Bidan Kita

Home Childbirth All About Childbirth Penggumpalan Darah Pasca Persalinan

Penggumpalan Darah Pasca Persalinan

Penggumpalan Darah Pasca Persalinan

Selain itu, terdapat pula jenis penggumpalan darah yang terjadi di dalam pembuluh darah Anda. Walaupun penggumpalan darah yang terjadi di dalam pembuluh darah ini cukup langka, namun penggumpalan darah tipe ini dapat menjadi sangat mematikan. Anda hamil, tubuh Anda akan memproduksi zat-zat yang dapat membantu dalam penggumpalan darah untuk membantu menghindari adanya pendarahan berlebihan selama persalinan. Namun, hal ini juga berarti Anda lebih beresiko untuk mengalami penggumpalan darah berbahaya yang ada di dalam pembuluh darah Anda.

Menurut American Heart Association, resiko seorang wanita untuk mengalami penggumpalan darah berbahaya ini akan meningkat sebanyak 10% di 6 minggu pertama setelah persalinan. Namun, resiko tersebut juga akan meningkat apabila sang ibu mempunyai diabetes, preeklampsia, obesitas, berumur lebih dari 35 tahun, perokok, memiliki penyakit autoimun, melahirkan anak kembar, atau melahirkan dengan operasi sesar. Selain itu, bed rest dan duduk berkepanjangan serta riwayat penggumpalan darah juga dapat meningkatkan resiko terjadinya penggumpalan darah. Resiko terjadinya penggumpalan darah ini pada umumnya akan menurun dan kembali seperti semula setelah 18 minggu pasca persalinan. 

Gejala penggumpalan darah berbahaya

Seperti yang telah dijabarkan di bagian sebelumnya, penggumpalan darah dapat terjadi di dalam pembuluh darah Anda dan dapat menjadi sangat berbahaya bagi Anda. Penggumpalan darah tipe ini dapat sangat berbahaya dan bahkan mematikan karena dapat menyebabkan trombosis vena, yang merupakan kondisi yang terjadi ketika terdapat penggumpalan darah pada satu atau lebih pembluh darah vena dalam yang. Kondisi ini serungkali terjadi di paha atau betis. Selain itu, penggumpalan darah tersebut dapat pecah di dalam pembuluh darah Anda menjadi gumpalan darah yang jauh lebih kecil dan terbawa oleh aliran darah Anda sampai ke paru-paru, menyumbat aliran darah ke paru paru dan menyebabkan pulmonary embolism atau yang juga disebut dengan emboli paru. Selain itu, walaupun jauh lebih jarang, tapi penggumpalan darah di arteri jantung atau otak juga dapat terjadi, menyebabkan gagal jantung atau stroke.