
Sebut saja Bunda Bunga (*nama disamarkan), beliau adalah klien saya yang sangat istimewa. Kenapa istimewa? YA, karena melalui beliau saya harus belajar untuk lebih sabar lagi dan memperbaiki diri serta memperbaiki program kelas saya.
Bunda Bunga adalah Calon ibu, hamil pertama dimana menurut pengakuannya, dia sangat takut untuk melahirkan normal, karena dia takut sakit. Sejak awal kehamilannya, dia sudah merencanakan untuk melahirkan secara operas sesar dengan alasan TAKUT itu tadi. Namun karena suaminya berharap dan membujuknya supaya dia mau mencoba mengupayakan melahirkan normal dahulu, maka bunda Bunga tersebut mulai browsing dan mencari solusi, lalu bertemulah bunda Bunga ini dengan saya. Mengikuti Yoga setiap minggu, mengikuti kelas gentle birth balance dimana ada program hypnobirthing di dalamnya, hingga akhirnya beliau bertekad untuk melahirkan normal alami. Dengan keyakinan bahwa di tempat bu Yesie melahirkan tidak sakit!
Di kelas saya, saya selalu menekankan bahwa gentle birth dan hypnobirthing adalah filosofi, dimana seorang ibu di harapkan dapat kembali menemukan kekuatan dan keyakinan di dalam dirinya bahwa tubuh seorang wanita sudah di desain sedemikian rupa oleh Tuhan untuk melahirkan secara normal alami, dan mulai memberdayakan diri dengan melakukan swa sugesti kepada dirinya agar tenang dan nyaman selama menjalani proses persalinan.
Dan di kelas saya selalu mengungkapkan bahwa rasa sakit itu sangat relatif dan berbeda setiap orang, walaupun demikian rasa sakit dapat sangat diminimalkan jika seorang ibu mau berlatih dan berlatih untuk tetap rileks dan fokus pada nafas (tidak panik_)
Namun mungkin apa yang saya terangkan saat bunda Bunga masih belum bisa mereka pahami dengan baik. Sehingga mereka hanya mengandalkan tiga kali pertemuan saja tanpa benar benar rajin melakukan dan mengerjakan PR yang saya berikan, mulai dari latihan kontrol nafas, hingga latihan relaksasi dengan baik.
Singkat cerita, suatu hari Bunda Bunga memaksa untuk tinggal di Bidan Kita karena sudah mengalami tanda-tanda persalinan, karena beberapa kali saya anjurkan untuk pulang kembali karena masih fase laten (pembukaan 1) dan serviksnya masih sangat tebal serta kontraksi belum intens, sehingga jika dia tinggal di Bidan Kita, bisa saja justru menambah tingkat stres nya. Dan saat mulai stay di klinik, pembukaan bunda Bunga adalah sekitar 2 cm dengan kontraksi yang masih sangat jarang. Saat itu saya hanya berpesan untuk tidak stres dan anggap seperti sedang liburan karena prosesnya masih butuh waktu dan kesabaran.
Malam kedua, bunda Bunga menangis karena kangen dengan ibunya. Dia merasa kecewa karena ternyata dia tetap merasakan kontraksi yang lumayan menyakitkan. Panik! Dan saat itu masih pembukaan 4 cm. Setelah dilakukan relaksasi, rasa panik mulai berkurang, apalagi ketika sang ibu datang di keesokan harinya, semua menjadi ceria kembali. Nah singkat cerita, proses pembukaan bunda Bunga begitu lambat, karena dia merasa sudah lama tinggal di bidan kita, maka “waktu” menjadi sangat “mengintimidasinya” tanpa dia sadari. Belum lagi berbagai “intervensi” dari saudara-saudaranya melalui telephone semakin membuat mereka panik.
Akhirnya bunda Bunga berhasil mengalami pembukaan 9 longgar, dan saat itu tiba-tiba ketubannya pecah secara spontan. Keinginan untuk mengejanpun begitu kuat dan tidak bisa dia tahan. Namun ternyata ketuban berwarna kehijauan. Yang menunjukkan janin di dalam kandungan kurang sejahtera. Akhirnya saya melakukan rujukan. Saat saya mengatakan kepada bunda Bunga bahwa saya harus merujuk, sempat beliau menyatakan bahwa beliau begitu takut jika harus dilakukan operasi sesar. Dan seketika itu juga rasa sakit yang dirasakan bunda Bunga semakin menjadi dan semakin terasa sakit. Sesampai du UGD RS, ternyata pembukaan berubah menjadi 7 cm, mungkin karena kepanikan dan ketegangan yang bunda Bunga alami , silahkan baca :
hingga akhirnya bunda Bunga dilakukan operasi Sesar.
Hampir sebulan setelah peristiwa itu, bunda Bunga tidak memenuhi kewajiban administrasinya selama tinggal dan di rawat di Bidan Kita, saat kami tanyakan, ternyata mereka tidak mau membayar karena merasa kecewa karena ternyata persalinannya tetap sakit hingga akhirnya harus operasi. Dan saat itu mereka meminta saya sowan atau menghadap kepada mereka untuk meminta maaf.
Saat itu suami saya hanya berkata kepada saya untuk membesarkan hati saya:
“di dunia bisnis, orang biasanya bayar, baru kalau ada masalah mereka komplain. tapi kalau bergerak di bidang jasa, orang bisa saja komplain habis habisan padahal belum dan gak mau bayar, gak peduli kalau kita sudah berikan pertolongan ataupun pelayanan yang terbaik sekalipun”
Ya… ini adalah sebuah pelajaran yang begitu berharga bagi kami dimana, ternyata Banyak yang masih rancu dengan makna hypnobirthing dan gentle birth.