Bidan Kita

Home Blog Page 40

Membantu Bayi Anda mencari Posisi Bagus Untuk Kelahiran

Pemosisian Janin Secara Optimal

Pemosisian Janin secara optimal atau Optimal Fetal Positioning (OFP) adalah teori yang dikembangkan oleh bidan, Jean Sutton dan Pauline Scott. Mereka menemukan bahwa posisi dan gerakan ibu dapat mempengaruhi cara bayinya memposisikan diri pada minggu-minggu terakhir kehamilan.

Hal ini diyakini menjadi isu gaya hidup sebagai akibat masyarakat statis, dengan pekerjaan fisik yang kurang pada sehari-hari.

Tidak seperti pada jaman nenek moyang kita terdahulu, untuk pegi ke pasar atau ke suatu tempat mereka harus berjalan kaki lama bahkan naik turun perbukitan dengan jalan kaki, sedangkan sekarang untuk melakukan semua pekerjaan sehari-hari saja terkadang kita tidak memerlukan aktivitas fisik apapun karena semua sudah dibantu tehnologi.

Ada remote control, ada mobil, sepeda motor dan sebagiainya sehingga hal ini membatasi gerak fisik kita. Dan ternyata ini sangat erat korelasinya terhadap proses persalinan nanti.

Akhir-akhir ini semakin banyak ibu yang mengeluh kesakitan pada saat persalinan, selain itu angka SC sudah semakin tinggi. Mal posisi dan mal presentasi, dimana terjadi kelainan posisi janin membuat proses persalinan lebih sulit bahkan janin tidak dapat bergerak melewati panggul sehingga mau tidak mau keputusannya adalah SC.

Beberapa ibu bahkan didiagnosa DKP (Disporposi Kepala Panggul) dimana terjadi ketidaksesuaian proporsi antara kepala janin dan besar serta luas panggul , hal ini disebabkan karena janin yang terlalu besar atau panggul yang terlalu kecil, juga sering disebabkan karena janin dalam posisi posterior atau mal posisi. Karena sebenarnya kejadian DKP yang sejati cukup rendah.

Keuntungan dan Kekurangan Posisi Persalinan

Posisi Lithotomy

Posisi lithotomy adalah salah satu posisi kelahiran yang paling umum, terutama di rumah sakit karena merupakan salah satu posisi paling mudah bagi penolong persalinan terutama apabila Anda menggunakan epidural.

Selama ini sebagian besar orang awam juga menganggap posisi ini posisi yang lazim dan paling baik digunakan karena di banyak tayangan TV yang pernah kita lihat selama ini, biasanya selalu menggunakan posisi ini.

Akhirnya banyak orang awam berasumsi bahwa posisi lithotomy digunakan karena telah terbukti menjadi posisi yang terbaik untuk ibu dan bayi, meskipun sebenarnya tidak. Karena sebenarnya posisi ini adalah posisi terburuk bagi persalinan, namun sayangnya posisi ini masih saja di digunakan di banyak rumah sakit.

Pastikan Anda membaca semua keuntungan dan kerugian dari posisi lithotomy sehingga Anda tahu dan akan menghindari posisi ini sebisa mungkin!

lithotomy-position-8789_3

Posisi Persalinan: Berbaring / Posisi Lithotomy / Terlentang

Keterangan:

Berbaring telentang atau miring sedikit, kadang-kadang dengan kaki di sangga.

Keuntungan:

Tidak ada Keuntungan, Selain tidak akan mengganggu pemasangan kateter, infus, kateter epidural atau monitor internal janin.

Kekurangan:

1. Lithotomy posisi lebih menyakitkan daripada posisi lainnya (1,2)

2. Akses mudah ke perineum. (bidan sering melihat ini sebagai keuntungan, tapi jika Anda ingin menghindari tindakan episiotomy atau bahkan menghindari kejadian robekan perineum, maka hindari posisi ini)

3. Tidak membantu proses persalinan sama sekali.

4. Pembukaan panggul sempit atau tidak maksimalo dan tekanan tempat di tulang ekor sangat banyak

5. Ibu harus mengejan dengan melawan gravitasi dan ini meningkatkan lamanya atau panjang nya tahapan mengejan.

6. Meningkatkan tekanan pada perineum yang dapat meningkatkan robekan dan derajat episiotomi, terutama jika dibandingkan dengan posisi jongkok (3,4,5,6).

7. Gerakan ibu akan sangat dibatasi sehingga meningkatkan lamanya persalinan (7,8).

8. Meningkatkan risiko persalinan dengan vaccum ataupun Forcep (9,10,11).Â

9. Mengejan dalam posisi lithotomy meningkatkan peluang Anda untuk dilakukan episiotomy (12)

10. Posisi ini membuat tekanan pada pembuluh darah menuju rahim dan dapat membatasi aliran darah ke bayi. (13,14,15,16) ini dapat menurunkan detak jantung bayi yang menyebabkan Bidan Anda harus memantau Anda lebih lagi yang bahkan justru dapat lebih membatasi gerakan Anda.

11. Ini meningkatkan risiko bayi berada di posisi yang buruk (malpresentation)

12. Posisi ini meningkatkan risiko terjadinya distosia bahu (17)

 

side-lying-2 side-lying-1

image from here

Posisi Berbaring Miring

Posisi berbaring miring bisa sangat membantu jika Anda mencoba untuk menghindari posisi lithotomy.

Tips:

Lakukan Percobaan dengan mencoba berbagai variasi posisi ini untuk menemukan posisi mana yang paling nyaman.

Kaki atas dapat didukung atau disangga oleh pasangan Anda. Posisi miring ke kiri dapat digunakan dalam kala I dan dalam kala II persalinan.

Tapi, cobalah untuk tidak menggunakan posisi ini pada awal persalinan karena dapat memperlambat segalanya. Posisi miring dapat membantu jika proses persalinan berjalan terlalu cepat, biasanya terjadi pada ibu dengna jumlah anak lebih dari satu.

Keuntungan:

  1. Posisi ini dapat digunakan untuk beristirahat disela kontraksi
  2. Dapat digunakan dalam persalinan dengan epidural.
  3. Posisi ini membantu Anda untuk mengurangi tekanan dari organ-organ internal ke tali pusat yang memungkinkan pengurangan jumlah suplai oksigen yang mengalir ke bayi.
  4. Ini membantu untuk menjaga denyut jantung janin tetap stabil selama kontraksi.
  5. Menghemat energi si ibu
  6. Menguntungka bagi ibu yang memiliki tekanan darah rendah.

Kekurangan:

Bisa memperlambat persalinan jika tidak digunakan dengan tepat. Artinya pada kala I fase aktif posisi ini tidak akan membantu penurunan bagian terendah janin. Karena posisi ini tidak dapat memanfaatkan gaya gravitasi bumi

squating SONY DSC

Berjongkok

Dari semua posisi persalinan yang dapat Anda pilih, untuk kala II posisi berjongkok ini mungkin adalah posisi yang terbaik. Jika Anda berharap untuk melahirkan secara alamim maka belajar bagaimana melakukan posiis jongkok adalah salah satu cara untuk mewujudkannya!

Bagaimana cara posisi jongkok? Posisi ini sama seperti posisi ketika Anda Buang Air Besar di WC Jongkok. Anda dapat mengatur posisi jongkok ini tanpa di sangga atau di dukung pasangan Anda, walaupun ini akan membutuhkan latihan terlebih dahulu dan kekuatan kaki yang lebih. Atau Anda bisa berjongkok dnegna didukung atau di sangga pasangan Anda. ilustrasi di sini benar-benar menunjukkan seberapa dekat Anda dengan pasangan Anda. Pastikan Anda membaca tips untuk beberapa info penting!

Tips:

– Yang terbaik Adalah menggunakan posisi ini pada tahap kala II Persalinan yaitu fase mendorong atau mengejan, karena dapat posisi melelahkan. Maka Anda mungkin akan butuh bantuan pasangan. Dan akan lebih baik lagi apabila Anda sudah latihan sejak kehamilan untuk meningkatkan kekuatan kaki. Yoga bisa menjadi pilihan latihan tersebut.

– Posisi Jongkok telah dikaitkan dengan tingkat robekan perinbeum yang lebih tinggi di beberapa penelitian, meskipun di penelitian lain hal ini juga di bantah. Karena sebenarnya yang membuat semakin banyak kejadian robekan perineum bukanlah posisi jongkoknya namun tehnik berjongkok yang digunakan. Misalnya, jika Anda jongkok dengan berat badan Anda tertumpu pada jari kaki, betis, paha, maka perineum dan vagina Anda ototnya akan semakin ketat/kencang. Sedangkan jika berat badan Anda tertumpu ada tumit Anda (mungkin dengan gulungan handuk di bawah tumit Anda untuk menyangga jika diperlukan ), otot perineum dan vagina akan lebih bisa rileks, dengan demikian dapat mencegah robekan perineum.

– Posisi Jongkok memperpanjang otot gluteus Anda, paha belakang dan quadriceps (paha) dan otot betis Anda. semua otot ini akan sangat membantu! Dengan demikian otot di wilayah perineum dan vagina akan lebih fleksibel.

Beberapa tips lain untuk posisi jongkok yang baik:

  • Praktekan posisi jongkok dengan gulungan handuk di bawah tumit Anda sampai Anda bisa melakukannya dengan tumit yang menapak rata tanpa ada ganjalan gulungan handuk.
  • Cobalah sambil memegang sebuah gagang pintu atau memegang pasangan Anda untuk membantu Anda mendapatkan posisi jongkok yang benar. Ketika memegang gagang pintu, pastikan bahwa garis antara pergelangan kaki dan lutut adalah vertikal. lutut Anda tidak harus jauh ke depan. Ini akan membantu Anda dapat menapakkan tumit ke lantai dengan rata.
  • Pastikan tulang belakang Anda tidak melengkung, terutama punggung bawah, usahakan untuk tetap tegak atau lurus, jika tidak usahakan sedikit cekung. Untuk mencapai ini, Anda mungkin merasa seolah-olah bagian bawah Anda benar-benar mencuat.

Keuntungan:

1. Berjongkok membuka panggul hingga 30% dibandingkan dengan posisi berbaring (18)

2. Posisi Jongkok dilaporkan terasa kurang menyakitkan daripada posisi berbaring (19).

3. Posisi Jongkok dapat meluruskan ‘jalan lahir karena membantu tulang panggul untuk sejajar dengan jalan lahir,ini menyulitkan bagian terendah janin untuk turun ke jalan lahir.

4. Posisi Jongkok untuk melahirkan akan memanfaatkan gaya gravitasi bumi. Jika Anda berpikir untuk mengabaikan efek gravitasi Anda salah besar. Apakah Anda pernah punya pengalaman di mana Anda kesulitan buang air kecil ketika Anda berbaring dan Anda lebih mudah buang air kecil ketika Anda berdiri atau jongkok? Itulah efek GRAVITASI!

5. Posisi ini akan memperpendek tahap mengejan dalam persalinan (20,21,22,23).

6. Yang berarti bahwa oksitosin kurang diperlukan untuk mempercepat persalinan, sehingga dengan posisi ini akan mengurangi kejadian induksi dalam persalinan (19)

7. Posisi Jongkok juga mengurangi kebutuhan penggunaan forsep bila dibandingkan dengan posisi setengah-duduk (22).

8. Posisi Jongkok juga membantu untuk memperpanjang tubuh ibu sehingga dapat memberikan ruang yang lebih banyak kepada bayi untuk masuk ke posisi yang lebih baik.

9. Beberapa studi menyebutkan jongkok yang mencegah robekan perineum (20,23), meskipun beberapa menyebutkan bahwa tingkat robekan adalah sama (19) atau lebih tinggi (21,24) . Seperti yang disebutkan sebelumnya, kalau saya berpikir bahwa peningkatan robekan perineum adalah karena kurangnya dukungan, atau tehnik berjongkok yang salah.

POSISI TERBURUK DALAM PERSALINAN

Posisi Yang Buruk

Baru saja saya mendampingi teman yang sedang melahirkan di sebuah RS di Klaten. Mengapa tidak melahirkan di Bidan Kita? Karena saya tidak bekerja sama dengan asuransi manapun dan sang suami ingin semua biaya persalinan istrinya di tanggung asuransi.

Ketika mendampingi dia di kamar bersalin, saya masih heran mengapa si ibu disuruh melahirkan dan mengejan menggunakan posisi tidur terlentang? Ini sangat tidak sesuai dengan anatomi dasar!

Melahirkan itu ibarat seperti seseorang yang menderita konstipasi atau tidak BAB (Buang Air Besar) selama berminggu-minggu. Coba bayangkan jika Anda yang menderita konstipasi itu. Kira-kira, bisa tidak Anda mengejan atau BAB dengan posisi terlentang? Saya yakin Anda akan merasa kesulitan. Mengapa karena tidak ada bantuan gaya gravitasi sama sekali.

Selain itu jika Anda melihat anatomi dasar seorang wanita, jalan lahirnya itu sebenarnya berbentuk seperti “J”. bukan garis lurus (lihat diagram diatas) nah jika dilihat dari diagram tersebut, ketika bayi akan lahir, dia tidak hanya meluncur lurus ke bawah dan keluar begitu tetapi dia harus menukik kebawah, lalu keatas dan melewati panggul.

Lihatlah gambar di atas dengan hati-hati dan Anda akan mengerti bagaimana cara kerjanya. Jadi, benar-benar gila jika seorang ibu disuruh tidur terlentang dengan kaki di sangga lalu di suruh mengejan sekuat tenaga dnegan harapan bayi badapt segera lahir!

Penting untuk diperhitungkan sebelum memutuskan untuk INDUKSI

Suatu hari saya menerima WA dari suami klien saya yang istrinya galau karena Hari Perkiraan Lahir sudah lewat sekitar 1 minggu (41minggu), beliau cerita bahwa seorang dokter menganjurkannya untuk di lakukan Induksi.

Suami Klien      : Bu Yesie, ini Desi (Nama samaran) lagi menangis bu, dokter Selly (Nama samaran) menyuruh untuk Induksi.

Saya                : kenapa harus induksi mas?

Suami Klien      : ya karena kata dokter, HPL sudah lewat, jadi kasihan bayinya, harus segera lahir.

Saya                : duh mas, jangan induksi dulu, sabar dulu to? Tunggu sebentar. Induksi justru akan meningkatkan resiko operasi lho.

Catatan           : ceritanya bunda Desi sebelumnya sudah periksa di tempat saya, dan serviksnya masih kaku, baru membuka sedikit sekali (kurang dari 1 cm), memang berbagai cara induksi alami sudah kami lakukan mulai dari akupresure, akupunktur, moxibution dll namun saat itu kontraksi tetap tidak muncul. Saya hanya menyarankannya untuk sabar, jika hendak kontrol ke dokter kandungan, saat itu saya menganjurkannya untuk pergi ke Jogja, bertemu dengan dr Adi, (beliau dokter yang pro normal), jangan dokter yang pro SC, karena bisa jadi berbagai intervensi akan di ajukan / di usulkan dan itu bisa membuat klien saya ini bertambah galau hingga akhirnya mengambil keputusan yang salah.

Namun ternyata klien saya ini tidak menuruti apa yang saya anjurkan, beliau berdua malah berkonsultasi dengan dokter kandungan yang menurut saya pro SC (sebagian besar kliennya berakhir di meja operasi)

Sekitar 3 hari setelah WA tersebut saya tidak bisa menghubungi bunda Desi, sms dan WA tidak di respon mereka. Dan di hari ke 3 tiba tiba Hp saya berbunyi dan ternyata itu adalah WA dari bunda Desi yag berkata demikan : “bu Yesie , njenengan bener! Akhirnya saya harus operasi setelah berjuang 28 jam. Dan sakitnya luar biasa bu . di bandingkan dengan Epino yang dilakukan di Bidan Kita tidak ada apa apanya.”

Catatan : Epino adalah alat yang kami gunakan untuk melakukan pemijatan perineum bagi para ibu hamil yang umur kehamilannya lebih dari 34-36 minggu. Ini kami lakukan sebagai upaya mencegah robekan perineum saat melahirkan.

Ya….cerita di atas adalah sekelumit kisah tentang induksi dan potensinya berakhirn ke meja operasi. Dan perlu Anda ketahui beberapa penelitian (salah satunya adalah penelitian ini  ) menunjukkan bahwa menginduksi persalinan meningkatkan risiko bedah caesar, terutama pada ibu yang pertama kali dengan leher rahim yang masih “mentah” (yang belum melakukan banyak dilatasi dan penipisan).

 

Dalam studi tersebut, Mereka menemukan bahwa tingkat sesar yang sangat tinggi di antara ibu yang pertama kali yang diinduksi dengan serviks yang belum matang.

Inilah sebabnya mengapa saya menulis artikel ini. Salah satunya adalah sebagai pengetahuan Anda, bahwa Anda harus meminta dokter dan bidan yang merawat Anda untuk menginformasikan Bishop Skor Anda sebelum anda menyetujui untuk menginduksi persalinan.

Apa itu Bishop Skor?

Bishop Skor adalah sebuah ukuran atau pedoman untuk melihat seberapa lembut dan matangnya serviks Anda sebelum persalinan. ini dapat membantu memprediksi apakah tubuh Anda siap untuk melahirkan, dan apakah induksi akan berhasil atau gagal.

Sistem Skoring Servik_thumb[1]

Lalu bagaimana cara melihat dan menilai Bishop Skor?

Pemeriksaan vagina dilakukan oleh bidan atau dokter untuk  mengevaluasi tingkat:

  1. dilatasi serviks (seberapa jauh leher rahim telah membuka sejauh ini)
  2. penipisan serviks (bagaimana dinding serviks menipis)
  3. konsistensi serviks (bagaimana kondisi serviks apakah sudah melembut atau masih mengencang atau ketat sekali)
  4. Posisi serviks (bagaimana posisi arah leher rahim apakah mengarah ke depan atau ke belakang relatif menghadap dinding vagina)
  5. Stasiun janin (seberapa jauh kepala bayi masuk di panggul)

Setiap faktor yang “dinilai” pada skala 0-2 atau 0-3. Skor maksimum yang mungkin adalah 13.

Nah apabila penilaian bishop skor ini kurang dari 5, dan tetap nekad dilakukan induksi , maka bisa di pastikan induksi tersebut sebagian besar akan gagal dan berakhir ke meja operasi. Jika skor menunjukkan hasil > 9 maka kemungkinan besar induksi tersebut akan berhasil.

Bishop Skor hanyalah salah satu alat untuk memprediksi respon wanita terhadap proses  induksi. Walaupun  faktor-faktor lain penting juga. Nah apa saja faktor itu?

Bentuk Perut Anda dan Posisi Janin

Setiap kali ANC seringkali para klien bertanya tanya tentang bagaimana posisi janinnya saat bertemu dengan saya (saya belum memeriksanya), banyak sekali yang sambil duduk lalu mengelus perutnya yang membesar sambil berkata demikian

“Bu, perut saya kok kadang meleyok ke kanan kadang ke kiri, kira kira posisi bayi saya bagaimana ya?”

Atau

“perut saya kok besar ya bu, bagaimana ya posisi bayi saya?”

Nah sekarang Sekarang mari kita bahas lebih spesifik tentang posisi janin, bagaimana dapat mempengaruhi persalinan dan kelahiran, dan mengapa sangat relevan untuk wanita yang gemuk pada khususnya.

Anterior vs Posterior

Perut yang bentuknya bulat besar seperti bola basket biasanya berarti bahwa bayi anterior. Bagian belakang kepala bayi (“tengkuk”) ke arah depan ibu (yang mengapa posisi ini disebut Tengkuk Anterior atau OA), dan mata bayi kearah ibu bagian belakang.

Lihatlah gambar di bawah ini dan perhatikan bahwa perut ibu tampak besar dan bulat. Hal ini karena mengikuti lengkungan punggung bayi

anteriorphoto

Secara umum, oksiput anterior adalah posisi yang ideal untuk melahirkan. Selama kepala bayi berbaris dengan baik, tidak ada lengan / tangan di jalan, dan melipat dagu, kemungkinan bahwa kelahiran bayi anterior akan maju dengan lancar, terutama jika persalinan dan kontraksi mulai secara spontan.

Nah sedangkan jika bentuk perut ibu tidak rata, dan bergelombang di depan (terutama yang dengan melengkung- kedalam tepat di sekitar atau dekat pusar) sering berarti bahwa bayi posterior. Lihatlah gambar di bawah ini dan perhatikan bagaimana perut tidak begitu bulat dan memiliki “mengengkung kedalam” di bawah pusar.

posteriorphotoMalam posisi ini, bagian belakang kepala bayi (tengkuk) ada di bagian tubuh belakang ibu atau punggug ibu (jadi si bayi posisinya terlentangsehingga posisi ini disebut Occiput posterior atau OP.

Posisi ini biasanya  jauh lebih sulit untuk melahirkan karena diameter kepala bayi di OP lebih besar dan tidak lolos dengan mudah, dan karena tekanan pada leher rahim cenderung merata dan proses persalinan dapat berlangsung lebih lambat.

Bagaimana Mengatasi Proses Persalinan Yang Panjang (Agar Anda tetap mendapatkan pengalaman persalinan yang Indah)

yayuk

Bagaimana Mengatasi Proses Persalinan Yang Panjang

(Agar Anda tetap mendapatkan pengalaman persalinan yang Indah)

Proses persalinan memang sebuah proses yang unik, sebuah proses yang seringkali tidak terduga. Walaupun ada banyak teori yang mencoba membahas tentang proses persalinan, namun tetap saja, proses persalinan tidak bisa di “Kem Paikem-kan” menurut teori dan penelitian serta teori di buku buku ilmu kebidanan dan kandungan yang dipelajari oleh para bidan dan dokter di Indonesia, jika seseorang ibu bersalin sudah memasuki pembukaan 5 cm, maka kedepannya setiap 1 jam, dia akan mengalami penambahan pembukaan 1 cm. è itu TEORI nya .

hingga di buatlah semacam Form yaitu Partogram dimana di dalam form itu, apabila ada “perpanjangan” waktu lama pembukaan, dan itu melewati garis waspada yang sudah di tentukan, maka dianggap si ibu tersebut “GAGAL” dan harus dilakukan intervensi. Yaaach…memang akhirnya seorang ibu bersalin menjadi seolah olah laksana “robot bersalin” saja ketika kita menggunakan pedoman itu, namun itulah PROTAP (Prosedur tetap) yang sudah di tentukan dan di sepakati di dunia kebidanan dan kandungan di Indonesia.

Padahal kenyataannya di lapangan seringkali berbeda. Ada yang proses pembukaan berlangsung sangat cepat, misalnya datang ke RS pembukaan 3 cm, eh ternyata 2 jam kemudian langsung pembukaan lengkap. Namun ada juga yang datang ke RS pembukaan 7 cm ternyata setelah 4 jam pembukaan baru menambah 2 cm.

Nah ketika proses persalinan berjalan lama dan lambat, itulah yang disebut persalinan lama. Atau sering di sebut (kala 1 tak maju, atau kala 2 tak maju) atau prolong labor.

Dan saya yakin mungkin Anda pernah juga mendengar cerita tentang proses persalinan yang lama atau pembukaannya tidak nambah nambah sehingga akhirnya persalinan itu berakhir ke meja Operasi.

Nah pertanyaannya adalah…

Apa itu persalinan lama/prolong labor?

Mengapa bisa begitu?

Bisakah kita mengukur sebuah persalinan secara akurat?

Apa penelitian yang mendukung itu?

Dan apa yang Anda lakukan jika Anda mengalami proses persalinan yang lama?

Nah mari kita mulai dengan pertanyaan ” Apa itu persalinan lama/prolong labor?” begini : Sebagian besar rumah sakit mengukur sebuah proses persalinan berdasarkan penelitian dari Dr Friedman di tahun 1950-an. Dia menciptakan apa yang disebut “Friedman Curve” dan menentukan kurva yang berlangsung dari awal persalinan untuk sekitar 12 jam 1. Kurva Nya diperluas oleh Phillpott dan Kastil di tahun 1970-an, yang akhirnya menciptakan  apa yang disebut “grafik partogram.”2

Ini masih didasarkan pada persalinan 12 jam, dan termasuk pedoman tentang kapan harus memberikan tambahan oksitosin syntetic (Pitocin atau Syntocinon), kapan harus waspada, dan lain-lain

Salah satu dari dua “alat” ini digunakan untuk memonitor proses persalinan perempuan hampir secara universal di seluruh belahan dunia. Ini berarti bahwa ibu yang proses persalinannya di atas 12 jam berarti musti di waspadai atau membuat alarm bagi para medis untuk mendiagnosa atau memebrikan berbagai label klinis pada ibu tersebut – belum lagi persepsi bahwa seorang wanita entah bagaimana menderita karena dia memiliki proses persalinan yang “panjang” atau “lambat” atau Bahkan WHO mengatakan “persalinan yang tidak efisien.” merekomendasikan bahwa proses persalinan yang “berhasil” menggunakan partograf yang menempatkan batasan ketat pada berapa lama seorang wanita “diperbolehkan” untuk waktu melahirkan dia (lebih dari 8 jam berarti waspada, kalau lebih dari 12 jam berarti di caesar)3.

Masalahnya adalah banyak penelitian telah membuktikan bahwa “patokan12 jam” Friedman yang sudah ditentukan benar-benar inaccurate.4

Lalu apa yang benar? Wanita bukan mesin. Mereka tidak dirancang untuk bergerak seperti mesin mekanis atau mesin yang efisien (itu istilah untuk teknologi, bukan istilah untuk proses melahirkan). “Sebaliknya, penelitian telah menemukan bahwa pola dilatasi serviks bervariasi antara perempuan satu dengan yang lain dan itu sangat individual, dan rata-rata lama proses persalinan lebih lama dari temuan Friedman.” – Rachel Reed 4

Nah Mari Kita belajar memahami apa yang disebut “Normal”

Menentukan apa yang “normal” dalam proses persalinan sebenarnya hampir tidak mungkin. Itu karena kata “normal” sendiri sebenarnya tidak memiliki definisi. Ini benar-benar relatif – seperti saat kita masa masa SMP atau SMA, beberapa kelompok menilai bahwa kelompok Anda keren dan “normal” padahal beberapa kelompok lain mengatakan kelompok Anda “aneh”.  Nah jadi apa sebenarnya definisi “normal” itu sendiri?

Tubuh seorang wanita membuka dengan kecepatan yang berbeda. Tubuh Mereka benar-benar terbuka dengan cara yang berbeda. Dan ini saya amati saat saya melakukan pemeriksaan dalam kepada klien saya.

Seni Saat Mandi Ketika Masa Kehamilan

Rasanya Mandi Saat Hamil

Mandi adalah moment dalam kegiatan sehari hari yang banyak di sukai oleh ibu hamil, apalagi ketika kehamilan memasuki trimester ke tiga. Dimana rasa gerah selalu saja muncul dan keringat menjadi berlebihan.

Bayangkan Anda mandi berendam air hangat dan busa yang lembut, pasti tubuh Anda menjadi terasa begitu santai. Semua ketegangan sepanjang hari langsung serasa lumer oleh hangatnya air dan lembutnya busa mandi.  Atau mungkin Anda mandi dengan menggunakan Shower ….saat air hangat mengalir dan menyentuh kepala dan badan Anda, itulah saat yang sangat menenangkan.

Nah ternyata moment mandi ketika masa kehamilan merupakan moment yang asyik yang bisa Anda gunakan juga sebagai sarana untuk “re-programming” pikiran bawah sadar untuk melahirkan dengan mudah, lancar, nyaman dan menyenangkan lho.

mandi2

Berikut adalah 5 tips untuk meningkatkan pengalaman mandi Anda dari menghadirkan rasa nyaman  ke tingkat berikutnya yaitu re-programming pikiran:

  1. Suhu

Hal pertama yang utama yang harus diperhatikan adalah, sebagiknya Anda menghindari mandi dengan air yang terlalu panas kenapa? Karena ketika air yang Anda gunakan terlalu panas, itu arti bahwa suhu tubuh Anda meningkat, dan ini dapat mengirim sinyal ke bayi Anda bahwa ada sesuatu yang salah – seperti demam atau infeksi. Selain itu, ini akan mempengaruhi suhu di dalam rahim Anda.

Tetapi saya juga melihat beberapa klien saya tidak suka mandi dengan air yang terlalu dingin (termasuk saya) nah, Jika Anda tidak dapat menikmati waktu Anda atau tidak mandi selama lebih dari beberapa menit karena Anda mandi dengan air dingin dan Anda tidak menikmati itu, bagi saya berarti tujuan relaksasi tidak tercapai.

WORKSHOP GENTLE BIRTH BALANCE

10

The key to this kind of learning is consitent, reguler, daily practice, whether you feel like it or not.

Practice make perfect

SONY DSC

Di jaman serba modern dan bertehnologi tinggi ini, ketika Anda Ingin berhasil merasakan pengalaman  persalinan yang normal alami, nyaman, indah dan menyenangkan, seringkali tidak bisa Anda raih dengan cara yang mudah maupun instan.

Butuh niat dan upaya yang kuat untuk mewujudkannya. Buku ini menyediakan segala informasi yang Anda butuhkan untuk memulai dan melakukan secara teratur dan berkelanjutan upaya pemberdayaan guna mencapai persalinan gentle birth dan guna mencapai kesadaran dan ketenangan di sepanjang proses kehidupan sehari-hari.

Buatlah komitmen

banyak sekali hal yang harus dipersiapkan guna mencapai proses persalinan yang normal, alami, lancar dan nyaman. Mulai dari persiapan fisik, mental maupun spiritual. Hal ini yang mungkin belum atau bahkan tidak terfikirkan oleh Anda.

Ini semua karena pengaruh budaya “katanya” yang sangat melekat di dalam kehidupan sehari-hari kita. Sehingga ketika Anda percaya (dan biasanya Anda memang percaya) dengan rumus “katanya” yang cenderung negatif tentang proses persalinan, sehingga banyak dari Anda yang akhirnya tidak mempersiapkan apapun dan sulit untuk membuat komitmen.

Namun jika Anda mulai sadar tentang betapa pentingnya proses persalinan dan kelahiran yang lembut dan minim trauma bagi Anda maupun bayi Anda maka mulai sekarang Anda harus mau membuat komitmen untuk mempraktekkan segala macam metode yang ada di dalam program gentle birth balance ini.

Mulailah dari niat dan komitmen dari dalam hati dan pikiran Anda, dengan diikuti ketekunan dan kesabaran untuk mempraktekkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Saya sangat bersyukur ketika mendengar seorang calon ibu dan ayah mengikuti program gentle birth balance ini demi mempersembahkan yang terbaik untuk buah hatinya.

“Saya berdayakan diri dengan mengikuti program gentle birth balance karena tanggung jawab saya kepada Tuhan dalam menjaga amanah yang Dia berikan kepada saya. Tanggung jawab kepada suami, tanggung jawab kepada bayi saya dan tanggung jawab kepada bumi ini”

Bunda Frida, Jogja

Kapan saya memulai untuk mempraktekkan gentle birth balance

Pada dasarnya kapan Anda dapat mempraktekkan gentle birth balance adalah sedini mungkin. Tidak ada aturan yang menentukan bahwa Anda hanya bisa memulai program ini pada saat kehamilan Anda memasuki trimester ketiga, kedua ataupun pertama.

Karena prinsipnya adalah berlatihlah sedini mungkin, sehingga haslinya lebih optimal, apalagi ketika Anda merasakan banyak sekali ketakutan dan kekhawatiran di dalam benak Anda yang berkaitan dengan proses persalinan, ketika Anda merasakan trauma pada proses persalinan yang lalu, juga ketika Anda berkeinginan untuk mempersiapkan diri dan pasangan untuk menciptakan pengalaman persalinan yang indah dalam kehidupan Anda.

Jika Anda berfikir bahwa gentle birth balance adalah salah satu cara untuk menjaga Anda tetep sehat dan seimbang, maka ketika Anda hamil, kapanpun dan berapapun usia kehamilan Anda, Mulailah sedari sekarang.

Nah mari ikuti Workshop Group Gentle Birth balance yang di kemas apik dan interaktif disini

Anda bisa datang bersama pasangan atau calon pendamping (Ibu/Mertua/Saudara/teman) Anda saat persalinan nanti. SONY DSC

Dan di umur kehamilan berapapun, Anda tetap bisa mengikuti program ini, karena semakin dini maka keberhasilan program ini semakin bagus/tinggi.

Semoga Selalu Beruntung

DSC_0124[1]

Hampir dalams etiap doa saya saya selalu berharap saya dan keluarga saya mengalami keberuntungan. Ya…bahkan orang jawa punya pepetah “wong pinter kuwi tetep kalah karo wong BEJO” BEJO = UNTUNG / BERUNTUNG . artinya orang pintar itu tetap kalah dengan orang yang beruntung.

Ya saya termasuk orang yang sering sekali mengalami keberuntungan, bahkan saat proses persalinan saya yang pertama 14 tahun yang lalupun saya mengalami keberuntungan yang luar biasa, belum mengenal hypnobirthing, jarang yoga (jangankan Yoga, kenal apa itu Yoga aja tidak), hobinya makan, berat badan selama hamil naik 25 kg, paling kegiatan yang dilakukan dirumah adalah jalan jalan, menari lagu india, menulis dan membuat kliping serta menghias kamar. Dan ternyata persalinan saya begitu lancar dan cepat

Jam 22 malam ketuban pecah saat saya tertidur, jam 23 anak saya lahir di rumah, TANPA RASA SAKIT.

Ya kalau bukan karena Dewi Fortuna mendampingi saya bersalin terus apa lagi? Hahahaha

Nah tapi tidak semua orang beruntung seperti saya. Ada yang harus mengalami banyak “peristiwa” tapi juga ada yang seperti saya

Aku Mau Perineum-ku Utuh

I-love-my-perineum

gambar di ambil dari sini

Melahirkan Normal, minim trauma dengan perineum tetap utuh adalah SURGA!

Kok bisa?!