
Topik ketuban pecah dini (KPD) atau Premature Rupture of The Membrane (PROM) atau atau Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (KPSW) adalah salah satu topic yang menarik bagi saya karena melihat kejadian tersebut adalah salah satu penyebab utama dari bedah caesar.
Pada saat selaput ketuban pecah (atau lebih akurat bocor), tidak ada informasi yang berguna yang dapat ditemukan dalam buku kecuali bahwa Anda harus langsung pergi ke rumah sakit. Meskipun tidak ada tanda-tanda infeksi baik dalam ibu atau bayi, seringkali dokter mengatakan kepada klien bahwa bayinya bisa mati jika ibu tidak menyetujui operasi.
Ada bermacam-macam batasan / teori / definisi tentang Preamture Rupture of The Membrane (PROM):
– Ada teori yang menghitung berapa jam sebelum in partu, misalnya 2 atau 4 atau 6 jam sebelum in partu.
– Ada juga yang menyatakan dalam ukuran pembukaan serviks/leher rahim pada kala I, misalnya ketuban yang pecah sebelum pembukaan serviks 3 cm atau 5 cm, dan sebagainya.
– Prinsipnya adalah ketuban yang pecah “sebelum waktunya”.
Normalnya selaput ketuban pecah pada akhir kala I atau awal kala II persalinan. Bisa juga belum pecah sampai saat mengedan, sehingga kadang perlu dipecahkan (amniotomi).
Patofisiologi Banyak teori, mulai dari defek kromosom, kelainan kolagen, sampai infeksi. Pada sebagian besar kasus ternyata berhubungan dengan infeksi (sampai 65%). High virulence : bacteroides. Low virulence : lactobacillus.
Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblas, jaringan retikuler korion dan trofoblas. Sintesis maupun degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh sistem aktifitas dan inhibisi interleukin-1 (IL-1) dan prostaglandin. Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan aktifitas IL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimerisasi kolagen pada selaput korion / amnion, menyebabkan selaput ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan.
Faktor risiko / predisposisi ketuban pecah dini / persalinan preterm
1. kehamilan multipel : kembar dua (50%), kembar tiga (90%)
2. riwayat persalinan preterm sebelumnya : risiko 2 4x
3. bersanggama : TIDAK berpengaruh kepada risiko, KECUALI jika hygiene/kebersihan Anda buruk, maka kemungkinan infeksi semakin besar
4. Punya riwayat perdarahan pervaginam : trimester pertama (risiko 2x), trimester kedua/ketiga (20x)
5. bakteriuria atau terdapat bakteri di dalam urine : risiko 2x (prevalensi 7%)
6. kondisi pH vagina di atas 4.5 : risiko 32% (vs. 16%)
7. servix tipis / kurang dari 39 mm : risiko 25% (vs. 7%)
8. flora vagina abnormal/keputihan : risiko 2-3x
9. fibronectin > 50 ng/ml : risiko 83% (vs. 19%)
10. kadar CRH (corticotropin releasing hormone) maternal tinggi misalnya pada stress psikologis, dsb, dapat menjadi stimulasi persalinan preterm
Strategi perawatan pada masa antenatal:
– deteksi faktor risiko
– deteksi infeksi secara dini