
Pada kelahiran normal, penundaan pengekleman tali pusat dilakukan hingga tali pusat berhenti berdenyut bahkan beberapa praktek tidak melakukan pengekleman bahkan pemotongan tali pusat hingga tali pusat puput sendiri ini yang disebut Lotus birth
Anda bisa membaca di link:
Begitu bayi mulai bernapas dan mencapai volume sirkulasi darah normal, tali pusar akan berhenti berdenyut (tali piusar akan tampak putih dan lembek). Hal ini dapat memakan waktu sekitar 3 sampai 7 menit untuk bayi melakukan transisi dan untuk membentuk volume darah normal dalam tubuhnya secara fisiologis, tetapi proses ini dapat memakan waktu lebih lama untuk beberapa bayi. (5)
Dalam operasi caesar, ‘keterlambatan’ dalam menjepit tali pusar sebenarnya juga dapat dilakukan (kecuali dalam kasus di mana ada sayatan atau kerusakan pada plasenta). Beberapa praktisi dapat memilih untuk tunggu 40 detik atau lebih sebelum menjepit. Dan bahkan dalam operasi SC, bisa juga dilakukan lotus birth dimana plasenta dibiarkan terus hingga puput sendiri. Di Indonesia ini baru dilakukan di sebagian kecil RS. Dan inipun oleh dokter tertentu (6)
Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan “waktu yang optimal untuk menjepit tali pusar untuk semua bayi tanpa memandang usia kehamilan atau berat badan janin adalah ketika sirkulasi atau denyutan di tali pusar telah berhenti, dan tali pusar ini datar dan pulseless (sekitar 3 menit atau lebih setelah lahir) “(7).
RISIKO DARI PENJEPITAN tali pusat SEGERA SETELAH LAHIR
Untuk beberapa dekade, berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa penjepitan talipusar langsung atau segera setelah bayi lahir akan mengganggu fisiologi normal, anatomi dan proses kelahiran.
Dr Mercer menegaskan praktek penjepitan talipusar langsung atau segera setelah bayi lahir dikembangkan tanpa memperhatikan kebutuhan bayi dan dapat menyebabkan volume darah bayi bervariasi 25% sampai 40%. “padahal penjepitan talipusar langsung atau segera setelah bayi lahir dapat menghambat proses transisi yang sukses dan memberikan kontribusi terhadap kerusakan hipovolemik, volume darah rendah, kekurangan oksigen dan hipoksia pada bayi baru lahir terutama bayi yang rentan (premature, asfiksia, BBLR). “(2)
Penelitian telah menunjukkan bahwa penjepitan talipusar langsung atau segera setelah bayi lahir dapat mengakibatkan kadar zat besi yang lebih rendah pada bayi sampai 6 bulan setelah lahir. Meskipun tidak semua implikasi dari status besi berkurang dipahami, defisiensi zat besi pada beberapa bulan pertama kehidupan berhubungan dengan keterlambatan perkembangan saraf, terutama pada syaraf yang dapat ireversibel. (8)
penjepitan talipusar langsung atau segera setelah bayi lahir dapat menimbulkan komplikasi bagi ibu juga. Ada beberapa bukti yang mengatakan bahwa praktek penjepitan talipusar langsung atau segera setelah bayi lahir meningkatkan risiko perdarahan pasca melahirkan dan retensi plasenta oleh engorging plasenta dengan darah bayi. Hal ini membuat lebih sulit bagi rahim berkontraksi dan melepaskan plasenta. Pada beberapa perempuan, perdarahan feto-maternal dapat meningkatkan kemungkinan serius seperti masalah ketidakcocokan darah (rhesus) di kehamilan berikutnya.
Pengekleman Tali Pusar dan bayi baru lahir yang rentan (Resiko tinggi)
Ketika talipusar dijepit, volume darah dalam bayi yang baru lahir adalah tetap. (4) beberapa bayi, normal dan sehat serta bertahan dengan pengekleman tali pusar di awal kelahiran, namun beberapa bayi yang lahir prematur akibat pengekleman awal maka volume darah dalam tubuhnya menjadi sangat rendah. Volume darah yang rendah (hipovolemia) dapat disebabkan oleh kompresi pada tali pusar, lilitan tali pusar yang ketat, bayi besar yang meremas sangat ketat dan distosia bahu.
Di rumah sakit prosedur menjepit dan memotong talipusat segera setelah bayi laih menjadi prosedur tetap apalagi pada kasus bayi dengan asfiksia (kekurangan oksigen) mereka serta merta langsung memotong talipusat, memisahkan bayi dengan ibunya dan membawa bayi ke permukaan yang datar untuk dilakukan resusitasi. Padahal hal ini bisa saja berakibat fatal. Perlu diketahui bahwa ketika bayi baru lahir justru plasenta adalah “dewa penolong” karena setelah lahir tali pusat masih terus berdenyut mengirimkan oksigen ke tubuh bayi. Ketika tali pusat di potong dan Jika bayi bertahan hidup, volume darah rendah dapat berarti darah harus dikorbankan dari organ lain untuk mempertahankan paru-paru, dan kerusakan organ adalah hasilnya (bisa ringan sampai kerusakan otak parah) (4)
RISIKO DARI PENUNDAAN PENGEKLEMAN TALIPUSAT?