
Inisiasi menyusu dini dalam 30 menit pertama kelahiran merupakan salah satu dari 10 langkah menuju keberhasilan menyusui yang berdasarkan Inisiatif Rumah Sakit Sayang Bayi (Baby Friendly Hospital Initiative: BFHI) tahun 1992.
Di dalam langkah keempat tertulis “bantu ibu mulai menyusui dalam 30 menit setelah bayi lahir” dengan memfokuskan pada kemampuan alami yang “ajaib” bagaimana bayi memulai menyusu dengan cara bayi merangkak di dada ibunya yang disebut breast crawl dan penjelasannya yaitu “Setiap bayi, saat diletakkan di perut ibunya segera setelah lahir mempunyai kemampuan untuk menemukan payudara ibunya dan mengambil minum pertamanya dengan kemampuannya sendiri”.
WHO menjelaskan dalam dokumennya mengenai hal ini yaitu “Ibu di ruang bersalin yang melahirkan secara normal harus diberitahu bahwa dalam 30 menit setelah kelahiran akan diberikan bayinya untuk dilakukan kontak kulit-ke-kulit paling sedikit selama 30 menit, dan ditawarkan bantuan oleh petugas kesehatan untuk mulai menyusu.
Sedikitnya 50% ibu yang melahirkan secara operasi Caesar dikonfirmasikan dapat merespons dalam 30 menit, dan akan diberikan bayi untuk dipegang dengan kontak kulit-ke-kulit.
Tahun 2006 BFHI merevisi penjelasan langkah ke-4 ini menjadi “Letakkan bayi dalam posisi tengkurap di dada ibunya, kontak kulit-ke-kulit dengan ibu segera setelah lahir paling sedikit selama 1 jam dan dorong ibu mengenali tanda-tanda bayi siap menyusu, dan bila perlu tawarkan bantuan”.
Dalam hal ini yang ditekankan adalah pentingnya kontak kulit-ke- kulit dan kesiapan bayi.
Latar belakang
Pada United Nations Millennium Summit bulan September 2000 disepakati untuk menurunkan angka kematian anak di bawah usia 5 tahun sebanyak dua pertiga dari keadaan sebelumnya, tetapi angka kematian neonatal yang saat ini mencapai 40% dari kematian balita belum dapat diturunkan.
Diperkirakan 4 juta bayi baru lahir meninggal setiap tahunnya. Beberapa negara memperkirakan dapat menurunkan 2/3 kematian balita pada tahun 2010. Duapuluh delapan persen atau 1,2 juta kematian terjadi di Afrika.
Berdasarkan angka statistik tersebut, tampaknya Millenium Development Goals (MDGs) 4 dapat tercapai jika kematian neonatal dapat diturunkan. Hal ini membutuhkan intervensi kesehatan ibu dan bayi. Risiko tertinggi kematian bayi baru lahir di suatu negara terutama di daerah pedesaan dan keluarga miskin .
Sebagian besar dari 4 juta kematian bayi baru lahir disebabkan oleh penyebab yang dapat dicegah yaitu infeksi (meningitis, sepsis, dan pneumonia). Edmond dkk. menunjukkan, inisiasi menyusu dalam satu jam pertama pasca lahir menurunkan 22% risiko kematian bayi usia 0-28 hari.
Sebaliknya, penundaan inisiasi meningkatkan risiko kematian. Bahkan bila inisiasi menyusu terlambat dilakukan (setelah hari pertama), dapat meningkatkan risiko kematian 2-4 kali. Oleh karena itu, pastikan kontak kulit-ke-kulit dilakukan dengan benar.
Kontak kulit-ke-kulit yang benar harusnya dikerjakan tidak terburuburu, tidak terganggu, tanpa pakaian, dimulai secepatnya, segera setelah lahir, dan berlangsung sedikitnya selama satu jam. Penelitian di RS St.
Carolus tahun 2008 pada 276 bayi yang dilakukan inisiasi menyusu dini, didapatkan angka keberhasilannya adalah 75% (209 bayi). Angka keberhasilan IMD pada kelahiran spontan sebesar 82% sedangkan dengan bantuan alat (ekstraksi vakum) sebesar 44%.
Keberhasilan IMD pada operasi bedah Caesar sebesar 59%. Penelitian lain juga membuktikan bahwa inisiasi menyusui dini akan membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif, produksi ASI selanjutnya dan lama menyusu.
Langkah-langkah dalam melakukan inisiasi menyusu dini adalah mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, serta bagian tubuh lainnya kecuali kedua tangannya, karena bau cairan amnion pada tangan bayi akan membantunya mencari puting ibu yang berbau sama.
Selain itu, dada ibu tidak boleh dibersihkan dahulu agar baunya tetap ada. Setelah dua menit, tali pusat dipotong dan diikat, kemudian bayi ditengkurapkan di perut ibunya dengan kepala bayi menghadap ke kepala ibu. Kalau ruang bersalin dingin, kepala bayi diberi topi dan punggung bayi ditutupi dengan selimut yang telah dihangatkan.
Setelah 12-44 menit bayi akan mulai bergerak dengan menendang, menggerakkan kaki, bahu dan lengannya. Stimulasi ini membantu kontraksi uterus. Meski kemampuan melihat terbatas, bayi dapat membedakan terang dan gelap dan melihat areola mammae yang memang berwarna lebih gelap dan menuju ke sana.
Bayi akan membentur-benturkan kepalanya ke dada ibu. Stimulasi yang menyerupai massage / pijatan bagi dada ibu. Bayi kemudian mencapai puting dengan mengandalkan indera penciuman dan dibantu indera penglihatan. Bayi akan mengangkat kepala, dan mengambil puting dari samping dan mulai mengulum puting lalu mulai menyusu. Hal tersebut dapat tercapai antara 27-71 menit.
Menyusu pertama berlangsung selama kurang lebih 15 menit. Dan setelah selesai, selama 2-2,5 jam berikutnya tidak ada keinginan untuk mengisap. Selama menyusu, bayi akan mengkoordinasi isapan, menelan, dan bernapas.
Pada saat itu, kadang sudah terdapat kolostrum, jadi proses menyusu jangan diinterupsi. Tunda memandikan bayi paling tidak 6 jam setelah lahir atau pada hari berikutnya.
Tahap-tahap dalam Inisiasi Menyusu Dini
Dalam proses melahirkan, disarankan untuk mengurangi/tidak menggunakan obat kimiawi untuk ibu. Para petugas kesehatan yang membantu ibu menjalani proses melahirkan, akan melakukan kegiatan penanganan kelahiran seperti biasanya. Begitu pula jika ibu harus menjalani operasi Caesar.
Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa menghilangkan vernix (lemak putih). Vernix menyamankan kulit bayi. Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu.
Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan topi. Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu diselimuti. Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu).
Pada dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu ibunya. Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, ibu perlu didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi ibu yang berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan oleh bayi.
Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses menyusu pertama selesai. Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi vitamin K dan tetes mata.
Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat-gabung. Dianjurkan untuk meletakkan bayi sesering dan selama mungkin di dada ibunya. Rawat-gabung memungkinkan ibu menyusui bayinya kapan saja si bayi menginginkannya, karena kegiatan menyusu tidak boleh dijadwal.
Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dengan bayinya, bayi jadi jarang menangis karena selalu merasa dekat dengan ibu, dan selain itu dapat memudahkan ibu untuk beristirahat dan menyusui. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini
Beberapa penelitian membuktikan manfaat inisiasi menyusui dini. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan risiko kematian karena hipotermia (kedinginan).
Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel sehingga mengurangi pemakaian energi. Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI ibu.