
Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk menyaingi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan. Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan faktor pertumbuhan sel usus.
Usus bayi ketika dilahirkan masih mudah dilalui oleh kuman dan antigen lainnya. ASI merupakan makanan separuh cerna sehingga mudah dicerna dan diserap oleh usus.
Antibodi dalam ASI penting demi ketahanan terhadap infeksi, sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi. Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak menyebabkan alergi.
Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi. Bayi yang menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
Sentuhan, kuluman, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang keluarnya hormon oksitosin yang penting, karena hormon ini: Mengurangi perdarahan pasca persalinan dan mempercepat pengecilan uterus.
Merupakan hormon yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia.
Mengkontraksikan otot-otot di sekeliling kelenjar ASI sehingga ASI dapat terpencar keluar. Di menit-menit ketika bayi merayap di perut dan dada ibunya, bayi mulai mengecap-ngecapkan bibir, dan menjilati permukaan kulit ibunya, sebelum akhirnya berhasil mengisap area puting dan areola.
Mengecap dan menjilati permukaan kulit ibu sebelum mulai mengisap puting adalah cara alami bayi mengumpulkan bakteribakteri baik yang ia perlukan untuk membangun sistem kekebalan tubuhnya layaknya sebuah imunisasi alami. Memelihara kemampuan mempertahankan diri (survival).
Manfaat lain adalah inisiasi dini membantu spesies manusia menjaga kemampuan survival (bertahan hidup) alaminya.
Jika kita tidak memberi kesempatan pada bayi baru lahir untuk melakukan inisiasi menyusu dini, maka kita sebenarnya tengah menghilangkan kemampuan survival alami pada satu generasi spesies manusia.
Tetapi bayi-bayi itu tak pernah mendapat kesempatan menguji kemampuan survival untuk menemukan sendiri sumber kehidupan mereka yaitu air susu ibu.
Petunjuk praktek klinis Inisiasi Menyusu Dini Pada Partus Spontan
Dalam membantu ibu dan bayi untuk melakukan inisiasi menyusu dini di praktek klinis pada partus spontan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan, antara lain:
Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu di kamar bersalin. Dalam menolong ibu melahirkan disarankan untuk mengurangi/ tidak menggunakan obat kimiawi Bayi lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix, mulut dan hidung bayi dibersihkan, tali pusat diikat.
Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di dada perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi topi. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi.
Biarkan bayi mencari puting sendiri. Ibu didukung dan dibantu mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Biarkan kulit kedua bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama paling tidak 1 jam; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu dan bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam.
Bila dalam 1 jam menyusu awal belum terjadi, ibu dibantu dengan mendekatkan bayi ke puting tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. Beri waktu kulit melekat pada kulit 30 menit atau 1 jam lagi.
Setelah setidaknya melekat kulit ibu dan kulit bayi setidaknya 1 jam atau selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, dan diberi vitamin K. Rawat gabung bayi: Ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu selama 24 jam.
Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak perlu diberikan dot atau empeng.
Petunjuk praktek klinis Inisiasi Menyusu Dini pada operasi Caesar
Dalam membantu ibu dan bayi di praktek klinis untuk inisiasi menyusu dini pada operasi Caesar perlu diperhatikan dan dipersiapkan beberapa hal, antara lain:
Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu di kamar operasi atau di kamar pemulihan. Begitu lahir diletakkan di meja resusitasi untuk dinilai, dikeringkan secepatnya terutama kepala tanpa menghilangkan vernix; kecuali tangannya.
Mulut dan hidung bayi dibersihkan, tali pusat diikat. Kalau bayi tak perlu diresusitasi; bayi dibedong, dibawa ke ibu. Diperlihatkan kelaminnya pada ibu kemudian mencium ibu. Bayi ditengkurapkan di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Kaki bayi agak sedikit serong/melintang menghindari sayatan operasi, namun sedapat mungkin masih lurus di tengah dengan mata bayi setinggi puting ibu.
Bayi dan ibu diselimuti. Bayi diberi topi. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati puting. Biarkan bayi mencari puting sendiri. Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu paling tidak selama satu jam, bila menyusu awal selesai sebelum 1 jam; tetap kontak kulit ibu-bayi selama setidaknya 1 jam Bila bayi menunjukan kesiapan untuk minum, bantu ibu dengan mendekatkan bayi ke puting tetapi tidak memasukkan puting ke mulut bayi.
Bila dalam 1 jam belum bisa menemukan puting ibu, beri tambahan waktu melekat pada dada ibu, 30 menit atau 1 jam lagi. Bila operasi telah selesai, ibu dapat dibersihkan dengan bayi tetap melekat didadanya dan dipeluk erat oleh ibu.
Kemudian ibu dipindahkan dari meja operasi ke ruang pulih (RR) dengan bayi tetap didadanya. Bila ayah tidak dapat menyertai ibu di kamar operasi, diusulkan untuk mendampingi ibu dan mendoakan anaknya saat di kamar pulih.
Rawat gabung: Ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar, bayi dalam jangkauan ibu selama 24 jam. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng.
Petunjuk praktek klinis Inisiasi Menyusu Dini pada bayi kembar
Dalam membantu ibu dan bayi di praktek klinis untuk inisiasi menyusui dini pada bayi kembar prinsipnya sama dengan bayi tunggal hanya yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan adalah beberapa hal yaitu: dianjurkan SUAMI atau keluarga mendampingi ibu di kamar bersalin.
Saat bayi pertama lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix. Mulut dan hidung bayi dibersihkan, tali pusat diikat. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di dada-perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu.
Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi topi. Bila ibu merasa akan melahirkan bayi kedua, bayi pertama diberikan pada ayah. Ayah memeluk bayi dengan kulit bayi melekat pada kulit ayah seperti pada perawatan metoda kanguru kemudian ditutupi baju ayah.