Bidan Kita

Home Childbirth Gentle Birth Pengapuran Plasenta

Pengapuran Plasenta

0

Akhir-akhir ini di Fb banyak sekali bunda yang mengeluh cemas karena SpOG-nya mengatakan bahwa kehamilannya terjadi pengapuran plasenta… padahal umur kehamilannya masih tergolong muda … saya juga heran sebenarnya ada apa..apa karena pengaruh makanan? secara sekarang cari makanan yang sehat aja susahnya minta ampun, atau ada penyebab lain? banyak bunda yang langsung cemas….stress….padahal dengan stres justru memicu timbulnya/memperluasnya pengapuran… nah kali ini ada informasi tentang pengapuran plasenta.. berharap ini bermanfaat bagi bunda….

So…gak perlu stres ya? Pengapuran Plasenta = Deposit Kalsium Apa itu pengapuran plasenta? Pengapuran pada plasenta merupakan tanda menuanya plasenta yang bisa dilihat saat pemeriksaan USG.

Akan tampak seperti bintik putih yang tersebar dari dasar plasenta hingga permukaannya. Pengapuran plasenta sebenarnya deposit kalsium, akibat pecahnya pembuluh darah kecil yang pecah sehingga terjadi penimbunan kalsium. Bila terjadi pada trimester ketiga usia kehamilan, pengapuran plasenta masih dianggap normal. Dapat berbahaya jika terjadi pengapuran pada awal kehamilan. Deposit ini bisa menyebabkan jaringan plasenta yang ditempatinya menjadi jaringan ikat.

Deposit ini juga bisa menyumbat pembuluh darah di plasenta. Bukan tidak mungkin, malfungsi plasenta ke janin menjadi buruk. Pun asupan nutrisi dan oksigen yang semustinya diterima janin menjadi terhambat.

Derajat Kematangan Pengapuran Pengapuran tersebut diklasifikasikan dengan derajat maturasi (kematangan) plasenta dan ini berkaitan dengan kondisi kesehatan ibu, janin, dan plasenta itu sendiri. Derajat maturasi ini tidak berkaitan dengan umur kehamilan. Pada kehamilan 41 minggu merupakan hal yang normal bila terdapat gambaran derajat maturasi III.

Jangan panik dulu, kalsifikasi plasenta sendiri secara USG dikategorikan menjadi 4 grade. Grade : 0 = tidak ditemukan kalsifikasi; 1 = terlihat sedikit gambaran kalsifiksisi; 2 = ditemukan dengan mudah kalsifikasi setengah lingkaran dan grade 3 = banyak ditemukan kalsifikasi berbentuk lingkaran.

Jika terjadi kalsifikasi plasenta grade 3 pada trimester II, perlu mendapat perhatian. Biasanya untuk kasus seperti ini dilakukan pemantauan secara berkala terhadap pertumbuhan bayi untuk memastikan tidak adanya gangguan pertumbuhan.

Penyebabnya? Penyebab pastinya belum diketahui, beberapa penelitian mendapatkan faktor penyebabnya adalah bumil yang merokok, sedangkan untuk menetralkan efeknya dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung antioksidan. (sayuran dan buah2an atau supelemen yang mengandung antioksidan).

Akibat Rokok dan Stres? bunda yang memiliki kebiasaan merokok dapat memengaruhi timbulnya pengapuran plasenta. Pasalnya rokok mengandung nikotin dan dapat menyebabkan kerusakan dimana pembuluh darah akan menyempit. Akibatnya suplai oksigen ke janin menjadi terhambat. Perkembangan janin pun ikut terhambat. Apalagi, bila bunda mengalami stres karena ada hormon stres (cortisol) yang keluar yang bisa menyebabkan pembuluh darah menjadi kecil, menyempit, daya tahan tubuh (imunitas) juga menurun. Namun ini hanya kemungkinan, karena sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebabnya.

Dampak yang Terjadi Bila aliran darah dan kondisi plasenta tidak berfungsi optimal sebagaimana mestinya tentu pertumbuhan janin jadi terhambat. Bila pertumbuhan janin terhambat di awal kehamilan, biasanya janin terlihat lebih kecil, jumlah sel juga tidak sebanyak jumlah sel pada bayi-bayi normal. Perlu diketahui, proses pertumbuhan bayi ada dua fase, yakni fase pembentukan sel (hiperfasi), kemudian fase pembesaran sel (hipertropi). Bila gangguan seperti pengapuran plasenta terjadi pada awal kehamilan, tentu fase pembentukan sel menjadi terhambat.

Tip Sehat ala BuMil Pengapuran plasenta memang tak bisa diduga datangnya. Yang bisa bunda lakukan adalah menjaga kondisi kehamilan sebaik mungkin, antara lain: Hindari makanan yang mengandung bahan pengawet atau penyedap rasa. Makanlah makanan yang sehat seperti sup, sayur bayam atau masakan lainnya yang terbuat dari bahan-bahan pilihan.

Pun saat mengonsumsi buah-buahan atau daging atau ikan, pilihlah yang masih segar. Makanan yang sehat tak harus mahal loh! Lakukan olahraga meski tidak setiap hari. Bila perlu ikutilah program senam hamil. Hindari rokok. Hindari stres selama hamil. Istirahat yang cukup. Tak kalah pentingnya, rajin-rajinlah berkunjung ke dokter Anda selama hamil guna memantau ada gangguan atau kelainan selama hamil.