Bidan Kita

Home Pregnancy Pregnant Hope Memilih Jenis Kelamin Anak

Memilih Jenis Kelamin Anak

0

 

Pada kehamilan yang direncanakan, pasangan suami istri dapat menentukan dengan sendiri jenis kelamin bayi dengan mengetahui teknik dan cara memilih jenis kelamin bayi

Namun yang jadi pertanyaan saya adalah mengapa harus memilih?

 

Saya pernah membaca buku berjudul:”Pilih sendiri jenis kelamin anak anda”. Oleh penerbitnya di sampul depan ditulis “Dengan metode Shettles yang praktis dan telah terbukti secara ilmiah di banyak negara”. Buku ini ditulis oleh Landrum B.Shettles,M.D, PhD dan David M Rorvik. Buku ini oleh penerbitnya diklaim sudah terjual lebih dari 2 juta kopi.

 

Teknik yang ditawarkan oleh Shettles lebih banyak kepada pengenalan akan perubahan dan tanda-tanda pada saat menstruasi seperti perubahan lendir leher rahim (cervical mucus).

Namun, lagi-lagi saya kembali pada pertanyaan dasar yaitu: haruskah kita memilih jenis kelamin anak? Dan untuk apa?

Tidakkah akan terjadi gendercide, sehingga akan sangat sedikit jenis kelamin tertentu.  Misalnya untuk masyarakat Bali atau batak yang “mewajibkan” memiliki anak lelaki akan menciptakan sebuah demografi penduduk yang lebih banyak lelakinya dari pada perempuan. Mengapa kita tidak membiarkan saja alam mengatur seperti iramanya. Saya sering bertemu dengan permintaan pasangan akan jenis kelamin tertentu. Kebanyakan menginginkan anak laki-laki. Haruskah kita memilih ?

Buku ini memberikan pedoman praktis. Walau saya masih belum terlalu yakin dengan klaim keberhasilannya.  Dan jika benar buku ini bestseller, ini membuktikan bahwa masih sangat banyak orang memilih jenis kelamin untuk anaknya.

Hari ini juga saya membaca sebuah artikel yang cukup lengkap yang memaparkan bagaimana caranya mendapatkan jenis kelamin tertentu :

Jika ingin anak perempuan:

Ø Lakukan coitus 2-3 hari sebelum ovulasi

Ø Sebelum coitus, basuh vagina dengan larutan asam. Misal 2 sendok makan l cuka dilarutkan dalam 1 liter air.

Ø Usahakan istri tidak mencapai orgasme selama coitus, karena akan mening-katkan suasana basa , sehingga sperma Y yang berhasil membuahi sel telur.

Ø Lakukan coitus dengan posisi berhadapan sehingga sperma tertampung di sekitar mulut rahim,

Ø Lakukan penetrasi perlahan-lahan, sehingga kebanyakan sperma Y akan mati pada waktu penis melewati leher rahim. Hal ini karena sperma Y cukup lama berada di dalam cairan vagina yang bersuasana asam.

Ø Lakukan coitus sesering mungkin selama 2-3 hari sebelum ovulasi.

Ø Jika menginginkan seorang bayi perempuan Suami harus makan makanan yang banyak mengandung Alkaline, sedangkan istri banyak makan makanan yang mengandung asam. Makanan yang banyak mengandung alkaline adalah : sayur-sayuran, buah-buahan, putih telur, susu, dan ganggang laut. Makanan yang banyak mengandung asam adalah : Daging, banyak mengkonsumsi daging dibandingkan ikan untuk memunculkan suasana pH yang lebih asam di vagina sehingga sel sperma dengan kromosom Y akan mati karena tidak tahan dengan suasana pH tersebut.

Ø Karena sel sperma dengan kromosom Y mempunyai umur lebih pendek dibandingkan dengan kromosom X, dengan hubungan seksual / hubungan intim yang teratur sebetulnya sudah meningkatkan kemungkinan lahirnya bayi perempuan/wanita. Namun untuk lebih pastinya anda dapat memilih jenis kelamin bayi perempuan dengan cara melakukan puasa hubungan intim/hubungan seksual pada saat masa subur.

Ø Jika menginginkan seorang bayi perempuan senggama dilakukan pada waktu sebelum masa haid. Atau Hubungan seksual /hubungan intim sebaiknya dilakukan 2-3 hari sebelum masa subur dengan maksud pada selang waktu 2-3 hari tersebut sel sperma dengan kromosom Y akan mati sebelum ovulasi terjadi. Dengan demikian sel spermatozoa dengan kromosom X yang masih terdapat di rahim mempunyai kesempatan lebih tinggi untuk membuahi sel telur pada saat terjadinya ovulasi (keluarnya sel telur dari indung telur) sel spermatozoa dengan kromosom X sudah siap untuk membuahi sel telur.