Bidan Kita

Home Breastfeeding Melahirkan dan Menyusui dengan COVID-19? Mungkinkah?

Melahirkan dan Menyusui dengan COVID-19? Mungkinkah?

Melahirkan dan Menyusui dengan COVID-19? Mungkinkah?

Yang Wajib Anda Ketahui

Pada saat ini, coronavirus sudah semakin menyebar, baik di dunia maupun di Indonesia. Ada lebih banyak orang yang terjangkit maupun dicurigai terkena coronavirus. Namun, bagaimana jika kemungkinan terburuk terjadi dan Anda menjadi salah satu orang yang terkena atau dicurigai terkena coronavirus sedangkan Anda sedang dalam kondisi hamil dan HPL Anda sudah semakin dekat? Apakah proses persalinan Anda akan terpengaruh? Dimanakah Anda akan bersalin? Apakah dapat melahirkan normal? Apakah dapat menyusui? Berikut ini adalah beberapa hal yang harus Anda ketahui apabila Anda positif atau mengalami gejala COVID-19.

Persalinan dengan COVID-19

Apabila Anda harus melahirkan dengan kondisi positif atau dicurigai terkena COVID-19, ingatlah untuk selalu menghubungi pihak rumah sakit terlebih dahulu sebelum berkunjung. Apabila gejala COVID-19 Anda cukup ringan, Anda disarankan untuk tetap berada di rumah saat fase laten (pembukaan kurang dari 4, berlangsung sekitar 5-18 jam, disertai dengan kontraksi ringan hingga sedang secara berkala selama 30-45 detik dan terjadi setiap 5-20 menit).

Saat Anda sampai di rumah sakit, Anda akan dimasukkan di ruang isolasi. Di ruang isolasi, akan dilakukan pemeriksaan untuk menentukan tingkat keparahan COVID-19 Anda oleh tim multi disipliner, termasuk spesialis penyakit menular. Selain observasi progres persalinan Anda, observasi suhu, kecepatan pernapasan, dan saturasi oksigen (presentasi hemoglobin yang berkaitan dengan oksigen dalam arteri) juga akan dilakukan. Selain itu, mesin kardiotokografi (pemeriksaan untuk mengecek kesehatan janin) juga akan dipasang secara terus menerus selama proses persalinan. Jika ternyata Anda masih berada dalam fase laten, kondisi Anda serta bayi Anda baik, dan Anda membawa mobil pribadi, Anda biasanya akan disarankan untuk pulang ke rumah terlebih dahulu.

Mengenai metode persalinan, sempat ada perdebatan mengenai apakah ibu yang telah mencapai umur kehamilan 36 minggu harus segera dijadwalkan untuk induksi sebelum HPLnya untuk mengkontrol waktu dan mengurangi waktu di rumah sakit. Namun setelah penyelidikan lebih lanjut, terbukti bahwa membiarkan seorang ibu melahirkan secara alami dan tidak melakukan induksi sebenarnya justru akan mengurangi waktu ibu tersebut di rumah sakit. Begitu juga dengan melakukan persalinan pervaginam dan tidak melakukan intervensi beserta operasi yang tidak perlu. Untuk persalinan pervaginam itu sendiri, sampai sekarang tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa COVID-19 hadir di dalam cairan vagina, sehingga COVID-19 sebenarnya tidak terlalu mempengaruhi metode persalinan, kecuali apabila masalah pernafasan sang ibu menuntut dilakukannya persalinan darurat.