Bidan Kita

Home Blog Page 59

JANGAN MANDIKAN BAYI ANDA

0

Jangan Memandikan Bayi Anda! Lho Kok begitu? Ya memang begitu bunda hehehe.

 

Vernix atau yang dikenal juga sebagai vernix caseosa adalah lapisan putih krem yang berkembang pada kulit bayi yang belum lahir pada sekitar 20 minggu usia kehamilan. Vernix diyakini sebagai pelembab dan melindungi kulit bayi selama dalam rahim. Menjelang akhir usia kehamilan, vernix yang menutupi bayi akan mulai berkurang, Dan saat lahir, biasanya sisa lapisan vernix masih dapat terlihat.

 

Vernix dipercaya memiliki fungsi anti bakteri yang dapat membantu menjaga kulit bayi dari infeksi. Untuk alasan tersebut, beberapa membiarkannya tetap menempel di kulit bayi saat baru lahir. Selain itu, sifat vernix yang berfungsi sebagai pelembab juga dapat membantu mencegah kulit halus bayi mengalami kekeringan. Vernix yang tersisa pada kulit bayi, saat baru lahir akan diserap oleh kulit bayi secara perlahan.

Lapisan lemak kulit bayi baru lahir sebenarnya merupakan hasil penyatuan dari minyak yang dikeluarkan kelenjar minyak (sebum) di kulit janin dengan sisa-sisa sel-sel kulit janin. Itu sebabnya, komponen utama “selimut” alami si jabang bayi ini adalah sejenis senyawa gabungan protein dan lemak yang disebut proteolipid.

Protein yang baru diidentifikasi, dianggap terlibat dalam pertahanan tuan rumah, adalah cystatin A, UGRP-1, dan calgranulin A, B dan C. Protein ini menambahkan fungsi pelindung verniks seperti aktivitas antijamur, inhibisi protease, dan inaktivasi parasit . Komposisi lipid dalam vernix juga telah ditandai dan di antara senyawa asam-asam lemak bebas yang ditemukan menunjukkan aktivitas antimikroba. Menariknya, lipid vernix meningkatkan aktivitas antimikroba dari LL-37 secara in vitro, menunjukkan interaksi antara lipid dan peptida antimikroba dalam vernix. Kesimpulannya, vernix adalah cream yang seimbang dari senyawa yang terlibat dalam pertahanan tuan rumah, melindungi infeksi janin dan bayi baru lahir.

Penelitian lintas bagian kedokteran (bagian kesehatan ibu dan anak, Biokimia dan Biofisika, serta Mikrobiologi) di Karolinska Institute, Stockholm, Swedia, menemukan beberapa bagian dari komponen protein yang terdapat dalam vernix caseosa punya andil sebagai zat pelindung tubuh. Si kecil dapat terlindung dari beberapa jenis bakteri, seperti Bacillus megaterium atau Eschericia coli, serta jamur Candida albicans.

Perlindungan alami lapisan lemak kulit bayi ini penting pada waktu proses persalinan dan setelah bayi lahir. Karena, seperti kita tahu, kondisi tubuh bayi baru lahir masih sangat rentan terhadap berbagai infeksi, termasuk infeksi bakteri dan jamur.

Haruskah dibersihkan?

Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Melahirkan Normal Setelah Sebelumnya Melahirkan Secara Sesar

Selama ini mitos yang beredar di masyarakat adalah apabila Anda melahirkan dengan cara SC (Sectio caesarea) maka di persalinan berikutnya Andapun harus kembali melakukan SC. Padahal kenyataannya tidaklah demikian. Ketika Anda mau dan mampu memberdayakan diri, mempersiapkan Body, mind dan soul dengan sebaik-baiknya, maka melahirkan normal bida menjadi pilihan pertama Anda.

 

Nah berbicara tentang VBAC, berikut ini beberapa pertanyaan yang seringkali diajukan oleh para ibu yang ingin melahirkan normal setelah sebelumnya mereka melahirkan secara SC:

 

T: Apakah benar bahwa “sekali caesar, pasti selalu bedah caesar lagi”?

J: Tidak, ini adalah konsep medis yang ketinggalan jaman. 40 tahun lalu, sebagian besar luka operasi SC dibuat dengan sayatan klasik, sementara saat ini di hampir semua caesar menggunakan sayatan melintang rendah juga disebut “bikini”. Studi saat ini menunjukkan bahwa VBAC (kelahiran normal setelah sesar) memang alternatif yang lebih aman bagi ibu dan bayi daripada menjadwalkan untuk operasi caesar lagi setelah operasi caesar sebelumnya dimana insisi-nya melintang rendah.

T: Dokter saya bilang panggul saya terlalu kecil untuk melahirkan melalui vagina jika berat bayi lebih dari 3,6 kg Apakah itu benar?

J: Tidak, struktur tulang panggul dan kepala bayi sangatlah fleksibel. Selama persalinan panggul terbuka yang memungkinkan bayi untuk melewatinya. Bahkan, dalam posisi jongkok, panggul 33% lebih terbuka daripada sebelum hamil. Banyak faktor yang membuat ini terjadi. Sebagai permulaan, saat hamil tua, ia melepaskan hormon yang disebut relaxin, yang melembutkan ligamen dan tulang rawan di sekitar panggul. Demikian pula, posisi yang berbeda dan gerakan sang ibu selama persalinan mengubah dimensi dari pelvis, seperti berjalan, naik tangga dan jongkok. Faktor-faktor ini dikombinasikan dengan fleksibilitas kepala bayi memberikan banyak ruang bagi bayi untuk melewati panggul. Kepala bayi terdiri dari lima lempengan tulang tengkorak yang terhubung dengan jaringan lunak yang memungkinkan untuk menyesuaikan diri selama proses kelahiran saat bayi turun panggul (ini disebut Moulase). Dan Tulang-tulang tersebut kembali normal beberapa jam setelah lahir.

Untuk mendukung jawaban ini silahkan membaca tentang:

https://www.bidankita.com/joomla-overview/monthly-guide/538-panggul-sempit

T: Saya telah dilakukan SC lebih dari satu kali ?maka masih mungkinkah saya melahirkan normal nanti?

J: Tentu saja. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan kemungkinan pecahnya rahim setelah operasi caesar, kemungkinan tersebut tidak meningkat secara signifikan setelah dua kali atau lebih operasi sesar sebelumnya, asalkan proses persalinannya benar-benar alami tanpa intervensi induksi. Namun, terdapat korelasi pada peningkatan insiden plasenta akreta jika SC dilakukan secara berturut. Plasenta akreta adalah suatu kondisi dimana plasenta “tertanam” di lapisan otot dinding rahim, yang dapat menyebabkan masalah dengan plasenta, yang pada gilirannya cenderung menyebabkan perdarahan dan mungkin memerlukan histerektomi untuk menghentikan pendarahan. Ini adalah Alasan lain yang baik untuk menghindari sesar lagi.

T: Dokter saya mengatakan bahwa program induksi meningkatkan kesempatan saya akan melahirkan secara normal Apa pendapat Anda?

J: Sebenarnya, ini benar-benar keliru karena justru dengan maka dapat memberikan kontribusi pada peningkatan terjadi pecahnya rahim, dan karenanya harus dihindari sebisa mungkin. Induksi juga menyebabkan tingkat bedah sesar yang lebih tinggi. Jika induksi diperlukan secara medis, sangat disarankan dilakukan pemantauan ibu dan bayi yang lebih intens.

Peran Hormon dalam Persalinan

 

Sebelum membaca artikel ini saya sangat menganjurkan Anda untuk membaca :

1. https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=255:sakit-saat-bersalin-hormon-akan-membantu-anda&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56

2. https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=244:oksitosin-si-qhormon-cintaq-yang-dapat-membuat-persalinan-dan-menyusui-menjadi-mudah&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56

3. https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=260:oksitosin-the-love-hormone&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56

mengapa? Karena ini akan sangat berhubungan dengan ketiga artikel tersebut. 

Apa peran oksitosin selama persalinan dan kelahiran?

Oksitosin sering dikenal sebagai “hormon cinta” karena hormon ini berhubungan erat dengan bercinta, kesuburan, kontraksi selama persalinan dan kelahiran, dan pelepasan ASI saat menyusui. Hormon ini pula yang membantu kita merasa baik, dan itu memicu perasaan & perilaku untuk memelihara.

Reseptor sel yang memungkinkan tubuh wanita untuk menanggapi oksitosin mengalami peningkatan secara bertahap pada kehamilan, dan kemudian meningkat tajam pada saat bersalin. Oksitosin adalah stimulator paten dari kontraksi, yang membantu untuk membuka dan melebarkan leher rahim, mengeluarkan bayi, melahirkan plasenta, dan mengurangi perdarahan di lokasi perlekatan plasenta. Selama persalinan dan kelahiran, tekanan bayi terhadap leher rahim dan kemudian terhadap jaringan di dasar panggul merangsang oksitosin dan kontraksi. Begitu juga bayi baru lahir yang menyusui.

Rendahnya tingkat oksitosin selama persalinan dan kelahiran dapat menyebabkan masalah Antara lain:

1. menyebabkan kontraksi untuk menghentikan atau memperlambat, dan memperpanjang proses persalinan

2. mengakibatkan perdarahan yang berlebihan di lokasi perlekatan plasenta setelah plasenta lahir

3. merangsang provider (dokter atau bidan) untuk menanggapi masalah ini dengan intervensi.

Apa peran endorfin selama persalinan dan kelahiran?

Endorfin berefek menenangkan dan meredakan nyeri. Hormon ini seperti morfin alami akan naik menjelang akhir kehamilan, dan kemudian naik terus dan tajam selama persalinan pada proses persalinan alami tanpa pengobatan. (Kebanyakan penelitian telah menemukan bahwa terjadi penurunan tingkat endorphin secara tajam dengan penggunaan obat sakit epidural atau opioid.) Tingkat endorfin lebih tinggi selama persalinan dan kelahiran dapat menghasilkan kondisi kesadaran yang berubah yang membantu seoorang ibu dapat melewati proses persalinan ini, bahkan ketika proses ini menjadi sangat panjang dan sulit. Dalam proses persalinan seorang ibu dengan tingkat endorfin tinggi dapat merasa waspada, penuh perhatian, dan bahkan euforia saat ia mulai mengenal dan merawat bayinya setelah lahir. Endorfin mungkin memainkan peran dalam memperkuat hubungan ibu-bayi saat ini. Penurunan tingkat endorphin pada hari-hari pertama setelah bayi lahir dapat berkontribusi pada “baby blues” dan banyak ibu yang mengalaminya saat ini.

Rendahnya tingkat endorphin dapat menyebabkan masalah dalam persalinan dan kelahiran oleh:

MASALAH-MASALAH DALAM MENYUSUI

0

 

Masalah yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum persalinan (periode antenatal), masa pascapersalinan dini (masa nifas / laktasi), dan masa pascapersalinan lanjut. Masalah menyusui dapat timbul pula karena keadaan-keadaan khusus. Dalam tulisan ini akan diuraikan masalah menyusui yang dibagi menurut kelompok tersebut.

 

1. Masalah menyusui pada masa antenatal

a. Putting susu datar atau terbenam. Untuk mengetahui apakah putting susu datar, cubitlah areola di sisi putting susu dengan ibu jari dan jari telunjuk. Putting susu yang normal akan menonjol, namun putting susu yang datar tidak menonjol. Tidak selalu ibu dengan putting susu datar mengalami kesulitan besar waktu menyusui. Dengan pengalaman, banyak ibu yang tetap bisa memberikan ASI kepada bayinya. Bila dijumpai putting susu datar, dilakukan :

Ø usahakan putting menonjol keluar dengan cara menarik dengan tangan (gerakan Hoffman), atau dengan menggunakan pompa putting susu.

Ø jika tetap tidak bisa, usahakan agar tetap disusui dengan sedikit penekanan pada bagian areola dengan jari sehingga membentuk “dot” ketika memasukkan putting susu ke dalam mulut bayi. Bila terlalu penuh, ASI dapat diperas dahulu dan diberikan dengan sendok atau cangkir. Dengan demikian, diharapkan putting susu akan sedikit demi sedikit keluar dan lentur.

Bila terjadi putting susu terbenam, putting akan tampak masuk ke dalam areola sebagian atau seluruhnya. Keadaan ini dapat disebabkan karena ada sesuatu yang menarik putting susu ke arah dalam, misalnya tumor atau penyempitan saluran susu. Kelainan ini seharusnya sudah diketahui sejak dini, paling tidak pada saat kehamilan, sehingga dapat diusahakan perbaikannya.

Bila dijumpai putting susu terbenam, diusahakan dengan cara :

· lakukan gerakan Hoffman, yaitu dengan meletakkan kedua jari telunjuk atau ibu jari di daerah areola, kemudian dilakukan pengurutan menuju ke arah yang berlawanan (walaupun hasilnya kadang-kadang kurang memuaskan).

· dapat menggunakan pompa putting susu atau jarum suntik 10 ml yang telah dimodifikasi, setiap hari, untuk mencoba menghisap supaya putting susu menonjol keluar. Namun harus dihindari rasa bosan atau lelah sewaktu mencoba mengeluarkan putting, karena rasa bosan dan marah justru akan menyebabkan produksi ASI berkurang. Karena itu harus dipertimbangkan benar, berapa lama ibu mencoba dengan cara seperti ini.

b. Putting susu tidak lentur

Putting susu yang tidak lentur akan menyulitkan bayi untuk menyusu. Meskipun demikian, putting susu yang tidak lentur pada awal kehamilan seringkali akan menjadi lentur (normal) pada saat menjelang atau saat persalinan, sehingga tidakmemerlukan tindakan khusus. Namun sebaiknya tetap dilakukan latihan seperti cara mengatasi putting susu yang terbenam.

2. Masalah menyusui pada masa pascapersalinan dini

a. Putting susu lecet

Putting susu lecet dapat disebabkan trauma pada putting susu, selain itu dapat juga terjadi retak dan pembentukan celah-celah. Retakan pada putting susu bisa sembuh sendiri dalam waktu 48 jam. Bila dijumpai lecet atau jenis trauma lain pada putting susu, dikerjakan :

o kalau rasa nyeri dan luka lecet tidak terlalu berat, ibu bisa terus menyusui bayi.

o putting susu diolesi ASI dan biarkan mengering dengan sendirinya, jangan menggunakan BH yang terlalu ketat.

o apabila terdapat rasa nyeri hebat, atau luka makin berat, putting susu yang sakit diistirahatkan sampai memungkinkan untuk kembali menyusui bayi pada putting susu yang sakit tersebut. Biasanya masa istirahat ini tidak lama, sekitar 24 jam.

o selama putting susu yang bersangkutan diistirahatkan, ASI dikeluarkan oleh ibu dengan tangan. Sebaiknya jangan menggunakan pompa, karena menambah rasa nyeri dan membuat luka bertambah parah. Untuk menghindari terjadinya putting susu nyeri atau lecet, perhatikan beberapa hal di bawah ini :

Ø setiap kali hendak menyusui dan sesudah menyusui, putting susu diolesi dengan ASI.

Ø jangan membersihkan putting susu dengan sabun, alkohol, krim, dan obat-obatan yang dapat merangsang kulit / putting susu.

Ø lepaskan hisapan bayi dengan cara yang benar, yaitu dengan menekan dagu bayi atau memasukkan jari kelingking ibu yang bersih ke dalam mulut bayi.

b. Payudara bengkak

Kadang-kadang payudara terasa membengkak atau penuh. Hal ini terjadi karena edema ringan oleh hambatan vena atau saluran limfe akibat ASI yang menumpuk di dalam payudara. Kejadian seperti ini jarang terjadi kalau pemberian ASI sesuai dengan kemauan bayi. Faktor-faktor lain yang menyebabkan payudara bengkak adalah : bayi tidak menyusu dengan kuat, posisi bayi pada payudara salah sehingga proses menyusui tidak benar, serta terdapat putting susu yang datar atau terbenam. Jika terdapat hal-hal seperti ini, dapat dilakukan :

Ø bayi disusui, sehingga mengurangi rasa membengkak.

Ø setiap kali menyusui payudara harus sampai kosong.

Ø gunakan BH yang dapat menopang dengan nyaman.

Ø kompres dingin dapat mengurangi rasa tidak enak.

Ø rasa nyeri dapat juga dikurangi dengan obat analgesik.

Ø ASI dapat diperas sedikit dengan tangan, frekuensi pengeluaran harus lebih sering.

Ø beritahu ibu bahwa dalam waktu 1-2 hari keluhan akan reda.

AYO MENYUSUI BUNDA

0

Pada dasarnya, segera setelah melahirkan, secara naluri setiap ibu mampu menjalankan tugas untuk menyusui bayinya. Namun, untuk mempraktekkan bagaimana menyusui yang baik dan benar, setiap ibu perlu mempelajarinya. Bukan saja ibu-ibu yang baru pertama kali hamil dan melahirkan, tetapi juga ibu-ibu yang baru melahirkan anak yang kedua dan seterusnya. Mengapa ? Karena setiap bayi lahir merupakan individu tersendiri, yang mempunyai variasi dan spesifikasi sendiri. Dengan demikian ibu perlu belajar berinteraksi dengan bayi yang baru lahir ini, agar dapat berhasil dalam menyusui.

Untuk itu diperlukan motivasi yang tinggi sejak dini dan dukungan serta bimbingan yang optimal dari keluarga, lingkungan dan tenaga kesehatan yang merawat ibu selama hamil, bersalin dan masa nifas. Dengan mengikuti dan mempelajari segala pengetahuan mengenai laktasi, diharapkan setiap ibu hamil, bersalin dan menyusui dapat memberikan ASI secara optimal, sehingga bayi dapat tumbuh kembang normal sebagai calon sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

1. Perawatan Payudara

Demi keberhasilan menyusui, payudara memerlukan perawatan sejak dini secara teratur. Perawatan selama kehamilan bertujuan agar selama masa menyusui kelak produksi ASI cukup, tidak terjadi kelainan pada payudara dan agar bentuk payudara tetap baik setelah menyusui.

Pada umumnya, wanita dalam kehamilan 6 – 8 minggu akan mengalami pembesaran payudara. Payudara akan terasa lebih padat, kencang, sakit dan tampak jelas di permukaan kulit adanya gambaran pembuluh darah yang bertambah serta melebar. Kelenjar Montgomery pada daerah areola tampak lebih nyata dan menonjol.

Guna menunjang perkembangan payudara dalam kehamilan ini, sejak usia kehamilan 2 bulan, sebaiknya wanita hamil mulai mengganti pakaian dalam (BH / bra) nya dengan ukuran yang lebih sesuai, dan dapat menopang perkembangan payudaranya. Biasanya diperlukan BH ukuran 2 nomor lebih besar dari ukuran yang biasa dipakai.

Di samping pemakaian BH yang sesuai, untuk menunjang produksi ASI dan membantu mempertahankan bentuk payudara setelah selesai masa menyusui, perlu dilakukan latihan gerakan otot-otot badan yang berfungsi menopang payudara. Misalnya gerakan untuk memperkuat otot pektoralis : kedua lengan disilangkan di depan dada, saling memegang siku lengan lainnya, kemudian lakukan tarikan sehingga terasa tegangan otot-otot di dasar payudara (Stoppard”s). Kebersihan / hygiene payudara juga harus diperhatikan, khususnya daerah papila dan areola. Pada saat mandi, sebaiknya papila dan areola tidak disabuni, untuk menghindari keadaan kering dan kaku akibat hilangnya lendir pelumas yang dihasilkan kelenjar Montgomery. Areola dan papila yang kering akan memudahkan terjadinya lecet dan infeksi.

Selama kehamilan, papila harus disiapkan agar menjadi lentur, kuat dan tidak ada sumbatan. Persiapan dilakukan setiap hari sebanyak 2 kali sehari setelah usia kehamilan 7 bulan. Caranya dengan kompres masing-masing putting susu selama 2-3 menit dengan kapas yang dibasahi minyak, kemudian tarik dan putar putting ke arah luar 20 kali, ke arah dalam 20 kali. Pijat daerah areola untuk membuka saluran susu. Bila keluar cairan, oleskan ke papila dan sekitarnya. Kemudian payudara dibersihkan dengan handuk yang lembut.

Putting susu yang terbenam atau datar perlu dikoreksi agar dapat menonjol keluar sehingga siap untuk disusukan kepada bayi. Masalah ini dapat diatasi dengan bantuan pompa putting (“nipple puller”) pada minggu terakhir kehamilan.

2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan menyusui

Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ibu hamil sehat dan mampu menyusui bayinya adalah :

Nutrisi / gizi ibu hamil.

Dari diet sehari-hari, zat gizi yang masuk ke dalam tubuh serta cadangan yang ada pada wanita hamil dan menyusui akan digunakan untuk aktifitas dan metabolisme ibu, untuk memproses pembentukan ASI dan nilai kalori serta zat gizi ASI itu sendiri. Berdasarkan angka kecukupan gizi, kebutuhan tambahan kalori wanita hamil kurang lebih 285 kkal per hari. Penambahan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan wanita yang tidak hamil / menyusui, yaitu wanita dengan aktifitas ringan 1900 kkal / hari, kerja sedang 2100 kkal / hari, dan kerja berat 2400 kkal / hari. Adapun kecukupan yang seimbang kira-kira 40 kkal / kgBB, dengan komposisi protein 20 -25%, lemak 10-25% dan karbohidrat 50-60%. Jumlah cairan yang perlu diminum oleh wanita hamil tidak banyak berbeda dari wanita tidak hhamil, sekitar 2 liter per hari.

Istirahat Wanita hamil sebaiknya tidur minimal 8 jam sehari. Kegiatan dan gerakannya sehari-hari harus memperhatikan perubahan fisik dan mental yang terjadi pada dirinya. Di antara waktu kegiatannya tersebut diperlukan waktu untuk istirahat (santai) guna melemaskan otot-otot. Bagi wanita yang bekerja, hendaknya dapat diatur agar cuti hamil dan bersalinnya diambil sebanyak mungkin setelah ia bersalin sehingga ia dapat menyusui bayinya selama mungkin sebelum bekerja.

Tidak merokok, minum alkohol, kopi, soda

Termasuk menjauhi asap rokok dari orang lain. Minuman kopi dan minuman soda dapat mengurangi kemampuan usus untuk menyerap kalsium dan zat besi.

Obat-obatan Pemakaian obat-obatan selama hamil hanya atas petunjuk bidan atau dokter, terutama menjelang persalinan perlu diperhatikan, agar tidak berpengaruh terhadap laktasi.

Keluhan lain

Adanya keluhan lain, misalnya sakit gigi / mulut, infeksi lainnya, perlu diperhatikan, karena dapat menjalar ke bagian tubuh lainnya dan mengganggu kehamilan.

Kebersihan diri dan pakaian yang nyaman.

Perlu mendapat perhatian untuk menjaga kesehatan. Pilihlah pakaian yang longgar, ringan, mudah dipakai dan menyerap keringat.

Pre-Eklampsia Fakta vs mitos

0

Apakah preeklampsia itu?

Preeklampsia atau sering juga disebut toksemia gravidarum adalah suatu kondisi yang bisa dialami oleh setiap wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine. Wanita hamil dengan preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan. Preeklampsia umumnya muncul pada pertengahan umur kehamilan, meskipun pada beberapa kasus ada yang ditemukan pada awal masa kehamilan.

Apakah eklampsia itu?

Eklampsia merupakan kondisi lanjutan dari preeklampsia yang tidak teratasi dengan baik. Selain mengalami gejala preeklampsia, pada wanita yang terkena eklampsia juga sering mengalami kejang kejang. Eklampsia dapat menyebabkan koma atau bahkan kematian baik sebelum, saat atau setelah melahirkan.

Apa yang menyebabkan preeklampsia dan eklampsia?

Penyebab pasti dari kelainan ini masih belum diketahui, namun beberapa penelitian menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menunjang terjadinya preeklampsia dan eklampsia. Faktor faktor tersebut antara lain, gizi buruk, kegemukan dan gangguan aliran darah ke rahim.

Apa saja faktor resiko terjadinya preeklampsia?

Preeklampsia umumnya terjadi pada kehamilan yang pertama kali, kehamilan di usia remaja dan kehamilan pada wanita diatas 40 tahun. Faktor resiko yang lain adalah :

  • Riwayat tekanan darah tinggi yang khronis sebelum kehamilan.
  • Riwayat mengalami preeklampsia sebelumnya.
  • Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan.
  • Kegemukan.
  • Mengandung lebih dari satu orang bayi.
  • Riwayat kencing manis, kelainan ginjal, lupus atau rematoid arthritis.

Apa saja gejala preeklampsia yang patut di waspadai?

Selain bengkak pada kaki dan tangan, protein pada urine dan tekanan darah tinggi, gejala preeklampsia yang patut diwaspadai adalah :

Berat badan yang meningkat secara drastis akibat dari penimbunan cairan dalam tubuh.

  • Nyeri perut.
  • Sakit kepala yang berat.
  • Perubahan pada refleks.
  • Penurunan produksi kencing atau bahkan tidak kencing sama sekali.
  • Ada darah pada air kencing.
  • Pusing.
  • Mual dan muntah yang berlebihan.

Apakah setiap wanita hamil yang kaki tangannya bengkak menderita preeklampsia?

Beberapa wanita hamil yang normal dapat mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan. Tetapi jika bengkak yang timbul tidak mengecil saat istirahat dan ditambah dengan gejala yang saya sebutkan diatas, maka sebaiknya anda segera ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Senam Hamil

Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik ataupun mental, untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman dan spontan.

Senam hamil biasanya dimulai sejak usia dini, namun biasanya di lakukan saat kehamilan memasuki trisemester ketiga, yaitu sekitar usia 28-30 minggu kehamilan. Selain untuk menjaga kebugaran, senam hamil juga diperlukan untuk meningkatkan kesiapan fisik dan mental calon ibu selama proses persalinan.

Berikut beberapa tujuan senam hamil:

Menguasai teknik pernapasan. Latihan pernapasan sangat bermanfaat untuk mendapatkan oksigen, sedangkan teknik pernapasan dilatih agar ibu siap menghadapi persalinan. Memperkuat elastisitas otot.Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, sehingga  dapat mencegah atau mengatasi keluhan nyeri di bokong, di perut bagian bawah dan keluhan wasir. Mengurangi keluhan. Melatih sikap tubuh selama hamil sehingga mengurangi keluhan yang timbul akibat perubahan bentuk tubuh. Melatih relaksasi. Proses relaksasi akan sempurna dengan melakukan latihan kontraksi dan relaksasi yang diperlukan untuk mengatasi ketegangan atau rasa sakit saat proses persalinan. Menghindari kesulitan. Senam ini membantu persalinan sehingga ibu dapat melahirkan tanpa kesulitan, serta menjaga ibu dan bayi sehat setelah melahirkan. Memperkuat dan mempertahankan kelenturan otot-otot dinding perut dan dasar panggul yang penting dalam proses persalinan. Mengurangi kecemasan dan ketegangan selama kehamilan Melatih berbagai tehnik pernafasan yang penting agar persalinan dapat berjalan lancar dan lebih cepat Memperlancar persalinan normal secara fisik dan mental Meningkatkan mood dan pola tidur ibu Mempercepat penurunan berat badan ibu setelah melahirkan

Berikut adalah tips dalam melakukan senam hamil:

  1. Latihan yang teratur, setidaknya tiga kali dalam seminggu
  2. Selama tri-semester kedua dan ketiga, hindari gerakan berbaring terlentang karena akan mengurangi aliran darah ke janin.
  3. Hindari latihan yang menguras tenaga hingga anda terengah-engah. Ini adalah tanda bahwa janin anda dan anda kekurangan oksigen.
  4. Jagalah keseimbangan tubuh selama latihan.
  5. Hindari gerakan atau latihan yang menimbulkan trauma atau desakan pada perut anda.
  6. Minumlah banyak cairan sebelum dan selama latihan untuk mengurangi resiko dehidrasi atau overheating.
  7. Lakukan relaksasi dan peregangan sebelum dan sesudah latihan.
  8.  Makanlah makanan sehat seperti buah-buahan, sayuran dan karbohidrat kompleks.

Berikut beberapa petunjuk dalam melakukan senam hamil:

Latihan Otot Kaki

1. Duduklah dengan posisi kedua lutut diluruskan, tubuh bersandar pada kedua lengan yang diletakkan di belakang pantat. Atau sandarkan punggung pada bantal dengan kemiringan sekitar 50° sedangkan kedua tangan diletakkan di samping badan.

2. Tegakkan kedua telapak kaki dengan lutut menekan kasur. Kemudian tundukkan kedua telapak kaki bersama jari-jarinya. Ulangi beberapa kali.

3. Hadapkan kedua telapak kaki satu sama lain dengan lutut tetap menghadap ke atas, kembalikan ke posisi semula. Ulangi terus sebanyak beberapa kali.

4. Kedua telapak kaki digerakkan turun ke arah bawah, lalu gerakan membuka ke arah samping, tegakkan, kembali, dan seterusnya.

5. Kedua telapak kaki buka dari atas ke samping turunkan, hadapkan, kembali ke posisi semula, dan seterusnya.

Kegunaan: Memperlancar sirkulasi darah di kaki dan mencegah pembengkakan pada pergelangan kaki.

Latihan Otot Panggul

Tehnik Relaksasi Saat Persalinan

0

Tujuan Teknik Relaksasi.

Relaksasi tidak hanya kegiatan pasif, tapi sebuah kegiatan yang secara sadar dan aktif merilis ketegangan. Melakukan teknik relaksasi fisik yang melepaskan/ merilekskan otot-otot membantu untuk mengurangi ketegangan fisik, mengurangi rasa sakit. Hal ini juga dapat menyebabkan rasa aman dan kesejahteraan emosional, yang akhirnya akan mengurangi kecemasan, yang mengurangi kepekaan kita terhadap rasa sakit.

Kapan Gunakan Teknik Relaksasi.

Selama persalinan awal, sangat ampuh untuk menjaga Anda tetap santai. Ini adalah saat yang tepat untuk mulai secara sadar untuk merilakskan tubuh Anda. Pendamping Anda dapat membantu Anda untuk mengidentifikasi ketegangan awal sehingga Anda dapat melepaskan dan bukannya bertambah tegang. Dan Teknik ini dapat digunakan di seluruh proses persalinan.

Ayo Interview dengan Dokter dan Bidan Anda

Transparansi dalam perawatan kepada ibu bersalin berarti memberikan informasi tentang apa yang mereka butuhkan dan cara-cara untuk menafsirkan itu dalam rangka untuk mengevaluasi kualitas pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan dan lembaga.

Nah penting bagi Anda untuk pintar dan bijak memilih dan memilah provider yang akan melayani Anda saat bersalin:

Memilih rumah sakit

  1. Berikut ini Pertanyaan kepada perawat jaga di ruang bersalin:
  2. Apakah rumah sakit memiliki satu kamar yang tersedia untuk bersalin dan nifas? Berapa banyak? Apa yang terjadi jika kamar tersebut penuh oleh pasien lain?
  3. Apakah selalu ada staf perawat yang mendampingi pasien?
  4. Berapa rasio perawat dengan pasien? (Pedoman ACOG adalah 1 banding 2 saat persalinan dan 1 banding 1 saat mengejan).
  5. Berapa tarif yang ditentukan bagi persalinan normal maupun tindakan termasuk induksi, vakum, forceps dan SC
  6.  Berapa persen pasian di RS tersebut yang melahirkan dengan cara SC dan juga tindakan (induksi, vakum forcep)? (seharusnya tidak lebih tinggi dari 15% dari jumlah pasien)
  7. Demi kenyamanan klien apakah RS tersebut menyediakan bidan yang selalu mendampingi klien selama melewati proses persalinan dan apakah bidan tersebut menguasai hypnobirthing?
  8. Jika Saya akhirnya dilakukan bedah caesar berapa banyak orang yang bisa hadir di ruang operasi, apakah suami atau keluarga yang saya tunjuk bisa mendampingi saya selama proses operasi?
  9. Apakah saya diperbolehkan untuk merekam proses jalannya operasi nanti?
  10. Dan apakah setelah bayi lahir saya bisa melakukan IMD segera?
  11. Apakah Anda (dokter)  melakukan pertoloangn untuk VBAC? Seberapa banyak ibu yang berhasil anda tolong untuk melahirkan normal setelah sebelumnya SC?
  12. Apakah Anda melayani epidural? Dan seberapa banyak klien yang ditolong menggunakan epidura?
  13. Apakah dalam proses persalinan nanti saya diperbolehkan menentukan posisi senyaman mungkin? Seperti jongkok, berjalan, berlutut? duduk di toilet? berendamdi bak mandi? mandi? jika tidak diperbolehkan, Mengapa tidak?
  14. Apakah Anda memiliki konsultan laktasi? kelas / instruktur Menyusui di lingkungan bersalin?
  15. Apakah Anda memiliki fasilitas rawat gabung?
  16. Dapatkah bayi tinggal bersama saya setiap waktu? Apakah saya tetap bisa tidur dengan bayi di tempat tidur yang sama? Dapatkah pasangan saya bermalam juga?
  17. Dapatkah anak-anak saya yang lebih tua hadir atau melihat proses kelahiran? Kapan mereka boleh mengunjungi saya?
  18. Bagaimana dengan kebijakan pemasangan monitor pemantauan janin? Dan Dalam keadaan apa yang diperlukan pemantauan secara konstan?Apakah pemantauan intermiten diterima?
  19. Seberapa sering anda akan melakukan VT (vaginal Toucher) selama proses persalinan?
  20. Bagaimana kebijakan Anda tentang pemasangan infus pada saat melahirkan?
  21. Bolehkah saya minum dan makan selama proses persalinan dan apakah Anda menyediakan es batu atau jus jeruk maupun minuman isotonik untuk saya?
  22. Bolehkah saya meminta untuk dilakukan lotus birth? Atau minimal penundaan pengekleman dan pemotongan tali pusat? Jika boleh berapa lama ditundanya?

Berikut ini Pertanyaan yang dapat diajukan untuk memilih dokter kandungan:

  • Apakah Anda memiliki perawat atau bidan dalam praktek Anda?
  • Dengan siapa saya akan di tolong apabila kebetulan Anda berhalangan ketika saya hendak melahirkan?
  • Berapa banyak pasien Anda per bulan?
  • Jika ada persalinan yang berbarengan dan jika saat saya memanggil Anda, ternyata Anda sedang menolong persalinan lain, maka siapa yang akan menggantikan peran Anda?
  • Berapa banyak waktu yang Anda habiskan dengan saya dalam persalinan? Selama saya mengejan, selama kala 1, atau ketika kepala hendak keluar saja?
  • Berapa persen dari pasien Anda telah menyewa Tenaga Kerja Profesional sebagai pendamping persalinannya? Apa pendapat Anda tentang mereka?
  • Bagaimana pendapat  Anda jika saya datang ke rumah sakit hanya bila saya di berada di fase aktif (pembukaan 5-8 cm.) dan sebelumnya saya memilih tetap tinggal di rumah? Bagaimana jika saya adalah orang yang VBAC?
  • Seberapa tingkat Cesear yang Anda tangani ? (Harus Tidak lebih tinggi dari 15% dari total pasien yang pernah dia tolong).
  • Seberapa banyak klien Anda yang dilakukan induksi? Biasanya dnegan alasan apa Anda memutuskan untuk melakukan induksi?
  •  Apa protokol anda jika kehamilan melewati tanggal perkiraan lahirnya? Di titik manakah Anda menuntut atau mengharuskan dilakukan  induksi? Mengapa?
  • Berapa persen dari pasien Anda yang di lakukan :
  • epidural?
  • pitocin?
  •  Infus?
  • Pembatasan gerak?
  • pemantauan janin yang terus menerus?
  • Episiotomi?
  • Apakah Anda memiliki pembatasan waktu untuk persalinan? mengejan?
  • Seberapa sering anda menggunakan ekstraktor vakum? Forceps?
  • Apa protokol yang Anda terapkan  untuk ketuban pecah dini?
  • Apakah menurut Anda kelas persiapan melahirkan itu bermanfaat? Siapa yang anda rekomendasikan? Mengapa?

Pertanyaan untuk bertanya ketika  Anda melakukan wawancara di Rumah Bersalin, Bidan Praktek Swasta

Apakah di RB Anda memiliki Obsgyn sebagai penanggung jawab?

Apakah Anda bekerjasama dnegan rumah sakit tertentu untuk rujukan pasien Anda?

Dalam situasi apa Anda akan merujuk pasien ke Rumah Sakit?

Apa dan Bagaiman Ketika Kepala Bayi Belum Masuk Panggul ?

0

Dalam beberapa minggu ini di FB dan Fanpages Bidan Kita, maupun di Fb Group Gentle Birth Untuk Semua, para bunda menanyakan dan mengungkapkan tentang kondisi kehamilannya dimana kepala janin belum masuk panggul padahal umur kehamilan mereka sudah memasuki trimester ke tiga. Karena memang pada trimestrer ketiga akhir, seharusnya kepala janin sudah masuk panggul.

Saat kepala janin turun ke dalam panggul Anda, seberapa jauh ia telah turun diukur dengan istilah  ‘stasiun/stage ( level spina ischiadica )” mulai dari 0 sampai 5. “0 Station” (“Zero Station”) berarti bahwa puncak kepala telah mengalami desensus atau penurunan setinggi spina ischiadica.

Keadaan ini umumnya disebut sebagai engage oleh karena diameter terbesar kepala sudah masuk pintu atas panggul. Bila puncak kepala masih belum mencapai ketinggian spina ischiadica maka keadaan ini ditandai dengan angka ( – ) , seperti station -2 berarti bahwa puncak kepala masih berada 2 cm diatas spina ischiadica

images** Lihat Gambar Panggul

Bila puncak kepala sudah berada dibawah ketinggian spina ischiadica maka keadaan ini ditandai dengan ( + ), seperti station +2 berarti bahwa puncak kepala sudah berada 2 cm dibawah spina ischiadica. Station -3 menunjukkan bahwa kepala masih “mengapung” dan station yang lebih besar dari +3 menunjukkan bahwa kepala sudah mengalami “crowning” dan siap untuk dilahirkan.

Pada primigravida, engagemen ( station 0 atau +1 ) umumnya sudah berlangsung beberapa hari ( atau beberapa minggu ) menjelang persalinan ; pada multigravida, station -2 atau -3 sering terjadi sampai menjelang persalinan atau bahkan saat dilatasi servik sudah hampir lengkap.

images-2

** Lihat panggul dan kepala janin

Kapan sebenarnya kepala janin bisa masuk panggul? Hal ini sepenuhnya terserah pada janin atau bayi Anda. Ya, janin dapat aja kepalanya masuk panggul lebih cepat atau lebih lambat dari biasanya, dan ini tidak berarti bahwa jika kepala janin Anda tidak masuk panggul sebelum persalinan dimulai, berarti ada masalah.