Bidan Kita

Home Blog Page 27

Aku Ingin Perineumku UTUH – Part 2

Seperti yang sudah saya tuliskan di artikel sebelumnya di : Aku Ingin Perineumku Utuh

Di part 2 ini saya akan membahas upaya upaya lain yang bisa dilakukan untuk menghindari robekan pada perineum.

nah kali ini saya akan membahas upaya pencegahan robekan perineum dari dalam tubuh ke luar tubuh

Upaya dari dalam tubuh

seperti kita ketahui, ada pepatah You Are What You Eat. berikut ini

ada beberapa tambahan makanan yang mungkin bisa membantu untuk mencegah robekan perineum (dan memperbaiki kulit Anda dan kesehatan secara umum):

1. Lemak Sehat (Healthy Fat)

Awal tahun ini, peneliti di Jepang menerbitkan temuan mereka: “Association of dietary fat, vegetables and antioxidant micronutrients with skin ageing in Japanese women”(Sumber). Studi ini juga menemukan bahwa  dengan menambahkan asupan sayuran hijau dan kuning maka kulit menjadi jauh lebih sehat.  Jika Anda akan mengkonsumsi lemak hewan, usahakan yang organik. untuk tanaman sumber lemak sehat antara lain: minyak zaitun, minyak kelapa, alpukat, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Aku Ingin Perineumku UTUH – Part 1

Apa Yang Ditakuti?

Apa sih yang paling di takutkan ibu hamil berkaitan dengan proses persalinan selain rasa sakit? setelah survey ternyata yang paling ditakutkan adalah Robekan Perineum dan di Jahit

Nah yang akan kita bicarakan disini adalah:

Apa yang kita bicarakan:

  1. Pijat Perineum: mungkin bisa membantu, mungkin sedikit menyakitkan, namun dapat meningkatkan rasa percaya diri Anda.
  2. Episiotomy: semoga bisa di hindari
  3. Selama kehamilan: apa yang dapat di lakukan untuk mencegah (upaya dari dalam dan dari luar)
  4. Selama proses kelahiran: apa yang dapat meningkatkan risiko robek? Apa yang mungkin mengurangi itu?
  5. Birth Plan : untuk mengurangi resiko robek

di – Part-1 ini saya akan membahas tentang PERINEUM MASSAGE

apa itu perineum? ini dia gambarnya:

 

Apa Itu Perineum?

Perineum adalah daerah antara vagina dan anus. Daerah ini merupakan jaringan yang kaya akan ujung sel-sel saraf sehingga sangat peka terhadap sentuhan dan cenderung mengalami perobekan saat berlangsungnya proses persalinan alami. Ketika mengalami perobekan, baik yang alami maupun disengaja (episiotomi), disinyalir bisa mengakibatkan gangguan fungsi dasar otot panggul sehingga menyebabkan ibu tidak mampu mengontrol buang air kecil dan air besar.

nah Robekan perineum pun ada beberapa tingkatan atau derajat

bisa dilihat dengan jelas disini:

gambaran robekan:

Gentle Birth (Mari Merunduk ke Alam Kembali)

Apa Itu Gentle Birth?

Gentlebirth adalah sebuah filosofi dalam persalinan yang tenang, penuh kelembutan dan memanfaatkan semua unsur alami dalam tubuh seorang manusia. Penolong dan pendamping harus membantu dengan tenang dan suara yang lembut, sehingga pada saat bayi lahir, suasana di sekelilingnya tenang, hening, dan penuh kedamaian.

Proses persalinan yang tenang, lembut, santun dan minum trauma ini bukanlah sebuah standart operasional prosedur (SOP) atau seperangkat aturan yang harus diikuti. Sebaliknya, itu adalah sebuah pendekatan dalam proses kelahiran alami yang menggabungkan nilai-nilai dan keyakinan yang dianut oleh wanita itu sendiri.

Gentle birth membutuhkan persiapan sejak masa kehamilan. Baik persiapan fisik maupun mental calon ibu. Persiapan fisik meliputi latihan pernapasan, olahraga ringan, pijat, dan konsumsi makanan sehat.

MELAHIRKAN Nyaman Minim Trauma (Gentle Birth)

0

Apa Itu Gentle Birth?

Gentlebirth adalah sebuah filosofi dalam persalinan yang tenang, penuh kelembutan dan memanfaatkan semua unsur alami dalam tubuh seorang manusia. Penolong dan pendamping harus membantu dengan tenang dan suara yang lembut, sehingga pada saat bayi lahir, suasana di sekelilingnya tenang, hening, dan penuh kedamaian.

Proses persalinan yang tenang, lembut, santun dan minum trauma ini bukanlah sebuah standart operasional prosedur (SOP) atau seperangkat aturan yang harus diikuti. Sebaliknya, itu adalah sebuah pendekatan dalam proses kelahiran alami yang menggabungkan nilai-nilai dan keyakinan yang dianut oleh wanita itu sendiri.

Setiap kelahiran seorang bayi adalah pengalaman yang kuat dan selalu transformasional. Setiap kelahiran adalah pengalaman unik bagi wanita yang melahirkan dan bayi yang dilahirkan.

Bagi banyak wanita, pengkondisian sosial awal akan menciptakan keyakinan bahwa mereka tidak dapat melahirkan secara normal. Kesalahpahaman ini harus diganti dengan pemahaman tentang filosofi gentle birth.

Ketika seorang wanita menyadari bahwa tubuh mereka benar-benar tahu bagaimana untuk melahirkan dan bayi mereka yang tahu bagaimana untuk lahir, mereka akan mendapatkan kepercayaan diri bahwa mereka bisa mengalami gentle birth.

Melahirkan Itu Menyenangkan, Bagaimana Caranya? Kok Bisa?

Sebuah Pengalaman

Halo Bidan Yesie.. apa kabar? semoga selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kasih.. Perkenalkan saya Ratna dari Depok.. 2 bulan yang lalu tepatnya tanggal 27 nop 2016 saya melahirkan secara normal atas izin Allah swt di usia kehamilan 38 minggu, berarti maju 2 minggu..

Ini Kehamilan anak saya yg ketiga, besar harapan saya untuk bisa melahirkan secara normal dan nyaman. Karena saya melahirkan anak pertama saya dengan cara induksi dikarenakan usia kandungan sudah 40 minggu dan blm ada tanda- tanda kelahiran..rasanya? wow..sangat membuat saya trauma..dan merasa ketakutan untuk hamil lagi.. sakit dan rasa mulas saat kontraksi yg luar biasa benar benar tak terhingga rasanya begitupun ketuban pecah di pembukaan ke4. Lalu, pada anak kedua..saya masih bisa merasakan rasa kelahiran pertama… memang tidak ada induksi..namun ketuban sudah merembes di pembukaan kedua.. dan ketakutan akan rasa sakit muncul di setiap pembukaan.
Pada kehamilan 3 saya bertekad ingin melahirkan tanpa rasa sakit.. dari bulan ketiga saya sudah cari cari informasi mengenai hypnobirthing.. lalu bertemulah saya dengan IG @bidankita dan youtube bidan yesie tentang melahirkan tanpa rasa sakit.. saya lakukan afirmasi-afirmasi positif setiap menjelang tidur dan latihan pernafasan setiap saat. Saya dan suami juga sering berkomunikasi dengan baby di kandungan. Alhamdulillah ketika saatnya tiba dari pembukaan 1 sampai 10 saya tidak merasakan sakit yg berarti.. semua begitu nyaman saya rasakan.. sampai dokter dan bidan bingung karena saya begitu tenang.. bidannya sampai bertanya pada saya
…’ibu sebenernya mules apa ngga ya bu? apa ibu tahan rasa sakit?’ padahal yg saya rasakan mules yang biasa… bukan mules yg sebelumnya saya rasakan pada kelahiran pertama dan kedua..
dan baby pun lahir seperti keinginannya.. tanpa induksi.. wow.. bersyukur saya berkali2 tidak menyangka kelahiran ketiga ini begitu nikmat dan menyenangkan.. baby nya pun tenang dan tidak rewel.. Alhamdulillah.. terimakasih bidankita.com dan suami tercinta atas dukungannya..

Yuk Mari Optimalisasikan Posisi Janinmu, Begini Caranya, Mulai Dari Sini?

Banyak Pertanyaan Masuk

Akhir akhir ini di group Laskar Gentle Birth maupun di IG, dan Fan Pages Bidan Kita sering sekali ada pertanyaan seperti ini:

  • Umur kehamilan 38w, tapi kata dokter belum masuk panggul, dan katanya kalau sampai minggu depan belum masuk panggul harus SC?
  • Umur 34 minggu masih posisi sungsang atau lintang, sudah nungging tiap hari tapi belum juga mapan?
  • Kata dokter, hasil USG posisi kepala mendongak sehingga persalinan bakalan susah, suruh SC?

Optimalisasi Posisi Jalan

Dan masih banyak sekali masalah masalah yang terjadi baik di masa kehamilan maupun persalinan, di masal persalinan misalnya:

  • pembukaan lama , karena posisi kepala oblique
  • kepala masih tinggi, padahal pembukaan sudah lengkap. Karena kepala tengadah
  • kontraksi tidak intens dan pembukaan berjalan sangat lambat karena posisi janin tidak optimal.

slide39

 

Dan Issue yang saat ini semakin marak terjadi adalah:

Issues

Semakin banyak kasus persalinan macet, kemajuan persalinan tidak seperti seharusnya dan berakhir di meja operasi

slide40

Ingat ibu ibu POSISI menentukan Prestasi.

Ketika posisi janin Optimal, maka proses persalinan semakin Lancar.

Hari ini kita akan membahas tentang optimalisasi posisi janin saat kehamilan maupun saat proses persalinan.

Semoga artikel ini bisa membantu:

  • Ibu semakin siap menghadapi proses persalinan
  • Birth partner mengetahui apa saja yang harus di lakukan saat mendampingi persalinan istrinya
  • Ada banyak pilihan alternative yang bisa digunakan ibu untuk membuat proses persalinan menjadi lancar

Sehingga Nanti kami akan memberikan semacam TUGAS untuk Anda kerjakan di rumah. Dan silahkan bagikan apa rencana Anda berkaitan dengan upaya optimalisasi posisi janin ini di Group (SHARE ya?)

Tapi sebelumnya kembali saya ingatkan bahwa untuk mendapatkan proses persalinan yang lancar dan minim trauma tidaklah Instan. Butuh latihan, butuh persiapan dan butuh ketekunan.

Berikut ini kunci untuk mendapatkan Gentle Birth

  1. High Knowledge
  2. Mindulness & Awareness
  3. Healing Birth Trauma
  4. Breathe
  5. Relaks Mind
  6. Mind, baby & body Balance
  7. Mobility and gravity during labor
  8. Gentle Birth Provider & support

Untuk mendapatkan proses persalinan yang lembut dan minim trauma memang tidaklah mudah, perlu upaya, niat dan pengorbanan.

  1. Harus bersedia memberdayakan diri (mencari informasi, perluas wawasan, mau membaca)
  2. Harus mempunyai niat dan keyakinan yang kuat
  3. Harus mempunyai komitmen yang tinggi untuk mencapai gentle birth
  4. Harus merasa bertanggung jawab terhadap pilihannya tentang gentle birth yaitu bertanggung jawab kepada Tuhan, bertanggung jawab kepada Anak, suami dan keluarga.
  5. Harus rela untuk mengerjakan Pe eR atau mau mengupayakan diri mulai dari latihan relaksasi hypnobirthing, olahraga teratur seperti yoga, tai chi, dll
  6. Harus rela melakukan maternity tour (mencari provider) yang bersedia memfasilitasi dan mengerti Apa yang Anda inginkan (dan untuk hai ini sangat tidaklah mudah)

Sebelum Lanjut, mari melihat proses persalinan dulu seperti apa ya?

slide42

Silahkan Lihat video ini dahulu :

https://www.youtube.com/watch?v=ZRQdNlY8tHE

Semakin mengenali anatomi tubuh Anda sendiri maka Akan memudahkan Anda untuk memahami bagaimana tubuh Anda bekerja luar biasa saat proses melahirkan

Jadi berucap syukur ya….

 

Pelan pelan coba raba tulang panggul Anda ….

Cari mana simphisis pubis Anda…

Cari mana Iliac Crest

Cari mana Tulang duduk, atau Ischium

Cari mana tulang Sacrum

lalu sekarang kita lihat anatomi dan posisi kepala janin

 

slide61 slide60 slide59 slide58 slide57 slide56 slide55

jadi ternyata posisi kepala janin di bawah itu tidak selalu optimal bukan?

Dan yang terbaik adalah posisi OA, LOA dan bagian terendah harus Ubun Ubun kecil. Kenapa? Yuk lihat lagi disini

slide63 slide62

 

dan ternyata yang berperan dalam optimalisasi posisi janin tidak hanya panggul saja lho. Tapi juga Ligamen dan Fascia.

Apa itu ligament dan fascia?

Mari lihat gambar berikut:

Memupus Birth Trauma Melalui Persalinan Nyaman

Birth Trauma

Ibuku beberapa kali bercerita, proses beliau saat malahirkanku dulu merupakan sebuah proses yang panjang dan menyakitkan.

“Sakitnya itu dari pagi sampai pagi lagi. Bahkan baru malam keesokan harinya kamu lahir, dan larane (sakit sekali-red), Masya Allah…”

Siapa yang tidak takut dengan persalinan jika kita terus dijejali dengan cerita menyakitkan tentangnya? Bahkan aku sempat kepikiran buat melakukan SC (Operasi caesar-red) untuk mengeluarkan janin di perutku ini. Takut? TENTU!

Tapi beberapa minggu kemudian, aku ngobrol-ngobrol dengan temanku yang sudah mempunyai dua anak. Dia bercerita, persalinan anaknya yang kedua sangat menyenangkan. Rasa sakit yang biasa datang melanda, berhasil dia handle dengan ketenangan dan sukacita. Apa rahasianya? Temanku menyarakankan aku untuk ikut yoga.

Kemudian dia mengenalkanku dengan istilah gentle birth. Awal mula aku mencaritahu tentang gentle birth, yang muncul di layar laptopku adalah persalinan homebirth-nya Dewi Lestari. Persalinan yang hanya dipandu oleh suaminya, bayi keluar mak prucut langsung ditangkap oleh tangan suaminya. Indah dan cantik. Bahkan tapa jahitan! Aku yang takut sama segala macam jarum ini langsung bertekad mencaritahu lebih banyak tentang gentle birth.

Kesibukanku memang diatas rata-rata. Hamil sambil kerja dan lembur membuatku lupa bahwa aku harus mempersiapkan persalinanku, padahal tahu-tahu aku kehamilanku sudah menginjak trimester ketiga. Alhasil mau nggak mau aku harus stop segala ini itu, memfokuskan diri pada persiapan persalinan.

Aku ikut prenatal yoga di kelasnya Kak Yesie, meskipun tiap ikut kelasnya, selalu nggak pernah ketemu Kak Yesie-nya. Kurang beruntung sekali aku! Aku juga langsung membeli gymball/birthing ball dan berniat membeli yoga matt (hanya berniat saja, dasarnya aku ga rajin-rajin amat, akhirnya ga jadi deh beli yoga matt. Hiks).

Pada usia kehamilanku yang ke-36 minggu. Aku mulai rutin latihan di gymball bahkan pas udah 37 minggu! Telat banget nggak sih? Tapi, memang, nggak pernah ada kata terlambat kalau semua sudah diniatkan dari awal.

Bahkan semesta pun mendukung (istilahnya sih mestakung). Meskipun semua ilmu baru kupelajari mendekati masa persalinan, bahkan gabung dengan grup Whatsapp (dulu masih Whatsapp pas masih belum pindah ke Telegram) Laskar Gentle Birth (LGB) yang punya motto empowered to empower, semua bahan pelajaran terasa asik.

Kalau nggak lewat grup ini, gimana aku bisa tahu gimana caranya santai menjelang persalinan?

Jumat tanggal 5 Agustus pagi, waktu aku pipis, aku lihat ada flek di celanaku. Wah, batinku, jangan-jangan ini sudah saatnya. Sebentar lagi tamu agungku dateng nih. Okay, santai aja dulu. Jumat pagi itu setelah suami berangkat ke kantor, aku ke Puskesmas untuk minta surat rujukan persalinan. Tapi sayang banget, loket BPJS udah tutup.

Ya sudah, daripada bengong di rumah nggak ngapa-ngapain, aku main ke rumah temenku. Enaknya, naik motor sendirian, pelan-pelan, lewat perdesaan. Adem! Siangnya, aku pulang.

Sebelum pulang, sempetin beli es kelapa muda dan gorengan dulu buat camilan di rumah nantinya. Sampe rumah, cek dan ricek lagi, flek yang keluar makin banyak.

Bahkan sudah berupa darah. Okay, sebentar lagi nih. Lemesin aja, Tshay! Akhirnya santai beneran, aku bobo siang dulu sembari nunggu suami pulang kantor.

Kami Lahir Kembali Menjadi Ibu dan Ayah

Pengalaman Yang Takan Terlupakan

Flashback 36 th yang lalu, kehadiran saya adalah sesuatu yang tidak direncanakan, ibu saya hamil dalam kondisi tidak siap lahir batin, sehingga membuatnya sangat tertekan. Sejak dalam kandungan saya sudah akrab dengan rasa sedih, marah dan kecewa.

Bapak pun tidak mendampingi ibu pada saat kelahiran saya. Trauma sejak dalam kandungan membuat saya tumbuh menjadi pribadi yang sering merasa sedih dan mudah marah tanpa sebab yang jelas.

24 th berlalu, akhirnya saya menikah dengan seseorang yang berbeda jauh karakternya dengan saya. Dia sangat tenang, pendiam dan sabar.

Sebulan setelah menikah saya hamil. Pada tahun 2006, saya menjalani proses persalinan tanpa dibekali ilmu apapun & hanya pasrah pada tenaga kesehatan (NaKes) yang ada di dalam pikiran kami adalah = yang penting bayi kami lahir dengan selamat. selamat disini artinya Hidup, sehat secara fisik (tidak cacat).

saat itu, Suami saya tidak mendampingi saya secara langsung, saya melalui proses persalinan itu sendiri.

24 Jam Yang Menegangkan

Proses yg panjang lebih dari 24 jam, berbagai intervensi pihak medis saya terima tanpa perlawanan. Saya diinduksi via infus, suasana di ruang bersalin pun sangat gaduh, penuh teriakan bahkan saya dimarahi oleh bidan karena cara mengejan saya yang dianggap salah.

Beberapa kali perut saya ditekan dengan sangat keras oleh bidan untuk mendorong keluar bayi saya hingga akhirnya anak pertama kami lahir dengan vaccum (2x) serta episiotomi dengan jahitan yang cukup banyak.

Saya dengan tinggi badan (TB) 143cm melahirkan bayi 3,3kg adalah sesuatu yang luar biasa buat saya. Pasca persalinan saya tidak Inisiasi menyusu Dini (IMD), juga tidak bisa rooming in dengan bayi saya, selama 3 hari kami tidak bertemu.

ASI saya keluar dengan sia-sia, bayi saya diberi sufor atas ijin suami saya yang juga tidak punya pengetahuan apapun tentang bayi & ASI. Sesampainya di rumah saya mulai belajar memberi ASI, namun trauma persalinan membuat saya merasa sedih, marah & kecewa setiap kali melihat bayi saya.

Saat ia berusia 4 bln barulah saya mulai sedikit bisa menerima keberadaannya, memeluknya & menciumnya.

Namun trauma itu sepertinya membekas di alam bawah sadar saya, dengan pola asuh & didik yang asal-asalan saya membesarkannya, saat emosi tidak terkendali kadang saya melakukan kekerasan verbal & fisik terhadapnya.

Dan setiap saya marah, saya seperti melihat luapan emosi yang sama seperti ibu saya. Ini seperti lingkaran emosi (trauma) yang terus berulang, dan saya ingin menghentikannya. Hingga pada tahun 2012 yang lalu saya mulai mengenal ilmu parenting, saya banyak introspeksi diri, dan yang pertama harus saya lakukan adalah memaafkan diri sendiri & mengikhlaskan semua hal buruk yang pernah terjadi.

Berat, sangat berat, tapi saya sudah bertekad untuk menghentikan rantai trauma itu. Dan karena trauma itu pula lah yg membuat saya enggan memiliki anak lagi. Sampai pada tahun 2015, saya mulai mengenal gentle birth.

Bertemu Bidan Yesie

Saya memberanikan diri untuk memulai program anak kedua, tapi saya masih ragu, apakah saya nanti bisa melahirkan anak dengan minim trauma? Saya mulai cari tau lebih banyak tentang gentle birth, belajar melalui website Bidan Kita dan mulai kontak untuk kelas hypnobirthing dengan Bidan Yesie.

Dari sana saya & suami mulai belajar banyak tentang kehamilan & persalinan. Pikiran kami mulai terbuka, tidak ada kehamilan yang biasa, semua luar biasa & banyak yang harus dipersiapkan untuk menyambut buah hati kami yang kedua.

Melahirkan itu menakutkan? Menyakitkan? Nggak Tuh!

Berbagi Pengalaman

Just wanna share my labor experience…

strong>Melahirkan itu menakutkan? Menyakitkan? Nggak Tuh!

Saya penderita CA Mamae (kanker payudara) dan diberi anugerah hamil saat sedang pengobatan. Awalnya dilema harus mempertahankan janin atau kesehatanku. Konsultasi dengan berbagai obsgyn akhirnya bertemu dengan obsgyn yg mensupport saya. Tapi tetep, ketakutan saya tidak akan survive dengan kehamilan ini pun ada.

Ketakutan ini mulai muncul di akhir trimester kehamilan…sampai akhirnya saya mencari tau how to handle myself mengatasi ketakutan ini. Rileksasi! Setelah belajar langsung dari Suhunya Hypnobirthing, Mbak Yesie… semua ketakutan saya menjelang persalinan pun lenyap. Setiap saya merasa tidak nyaman, saya meditasi dengan diiringi afirmasi Bidan Kita

Mengenal Homeopathy Untuk Pelihara Kesehatan Keluarga

3

Apa Itu Homeopathy?

Saya mengenal homeopathy pertama kali sekitar tahun 2007 atau 2008 ya? (saya agak lupa) saat itu saya magang di Bumi Sehat. Belajar tentang Gentle Birth, dan seru sekali. Terheran heran saat ada pil kecil kecil yang menurut saya dasyat sekali, mulai dari bantu Uplifthing energinya ibu disaat ibu mulai “down” dan kelelahan.

Sampai mengatasi perdarahan. Gak hanya itu saja saat itu yang digunakan, tapi ada juga remedy dari TCM (Traditional Chenese Medecine) yang digunakan.

Ya…saya belajar banyak sekali, Thanks God.

homeopathy-11

Pil kecil sebesar telur cicak itu membayangi saya, dan “menarik” sekali bagiku. Saat itu juga saya langsung mulai cari buku buku dan referensi tentang homeopath, belajar outodidak. Dan mulai mencari dimana saya mendapatkan remedy ini.

Beruntung saat itu saya selalu dibantu Brenda Lynn yang bisa bawain homeopath dari Singapore atau nitip temenku dari Aussie.

Cukup seru bereksplorasi dengan homeopath ini, namun karena saat itu saya belum menemukan resource yang mudah, dan kalau import pasti biaya cukup mahal dan remedynya pun terbatas, maka hanya pada klien klien tertentu saja saya gunakan remedy ini.

20160727_172210Seiring dengan berjalan waktu sambil meniatkan diri untuk bisa belajar langsung dari Tjok Gde (si gantheng ahli homeopath dr Bali), kamus kamus homeopath (Materica medica) pelan pelan ku baca disela sela kesibukan tiap harinya, hingga akhirnya bulan lalu cita cita ketemu sama Tjok Gde terlaksana dan diijinkan belajar dengan beliau. Huhuiii seru..biar tambah mantap.

Dan ternyata, semakin menarik saja si homeopath ini. Seru dan lucu. Mempelajari ini remedy serasa hidup di jaman harry potter atau serasa jadi Gandalf saja. Ya karena remedy ini ada banyak sekali lebih dari 3000 jenis remedy. Dan sangat personal.

Okay saya jelaskan pelan pelan ya

Mengenal Homeopathy yuk?

Homeoapathy adalah pengobatan yang paling terpercaya dan sudah digunakan lebih dari 200 tahun

Dimana didasarkan dari dua prinsip:

  1. Hukum serupa atau yang serupa menyembuhkan yang serupa

yang berarti bahwa sesuatu yang menyebabkan gejala jika di konsumsi oleh orang sehat akan menyembuhkan gejala yang sama atau mirip dengan gejala yang dialami oleh orang sakit.

  1. Prinsip dosis yang minimum (low dose) yang berarti pengobatan yang paling efektif bisa di capai engan pemberian dosis yang minimum. Jadi lucu kan….biasanya kita dosisnya ditingkatkan, kalau homeopath malah sebaliknya.

Homeopathy terbuat dari hampir semua elemen alam, terutama dari tumbuhan, mineral, logam dan sumberhewani. Ada beberapa dosis, yang tersedia di saya adalah potensi 30C artinya remedy tersebut sudah diencerkan 1:100, dan telah diterapkan getaran selama 30 kali berturut turut.

Nah remedy ini bekerja dalam lapisan tubuh Etheric dan Life force

 

Ya karena pada dasarnya tubuh punya kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri

“you must believe that we can heal our self”

 

Dan To heal, maka HARUS FREE from FEAR

Karena pada dasarnya FEAR =INFECTION artinya semakin kita takut, maka infeksi akan semakin meningkat.

Dan ketika kita bebas dari rasa takut maka kita akan sehat, tenang, damai, ikhlas dan selaras.

Belajar tentang homeopathy memaksa saya untuk belajar lagi tentang Anthroposophy0-nya Rudolf Stainer…(ilmu ini keren sekali) dan menurut beliau SICK is a Lesson. Ya penyakit adalah pelajaran. Ketika Anak kita demam, terkadang demam memang diperlukan. Karena secara conscious body mencoba untuk mensempurnakan struktur tubuh.