
-
Lilitan sangat ketat dan ganda
-
Disertai penurunan detak jantung janin (bradikardia)
-
Ada gejala hipoksia janin saat proses persalinan
Studi oleh Lee et al. (2021, Scientific Reports) menunjukkan bahwa nuchal cord tidak berhubungan dengan peningkatan angka kematian bayi atau morbiditas neonatal secara signifikan.
Penyebab bayi meninggal karena lilitan tali pusat?
1. Puntiran tali pusat secara berulang-ulang ke satu arah. Biasanya terjadi pada trimester pertama atau kedua. Ini mengakibatkan arus darah dari ibu ke janin melalui tali pusat tersumbat total. Karena dalam usia kehamilan tersebut umumnya bayi masih bergerak dengan bebas.
2. Lilitan tali pusat pada bayi terlalu erat sampai dua atau tiga lilitan. Hal tersebut menyebabkan kompresi tali pusat sehingga janin mengalami kekurangan oksigen. Kematian bayi pada trimester pertama atau kedua sering disebabkan karena puntiran tali pusat secara berulang-ulang ke satu arah. Ini mengakibatkan arus darah dari ibu ke janin melalui tali pusat tersumbat total. Karena dalam usia kehamilan tersebut umumnya bayi masih bergerak dengan bebas. Hal tersebut menyebabkan kompresi tali pusat sehingga janin mengalami kekurangan oksigen.
3. Polihidramnion kemungkinan bayi terlilit tali pusat semakin meningkat.
4. Panjangnya tali pusat dapat menyebabkan bayi terlilit. Namun, tiap bayi mempunyai panjang tali pusat berbeda-beda. Panjang pendeknya tali pusat tidak berpengaruh terhadap kesehatan bayi, selama sirkulasi darah dari ibu ke janin melalui tali pusat tidak terhambat.
Bagaimana Mengatasinya?
1. Melalui pemeriksaan teratur dengan bantuan USG untuk melihat apakah ada gambaran tali pusat di sekitar leher. Namun, tidak dapat dipastikan sepenuhnya bahwa tali pusat tersebut melilit leher janin atau tidak. Apalagi untuk menilai erat atau tidaknya lilitan. Namun, dengan USG berwarna (collor dopper) atau USG 3 dimensi, Anda dapat lebih memastikan tali pusat tersebut melilit atau tidak di leher janin, serta menilai erat tidaknya lilitan tersebut
2. Penatalaksanaan ini hanya bisa dilakukan saat inpartu/dalam persalinan dengan memberikan oksigen pada ibu dalam posisi miring. Namun, bila persalinan masih akan berlangsung lama dan detak jantung janin semakin lambat (bradikardia), persalinan harus segera diakhiri dengan tindakan operasi caesar.
Tanda-tanda bayi terlilit tali pusat
1. Pada bayi dengan usia kehamilan lebih dari 34 minggu, namun bagian terendah janin (kepala atau bokong) belum memasuki bagian atas rongga panggul.
2. Pada janin letak sungsang atau lintang yang menetap meskipun telah dilakukan usaha untuk memutar janin (Versi luar/knee chest position) perlu dicurigai pula adanya lilitan tali pusat.
3. Tanda penurunan detak jantung janin di bawah normal, terutama pada saat kontraksi rahim.
4. Dalam kehamilan dengan pemeriksaan USG khususnya color doppler dan USG 3 dimensi dapat dipastikan adanya lilitan tali pusat
Dalam pimpinan persalinan terutama kala dua observasi, DJJ sangatlah penting segera setelah his dan refleks mengejan. Kejadian distress janin merupakan indikasi untuk menyelesaikan persalinan sehingga bayi dapat diselamatkan. Jika tali pusat melilit longgar dileher bayi, lepaskan melewati kepala bayi namun jika tali pusat melilit erat dileher, lakukan penjepitan tali pusat dengan klem di dua tempat, kemudian potong diantaranya, kemudian lahirkan bayi dengan segera. Dalam situasi terpaksa bidan dapat melakukan pemotongan tali pusat pada waktu pertolongan persalinan bayi.
Banyak yang berfikir dan mengira bahwa lilitan tali pusat itu berbahaya dan herannya banyak orang tua yang dengan mudahnya percaya kepada sang dokter ketika sang dokter dengan lantangnya memutuskan untuk caesar hanya karena sang bayi ada lilitan di lehernya. Padahal sebenarnya tidak demikian.
Tali pusat melilit disekitar leher bayi adalah hal yang biasa terjadi. ini adalah peristiwa yang sangat umum, terjadi pada sekitar sepertiga dari semua kelahiran. Mengapa bayi bisa terlilit tali pusat? Ya karena selama di dalam kandungan bayi bergerakk dan di sekitarnya pula ada tali pusat.