Bidan Kita

Home Childbirth All About Childbirth Kami Tidak Tanggung Jawab Lho!!

Kami Tidak Tanggung Jawab Lho!!

0
Kami Tidak Tanggung Jawab Lho!!

Saat itu bunda Riyanti dan suami sempat menolak dan kembali lagi mencoba untuk bernegosiasi dengan dokter yang merawatnya. Namun inilah jawaban dari sang dokter:

“Terserah bapak dan ibu, TAPI KALAU TERJADI APA APA dengan BAYI Anda, kami tidak mau tanggung jawab.”

Yup!!!! Ternyata itu adalah kalimat PAMUNGKAS yang sangat ampuh, karena tidak hanya bunda Riyanti dan suami yang menyerah, seluruh keluarga pun langsung mendesak dan meminta untuk segera dilakukan Operasi.

Seumur Hidupnya, baru kali ini bunda Rianty mondok/menginap di RS dan ini kali pertama beliau masuk di ruang operasi. Sendiri lagi! Karena suami tidak diperbolehkan untuk masuk menemani nya di ruang operasi.

Ruang operasi yang sangat dingin, warna hijau dan penuh dengan alat alat dari metal dan itu membuat bunda Rianty menjadi sangat takut. Apalagi ketika selesai operasi dan entah kenapa badannya menggigil lama (lebih dari 2 jam) dan buna Rianty tidak bisa mengontrol tubuhnya sendiri.

Suami panik semuanya panik, namun pihak RS hanya mengatakan itu hal biasa, tanpa memberikan solusi musti di apakan kondisi ini supaya segera berakhir. Namun tidak ada yang bisa dilakukan kecuali menunggu waktu dan berusaha “berdamai & menikmati” situasi ini.

Proses menyusui yang susah payah karena proses perlekatan yang kurang sempurna membuat bunda Riyanti semakin stres. Dan beliau sangat trauma.

Nah seiring dengan waktu, pelan pelan bunda Riyanti berusaha untuk mengevaluasi kejadian yang menimpa dirinya 3 tahun yang lalu.

Satu pertanyaan yang muncul saat itu…

Saat sang dokter memberi peryataan :

“Terserah bapak dan ibu, TAPI KALAU TERJADI APA APA dengan BAYI Anda, kami tidak mau tanggung jawab.”

Apa yang akan mereka lakukan apabila :

  1. Bunda Riyanti menyetujui perintah dokter untuk SC, namun ternyata tetap Terjadi apa-apa atau terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan , misalnya kejadian yang paling buruk (ibu meninggal, anak meninggal atau keduanya meninggal), padahal beliau melakukan SC karena “ancaman” tenaga kesehatan dimana jika tidak mau Operasi, maka sang Dokter tak mau tanggung jawab. Nah jika kejadiannya seperti ini, apakah sangpihak provider tetap mau tanggung jawab? (ganti rugi misalnya?membiayai semua biaya RS yang sudah dikeluarkan? Atau bentuk tanggung jawab lain?) atau bagaimana?
  2. Bunda Riyanti tidak menyetujui perintah dokter untuk SC, kemudian memaksa untuk pulang dulu dan kembali lagi jika ada kemajuan persalinan, apakah sang dokter tidak mau melayani atau menerima?

Okay mungkin kita harus mulai terbuka dan mulai belajar memahami dan juga belajar berubah.

Kalau kita lihat di dunia medis, kita tahu bahwa posisi Dokter, Bidan , Perawat adalah posisi TOP atau mohon maaf sebelumnya…..kalau mau meng-kasta kan posisi kami adalah kasta brahmana. Sedangkan posisi pasien adalah kasta Sudra.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here