Bidan Kita

Home Blog Page 61

Relaksasi dasar pencapaian harmonisasi tubuh dan pikiran

Bayangkan Anda bersalin tanpa rasa takut bayangkan anda dan janin anda bekerja sama secara harmoni, damai dan tenang … suara pendamping anda membuat anda lebih tenang dan yakin bahwa anda bisa melampaui semua proses ini dengan nyaman. Hypno- birthing adalah cara sederhana dan mudah untuk menciptakan proses persalinan yang nyaman dan mampu menciptakan harmonisasi hormone-hormon di dalam tubuh yang memungkinkan otot-otot untuk rileks begitu dalam sehingga proses persalinan berlangsung nyaman dan lancar.

Relaksasi adalah teknik untuk mencapai kondisi rileks. Metode relaksasi hypno-birthing akan sangat bemanfaat bagi mereka selama proses melahirkan. Pada saat ibu hamil beristirahat dalam keadaan duduk atau terbaring rileks, otot-otot dinding perut dan rahim juga dalam keadaan rileks. Ini akan meningkatkan aliran darah ke rahim dan meningkatkan jumlah oksigen dan zat-zat gizi yang dibutuhkan bayi. Selain itu, akan memberikan bayi lebih banyak ruang gerak. Umumnya bayi akan mengetahui hal ini dan menyukainya.

Menurut penelitian, wanita yang mengikuti kelas relaksasi sebelum dan selama hamil, mengalami lebih sedikit komplikasi dan lebih kecil risikonya melahirkan bayi dengan berat badan rendah dibandingkan dengan ibu yang tidak terbiasa relaksasi secara teratur selama kehamilannya relaksasi adalah suatu kondisi istirahatnya jiwa raga. Untuk mengetahui apakah calon ibu sudah relaks atau belum, salah satunya dapat menggunakan pemeriksaan EEG (Electro Ensepahalo Grafi). Dalam pemeriksaan tersebut akan terlihat perbedaan irama otak pada saat otak bekerja (kondisi beta) di atas 12 Hz perdetik, sedangkan otak pada saat istirahat (kondisi alfa) 8-12 Hz perdetik.

Berikut ini Tahapan Relaksasi yang dapat dilakukan:

1. Siapkan ruangan yang tenang dan nyaman dengan lampu redup, putar gunakan musik yang tenang.

2. Relaksasi otot.

Otot adalah bagian yang paling luas di tubuh manusia dan banyak digunakan untuk beraktivitas. Pada saat kita berpikir, yang seharusnya menggunakan kemampuan otak saja, otot juga ikut berpikir alias mengalami ketegangan. Awalnya rasakan ketegangan otot mulai dari telapak kaki sampai ke wajah. Rasakan beberapa saat kemudian lepaskan ketegangan sambil mengendurkan seluruh otot, mulai dari wajah sampai telapak kaki.

3. Tahap kedua adalah relaksasi napas.

Perhatikan napas yang keluar masuk lewat hidung, napas yang rileks adalah napas perut, perlahan-lahan dan dalam sambil diniatkan setiap embusan napas membuat diri saya semakin tenang.

4. Relaksasi pikiran.

Pikiran perlu dilatih agar dapat mencapai ketenangan. Sarana yang digunakan adalah indra mata. Pada saat berbaring, pandang/fokus pada satu titik terus-menerus. Terasa kelopak mata semakin santai, mulai berkedip, dan biarkan kedua mata terpejam. Nikmati santainya jiwa dan raga.

5. Setelah mencapai kondisi rileks yang dalam, lakukan swasugesti (subconcous reprogramming) atau dalam bahasa sederhana masukkan niat atau program positif. Beberapa yang diingat dalam menanamkan program positif adalah:

  • Selalu menggunakan kata-kata positif. Contohnya, kalau ingin sehat katakan “sehat” bukan “tidak sakit”
  • Programkan mulat saat ini dan seterusnya.
  • Lakukan secara persisten.

Untuk Ibu hamil dalam keadaan santai yang dalam, masukkan niat atau program positif yang terekam di jiwa bawah sadar/disket dan terealisasi dalam kehidupan kita. Contoh program positif: “Mulai sekarang dan selanjutnya semakin tenang dalam menghadapi kehidupan, terutama dalam menghadapi persalinan, persalinan yang alami, nyaman, dan lancar.” Inilah teknik relaksasi hypno-birthing..

Bayi Anda menangis?

Apakah menangis normal?

Seberapa banyak menangis dikatakan normal?

Alasan umum mengapa bayi menangis

Bagaimana kami dapat membantu!

 

Bayi tidak tahu bagaimana perasaan orang lain ketika mendengar suara tangisan mereka. Mereka tidak menangis karena mereka manja dan mereka tidak menangis untuk mengganggu Anda. Mereka hanya mencoba untuk berkomunikasi bahwa mereka membutuhkan sesuatu.

 

Apakah menangis itu normal?

Terasa menyedihkan bagi Anda ketika mendengar tangisan bayi Anda, itu normal untuk semua bayi menangis. Menangis tidak berarti ada sesuatu yang salah dan tentu saja tidak berarti Anda orangtua yang buruk.

Menangis adalah salah satu cara bayi berkomunikasi dengan Anda. Sebagai bagian dari naluri kelangsungan hidup, menangis menjamin terpenuhnya kebutuhan dasar untuk makanan dan kenyamanan.  Untuk bayi yang lelah dan overstimulted menangis adalah cara mereka bersantai dan melepaskan ketegangan.

Seberapa banyak menangis dikatakan normal?

Selama beberapa minggu pertama kehidupan bayi Anda akan tidur banyak, tapi ketika terjaga ia akan menangis keras dan sering, biasanya tanpa air mata. Pada bayi yang baru lahir rata-rata menangis selama sekitar 1 ½ jam sehari.

Ketika umurnya mencapai 6 minggu, jumlah waktu bayi Anda yang sehat menangis dapat meningkat sampai 3 jam sehari. Ini adalah normal! Pada usia ini, juga akan ada beberapa periode terjaga tanpa menangis. Saat bayi Anda lebih tua, dia akan belajar cara-cara lain untuk berkomunikasi dan jumlah menangis perlahan-lahan berkurang.

pada umur 6 bulan, bayi Anda mungkin menghabiskan sekitar 3 jam sehari bermain dan menggelegak tanpa menangis. Namun, itu masih umum untuk bayi usia ini menangis selama 1 atau 2 jam setiap hari.

Semua bayi yang berbeda, bahkan bayi yang sehat bisa menangis lebih atau kurang dari biasanya. Jumlah waktu bayi Anda menangis setiap hari seringkali dapat terasa lebih lama daripada sebenarnya – terutama ketika Anda lelah.

BELUM TENTU KOLIK

Bayi yang terus-terusan menangis pasti kolik? Zaman dulu, orang mengatakan bayi menangis terus-menerus karena perutnya sakit. Nama kolik berasal dari bahasa Yunani, yaitu kolikos, kata sifat dari kolon yang berarti usus.

Sebagian besar orang tua mengasumsikan bayinya sakit perut sebab mereka suka menendang-nendang kakinya kala menangis. Padahal, bayi akan melakukan hal demikian jika ada bagian tubuhnya yang sakit. Terlebih, bayi juga belum dapat melokalisasi sakitnya. Di bagian mana pun sakitnya, bayi akan mengatakan berasal dari perutnya.

Mari Menyendawakan bayi Anda!

Kemarin Ny Te curhat di Bidan Kita dan bercerita bahwa sampai sekarang (1 bulan) dia belum bisa menyendawakan bayinya si Gendhis Manis. Dan beliau sangat sedih ketika nduk Gendhis gumoh dan muntah gara-gara gak bisa bersendawa. Nah semoga artikel ini bisa membantu bagi Bunda yang mempunyai maslaah yang hampir sama dengan bunda Te.

 

Sendawa merupakan upaya alami untuk mengosongkan lambung dari udara berlebihan. Udara ini umumnya turut tertelan masuk bersamaan dengan ASI saat bayi menyusu. Makin banyak udara yang masuk makin kembunglah perut bayi. Si kecil pun jadi rewel, bahkan muntah karena udara dan makanan sudah banyak bercampur di dalam lambung.

 

 

Itulah perlunya menyendawakan si kecil seusai menyusu. Untuk bayi yang pencernaannya kurang bagus, sendawakan kembali seusai 10-20 menit atau setengah jam kemudian. Umumnya menyendawakan bayi perlu dilakukan hingga usia 9 bulan. Di atas 9 bulan, kebanyakan bayi sudah bisa bersendawa sendiri. Posisi badannya sudah banyak bergerak dan berubah. Jadi, misalnya, dia tidur tengkurap, maka perut tertekan oleh berat badannya sehingga angin dari perut kemudian turun ke dubur dan keluarlah udaranya dengan cara kentut. Hal lain yang perlu diperhatikan, lakukan teknik menyusui dengan benar. Sebab, posisi menyusui yang kurang tepat akan membuat volume udara bertambah banyak.

Kapan Bayi Perlu Disendawakan:

1. Setiap saat setelah selesai menyusui. Setelah si kecil merasa cukup kenyang menyusui, perlahan sendawakanlah.

2. Jika si kecil mulai terlihat tidak nyaman atau rewel saat disusui, berhentilah untuk sejenak (sekitar 10-20 menit). Lalu, cobalah untuk menyendawakannya terlebih dulu.

3. Jika anda memberikan susu botol, sebaiknya bayi disendawakan setiap 60-90 ml. Tetapi, jika si kecil disusui dengan ASI sebaiknya ia disendawakan setiap kali akan berganti posisi/peralihan dari satu payudara ke payudara lainnya.

4. Adakalanya bayi terbangun dalam tidurnya karena kembung. Sendawankanlah si kecil agar ia dapat kembali melanjutkan tidurnya dengan nyaman.

5. Jika bayi minum tergesa-gesa. Tunggulah sampai ia mulai slowdown, lalu perlahan sendawakan si kecil. Setelah itu, Anda mulai dapat menyusui lagi.

Bagaimana cara menyendawakan bayi Anda?

Bayi Anda mungkin merasa sedikit tidak nyaman jika ia menelan banyak udara selama minum ASI. Bersendawa dapat membantu dia untuk mengusir beberapa udara yang ia telan.

Bila dilakukan dengan posisi yang tepat, setelah tiga menit, umumnya bayi bersendawa. Masing-masing bayi memiliki posisi favorit bersendawa. Karena itu, kenali posisi favorit bayi Anda. Dengan demikian, bayi cepat bersendawa dan merasa nyaman. Itulah mengapa, sendawa merupakan kenikmatan terbesar bagi si kecil. Bayi senang, ibu pun tenang. Siapkan kain /handuk lembut untuk alas.

Ada sejumlah cara yang dapat Anda lakukanmembantu bayi Anda untuk bersendawa.

1. Pegang bayi Anda dalam posisi tegak atau semi-tegak, dan Pada saat yang sama menerapkan tekanan lembut di perutnya.

Kelemahan posisi ini, bayi umumnya agak lama bersendawa karena posisinya tidak tegak. Melakukannya pun tidak mudah. Posisi bayi setengah duduk. Dada dan kepala menjorok ke depan. Sangga leher lalu tepuk-tepuk bagian lambungnya. Bayi sering membawa sedikit susu saat bersendawa, jadi siapkan kain atau tissue untuk membantu membersihkan sisa susu. Dan ini sangat bermanfaat bagi bayi yang sering kali gumoh dalam jumlah yang banyak (gumoh dan muntah sampai keluar dari hidung juga)

2. Menaruh di Pundak (over your shoulder).

Inilah posisi favorit dan mudah menyendawakan. Caranya, bayi digendong di pundak dengan wajah menghadap ke belakang. Pegang bagian pantatnya dengan satu tangan, sedangkan tangan lain memegang leher dan menepuk-nepuk punggungnya. Tidak lebih dari tiga menit, mulut bayi akan mengeluarkan bunyi khas sendawa.

Agar berhasil sebaiknya:

Merawat tali pusat bayi Anda

Ketika bayi berada dalam rahim, mereka menerima makanan dan oksigen melalui plasenta yang terhubung ke dinding dalam rahim ibu. Plasenta terhubung ke bayi Anda dengan tali pusat melalui lubang pada bayi Anda perut. Setelah bayi Anda lahir, tali pusat ini dijepit dan dipotong dekat dengan tubuh dalam prosedur rasa sakit, meninggalkan tunggul tali pusat yang menjadi apa yang kita sebut “pusar/udhel”.

Banyak ibu (terutama ibu baru) yang sedikit cemas dan bingung bagaimana melakukan perawatan pada bayi baru lahir yang tali pusat-nya belum puput. Nah saat ini saya akan mencoba untuk mengupas tentang bagaimana cara perawatan tali pusat. Namun sebelumnya saya akan mengungkapkan bahwa ada beberapa metode pemotongan tali pusat.

1. Ada yang dipotong segera maupun ditunda beberapa menit setelah bari baru lahir dengan menggunakan klem dan gunting

2. Ada yang ditunda beberapa menit/jam lalu dipotong dengan menggunakan api (disebut burning cord)

3. Ada yang tidak dipotong sama sekali hingga tali pusat tersebut puput dengan sendirinya

Nah prinsip dari perawatan tali pusat semuanya sebenarnya sama yaitu menjaga tetap kering dan bersih.nah bagaimana sebenarnya?

Perubahan terbaru untuk rekomendasi perawatan tali pusat

Karena tali pusat dapat menjadi sumber infeksi dan bakteri memasuki tubuh bayi Anda, penting untuk merawat dengan benar. Namun, beberapa penelitian telah mengkonfirmasikan bahwa tidak ada ‘pengobatan’ khusus diperlukan untuk membantu penyembuhan.

Praktek populer menggunakan alkohol tidak lagi dianjurkan oleh dokter anak karena telah banyak studi mengungkapkan bahwa penundaan penyembuhan nya justru lebih lama dibandingkan dibiarkan sembuh sendiri secara alami

Cara merawat tali pusat bayi Anda

Selama waktu tali pusat bayi Anda belum puput, adalah penting untuk menjaga daerah tersebu bersih dan kering .

Apa yang harus dilakukan!

  1. Cuci tangan Anda sebelum menyentuh tali pusat bayi Anda. (Kuman dapat tularkan melalui tangan Anda.)
  2. Bersihkan sekitar area “udhel” bayi setidaknya sekali setiap hari atau lebih sering jika kabel nya terlihat lengket atau basah, bisa dengan menggunakan air matang hangat.
  3. Keringkan area yang diolesin air hangat tadi. kering menggunakan tissue atau kassa steril. (Jangan menggunakan bola kapas kering karena dapat meninggalkan serat pada tali pusat-nya.)
  4. biarkan tali pusat bayi Anda terbuka.Talikan popoknya di bawah udhel dan Juga menggulung kemejanya di atas pusat untuk memungkinkan udara beredar secara bebas di daerah tapi pusat/udhel.
  5. Amati tanda-tanda infeksi .

Apa yang TIDAK untuk dilakukan!

  • Jangan menutupi pusat bayi Anda dengan apa pun, karena hal ini dapat meningkatkan kemungkinan infeksi dengan tidak membiarkan tali pusat benar-benar kering.
  • Hindari sesatu menggesek tali pusat bayi Anda, seperti popoknya atau pakaian.
  • Jangan pernah mencoba untuk menarik tali pusat bayi Anda. Biarkan dia lepas atau puput secara alami, bahkan jika itu hanya tinggal tergantung seperti benang.
  • Jangan menaruh minyak, lotion atau bubuk pada atau sekitar tali pusat bayi Anda.

 

Pertanyaan yang sering diajukan tentang perawatan tali pusat

Plasenta Lengket (Retensio Plasenta)

0

Bulan ini (Desember 2011) ada 3 klien saya yang harus dilakukan manual plasenta. Karena plasentanya lengket. Sehingga tidak bisa lahir normal spontan, segera setelah bayi lahir.

Retensio Plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah jam setelah kelahiran bayi, atau 1 -2 jam post partum tanpa perdarahan yang berlebihan jika home birth Plasenta harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya perdarahan dan infeksi

Panjang rata-rata waktu untuk kelahiran plasenta normal dalam homebirth saat menyusui bayi yang baru lahir pada persalinan berkisar dari 15 menit hingga 45 menit.  mendorong atau memicu lahirnya plasenta bisa dengan atur posisi jongkok, pengosongan kandung kemih, berjalan, tetap dalam posisi tegak, dll.

Dan Cara mudah untuk mendorong plasenta untuk memisahkan diri dengan rahim adalah dengan mencium dan menyusui bayi Anda, karena stimulasi puting melepaskan hormon-hormon oksitosin yang akan membantu rahim Anda berkontraksi.

MEMBANTU dengan pemberian Homeophatic.

Beberapa obat homeopati ini dapat membantu kontraksi rahim dan melepaskan plasenta dari rahim.  Obat khusus yang diberikan setiap 5 menit hingga 10 dosis: Pulsatilla 30C  perdarahan Intermiten, retensi urin, perut bagian bawah panas, merah, sakit, dan menyakitkan untuk disentuh.

Namun jika Meskipun semua upayaalami sudah dilakukan dan plasenta tetap belum dapat dilahirkan maka ada kemungkinan terjadi perlengketan pada plasenta dan harus di lakukan manual plasenta.

Nah jenis-jenis perlengketan plasenta ada beberapa macam dan tingkatan. Berikut ini jenis dan macamnya:

Plasenta adhesiva, Adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis. Plasenta akreta, Adalah implantasi jonjot korion plasetita hingga memasuki sebagian lapisan miornetrium. Plasenta inkreta, Adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai / memasuki miornetnum. Plasenta perkreta, Adalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus. Plaserita inkarserata, Adalah tertahannya plasenta di dalam kavum utrri disebabkan oleh kontriksi osteuni uteri.

Kejadian retensio plasenta berkaitan dengan :

Grandemultipara (anak lebih dari 5) dengan implantasi plasenta dalam bentuk plasenta adhesive. plasenta akreta. Plasenta inkreta dan plasenta perkreta.

kontraksi otot rahim yang tidak bagus dan menimbulkan perdarahan.

Retensio plasenta tanpa perdarahan dapat diperkirakan :

  • Darah penderita terlalu banyak hilang.
  • Keseimbangan baru berbentuk bekuan darah, sehingga perdarahan tidak terjadi.
  • Kemungkinan implantasi plasenta terlalu dalam.

Plasenta manual dengan segera dilakukan :

  • Terdapat riwayat perdarahan postpartum berulang.
  • Terjadi perdarahan postpartum melebihi 400 cc
  • Pada pertolongan persalinan dengan narkosa.
  • Plasenta belum lahir setelah menunggu selama setengah jam.

plasenta manual dalam keadaan darurat dengan indikasi perdarahan di atas 400 cc dan teriadi retensio plasenta (setelah menunggu ½ jam). Seandainya masih terdapat kesempatan penderita retensio plasenta dapat dikirim ke puskesmas atau rumah sakit sehingga mendapat pertolongan yang adekuat. Atau dilakukan manual plasenta sendiri dengan cara dan pedoman yang akan bi bahas di bawah ini.

Manual plasenta adalah upaya melepaskan plasenta dengan cara manual yaitu dengan memasukkan tangan dan “menyisiri” serta melepaskan plasenta yang lengket di dinding rahim dengan cara manual. Prosedur ini relatif sederhana. Bidan harus mengenakan sarung tangan steril hingga ke siku-, antiseptik di tuangkan atas tangan bersarung dan memasukkan tangannya melalui vagina dan masuk ke ostium uteri. Sedangkan tangan yang lain fundus untuk menjaga rahim.

Untuk mengeluarkan plasenta yang belum lepas jika masih ada waktu dapat mencoba teknik menurut Crede yaitu uterus dimasase perlahan sehingga berkontraksi baik, dan dengan meletakkan 4 jari dibelakang uterus dan ibu jari didepannya, uterus dipencet di antara jari-jari tersebut dengan maksud untuk melepaskan plasenta dari dinding uterus dan menekannya keluar. Tindakan ini tidaklah selalu berhasil dan tidak boleh dilakukan secara kasar.

Sebelum mengerjakan manual plasenta, penderita disiapkan pada posisi litotomi. Keadaan umum penderita diperbaiki sebesar mungkin, atau diinfus NaCl atau Ringer Laktat. Anestesi diperlukan kalau ada constriction ring dengan memberikan suntikan diazepam 10 mg intramuskular. Anestesi ini berguna untuk mengatasi rasa nyeri. Operator berdiri atau duduk dihadapan vulva dengan salah satu tangannya (tangan kiri) meregang tali pusat, tangan yang lain (tangan kanan) dengan jari-jari dikuncupkan membentuk kerucut.

Gambar 1. Meregang tali pusat dengan jari-jari membentuk kerucut

Dengan ujung jari menelusuri tali pusat sampai plasenta. Jika pada waktu melewati serviks dijumpai tahanan dari lingkaran kekejangan (constrition ring), ini dapat diatasi dengan mengembangkan secara perlahan-lahan jari tangan yang membentuk kerucut tadi. Sementara itu, tangan kiri diletakkan di atas fundus uteri dari luar dinding perut ibu sambil menahan atau mendorong fundus itu ke bawah. Setelah tangan yang di dalam sampai ke plasenta, telusurilah permukaan fetalnya ke arah pinggir plasenta. Pada perdarahan kala tiga, biasanya telah ada bagian pinggir plasenta yang terlepas.

Gambar 2. Ujung jari menelusuri tali pusat, tangan kiri diletakkan di atas fundus

Melalui celah tersebut, selipkan bagian ulnar dari tangan yang berada di dalam antara dinding uterus dengan bagian plasenta yang telah terlepas itu. Dengan gerakan tangan seperti mengikis air, plasenta dapat dilepaskan seluruhnya (kalau mungkin), sementara tangan yang di luar tetap menahan fundus uteri supaya jangan ikut terdorong ke atas. Dengan demikian, kejadian robekan uterus (perforasi) dapat dihindarkan.

Gambar 3. Mengeluarkan plasenta

Setelah plasenta berhasil dikeluarkan, lakukan eksplorasi untuk mengetahui kalau ada bagian dinding uterus yang sobek atau bagian plasenta yang tersisa. Pada waktu ekplorasi sebaiknya sarung tangan diganti yang baru. Setelah plasenta keluar, gunakan kedua tangan untuk memeriksanya, segera berikan uterotonik (oksitosin) satu ampul intramuskular, dan lakukan masase uterus. Lakukan inspeksi dengan spekulum untuk mengetahui ada tidaknya laserasi pada vagina atau serviks dan apabila ditemukan segera di jahit.

Jika setelah plasenta dikeluarkan masih terjadi perdarahan karena atonia uteri maka dilakukan kompresi bimanual sambil mengambil tindakan lain untuk menghetikan perdarahan dan memperbaiki keadaan ibu bila perlu.

Jika tindakan manual plasenta tidak memungkinkan, jaringan dapat dikeluarkan dengan tang (cunam) abortus dilanjutkan kuret sisa plasenta. Pada umumnya pengeluaran sisa plasenta dilakukan dengan kuretase. Kuretase harus dilakukan di rumah sakit dengan hati-hati karena dinding rahim relatif tipis dibandingkan dengan kuretase pada abortus. Setelah selesai tindakan pengeluaran sisa plasenta, dilanjutkan dengan pemberian obat uterotonika melalui suntikan atau per oral. Pemberian antibiotika apabila ada tanda-tanda infeksi dan untuk pencegahan infeksi sekunder.

Komplikasi

Kompikasi dalam pengeluaran plasenta secara manual selain infeksi / komplikasi yang berhubungan dengan transfusi darah yang dilakukan, multiple organ failure yang berhubungan dengan kolaps sirkulasi dan penurunan perfusi organ dan sepsis, ialah apabila ditemukan plasenta akreta. Dalam hal ini villi korialis menembus desidua dan memasuki miometrium dan tergantung dari dalamnya tembusan itu dibedakan antara plasenta inakreta dan plasenta perkreta. Plasenta dalam hal ini tidak mudah untuk dilepaskan melainkan sepotong demi sepotong dan disertai dengan perdarahan. Jika disadari adanya plasenta akreta sebaiknya usaha untuk mengeluarkan plasenta dengan tangan dihentikan dan segera dilakukan histerektomi dan mengangkat pula sisa-sisa dalam uterus.

PROSEDUR KLINIK MANUAL PLASENTA

Persetujuan Tindakan Medik

Informed consent merupakan perstujuan dari pasien dan keluarga terhadap tindakan medic yang akan dilakukan terhadap dirinya oleh dokter/bidan. Persetujuan diberikan setelah pasien diberikan penjelasan yang lengkap dan objektif tentang diagnosis penyakit, upaya penyembuhan, tujuan dan pilihan tindakan yang akan dilakukan.

Persiapan Sebelum Tindakan

Pasien

Cairan dan selang infuse sudah terpasang. Perut bawah dan lipat paha sudah dibersihkan.

Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi

Siapkan kain alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah

Medikamentosa

Analgetika (Phetidin 1-2 mg/kg BB, Ketamin Hcl 0,5 mg/kg BBT, Tramadol 1-2 mg/kg BB)

Sedative (Diazepam 10 mg)

Atropine Sulfas 0,25-0,55 mg/ml

Uteretonika (Oksitosin,Ergometrin, Prostaglandin)

Cairan NaCl 0,9% dan RL

Infuse Set

Larutan Antiseptik (Povidon Iodin 10%)

Oksigen dengan regulator

Penolong

Baju kamar tindakan, pelapis plastic, masker dan kaca mata : 3 set

Sarung tangan DTT/steril : sebaiknya sarung tangan panjang

Alas kaki (sepatu boot karet) : 3 pasang

Instrument

1)Kocher: 2, Spuit 5 ml dan jarum suntik no 23G

2)Mangkok tempat plasenta : 1

3) Kateter karet dan urine bag : 1

4) Benang kromk 2/0 : 1 rol

5) Partus set

Pencegahan Infeksi Sebelum Tindakan

Sebelum melakukan tindakan sebaiknya mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun dan air yang mengalir untuk mencegah infeksi. Mengeringkan tangan dengan handuk bersih lalu pasang sarung tangan DTT/steril.

Tindakan Penetrasi Ke Kavum Uteri

Intruksikan asisten untuk memberikan sedatif dan analgetik melalui karet infuse. Lakukan kateterisasi kandung kemih. Pastikan kateter masuk kedalam kandung kemih dengan benar. Cabut kateter setelah kandung kemih dikosongkan. Jepit tali pusat dengan kocher kemudian tegakan tali pusat sejajar lantai. Secara obstetric masukkan satu tangan (punggung tangan ke bawah) kedalam vagina dengan menelusuri tali pusat bagian bawah. Setelah tangan mencapai pembukaan serviks, minta asisten untuk memegang kocher kemudian tangan lain penolong menahan fundus uteri. Sambil menahan fundus uteri, masukan tangan ke dalam kavum uteri sehingga mencapai tempat implantasi plasenta. Buka tangan obstetric menjadi seperti memberi salam (ibu jari merapat ke pangkal jari telunjuk). Melepas Plasenta dari Dindig Uterus Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling bawah Bila berada di belakang, tali pusat tetap di sebelah atas. Bila dibagian depan, pindahkan tangan ke bagian depan tal pusat dengan punggung tangan menghadap ke atas. Bila plasenta di bagian belakang, lepaskan plasenta dari tempat implantasinya dengan jalan menyelipkan ujung jari di antara plasenta dan dinding uterus, dengan punggung tangan mengahadap ke dinding dalam uterus. Bila plasenta di bagian depan, lakukan hal yang sama (dinding tangan pada dinding kavun uteri) tetapi tali pusat berada di bawah telapak tangan kanan. Kemudian gerakan tangan kanan ke kiri dan kanan sambil bergeser ke cranial sehingga semua permukaan maternal plasenta dapat dilepaskan.

Catatan : Sambil melakukan tindakan, perhatikan keadaan ibu (pasien), lakukan  penanganan yang sesuai bila terjadi penyuliit.

Mengeluarkan Plasenta

Sementara satu tangan masih berada di kavum uteri, lakukan eksplorasi ulangan untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat pada dinding uterus. Pindahkan tangan luar ke supra simfisis untuk menahan uterus pada saat plasenta dikeluarkan. Instruksikan asisten yang memegang kocher untuk menarik tali pusat sambil tangan dalam menarik plasenta ke luar (hindari percikan darah). Letakan plasenta ke dalam tempat yang telah disediakan. Lakukan sedikit pendorongan uterus (dengan tangan luar) ke dorsokranial setelah plasenta lahir.   Perhatikan kontraksi uterus dan jumlah perdarahan yang keluar

Dekontaminasi Pasca Tindakan

Alat-alat yang digunakan untuk menolong di dekontaminasi, termasuk sarung tangan yang telah di guanakan penolong ke dalam larutan antiseptic

Cuci Tangan Pascatindakan Mencuci kedua tangan setelah tindakan untuk mencegah infeksi. Perawatan Pascatindakan Periksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan tindakan dan instruksi apabila masih diperlukan. Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan d dalam kolom yang tersedia. Buat instruksi pengobatan lanjutan dan hal-hal penting untuk dipantau. Beritahukan pada pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah seesai tetapi pasien masih memerlukan perawatan.

{youtubejw}8s2Y33MJ4os{/youtubejw}

nah semoga bermanfaat

salam hangat

Keajaiban Tali Pusat

Delayed Umbilical Cord, burning cord dan lotus birth adalah praktek-praktek yang 3 tahun belakangan ini saya lakukan di pelayanan saya. Dan semakin hari ini membuat saya semakin takjub tentang segala hal yang berkaitan dengan kelahiran. Mulai dari penciptaan bayi dari sperma dan sel telur, proses melahirkan, plasenta, juga tali pusat.

Kita tahu selama di dalam kandungan sang janin di jaga dan dipelihara oleh tali pusat dan plasenta. Namun ketika sang bayi lahir, seringkali kita lupa dengan plasenta dan tali pusat bahkan menganggap dia sudah tidak berguna dan harus segera di singkirkan. Padahal sebenarnya tali pusat masih berfungsi hingga detik-detik terakhir si bayi mulai siap beradaptasi dengan paru-parunya, bahkan plasenta dan tali pusat merupakan “dewa penolong” bagi para bayi yang menderita asfiksia atau apnue segera setelah lahir.

Sudah lama saya ingin sekali mengabadikan foto tentang perubahan yang terjadi di tali pusat setelah di lahirkan. Namun ternyata lumayan sulit. Sampai saat ini saya baru bisa mengabadikan perubahan pada lotus birth saja itupun jedanya berjam-jam. Hingga akhirnya saya menemukan link ini (http://www.nurturingheartsbirthservices.com/blog/?p=1542) yang mungkin bisa mewakili keinginan saya untuk menjelaskan dan memperlihatkan kepada Anda bagaimana perubahan pada talipusat segera setelah bayi di lahirkan.

Tali pusat memiliki dua arteri dan satu vena. Ketiga pembuluh darah tersebut dikelilingi oleh zat khusus yang disebut Wharton Jelly. Ini jelly tebal dan seperti agar-agar. Dia berfungsi untuk melunakkan dan membuat tali pusat tidak terlalu ketat dan lebih lentur/elastis. Ketika bayi lahir, Tali pusat ini terus berfungsi, memberikan bayi tidak hanya darah dan oksigen – tetapi menyediakan WAKTU bayi! Waktu untuk transisi menghirup udara melalui paru-parunya. Selama tali pusat ini berdenyut, cara kerjanya sama seperti sebelum bayi keluar/dilahirkan.

Setelah bayi melakukan pernafasan paru-paru dan stabil, talipusat tidak lagi sangat diperlukan, ia akan ber transformasi sendiri. Wharton Jelly pada tali pusat akan mulai mencair dan menjepit mereka secara alami. Dan talipusat-pun perlahan-lahan menjadi tipis, putih, lemas – perubahan dramatis dari kondisi yang kenyal, berwarna ungu pada bayi baru lahir!

Tidak menjepit atau memotong kabel sampai transformasi ini selesai akan memberikan bayi manfaat tambahan, oksigen, darah, dan waktu!

Langkah Cepat Mengurangi Rasa Sakit Dalam Persalinan

Banyak calon ibu yang takut dan cemas ketika hari perkiraan persalinannya hampir tiba. Dan hal yang paling banyak di takuti oleh para calon ibu tersebut adalah rasa sakit dalam persalinan. Nah ini adalah beberapa langkah cepat yang dapat Anda ambil untuk mengurangi rasa sakit dalam persalinan:

 

1. Pilih provider atau cari RS/RSIA/RB/BPS yang akan memungkinkan Anda memiliki kebebasan dalam persalinan dan dapat banyak memberikan dukungan.

2. Berlatih relaksasi hypnobirthing selama kehamilan harus disiplin minimal 2 kali sehari.

3. Gunakan afirmasi dan visualisasi selama kehamilan.

4. Pilih sahabat yang akan mendukung Anda – mempertimbangkan untuk menyewa bidan khusus yang dapat mendampingi Anda selama proses persalinan.

5. Baca kisah-kisah kelahiran yang dapat memberi inspirasi selama kehamilan.

6. Berusahalah tetap tinggal di rumah selama mungkin. Artinya jangan terburu-buru ke RS kecuali jika kontraksi sudah teratur dengan durasi dan intensitas yang tinggi (3x dalam 10 menit dengan durasi 40 detik)

7. Buatlah lokasi persalinan Anda senyaman mungkin.

8. Apakah Anda membutuhkan suasana yang hangat dan gelap? Komunikasikan!

9. Bawa kenyamanan rumah ke rumah sakit atau klinik bersalin.

10. Lakukan rutinitas sehari-hari Anda selama awal persalinan – tidur jika itu terjadi di malam hari.

Distosia dalam persalinan

Distosia Bahu memang kurang familiar bagi para ibu. Namun ternyata sekitar satu-pertiga dari semua kejadian Sectio Caesarea (Operasi Sesar) dilakukan karena alasan “kegagalan kemajuan persalinan,” itu ditandai dengan lambatnya kemajuan persalinan atau bahkan berhentinya penurunan bagian terendah janin ke panggul atau bisa juga lambatnya dilatasi serviks (pembukaan) yang terjadi selama proses persalinan. Dan salah satu penyebab mengapa hal itu terjadi adalah karena adanya distosia .

 

Apa sebenarnya definisi dari distosia?

Distosia ialah persalinan atau abnormal yang timbul akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan lima faktor persalinan, yaitu :

1. Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang terlalu kuat atau akibat upaya mengedan ibu (kekuatan power).

2. Perubahan struktur pelvis (jalan lahir / passage)

3. Sebab-sebab pada janin, meliputi kelainan presentasi atau kelainan posisi, bayi besar dan jumlah bayi (penumpang/passenger).

4. Posisi ibu selama persalinan dan melahirkan (biasanya posisi lithotomi/terlentang)

5. Respons psikologi ibu terhadap persalinan yang berhubungan dengan pengalaman, budaya dan warisannya sistem pendukung.

Apa Penyebab Distosia dalam persalinan?

Ini mungkin melibatkan satu atau kombinasi dari beberapa faktor. Pertama, kekuatan kontraksi di semua tahapan persalinan mungkin kurang kekuatan atau tidak terkoordinasi. Kedua, janin mungkin tidak sesuai dengan lebar dan luas panggul karena ukuran, posisi atau presentasi. Ketiga, mungkin ada suatu kelainan dari tulang panggul, mungkin satu atau lebih tulang mungkin terlalu kecil untuk mengakomodasi janin atau mungkin ada kelainan atau fraktur lama yang dapat menghambat kemajuan persalinan. Mari kita lihat dan kaji setiap kemungkinan tersebut.

10 tips untuk mempersiapkan kelahiran alami Anda

Seorang ibu muda datang ke Bidan Kita, dan dengan raut muka penuh kecemasan dan kebingungan dia bercerita ingin sekali melahirkan secara normal alami, namun tak ada satupun keluarga yang mendukungnya.

Ibu muda itu bercerita begini waktu itu: “Waktu saya cerita ke kakak saya kalau saya ingin melahirkan normal to bu bidan, kakak saya tuch langsung bilang begini ke saya: gak mungkin dek kamu bisa lahiran normal! Titenono (***lihat aja-red) nanti pas mau lairan kamu pasti akan menangis, menjerit dan mengemis ke pak dokter untuk segera di kasih obat bius atau segera di SC aja! Wong aku aja dulu juga begitu! Udahlah, yang penting anaknya segera lahir dan kamu gak usah merasakan sakit! Daripada udah tiwas (***terlanjur-red) ngerasaain sakit tapi ujung-ujungnya operasi juga kan percuma? Sakitnya dhobel-dhobel! Gitu bu…saya jadi takut. Lha wong 3 kakak saya semua SC dan udah gitu setelah SC mereka masih harus bed rest 1 bulan karena jahitan mereka lama sembuhnya, tak bisa menyusui padahal saya kan inginnya memberi ASI Eksklusif! Udah gitu kakak saya yang kebetulan serumah dengan saya waktu itu harus operasi ulang gara-gara jahitannya gak jadi alias jebol je bu, aduh saya jadi semakin takut melahirkan!”

 

Dan mungkin hal yang hampir sama juga Anda alami saat ini. Nah untuk itu di artikel ini saya akan berbagi TIPS untuk membantu mempersiapkan kelahiran alami Anda. Jadi simak baik-baik yach?

Jika Anda sudah bertekad kuat untuk melahirkan secara normal alami, KUNCI utama adalah dengan mengelilingi diri Anda dengan orang-orang yang mendukung keputusan Anda dan mencoba untuk membatasi kontak Anda dengan mereka yang hanya ingin berbagi cerita horor atau mengurangi keyakinan Anda akan kemampuan tubuh Anda untuk melahirkan secara alami.

Dalam masyarakat kita saat ini, fokus terbesar adalah pada NYERI yang terkait dengan kelahiran. Sebenarnya, Tubuh kita dirancang untuk merilis sebuah hormon yang menakjubkan yaitu hormon penghilang rasa sakit alami ketika dalam persalinan, dan jika Anda dapat bekerja sama dengan tubuh Anda – bukan melawan rasa nyeri itu – maka Anda dapat menggunakan serta memanfaatkan dan memicu hormon tersebut untuk di produksi semakin banyak sehingga Anda akan merasakan sesuatu perasaan yang nyaman, menyenangkan bahkan orgasme saat dalam persalinan. Dan Anda pun akan mendapatkan pengalaman positif tentang proses persalinan Anda.  Sebuah proses kelahiran yang lembut alami lebih baik – untuk Anda dan bayi Anda. Penelitian telah membuktikan bahwa prosedur medis umum yang dipraktekkan di rumah sakit modern seperti epidural, induksi sebenarnya dapat menciptakan lebih banyak masalah daripada mereka memecahkan masalah.

baca link:

– www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=359:my-ecstatic-birth–melahirkan-maulana-yusuf-ghifa&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56

– www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=268&Itemid=1

Memilih untuk melahirkan dengan dikelola secara medis dapat berarti Anda akan kehilangan salah satu, hormon yang dapat diberdayakan secara maksimal dan dari hidup Anda. Sebuah kelahiran alami mempersiapkan Anda untuk menjadi orang tua dalam cara terbaik. mungkin keduanya membutuhkan kesabaran, keberanian, kepercayaan, penerimaan dan ikatan yang kuat dengan pasangan Anda.  Ada yang lebih baik selain mengetahui bahwa tubuh Anda itu mampu, Anda ternyata juga memberi awal yang terbaik bag bayi Anda dan bahwa Anda adalah seorang superwoman!

Mempersiapkan kelahiran alami melibatkan banyak hal mulai dari “mengakrabkan diri” dengan proses – baik fisik dan rohani – dan mendidik diri sendiri sebanyak mungkin atau memberdayakan diri sendiri. Itu sebabnya tips kedua kami untuk mencapai kelahiran alami adalah mulai membaca. Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mempunyai informasi yang baik dan banyak tentang proses kelahiran dan pilihan yang tersedia untuk mereka melaporkan bahwa mereka mengalami proses kelahiran yang lebih baik, lebih sedikit intervensi seperti epidural, induksi, bedah sesar, vakum atau forceps dan episiotomi, pemulihan lebih cepat, meningkatkan rasa percaya diri dan lebih sukses saat proses menyusui.

Silahkan baca buku-buku seperti Hipnostetri (https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=360%3Akaryaku-qhipnostetriq&catid=36%3Ahome&Itemid=1), Siapa bilang Melahirkan itu Sakit? (https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=361%3Akaryaku-qsiapa-bilang-melahirkan-sakitq&catid=36%3Ahome&Itemid=1), sampai buku Gentle Birth(https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=414:buku-gentle-birth&catid=51:store&Itemid=77) atau mulai bergabung dengan milis-milis atau group di FB yang mendukung persalinan alami seperti Group Gentle Birth Untuk Semua (http://www.facebook.com/groups/gentlebirthuntuksemua/). Membaca tentang pengalaman inspiratif para ibu secara nyata dalam berbagai situasi dan kasus akan membantu mempersiapkan pikiran Anda dan melepaskan segala ketakutan, membantu untuk agar semakin bersemangat, positif dan optimis dalam menghadapi proses persalinan nanti.

baca https://www.bidankita.com/index.php?option=com_rsmonials&Itemid=84

Tips ke tiga adalah  memilih provider (bidan/dokter) yang mendukung pilihan Anda . Pilihan Anda akan tergantung pada apakah Anda akan mendapatkan perawatan yang Pribadi atau Umum, bagaimana dengan asuransi kesehatan, pilihan Anda dari rumah sakit, rumah bersalin, bidan praktek swasta atau apakah Anda ingin melahirkan di rumah. Dokter kandungan secara khusus dilatih untuk menangani kehamilan berisiko tinggi, sementara bidan cenderung untuk melihat kelahiran sebagai proses alamiah. Namun, jika Anda memilih untuk melahirkan di rumah sakit, pastikan dokter anda mendukung proses persalinan normal (** Pro Normal).

Tips ke empat adalah mencari dan mengikuti kelas persiapan persalinan yang independen. Ya, kelas antenatal rumah sakit mungkin bebas, tetapi mereka juga bisa sangat bias dan fokus pada sisi medis dalam proses kelahiran. Anda bisa mencari kelas hypnobirting.. Di Kelas persiapan kelahiran ini akan mengajarkan Anda tentang semua pilihan Anda, dan memungkinkan Anda untuk membuat keputusan mengenai apa yang terbaik bagi Anda, dan bayi Anda.

Tips ke lima Sewa Pendamping persalinan profesional/Bidan ! kalau di luar negeri ada yang namanya “doula”. Kata ‘doula’ berasal dari Yunani kuno dan secara harfiah berarti ‘seorang wanita yang melayani’ dan sekarang digunakan untuk merujuk kepada seorang profesional terlatih dan berpengalaman yang memberikan dukungan fisik dan emosional berkelanjutan bagi ibu sebelum, selama dan setelah kelahiran. Dalam dunia kita yang semakin “serba medis”, doula adalah dukungan yang sempurna baik bagi ibu dan pasangan dalam memenuhi kebutuhan ibu fisik dan emosional sepanjang perjalanan kelahirannya. Doula bekerja dengan bidan atau dokter kandungan untuk memastikan Anda mengalami kelahiran harapan anda. Dengan pendampingan doula saat proses melahirkanr, wanita yang bersain tidak pernah sendirian. Namun di Indonesia belum ada doula sampai saat ini untuk itu bisa Anda siasati dengan menyewa bidan yang sanggup memberi dukungan dan mendampingin Anda.

Penelitian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa ketika doula atau pendamping persalinan profesional menghadiri proses kelahiran:

– Wanita mengalami persalinan lebih pendek, lebih mudah dan lebih percaya diri

– Permintaan obat penghilang rasa sakit berkurang termasuk epidural

– Mengurangi kemungkinan untuk pemberian oksitosin untuk mempercepat persalinan

– Menyusui lebih mudah

Tindakan kenyamanan untuk meringankan nyeri persalinan

Seperti kita tahu bagian yang paling tidak disukai dalam proses persalinan adalah adanya rasa nyeri, sakit atau adanya rasa ketidaknyamanan terutama pada proses persalinan baik di kala 1, kala 2 maupun kala 3. Ada beberapa cara yang bisa di gunakan atau beberapa tindakan kenyamanan yang digunakan sebagai strategi yang dirancang untuk membantu Anda mengatasi rasa sakit dalam sebuah proses persalinan. Sebuah kelas persiapan melahirkan yang baik harus mengajarkan Anda berbagai macam cara untuk mengatasi dan mengantisipasi rasa tersebut, dan di kelas prenatal Bidan Kita bisa dipastikan Anda akan mendapatkan berbagai tehnik dan metode untuk tetap merasakan nyaman selama proses persalinan. Ada beberapa langkah atau tindakan yang bisa dilakukan untuk meningkatkan rasa nyaman antara lain:

1. Lingkungan: – lampu redup  – lingkungan yang damai dan tenang – privasi  yang tetap terjaga – ruangan yang penuh kehangatan dan penuh cinta – music relaksasi yang mengalun dengan lembut

2. Fisik:  – berjalan  – goyang panggul  – posisi bantal untuk kenyamanan  – menari lambat dengan pasangan atau pendamping persalinan (Belly dance) – duduk di bola kelahiran dan bergoyang (goyang inul) – mengangkat perut dan panggul (Pelvic tilt)

3. Sentuhan:  – pijatan yang lembut (endorphin massage) – membelai  – berpelukan  – counterpressure terhadap punggung bagian bawah   – akupresur

4. Panas: – berendam di air hangat  – kamar mandi /shower air hangat – kompres hangat menggunakan buli-buli panas /wwz atau handuk basah yang diopen.

5. Dingin:  kompres es di punggung bawah  atau di pinggang

kain dingin untuk menyeka muka

6. Kognitif:  – visualisasi  – afirmasi  – fokus pada nafas  – pola pernapasan terstruktur  – Doa

7. Aromaterapi

8. Bersuara: melenguh dan mendesah

9. Pendamping persalinan: Kehadiran terus menerus dari seorang wanita yang berpengalaman mqupun pasangan dapat mengurangi penggunaan obat penghilang rasa sakit pada umumnya dan khususnya epidural.