Persalinan Tak Maju atau dalam istilah bahasa inggris, sering disebut Failure to Progress (FTP).
Apa sih sebenarnya? faktor apa saja yang menyebabkan? dan apa yang harus kita lakukan untuk menghindarinya?
Apa Itu Failure to Progress (FTP) ?
Failure to Progress (FTP) atau Partus (Persalinan) Tak Maju di tegakkan ketika proses persalinan berlangsung sekitar 20 jam atau lebih setelah kontraksi teratur dimulai (pada ibu yang baru pertama kali melahikan), dan sekitar 14 jam atau lebih (pada ibu yang pernah melahirkan sebelumnya).
Ini juga digunakan saat ibu penambahan pembukaannya kurang dari 1-2 cm per jam (selama persalinan fase aktif, yaitu pembukaan di atas 4cm). Dari mana asal frase waktu ini? Waktu persalinan ‘rata-rata’ ini berasal dari kurva Friedman. Dr Friedman lah yang menemukan n kurva ini setelah mempelajari 500 ibu yang baru pertama kali melahirkan, pada tahun 1954.
Dr Friedman menemukan bahwa waktu rata-rata untuk ibu Primi (Primi= pertamakali melahirkan) saat pembukan 0-4 cm adalah 8,6 jam. Dia menemukan bahwa setelah seorang ibu bersalin memasuki fase aktif, maka proses pembukaan menjadi lebih cepat yaitu rata rata 1-3 cm per jam. Dari para ibu yang diteliti ini, setelah pembukaan lengkap, fase mengejan (kala kedua persalinan) rata-rata adalah 1 jam.
Studi Friedman penting pada saat itu karena menggambarkan proses persalinan dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya. dan atas dasar penelitian dari Friedman inilah disusun Partograf, yang menjadi dasar dari asuhan persalinan normal saat ini.
Namun karena metode friedman sangatlah rumit, maka dilakukan beberapa modifikasi partoraf oleh WHO. dan para penelitian modern telah sampai pada kesimpulan definitif bahwa kita tidak dapat lagi menerapkan Kurva Friedman untuk para ibu bersalin di jaman ini.
Karena sudah Terlalu banyak hal yang telah berubah sejak tahun 1955. dimana Epidural telah menggantikan sedasi dalam persalinan; Pitocin digunakan lebih sering untuk induksi persalinan ; ibu bersalin sekarang lebih tua d; Dan metode forseps-with-episiotomy bukan lagi prosedur rutin. Semua faktor ini dapat mempengaruhi lamanya persalinan (Laughon et al 2012).
Faktor yang bisa mempengaruhi panjang dan pendeknya proses persalinan
Tidak mudah menerapkan “kurva” spesifik ini untuk semua proses persalinan, karena setiap orang mungkin memiliki faktor yang berbeda yang dapat memperpanjang atau memperpendek proses persalinan mereka.
Berikut ini beberapa faktor yang bisa memperpanjang proses persalinan:
Penggunaan epidural (Alexander et al. 2002, Frigo et al. 2011) dan (Anim-Somuah et al. 2011). karena otomatis sang ibu tidak bisa bergerak dengan bebas.
Obesitas (Kominiarek et al. 2011; Carlhall 2013; Kawakita et al. 2016)
Usia ibu lanjut (Sheiner et al 2002a; Timofeev 2013)
Pemberian diinduksi secara medis (Sheiner et al. 2002a) (Vahratian et al., 2005)
Induksi persalinan adalah dimana Anda diberi obat untuk memulai persalinan. biasanya ini dilakukan saat proses persalinan tidak kunjung datang padahal HPL (Hari Perkiraan Lahir) sudah dekat. Oleh karena itu, oksitosin versi sintetis (pitocin atau syntocinon) diberikan kepada ibu; Namun, versi sintetis ini sedingkali tetap tidak menyebabkan persalinan terjadi seperti biasanya. Terkadang, persalinan tetap saja tidak terjadi; Terkadang, kontraksi menjadi terasa sangat menyakitkan, lama, dan dalam beberapa kasus justru inilah yang menyebabkan janinmengalami distress dan akhirnya membahayakan janin.
Melahirkan untuk pertama kalinya (Zhang, Landy et al., 2010), (Sheiner et al 2002a)
Posisi bayi yang posterior (Gardberg & Tuppurainen 1994, Senecal et al., 2005)
posisi Kepala bayi yang miring (yaitu asynclitic) (Malvasi 2015)
Terkungkung di tempat tidur (Lawrence et al 2013) dan berbaring terlentang
Pertama-tama, posisi ibu ini berbahaya bagi ibu dan bayinya dari sekitar 25 minggu kehamilan dan seterusnya! Bobot bayi di dalam rahim menekan pembuluh darah besar di dalam ibu yang menghambat aliran darah ke ibu, dan akibatnya, pada bayi itu. Yang kedua, posisi untuk mendorong tahap kedua ini adalah ide terburuk yang pernah ada. Dokter menemukan posisi melahirkan ini untuk tujuan tunggal yaitu CONVENIENCE. Jika tidak, mereka harus berjongkok atau menggunakan senter untuk melihat apa yang terjadi saat menolong persalinan. Seperti yang dapat Anda lihat di video ini, kanal persalinan terbuka paling sedikit 10% agar kepala bayi menyesuaikan diri :
Dehidrasi (Dawood et al 2013) dan pembatasan minum dan makan. dalam proses persalinan normal, sebenarnya Anda tidak memerlukan cairan infus. Sebenarnya, minum saat Anda haus adalah cara rehidrasi yang palingefektif dan akurat daripada diberi infus (di mana intake dan output cairan justru bisa saja tidak seimbang). Makan akan membantu memberi energi dan mampu makan akan mengurangi stres. Beberapa rumah sakit tidak mengizinkan ibu untuk makan atau minum karena risiko tersedak makanan jika ternyata dilakukan operasi darurat. apalagi ketika Anda mengalami Ketuban Pecah Dini. yang seharusnya Anda banyak minum ketika ketuban pecah dini, justru malah tidak boleh minum dan hanya di batasi gerak, dan di pasang infus untuk di Induksi. bahkan seringkali sudah disuruh puasa.
korban kekerasan seksual (Nerum et al., 2010)
melahirkan bayi kembar (Leftwich et al 2013).
Ketuban pecah dini (PROM, kantung pelepasan air sebelum persalinan dimulai) (Sheiner dkk, 2002a)
hamil dengan bayi besar (Sheiner et al 2002b)
Bayi sangat besar dan tidak bisa bergerak melalui jalan lahir. (Disproporsi Cephalopelvic)
pada kasusn ini jalan lahir menjadi terlalu kecil agar bayi bisa melewatinya. (Pelvis Android, pelvis sempit)
Kontraksi Anda sangat lemah. (Kontraksi yang tidak efisien)
Masalah kesehatan ibu seperti diabetes gestasional, hipertensi atau preeklampsia, cairan amniotik rendah atau tingkat cairan amnion tinggi, memiliki bayi sebelumnya meninggal selama atau sesaat setelah persalinan, dan pengobatan infertilitas (Sheiner, Levy et al 2002. 2002a; Sheiner et al., 2002b; )
Nutrisi yang kurang bagus. walaupun sulit dipercaya, tapi gizi buruk selama kehamilan bisa berpengaruh langsung pada berapa lama persalinan. Salah satu cara yang jelas adalah jika seorang ibu yang didiagnosis dengan Gestational Diabetes, suatu bentuk diabetes yang hanya terjadi selama kehamilan. Efek lain gizi buruk terhadap tenaga kerja adalah kurangnya energi. proses persalinan itu ibarat orang yang lari marathon, ibupasti memerlukan persiapan selama berbulan-bulan, mengatur pola makan (diet) dan berolahraga. Ketika seorang wanita, terutama ibu yang baru pertama kali, menyadari kontraksinya telah dimulai dan sangat bersemangat untuk pergi ke rumah sakit , dia sering lupa makan. Pada awal persalinan, makan makanan bergizi, protein dan lemak tinggi, akan membantu memberi energi slow-burning dan steady yang kontras dengan karbohidrat cepat terbakar.
Intervensi medis yang tidak perlu. Ini datang dalam banyak bentuk seperti ; pemberian dan pemasangan infus, epidural, pitocin dan syntocinon, prosedur rumah sakit, pemantauan janin elektronik yang menetap sehingga ibu tidak bebas bergerak, pemeriksaan vagina yang serng. dimana saat bidan atau dokter ingin memeriksakan Anda dan bayi, mereka cenderung melakukannya dengan berbagai intervensi seperti membatasi gerakan, menempatkan ibu ke posisi yang buruk (terbaring terlentang), membatasi akses terhadap makanan dan air, dan lebih banyak lagi . Interupsi ini biasanya tidak terjadi secara singkat, namun seringkali berlangsung berjam-jam!
pembatasan gerak. Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa peberian cairan infus, penggunaan epidural, Pemantauan Janin secara Elektronik, dan prosedur rumah sakit lainnya dapat mencegah Anda bergerak bebas. Di bioskop atau di TV dan sinetron sinetron , Anda akan sering melihat ibu terbaring di ranjang rumah sakit, menjerit saat merasakan kontraksi, dan hanya ‘berharap’ agar bayinya keluar. sebagian besar ibu yang dilakukan epidural tidak bisa merasakan kaki mereka, apalagi berjalan dan bergerak! padahal Untuk membantu dalam proses persalinan, pastikan Anda bisa berjalan, bergoyang, jongkok, naiki tangan , dan dengarkan tubuh Anda. karena semua posisi ini adalah posisi yang sangat baik untuk membantu bayi menyelaraskan diri di dalam jalan lahir. Apalagi jika Anda berada dalam posisi tegak, Anda juga akan memiliki gravitasi yang membantu bayinya keluar secara alami! namun dengan pembatasan gerak, dimana Anda hanya boleh tidur miring kekiri sepanjang proses persalinan, tentu tidak akan membantu proses persalinan itu sendiri.
Stres. Kebanyakan ibu yang melahirkan secara alami antara pukul 1:00 pagi dan 6:00 pagi! Ibu yang mulai melahirkan di siang hari sering mengalami stres atau tidak nyaman. Hal ini dapat menyebabkan tubuh tidak ingin terbuka, pelvis menjadi kaku karena stres mencegah tubuh melepaskan hormon yang akan melemaskan ligamen, yang akan menyebabkan persalinan yang panjang. Terkadang, epidural dapat membantu dalam situasi ini untuk menenangkan ibu, mengurangi sedikit rasa sakit, dan kemudian stres akan berkurang, sehingga memungkinkan proses persalinan menjadi maju. silahkan lihat video lucu ini untuk ilustrasi
Kurangnya Pengetahuan. Pernahkah Anda mendengar tentang Natural Alignment Plateau (N.A.P)? Ini adalah periode waktu di mana proses pembukan ‘terhenti’ sementara kontraksi terus berlanjut. Terkadang kontraksi berhenti sama sekali. Yang perlu Anda ketahui adalah bahwa ini adalah proses alami di mana bayi dan ibu bekerja sama selama persalinan dan kelahiran. Kadang serviks berhenti melebar dan membuka karena bayi perlu berganti posisi dan kontraksi membantu bayi menyesuaikan diri di rahim. Di lain waktu, ini karena ibu lelah dan hanya perlu beristirahat sebelum melanjutkan turunnya bayi dan / atau mendorong bayi keluar. Periode waktu ini biasanya adalah kesempatan yang diberikan bidan dan dokter untuk memberi label kepada seorang ibu dengan label FTP atau persalinan tak maju, atau persalinan Lama, dan ini sering terjadi ketika Syntocinon mulai di berikan. Terkadang, ibu bergerak maju dengan obat-obatan, atau menyetujui bagian c hanya karena mereka TIDAK TAHU tentang N.A.P!
Lingkungan persalinan yang Tidak nyaman. proses Kelahiran adalah proses fisiologis yang kompleks sehingga Anda harus benar-benar mengerti bahwa terdapat Banyak hormon yang terlibat dan hampir semuanya bisa berdampak pada lamanya persalinan. Oksitosin, melatonin, adrenalin dan endorfin adalah beberapa hormon yang terlibat dalam persalinan. Saat seorang ibu merasa diawasi atau tidak nyaman, tubuhnya melepaskan adrenalin, yang bisa mengurangi aliran oksitosin. Aliran oxytocin yang melambat atau berhenti dapat menyebabkan “chaos” selama persalinan. terika ada lampu yang terang beberang dan suara keras, bisa menyebabkan pelepasan melatonin kurang. Melatonin mendorong pelepasan oksitosin. Kurang melatonin, sama dengan kurang oksitosin yang bisa proses persalinan menjadi menjadi lebih lama. Endorfin adalah penghilang rasa sakit alami tubuh kita. Mereka membantu ibu mengatasi rasa sakit saat kontraksi persalinan. Endorfin dilepaskan sebagai respons terhadap oksitosin. Saat aliran hormon alami terganggu, maka kemampuan ibu intuk mengatasi kontraksinya pun terganggu. dan persalinan menjadi semakin lama
berikut ini gambaran data tentang penyebab FTP:
Fase laten yang berkepanjangan terjadi selama persalinan tahap pertama dimana ibu bisa kelelahan dan dikeringkan secara emosional, dan persalinan yang berkepanjangan selama tahap kedua dapat menjadi “penyebab kekhawatiran”.
nah Kesimpulannya adalah, Kegagalan Kemajuan bukanlah diagnosis, kondisi, atau penyebab operasi SC. CPD dan kelelahan mungkin merupakan alasan untuk akhirnya memutuskan memilih operasi sesar, terutama jika bayi sudah mengalami distres. sebenarnya Jika Anda kelelahan dan diberi pilihan untuk memiliki induksi persalinan, Anda dapat menolaknya dan tidur siang, makan sesuatu, minum air, dan kemudian meneruskan persalinan pervaginam. Jika Anda sudah sampai pada titik di mana Anda terlalu lelah dan tidak dapat beristirahat atau reenergise, Anda mungkin akhirnyamemilih SC (terutama ketika detak jantung janin mulai tidak bagus, maka SC adalah pilihan terbaik.), walaupun sebenarnya bisa di cegah sejak awal asal Anda punya cukup pengetahuan. semoga bermanfaat ya.
sumber:
Alexander, J. M., S. K. Sharma, D. D. McIntire et al (2002). “Epidural analgesia lengthens the Friedman active phase of labor.” Obstet Gynecol 100(1): 46-50.
Allen, V. M., T. F. Baskett, C. M. O’Connell, et al (2009). “Maternal and perinatal outcomes with increasing duration of the second stage of labor.” Obstet Gynecol 113(6): 1248-1258.
Altman, M. R. and M. T. Lydon-Rochelle (2006). “Prolonged second stage of labor and risk of adverse maternal and perinatal outcomes: a systematic review.” Birth 33(4): 315-322.
ACOG Committee on Practice (2003). “ACOG Practice Bulletin Number 49, December 2003: Dystocia and augmentation of labor.” Obstet Gynecol 102(6): 1445-1454.
ACOG Committee on Practice (2009). “ACOG Practice Bulletin No. 107: Induction of labor.” Obstet Gynecol 114(2 Pt 1): 386-397.
ACOG Committee Opinion (2017). No. 687: Approaches to Limit Intervention During Labor and Birth. Obstet Gynecol, 129(2), e20-e28. (Free full text).
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), Society for Maternal-Fetal Medicine (SMFM), Caughey, A. B., et al. (2014). “Safe prevention of the primary cesarean delivery.” Am J Obstet Gynecol 210:179-193. (Free full text).
Anim-Somuah, M., R. M. Smyth and L. Jones (2011). “Epidural versus non-epidural or no analgesia in labour.” Cochrane Database Syst Rev (12): CD000331.
Basu, A., Flatley, C., Kumar, S. (2016). “Intrapartum intervention rates and perinatal outcomes following successful external cephalic version.” J Perinatol 36: 439-42. Click here.
Walaupun pada dasarnya ada pola/ pattern dalam proses persalinan, namun tetap saja proses persalinan antara satu orang dengan yang lain sangatlah unik. dan tentu perawatan yang diberikanpun seharusnya juga unik.
Baik itu Anda sebagai provider (dokter, bidan) , maupun pendamping persalinan (Suami, doula, keluarga) sangatlah penting untuk mengetahui unsur unsur apa saja yang diperlukan untuk bisa menilai kemajuan persalinan secara lebih akurat antara lain:
Memahami fisiologi persalinan – mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dalam tubuh seorang wanita saat melahirkan.
Memfasilitasi dan mendukung (tidak mengganggu) proses fisiologi.
Fokus pada ibu dan melibatkan semua indra Anda: penglihatan, pendengaran, penciuman, sentuhan dan intuisi untuk “membaca” tanda-tanda yang muncul maupun di tunjukkan.
akan sangat ideal jika Anda mengenal sang ibu ini sebelumnya – karena ini akan membantu Anda menilai perilaku pribadinya dan memahami perilakunya dengan lebih baik.
Menyadari bahwa penilaian apa pun bisa tidak akurat, dan bahwa setiap wanita mungkin tidak menunjukkan sinyal kemajuan ‘biasa’.
Catatan:
Berikut ini adalah panduan pada ibu bersalin normal fisiologis. belum tentu berlaku jika dilakukan pada ibu bersalin dnegan Induksi, epidural, maupun yang diberikan intervensi lainnya.
Bagi saya, proses persalinan ibarat proses “perjalanan atau petualangan” proses fisiologi yang saya ungkapkan disini merupakan gambaran umum yang terjadi. apabila Anda ingin mendalami lebih dalam lagi, maka Anda bisa membuka sumber yang ada di akhir artikel ini.
Glossary (istilah)
Oksitosin (OX): cinta, ikatan, pengurangan stres; penyembuhan; Kontraksi uterus Beta-endorfin (BE): menghilangkan rasa sakit; Aktivasi pusat penghargaan di otak, keadaan kesadaran yang berubah – ‘transendensi’ Epinefrin dan Norepinephrine (E-NE)adrenalin dan noradrenalin: hormon stres (aktivasi jangka pendek) Kortisol (KR): hormon stres (aktivasi jangka panjang) Prolaktin (PRL): hormon ibu; laktasi Eustress: stres bermanfaat / fisiologis sebagai lawan dari tekanan patologis
Memahami fisiologi persalinan
Hormon Prolaktin (PRL), progesteron dan Beta-endorfin (BE) meningkat selama masa kehamilan, dan mencapai tingkat yang paling tinggi pada awal persalinan. saat proses bayi sudah mulai siap, maka tubuh ibu merespons. produksi hormon Oksitosin (OX)meningkat dan kontraksi rahim menjadi lebih kuat.
Awalnya kontraksi yang terjadi bisa tidak beraturan panjangnya, kekuatan dan intervalnya. Serviks melembut dan membuka, dan bayi mungkin mulai memutar dan trusn ke panggul. saat inilah hormon Beta-endorfin (BE) meningkat lebih jauh sebagai respons terhadap rasa sakit akibat kontraksi.
Kegembiraan / kegelisahan / antisipasi (eustress) memaksa tubuh untuk meningkatkan pelepasan Epinefrin dan Norepinephrine (E-NE)adrenalin dan noradrenalin. Keseimbangan antara fokus batin (OX + BE) dan kewaspadaan (E-NE) membuat seorang ibu bersalin tersebut untuk tetap waspada terhadap lingkungannya dan membuat neokorteksnya tetap aktif.
Ini memudahkan kemampuannya untuk melakukan apa yang dibutuhkan misalnya. mengkoordinasi anak-anaknya yang lain, hubungi bidannya, pergi ke rumah sakit, dll. Jika tidak terjadi keseimbangan OT + BE / E-NE-nya maka kontraksinya bisa berhenti sama sekali sampai keseimbangan pulih.
Mekanisme ini memungkinkan ibu bersalin berhenti kontraksinya di awal persalinan sebagai respons terhadap bahaya dan cara ini adalah cara yang sama seperti mamalia lain ketika hendak melahirkan.
Butuh waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari untuk fase awal persalinan ini sampai ke proses persalinan yang sesungguhnya (fase aktif).
Penilaian (apa yang mungkin Anda lihat)
Mata terbuka di antara dan selama kontraksi.
Bukti fungsi neokorteks – kemampuan untuk mengadakan percakapan dan menjawab pertanyaan dan / atau melakukan aktivitas eksternal misalnya. Menggunakan aplikasi kontraksi nyaman melalui aplikasi di Handphone
mempu mengekspresikan Kegembiraan dan kecemasan.
Kontraksi lambat atau berhenti dalam menanggapi perjalanan ke rumah sakit atau situasi stres / mengganggu lainnya.
keluar mucus pluc/ lebdir darah saat serviks mulai menipis dan terbuka.
Postur tetap sama seperti pada akhir kehamilan (panggul masih stabil) yaitu. Bisa dengan mudah berjalan tegak di antara kontraksi.
Seiring dengan meningkatnya produksi hormon Oksitosin (OX), maka kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih kuat. Sebagai tanggapannya , kortisol dan BE meningkat ke tingkat yang sangat tinggi untuk menghilangkan rasa sakit dan mengurangi stres.
Obat alami (opiat) membantu menciptakan keadaan seperti trance dimana fokus ibu berada di dalam diri sendiri dan dia mulai mengantuk dan kurang menyadari kondisi dan situasi di sekelilingnya.
Bayi Kuning (Jaundice) adalah warna kekuningan yang didapatkan pada kulit dan lapisan mukosa (seperti bagian putih mata) sebagian bayi baru lahir. Dalam bahasa Indonesia hal ini lebih sering disebut sebagai ‘bayi kuning’ saja.
Istilah lain yang kadang digunakan adalah ikterik. Hal ini dapat terjadi pada bayi dengan warna kulit apapun. Kondisi bayi kuning ini kalau terjadi pada bayi baru lahir di sebut ikterus neonatorum Ini adalah sebuah kondisi yang menyebabkan warna kulit pada bayi yang baru lahir berubah menjadi lebih kuning.
Kondisi ini bisa disebabkan karena kadar bilirubin dalam tubuh bayi menjadi sangat tinggi. Perubahan ini akan sering terlihat pada bagian mata dan kulit bayi.
Ikterus neonatorum adalah kondisi ketika bayi yang baru saja lahir memiliki kadar bilirubin yang sangat tinggi sehingga bisa terlihat jelas pada bagian mata, kulit, mulut, dan juga bagian mata bayi.
Kondisi ini juga sangat berhubungan dengan tubuh bayina yang menghasilkan bilirubin sangat tinggi atau lebih dari 12 mg/dL. Bilirubin bisa menjadi racun dalam tubuh bayi sehingga bayi bisa menjadi racun pada otak bayi.
Sekitar 65% dari bayi baru lahir menderita ikterus pada minggu pertama setelah lahir dan sekitar 1% dari bayi baru lahir mengalami ikterus hingga dapat mengancam nyawa atau yang disebut juga sebagai kernikterus.
Pada orang-orang dengan ras Asia ditemukan lebih sering mengalami ikterus neonatorus dengan kadar bilirubin > 12 mg/dL dibandingkan ras kulit putih dan negro. Pada bayi-bayi premature terjadi peningkatan angka kejadian ikterus neonatorum dibandingkan dengan bayi-bayi yang cukup bulan.
Bagaimana ini terjadi?
Warna kekuningan terjadi karena penumpukan zat kimia yang disebut bilirubin. Sel darah merah manusia memiliki waktu hidup tertentu. Setelah waktu hidupnya selesai, sel darah merah akan diuraikan menjadi beberapa zat, salah satunya bilirubin.
Bilirubin ini akan diproses lebih lanjut oleh hati untuk kemudian dibuang sebagai empedu. Pada janin, tugas tersebut dapat dilakukan oleh hati ibu. Setelah lahir, tugas tersebut harus dilakukan sendiri oleh hati bayi yang belum cukup siap untuk memproses begitu banyak bilirubin sehingga terjadilah penumpukan bilirubin.
Apakah jaundice berbahaya?
Sebagian besar jaundice tidak berbahaya. Namun pada situasi tertentu di mana kadar bilirubin menjadi sangat tinggi, kerusakan otak dapat terjadi. Hal ini terjadi karena walaupun secara normal bilirubin tidak dapat melewati pembatas jaringan otak dan aliran darah, pada kadar yang sangat tinggi pembatas tersebut dapat ditembus sehingga bilirubin meracuni jaringan otak.
Proses persalinan adalah proses yang sangat berkesan. entah kesannya baik atau buruk, pasti kesan tersebut akat teringat dan terekam seumur hidup. dan pastinya akan mempengaruhi mulai dari “ide, persepsi, believe sampai attitude” seseorang dikemudian hari.
Ketika pengalaman dan cerita proses persalinan menjadisesuatu hal yang traumatik, pasti trauma tersebut akan terkenang sampai seumur hidup, bahkan bisa membuat atau menciptakan trauma baru kembali. demikian pula ketika proses persalinan meninggalkan kesan positif, tentu akan terkenang seumur hidup juga.
Ada saja yang sebenernya berpotensi untuk menciptakan trauma persalinan?
Persalinan yang lama dan menyakitkan
Proses Induksi persalinan
Rasa sakit yang menyiksa ibu saat proses persalinan
Perasaan hilangnya kendali /kontrol saat proses persalinan
Tingginya Tingkati intervensi medis
Secio Cesarea
Perlakuan yang kasar/kurang menyenangkan dari penolong persalinan (bidan, dokter/ paramedis)
Kekhawatiran akan keselamatan bayi
Bayi yang dirawat di dalam NICU
Trauma sebelumnya (contoh, di dalam masa kanak-kanak, dengan persalinan yang sebelumnya atau pelecehan seksual semasa anak-anak)
Nah, pada kesempatan kali ini, saya akan membahas lebih lanjut tentang point no 7. yaitu trauma yang disebabkan karena intervensi dan interaksi petugas kesehatan.
Trauma Psikologis
Banyak ibu mengalami trauma psikologis saat melahirkan. proses Kelahiran yang traumatis dapat berdampak pada kesehatan mental dan hubungan keluarga pasca kelahiran. sehingga sangatlah penting untuk memahami bagaimana faktor interpersonal mempengaruhi pengalaman traumatik seorang perempuan.
pembahasan pada poin ke 7 ini juga saya padukan dengan sebuah jurnal ilmiah yang memang mambahas tentang trauma persalinan yang terjadi karena asuhan kebidanan dan Anda bisa mengaksesnya disini.
dari jurnal ilmiah tersebut di dapatkan temuan bahwa :
terdapat 5 (Empat) hal yang diidentifikasi sebagai faktor penyebab trauma persalinan :
Memprioritaskan agenda provider
Mengabaikan pengetahuan yang dimiliki Klien
Informasi yang tidak jujur atau mengandung kebohongan dan ancaman
Kekerasan
tidak sedikit ibu maupun keluarga merasa bahwa tindakan, intervensi maupun perawatan/asuhan yang diberlakukan kepadanya terjadi karena provider lebih memprioritaskan agenda mereka sendiri dibandingkan kebutuhan sang ibu tersebut.
Gentlebirth adalah sebuah filosofi dalam persalinan yang tenang, penuh kelembutan dan memanfaatkan semua unsur alami dalam tubuh seorang manusia. Penolong dan pendamping harus membantu dengan tenang dan suara yang lembut, sehingga pada saat bayi lahir, suasana di sekelilingnya tenang, hening, dan penuh kedamaian.
Bagaimana Caranya?
Proses persalinan yang tenang, lembut, santun dan minum trauma ini bukanlah sebuah standart operasional prosedur (SOP) atau seperangkat aturan yang harus diikuti. Sebaliknya, itu adalah sebuah pendekatan dalam proses kelahiran alami yang menggabungkan nilai-nilai dan keyakinan yang dianut oleh wanita itu sendiri.
Setiap kelahiran seorang bayi adalah pengalaman yang kuat dan selalu transformasional. Setiap kelahiran adalah pengalaman unik bagi wanita yang melahirkan dan bayi yang dilahirkan. Bagi banyak wanita, pengkondisian sosial awal akan menciptakan keyakinan bahwa mereka tidak dapat melahirkan secara normal.
Kesalahpahaman ini harus diganti dengan pemahaman tentang filosofi gentle birth. Ketika seorang wanita menyadari bahwa tubuh mereka benar-benar tahu bagaimana untuk melahirkan dan bayi mereka yang tahu bagaimana untuk lahir, mereka akan mendapatkan kepercayaan diri bahwa mereka bisa mengalami gentle birth.
Gentle birth membutuhkan persiapan sejak masa kehamilan. Baik persiapan fisik maupun mental calon ibu. Persiapan fisik meliputi latihan pernapasan, olahraga ringan, pijat, dan konsumsi makanan sehat.
Mental ibu pun perlu disiapkan dengan rutin melakukan relaksasi hypno-birthing, meditasi, afirmasi positif, dan menjaga ketenangan jiwanya. Persiapan mental ibu menjadi hal penting yang akan memengaruhi kesuksesan gentle birth ini.
Berikut ini adalah beberapa langkah kunci untuk mendapatkan proses persalinan yang nyaman dan minim trauma seperti yang Anda harapkan.
8 Kunci Sukses Melahirkan Nyaman
Dari ke 8 kunci tersebut, ada hal yang sangat penting yang harus dilakukan terutama berkaitan dengan kunci ke-5. dimana untuk membuat seseorang mampu untuk tetap rileks pada saat proses persalinan, tentu butuh upaya yang cukup kuat. sehingga pikiran bawah sadar bisa bekerja secara otomatis untuk mampu tetaprileks dalam segala situasi.
Hampir semua ibu termasuk saya pasti ingin sekali bentuk tubuhnya kembali seperti semula seperti sebelum melahirkan. ingin perut kembali rata. ingin segera langsing kembali, dan kembali cantik.
Apa yang saya lakukan saat setelah melahirkan adalah, selama 40 hari saya rajin menggunakan setagen.
Inilah setagen:
Setagen ini adalah kain katun namun lumayan kaku yang panjangnya sekitar 5-10 meter.
Lumayan nyaman ketika menggunakan setagen ini, karena kaku, sehingga tubuh saya mau tidak mau harus tegak, ketika berdiri maupun duduk, sehingga saat menyusui postur tubuh tetap terjaga dengan baik. namun karena kainnya kaku dan lumayan kasar, sehingga terkadang terasa sedikit kurang nyaman (gatal) dan kurang menyerap keringat.
Sebagian besar atau bahkan hampir semua wanita pasti ingin melahirkan normal alami dengan lancar dan nyaman. Namun kenyataannya di lapangan tidak sedikit yang gagal untuk melakukannya dan berakhir ke meja hijau (meja operasi).
Ada banyak sekali penyebabnya mulai dari penyebab yang memang mengindikasikan harus dilakukan operasi sesar demi upaya penyelamatan ibu dan bayi, maupun penyebab yang pada dasarnya merupakan efek dari berbagai tindakan yang tidak perlu saat proses persalinan, maupun penyebab yang seharusnya dapat di hindari sebelumnya dan cenderung sengaja diberikan alias dibuat buat .
Kata Dokter
Mari sejenak kita melihat sejarah. Pepatah “sekali sesar, Pasti /Harus selalu sesar” pertama kali di lontarkan oleh Dr. Edwin Cragin’s pada tahun 1916, ia menciptakan pepatah ini pada dasarnya untuk menekankan bahwa operasi pertama seringkali menyebabkan operasi berikutnya.
Dan ternyata pepatah ini masih saja banyak di pegang teguh hingga detik ini. Padahal sejak Nancy WAINER Cohen dan Lynn Baptisti Richards menerbitkan sebuah buku yang sangat fenomenal hingga saat ini, berjudul “Silent Knife” yang memaparkan tentang tentang efek buruk operasi bedah sesar bagi jiwa ibu, maka sejak tahun 1990-an, di Eropa para wanita mulai di anjurkan untuk melakukan Vaginal Birth After Caesarean (untuk selanjutnya akan di sebut :VBAC).
Dan sebagian besar ibu yang sudah pernah mengalami operas Caesar, rata rata mereka menginginkan untuk merasakan seperti apa proses persalinan normal. Bahkan banyak ibu, yang pernah melahirkan caesar sebelumnya, merasa tertekan ketika dia harus menjadwalkan operasi caesar ulang saat mereka berkeinginan atau memilih untuk melakukan VBAC.
Sebagai pelayan kesehatan, memang sebaiknya seorang provider berkewajiban untuk berbagi informasi yang jujur dan jelas kepada para ibu calon VBAC. Untuk menginformasikan tentang risiko dan manfaat rencana VBAC atau memilih operasi caesar berulang.
Bila ibu telah menerima semua informasi yang ibu perlukan untuk meyakinkan diri dalam pengambilan keputusan, maka keputusan dan pilihan yang diambil merupakan pilihan yang baik. seorang provider yang baik seharunya tidak menakut-nakuti atau memaksa seorang ibu untuk menjalani operasi caesar berulang.
Di Undang menjadi salah satu guest teacher di pelatihan Doula Internasional berngengsi di dunia, merupakan salah satu keberuntungan bagi saya.
Saya mengenal Debra Pascalli Bonaro secara pribadi sejak saya bertemu dan mengikuti pelatihan eat pray doula tahun 2015. (walaupun sebelumnya kami sudah intens berhubungan melalu dunia maya, namun pertemuan kami tahun itu membuat aku semakin mengagumi beliau sebagai guru)
Dan setelah mengikuti pelatihan tersebut, saya semakin intens berhubungan. hingga akhirnya Debra mengundang saya untuk mengajar bersama di workshop Eat Pray Doula tahun 2017.
Melatih doula doula dari sekitar 18 negara di dunia, merupakan salah satu tantangan tersendiri.
Berawal dari angan angan sederhana untuk memberikan dukungan kepada para ibu dan keluarga agar mendapatkan pengalaman yang positif saat melahirkan dan dilahirkan. Dengan memberikan wadah untuk bisa berbagi kisah, untuk bisa saling mendukung menguatkan, serta untuk memberikan pembelajaran yang berkesinambungan seputar masa persiapan kehamilan sehat, kehamilan, melahirkan dan menyusui nyaman yang minim trauma (gentle birth).
Yesie Aprillia membuat komunitas ini. Berawal dari group aplikasi WhatsApp, kemudian migrasi ke aplikasi smartphone Telegram. Saat ini dukungan ini selain melalui website sudah bisa Anda dapatkan melalui Instagram, Pinterest, Twitter, Tumblr, dan Facebook.