Bidan Kita

Home Blog Page 28

Fear and Pain, Hindari Rasa Takut Menghadapi Persalinan

PAIN in Labor

Sebelum kita mulai kita akan bahas tentang PAIN atau rasa nyeri itu sendiri. Sebabnya karena apa sih? Sesuai teori ya…

img_8031

Penyebab nyeri (biasanya)

  1. Rahim kekurangan oksigen (uterine hypoxia)
  2. Bagian terendah dari rahim meregang
  3. Kontraksi Rahim
  4. Stretching pada serviks saat membuka
  5. Stretching dari ligemen ligament pada panggul dan tekanan kepala bayi pada panggul
  6. Faktor psikis dan emosi ibu
  7. Vagina dan perineum yang meregang pada kala II

Penyebab lain:

  1. Posisi dan presentasi bayi
  2. Bayi besar
  3. Beberapa factor emosional dan ketegangan psikis
  4. Segmen bawah Rahim yang terlalu kaku (rigid)
  5. Aliran darah ke rahi yang terganggu
  6. Kontraksi rahim yang tidak teratur
  7. Panggul sempit atau disporposi kepala panggul

Namun PAIN atau lebih tepatnya Persepsi akan Nyeri sangat di pengaruhi oleh Otak kita. Dan ternyata otal kitalah yang berperan dalam proses persalinan, saat memproduksi hormone, ensim, mempengaruhi system syaraf bahakn system metabolism tubuh saat dalam proses persalinan sangat di pengaruhi oleh otak. Lebih tepatnya di pengaruhi oleh pikiran kita.

Okay..pause dulu….

Sekarang kita bahas tentang rasa TAKUT.

img_5959

Dari Mana Datangnya Rasa Takut?

Calon ibu yang baru pertama hamil umumnya mengalami berbagai kekhawatiran selama menjalani kehamilan, apalagi jika membayangkan saat melahirkan. Namun, ada juga ibu yang masih ketakutan meski sebelumnya sudah pernah melahirkan, terutama yang sempat mengalami trauma karena merasakan sakit saat melahirkan anak pertama.

Sebenarnya kekhawatiran menghadapi kehamilan dan saat persalinan dialami oleh banyak wanita. Bagi sebagian wanita, proses melahirkan bahkan dianggap identik dengan peristiwa yang menyakitkan, menakutkan, tidak nyaman, dan lebih menegangkan dibandingkan dengan peristiwa mana pun dalam kehidupan. Di benak kaum wanita, seolah telah terprogram bahwa proses melahirkan haruslah menyakitkan.

Hal ini tidak mengherankan karena sejak kecil, ketakutan pada proses melahirkan tanpa sadar telah tertanam di alam bawah sadar wanita. Di televisi ataupun di film-film, adegan melahirkan selalu digambarkan begitu menakutkan dan menegangkan, penuh dengan jeritan-jeritan yang histeris. Setiap kali menyambut kedatangan bayi dari teman atau kerabat, kita juga hampir selalu mendengar cerita seputar rasa sakit dan penderitaan si ibu ketika melahirkan.

Cerita-cerita semacam inilah yang terus terbawa oleh banyak gadis kecil dalam masa pertumbuhan mereka. Cerita yang sedikit demi sedikit memasuki alam tak sadar dan akhirnya tertanam sebagai suatu program dalam pikirannya.

Karena pada dasarnya pikiran orang bisa saja diprogram dalam kehidupan setiap hari yang normal tanpa disadari oleh yang bersangkutan. Efek hipnosis tidak selalu harus terjadi saat orang dalam keadaan trans. Sesuatu yang sudah terlalu sering didengar (berulang-ulang) akhirnya terekam di jiwa bawah sadar menjadi suatu kenyataan.

Sakit Berasal dari Ketegangan

Perlu dipahami bahwa kontraksi otot atau yang dianggap sumber dari rasa sakit dan nyeri yang dialami calon ibu, sebenarnya adalah upaya rahim membantu kepala janin untuk menekan mulut rahim, sehingga membuka jalan lahir. Karena kontraksi itu, leher rahim akan menjadi lunak, menipis, mendatar, kemudian menarik leher rahim. Saat itulah kepala janin menekan mulut rahim, sehingga membuka.

Rahim terdiri dari tiga lapisan otot (catatan: gambarnya bisa diambil dari buku Marie F. Mongan: Hypnobirthing, A Celebration Of Life hal 40). Namun, yang terlibat dalam persalinan adalah lapisan terluar rahim yang seratnya vertikal dan lapisan dalam yang seratnya melingkar horisontal. Otot yang bentuknya melingkar mengalami penebalan pada leher rahim.

Agar rahim bisa terbuka dan bayinya bisa menuju jalan lahir, otot yang menebal itu harus ditarik ke atas dan ke belakang. Sementara itu, otot paling kuat di puncak lapisan terluar rahim adalah yang bentuk seratnya vertikal. Otot ini naik hingga ke belakang melewati puncak rahim, menarik otot yang melingkar. Dalam gerakan yang hampir mirip gelombang, otot yang panjang seperti pita ini memendek dan menegang untuk mendorong bayi ke bawah, keluar dari rahim.

Ketika ibu yang sedang melahirkan ini dalam keadaan rileks yang nyaman, kedua lapisan otot tersebut akan bekerja sama secara harmonis seperti seharusnya. Gelombang otot vertikal naik ke atas, menegang dan mendorong, sementara otot yang melingkar membantu dengan gerakan membuka dan menarik ke belakang. Dengan begitu persalinan akan berjalan lancar dan mudah.

Oleh karena itu, jika sang ibu sudah terbiasa dengan latihan rileksasi, jalan lahir akan lebih mudah terbuka. Sebaliknya, jika ibu dalam keadaan tegang, tekanan kepala janin tidak akan membuat mulut rahim terbuka. Yang ada hanyalah rasa sakit dan sang ibu pun bertambah panik.

Rasa Takut Membuat Tegang dan Menimbulkan Rasa Sakit

Rasa takut sangatlah buruk akibatnya dalam proses persalinan. Ketika kita mengalami stres, pesan tersebut akan disampaikan ke seluruh reseptor dalam tubuh, sehingga menciptakan reaksi yang berlebihan dan menyimpang. Pesan itu akan menimbulkan perubahan fisik dan kimiawi di dalam tubuh. Saat tubuh dalam keadaan stres, hormon stres katekolamin akan dilepaskan, sehingga tubuh memberikan respon untuk “bertempur atau lari’.

Jika situasi itu sampai terbentuk, katekolamin akan bertindak sebagai penarik, yang menyebabkan otot di dalam rahim dan di tempat lainnya menjadi tegang. Katekolamin ini akan dilepaskan dalam konsentrasi tinggi saat persalinan jika calon ibu tidak bisa menghilangkan rasa takutnya sebelum melahirkan.

Oleh karena itu, penting sekali bagi calon ibu untuk belajar mengenali rasa takut atau stres sebelum dan selama melahirkan, bagaimana melepaskan rasa takut itu dan memasuki kondisi rileks yang dalam. Kondisi yang rileks justru bisa memancing keluarnya hormon endorfin, penghilang rasa sakit yang alami di dalam tubuh. Menurut para ahli, endorfin ini efeknya 200 kali lebih kuat daripada morfin.

Nah jadi mengapa pada kenyataannya yang terjadi di kehidupan sehari-hari, proses melahirkan adalah proses yang menyakitkan bahkan menakutkan? Banyak hal yang harus kita luruskan disini, untuk mengetahu jawaban itu.

Pertama, Rasa sakit sebenarnya diakibatkan dari rasa takut dan kecemasan dan ketakutan disebabkan karena ketidak tahuan Anda dalam fase-fase persalinan dan bagaimana caranya memanajemen rasa nyeri dalam persalinan. Menurut Christine Northrup, M.D dalam bukunya yang berjudul “Women Bodies, Women Wisdom” proses persalinan adalah sebuah proses alami yang mampu merubah hidup seorang wanita.

Saat wanita bersalin dengan penuh dukungan dari orang-orang terdekatnya, maka dia akan mendapatkan kekuatan dan pengalaman yang sangat luar biasa. Dalam bukunya, Christine Northrup,M.D juga mengungkapkan bahwa proses kelahiran bayi dirancang secara alami dan sedemikian rupa agar ibu dan keluarga mengalami puncak kegembiraan, kepuasan dan rasa penuh kasih.

Pada saat proses persalinan, di dalam tubuh seorang wanita secara otomatis memproduksi dan mengeluarkan hormon alami yang mampu memberikan rasa nyaman dan kepuasan yang sudah saya jelaskan di bab sebelumnya.

Sedangkan menurut Dr. Dick-Read, rahim pada perempuan yang ketakutan secara kasat mata memang tampak putih. Rasa cemas dan takut menyebabkan rasa nyeri dan membuat rahim semakin keras kontraksinya

  • Kecemasan dan ketakutan memacu keluarnya adrenalin dan menyebabkan cerviks kaku dan membuat proses persalinan lebih melambat.
  • Kecemasan dan ketakutan menyebabkan pernafasan tidak teratur, mengurangi asupan sirkulasi oksigen bagi tubuh dan bagi bayi.

Suatu hari di sebuah acara pelatihan waterbirth yang kami selenggarakan, nara sumber kami seorang dokter kandungan menegur saya, berkaitan dengan sebuah judul buku yang saya tulis yaitu “Gentle Birth melahirkan nyaman tanpa rasa sakit” beliau mengatakan kepada saya bahwa melahirkan itu memang sakit dan saya tidak boleh melakukan pembohongan publik dimana saya mengatakan bahwa melahirkan itu nyaman.

Sebuah klaim dari penelitian beliau ungkapkan bahwa Tubuh manusia dapat menanggung rasa sakit hanya sampai 45 del (unit). Padahal saat melahirkan, seorang ibu merasakan rasa sakit hingga 57 Del (unit). Jadi bisa digambarkan bahwa melahirkan ini mirip dengan 20 tulang yang retak pada waktu yang bersamaan.

Dan saat itu saya hanya tersenyum simpul, di dalam hati saya bernyata apakah saya yang salah? Karena 13 tahun yang lalu saya melahirkan dan tidak sakit, lalu banyak klien yang saya dampingi saat melahirkan juga tidak sakit bahkan ada juga yang melahirkan sambil tertidur.

Ketika saya acara pelatihan tersebut usai dan saya menuju ke Medan, karena kebetulan saya menjadi pembicara seminar di sana esok hari, maka sepanjang perjalanan saya mencoba untuk merenungkan kalimat yang dokter ucapkan kepada saya barusan yaitu “Tubuh manusia dapat menanggung rasa sakit hanya sampai 45 del (unit). Padahal saat melahirkan, seorang ibu merasakan rasa sakit hingga 57 Del (unit).

Jadi bisa digambarkan bahwa melahirkan ini mirip dengan 20 tulang yang retak pada waktu yang bersamaan.” Sata berusaha menelaah nya dengan hati-hati, dan akhirnya saya menarik kesimpulan bahwa hasil penelitian yang beliau ungkapkan adalah tidak masuk akal. Jika kita hanya dapat mengatasi atau bertoleransu dengan 45 “Dels” rasa sakit, sedangkan rasa sakit pada proses melahirkan adalah 57 “Dels” itu berarti bahwa manusia tidak bisa dan tidak mungkin bisa mengatasi rasa sakit itu secara fisik.

Dengan kata lain, kita seharusnya sudah menjadi spesies yang telah punah jauh sebelum dokter dan obat-obatan datang untuk membantu kita mengatasi rasa sakit tersebut.

Rasa sakit atau nyeri adalah subyektif. Apa yang saya rasakan sakit, belum tentu Anda merasakan hal yang sama. Bahkan ketika seorang wanita melahirkan, mereka tidak semua selalu mengalami rasa sakit yang sama, karena ada berbagai faktor yang berkontribusi terhadap keseluruhan ketidaknyamanan, seperti ukuran bayi, posisi itu di, ambang nyeri ibu, emosi atau kondisi psikologis, sampai ke jumlah rasa sakit yang menumpulkan hormon yang tubuh ibu produksi saat kelahiran anak.

Lalu mengapa dokter tersebut dengan tegas mengatakan kepada saya bahwa melahirkan itu sakit. Dan tidak mungkin melahirkan tanpa rasa sakit? Inilah yang akan saya bahas di faktor kedua penyebab rasa sakit. Kedua, sejak kecil sudah tertanam sebuah paradigma bahwa melahirkan itu menyakitkan.

Tidak hanya itu saja, di kehidupan sehari-hari hampir tidak pernah kita menyaksikan acara televisi, entah itu sinetron, atau film yang menggambarkan bahwa melahirkan itu nyaman dan menyenangkan. Semua menggambarkan proses melahirkan sebagai proses yang penuh rasa sakit, penuh kecemasan dan ketakutan.

Dari cerita ini artinya bahwa tanpa kita sadari, paradigma bahwa melahirkan itu sakit sudah mendarah daging dan mengakar di dalam kehidupan kita. Sejak kita masih kecil bahkan sudah ditanamkan bahwa melahirkan itu sakit dan memang harus sakit. Bahkan hingga saat ini banyak bidan dan dokter yang menyatakan bahwa kalau tidak sakit berarti tidak melahirkan.

Apa jadinya jika sejak kecil paradigma itu tertanam kuat? Bahkan bidan dan dokter yang merawat Anda-pun menyatakan hal yang sama? Bukankah bagi Anda bidan dan dokter adalah publik figur yang mana setiap kalimat yang diucapkan selalu Anda anggap dan yakini kebenarannya? Otomatis pernyataan bahwa melahirkan itu sakit Anda imani kebenarannya. Dan tertanam di bawah sadar. Karena sebuah sugesti akan masuk dan ternatam di bawah sadar jika:

  • Sugesti tersebut masuk ketika Anda berada dalam kondisi rileks. Menonton TV adalah kondisi rileks, tentu sugesti melahirkan itu sakit mudah sekali terekam di bawah sadar karena semua sinetron atau film yang Anda lihat menggambarkan demikian.
  • Sugesti akan terekam di bawah sadar jika sugesti tersebut di ulang ulang. Seorang dokter atau bidan selama masa pendidikan selalu di ajarkan bahwa melahirkan itu sakit dan nyeri, di tempat praktek yang mereka lihat adalah gambaran bahwa memang melahirkan itu nyeri dan menyakitkan, bahkan proses persalinannyapun menyakitkan. Jika hal ini yang terulang-ulang selama hidupnya, bisa di pastikan rekaman bawah sadarnyapun menyatakan bahwa melahirkan itu sakit.
  • Sugesti akan terekam di bawah sadar jika disampaikan oleh figur/tokoh. Bidan dan dokter adalah tokoh atau figur bagi pasien-pasiennya, apa jadinya jika bidan dan dokter menyatakan kepada pasiennya bahwa melahirkan itu menyakitkan dan bahwa melahirkan itu harus sakit, bahwa jika tidak sakit berarti tidak melahirkan? Bukankah akan dengan sangat mudah pasien-pasien merekam sugesti negatif tersebut?
  • Sugesti akan terekam di bawah sadar jika diberikan di saat kondisi emosi sedang intens, dan ibu hamil juga ibu bersalin tentu emosinya sangat intens. Bisa Anda bayangkan, bagaimana perasaan mereka ketika saudara, orangtua, teman bahkan dokter atau bidannya menyatakan bahwa melahirkan itu menyakitkan?

Jadi bisa kita pahami bahwa sugesti atau keyakinan bahwa melahirkan itu sakit dan nyeri sudah tertanam dan terekam di bawah sadar Anda dan saya bahkan sejak kita di lahirkan ke dunia ini.

Beruntung sekali pengalaman persalinan saya begitu indah karena saya tidak merasakan sakit seperti yang saya yakini dan saya ketahui teorinya saat itu, dan lebih beruntung lagi ketika saya mendalami Hypnobirthing dan gentle birth yang membuat saya menyaksikan proses persalinan yang indah dan tanpa rasa sakit pada klien-klien yang saya dampingi hampir setiap hari. Sehingga tanpa disadari rekaman dan sugesti melahirkan sakit itu terkikis dari benak dan pikiran saya.

Haruskah Melahirkan itu sakit atau nyeri?

“When I say painless, please understand, I don’t mean you will not feel anything. What you will feel is a lot of pressure; you will feel the might of creation move through you. Pain, however, is associated with something gone wrong. Childbirth is a lot of hard work, and the sensations that accompany it are very strong, but there is nothing wrong with labor.” – Giuditta Tornetta

Banyak yang berfikir proses persalinan itu harus nyeri dan untuk mencapai persalinan yang nyaman adalah hal yang sangat mustahil. Jutaan wanita yang bersalin menyatakan bersalin itu sakit dan akhirnya anggapan dan keyakinan bahwa bersalin itu harus nyeri/ sakit akhirnya di amini oleh hampir semua orang.

Bahkan sudah menjadi budaya di sarana pelayanan kesehatan/ Rumah Bersalin, bu bidan/Dokter yang merawat ibu yang hendak bersalin selalu menginformasikan bahwa bersalin itu nyeri dan kalau belum nyeri berarti belum bersalin.

Sampai-sampai bu bidan sering sekali latah mengatakan pada pasien inpartu (pasien yang akan melahirkan) dengan kalimat seperti ini: “Ibu, nanti kalau udah sakit, nyeri dan tak tertahankan, itulah baru tanda-tandanya ibu mau bersalin”. Dan akhirnya si ibu itu akan menunggu-nunggu rasa sakit dan nyeri tak tertahankan tersebut, dan jadilah kenyataan bahwa menurut dia, bersalin ya harus nyeri.

Ibu yang merasakan nyaman saat bersalin dianggap ibu yang sangat beruntung dan merupakan mujizat. Saking banyaknya orang yang berkeyakinan bahwa bersalin itu menyakitkan maka tidak jarang seorang wanita yang baru pertama kali hamil dan hendak bersalin mengalami ketakutan dan kecemasan yang luar biasa saat menjelang proses persalinanya, dan akhirnya banyak wanita yang belum inpartu/ belum dalam persalinanpun “merengek” meminta kepada dokter agar dilakukan Epidural atau bahkan minta segare dilakukan operas sesar. Hanya dengan satu alasan yaitu TAKUT SAKIT!

Rasa sakit/ Nyeri memang merupakan alat komunikasi/ sinyal bagi tubuh ketika ada sesuatu yang salah, namun dalam proses persalinan normal sebenarnya Nyeri tidak harus hadir atau tidak selalu menjadi sesuatu yang harus di ratapi atau di keluhkan.

Kita tahu bahwa proses persalinan dapat berlangsung dengan baik apabila pada saat proses persalinan si ibu tidak terganggu, terutama ketika ibu merasa aman sehingga otak primitif-nya dapat mengambil alih. Seperti yang sudah saya ungkapkan sebelumnya bahwa ilmu fisiologi dasar mengatakan bahwa ketakutan/ kecemasan meningkatkan adrenalin dalam tubuh yang menciptakan reaksi fisik dengan mengaktifkan respon melawan/ menghindar.

Ini pengalihan aliran darah dari organ kita ke tungkai. Rahim bukan lah organ seperti jantung, rahim tidak dapat bekerja secara efektif, nyaman dan tanpa rasa sakit saat aliran darah yang mengalir di seluruh bagian ototnya terhambati dan otot kejang. Ketika adrenalin di produksi maka endorfin tidak dapat melakukan tugasnya dan memperlambat pelepasan oksitosin yang diperlukan untuk membantu kemajuan persalinan.

Perlu diketahui bahwa Setiap pikiran kita telah menciptakan sebuah respons secara fisik terdeteksi dalam tubuh. Pernahkah Anda merasa malu oleh seseorang atau sesuatu? Saat anda malu secara otomatis pipi anda akan terlihat memerah. Bahkan beberapa tahun kemudian dengan hanya memikirkan peristiwa memalukan bisa menciptakan respon fisik yang sama di wajah Anda dalam hitungan detik.

Ingatkah Anda ketika Anda diminta untuk mengingat dan menceritakan kembali pengalaman persalinan anda yang traumatik? Setelah anda mengingatnya Anda mungkin langsung merasakan perut anda kencang, mulut kering dan telapak tangan berkeringat hanya dengan berpikir tentang pengalaman persalinan yang lalu yang bagi anda itu adalah hal yang sangat traumatik.

Mengapa proses bersalin menyakitkan hanya terjadi pada manusia? Jika Anda pernah punya anjing atau kucing melahirkan Anda mungkin memperhatikan bahwa mereka mencari suatu lokasi/tempat tersendiri yang bebas dari gangguan, tenang dan biasanya saat bersalin hewan tersebut tidak menunjukkan ketidaknyamanan mereka secara dramatis.

Memahami tujuan nyeri dalam persalinan sangat penting karena ini mampu menaklukkan rasa takut di dalam hati kita. Kutipan di bawah ini diambil dari buku berjudul The Christian Childbirth Handbook yang ditulis oleh Jennifer Vanderlaan yang menyatakan:

Meningkatkan Hormon Endorphin = Manajemen nyeri

“Rasa Sakit atau nyeri, sifatnya adalah panggilan untuk bertindak. Saat melahirkan, rasa sakit atau nyeri memiliki tujuan fisiologis. Meningkatnya intensitas rasa sakit atau ketidaknyamanan meningkatkan produksi Hormon Endorphin pada tubuh Anda. Hormon Endorphin adalah opiat alami yang bertanggung jawab untuk menghilangkan rasa sakit. Mereka juga diproduksi selama proses bercinta. Hormon Endorphin berada pada tingkat puncak ketika proses persalinan inilah yang membantu Anda mampu mengelola rasa sakit dari kontraksi. “

Melahirkan Sendiri, Sebuah Pengalaman Yang Takan Terlupakan

Melahirkan Sendiri

Berbagi pengalaman indah saat melahirkan dan dilahirkan adalah sebuah keharusan. Ya memang harus. Karena pada dasarnya melahirkan adalah proses yang sakral dan pasti terkenang seumur hidup.

Lha ya akan sayang sekali kan? jika proses persalinan menjadi sumber trauma?

Dan inilah kisah persalinan Klien “long distance” @bidankita




Pagi bu..
Ga terasa udah 2 bulan aja usia bayi saya.
Alhamdulillah sehat, anteng dan ceria terus babynya.

Saya ijin untuk menceritakan prosesnya ya bu..

Pada tgl 7 juli, setelah kontraksi nya 5 menit sekali saya masih di rumah,saya pikir krn rumah bidannya deket gpp lah sebentar lagi di rumah.
Krn pas lahiran pertama saya dulu lama sekali kala 2 nya, bayinya lama di jalan lahir dan akhirnya saya di episiotomy.

Terus..pas kmrn, setelah lebih sering dari 5 menit sekali kontraksi, suami mulai maksa ke bidan, saya minta waktu untuk mandi dulu.

Masuk kamar mandi, kebelet pup. Pas dicoba pup, kok ga ada 🙈
Terus pas mau cebok jalan keluar nya sudah bengkak bgt.
Belum sempat mikir2 lagi lgsg datang lagi kontraksi, ga sempat ngatur nafas lagi, jdnya ngeden. Langsung pecah ketubannya, muncrat.
Ada darah sedikit. Pas dicek lg, sudah terasa rambut bayinya.

Di rumah ga ada org krn semua sibuk menyiapkan utk brgkt k bidan.
Saya khawatir berbahaya buat bayinya, kalau kondisi bayinya dibiarkan seperti itu, ketuban sudah pecah dan kepala sudah di jln lahir.

Akhirnya, dalam jeda kontraksi yg makin intens, saya jongkok, atur nafas mencoba relax n blg ke bayinya ” dek, kita lahiran disini aja ya,bantu bundo ya”
Ajaib bu..

Bayinya terasa kaya langsung memutar badannya dari posisi anterior ke posterior kemudian langsung mendorong badannya pelan-pelan dengan gerakan yang lembut sekali. Dan..”prakkk!”, sobek semua (tp ga sakit malah lega).
saya cuma ngeden dikit sedikit aja, Bu.

Rasanya subhanallah, lembuuuut bgt, indah, dan damai..
Bayinya keluar, pelan2 saya sambut dg kedua tangan (posisinya persis seperti lambangnya bumi sehat, ngikutin aja pengennya posisi kaya gitu).

Bayinya kaya mati, warnanya abu2, seperti yg sering saya liat di video2 youtube.
Lalu saya panggil sambil diusap-usap,   setelah itu langsung agak batuk lalu menangis keras.
saya ganti posisi jadi duduk selonjor di kamar mandinya. Si bayinya saya taruh di dada seperti posisi IMD.

Subhanallah rasanya legaaa sekali, bahagia dan damainya susah digambarkan, pengalaman paling luar biasa indah dalam hidup saya, Bu.
Benar2 indah..

Bbrp menit kemudian saya kembali ke dunia nyata.hehe..
Kamar mandinya sengaja tidak saya kunci, lalu datang adik perempuan saya ngecek,pas buka pintu, dia lgsg shock liat saya udah selonjor sambil meluk bayinya.

Saya cm minta tolong ambilkan handuk sama kain bedong,
Dg muka pucat, dia berikan yg saya minta.
HaBis tu datang tetangga dan semuanya panik tingkat sukoi😅😅.
Saya sendiri rasanya segar bugar bgt, diajak sepedaan langsung juga masih kuat rasanya.
Alhamdulillah darah yg keluar cm darah  jalan lahir yang terbuka. Selama kontraksi saya makan kurma ruthab terus sebagai pasokan oksitosin.

Pas udah datang mama n suami bingung  gimana caranya bawa saya keluar dari kamar mandi. Karena ari2 nya belum lahir.

Jadinya saya berdiri dan jalan sendiri. Beneran bu, rasanya lega n ga ada capek ato lemas sama sekali.

Mama saya kaget, dikiranya saya udah lemas ga da tenaga lagi.

Pas bidan datang( sambil marah2 heboh).
Saya yg sudah berbaring, dicek kondisi jalan lahirnya.

Ketika saya disuruh mengangkang lebar-lebar, baru terasa perihnya. Kata bidannya robekannya sangat parah, kemana-mana dan luar dalam.

Kemudian saya langsung disuntik di pinggul kiri dan kanan, lalu ari2 nya lahir.
Saya minta lotusbirth tetapi suami tidak mengijinkan, namun alhamdulillah bisa DCC kurang lebih 30 menit, bu..

Kalo saya lahiran di bidannya,saya ga akan diijinkan DCC bu.

Begitulah ceritanya bu..

Habis itu dibawa ke klinik bidan, disana saya dijait selama  2 jam. Sakiitnya, “banget2”.
Waktu saya lagi ngatur nafas buat relaksasi, malah dikira sesak nafas dan langsung dikasih oksigen 😂 (pas saat itu saya menurut saja, saya kira itu prosedur,belakangan pas saya konfirmasi ternyata begitu).

Perbedaanya dg persalinan pertama saya,

Lahiran pertama dg bidan hypnobirthing, bidannya sabar n hanya melakukan intervensi ketika memang perlu. Tp sayanya belum paham gentle birth, jadi cuma tau dengerin audio hypno aja, pas gagal fokus, udah deh..ngeden suka2😝

Tapi alhamdulillah yg pertama bisa lotus

Anak yg kedua ini, cuma DCC. Tapi lebih anteng dan auranya selalu membuat saya bahagia setiap kali menatapnya, saya tidak baby blues seperti pasca bersalin anak pertama. 😊😊
Dari segi ASI, subhanallah bu, ngucurrr…
Padahal saya makannya asal, tidak diet FC ketat seperti saat menyusui anak pertama.

Pelajaran yang saya dapat pada pengalaman ini bahwa dalam proses melahirkan yg berjuang bukan hanya ibunya, tapi bayi dalam kandungan pun juga berjuang, menunggu aba2 dari ibunya. Ketika team nya sudah siap..sang bayi pun meluncur dg indah s😘😊.

Selama hamil, pada minggu ke 35 janinnya sungsang dan saya flek shg diharuskan bedrest oleh dokter. Setelah bedrest seminggu, saya rajin kneechest dan yoga untuk sungsang, pas periksa minggu ke 36 di bidan udah ga sungsang. Di minggu ke 38 sungsang lagi, yoga+ doa+relaksasi +ikhlas, Alhamdulillah pas mgg ke 39 sudah normal.
Saat tidak bedrest saya rutin melakukan yoga, relaksasi, latihan nafas dan earthing setiap subuh. (Mengikuti praktik gentle birth di buku)
Pijat perineum cuma sempat 4 kali🙈.
Buku “gentle birth balance”  jadi bacaan wajib saya tiap hari.
Alhamdulillah, doa+ikhtiar+doa+ikhlas. Bayi saya lahir H+1 HPL.

img-20160709-wa0006

10 hal yang perlu Anda ketahui tentang Nyeri dalam Persalinan

Yang Perlu Anda Ketahui

Masih membahas tentang nyeri, karena hingga saat ini, bahkan hingga tadi pagi saat saya bertanya dengan klien saya di kelas Gentle Birth Preparation tentang apa yang dia takutkan saat menghadapi proses persalinan, jawabannya adalah TAKUT SAKIT/NYERI.

Nah di artikel ini saya akan membahas tentang beberapa hal yang sebaiknya Anda ketahui tentang nyeri/sakit dalam proses persalinan:

  1. Nyeri/sakit dalam proses persalinan itu berguna

Nyeri/Sakit dalam bahasa inggris di sebut PAIN. Ternyata ada singkatannya lho
P : Purposeful = Ny9aaf9a849b5d383cec3cb16b9fa438c1eri yang hadir sebenarnya mempunyai tujuan yang positif yaitu melahirkan bayi Anda

A : Anticipated = Nyeri yang hadir dapat dipersiapkan atau mempersiapkan apa yang akan terjadi

Pilih Nyeri Ngeri atau Nyeri Nikmat?

Apa Itu Nyeri?

Membahas tentang nyeri, apalagi dalam proses persalinan tentu menjadi sebuah pembahasan yang menarik. Dan mungkin tidak ada habisnya.

Beberapa orang mempunyai pendapat bahwa Nyeri yang dirasakan oleh seorang ibu yang melahirkan adalah sebuah rasa nyeri yang menakutkan dan mengerikan. Sehingga berbagai cara digunakan untuk menghilangkan atau mungkin sekedar mengurangi rasa nyeri tersebut.

Ada juga beberapa orang yang berpendapat bahwa nyeri dalam proses persalinan harus di alami semua wanita yang sedang melahirkan. Hingga ada beberapa pernyataan bahwa “yang namanya melahirkan ya harus sakit/nyeri. Karena kalau tidak sakit berarti bukan melahirkan”

“nyeri dalam proses persalinan adalah wujud dari lahirnya IBU. Sehingga jika mau disebut IBU ya harus mengalami nyeri tersebut”

Sakit Adalah Pengalaman

Karena itulah rasa sakit saat melahirkan adalah sebuah pengalaman yang di takutkan dan dicemaskan oleh semua wanita. Bahkan tidak jarang seorang wanita akhirnya memilih untuk melakukan operasi SC karena mereka menghindari rasa nyeri tersebut.

Pengalaman rasa sakit tidak mudah untuk dipahami. Nyeri tidak hanya proses merupakan proses biologis. Tentu saja, rasa sakit adalah proses neurobiologic, tapi, itu juga merupakan pengalaman yang melibatkan emosional; rasa ini membawa kenangan dari pengalaman menyakitkan masa lalu; dan, ada kesadaran dari rasa sakit yang dapat diubah atau dimodifikasi.

Pengalaman nyeri bervariasi dari individu ke individu dan dari budaya ke budaya. pengaruh budaya tentang persepsi akan rasa nyeri memodifikasi cara bangsa dan budaya saat mengatasinya. Rasa sakit dari operasi atau cedera disebut nyeri akut. rasa sakit ini memiliki tujuan biologis.

Rasa ini memberitahu kita di mana kita terluka sehingga kita dapat melindungi diri kita sendiri. Nyeri ini juga mengaktifkan mekanisme pertahanan tubuh yaitu melawan dan menghindar yang melindungi kita ketika kita terancam oleh lingkungan yang tidak bersahabat. Sama halnya dengan nyeri saat proses persalinan, nyeri ini adalah cara tubuh dan janin kita berkomunikasi.

Nyeri pada proses persalinan TIDAK merupakan sinyal bahwa ada sesuatu yang salah. Nyeri persalinan membantu Anda menentukan apa yang terjadi dalam tubuh Anda, Anda masuk ke dalam tahapan yang mana dan tindakan apa yang mungkin Anda ambil, untuk beradaptasi dan menikmati rasa nyeri ini

Ini adalah rasa sakit dengan tujuan positif. Nyeri persalinanlah yang menyebabkan bayi Anda lahir. Dan ini sangat berbeda dari rasa sakit cedera, infeksi, atau penyakit kronis.

Pandangan medis tentang melahirkan dan rasa sakit

Untuk memahami rasa sakit ini ada hal yang harus ditinjau ulang yaitu konsep rasa sakit karena penyakit, dan rasa sakit kelahiran. Dan ilmu kedokteran Barat.menginterpretasi bahwa:

  1. Persalinan adalah penyakit dan bukan proses alamiah. 
    Kenapa bisa demikian? Ya…karena di tempat pelayanan kesehatan, baik itu Rumah Sakit, Klinik Bersalin, Bidan Praktek Swasta, sebutan untuk ibu hamil atau ibu melahirkan adalah PASIEN bukan KLIEN. Dimana secara otomatis pikiran bawah sadar kita merekam bahwa PASIEN adalah sebutan atau juk=lukan yang di sandang oleh orang sakit.

Ya..biasanya Anda akan di panggil sebagai PASIEN.bukan sebagai TAMU atau KLIEN. Bahkan ketika Anda hendak masuk ke RS pun Anda harus lewat di Unit Gawat Darurat dahulu. Seolah olah proses melahirkan adalah proses kegawatdaruratan.

  1. Semua rasa sakit dan nyeri harus didiagnosis, dipantau dan dihilangkan. 
    dalam ilmu kedokteran Modern, khususnya ilmuwan, percaya bahwa kita harus mampu menguasai lingkungan kita dan hidup kita untuk menghindari rasa sakit dan bahkan kematian.Sehingga tidaklah heran, bahwa berbagai cara secara medis dilakukan untuk mengurangi bahkan menghilangkan rasa sakit tersebut. Namun Perempuan dalam beberapa suku yakin dan percaya dalam tubuh mereka di design untuk melahirkan secara alami.
    Pada beberapa kelompok orang sakit adalah sesuatu yang diasumsikan sebagai .
  2. Sistem kesehatan dibangun dan berfokus pada bencana/komplikasi/resiko komplikasi dan mereka seolah diharapkan terjadi. 

Jika Anda menganggap bahwa kebanyakan persalinan itu akan berlangsung normal dan tanpa komplikasi serius (80% atau lebih), namun mengapa fakta di lapangan adalah semua kamar bersalin dilengkapi dengan peralatan berteknologi tinggi, seolah akan terjadi komplikasi yang berat terhadap setiap ibu yang melahirkan.
Kamar-kamar persalinan di design tidak untuk mengurangi masalah untuk mendukung proses normal kelahiran, tetapi untuk mencoba mengatasi resiko yang di anggap potensial terjadi (Suzane Arms).

Ketakutan adalah sebuah elemen yang memenuhi pemikiran para tenaga kesehatan, yang kadang-kadang tanpa disadari seringkali menyebabkan mereka kehilangan akal sehat. 

Bagaimana cara mengatasi rasa sakit/nyeri?

Belajar untuk mengatasi rasa sakit bukanlah konsep baru bagi kebanyakan wanita. Setiap orang telah mengalami rasa sakit, dan sebagian besar dari kita sudah mengidentifikasi langkah-langkah yang membantu mengatasinya. Berikut adalah beberapa ide yang dapat membantu dengan melahirkan.

Coba teknik yang Anda rasa membantu mengatasi rasa sakit, seperti kompres dingin saat Anda sakit kepala atau cedera. Jika Anda pernah melahirkan sebelumnya tentu Anda akan berpikir tentang yang teknik dan manajemen nyeri yang bagaimana yang Anda rasa paling sukses dalam membantu Anda dalam mempersiapkan persalinan lagi.

Jika Anda merasa agak tidak berhasil dalam mengatasi nyeri persalinan sebelumnya, Anda mungkin takut atau gugup ketika Anda berpikir tentang proses itu lagi. Luangkan waktu untuk mengakui ini dan mengakui bahwa ini adalah perasaan yang normal.

Berdayakan Dirimu (Birth Story)

Cerita Persalinan

Cerita tentang kehamilan dan melahirkan adalah salah satu terita yang bersejarah dalam kehidupan kita. sebuah cerita yang tidak akan terlupakan dan selalu saja dikenang maupun terkenang. siapapun yang terlibat dalam proses persalinan, pasti bisa menceritakan kembali proses tersebut.

dan semua orang yang mendengarkan cerita atau kisah persalinan pasti juga tertarik dan ingin tahu. bahkan siapapun yang mendengar kisah bisa saja tersugesti. Nah apa jadinya apabila kisah kelahiran menjadi sebuah cerita yang menyeramkan dan menakutkan? sayang sekali bukan?

Nah saya senang sekali ketika apa yang saya lakukan selama ini yaitu memberikan edukasi kepada para ibu ibu melalui berbagai media baik buku, web, sosial media bisa menginspirasi Anda dan membuat Anda mau memberdayakan diri. karena harapan saya adalah semakin banyak ibu, keluarga dan bayi yang merasakan pengalaman positif saat melahirkan dan dilahirkan. dan ini adalah salah satu cerita kisah kelahiran seorang ibu dari Jakarta.

Dan Kami Lahir Kembali (Birth Story)

Pengalaman Berharga

Cerita ini aku persembahkan untuk ibu dan bapak di seluruh Nusantara. semoga kisah kami menginspirasi dan membuat Anda semangat. karena saya yakin bahwa semua kisah kelahiran sangat unik dan pasti terkenang seumur hidup.

Dan inilah kisah kami:

AKjr_nyureng

CERITA DARI ARANKA KAYANA UNTUK LASKAR GENTLE BIRTH

Dear, Tante-tante cantik, kece, dan berhati malaikat. Terima kasih atas doa dan dukungannya untuk Aranka Kayana, berhasil lahir alami tanpa induksi tanggal 27-07-2016, Pukul 17.17 WIB.

Berat 3.2 Kg, Tinggi 49 cm, Baby Boy…

Proses yang panjang tapi menyenangkan untuk dikenang.

Maaf aku gak punya cerita sekeren tante-tante Laskar Gentle Birth yang lain.

Tapi aku bahagia karena semesta mendukung kelahiran kami bertiga (Ibu, Bapak, Aran).

Pagi hari, Ibuku periksa ke Bidan yang dari awal sudah Ibu pilih untuk nanti melahirkan saya. Tapi ternyata bukaan Ibu baru seujung jari. Ibu agak sedih saat itu, tapi kabar baiknya adalah Ibu dan Bapak bias menikmati suasana pagi hari yang syahdu dengan lembahyung fajar keemasan.

Sore harinya Ibu mengajak Bapak jalan-jalan ke Taman Sari. Katanya, Ibu mau ngasih tau ke aku tempat pertama yang bikin Ibu dan Bapak saling jatuh cinta. Xixixi..

Fahmi

Setelah itu Ibu kontrol ke dr.  Fahmi (doketr yang kata Ibu & Bapak mirip Tora Sudiro), haha. Kata Pak dokter, kondisi aku semua bagus, Ibu disuruh bersabar. Berkat penjelasan Pak dokter Ibuku jadi tenang dan senang lagi. Gak sedih seperti tadi pagi.

Lalu kami bertiga pulang, terus aku diajak makan nasi padang sama Ibu jam 10 malem. Eh abis makan nasi padang, Ibu mules-mules. Langsung buang air besar banyak bingitz, terus jam 11 malem Ibu kesakitan gak bisa bobok dan gak mau bobok, maunya jalan-jalan terus bolak balik, dari kamar ke dapur ke ruang tamu ke kamar lagi, muteeerr terus…

Ibu – Bapak agak panik di awal, lalu manggil bidan terdekat yang ada, dicek dalam, ibu udah bukaan 1 menuju ke 2. Ibu bidannya bilang supaya ibu istirahat aja terus besok pagi dibawa ke klinik buat cek bukaan lagi. Ohya Ibu bidan yang datang ke rumah malam hari kan tanya, siapa dokter obgyn Ibu, lalu Ibu jawab : “dr. Fahmi”. Masa kata Bu Bidan : “Wah kalau lahiran sama dia diajak ngobrol aja bisa langsung bukaan 10 tuh, ganteng sih.” // Eeeeaaaakkk!!! // Habis periksa Ibu, Bu Bidanpun pulang.

Yesie

My Awesome Birth

Birth Story

melahirkan = DILAHIRKAN

Saat seorang wanita melahirkan, sebenarnya dia juga dilahirkan. dilahirkan menjadi seorang IBU.

ada banyak sekali hal yang bisa dipelajari. dan satu hal yang harus di pahami bahwa proses persalinan dan kelahiran adalah peristiwa yang TIDAK TERLUPAKAN . jadi mari siapkan dirimu dan buatlah pengalaman melahirkan yang paling indah dalam hidupmu.

dan ini adalah kisah kelahiran bunda Niken:

IMG-20160801-WA0004

A bunch of love for you, my beloved 💖

Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh, nanda Hisyam Adhyasta kesayangan mami papi..
Haii nak, melalui tulisan ini, mami mau berbagi kisah indah bagaimana kita berjumpa untuk pertama kalinya.. Cekidot ya sayang 😘😘

Syam, mami papi menghalalkan hubungan kami di tanggal 10 Oktober 2015. Alhamdulillah tak lama setelahnya, kamu memberikan sinyal cinta telah hadir dalam kehidupan kami. 9 Desember 2015, alhamdulillah mami positif ➕➕

Sayang, terima kasih sudah sangat baik dalam perut mami. Mami hampir tidak mual dan muntah, malahan apa saja masuk mulut 😁 mungkin itu yang membuat syam embil yaa, hihihii

Smuanya lancar selalu sayang, terima kasih anak sholih mami papi 😘😘

Di trimester tiga, walaupun bisa dibilang agak telat, mami mulai memberdayakan diri. Banyak sahabat mengenalkan persalinan nyaman, yaa karena tempat tinggal kita yang terlalu eksklusif di kepala burung Tanah Papua, mami belajarnya by book dan online aja 💪 jadilah mami sering-sering buka web bidankita.com dan nyari buku-buku yang membantu.

Sampai tiba waktunya, 31 Juli 2016. Hisyam 38w6d.. Kebetulan kita bobonya di rumah mbah, paginya mami ngerasa perut bagian bawah kenceng dan pinggang belakang nyut nyut. Rasanya seperti yang sudah sudah, cumanya lebih intens. Bilang sama papi tapi masih dibawa santai.

Sempat beli ayam kampung dan donat dulu buat makan, mami laper deeek 😁 pas pulang, sambil ngemilin donat, gelombang cintamu dateng mulai teratur. Langsung on app Kontraksi Nyaman Kakak Pembina baik hati.

12028688_10205150652631984_9087397094967286460_o

Seingat mami, jam sebelas gitu udah ada notifikasi “segera ke nakes” karena udah 5 menit sekali, tapi mami ngeyel. Masih mau berdua papi di rumah. Sampai simbah dateng, bujuk bujuk ayo ke rumah sakit, buat ngecek. Simbah ga sabaran dek., hhihi..
Jam 1 siang, siap2 ke rs deket rumah, bismillah, sebelumnya ngecek udah ada bloody show..
Papi dan mbah akung mulai angkat barang2. Tak lupa papi nenteng jimbol kesayangan masuk mobil, ealah dek, ada tetangga ngirain kita mau piknik bawa2 bola gede, padahal kan mau nyambut kamu, syam .. hihiihi

Sampai di rs, cek pembukaan alhamdulillah udah bukaan 4. Sambil nunggu, mainan jimbol (birthing ball), mami nyeletuk, “pi, laper, mau makan es krim magnum yaa” cuuusss simbah beli deh.
Sampai tetangga ibu2 sebelah yang mau lahiran melongo nanya papi, “ini yang mau lahiran mas? Kok masih ketawa2? Emang ga sakit mba? Malah mainan bola juga. Eeeeh makan eskrim??” ahahah mami papi ketawa aja syam. Kita kan mau nyambut tamu agung yaa dek jadi kudu lemesin aj tsaaay 😌😌

Oia dek, ada lagi yang lucu. Teringat pesan buibuk di lgb, melahirkan itu harus cantik, karena mau melakukan prosesi sakral, mami udah jauh2 hari udah nyiapin make up bag dalam hospital bag, hihi. Jadi sebelum berangkat ke rs, mami mastiin ke papi, “make up bagku ada kan pi?” mami centil ya dek? 😁 ga dooong, kan kudu cantik karena mau ketemu pangeran (baca : hisyam)

Mulai naik kasur jam 4.30 karena udah bukaan 8. Papimu hebat dek, tidak sedetik pun melepas tangan mami, genggam teruuuuuss. Nyamaaaaann.. Papi siaga 😎

Rasanya kontraksi sungguh aduhai dek, mami sempat ngeblank di bukaan terakhir. Tapi teringat pelajaran dari kakak pembina baik hati, sambil papi ingetin inhale exhale. Oia papi bilang, mami slalu ngucap, “niken kuat niken bisa”.

Adzan maghrib 6.30, mami masih ingat dengan jelas suaranya. Disusul makpyoooooookk, anget2 banjir di kasur, dan 5 menit kemudian Hisyam Adhyastha pun lahir ke dunia. Allahu akbar. Rasanya deeeeeekk.. Dunia ini benar2 menyambutmu, mami senyum, papi menangis haru, lalu menyambutmu. Aah sayang, kamu anugerah terindah kami 💖

Mami diacungi jempol bu bidan karena tidak berisik selama persalinan, malah senyum, ketawa, alhamdulillah. Sekali lagi ini karena pemberdayaan diri (yang masih secuil ilmunya).

Deeek, mami akui, mami masih jauh dari sempurna mempersiapkan bertemu denganmu. Namun mami puas, afirmasi selalu soal berat badanmu yang kalau sudah 3kilo segera kabari mami, menanyakan langsung padamu mau lahir ditemani simbah atau tidak (karena simbah harus dinas luar kota seminggu kemudian), kita sama2 mempersiapkan diiri supaya minim intervensi nakes sampai afirmasi melahirkan nyaman semua terpenuhi, ma syaa Allah. Senang sekali mami.. Walau perineum tak utuh, tak berkurang bahagia mami nak. Hisyam luar biasaa..

Mami baru masuk grup kece Laskar Gentle Birth di seminggu sebelum bertemu denganmu. Untunglah punya kluarga baru di sana yang benar2 solid. Dukungan doa cints dari ibu2 kece membuat mami bersemangat, bahagia, karena seperti punya banyak keluarga yang mendukung persalinan nyaman ini. Banyaaaaak sekali ilmu di sini, coba kenal dari dulu yaa, jadi bisa lebih maksimal 😎

13697190_10207012400734523_2380556552333057721_n

Terima kasih kak Yesie, kakak pembina kece, yang walau baru mami kenal, namun banyak membantu mami memberdayakan diri. Terima kasih buat mbak2 lgb yang mendukung penuh cinta. Cium satu2 😘
Terima kasih buat Papi paling ganteng paling kece paling siaga sepanjang masa dan simbah and the gank
Daaaan tentunya terima kasih banyak kesayangan mami, sama2 belajar dengan mami mempersiapkan ini semua 😘😘

Laskar Gentle Birth

Awal Cerita

Berawal dari ide membuat group WA, yang isinya adalah klien klien prenatal gentle yoga di Jogja supaya memudahkan saya untuk berbagi ilmu, memberikan pengumuman, atau koordinasi atau apapun yang berkaitan dengan prenatal gentle yoga.

Di luar dugaan, group yang isinya tentu ibu ibu ini antusiasme nya luar biasa. di group WA ini kami bisa curhat, bisa sharing, bisa saling olok olokan seseruan dan bisa ketawa bersama. bahkan bisa saling info apakah kelas yoga masih ada seat nya, karena saking serunya, hampir setiap hari selasa, para ibu selalu datang pagi pagi dan berebutan seat. karena memang kapasitas studionya hanya 15 seat, dan hampir setiap selasa, keriuhan para ibu untuk berebut seat sangat luar biasa.

Lahirlah Laskar Gentle Birth

Semakin hari kami semakin akrab, hingga setiap yoga hari selasa di kelas prenatal gentle yoga seolah menjadi sarana ngrumpi bareng dan hang out bareng. dan semuanya menjadi keluarga. dan saking akrabnya akhirnya group yang semula bernama “Prenatal Gentle Yoga Client Jogja” berubah menjadi “LASKAR GENTLE BIRTH”

Di Laskar Gentle Birth (LGB) ini kami saling berbagi, saling support, saling mendoakan. dan tanpa di duga perkembangan group ini luar biasa dan akhirnya menjadi komunitas dalam kurun waktu sekitar 3 bulan.

Saya sangat beruntung sekali, saya sangat bersyukur, karena di group LGB ini semua ibu berhasil merasakan pengalaman yang positif saat melahirkan dan dilahirkan. kami tumbuh bersama, kami belajar bersama.

Melahirkan itu = Bahagia, Melahirkan = Tugas Mulia

Lelaki Pejuang Kami

Well setelah lama sibuk dengan baby and toodler, akhirnya berkesampatan untuk menuliskan sepenggal cerita tentang kelahiran lelaki pejuang kedua kami.

Lets start the story.. Story about love, miracle, patience and blessing..

Saya selalu percaya bahwa setiap wanita tercipta dengan sempurna, karena merekalah yang akan mengemban tugas mulia sebagai seorang ibu.. Mengandung, melahirkan, menyusui, mendidik dengan cinta kasih adalah naluri yg paling alamiah yang dimiliki oleh setiap wanita.

12792382_1070718046284265_6677079065917534357_oYaahhh,, hal apalagi yang paling membahagiakan bagi wanita selain mengetahui dirinya tengah hamil buah cintanya? Begitupun dengan yang saya rasakan, sangat bersyukur Sang Pencipta mendengar doa kami. Kehamilan di waktu yang tepat, pas sekali bertepatan saat anak pertama kami berumur 3 tahun. Banyak orang bertanya apakah ini sengaja diprogram? Iyaa, Tuhanlah yang memprogramnya (saya tidak KB selama ini).

Kehamilan dinikmati dengan bersyukur dan bersuka cita tiap hari. Mulai belajar lagi, membaca lagi, browsing lagi dan lagi lagi rajin mengintip web Bidan Kita (www.bidankita.com) . Tapi kehamilan kedua bukanlah tanpa kendala karena sudah berpengalaman, ternyata setiap anak membawa karakter masing-masing bahkan saat masih berada dalam kandungan. Morning sickness, Ngidam makanan, kaki kram, bahkan sempat flek saya rasakan dikehamilan kedua ini, yang tidak saya rasakan dikehamilan pertama.

12710994_1062319680457435_7144927557268628766_oMasuk trimester ke dua saya bersyukur dipertemukan dengan bidan idola saya sejak hamil pertama, sayang saat itu kami belum berjodoh, Bu Yesie Aprillia empunya Bidan Kita. Wiihhh rasanya senang sekali bisa ikut kelas salsa untuk ibu hamil dan sejak saat itu saya mulai rajin mengikuti prenatal yoga (uk 25week), ilmu yang saya dapatkan sangat luar biasa bahkan bukan sekedar ilmu tapi banyak teman sesama ibu hamil bisa sharing bersama yang akhirnya sekarang tergabung dalam sebuah komunitas #laskargentlebirth.

Yoga, latihan nafas, relaksasi dan afirmasi ke bayi terus saya lakukan, salah satu yang selalu saya bisikkan ke bayi saya adalah “adek pinter, sehat, kuat.. lahirlah disaat yang tepat dan cara yang hebat”. Dan anak saya mendengarnya, dia memilih untuk lahir di usia kandungan tepat 37 minggu.

Diawali dengan gelombang cinta yang datang dini hari Selasa 19 April 2016, namun masih belum cukup intens jadi saya memutuskan untuk lanjut tidur (walaupun sesekali terbangun merasakan gelombang cintanya).

MENEMUKAN BAHAGIAKU (Birth Story)

IMG-20160110-WA0002

Positif hamil.. Ya, itulah salah satu kebahagiaan kami.. Yang di nanti dan ditunggu..
Akhirnya amanah itu datang pada kami disaat usia pernikahan baru menginjak usia 3 bulan.. Alhamdulillaah..

Dengan posisi domisili yg masih di Jakarta, jadilah segala pemeriksaan dilakukan disana.. Tapi malangnya, di pertemuan pertama saya bertemu nakes yg akhirnya membawa rekaman kurang baik tentang kehamilan dan membuat saya nyaris stres pada kehamilan yg ditunggu tunggu ini..

Keputusan besar pun dibuat.. Ya, saya memutuskan resign..
Demi menjalani masa kehamilan yg menyenangkan dan menenangkan, berbekal dari kisah kembar saya, dimana kehamilan dan persalinannya layak untuk dikenang.. Bukan menjalani kehamilan dibawah bayang-bayang diagnosis nakes yang serba negatif..