Bidan Kita

Home Blog Page 62

Buku Gentle Birth

“When our protocols for birth are rooted in good Science, with respect for Nature and our patient”s culture, we automatically are on the most gentle, loving pathway. Trust your hearts, as the heart is inherently wise. As the guardians of natural gentle birth we are helping to create Peace on Earth, one precious baby at a time. “

By. Robin Lim (Midwife, Yayasan Bumi Bali Sehat)

www.bumisehatbali.org

“Peace On Earth Begins With Birth!

The quality of our life is defined, first of all, by the quality of attention and love received while we are still in our mother’s womb!”

Elena Tonetti-Vladimirova (Midwife, birth into being)

www.birthintobeing.com

 

Persalinan Normal Alami VS Epidural VS ILA ( Intra Thecal Labor Analgesia )

Nyeri sampai sekarang masih menjadi concern para ibu yang hendak melahirkan.

Pada kehamilan dan persalinan rasa nyeri sebenarnya sebagai sebuah “sinyal” untuk memberitahukan kepada ibu bahwa dirinya telah memasuki tahapan proses persalinan.

Dan sebenarnya Nyeri bukanlah bagian dari proses persalinan itu sendiri, rasa nyeri terjadi pada dasarnya adalah akumulasi dari beberapa faktor pengaruh seperti tingkat psikologis seseorang, rasa panik, rasa takut juga traumaa masa lalu.

Banyak hal yang orang lakukan untuk mengatasi rasa nyeri. Rumahsakit pun berlomba-lomba untuk memberikan layanan persalinan tanpa rasa sakit. Dan itu laku keras! Mengapa? Ya karena yang ditakutkan dan yang paling dihindari ibu bersalin adalah nyeri persalinan.bahkan saking takutnya sampai-sampai banyak calon ibu yang memutuskan untuk melakukan operasi SC hanya gara-gara takut sakit. Dan memang saat pproses operasinya si ibu tidak mmerasakan sakit sama sekali, namun sayang, > 90% ibu yang mengeluh sakit post operasi dan berlangsung lebih lama pemulihannya.

 

Nah akhirnya ada pilihan lain yaitu Anestesi Epidural dengan ILA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sebelumnya ayo bedakan dulu Antara persalinan dengan Anestesi Epidural dengan ILA

a. Anestesia Epidural

Anestesi epidural atau bius lokal dari pinggang ke bawah adalah teknik untuk menghilangkan rasa sakit dengan memasukan zat anestesi lewat suntikan melalui otot pinggang hingga ke daerah epidural (salah satu bagian dari susunan saraf pusat di bagian tulang belakang). Hal ini dilakukan oleh dokter anestesi. Pembiusan dilakukan melalui suntikan tadi,sifatnya memblok daerah yang disuntik sampai ke bagian bawah, sehingga si ibu tidak merasa nyeri di daerah tersebut.

Bila ibu menggunakan anestesi ini maka saat mengalami kontraksi, ibu tidak merasakan adanya nyeri sama sekali. Sehingga saat sampai waktunya ibu harus mengejan, maka ibu akan dituntun untuk mengejan sesuai dengan datangnya kontraksi yang dinilai oleh dokter. Dengan kata lain ibu sama sekali tidak tahu kapan ibu merasa harus mengejan, karena stimulasi yang merangsang hal tersebut tidak dirasakan sama sekali. Karena tidak adanya stimulasi tersebut, maka kadang proses persalinan menjadi lebih lama dan ada kemungkinan persalinan harus dibantu dengan menggunakan vacuum atau forsep, Walaupun begitu, hasil akhir tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara bayi yang lahir normal atau menggunakan metode ini.

b. ILA (Intrathecal Labor Analgesia)

Perawatan perineum Setelah Melahirkan

0

 

Sementara Anda masih berada di meja persalinan dan bayi Anda sedang diurus oleh perawat, perineum Anda akan diperiksa apakah ada Cidera, robekan atau tidak. Cidera pada perineum meliputi peregangan kulit, Luka Robekan, atau episiotomi.

 

Ketika Anda didapati robekan maka otoomatis perineum Anda akan dilakukan penjahtan inilah yang seringkali membuat para ibu menjadi trama atau ketakutan. Padahal proses penjahitan paling hanya berlangsung sekitar 10 s.d 20 menit dan luka pada perineumpun lebih cepat sembuhnya ketimbang luka akibat bedah Caesar. Nah, Perawatan perineum yang tepat sangat penting dalam mencegah infeksi pada episiotomi, kandung kemih, dan rahim. Jaga perineum tetap bersih dan bebas dari darah yang menempel atau keringgantilah pembalut setidaknya setiap 4 jam untuk membantu mencegah infeksi. Mengganti pembalut setiap kali Anda menggunakan kamar mandi dan ketika Anda mandi. Gunakan perawatan perineum yang tepat setiap kali Anda mengganti pembalut, buang air kecil, atau buang air besar sampai semua cairan vagina (lokia) telah berhenti.

 

Langkah-langkah untuk Perawatan perineum yang Tepat

1. Cuci tangan Anda . ini sangat penting sekali untuk menjaga tangan Anda tetap bersih. Ketika Anda ingin melepaskan pembalut dan mengganti yang baru, “Kupas” pembalut dari depan ke belakang. Hal ini untuk menghindari kuman terseret dari daerah anus ke area vagina. Buang pembalut kotor di tempat sampah berjajar dapat atau kantong plastik, bukan di toilet. Berhati-hatilah untuk tidak menyentuh area kotor pada pembbalut.

EPISIOTOMI

Episiotomi adalah prosedur bedah minor di mana kulit dan otot-otot yang mendasari daerah perineum-antara vagina dan rektum-dipotong pada saat kala 2 (kepala crowning) untuk membantu dalam proses melahirkan dengan memperbesar pembukaan jalan lahir dan memungkinkan bayi untuk melalui vagina dengan lebih mudah.

Meskipun tindakan episiotomi adalah intervensi yang umum, tapi sebenarnya tindakan ini harusnya bukan menjadi tindakan /intervensi rutin di setiap pertolongan persalinan pervagina, sekitar lebih dari 70% dari semua persalinan per vagina tidak perlu episiotomi. Anda dapat mencoba untuk menghindari kebutuhan akan episiotomi dengan pijat perineum, dan mengontrol nafas serta mengontrol kapan harus mengejan dan kapan tidak. Episiotomi dimulai dengan anesthestic lokal (baik blok saraf atau injeksi epidural) untuk mematikan rasa di daerah dimana pemotongan akan dibuat. Dua jari ditempatkan antara gunting dan kepala bayi untuk perlindungan. Ini diikuti dengan pemotongan secara mediolateral (miring ke satu sisi vagina untuk menghindari otot sfingter anus) atau pemotongan garis pertengahan atau median (potongan lurus kurang dari satu inci arah anus).

Memotong memperbesar lubang vagina dan membantu dalam melahirkan bayi Anda. Jika Anda memerlukan forsep atau pengiriman vakum, maka panjang sayatan akan lebih panjang dari yang seharusnya jika bayi Anda lahir tanpa dibantu instrumen. Setelah bayi dan plasenta lahir, maka jalan lahir akan diperiksa untuk setiap robekan yang perlu perbaikan.

Sayatan episiotomi dilakukan pada otot, kulit dan kulit perineum vagina dijahit menggunakan jahitan yang dapat diserap (langsung jadi kulit).  Biasanya ini membutuhkan waktu sekitar 10-20 menit. Sayatan dijahit segera setelah melahirkan untuk mencegah kehilangan darah dan mengurangi kemungkinan infeksi.

Sayatan median termudah untuk membuat dan memperbaiki, tetapi jika robekannya mellebar maka tidak memberikan perlindungan apapun untuk anus, artinya bisa sampai anusnya iikut robek. Potongan mediolateral lebih sulit untuk memperbaiki namun memberikan perlindungan terbaik terhadap kerusakan pada sfingter anal dan paling sesuai dengan tujuan episiotomi.

Mengapa Anda Perlu sebuah Episiotomi?

Sebuah persalinan per vagina normal melibatkan kontraksi yang intens dan memerlukan dorongan mengejan dari sang ibu. Waktu dan kesabaran diperlukan dalam persalinan untuk melahirkan seorang bayi. Mengejan dengan tidak berpola seringkali menyebabkan adanya robekan pada perineum.

Episiotomi dapat dilakukan untuk mencegah robekan yang tak beraturan yang mungkin terjadi:

· jika presentasi bayi bukan belakang kepala (bisa muka, ubun-ubun besar, sungsang atau lainnya)

· jika Anda memiliki bekas luka hasil dari robekan di persalinan sebelumnya

· jika Anda pernah menjalani operasi sebelumnya untuk memperbaiki luka perineum atau prolaps uterus

Episiotomi juga dapat dilakukan:

· jika bayi Anda tercekik karena kekurangan oksigen (tali pusar “tertekuk” atau dikompresi, atau tampaknya ada masalah pada tali pusat (** contoh pada kasus talipusat menumbung) dan bayi perlu lahirkan dengan cepat

· jika bayi Anda besar atau kepala terlalu besar

· jika bayi Anda tertekan atau tertahan terlalu lama di jalan lahir

· jika bahu bayi Anda terjebak dalam vagina (Distosia bahu)

· jika ada keadaan darurat dan tidak ada cukup ruang untuk melahirkan bayi Anda dengan forsep

· jika bayi Anda yang pertama (sungsang) dan butuh lebih banyak ruang untuk keluar

· untuk mencegah peregangan berlebihan dari otot-otot yang dapat menyebabkan prolaps.

Salah satu alasan utama untuk episiotomi adalah menghindari robekan yang tak eraturan karena dirasakan bahwa dengan episiotomi maka lebih mudah untuk memperbaikinya/lebih mudah saat menjahitnya daripada sobekan yang terjadi secara alami.

Ketika kepala bayi Anda melewati vagina, perineum Anda bisa saja terjadi cider. Nah Cedera perineum dapat terjadi saat:

· saat permukaan sobek, tetapi mungkin tidak perlu dijahit

· ketika lapisan vagina dan beberapa jaringan ikat ikut robek

· robekan yang melewati otot di sekitar anus

· robekan yang melewati vagina dan ke dalam rektum

Peregangan perineum yang menyebabkan robekan kecil mungkin tidak perlu di jahit.

Keuntungan dari Episiotomi

Sindrom Darah Kental: Menguak rahasia di balik keguguran berulang, serangan jantung, dan stroke.

Kenali gejalanya, dan segera atasi dengan cara mudah!

Jangan pernah meremehkan sakit kepala, kerontokan rambut, sulit konsentrasi, kesemutan, atau kulit yang mudah memar. Gejala-gejala itu bisa berupa sinyal sindrom darah kental atau yang sering juga disebut sindrom antifosfolipid (Antiphospholipid Syndrome atau APS). Berdasarkan nama penemunya, juga dapat disebut sindrom Hughes. Sementara berdasarkan beberapa komponen penyebabnya, beberapa kalangan menyebutnya sindrom ACA (Anticardiolipin Antibody). Ibarat jalanan yang padat dengan kendaraan, darah yang terlalu kental dapat menyesaki pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah ke seluruh tubuh menjadi terhambat. Efeknya bisa ditebak: pasokan oksigen dan zat makanan yang diperlukan oleh seluruh sel tubuh jadi terganggu. Menurut Dr Aru W. Sudoyo, Sp.PD, Ph.D, FACP, konsultan hematologi-onkologi dari Divisi Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM, keadaan inilah yang mengundang datangnya berbagai gangguan penyakit. Mulai dari migren, keguguran berulang, gangguan ginjal, penyumbatan paru-paru, serangan jantung, stroke, tuli, buta mendadak, dan lain- lain. Yang harus diwaspadai, sindrom darah kental ini tidak pandang bulu dalam memilih penderitanya. “Dalam Kongres Nasional Perhimpunan Hematologi dan Tranfusi Darah yang baru saja usai (diselenggarakan pada 26 sampai 29 November 2008 di Batu, Malang) dinyatakan bahwa anggapan sindrom ini banyak diderita oleh orang Amerika dan Eropa sudah tidak berlaku lagi. “Belakangan, jumlah penderita dari Asia meningkat tajam bahkan semakin banyak diderita oleh mereka yang usia muda, tanpa memandang jenis kelaminnya. Di Indonesia, angka pastinya memang belum ada. Namun hal ini, antara lain bisa dilihat dari semakin banyaknya penderita stroke di usia produktif, juga ibu muda yang sering keguguran,” Dr Aru menjelaskan. Antibodi salah perhitungan Sayangnya, sindrom ini sering terdeteksi pada tingkat yang sudah lumayan parah. Itu pun, sering didiagnosis sebagai penyakit lain, karena gejala pada setiap penderitanya sangat bervariasi. Tidak mengherankan, banyak penderita yang harus berpindah-pindah dari satu dokter ke dokter lain, serta melakukan pemeriksaan satu ke pemeriksaan lain sebelum menemukan biang keladi yang sesungguhnya (lihat boks). Bila beberapa penderitanya sering melalui proses yang cukup berbelit sebelum menemukan bahwa penyakitnya disebabkan oleh sindrom darah kental, hal ini bisa dimaklumi. Sindrom darah kental memang belum terlalu populer, bahkan di kalangan medis sendiri. Menurut Dr Aru, hal ini disebabkan sindrom darah kental masih tergolong penyakit baru. Di luar negeri, sindrom darah kental dipopulerkan pertama kali pada 1983 oleh Dr R.V Graham Hughes, ahli reumatologi dari rumah sakit St Thomas, London, Inggris. Pada saat itu, ia menemukan bahwa kelumpuhan saraf tulang belakang yang mendadak (disebut neuropati Jamaika) ternyata disebabkan oleh adanya antibodi antifosfolipid. Dalam keadaan normal, antibodi merupakan kumpulan protein dalam darah yang dibentuk oleh sistem kekebalan tubuh, untuk memerangi benda asing yang dianggap musuh, seperti zat racun, bakteri, dan virus. Namun pada sindrom darah kental, tubuh menganggap fosfolipid (senyawa berlemak yang terdapat pada membran sel) sebagai musuh. Fosfolipid merupakan senyawa berlemak yang terdapat pada membran sel, dan berperan dalam pembekuan darah. Pada saat kita terluka atau mengalami pendarahan, tubuh memproduksi fosfolipid. Agar jumlahnya tidak berlebihan, antibodi juga memproduksi antifosfolipid. Namun sayangnya, pada sindrom darah kental tubuh kita salah perhitungan. Tanpa kehadiran fosfolipid, antibodi tetap memproduksi pasukan antifosfolipid untuk menyerang sel-sel tersebut. Akibatnya, darah jadi sering mengalami pembekuan dalam pembuluh (trombosis). “Mekanisme yang sering disebut autoimun tersebut umumnya terjadi pada penderita sindrom darah kental yang disebabkan oleh faktor genetika dan hingga saat ini belum jelas penyebabnya,” tutur Dr Aru. Karena kurang nutrisi Sementara Andang Gunawan, ND, ahli terapi nutrisi di Jakarta, menganggap bahwa perilaku antibodi yang abnormal tersebut bisa disebabkan oleh gangguan keseimbangan biokimia di dalam tubuh. “Sekarang ini, pola makan kita cenderung menyukai makanan cepat saji, serba instan, dan diproses,” tutur Andang. “Makanan-makanan semacam itu mengandung bahan kimia yang tidak diperlukan tubuh dan akan diperlakukan sebagai racun. Antibodi akan menganggapnya sebagai musuh yang harus dibasmi. Bila dikonsumsi secara berlebihan, antibodi pun bekerja superkeras untuk mengimbangi. Bila jumlahnya sudah melebihi keseimbangan yang diperlukan, sel-sel darah putih ini justru dapat berbalik menyerang sistim kekebalan itu sendiri. Makanan diproses dan serba instan umumnya juga miskin nutrisi penting yang diperlukan sel-sel di dalam tubuh untuk melangsungkan proses kimiawi. Logika sederhananya, ingat-ingat saja saat kita lapar. Otak menjadi sulit konsentrasi, tubuh lemas, dan kita lebih gampang emosi karena sistem neurotransmitter di otak mengalami error. “Seperti itu juga yang terjadi pada sel-sel dan organ tubuh kita. Ketika sistem antibodi salah perhitungan dan mengerahkan antifosfolipid tidak pada waktunya, bisa jadi hal itu disebabkan karena sel-sel dalam tubuh kita sedang kekurangan zat nutrisi tertentu. Mekanisme ini mungkin bisa menjelaskan mengapa perilaku sel bisa menjadi abnormal, terutama pada sindrom darah kental yang tidak disebabkan oleh faktor genetis,” jelas Andang. Biang keladi keguguran Selain itu, kekentalan darah juga dapat disebabkan gangguan keseimbangan asam basa (PH balance) yang dipicu oleh terlalu banyak mengkonsumsi makanan instan, diproses, tinggi lemak, namun kurang sayur-sayuran dan buah-buahan segar. Hal itu disebabkan, makanan semacam itu umumnya mengandung mineral non-logam (sulfur, fosfor, khlor, dan iodin atau garam) dan protein tinggi, namun sedikit mengandung air, merupakan golongan makanan pembentuk asam. Bila dikonsumsi secara berlebihan, akan mendorong darah untuk cenderung asam. Pada kondisi tersebut, darah kita akan memproduksi fibrin -protein berbentuk serat yang dikenal sebagai komponen dasar untuk pembekuan darah. Fibrin memang dibutuhkan oleh tubuh. Namun bila jumlahnya berlebihan karena pola makan yang tak seimbang, serat-serat halus fibrin akan diubah oleh enzim trombin menjadi jaringan yang dapat mengurung dan mengacaukan sel-sel darah. Jaringan-jaringan itu tidak hanya membuat darah jadi lebih kental, namun sekaligus juga membuat aliran darah menjadi sempit, bahkan tertutup total,” jelas Andang. Keadaan tersebut, memicu terjadinya trombosis. Bila terjadi pada wanita hamil, risikonya adalah keguguran. Menurut Prof Dr Karmel L.Tambunan, Sp PD, KHOM, Ph.D, FACTH, dari Bagian Hematologi Onkologi Medik Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM, trombosis meningkatkan risiko pre-eklamsia (tekanan darah mendadak meningkat drastis). “Namun sebelum terjadi trombosis, darah yang terlalu kental saja sudah mengganggu pasokan oksigen dan nutrisi untuk janin,” komentar Dr Aru. Pasalnya, pembuluh plasenta berukuran sangat halus sehingga darah yang kental akan sulit mengalir. Kalaupun janinnya berkembang, kondisi tersebut menyebabkan bayi berisiko lahir dengan berat badan rendah, meninggal saat dilahirkan, atau lahir prematur. Trisna (36 tahun), karyawati di Jakarta, mengalaminya saat hamil anak kedua. “Setelah sering flek selama kehamilan, bayi tersebut lahir prematur. Namun sayang, karena fungsi organ-organnya belum sempurna, usianya hanya beberapa hari saja,” sesalnya. Pusing, bercak kulit, sampai kematian Selain pada wanita hamil, gejala sindrom darah kental bisa muncul dalam berbagai rupa tergantung lokasi trombosisnya. Berdasarkan golongannya, pembekuan bisa terjadi di pembuluh darah (arteri) dan pembuluh darah balik (vena). Akibat pembekuan darah yang terjadi di arteri juga bervariasi. Bila menyerang otak, gejalanya bisa berupa sakit kepala, merasa melayang, rasa mudah lelah dan lemas yang tidak jelas penyebabnya, gangguan bicara, kejang, gangguan daya ingat, hingga stroke yang menyebabkan kelumpuhan. Pembekuan juga bisa terjadi di arteri ginjal (menyebabkan fungsi gangguan ginjal), dan jantung, yang memicu serangan jantung. Gangguan aliran darah pada usus bisa berupa nyeri perut seperti yang dialami Nur, namun juga bisa berupa pendarahan pada anus. Sementara bila terjadi di vena lengan atau kaki, gejala awalnya berupa kram atau kesemutan. Bercak kemerahan (livedo reticularis) bisa terjadi pada kulit bila pembekuan darah terjadi di vena kulit. Pada mata, gejalanya bisa berupa pandangan berbintik, kabur, atau hilang sementara. Bila sudah tersumbat, tentu bisa menyebabkan buta mendadak. Yang bahaya, bila pembekuan terjadi paru-paru dan otak. Gumpalan darah yang menyumbat di sana tidak hanya menimbulkan gejala nyeri di dada, napas tersengal, dan kelumpuhan, melainkan stroke yang menyebabkan kematian mendadak. Obat medis dan efek samping Untuk memastikan diagnosisnya, ada sejumlah tes yang bisa dilakukan (lihat boks: Deteksi Sindrom Darah Kental). Dan bila terbukti positif, biasanya dokter akan memberi sejumlah obat antikoagulan yang berfungsi mengencerkan darah, seperti heparin, aspirin atau aspilet (aspirin untuk anak-anak), serta ticlid dan warfarin (coumadin). Dosisnya ditentukan berdasarkan pengukuran INR (International Normalized Ratio), yang dapat menunjukkan kadar kekentalan darah. Umumnya, angka INR yang diharapkan berkisar di angka 2 dan 3. Beberapa obat-obatan antimalaria, kortikosteroid, dan imunomodulator juga diberikan pada beberapa kasus sindrom darah kental, tergantung pada kondisi pasien. Secara medis, obat-obatan tersebut sudah diperhitungkan dan cukup aman. Namun berdasarkan informasi indeks obat-obatan farmasi, obat-obat tersebut memiliki efek samping yang perlu diketahui dan didiskusikan terlebih dahulu antara dokter dan pasien. Menurut Andang, heparin dapat membatasi kemampuan tubuh dalam mengaktifkan vitamin D dan menyebabkan defisiensi kalium dan kalsium. Penggunaan heparin dalam waktu lama juga menyebabkan hiperkalemia (kelebihan kalium dalam darah) dan pengeroposan tulang. Aspirin atau aspilet, dapat menyebabkan tubuh kekurangan asam folat, mineral besi, dan seng, vitamin C, dan vitamin E. Kekurangan zat-zat gizi ini antara lain menimbulkan nyeri otot, pendarahan pada usus, dan anemia. Ticlid (ticlopidine) menyebabkan mual atau nyeri lambung. Sementara warfarin (coumadin) menyebabkan defisiensi mineral besi, magnesium, seng, juga vitamin C, D, E, K, serta co-enzyme Q10. “Sayangnya, tambahan suplemen gizi tidak bisa diberikan begitu saja pada pasien yang sedang menggunakan obat-obatan tersebut,” kata Andang. Karena beberapa jenis zat gizi seperti vitamin C, D, dan E, dapat mengencerkan darah. Bila dikonsumsi bersama obat-obatan antikoagulan, dikhawatirkan darah menjadi terlalu encer dan menyebabkan pendarahan. Sebaliknya, vitamin K bersifat meningkatkan proses pembekuan darah sehingga bila dikonsumsi bersama obat pengencer darah, dikhawatirkan bisa mengurangi efektivitasnya. Beberapa jenis herba dan zat pada makanan seperti jahe, gingko biloba, cengkih, ginseng, bawang putih, dong quai, jamur dansen, dan pepaya, juga dapat berinteraksi negatif dengan obat-obatan tersebut. Oleh sebab itu, Dr Setiawan Dalimartha, Ketua Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur (PDPKT) di Jakarta, menyarankan agar tetap berhati-hati saat mengkonsumsi herba yang berkhasiat mengencerkan darah seperti paprika dan cabai. “Kondisi seseorang sangat individual sehingga meskipun herba-herba itu bisa membantu, sebaiknya tidak mengambil keputusan sendiri untuk tmeninggalkan obat dan beralih ke terapi herba,” tuturnya, menekankan bahwa herba tidak bisa diandalkan sendirian. Atasi secara holistik! Memang, ada banyak aspek yang harus dilakukan untuk mengatasi sindrom ini. Apalagi, obat-obatan yang selama ini digunakan belum dapat mengobati sindrom darah kental. “Fungsinya hanya mengencerkan darah ke tingkat normal, untuk mencegah terjadinya gangguan yang lebih parah,” tutur Dr Aru. Selain mengkonsumsi obat secara teratur, beberapa hal yang mutlak dilakukan agar pengobatan berjalan efektif antara lain sebagai berikut: Benahi pola makan. Kembali ke pola makan alamiah, dengan membiasakan diri mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan segar. Bila bisa menggunakan yang organik, itu lebih baik. Hindari makanan diproses Antara lain makanan olahan (makanan kalengan, instan, dll), daging olahan (sosis, corned beef, bakso, dll), pemanis sintetis, pengawet sintetis, cuka sintetis, MSG, margarin, dan minuman bersoda. Batasi konsumsi karbohidrat olahan Antara lain cake, kue, biskuit, roti dari tepung putih, puding, dan es krim, daging merah, bumbu masak siap pakai, minyak goreng, mentega, keju, kopi, teh, dan cokelat. Perhatikan cara memasak makanan Hindari mengolah sayur-sayuran dan buah-buahan terlalu matang, karena akan merusak enzim, vitamin, mineral, dan zat-zat penting di dalamnya. Olahraga teratur Olahraga meningkatkan pasokan oksigen ke otak 5 hingga 10 kali lipat. Pembuluh darah menjadi lebih terbuka, sehingga sirkulasi darah lebih lancar dan metabolisme tubuh jadi lebih baik. Banyak minum air putih Anjuran minum paling sedikit 8 gelas sehari tetap berlaku. Air putih sangat berperan dalam mengencerkan darah. Tinggalkan rokok Zat-zat di dalam rokok dapat merusak lapisan dinding pembuluh darah bagian dalam (endotel). Kerusakan endotel akan mengaktifkan sistem pembekuan darah dan memicu trombosis. Sering-sering refreshing! Stres membuat sel-sel darah cenderung berkelompok, yang memicu trombosis. Untuk menghindarinya, tidak perlu meluangkan anggaran khusus untuk rekreasi demi menghindari stres. Secara teratur, luangkan saja waktu untuk diri sendiri. Nikmati setiap aktivitas yang Anda sukai, atau sekadar duduk di sudut ruangan: bermeditasi. Terdengar klise? Mungkin. Namun ada baiknya kita merenung dan mulai menyadari, begitu banyak hal besar yang tidak kita inginkan terjadi karena mengabaikan hal-hal sepele. Jadi bagaimana, siap merubah gaya hidup jadi lebih sehat? (N) Boks 1: Ternyata, Sindrom Darah Kental Biang Keladinya “Mulai toksoplasma hingga rhesus darah tidak cocok” Ketika kehamilan pertamanya gugur di usia 7 minggu, Sisca (31 tahun), model di Jakarta, hanya menyangka bahwa ia kelelahan. Hingga beberapa bulan berikutnya, ia pun kembali dinyatakan hamil. Sayangnya, kehamilan keduanya bermasalah lagi. “Ketika diperiksa dengan USG (ultrasonography-red), janin saya tidak berkembang. Kantung ketubannya ada, namun inti yang akan berkembang menjadi bayi sama sekali tidak terdeteksi,” katanya pilu. Sisca pun kembali merelakan rahimnya untuk dikuret. Karena ingin segera menimang anak, Sisca berkonsultasi dengan dokter kandungannya, mengenai penyebab ia dua kali gagal hamil. “Dokter mengatakan mungkin saya terkena virus toksoplasma, dan menganjurkan cek di laboratorium,” tuturnya. Ternyata, hasilnya negatif. Kecurigaan selanjutnya pun mengarah pada ketidakcocokan rhesus atau kromosom darah antara ia dan Fadlan, suaminya. “Namun hasil pemeriksaan laboratorium kembali menunjukkan darah kami baik-baik saja”, tukasnya. Saat hampir menyerah, tanpa sengaja seorang teman menganjurkan Sisca untuk mengetes kekentalan darah. “Menurutnya, keguguran bisa disebabkan karena janin saya tidak mendapatkan suplai makanan akibat darah saya terlalu kental,” lanjutnya, “Sehingga saya tak membuang waktu lagi untuk periksa. Ternyata benar, kekentalan darah saya sangat tinggi (kadar IgG mencapai 80, dari standar maksimal 15),” tutur Sisca, yang kemudian segera mencari ahli darah dan dokter kandungan yang memahami sindrom darah kental untuk menangani kondisinya. “Awalnya, hanya dikira pre-eklamsia” Tidak ada gangguan berarti pada kehamilan Lenna (29 tahun), hingga saat kehamilannya berusia 35 minggu, tekanan darah yang sebelumnya berada di garis normal tiba-tiba melonjak jadi 140/90 mg/dl. “Awalnya, dokter hanya mengatakan saya pre-eklamsia, yang memang banyak diderita oleh wanita hamil,” tutur karyawati yang berdomisili di Bandung ini lagi. Namun karena di saat yang sama berat badan Lenna juga melonjak drastis (5 kilogram dalam 1 minggu!), dan mengalami bengkak di kaki, dokter menganjurkan Lenna menjalani tes urin untuk melihat fungsi ginjalnya. “Hasilnya, terdapat kadar protein yang tinggi di dalam urin saya. Oleh sebab itu, pemeriksaan pada ginjal pun dilanjutkan secara lebih detil,” lanjutnya. Ternyata, hasil pemeriksaan menunjukkan ada pembekuan pada vena di kedua ginjalnya. “Saat itulah Dokter baru curiga dan menganjurkan saya untuk tes kekentalan darah,” kata Lenna. Benar saja, hasil tes menunjukkan adanya anticardiolipin antibody (ACA), semacam kelainan protein dalam darah yang membuat darah terlalu cepat mengental dan membeku sehingga menyumbat vena ginjalnya. Meskipun dapat melahirkan bayinya dengan selamat, Lenna harus menjalani pengobatan intensif untuk menyembuhkan ginjalnya. “Ternyata bukan radang usus” Dua tahun lamanya, Nurhidayati (51 tahun, bukan nama sebenarnya), merasakan nyeri yang semakin parah pada perutnya. Beberapa dokter yang dikunjunginya mencurigai ia menderita tukak lambung dan radang usus, dan memberi sejumlah obat serta beberapa jenis makanan untuk dihindari. “Namun kondisi saya tak kunjung membaik,” sesal Nur, yang sempat berganti-ganti dokter ini. Hingga akhirnya, dokter yang terakhir dikunjunginya menganjurkan ia menjalani endoskopi untuk melihat barangkali terdapat kelainan pada esofagus, lambung, dan usus 12 jarinya. Hasilnya? “Nihil. Semua baik-baik saja,” tukas ibu rumah tangga yang berdomisili di Depok ini. Untung, Dokter segera tanggap dengan rasa nyeri yang sering menyerangnya sekitar 1 jam setelah makan. “Menurutnya, bisa jadi itu indikasi iskemia (tidak cukupnya suplai darah ke organ pencernaan untuk mencerna makanan), sehingga saya diminta rontgen,” tuturnya. Pemeriksaan sinar X menunjukkan ada bagian di arteri usus Nur yang mengalami penyempitan. Karena Dokter juga menjumpai adanya bercak-bercak kemerahan di kulit, ia pun disarankan untuk tes kekentalan darah. “Ketahuanlah penyebab penyempitan arteri di usus dan bercak-bercak yang saya pikir hanya karena kelelahan tersebut,” tutur Nur. Ia pun menjalani pembedahan untuk mengangkat sumbatan di arteri, serta mulai mengkonsumsi obat untuk mengencerkan darah. Boks 2: Deteksi sindrom darah kental Sekarang ini, lokasi pembekuan darah bisa diketahui dengan mudah melalui pemeriksaan CT scan dan MRI. Namun untuk mengetahui penyebab trombosisnya, perlu tes darah di laboratorium. Ada dua jenis tes utama yang dilakukan untuk mendeteksi sindrom darah kental antara lain sebagai berikut: Antibodi antikardiolipin (Anticardiolipin Antibody atau ACA) Jenis antibodi ini bereaksi terhadap bagian dari membran sel fosfolipid, antara lain cardiolipin dan phosphatidylserine. Dilakukan dengan cara mengukur kadar immunoglobulin G (IgG) dan immunoglobulin M (IgM) dan immunoglobulin A (IgA). Tes ini umumnya dilakukan untuk wanita hamil yang dicurigai mengidap sindrom darah kental. Antibodi antikoagulan Lupus ( Lupus Anticoagulant antibodies atau aCL) Juga sejenis antibodi yang berperan dalam pembekuan darah. Antibodi LA yang berlebihan banyak ditemukan pada penderita lupus, sehingga lupus sering dikaitkan dengan penyakit ini. Meskipun demikian, sindrom darah kental tidak sama sama dengan lupus. Namun bila menemukan gejala tertentu atau memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, tes-tes berikut ini juga dapat dilakukan: Tes antibodi antibeta-2 glikoprotein I Dilakukan dengan mengukur kadar immunoglobulin G (IgG) dan immunoglobulin M (IgM). Kadar IgG dan IgM yang berlebihan dapat menjadi indikasi sindrom darah kental. Tes activated Thromboplastin Time (aPTT) Bertujuan untuk mengetahui kecepatan pembekuan darah. Normalnya, darah membeku dalam tempo 25 hingga 40 detik. Namun pada sindrom darah kental, darah membeku kurang dari 25 detik. Bila aPTT normal, pemeriksaan lebih mendalam dilakukan dengan tes Russel viper venom time (RVVT), platelet neutralization procedure (PNP) dan Kaolin Clotting Time (KCT). Tes Complete Blood Count (CBC) Bertujuan menghitung komponen darah lengkap, untuk mengetahui kemungkinan trombositopenia (penurunan trombosit) dan anemia hemolitik (anemia disertai pendarahan). Sebabnya, trombositopenia sering dijumpai pada sindrom darah kental dan anemia hemolitik berhubungan dengan produksi IgM aCL (anti cardiolipin) Selain itu, juga dilakukan dengan memeriksa beberapa antibodi tambahan yang diduga melawan fosfolipid. antara lain IgA aCL, IgA beta-2glikoprotein-I, antiphosphatidylserine, antiprotrombin, antiphosphatidylethanolamine, dan antibodi lain yang melawan phosphatidylserine dan protrombin.

9 Tehnik Nafas saat proses persalinan

1. Bernapaslah secara alami antara kontraksi, seperti yang Anda lakukan ketika Anda jatuh tertidur.

2. Ketika kontraksi dimulai, tarik napas dalam dan perlahan-lahan melalui hidung Anda, dan kemudian perlahan-lahan menghembuskan napas melalui hidung juga dengan lebih  panjang dan lembut. Ketika Anda menghembuskan napas, biarkan otot-otot wajah Anda rileks dan anggota badan Anda lemas seperti yang Anda bayangkan ketegangan meninggalkan tubuh Anda. Anda juga dapat mengakhiri pernafasan ini dengan mendesah panjang.

3. Saat puncak kontraksi, ingatkan diri untuk terus bernapas pada tingkat, santai yang nyaman.

TIPS mempercepat Pemulihan Luka SC (Operasa Caesar)

Pulih dari operasi caesar, yang terencana atau tidak, bisa sulit dan memakan cukup banyak waktu. Memiliki bayi baru menyenangkan, tapi melelahkan. Menambahkan rasa sakit fisik dan gejolak emosi  dan kadang bisa membuat Anda merasa kewalahan.

Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mempercepat penyembuhan dan membuat diri Anda lebih nyaman.

Minum, minum, minum

Salah satu hal paling penting yang dapat Anda lakukan untuk membantu pemulihan Anda adalah untuk tetap terhidrasi. Tanpa air yang cukup, tubuh Anda tidak akan dapat berfungsi secara efektif.  Minum air yang cukup sangat penting, terutama jika Anda menyusui. Kafein harus dihindari, karena akan “mengeringkan” Anda, tapi jus dan teh tanpa kafein akan membantu menjaga Anda tetap terehidrasi.

Jaga sayatan

Bekas Sayatan, mungkin akan menyakitkan, lebih sensitif, atau bahkan mati rasa. Setiap pengalaman wanita berbeda, tetapi jika ada sesuatu yang Anda rasa tidak tepat untuk Anda, hubungi dokter Anda. Komplikasi jarang terjadi, tetapi penting untuk mengikuti naluri Anda. Sebelum operasi caesar berlangsung, umumnya perawat akan mencukur bagian atas rambut kemaluan untuk mensterilkan area di mana sayatan akan dibuat. Setelah operasi, seperti rambut tumbuh kembali, dan Anda dapat saja merasa gatal sekali di bagian tersebut. Hal ini dapat diperburuk oleh kulit yang melipat di daerah tersebut. Untuk mengurangi gatal, cobalah meletakkan kain bersih di atas wilayah sayatan. Ini akan mencegah Anda untuk menggosok atau menggaruknya sehingga menimbulkan iritasi tambahan.

Keluhan lain yang umum adalah bau di sekitar daerah insisi. Pastikan untuk memeriksa dengan dokter jika ada bau busuk segeralah ke dokter, karena hal ini bisa menjadi tanda infeksi. Jika tidak ada infeksi, tapi sedikit bau yang tidak menyenangkan terus berlanjut, coba melakukan pengeringan daerah insisi setelah setiap mandi menggunakan hair dryer pada pengaturan suhu dingin rendah.

Dukungan atau bantuan saat menyusui

Apakah anda menyusui atau mengunakan bottlefeeding, memegang bayi dapat menyebabkan tekanan yang menyakitkan pada perut. Menggunakan bantal khusus untuk menyusui, dapat membantu dengan mendukung bayi di lengan Anda,

Jika Anda menyusui, menggendong bayi juga dapat mengurangi tekanan perut. Pastikan untuk mendukung punggung Anda dan bayi dengan menempatkan bantal di atas perut Anda juga. Ini denan alasan supaya kakinya si bayi tidak menyentuh atau menyenggol bahkan menendang bagian bekas sayatan operasi Anda. Pasangan anda atau orang yang mendukung dapat membantu dengan penempatan bantal untuk membuat Anda berada dalam posisi yang nyaman.

Konsumsilah Obat jika perlu

Banyak ibu baru yang ragu-ragu untuk mengambil obat penghilang rasa sakit yang dokter meresepkan mereka karena mereka khawatir tentang dampak obat ‘pada bayi mereka yang baru lahir. Hal ini penting untuk mendiskusikan dengan dokter Anda dan memahami efek samping dari semua resep. Setelah Anda merasa nyaman dengan resep Anda telah diberikan, Anda dapat merasa bebas untuk mengambil apa yang Anda telah diresepkan untuk menghilangkan rasa sakit. Sementara beberapa ibu tidak perlu resep obat penghilang rasa sakit ketika mereka meninggalkan rumah sakit, sebagian besar ibu masih terlalu sakit untuk tidak minum obat.

Tetapi nyaman dan santai penting dalam minggu-minggu awal. Rasa sakit akan mereda selama dua sampai enam minggu. Jika Anda kehabisan resep dan masih sakit, hubungi dokter Anda. Sering kali dia akan menuliskan ulang resep Anda sebagai diperlukan. Jika rasa sakit parah dan obat tidak membantu, hubungi dokter Anda segera.

LANGKAH DAN UPAYA UNTUK MENGHINDARI DAN MENGURANGI RESIKO OPEASI CAESAR (SC)

Walaupun untuk beberapa kasus, operasi Caesar memang perlu dilakukan untuk menyelamatkan nyawa, namun saya percaya bahwa setidaknya separuh dari operasi dapat di hidari jika saja orang tua dapat bertanggung jawab atas proses kelahiran yang mereka alami, jika mereka mau memberdayakan diri sejak masa kehamilan mereka bahkan melakukan perubahan kecil dan membawa beberapa perbaikan, mungkin secara bertahap beberapa atau lebih banyak lagi operasi dapat dicegah atau dihindari.

Tidak hanya di Indonesia, bahkan di Amerika Serikat-pun ada peningkatan dramatis dalam tingkat Caesar lima tahun terakhir. Dan akhir-akhir ini mitos tentang operasi Caesarpun semakin merebak. Berikut ini beberapa mitos tentang Caesar:

  • “Sebuah caesar elektif adalah pilihan yang paling aman untuk melahirkan bayi daripada melahirkan normal.”
    Ini benar-benar mitos karena penelitian menyatakan tingkat kematian di antara bayi neonatus (umur bayi < 28 hari ) yang dilahirkan melalui operasi Caesar dua kali lipat lebih banyak dari pada bayi yang dilahirkan normal melalui vagina.
  • “Cesar adalah prosedur umum dengan sedikit risiko pada saya.”
    Sebenarnya operasi Caesar adalah operasi bedah abdomen mayor atau operasi besar. tidak hanya semua risiko yang terkait dengan kehamilan dan kelahiran, tetapi juga risiko yang lebih besar yang terkait dengan operasi apapun. Bahkan, sebuah artikel kesehatan edisi September Obstetri & Ginekologi merinci hasil studi yang dilakukan di Perancis yang memeriksa tingkat kematian ibu postpartum. Selama lima tahun studi mereka menemukan wanita yang melahirkan melalui bedah caesar tiga kali lebih mungkin untuk meninggal akibat komplikasi daripada wanita yang melahirkan secara normal. Penyebab utama dari kematian setelah bedah caesar adalah trombosis (bekuan darah), infeksi, dan komplikasi anestesi.
  • “Operasi Caesar lebih nyaman dan aku tidak akan merasakan sakit ketika melahirkan. Tidak seperti jika aku melahirkan secara normal.”
    Ada banyak metode manajemen rasa sakit yang dapat digunakan saat Anda melahirkan melalui vagina, tidak semua yang membutuhkan obat. Dengan operasi caesar rasa sakit saat melahirkan adalah tidak-ada karena anestesi, namun rasa sakit selama pemulihan sering konstan dan tahan lama. Wanita bisa merasakan sakit perut yang mendalam selama berbulan-bulan setelah operasi. Berurusan dengan rasa sakit, pemulihan dari operasi besar, dan komplikasi yang dapat muncul dari operasi caesar juga banyak sekali.
    Studi menunjukkan wanita yang melahirkan normal lebih cepat pulihnya dan jarang menderita post partum blues di bandingkan dengan wanita yang Melahirkan secara Caesar.
    Bagaimana Minimalkan Risiko saya untuk Caesar?
    Dalam bagian berikut saya ingin membahas beberapa cara Anda dapat membantu meminimalkan kemungkinan persalinan Anda berakhir dengan bedah caesar. Jelas, ada kalanya bayi harus dilahirkan melalui caesar, namun menurut American College of Obstetricians dan Gynecologists (ACOG) hanya sekitar 10% dari semua total kehamilan harus akhir pembedahan.
    Namun sayangnya, keputusan Caesar ini sering datang dari pasien yang tidak bertanggung jawab atas kesehatan mereka sendiri (tidak mau memberdayakan diri, sehingga ketika mereka hamil, ya sekedar hamil saja tanpa mau berupaya untuk mencari pengetahuan tentang kehamilan dan persalinan) dan keputusan dokter yang kadang-kadang tidak bertanggung jawab dan tidak mendukung persalinan normal sehingga semua kasus yang sebenarnya bisa di tangani diarahkan ke Caesar dengan berbagai alasan yang seolah-olah ini “demi kepentingan dan keselamatan si bayi dan si ibu”, dan ini akhirnya mengarah ke yang operasi SC yang tidak perlu atau tanpa indikasi yang jelas (bukan berarti semua dokter demikian, namun ada banyak juga yang demikian).

Berikut ini langkah yang dapat Anda ambil untuk membantu mengurangi kemungkinan Operasi Caesar:

  1. Memahami mengapa
    Dalam mencoba untuk lebih memahami mengapa begitu banyak bedah caesar dilakukan di Indonesia apalagi di daerah perkotaan, saya mulai meninjau literatur dan berbicara dengan beberapa ibu yang dilakukan SC, teman-teman dan anggota keluarga yang SC. Saya berbicara dengan beberapa dokter yang melakukan bedah caesar. Ada banyak sekali alasan yang di kemukakan mulai dari alasan fisik, masalah psikologis, dan budaya atau harapan muncul sebagai faktor umum yang mendasari keputusan SC tersebut di ambil. Sebagai contoh, dari sudut pandang fisik banyak ibu yang mengalami obesitas, sehingga ada banyak kekhawatiran yang muncul bahwa dia akan mengalami kesulitan ketika mengejan nanti. Faktor kelelahan pada ibu juga menyebabkan proses persalinan akhirnya berakhir ke SC. Gagal induksi juga sering menyebabkan bedah caesar. Praktik-praktik modern, seperti pemberian epidural dan posisi ibu telentang saat melahirkan, mengurangi kemampuan tubuh untuk mendorong keluar bayi secara efektif, yang akhirnya tanpa di sadari semua system membatasi asupan makanan dan minuman dimana ini akan semakin memperparah kelelahan ibu. Akhirnya, bedah caesar adalah pilihan paling mujarab saat itu.
    Secara psikologis, banyak wanita yang takut melahirkan. Mereka kurang percaya diri kepada tubuh mereka untuk menyelesaikan tugas, dan ketakutan akan keselamatan bayi dan dirinya sendiri. Mereka telah dikondisikan untuk melihat kelahiran sebagai prosedur medis yang memerlukan manajemen pengawasan yang ketat, klinis dan intervensi teknologi. Di tambah lagi dengan keyakinan bahwa melahirkan itu nyeri dan menyakitkan, sehingga banyak ibu yang memilih melahirkan secara SC hanya karena takut merasakan nyeri. Mereka berasumsi bahwa SC adalah pilihan paling tepat untuk menghindari nyeri dalam proses persalinan. Selain itu, pelecehan seksual sebelumnya atau trauma persalinan pervaginam sebelumnya. Dapat menyebabkan kecemasan yang intens, citra diri yang buruk, Hal ini juga sangat mengurangi motivasi ibu untuk melahirkan secara normal.
    Budaya, bedah caesar terlihat lebih sebagai kejadian yang tak terelakkan atau variasi lahir prosedural dibandingkan dengan operasi perut besar dengan potensi komplikasi serius. Sifat operasi rutin diperkuat ketika seorang watita mempunyai banyak teman, sahabat atau saudara yang sebagian besar melakukan operasi Caesar. Dan bahkan merasa bahwa SC adalah sebuah trend. Apalagi jika banyak public figure atau artis-artis yang melahirkan dengan cara SC.
  2. Menyadari Resiko dan bahayanya
    Untuk menghindari bedah Caesar, seorang wanita harus mengetahui resiko dan bahaya yang bisa saja terjadi ketika mereka memutuskan untuk melakukan SC. Dan untuk memfasilitasi keputusan itu sangatlah bijak jika mereka menerima secara penuh, informasi yang jujur dan jelas. Bahkan seorang wanita hamil berhak untuk mengetahui seluruh kebenaran tentang bedah caesar. Sebagai contoh:
    ➢ Kematian ibu adalah empat sampai delapan kali lebih tinggi daripada di kelahiran per vagina
    ➢ Perdarahan postpartum, penyakit kandung empedu, dan usus buntu masalah genitourinaria adalah komplikasi yang umum
    ➢ Cedera panggul yang dua kali lebih umum dibandingkan dengan kelahiran per vagina
    ➢ Infeksi rahim dua kali lebih mungkin (satu dari setiap empat atau lima)
    ➢ Komplikasi kardiopulmoner terjadi dua kali lebih sering
    ➢ Komplikasi tromboemboli juga dua kali lebih mungkin
    ➢ Akan ada bekas luka di perut ibu yang permanen
    ➢ Banyak wanita mengalami rasa nyeri dan seperti di tarik di sekitar lokasi bekas operasi dan rasa tidak nyaman ini bisa di rasakan hingga 3-4 tahun sesudah operasi
    ➢ Resiko kematian bayi akibat asfiksia lebih tinggi daripada persalinan normal per vagina
    ➢ Sebagian besar ibu tidak bisa melakukan Inisiasi Menyusu Dini jika memilih operasi Caesar, karena procedural yang dianggap rumit.
    ➢ Gangguan atau kesulitan menyusui lebih banyak dibanding dengan persalinan normal per vagina
  3. Pilihlah dokter/bidan/RS/RSIA/RB yang mendukung proses persalinan alami
    Ini adalah point yang sangat penting. Untuk itu penting bagi Anda untuk melakukan wawancara kepada dokter atau provider Anda tentang pandangannya terhadap persalinan normal. Wawancarai kandidat dokter kandungan, atau bidan Anda untuk memastikan bahwa dokter tidak terpaku pada posisi melahirkan secara horizontal (terlentang). Jika provider Anda tidak mendukung persalinan normal, maka mereka ini tidak tepat dan tidak layak untuk Anda!. Bagaimana pendapat mereka tentang berjalan selama proses persalinan (kala 1) dan posisi persalinan yang vertikal (jongkok, duduk, nungging bahkan berdiri)?. Apakah dia mengakomodasikan keinginan Anda untuk posisi berjongkok atau minimal berbaring miring? Pastikan filosofi tentang proses kelahiran menurut beliau. Bagaimana presentase kesuksesan VBAC (Vaginal Birth After Caesarea) di tempat provider Anda tersebut? (Angka minimal paling tidak mencapai 70%). Lalu bagaimana presentasi operasi Caesar yang dilakukan oleh dokter tersebut? (Jika angkanya melebihi 15%, anda sebaiknya curiga dan kemungkinan dokter tersebut cenderung lebih suka melakukan operasi Caesar, atau jangan jangan provider yang disini berarti RS ini adalah RS Rujukan sehingga klien yang datang ke RS tersebut adalah ibu ibu dalam kasus terminal dan harus segera dilakukan tindakan pertolongan). HATI_HATI! Tanyakan juga mengenai rutinitas saat proses persalinan dan melahirkan. Tentang pemasangan infuse, pemasangan EFM (Electronic Foetal Monitoring) dll.
  4. Bawalah seseorang untuk menemani dan mendampingi Anda di ruang persalinan
    Jika Anda memilih untuk membayar jasa bidan/petugas kesehatan professional/ doula yang siap membantu Anda untuk memberikan pendampingan apalagi mendampingi dengan metode hypnobirthing, maka kemungkinan Anda menjalani operasi akan menurun. Karena secara psikologis Anda akan merasa lebih tenang dan aman.
  5. Pentingnya berfikir Jernih, Berjalan dan RUBAH POSISI Anda. Bayangkan seorang wanita dalam proses persalinan yang tidur terlentang dengan kaki berada di pijakan atau penyangga, lalu dokter/bidan duduk dengan nyaman di kursi menghadap vagina si wanita tersebut. Perlu anda ketahui bahwa posisi terlentang adalah posisi untuk melahirkan secara Caesar. Semakin lama waktu Anda habiskan untuk tidur dengan posisi tersebut, maka semakin besar kemungkinan Anda untuk menjalani atau membutuhkan operasi Caesar. Penelitian menunjukkan bahwa bersalin dengan posisi tegak/vertical dapat meningkatkan efisiensi kerja rahim, mempersingkat lama persalinan, membantu pembukaan lebih lancar dan membantu Anda merasa lebih nyaman. Jika semakin banyak ibu, bidan dan dokter yang mengubah pola pikirnya bahwa melahirkan itu lebih mudah dengan posisi vertical, saya yakin akan semakin banyak ibu yang melahirkan secara normal! Menggunakan posisi vertical bukan berarti Anda tidak bisa berbaring untuk istirahat. Banyak ibu yang kemudian berbaring miring dengan berkala dengan bantuan beberapa bantal yang empuk dan nyaman dengan sesekali mendapatkan pijatan di punggungnya oleh pasangan. Nah mari belajar tentang berbagai posisi dalam proses persalinan. BEBAS MENENTUKAN POSISI BERSALIN ADALAH TIKET MENUJU KELAHIRAN ALAMI YANG MEMUASKAN!
  6. Jangan terburu-buru. Proses kelahiran itu seperti juga seks, tidak dapat diburu-buru. Jangan pernah Anda merasa harus melahirkan dengan cepat akibat tekanan dari pihak luar. Andalah bintangnya dan orang lain hanyalah actor pendukung. Kelahiran adalah peristiwa dalam hirup yang sayang jika dilewatkan dengan cepat. Kadang ibu yang persalinannya dikatakan gagal sebenarnya lebih tepat disebabkan karena dokter atau bidannya tidak sabar dalam menunggu.Tidak ada tenggang waktu yang sama untuk setiap kelahiran. Walaupun memang ada tahapan-tahapannya, tetapi hal ini lebih digunakan untuk memperkirakan lamanya tahapan itu berlangsung. Namun anda tetap merupakan individu yang unik. Toh rahim Anda tidak mempelajari tahapan yang berlaku untuk persalinan bukan? Kekhawatiran tentang persalinan yang panjang lebih disebabkan karena ibu akan lebih banyak mengalami kontraksi, dan hal ini berarti bayi akan mengalami kekurangan oksigen dalam jangka waktu yang lebih lama. Namun kejadian ini tidak pernah secara ilmiah di dokumentasikan.
  7. Gunakan segala macam intervensi dengan bijaksana. Ini seperti EFM juga induksi dalam persalinan. Maupun intervensi yang sederhana saja seperti pemasangan infuse pada ibu bersalin tanpa indikasi yang jelas. Secara tidak langsung ini akan membatasi gerak si ibu sehingga mau tak mau si ibu harus tidur dia dalam jangka waktu yang lama saat berada dalam poses persalinan. Padahal seperti kita bahas di point sebelumnya ibu bersalin seharusnya bisa berjalan dan merubah posisi nya senyaman mungkin saat melahirkan.
  8. Rencanakan proses persalinan Anda sebaik mungkin (buatlah Birth Plan Anda). Membuat birth plan sangatlah penting. Ingat proses persalinan dan kelahiran adalah sebuah proses yang bakalan terekam dan terkenang di sepanjang hidup Anda. Lihat:https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=374:mari-menyusun-birth-plan-perencanaan-persalinan&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56. https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=351:contoh-birth-plan&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56
  9. Pertimbangkan biaya. Persalinan dengan SC biayanya jauh lebih besar dibandingkan proses persalinan normal. Ini karena dalam proses ini Anda membutuhkan setidaknya 5 tenaga ahli (dokter ahli kandungan, dokter ahli anesthesia, dokter Anak, perawat bedah dan bidan). Alat yang digunakan juga beragam selain itu perawatan post operasinya juga lama dan membutuhkan biaya. Jadi mari jadikan pertimbangan biaya ini menjadi motivasi Anda untuk melahirkan secar normal saja. Mengingat biaya melahirkan SC minimal sekitar 7 juta. Sedangkan bersalin normal paling sekitar 1 juta saja.
  10. Pertimbangkan Aftermath Nya. Setelah bedah caesar sejumlah besar wanita akan memerlukan rawat inap kembali untuk menangani komplikasi yang terkait. Banyak juga pasangan yang menemukan kesuburan mereka menurun, dan mereka menghadapi peningkatan risiko kehamilan ektopik, plasenta previa, ruptur uterus atau abrupsio plasenta pada kehamilan berikutnya. Banyak wanita melaporkan bahwa mereka membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memulihkan energy mereka setelah operasi. Mengalami beberapa rasa kehilangan dan menyesal berlama-lama.
  11. Hindari Induksi dan intervensi yang tidak perlu dalam persalinan

Mengapa Harus menghindari proses induksi? Alasannya dapat And abaca disini:
➢ https://www.bidankita.com/penting-untuk-diperhitungkan-sebelum-memutuskan-untuk-induksi/
➢ https://www.bidankita.com/fakta-tentang-induksi-c-section-vbac/
➢ https://www.bidankita.com/bagaimana-cara-menghindari-induksi-yang-tidak-perlu/
➢ https://www.bidankita.com/10-alasan-hindari-induksi/
➢ https://www.bidankita.com/tips-menghindari-penggunaan-pitocin-induksi-dalam-persalinan/

EFEK MUSIK TERHADAP TUBUH KITA

Banyak artikel bahkan penelitian-penelitian mengungkapkan bahwa musik dapat mempengaruhi kita secara emosi, fisik, mental, dan spiritual. Jenis musik mana yang baik untuk kesehatan emosi, fisik, mental, dan spiritual masih kontroversi. Berikut ini data-data penelitian mengenai efek musik terhadap berbagai bagian dan fungsi tubuh kita, termasuk bagaimana efeknya terhadap otak, peningkatan berbagai hormon, dan hubungannya dengan ritme tubuh.

HUBUNGAN MUSIK DENGAN FUNGSI OTAK

Semua jenis bunyi atau bila bunyi tersebut dalam suatu rangkaian teratur yang kita kenal dengan musik, akan masuk melalui telinga, kemudian menggetarkan gendang telinga, mengguncang cairan di telinga dalam serta menggetarkan sel-sel berambut di dalam Koklea untuk selanjutnya melalui saraf Koklearis menuju ke otak. Ada 3 buah jaras Retikuler atau Reticular Activating System yang diketahui sampai saat ini yaitu:

1. Jaras retikuler-talamus. Musik akan diterima langsung oleh Talamus, yaitu suatu bagian otak yang mengatur emosi, sensasi, dan perasaan, tanpa terlebih dahulu dicerna oleh bagian otak yang berpikir mengenai baik-buruk maupun intelegensia.

2. Melalui Hipotalamus mempengaruhi struktur basal “forebrain” termasuk sistem limbik,

3. Melalui axon neuron secara difus mempersarafi neokorteks. Hipotalamus merupakan pusat saraf otonom yang mengatur fungsi pernapasan, denyut jantung, tekanan darah, pergerakan otot usus, fungsi endokrin, memori, dan lain-lain.

Ira Altschuler menyatakan bahwa “Sekali suatu stimulus mencapai Talamus, maka secara otomatis pusat otak telah diinvasi.”

Memori dalam otak yang mampu merekam apa saja yang masuk melalui pendengarannya bersama musik, tanpa mampu dicerna oleh akal sehat. Otak manusia memiliki dua bagian besar, yaitu otak kiri dan otak kanan. Walaupun banyak peneliti mengatakan bahwa kemampuan musikal seseorang berpusat pada belahan otak kanan, namun pada proses perkembangannya proporsi kemampuan yang tadinya terhimpun hanya pada otak kanan akan menyebar melalui Corpus Callosum kebelahan otak kiri. Akibatnya, kemampuan tersebut berpengaruh pada perkembangan linguistik seseorang.

14 Alasan mengapa hypnosis sangat berguna pada ibu bersalin

dr. Kroger states: There is no doubt that the expectation of pain and fear associated with labor can be effectively relieved by suggestion and / or hypnosis.”

Keuntungan Hypnosis:

1. Mengurangi ketakutan, ketegangan, dan nyeri sebelum dan selama persalinan dengan menaiknya derajat ambang nyeri pada ibu bersalin tersebut.

2. Mengurangi kemungkinan pemakaian chemoanalgesia dan anesthesia dalam persalinan.

3. Mengendalikan dengan sepenuhnya anggapan ibu bahwa bersalin itu suatu hal yang menyakitkan; ibu dapat memilih untuk merasakan sensasi-sensasi kelahiran bayi atau tidak, ketika dia memilih/ memutuskan.

4. Mengurangi resiko robekan jalan lahir dan mempercepat pemulihan ibu.

5. Pada pasien yang mau bekerjasama sepenuhnya, mengurangi resiko persalinan dengan pembedahan, mengurangi resiko episiotomy dan membuat ibu merasa nyaman.

6. Pada pasien yang harus dilakukan pembedahan, mental dan jiwanya lebih tenang dan ibu lebih kooperatif

7. Hipnosis memperpendek lama Kala I kira-kira 3 jam pada primipara dan lebih dari (sekedar) 2 jam pada multiparae.

8. Hipnosis mengurangi rasa kelelahan pada ibu bersalin.

9. Hipnosis dapat digunakan dipada dalam individu yang lemah.

10. Hubungan hipnotis dapat ditransfer ke satu rekanan, satu dokter RS atau suatu perawat, atau kepada suami, masing-masing dari yang, tanpa pelatihan yang sebelumnya, dapat siap mempengaruhi dan memelihara status.

11. Tidak ada pendidikan yang rumit atau latihan-latihan taat pada aturan keagamaan diperlukan untuk mencapai hubungan yang hubungan antar pribadi kuat penting untuk sukses dari kelahiran bayi di bawah hipnose.

12. Tidak ada kemungkinan bahwa kejahatan akan dilaksanakan kepada ibu atau bayi oleh hypnoanesthesia. Sebaliknya, literatur menawarkan suatu jumlah yang pantas dipertimbangkan dari bukti bahwa ketika obat analgesic diberi untuk mengurangi rasa sakit yang mereka bisamengakibatkan berkurangnya penyediaan oksigen kepada janin. Yang dikombinasikan dengan faktor-faktor asphyxia yang lain seperti trauma atau persalinan sulit, menghasilkan anoksia hal-hal janin dan, otak rusak parah; sulit; keras; berat. Dengan hypnoanesthesia, bahayanya anoksia hal-hal janin dengan jelas dikurangi.