Bidan Kita

Home Childbirth All About Childbirth Alat Kontrasepsi yang Paling Umum di Indonesia

Alat Kontrasepsi yang Paling Umum di Indonesia

0
Alat Kontrasepsi yang Paling Umum di Indonesia

Yang Wajib Anda Ketahui

Kehamilan merupakan sesuatu yang harus direncanakan dengan matang terlebih dahulu. Kurangnya perencanaan yang matang seringkali dapat menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan atau kehamilan yang terjadi di waktu yang tidak tepat (lebih awal dari yang diinginkan). Kehamilan tanpa rencana ini tentu saja membawa banyak dampak negatif, seperti meningkatnya angka aborsi yang dilakukan secara tidak aman, gangguan kesehatan hingga kematian ibu dan bayi, meningkatnya tingkat KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga), anak yang tidak dapat bertumbuh kembang secara sempurna, hingga masalah sosial ekonomi. Namun sayangnya, berdasarkan data dari WHO, kurang lebih setengah dari semua kehamilan di dunia dari tahun 2015 sampai 2019 adalah kehamilan tidak terencana. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui metode-metode kontrasepsi dan mencari metode kontrasepsi yang cocok untuk Anda.

Apa Saja Alat Kontrasepsi yang Paling Umum di Indonesia

Ada beberapa faktor yang perlu Anda pertimbangkan ketika Anda memilih alat kontrasepsi, di antaranya adalah keamanan, tingkat efektivitas (tingkat keberhasilan dan kegagalan), ketersediaan (termasuk harga dan susah mudahnya untuk dicari), dan respons tubuh Anda terhadap alat kontrasepsi tersebut. Selain efektivitas untuk mencegah kehamilan, efektivitas untuk mencegah HIV dan PMS (Penyakit Menular Seksual) juga perlu dipertimbangkan. Nah, berikut ini adalah beberapa refrensi alat kontrasepsi yang paling umum di Indonesia.

  1. Kondom

Pada umumnya, kondom memiliki berbagai macam jenis, antara lain adalah kondom laki-laki, kondom perempuan (internal kondom), kondom dengan rasa, tekstur, dan aroma, kondom dengan dan tanpa pelumas, dan kondom lateks dan non lateks. Kondom, baik kondom perempuan maupun laki-laki memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk mencegah masuknya sperma ke tubuh wanita, menghalangi pertemuan sperma dan sel telur agar tidak terjadi pembuahan.

Tipe kondom yang paling umum, lateks, dapat membantu untuk mencegah kehamilan, HIV, dan PMS. Namun, kondom berjenis “natural” atau “lambskin” biasanya tidak memberikan perlindungan dari HIV dan PMS. Kondom memiliki performa yang cukup efektif apabila digunakan dengan benar. Pada umumnya, tingkat kegagalan kondom laki-laki adalah 13% sedangkan untuk kondom perempuan adalah 21%. Saat menggunakan kondom lateks, ingatlah untuk tidak menggunakan pelumas berbahan dasar minyak, seperti minyak pijat, baby oil, lotion, atau petroleum jelly karena dapat membuat kondom menjadi lebih lemah sehingga kemungkinan untuk robek, bocor, atau pecah menjadi lebih besar.

Walaupun hanya dapat digunakan 1 kali, namun harga kondom sangatlah terjangkau dan Anda dapat mendapatkannya dimanapun.

  1. Pil

Pil KB merupakan pil yang mengandung hormon progestin dan estrogen (pil kombinasi). Pil ini bekerja dengan memanipulasi kadar hormon dalam tubuh untuk mencegah pelepasan sel telur, menebalkan dinding rahim, dan mengentalkan lendir leher rahim sehingga sperma sulit untuk masuk kedalam. Pil ini memiliki tingkat efektivitas yang cukup tinggi dengan tingkat kegagalan hanya sebesar 7%. Namun, pil ini biasanya memiliki banyak efek samping yang dapat berbeda-beda pada tiap wanita, diantaranya adalah sakit kepala, sakit perut, mual, sakit di area payudara, menstruasi tidak teratur atau perubahan siklus menstruasi, perubahan mood, berat badan bertambah, dan tekanan darah tinggi. Selain itu, pil ini tidak akan bekerja secara efektif kecuali apabila Anda mengkonsumsinya setiap hari di jam yang sama. Namun, provider Anda tidak akan merekomendasikan kontrasepsi menggunakan cara ini apabila Anda lebih tua dari 35 tahun dan merokok, memiliki riwayat penyumbatan darah, penyakit jantung, ganguan hati, migrain, tekanan darah tinggi, kanker rahim atau kanker payudara. Selain itu, KB jenis ini juga tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.

Bagi para wanita yang tidak dapat mengkonsumsi estrogen, terdapat variasi dari pil ini yang hanya mengandung progestin. Pil ini biasanya disebut pil mini atau pil laktasi. Pil ini sama efektifnya dengan pil kombinasi selama dikonsumsi setiap hari secarat teratur dan konsisten.

  1. Suntikan

Sama seperti pil, terdapat dua jenis suntikan KB, yaitu suntikan KB kombinasi (mengandung estrogen dan progestin) dan suntikan KB yang hanya mengandung prgesteron. Cara kerja KB jenis ini pada umumnya sama dengan pil KB. Kontrasepsi tipe ini cukup efektif apabila dilakukan dengan benar, dengan tingkat kegagalan hanya 4%. KB suntikan biasanya memiliki jenis yang berbeda berdasarkan waktunya (1 bulan dan 3 bulan). Kontrasepsi cara ini jauh lebih efektif dan tentunya lebih praktis dari pil KB. Namun, sama seperti pil KB, suntikan dapat menimbulkan efek samping seperti bercak darah, haid tidak teratur, menstruasi lebih lama, kenaikan berat badan, perubahan mood, sakit kepala, dan sakit di area payudara. Sama seperti pil KB, Anda tidak direkomendasikan untuk menggunakan alat kontrasepsi ini apabila Anda memiliki riwayat migrain, diabetes, penyakit hati, stroke, dan serangan jantung. KB jenis ini juga relatif mahal dan tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual. 

  1. IUD/Spiral

IUD atau intrauterine device adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan di dalam rahim Anda. Pada umumnya, terdapat dua jenis IUD, yaitu IUD tembaga (Cooper T) dan IUD hormonal. IUD tembaga bekerja dengan melepaskan ion yang dapat membunuh sperma dan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur, sedangkan IUD hormonal bekerja dengan melepaskan hormon progestin setiap hari untuk mencegah kehamilan. IUD merupakan alat kontrasepsi yang cukup efektif dengan tingkat kegagalan sebesar 0,8% untuk IUD tembaga dan 0,1 – 0,4% untuk IUD hormonal. IUD dapat melindungi Anda dari kehamilan selama 3, 5, dan 10 tahun tergantung dengan jenis yang Anda gunakan. Walaupun tahan lama dan tidak memerlukan efek samping, IUD memiliki biaya yang cukup mahal di awal. Efek samping dari IUD biasanya adalah menstuasi yang tidak teratur, dan terkadang IUD jenis tembaga akan menyebabkan Anda merasa kram perut sampai beberapa hari setelah dimasukkan.

  1. Implan

Implan merupakan jenis alat kontrasepsi hormonal yang berbentuk batang kecil dan dimasukkan dibawah kulit Anda di area lengan atas. Selama jangka waktu 3 tahun, alat ini akan melepaskan hormon progestin setiap harinya sedikit demi sedikit. Alat kontrasepsi ini hanya memiliki tingkat kegagalan sebanyak 0,1%. Namun, sama seperti alat kontrasepsi dengan suntikan dan pil, implan dapat menyebabkan sakit kepala, menstruasi tidak teratur, kenaikan berat badan, dan rasa sakit di area payudara.

  1. Kontrasepsi darurat

Kontrasepsi darurat/postpil/morning after pil merupakan kontrasepsi berbentuk pil yang dikonsumsi sebanyak 2 butir selama kurang dari 5 hari setelah berhubungan seks, namun semakin cepat pil ini dikonsumsi, pil ini akan semakin efektif. Pil ini mengandung hormon progesteron berdosis tinggi dan dapat dengan cepat mencegah pelepasan sel telur dan mengentalkan lendir leher rahim Anda. Namun, ingatlah bahwa kontrasepsi darurat tidak dapat dilakukan sebagai metode KB yang sebenarnya karena jenis kontrasepsi ini dibuat untuk digunakan apabila alat kontrasepsi Anda yang lain tidak bekerja karena alasan tertentu. 

  1. Metode withdrawal

Metode withdrawal adalah dimana pasangan Anda mengeluarkan penisnya dari vagina Anda sebelum ia orgasme. Keuntungan metode ini adalah bahwa Anda tidak perlu mengeluarkan biaya sepersenpun, tidak memerlukan alat apapun, dan tidak melibatkan hormon-hormon. Namun, teknik ini memiliki tingkat kegagalan yang cukup tinggi mengingat sperma tersebut dapat keluar sebelum pasangan Anda mencabut penisnya dari vagina Anda, selain itu, terdapat precum yang juga apabila sampai ke vagina Anda juga dapat menyebabkan kehamilan. Hal ini membuat teknik ini sulit untuk dilakukan secara “benar”. 

  1. Metode kalender

Metode ini dilakukan dengan berhubungan seksual dengan menghindari masa subur Anda. Dibanding cara lainnya, cara ini memiliki tingkat kegagalan yang paling besar, yaitu dari 2-23%. Jarak angka kegagalan ini cukup jauh karena metode ini sangat tergantung dengan keteraturan siklus menstruasi Anda, dan terkadang, mengetahui masa subur Anda dapat cukup menantang. 

  1. Pemberian ASI eksklusif

Apabila Anda baru saja melahirkan dan sedang menyusui, maka Anda akan mendapat kontrasepsi alami sementara dari kegiatan menyusui tersebut. Metode ini disebut juga dengan Lactational Amenorrhea Method (LAM). Metode ini dapat cukup efektif apabila Anda memenuhi beberapa syarat, seperti belum menstruasi setelah melahirkan, menyusui sepenuhnya, dan Anda melakukan metode ini kurang dari 6 bulan setelah Anda melahirkan. Ingatlah bahwa metode ini hanyalah metode sementara dan penggunaan alat kontrasepsi yang lain masih sangat direkomendasikan. 

  1. Kontrasepsi permanen bagi perempuan dan laki-laki

Anda dapat melakukan kontrasepsi permanen ini apabila Anda sudah tidak berencana untuk memiliki anak sama sekali. Bagi para perempuan, kontrasepsi permanen ini dapat berwujud tubectomi yang dilakukan dengan memotong atau mengikat tuba falopi Anda. Bagi para laki-laki, kontrasepsi permanen ini dapat berwujud vesectomi yang dilakukan dengan memotongs vas deferens pria sehingga sperma tidak dapat memasuki air mani. Kedua cara ini cukup efektif dengan tingkat kegagalan berkisar antara 0,5%-0,15%. Komplikasi yang dapat terjadi pada metode kontrasepsi ini  diantara lain adalah rasa sakit di masa pemulihan, pendarahan atau komplikasi dari operasi. Namun bagi para wanita yang melakukan tubectomi, resiko untuk mengalami kehamilan ektopik akan meningkat. Kehamilan ektopik sendiri terjadi ketika telur yang telah dibuahi menempel dan tumbuh di tempat yang tidak seharusnya, seperti di tuba falopi.

 

Komunikasikanlah dengan pasangan dan provider Anda untuk memilih metode kontrasepsi yang paling tepat untuk Anda. Anda juga dapat menghubungi layangan HaloDKT melalui layanan bebas pulsa di 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB.

 

Knowledge is power~

Sumber:

– https://www.cdc.gov/reproductivehealth/contraception/index.htm
– https://dktindonesia.org/articles/mencegah-kehamilan-dengan-kontrasepsi-6-metode-kb-modern-dan-masa-perlindungannya/
– https://www.who.int/news-room/detail/23-07-2020-new-estimates-show-worldwide-fall-in-unintended-pregnancies-since-1990-1994
– https://www.womenshealth.gov/a-z-topics/birth-control-methods