersembahkan sebuah proses persalinan yang lebih ramah jiwa, untuk memperbaiki kekurangan dan membayar segala ketidaktahuan yang ada. Selama hamil, yang kami lakukan adalah mengajak ngobrol si bayi, meminta pendapatnya tentang apa saja, termasuk memintanya menentukan sendiri, dengan cara apa ia keluar dengan nyaman. Menurutnya. Bukan menurut saya, “aturan” di luar sana, atau apa pun. Kami hanya sebatas berusaha belajar mendengarkan isyaratnya, dan berusaha mewujudkannya. Mulai dari mengondisikan diri agar kehamilan berjalan sehat dan lancar, menyiapkan kamar tidur dan sarana persalinan yang kondusif jika nanti memungkinkan untuk waterbirth di rumah, hingga survei klinik dan rumah sakit di akhir pekan, sebagai alternatif cadangan. Untuk mengasah kemampuan berkomunikasi dengan tubuh meliputi mind, body dan spirit-nya, kami juga rutin latihan yoga, meditasi, taichi, bio-energy, serta melakukan afirmasi dan visualisasi. Ribet? Tidak sama sekali. Kami hanya meniatkan sepenuh hati, mempersiapkan segalanya semaksimal mungkin, dan setelah itu menyerahkan sepenuhnya pada semesta, untuk bekerja dengan caranya sendiri. Nanti mau lahiran di rumah atau di rumah sakit, saya percaya, itu pilihan Tuhan yang terbaik. Pokoknya, hidup saat ini saja. Tidak perlu khawatir dengan yang sudah-sudah, dan tidak perlu memusingkan yang belum tentu terjadi. Tanpa disangka-sangka, dengan begitu, kami justru menemui banyak kebetulan. Tanggal 9 Maret 2011, saat HPL tiba, misalnya, dokter langganan yang sudah banyak diajak ngobrol tentang beberapa prinsip persalinan gentle mendadak ke luar kota. Dokter penggantinya, tak sesuai kata hati. Kami seperti dituntun untuk kembali ke rumah. Jakarta, 10 Maret 2011. Saat persalinan tiba. Pada setiap detiknya, yang kami dengarkan dan turuti adalah isyarat si bayi dalam perut. Soal posisi persalinan, misalnya, intuisi menuntun saya mengambil posisi berlutut. Beberapa kali saya mendesis, berusaha menyelaraskan napas dengan kepala bayi yang turun dan turun. Memang benar adanya, bayi punya kemampuan untuk keluar secara alami, sehingga kita tidak perlu mengejan, sama sekali. Joserizal Zam Zam, bayi seberat 3,5 kg dengan panjang 49 cm, anak kedua kami, lahir secara waterbirth, di sudut kamar tidur kami sendiri, dalam suasana yang begitu hening, tenang, dan sakral. Tanpa ada aba-aba, Ayo terus-terus layaknya tukang parkir, tidak ada pemisahan di jam-jam pertama ia lahir, dan tali pusarnya dibiarkan tetap terhubung dengan plasenta, hingga 8 jam lamanya (delayed cord cutting). Apapun nama dan metode yang digunakan, di manapun tempat ia lahir, persalinan yang menghormati mekanisme alam sehingga lebih ramah jiwa dan minim trauma-adalah persembahan bagi bayi. Alhamdulillah, kami bersyukur masih memperoleh kesempatan untuk memperbaiki diri, dan mempersembahkannya pada Jose. Kisah Persalinan Gentle Birth Bunda Dyah Pratitasari dapat Anda nikmati di LINK : http//:gentle-birth-catatan-kelahiran-joserizal-zam-zam