Bidan Kita

Home Childbirth All About Childbirth Tarian Memperlancar Kehamilan Hayuning Nismarangesti – Part 1

Tarian Memperlancar Kehamilan Hayuning Nismarangesti – Part 1

0
Tarian Memperlancar Kehamilan Hayuning Nismarangesti – Part 1

#MariMenariBersama. itu hastag yang kami buat untuk acara ini.

Tanggal 17 September 2017 kemaren, kami komunitas @keluargagentlebirth membuat acara besar semacam pagelaran yang seru sekali.

Dan saya akan bercerita tentang latar belakang tarian ini dulu ya? baru setelah itu saya akan share tentang keseruan- keseruan yang terjadi di tanggal 17 kemaren.

Pembuatan tarian ini didasari dari ide :

  1. Pengalaman persalinan yang nyaman dan lancar bahkan tanpa sakit.
  2. Makna dari Gentle birth itu sendiri yang merupakan rangkaian dari proses siklus kehidupan yang sacral yang merupakan dasar atau fondasi bagi generasi yang akan datang
  3. Kerinduan untuk mengajak para ibu untuk memberdayakan diri bahkan mengajarkan filosofi dan ‘wisdom” Nusantara yang terkandung dalam tiap gerak dan lirik lagi
  4. Ibu hamil butuh bergerak dan bersuka cita supaya prose persalinannya lancar

Maka tarian ini diciptakan.

Hayuning: cantik, indah selamat

Nismara: penuh ketenangan

Ngesti: menyatu / manunggal / upaya batiniah yang didasari dengan permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa

Artinya tarian yang ditujukan kepada Tuhan sebagai perwujudan doa dan ucapan syukur sebagai upaya agar ibu dan jabang bayi selamat

Mengapa menari? Karena Menari mempunyai makna yang sangat mendalam, dimana seseorang belajar tentang kesabaran, konsentrasi, dan kelenturan tubuh dalam mengikuti iringan musik dari gamelan dan untuk menggerakkan anggota tubuh. Maka ketika menaripun harus dilakukan dengan sepenuh hati.

Dengan berlatih menari, seseorang belajar menata kepekaan dan nuraninya. Nah ibu hamil membutuhkan ini. Bagaimana dia harus menyatu dengan tubuhnya, mengandalkan “rasa” dan intuisinya dan bisa “terhubung” dengan jabang bayi yang ada dalam rahimnya.

Kenapa tarian jawa? Ya Gerakan tari Jawa yang lemah gemulai mengajarkan seseorang untuk bersabar, bertutur lembut, dan berkonsentrasi tinggi, memadukan gerakan dengan irama gending.

Semua dilakukan bersamaan dengan menggunakan kepekaan hati. Dengan menari, bukan hanya hati yang lebih terasah dan peka, tubuhpun menjadi sehat , karena seluruh anggota tubuh bergerak, termasuk otot perut dan pernafasan.

Tarian hayuning Nismarangesti ini merupakan pengejawantahan dari filosofi Gentle Birth dengan pemahaman nilai budaya.dimana ada:

  1. Greget = semangat = niat
  2. Sengguh = sunggung sungguh
  3. Ora Mingkuh = focus = tidak mudah terpengaruh dengan hal negatif
  4. Nyawiji = menyatu mind body soul

Dan juga tentang pemahaman tarian ini adalah sarana untuk menghormati proses alami yang harus dipahami dengan olah rasa dan olah pikir dengan tetap mengutamakan sisi kelembutan dan kesantunan.

Proses penciptaan tari Hayuning Nismarangesti inipun mengacu pada konsep wiraga, wirama, wirasa, suatu konsep keseimbangan dan harmonisasi antara gerak, irama, dan rasa. Karena dalam kehidupan dan apalagi dalam proses kehamilan dan persalinan, semuanya harus harmonis, selaras dan seimbang.

Ide tarian ini muncul sejak 4 tahun yang lalu. Dimana impian terbesar saya adalah semua ibu dan bayi di Nusantara merasakan nyamannya melahirkan dan dilahirkan. Bahkan mereka mendapatkan pengalaman positif.

4 tahun bergumul dan berkolaborasi dengan penari professional dan pencipta gamelan dan gending jawa membuat tari Hayuning Nismarangesti ini menjadi semakin sempurna dengan gerakan gerakan yang penuh dengan manfaat dan arti juga dengan gending dan syair yang penuh doa dan ucapan syukur serta sugesti positif bagi ibu hamil.

Pada tanggal 17 September 2017 Keluarga Gentle Birth akan menggelar pagelaran tarian ini, untuk dikenalkan kepada masyarakat. Akan ada 9 penari dengan busana Mitoni atau Nujuh Bulan.

9 penari menyimbolkan keseimbangan alam secara mikrokosmos dan makrokosmos.

Berkaitan dengan itu, sembilan penari melambangkan manusia beserta berbagai anggota badannya. Yaitu : Watak (jiwa dan pikiran), Jangga/Gulu (leher), Dada (dada), Endel Ajeg (nafsu/hasrat), Apit Ngarep (lengan kanan), Apit Mburi ( lengan kiri), Buncit (simbol organ seks), Endel Weton (kaki kanan), dan Apit Meneng (kaki kiri).

Kostum Nujuh bulan yang digunakan melambangkan symbol doa dan permohonan serta ucapan syukur.

Kain batik yang digunakanpun bisa :

  1. Wahyu Temurun: Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu mendekatkan diri pada Allah SWT dan selalu mendapat perlindungan Nya.
  2. Sido Asih : Maknanya agar bayi yang akan lahir akan selalu mendapatkan cinta dan kasih oleh sesama dan memiliki sifat belas kasih
  3. Sido Mukti: Maknanya agar bayi yang akan lahir memiliki sifat berwibawa dan di segani oleh sekelilingnya
  4. Truntum : Maknanya agar keluhuran budi kedua orang tua menurun pada sang bayi
  5. Sido Luhur : Maknanya agar bayi yang akan lahir akan memiliki sifat berbudi pekerti luhur dan sopan santun
  6. Semen Romo : Maknanya agar bayi yang dilahirkan memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta kasih Rama dan Sinta kepada rakyatnya.
  7. Sido Dadi: Maknanya agar bayi yang di lahirkan kelak akan selalu sukses dalam hidupnya
  8. Babon Anggrem: Maknanya berisi harapan agar calon ibu dapat melahirkan secara normal dan lancar.
  9. Sido Derajat : Maknanya agar bayi yang dilahirkan mendapat derajat yang baik dalam hidupnya.

Yang di padu dengan angkin jumputan truntum yang melambangkan cinta dan kasih

Tarian yang penuh dengan doa dan syarat akan makna ini kami persembahkan untuk para ibu, bayi dan seluruh keluarga di Nusantara.