Bidan Kita

Home Childbirth All About Childbirth PRE EKLAMSIA, Bisakah Melahirkan Normal Alami dan VBAC?

PRE EKLAMSIA, Bisakah Melahirkan Normal Alami dan VBAC?

0
PRE EKLAMSIA, Bisakah Melahirkan Normal Alami dan VBAC?

Gejala bisa ringan sampai berat, atau bahkan muncul tiba-tiba tanpa tanda awal.

Gejala yang perlu diwaspadai:

  • Tekanan darah ≥140/90 mmHg
  • Pembengkakan ekstrem (tangan, wajah, kaki)
  • Sakit kepala berat yang tidak hilang
  • Pandangan kabur atau silau
  • Nyeri di ulu hati atau perut kanan atas
  • Mual atau muntah mendadak
  • Penurunan jumlah urin
  • Kenaikan berat badan drastis dalam waktu singkat

Note: Preeklamsia bisa terjadi tanpa bengkak! Selalu pantau tekanan darah.

Pemeriksaan yang Diperlukan

  • Tekanan darah setiap kunjungan
  • Urinalisis untuk protein
  • Darah lengkap: fungsi ginjal, hati, dan trombosit
  • USG: memantau pertumbuhan janin dan aliran darah plasenta

Komplikasi Jika Tidak Ditangani

  • Eklampsia: kejang saat hamil → kondisi darurat medis
  • HELLP Syndrome: hemolisis, peningkatan enzim hati, dan trombosit rendah
  • Solusio plasenta: lepasnya plasenta sebelum waktunya
  • Pertumbuhan janin terhambat (IUGR)
  • Persalinan prematur
  • Kematian ibu dan/atau janin

Diagnosis Klinis

  • Diagnosis preeklampsia tidak hanya berdasarkan tekanan darah tinggi, tetapi juga gejala seperti:
    • Proteinuria
    • Sakit kepala hebat
    • Gangguan penglihatan
    • Nyeri ulu hati
    • Trombosit rendah
    • Gangguan fungsi hati/ ginjal

Satu-satunya “pengobatan tuntas” preeklamsia adalah persalinan.
Karena preeklamsia disebabkan oleh kehamilan, maka melahirkan adalah satu-satunya cara menghentikannya.

Nah menjawab pertanyaan sebelumnya tentang, kalau ada tanda preeklamsia apakah ada kemungkinan untuk di upayakan persalinan normal? Berikut ini jawabannya:

  1. Kalau Ada Tanda Preeklamsia, Apakah Masih Bisa Melahirkan Normal?
  2. Dan… Jika Persalinan Sebelumnya SC Karena Preeklamsia, Apakah Masih Bisa VBAC?

Kita coba bahas satu persatu ya:

Pertanyaan 1:

“Kalau saya punya tanda preeklamsia, apa masih bisa lahiran normal, Bu?”

✅ Jawaban singkatnya: BISA, asalkan kondisinya memenuhi syarat.

Banyak ibu dengan preeklamsia ringan hingga sedang masih bisa menjalani persalinan pervaginam, dan itu justru sering menjadi pilihan terbaik karena:

  • Operasi sesar berisiko lebih tinggi pada ibu dengan tekanan darah tinggi, termasuk risiko perdarahan, pemulihan lambat, dan efek anestesi.
  • Persalinan normal (dengan induksi bila perlu) lebih fisiologis dan minim intervensi, jika dilakukan dengan pemantauan ketat.

Syaratnya adalah:

  1. Kondisi ibu dan janin masih stabil
    • Tekanan darah masih bisa dikontrol dengan obat
    • Tidak ada tanda-tanda gawat janin atau eklampsia (kejang)
    • Tidak ada komplikasi berat seperti gangguan fungsi organ (ginjal, hati, penglihatan)
  2. Usia kehamilan sudah cukup bulan (≥ 37 minggu)
    Kalau belum cukup bulan, dokter akan menimbang antara risiko melanjutkan kehamilan vs risiko kelahiran prematur.
  3. Persalinan dapat dipantau ketat
    • Ibu perlu dalam pengawasan ketat oleh tim medis
    • Jika pembukaan belum terjadi, bisa dilakukan induksi (dengan prosedur yang hati-hati)

Mengapa pervaginam bisa jadi pilihan yang lebih baik daripada SC?

  • SC pada preeklamsia = risiko lebih tinggi
    Karena pembuluh darah ibu sudah menyempit, operasi bisa menyebabkan perdarahan lebih banyak, penyembuhan luka lebih lama, dan risiko komplikasi lain meningkat.
  • Pervaginam lebih aman untuk pemulihan jangka panjang, asalkan kondisinya memungkinkan.

Kapan harus SC langsung?

Persalinan sesar mungkin dipilih bila:

  • Tekanan darah sangat tinggi dan tidak terkontrol
  • Sudah terjadi eklampsia (kejang)
  • Ada tanda-tanda gawat janin
  • Ada gangguan pembekuan darah atau organ lain

Jadi, Preeklamsia memang tidak bisa 100% dicegah, tapi bisa sekali diupayakan untuk tidak kambuh (terutama kalau sudah punya riwayat sebelumnya), dengan pendekatan yang komprehensif, konsisten, dan menyentuh tiga aspek utama: gaya hidup, nutrisi, dan pemantauan medis.

Berikut strategi lengkap untuk mencegah kekambuhan preeklamsia, cocok diterapkan sejak awal kehamilan:

1. Perbaiki Gaya Hidup Sejak Awal Kehamilan

  • Istirahat cukup dan teratur
    → Hindari begadang dan stres berlebih, karena bisa memperparah tekanan darah.
  • Kurangi paparan stres emosional
    → Praktikkan teknik relaksasi: prenatal yoga, hypnobirthing, journaling, dzikir, afirmasi positif.
  • Olahraga ringan dan rutin
    → Jalan pagi, renang, senam hamil, atau prenatal yoga membantu sirkulasi darah dan tekanan stabil.
  • Pantau berat badan
    → Kenaikan berat badan yang terlalu cepat bisa memicu hipertensi kehamilan.

2. Nutrisi Seimbang & Dukungan Mikronutrien

  • Konsumsi protein cukup
    → Preeklamsia sering terjadi saat asupan protein rendah. Tambahkan telur, ikan, kacang-kacangan, dan tempe.
  • Kaya magnesium, kalsium, dan antioksidan
    → Alpukat, bayam, pisang, brokoli, kacang-kacangan, dan yogurt bagus untuk jantung & tekanan darah.
  • Kurangi garam & makanan olahan
    → Terlalu banyak garam bisa memperberat kerja ginjal & jantung.
  • Minum cukup air putih (≥ 2 liter/hari)
  • Tambahkan suplemen jika dianjurkan oleh bidan/dokter
    → Beberapa studi menunjukkan bahwa aspirin dosis rendah (80–150 mg) bisa membantu mencegah preeklamsia pada ibu risiko tinggi (atas arahan dokter).

3. Pemantauan Medis Teratur

  • Periksa tekanan darah secara rutin
    → Minimal 1x/minggu jika ada riwayat preeklamsia. Catat dan awasi perubahannya. jika memmungkinkan beli alat tensimeter dan lakukan pemantauan secara rutin setiap kali sebelum dan setelah bangun tidur 
  • Pantau tanda-tanda awal preeklamsia:
    • Pembengkakan ekstrem (bukan bengkak biasa)
    • Sakit kepala hebat yang tidak hilang
    • Mual mendadak, pandangan kabur, nyeri ulu hati
    • Tekanan darah > 140/90 mmHg
  • Pemeriksaan urin
    → Protein dalam urin adalah salah satu tanda awal preeklamsia.
  • Jangan lewatkan kontrol kehamilan
    → Termasuk USG dan tes lab jika disarankan.

4. Bangun Koneksi Emosional & Spiritualitas

  • Praktikkan komunikasi dengan bayi (bonding ibu-janin)
  • Doa dan afirmasi tiap hari
  • Ibadah dengan kesadaran penuh
  • Pelajari teknik hypnobirthing untuk ketenangan sepanjang kehamilan

❤️ Bonus: Edukasi Diri = Perlindungan Paling Kuat

Ibu yang tahu cara kerja tubuhnya dan mengenali tanda bahaya akan lebih siap menghadapi risiko.

Karena itu, kami sangat menyarankan Ibu untuk ikut kelas edukatif seperti prenatal yoga, hypnobirthing, dan kelas kehamilan berbasis evidence-based. Di sanalah tempat Ibu dibekali strategi konkret dan mental yang kuat.

Apakah Preeklamsia Bisa Kambuh di Kehamilan Selanjutnya?