
Plasenta, Pohon Kehidupan
Bagi saya, plasenta adalah ibarat “pohon Kehidupan” bagi janin dalam rahim sang Ibu. Ya…sebuah organ yang sangat sakral. yang tentunya setelah lahir, ada banyak ragam tata cara dan budaya untuk menghormati “jasa” nya.
Dalam masyarakat Barat, plasenta biasanya dianggap semata-mata sebagai organ yang menempel di rahim, tersambung dengan tubuh janin dengan tali pusat, sebuah organ penting yang memberikan nutrisi kepada janin selama proses kehamilan.
Bagi mereka, plasenta umumnya dianggap sebagai limbah medis setelah melahirkan.
Plasenta Dianggap Suci
Namun Bagi banyak budaya lain di seluruh dunia, itu ada cerita yang sangat berbeda. Plasenta dianggap suci atau bahkan sakral, dan telah dihormati dan dinikmati melalui penanganan seremonial bahkan sejak era jaman Mesir Kuno.
Meskipun perbedaan dalam penggunaan plasenta antara budaya, penghormatan untuk sumber kehidupan jelas di seluruh dunia. Mari kita lihat apa yang terjadi pada plasenta setelah dilahirkan.
Dari semua kemungkinan penggunaan plasenta, “art Placenta” adalah sesuatu yang terbaru saat ini. bahkan sayapun sering melakukannya. Ini adalah trend terbaru di kalangan ibu-ibu yang tidak ingin menggunakan plasenta untuk tujuan medis, tapi ingin mengenang dan menghormati jasa plasenta..
Setelah lahir, selembar kertas (biasanya saya menggunakan kertas kanvas) yang diletakkan di atas plasenta. Darah segar dan cairan akan meninggalkan jejak, dan banyak ibu bahkan memilih untuk menambahkan cat untuk itu untuk warna ekstra.
Selain itu , biasanya setelah plasenta lahir, maka sesegera mungkin plasenta tersebut di kubur
Mengubur Plasenta
Mengubur plasenta adalah urusan seremonial umum, terutama di Indonesia dan Afrika. Mendedikasikan plasenta kembali ke bumi adalah simbol menghormati plasenta untuk kehidupan yang telah diberi.
Satu hal yang menarik adalah, di Navajo Indian bahkan di Indonesia terutama di pulau Jawa, tidak hanya plasenta yang dikubur tetapi juga mengubur benda terkait dengan plasenta untuk menandakan profesi yang mereka harapkan bagi anak mereka, misalnya para orang tua mengubur plasenta beserta pensil, pulpen, dan buku dengan harapan anak mereka menjadi anak yang terpelajar dan pintar.