“Melahirkan sangat berhubungan dengan peristiwa kehilangan darah atau perdarahan. Dan perdarahan akibat proses melahirkan adalah merupakan suatu hal yang sangat berpotensi berbahaya. Bahkan hingga saat ini perdarahan setelah melahirkan atau perdarahan post partum merupakan penyebab terbanyak dari kematian ibu di seluruh dunia, apalagi di Indonesia”
Â
Untungnya, saat ini di Indonesia perawatan bersalin lebih mudah diakses, sehingga perdarahan postpartum yang terjadi tidak fatal. Tapi peristiwa perdarahan ini sangatlah sering terjadi, terlepas dari di mana Anda melahirkan.
Â
Â
Nah penting bagi Anda sebagai klien untuk mengetahui tentang apa dan bagaimana mencegah terjadinya peredarahan postpartum.
Siapa yang paling berisiko mengalami perdarahan postpartum segera setelah melahirkan?
1. Wanita dengan hipertensi kehamilan yang diinduksi
2. Wanita yang mengalami Kala dua lama atau berkepanjangan
3. Wanita yang diinduksi atau di pacu persalinannya
4. Wanita yang bayinya di lahirkan melalui ekstraksi vakum
5. Wanita dengan bayi yang besar atau lebih besar dari usia kehamilannya
Alasan paling umum dari penyebab perdarahan postpartum adalah adanya”atonia uteri,” atau kegagalan rahim untuk berkontraksi secara normal setelah kelahiran bayi / atau plasenta. Kemungkinan penyebab atonia uteri meliputi:
1. Rahim yang terlalu besar (karena kehamilan ganda, janin terlalu besar, cairan ketuban berlebih)
2. Rahim yang terlalu lelah (akibat induksi / augmentasi atau persalinan lama, infeksi, penggunaan obat-rahim “tokolitik” yang digunakan untuk menghentikan persalinan atau persalinan prematur-seperti magnesium atau kalsium channel blockers)