Bidan Kita

Home Baby care Gentle Birth dengan berat bayi 4.9 Kg

Gentle Birth dengan berat bayi 4.9 Kg

0
Gentle Birth dengan berat bayi 4.9 Kg

SONY DSC

Pagi ini rasanya ingin sekali berbagi sedikit cerita tentang bunda Ika dan Rina yang membuat saya semakin merasa harus semakin belajar sabar, belajar pasrah dan belajar untuk lebih sensitif lagi komunikasi dengan janin.

 

## Bunda Ika adalah Bunda yang unik…beliau anak ISI Jogja, anak Seni Rupa. awalnya ikut kelas hypnobirthing atas rekomendasi beberapa temannya termasuk mbak Nadiyah yang beberapa bulan yang lalu juga berhasil melahirkan 4kg tanpa mengejan. bunda Ika ini seru..tiap kali datang ke BK selalu naik Motor dari Bantul daerah Gunung Sempu /Kasihan ke Klaten sambil bawa boneka bantal besarrrr buat ngeganjel perut. dan di lehernya selalu ada liontin Kunci jaman doeloe yang diikat dengan tali sebagai kalungnya. Perut mbak Ika memang guedhe, pesen saya saat itu hanya ayo jaga makannya..

 

mbak Ika HPL nya kalau gak salah 26 April, nah Tgl 28 April dia sms kalau perutnya kok sering berasa kram dan sempet keluar cairan…setelah agak siang dia datang ke BK, namun ternyata mabu buka 1 jari itupun sempit sekali dan kepalanya amasih sangat tinggi So saya musti agak “nyodok” banget meriksanya. saat itu mbak Ika tak mau pulang karena dia sudah 2 kali disuruh pulang bidan (ketika periksa di jogja) gara-gara memang belum ada pembukaan. “mbak yesie..aku gak diusir pulang kan? masak dari kemaren diusir terus sama bidan…?” dengan wajah lucunya…pesan saya saat itu hanya ” Boleh tetap disini, dengan satu syarat = Anggap ini rumah Anda sendiri dan musti sabar.”

 

sesaat setelah mbak Ika, ada mbak Rina dari jakarta yang sms juga dan mengatakan kalau dia sudah mengalami kontraksi. mbak rani adalah bunda dari jakarta yang hamil ke -3 kalinya dan dengan riwayat hampir ke 2 anak sebelumnya semua lancar dan 1 minggu maju dari HPL. anak ke dua malah begitu sampai di rumah bidan langsung pembukaan lengkap katanya. dan dia takut “gak Nyandak” waktunya kalau mau dari jogja ke Klaten, takut kebrojolan..apalagi sebelum ini Bunda Andien kebrojolan di Hotel di belakang BK. namun ternyata bunda Rina juga belum pembukaan baru “dekok” setengah serviksnya itupun serviksnya masih teballl sekali dan kepala masih tinggi (** lebih tebal dan lebih tinggi daripada bunda Ika) akhirnya dia memutuskan untuk stay di Hotel Perdana Ry agar lebih nyaman.

 

sesaat kemudian ada bunda Risa dari Solo juga hendak bersalin dan bunda Risalah yang jadi pemenangnya karena paling duluan launchingnya hehehe.

Ketika bunda Risa melahirkan begitu lancar, bunda ika yang kebetulan mendengar beberapa menit suaranya sempat ciut nyalinya “saya bisa gak ya bu?” dan saya hanya jawab…”BISA! semua ibu bisa melahirkan normal itu yang harus Anda yakini dan imani dulu. ”

## Bunda Rina

Sejak umur 38 minggu, bunda ini datang 2 kali ke BK karena kasus sungsang. Pertemuan pertama saya tak berhasil bujuk si bayi buat muterin badannya agar kepalanya di bawah. Tapi pertemuan kedua Puji Tuhan berhasil. Beliau datang ke BK selalu jam 7 pagi karena memang begitu anjuran saya ketika ingin reposisi sungsang. Jadi dari jogja jam ½ 6 sudah berangkat. :0 hhmmm perjuangan ya…

Ketika bunda Risa melahirkan, bunda Rina menginap di Hotel. Beliau sudah galau…tiap hari moxa tapi tak ada perubahan. Hanya saja kalau di moxa pasti si baby aktif gerakannya dan kenceng-kenceng bertambah namun tidak ada perubana entah itu di penurunan kepala maupun di penipisan serviks dan pembukaan.

Sudah sekian lama beliau tinggal di hotel dan wira-wiri ke BK, namun tidak ada perubahan ..mentok hanya mbuka 2 cm. Orang tua dan saudara sudah membujuknya dan menasehatinya untuk pulang aja ke Jogja dan pergi ke RS P*nT* Rap*h agar diinduksi (anak ke-2 lahir disana). Belum lagi suaminya harus pulang balik ke Jakarta karena banyak pekerjaan yang menunggu. Ketika periksa ke BK, ternyata pembukaan juga masih saja 2 cm menangis..itulah yang bisa dia lakukan. Bimbang, marah, sebel, tapi tidak tahu harus bagaimana dan marah dengan siapa. Sambil duduk di teras BK beliau menangis…dan saya hanya bisa bilang;

” Saya bisa juga kasih induksi ibu, tapi ada resikonya. Dan bukankah ibu jauh-jauh dari Jakarta ke Klaten hanya untuk merasakan persalinan alami dan merasakan gentle birth? Lalu kenapa bunda bimbang…siapa tahu bayi ini istimewa. Dan pasti bayi ini istimewa, dia hanya ingin bilang sama ummi nya bahwa ummi, belajar sabar ya? Saatnya tiba nanti aku pasti keluar dengan nyaman.” Ketika saya mengatakan itupun saya hampir ikut menangis karena sayapun juga lumayan cemas, karena esok hari saya harus pergi ke Tegal. 3-4 hari. Bidan senior yang biasa saya mintain tolong kalau saya sedang tidak ada di tempat sedang ke Lampung walaupun assitennya ada namun masih saja cemas. Sedangkan bidan-bidan BK, saya belum berani ninggal dan “melepas” mereka. Sempat saya berfikir dan hendak memutuskan untuk melakukan induksi, tapi entah kenapa saat itu mulut saya berkata dengan sangat lancar sekali bahwa si ibu rina harus menunggu dan lebih sabar lagi. Padahal sebelumnya saya udah mau mengiyakan permintaan bunda Rina untuk melakukan induksi lho…tapi tiba-tiba “dia berbisik” dan yah…saya pun juga harus belajar sabar.