Bidan Kita

Home Blog Page 26

Fear and Pain, Hindari Rasa Takut Menghadapi Persalinan

PAIN in Labor

Sebelum kita mulai kita akan bahas tentang PAIN atau rasa nyeri itu sendiri. Sebabnya karena apa sih? Sesuai teori ya…

img_8031

Penyebab nyeri (biasanya)

  1. Rahim kekurangan oksigen (uterine hypoxia)
  2. Bagian terendah dari rahim meregang
  3. Kontraksi Rahim
  4. Stretching pada serviks saat membuka
  5. Stretching dari ligemen ligament pada panggul dan tekanan kepala bayi pada panggul
  6. Faktor psikis dan emosi ibu
  7. Vagina dan perineum yang meregang pada kala II

Penyebab lain:

  1. Posisi dan presentasi bayi
  2. Bayi besar
  3. Beberapa factor emosional dan ketegangan psikis
  4. Segmen bawah Rahim yang terlalu kaku (rigid)
  5. Aliran darah ke rahi yang terganggu
  6. Kontraksi rahim yang tidak teratur
  7. Panggul sempit atau disporposi kepala panggul

Namun PAIN atau lebih tepatnya Persepsi akan Nyeri sangat di pengaruhi oleh Otak kita. Dan ternyata otal kitalah yang berperan dalam proses persalinan, saat memproduksi hormone, ensim, mempengaruhi system syaraf bahakn system metabolism tubuh saat dalam proses persalinan sangat di pengaruhi oleh otak. Lebih tepatnya di pengaruhi oleh pikiran kita.

Okay..pause dulu….

Sekarang kita bahas tentang rasa TAKUT.

img_5959

Dari Mana Datangnya Rasa Takut?

Calon ibu yang baru pertama hamil umumnya mengalami berbagai kekhawatiran selama menjalani kehamilan, apalagi jika membayangkan saat melahirkan. Namun, ada juga ibu yang masih ketakutan meski sebelumnya sudah pernah melahirkan, terutama yang sempat mengalami trauma karena merasakan sakit saat melahirkan anak pertama.

Sebenarnya kekhawatiran menghadapi kehamilan dan saat persalinan dialami oleh banyak wanita. Bagi sebagian wanita, proses melahirkan bahkan dianggap identik dengan peristiwa yang menyakitkan, menakutkan, tidak nyaman, dan lebih menegangkan dibandingkan dengan peristiwa mana pun dalam kehidupan. Di benak kaum wanita, seolah telah terprogram bahwa proses melahirkan haruslah menyakitkan.

Hal ini tidak mengherankan karena sejak kecil, ketakutan pada proses melahirkan tanpa sadar telah tertanam di alam bawah sadar wanita. Di televisi ataupun di film-film, adegan melahirkan selalu digambarkan begitu menakutkan dan menegangkan, penuh dengan jeritan-jeritan yang histeris. Setiap kali menyambut kedatangan bayi dari teman atau kerabat, kita juga hampir selalu mendengar cerita seputar rasa sakit dan penderitaan si ibu ketika melahirkan.

Cerita-cerita semacam inilah yang terus terbawa oleh banyak gadis kecil dalam masa pertumbuhan mereka. Cerita yang sedikit demi sedikit memasuki alam tak sadar dan akhirnya tertanam sebagai suatu program dalam pikirannya.

Karena pada dasarnya pikiran orang bisa saja diprogram dalam kehidupan setiap hari yang normal tanpa disadari oleh yang bersangkutan. Efek hipnosis tidak selalu harus terjadi saat orang dalam keadaan trans. Sesuatu yang sudah terlalu sering didengar (berulang-ulang) akhirnya terekam di jiwa bawah sadar menjadi suatu kenyataan.

Sakit Berasal dari Ketegangan

Perlu dipahami bahwa kontraksi otot atau yang dianggap sumber dari rasa sakit dan nyeri yang dialami calon ibu, sebenarnya adalah upaya rahim membantu kepala janin untuk menekan mulut rahim, sehingga membuka jalan lahir. Karena kontraksi itu, leher rahim akan menjadi lunak, menipis, mendatar, kemudian menarik leher rahim. Saat itulah kepala janin menekan mulut rahim, sehingga membuka.

Rahim terdiri dari tiga lapisan otot (catatan: gambarnya bisa diambil dari buku Marie F. Mongan: Hypnobirthing, A Celebration Of Life hal 40). Namun, yang terlibat dalam persalinan adalah lapisan terluar rahim yang seratnya vertikal dan lapisan dalam yang seratnya melingkar horisontal. Otot yang bentuknya melingkar mengalami penebalan pada leher rahim.

Agar rahim bisa terbuka dan bayinya bisa menuju jalan lahir, otot yang menebal itu harus ditarik ke atas dan ke belakang. Sementara itu, otot paling kuat di puncak lapisan terluar rahim adalah yang bentuk seratnya vertikal. Otot ini naik hingga ke belakang melewati puncak rahim, menarik otot yang melingkar. Dalam gerakan yang hampir mirip gelombang, otot yang panjang seperti pita ini memendek dan menegang untuk mendorong bayi ke bawah, keluar dari rahim.

Ketika ibu yang sedang melahirkan ini dalam keadaan rileks yang nyaman, kedua lapisan otot tersebut akan bekerja sama secara harmonis seperti seharusnya. Gelombang otot vertikal naik ke atas, menegang dan mendorong, sementara otot yang melingkar membantu dengan gerakan membuka dan menarik ke belakang. Dengan begitu persalinan akan berjalan lancar dan mudah.

Oleh karena itu, jika sang ibu sudah terbiasa dengan latihan rileksasi, jalan lahir akan lebih mudah terbuka. Sebaliknya, jika ibu dalam keadaan tegang, tekanan kepala janin tidak akan membuat mulut rahim terbuka. Yang ada hanyalah rasa sakit dan sang ibu pun bertambah panik.

Rasa Takut Membuat Tegang dan Menimbulkan Rasa Sakit

Rasa takut sangatlah buruk akibatnya dalam proses persalinan. Ketika kita mengalami stres, pesan tersebut akan disampaikan ke seluruh reseptor dalam tubuh, sehingga menciptakan reaksi yang berlebihan dan menyimpang. Pesan itu akan menimbulkan perubahan fisik dan kimiawi di dalam tubuh. Saat tubuh dalam keadaan stres, hormon stres katekolamin akan dilepaskan, sehingga tubuh memberikan respon untuk “bertempur atau lari’.

Jika situasi itu sampai terbentuk, katekolamin akan bertindak sebagai penarik, yang menyebabkan otot di dalam rahim dan di tempat lainnya menjadi tegang. Katekolamin ini akan dilepaskan dalam konsentrasi tinggi saat persalinan jika calon ibu tidak bisa menghilangkan rasa takutnya sebelum melahirkan.

Oleh karena itu, penting sekali bagi calon ibu untuk belajar mengenali rasa takut atau stres sebelum dan selama melahirkan, bagaimana melepaskan rasa takut itu dan memasuki kondisi rileks yang dalam. Kondisi yang rileks justru bisa memancing keluarnya hormon endorfin, penghilang rasa sakit yang alami di dalam tubuh. Menurut para ahli, endorfin ini efeknya 200 kali lebih kuat daripada morfin.

Nah jadi mengapa pada kenyataannya yang terjadi di kehidupan sehari-hari, proses melahirkan adalah proses yang menyakitkan bahkan menakutkan? Banyak hal yang harus kita luruskan disini, untuk mengetahu jawaban itu.

Pertama, Rasa sakit sebenarnya diakibatkan dari rasa takut dan kecemasan dan ketakutan disebabkan karena ketidak tahuan Anda dalam fase-fase persalinan dan bagaimana caranya memanajemen rasa nyeri dalam persalinan. Menurut Christine Northrup, M.D dalam bukunya yang berjudul “Women Bodies, Women Wisdom” proses persalinan adalah sebuah proses alami yang mampu merubah hidup seorang wanita.

Saat wanita bersalin dengan penuh dukungan dari orang-orang terdekatnya, maka dia akan mendapatkan kekuatan dan pengalaman yang sangat luar biasa. Dalam bukunya, Christine Northrup,M.D juga mengungkapkan bahwa proses kelahiran bayi dirancang secara alami dan sedemikian rupa agar ibu dan keluarga mengalami puncak kegembiraan, kepuasan dan rasa penuh kasih.

Pada saat proses persalinan, di dalam tubuh seorang wanita secara otomatis memproduksi dan mengeluarkan hormon alami yang mampu memberikan rasa nyaman dan kepuasan yang sudah saya jelaskan di bab sebelumnya.

Sedangkan menurut Dr. Dick-Read, rahim pada perempuan yang ketakutan secara kasat mata memang tampak putih. Rasa cemas dan takut menyebabkan rasa nyeri dan membuat rahim semakin keras kontraksinya

  • Kecemasan dan ketakutan memacu keluarnya adrenalin dan menyebabkan cerviks kaku dan membuat proses persalinan lebih melambat.
  • Kecemasan dan ketakutan menyebabkan pernafasan tidak teratur, mengurangi asupan sirkulasi oksigen bagi tubuh dan bagi bayi.

Suatu hari di sebuah acara pelatihan waterbirth yang kami selenggarakan, nara sumber kami seorang dokter kandungan menegur saya, berkaitan dengan sebuah judul buku yang saya tulis yaitu “Gentle Birth melahirkan nyaman tanpa rasa sakit” beliau mengatakan kepada saya bahwa melahirkan itu memang sakit dan saya tidak boleh melakukan pembohongan publik dimana saya mengatakan bahwa melahirkan itu nyaman.

Sebuah klaim dari penelitian beliau ungkapkan bahwa Tubuh manusia dapat menanggung rasa sakit hanya sampai 45 del (unit). Padahal saat melahirkan, seorang ibu merasakan rasa sakit hingga 57 Del (unit). Jadi bisa digambarkan bahwa melahirkan ini mirip dengan 20 tulang yang retak pada waktu yang bersamaan.

Dan saat itu saya hanya tersenyum simpul, di dalam hati saya bernyata apakah saya yang salah? Karena 13 tahun yang lalu saya melahirkan dan tidak sakit, lalu banyak klien yang saya dampingi saat melahirkan juga tidak sakit bahkan ada juga yang melahirkan sambil tertidur.

Ketika saya acara pelatihan tersebut usai dan saya menuju ke Medan, karena kebetulan saya menjadi pembicara seminar di sana esok hari, maka sepanjang perjalanan saya mencoba untuk merenungkan kalimat yang dokter ucapkan kepada saya barusan yaitu “Tubuh manusia dapat menanggung rasa sakit hanya sampai 45 del (unit). Padahal saat melahirkan, seorang ibu merasakan rasa sakit hingga 57 Del (unit).

Jadi bisa digambarkan bahwa melahirkan ini mirip dengan 20 tulang yang retak pada waktu yang bersamaan.” Sata berusaha menelaah nya dengan hati-hati, dan akhirnya saya menarik kesimpulan bahwa hasil penelitian yang beliau ungkapkan adalah tidak masuk akal. Jika kita hanya dapat mengatasi atau bertoleransu dengan 45 “Dels” rasa sakit, sedangkan rasa sakit pada proses melahirkan adalah 57 “Dels” itu berarti bahwa manusia tidak bisa dan tidak mungkin bisa mengatasi rasa sakit itu secara fisik.

Dengan kata lain, kita seharusnya sudah menjadi spesies yang telah punah jauh sebelum dokter dan obat-obatan datang untuk membantu kita mengatasi rasa sakit tersebut.

Rasa sakit atau nyeri adalah subyektif. Apa yang saya rasakan sakit, belum tentu Anda merasakan hal yang sama. Bahkan ketika seorang wanita melahirkan, mereka tidak semua selalu mengalami rasa sakit yang sama, karena ada berbagai faktor yang berkontribusi terhadap keseluruhan ketidaknyamanan, seperti ukuran bayi, posisi itu di, ambang nyeri ibu, emosi atau kondisi psikologis, sampai ke jumlah rasa sakit yang menumpulkan hormon yang tubuh ibu produksi saat kelahiran anak.

Lalu mengapa dokter tersebut dengan tegas mengatakan kepada saya bahwa melahirkan itu sakit. Dan tidak mungkin melahirkan tanpa rasa sakit? Inilah yang akan saya bahas di faktor kedua penyebab rasa sakit. Kedua, sejak kecil sudah tertanam sebuah paradigma bahwa melahirkan itu menyakitkan.

Tidak hanya itu saja, di kehidupan sehari-hari hampir tidak pernah kita menyaksikan acara televisi, entah itu sinetron, atau film yang menggambarkan bahwa melahirkan itu nyaman dan menyenangkan. Semua menggambarkan proses melahirkan sebagai proses yang penuh rasa sakit, penuh kecemasan dan ketakutan.

Dari cerita ini artinya bahwa tanpa kita sadari, paradigma bahwa melahirkan itu sakit sudah mendarah daging dan mengakar di dalam kehidupan kita. Sejak kita masih kecil bahkan sudah ditanamkan bahwa melahirkan itu sakit dan memang harus sakit. Bahkan hingga saat ini banyak bidan dan dokter yang menyatakan bahwa kalau tidak sakit berarti tidak melahirkan.

Apa jadinya jika sejak kecil paradigma itu tertanam kuat? Bahkan bidan dan dokter yang merawat Anda-pun menyatakan hal yang sama? Bukankah bagi Anda bidan dan dokter adalah publik figur yang mana setiap kalimat yang diucapkan selalu Anda anggap dan yakini kebenarannya? Otomatis pernyataan bahwa melahirkan itu sakit Anda imani kebenarannya. Dan tertanam di bawah sadar. Karena sebuah sugesti akan masuk dan ternatam di bawah sadar jika:

  • Sugesti tersebut masuk ketika Anda berada dalam kondisi rileks. Menonton TV adalah kondisi rileks, tentu sugesti melahirkan itu sakit mudah sekali terekam di bawah sadar karena semua sinetron atau film yang Anda lihat menggambarkan demikian.
  • Sugesti akan terekam di bawah sadar jika sugesti tersebut di ulang ulang. Seorang dokter atau bidan selama masa pendidikan selalu di ajarkan bahwa melahirkan itu sakit dan nyeri, di tempat praktek yang mereka lihat adalah gambaran bahwa memang melahirkan itu nyeri dan menyakitkan, bahkan proses persalinannyapun menyakitkan. Jika hal ini yang terulang-ulang selama hidupnya, bisa di pastikan rekaman bawah sadarnyapun menyatakan bahwa melahirkan itu sakit.
  • Sugesti akan terekam di bawah sadar jika disampaikan oleh figur/tokoh. Bidan dan dokter adalah tokoh atau figur bagi pasien-pasiennya, apa jadinya jika bidan dan dokter menyatakan kepada pasiennya bahwa melahirkan itu menyakitkan dan bahwa melahirkan itu harus sakit, bahwa jika tidak sakit berarti tidak melahirkan? Bukankah akan dengan sangat mudah pasien-pasien merekam sugesti negatif tersebut?
  • Sugesti akan terekam di bawah sadar jika diberikan di saat kondisi emosi sedang intens, dan ibu hamil juga ibu bersalin tentu emosinya sangat intens. Bisa Anda bayangkan, bagaimana perasaan mereka ketika saudara, orangtua, teman bahkan dokter atau bidannya menyatakan bahwa melahirkan itu menyakitkan?

Jadi bisa kita pahami bahwa sugesti atau keyakinan bahwa melahirkan itu sakit dan nyeri sudah tertanam dan terekam di bawah sadar Anda dan saya bahkan sejak kita di lahirkan ke dunia ini.

Beruntung sekali pengalaman persalinan saya begitu indah karena saya tidak merasakan sakit seperti yang saya yakini dan saya ketahui teorinya saat itu, dan lebih beruntung lagi ketika saya mendalami Hypnobirthing dan gentle birth yang membuat saya menyaksikan proses persalinan yang indah dan tanpa rasa sakit pada klien-klien yang saya dampingi hampir setiap hari. Sehingga tanpa disadari rekaman dan sugesti melahirkan sakit itu terkikis dari benak dan pikiran saya.

Haruskah Melahirkan itu sakit atau nyeri?

“When I say painless, please understand, I don’t mean you will not feel anything. What you will feel is a lot of pressure; you will feel the might of creation move through you. Pain, however, is associated with something gone wrong. Childbirth is a lot of hard work, and the sensations that accompany it are very strong, but there is nothing wrong with labor.” – Giuditta Tornetta

Banyak yang berfikir proses persalinan itu harus nyeri dan untuk mencapai persalinan yang nyaman adalah hal yang sangat mustahil. Jutaan wanita yang bersalin menyatakan bersalin itu sakit dan akhirnya anggapan dan keyakinan bahwa bersalin itu harus nyeri/ sakit akhirnya di amini oleh hampir semua orang.

Bahkan sudah menjadi budaya di sarana pelayanan kesehatan/ Rumah Bersalin, bu bidan/Dokter yang merawat ibu yang hendak bersalin selalu menginformasikan bahwa bersalin itu nyeri dan kalau belum nyeri berarti belum bersalin.

Sampai-sampai bu bidan sering sekali latah mengatakan pada pasien inpartu (pasien yang akan melahirkan) dengan kalimat seperti ini: “Ibu, nanti kalau udah sakit, nyeri dan tak tertahankan, itulah baru tanda-tandanya ibu mau bersalin”. Dan akhirnya si ibu itu akan menunggu-nunggu rasa sakit dan nyeri tak tertahankan tersebut, dan jadilah kenyataan bahwa menurut dia, bersalin ya harus nyeri.

Ibu yang merasakan nyaman saat bersalin dianggap ibu yang sangat beruntung dan merupakan mujizat. Saking banyaknya orang yang berkeyakinan bahwa bersalin itu menyakitkan maka tidak jarang seorang wanita yang baru pertama kali hamil dan hendak bersalin mengalami ketakutan dan kecemasan yang luar biasa saat menjelang proses persalinanya, dan akhirnya banyak wanita yang belum inpartu/ belum dalam persalinanpun “merengek” meminta kepada dokter agar dilakukan Epidural atau bahkan minta segare dilakukan operas sesar. Hanya dengan satu alasan yaitu TAKUT SAKIT!

Rasa sakit/ Nyeri memang merupakan alat komunikasi/ sinyal bagi tubuh ketika ada sesuatu yang salah, namun dalam proses persalinan normal sebenarnya Nyeri tidak harus hadir atau tidak selalu menjadi sesuatu yang harus di ratapi atau di keluhkan.

Kita tahu bahwa proses persalinan dapat berlangsung dengan baik apabila pada saat proses persalinan si ibu tidak terganggu, terutama ketika ibu merasa aman sehingga otak primitif-nya dapat mengambil alih. Seperti yang sudah saya ungkapkan sebelumnya bahwa ilmu fisiologi dasar mengatakan bahwa ketakutan/ kecemasan meningkatkan adrenalin dalam tubuh yang menciptakan reaksi fisik dengan mengaktifkan respon melawan/ menghindar.

Ini pengalihan aliran darah dari organ kita ke tungkai. Rahim bukan lah organ seperti jantung, rahim tidak dapat bekerja secara efektif, nyaman dan tanpa rasa sakit saat aliran darah yang mengalir di seluruh bagian ototnya terhambati dan otot kejang. Ketika adrenalin di produksi maka endorfin tidak dapat melakukan tugasnya dan memperlambat pelepasan oksitosin yang diperlukan untuk membantu kemajuan persalinan.

Perlu diketahui bahwa Setiap pikiran kita telah menciptakan sebuah respons secara fisik terdeteksi dalam tubuh. Pernahkah Anda merasa malu oleh seseorang atau sesuatu? Saat anda malu secara otomatis pipi anda akan terlihat memerah. Bahkan beberapa tahun kemudian dengan hanya memikirkan peristiwa memalukan bisa menciptakan respon fisik yang sama di wajah Anda dalam hitungan detik.

Ingatkah Anda ketika Anda diminta untuk mengingat dan menceritakan kembali pengalaman persalinan anda yang traumatik? Setelah anda mengingatnya Anda mungkin langsung merasakan perut anda kencang, mulut kering dan telapak tangan berkeringat hanya dengan berpikir tentang pengalaman persalinan yang lalu yang bagi anda itu adalah hal yang sangat traumatik.

Mengapa proses bersalin menyakitkan hanya terjadi pada manusia? Jika Anda pernah punya anjing atau kucing melahirkan Anda mungkin memperhatikan bahwa mereka mencari suatu lokasi/tempat tersendiri yang bebas dari gangguan, tenang dan biasanya saat bersalin hewan tersebut tidak menunjukkan ketidaknyamanan mereka secara dramatis.

Memahami tujuan nyeri dalam persalinan sangat penting karena ini mampu menaklukkan rasa takut di dalam hati kita. Kutipan di bawah ini diambil dari buku berjudul The Christian Childbirth Handbook yang ditulis oleh Jennifer Vanderlaan yang menyatakan:

Meningkatkan Hormon Endorphin = Manajemen nyeri

“Rasa Sakit atau nyeri, sifatnya adalah panggilan untuk bertindak. Saat melahirkan, rasa sakit atau nyeri memiliki tujuan fisiologis. Meningkatnya intensitas rasa sakit atau ketidaknyamanan meningkatkan produksi Hormon Endorphin pada tubuh Anda. Hormon Endorphin adalah opiat alami yang bertanggung jawab untuk menghilangkan rasa sakit. Mereka juga diproduksi selama proses bercinta. Hormon Endorphin berada pada tingkat puncak ketika proses persalinan inilah yang membantu Anda mampu mengelola rasa sakit dari kontraksi. “

Meningkatkan Hormon prolaktin = keberhasilan menyusui

“Yang lebih menakjubkan adalah Hormon Endorphin tubuh Anda diproduksi dalam menanggapi rasa sakit persalinan, dan disaat yang bersamaan dia mempersiapkan tubuh Anda untuk merawat anak Anda. Tingkat endorphin yang tinggi menyebabkan tubuh Anda untuk meningkatkan produksi kadar prolaktin. Prolaktin adalah hormon yang diperlukan untuk menyusui. “

Nyeri = Gerakan = Keselarasan

“Alasan lain yang penting untuk ketidaknyamanan atau nyeri selama persalinan adalah cara Anda menggerakkan tubuh Anda secara alami dalam menanggapi rasa sakit. Sangat sulit untuk diam sementara Anda merasakan sakit, gerakan diperlukan untuk bayi Anda agar bisa dengan benar menyelaraskan tubuhnya di panggul Anda. Tanpa keselarasan, baik Anda atau bayi Anda bisa mengalami kerusakan atau cidera. Nyeri berfungsi sebagai metode perlindungan terhadap posisi kelahiran yang buruk. “

Nyeri = ketergantungan pada Tuhan

Tuhan seringkali menggunakan rasa sakit sebagai sarana untuk menarik perhatian kita dari diri kita sendiri dan kepada-Nya. Ini adalah proses yang indah bagi seorang wanita untuk melihat rasa sakit ini sebagai sarana untuk membantu dia kembali fokus perhatiannya pada Juruselamatnya, yang merupakan penyedia dan sumber kekuatan. Oleh karena itu, apapun agama dan keyakinan Anda, berdoa selama persalinan merupakan respon yang tepat untuk proses ini.

Nyeri dalam persalinan berbeda dengan Nyeri pada umumnya

Di kelas balance in Gentle Birth saya selalu bertanya kepada klien saya, tentang apa sebenarnya rasa nyeri atau sakit itu? Kita tahu dan mengerti bahwa itu sakit adalah ketika kita mengalami rasa itu. Dan kita tahu bahwa kita tidak suka rasa itu, karena rasa sakit itu tidak nyaman.

Dan saya percaya bahwa sebagian orang tidak ingin merasakan sakit. Ketika saya menanyakan tentang definisi dari kata sakit atau nyeri sebagoan besar klien saya menjawab bahwa sakit atau nyeri adalah rasa ketidaknyamanan yang kuat ketika syaraf terstimulasi oleh sesuatu. Lalu ketika saya bertanya kepada mereka “mengapa kita merasakan rasa sakit?”, maka biasanya klien saya menjawab “karena ada sesuatu yang salah di dalam tubuh kita.”.

Dan memang benar bahwa rasa nyeri atau sakit adalah suatu rasa karena tubuh kita ingin mengkomunikasikan tentang apa yang terjadi padanya melalui sebuah sensasi rasa.

Rasa sakit atau nyeri adalah informasi dari tubuh ke otak yang menyatakan atau meminta kita untuk lebih perhatian dan waspada karena ada sesuatu hal yang terjadi. Melalui kehidupan kita rasa sakit atau nyeri dalam tubuh kita mempunyai dua arti.

Yang pertama adalah sebagai sinyal bahwa ada tubuh kita yang luka atau sakit, dimana jika kita kesleo di pergelangan kaki, maka rasa sakit memberi tahu kepada kita bahwa kita harus berhenti berjalan supaya tidak menimbulkan luka atau sakit atau trauma yang lebih parah.

Jika Anda sakit gigi, maka rasa nyeri atau sakit menunjukkan bahwa gigi Anda rusak dan Anda harus segera ke dokter gigi untuk mengobatinya. Dan yang kedua adalah bahwa rasa nyeri atau sakit terjadi sebagai sinyal pada otak bahwa tubuh kita sedang melakukan perubahan atau sedang terjadi perubahan.

Rasa sakit secara fisik pada tubuh manusia sebenarnya adalah fenomena yang sangat komplek. Ketika Anda mencoba untuk melihat lebih dalam dan lebih dekat lagi tentang nyeri atau sakit, Anda akan dapat melihat bahwa ada tiga komponen dasar dalam rasa nyeri atau sakit tersebut yaitu: komponen sensory atau komponen fisik, yaitu bagaimana rasa nyeri atau sakit tersebut dirasakan secara nyata oleh tubuh.

Komponen affektif atau emosi, yang berhubungan tentang rasa/perasaan saat kita merasakan sensasi ini, dan Komponen kognitif atau pikiran/pemikiran, yang memikirkan tentang jenis nyeri yang dirasakan.

Contohnya ketika kaki saya terantuk batu saat berjalan pagi hari di komplek perumahan, pertama, saya merasakan sensasi yang sangat tajam/kuat seperti berdenyut (komponen sensori), disini syaraf di kaki saya mengirimkan pesan kepada otak dan saya merekamnya, sehingga saya menyadari ini adalah sinyal rasa nyeri dari tubuh saya sehingga akhirnya emosi dan pikiran saya juga saling berhubungan terhadap sensasi ini.

Ketika saya terantuk batu, secara fisik saya merasakan nyeri dan dalam waktu yang singkat pikiran dan emosi saya terpengaruh. Dan seringkali rasa dominan atau emosi dan pikiran yang dominan adalah takut.

Seperti pemikiran ya ampun sakit sekali, jangan jangan kakiku patah? Atau pemikiran aduh bagaimana pekerjaan saya nanti jika kakiku sakit begini?. Rasa Takut adalah rasa yang selalu berhubungan atau berkaitan dengan masa depan, bahkan moment atau saat yang hanya beberapa menit kemudian.

Dalam kaitannya dengan proses persalinan, seringkali ketika seorang wanita merasakan nyeri, secepat kilat mereka berfikir hal-hal yang”bukan-bukan” atau hal yang negatif berkaitan dengan rasa takut , seperti “aduh baru pembukaan satu saja sakitnya sudah seperti ini, bagaimana jika pembukaan lima dan seterusnya? Apakah saya mampu?”, “kok sakit ya? Jangan-jangan ada kelainan di tubuh saya?” atau ketakutan ketakutan lain yang tercipta

Rasa sakit sering kita definisikan sebagai alarm tubuh bahwa ada sesuatu hal yang salah yang terjadi di dalam tubuh kita. Namun dalam proses persalinan, definisi itu tidaklah selalu benar. Karena nyeri atau rasa sakit yang ditimbulkan sebenarnya adalah alarm tubuh yang disampaikan ke otak kita untuk memberihtahu bahwa sesuatu proses alami yang besar dan luarbiasa sedang terjadi.

Ketika Anda merasakan rasa sakit atau nyeri, pesan yang ada adalah “larilah menghindar” atau berjuang dan lawanlah! Ini adalah respon otomatis dalam tubuh disebup flight and faith response. Tetapi rasa nyeri yang ditimbulkan saat proses persalinan sebenarnya berisi pesan “Rilekskan otot di panggul Anda. Nikmatilah, pasrah, jangan melawan.”

Berdamai dengan Nyeri dan rasa Takut

Sekarang mari kita melihat proses persalinan lagi, kali ini cobalah dengan sengaja memperhatikan lebih dekat dan mengamati pengalaman Anda lebih detal detik demi detik saat masuk dalam proses persalinan (ini tentunya berlaku bagi Anda yang pernah melahirkan sebelumnya atau Anda yang sedang mengamati ibu melahirkan).

Ini seperti terika Anda dengan sengaja mengamati dan menikmati semua sensasi dan pengalaman yang Anda rasakan saat Anda melakukan relaksasi atau meditasi. Jika Anda melakukan hal ini yaitu memperhatikan tanpa melakukan penilaian, terbuka akan sensasi fisik yang timbul dan hilang saat Anda merasakan kontraksi, maka Anda akan menemukan sebuah fakta yang menakjubkan, dimana tepat di tengah-tengah proses persalinan terdapat momen yang mendalam yang mampu memberi kemudahan dan rasa damai.

Bagaimana mungkin?

Seperti yang anda lihat di gambar berikut ini, pola gelombang besar merupakan kontraksi-ekspansi rahim dan leher rahim atau nyeri transformasional yang datang dan pergi selama tahap pertama dari pola persalinan.

Sedangkan gelombang kecil merupakan saat penarikan dan hembusan napas, yang Anda gunakan untuk memfokuskan perhatian Anda pada saat ini, memberikan pikiran Anda tempat untuk beristirahat di sini dan kini. Selama tahap pertama persalinan, ketika proses ini di terjadi penuh, gelombang kontraksi yang hilang dani timbul terjadi sekitar setiap lima menit. Dengan durasi berlangsung sekitar enam puluh detik

Gelombang atau pijatan rahim yang hilang timbul merupakan proses yang luar biasa dimana setiap gelombang demi gelombang yang terjadi merupakan sebuah sinyal bahwa sebentar lagi Anda akan bertemu dengan buah hati. Dan ingat bahwa karakteristik gelombang rahim adalah semakin lama semakin sering dan semakin intens. Dan ketika jeda gelombang rahim atau kontraksi hanya selang sekitar tiga atau menit dengan durasi lebih dari enam puluh detik, itulah yang disebut masa transisi.

Pada saat anda memasuki proses itu, Definitely hal yang bisa Anda dilakukan adalah, jangan berpikir! Terutama ketika Anda tahu bagaimana cara untuk memperhatikan dan fokus pada nafas dan membiarkan proses membawa Anda, momen demi momen.

Karena saat menjalani proses persalinan seharusnya Anda percaya kepada tubuh Anda karena jauh sebelum munculnya ilmu kedokteran modern, alam semesta telah memberikan kita pengetahuan tentang cara-cara untuk mengatasi sensation sensasi yang muncul ketika seorang wanita berada pada fase ini.

Hipotalamus dan kelenjar pituitary memproduksi hormon Endorfin yang mampu menghasilkan efek analgesik serta perasaan sejahtera yang mampu melawan dan mengatasi nyeri persalinan. Selama persalinan, Anda juga memproduksi oksitosin sangat tinggi lavelnya, sebuah hormon yang mampu memunculkan perasaan tenang dan koneksi yang mengurangi rasa sakit dan mendorong munculnya keberanian.

Sebenarnya tubuh seorang wanita begitu cerdas dan canggih dalam menangani rasa nyeri saat proses persalinan, namun mengapa melahirkan memiliki reputasi buruk? Mengapa saat-saat menyenangkan, saat-saat penuh kemudahan dan perdamaian, yang benar ada dalam proses persalinan jarang, jika pernah, bicarakan? Seringkali ibu bereaksi dengan pikiran menakutkan yaitu, “Oh, saya Tuhan, mengapa kontraksi ini begitu menyakitkan! ” atau ” Bagaimana aku akan mengatasi rasa kontraksi yang berikutnya? ” atau” Kapan ini akan berakhir?”

Terjebak dalam aliran pikiran menyedihkan tentang masa lalu atau masa depan, tanpa sengaja membuat dan merangsang otak kita untuk memproduksi adrenalin,

sehingga membuat proses persalinan semakin terasa menyakitkan

Eksplorasi Ketakutan Anda

Mencoba mengekplorasi rasa takut sangatlah penting.

Latihan:

Duduklah senyaman mungkin lalu pejamkan mata dengan lembut sambil membayangkan proses persalinan Anda. Bayangkan proses tersebut dari awal kontraksi hingga bayi Anda lahir dan berada di pelukan Anda.

Sekarang fokus kan perhatian Anda, cobalah eksplorasi tentang ketakutan apa yang Anda rasakan berkaitan dengan proses persalinan? Lalu tulislah kata-kata atau kalimat ketakutan Anda yang muncul di dalam benak ke dalam kertas.

Kemudian pejamkan mata lalu ucapkan kalimat seputar persalinan, misalnya kontraksi dan persalinan. Lalu rasakan dan hayati hingga Anda menemukan emosi yang seperti apa yang mengiringi rasa dan sesasi yang Anda rasakan?

Kemudian pejamkan mata dengan lembut sambil membayangkan proses persalinan Anda. Lalu di dalam hati pikirkan daftar kalimat atau sugesti atau affirmasi yang mampu menguatkan Ana yang mengandung harapan positif akan proses persalinan Anda kelak lalu tulislah kedalam kertas.

Kemudian pejamkan mata lagi sambil merilekskan seluruh tubuh dan pikiran. Dan sembari dalam hati mengulang dan merekam sugesti positif yang Anda terima.

Tahukah Anda bahwa tulisan tangan seperti sidik jari – tidak ada dua orang memiliki tulisan tangan yang sama. Tulisan tangan juga merupakan respon ideomotor, yang berarti bahwa dengan menulis sesuatu dalam tulisan tangan normal Anda, Anda mengakses pikiran bawah sadar. Latihan ini mirip dengan yang di atas, tetapi Anda akan menggunakan tulisan tangan.

Tuliskan segala ketakutan dan pikiran negatif, dan kemudian segera menulis sebuah pikiran positif untuk menyeimbangkan negatif. Tapi jangan menghabiskan terlalu banyak waktu untuk berpikir. Menulislah dengan cepat.

Sebagai penulis saya telah berlatih apa yang kita sebut “freewriting” selama bertahun-tahun. Di sinilah saya coba untuk duduk dengan menghadap laptop dan terus menulis setidaknya 10-15 menit.

Dengan tidak memungkinkan jari ini untuk berhenti menekan tombol keyboard di laptop, Anda bisa mendapatkan sesuatu lebih dalam kreativitas dan mematikan pikiran kritis. Memang tindakan ini seringkali menghasilkan banyak omong kosong, tetapi juga beberapa hal brilian yang seringkali tidak terpikirkan sebelumnya akan muncul.

Saya akan mendorong Anda untuk melakukan hal yang sama dengan latihan ini. Hanya mulai menulis. Jangan biarkan pena atau jari Anda berhenti. Ketika Anda tiba-tiba menulis pikiran negatif, segera ikuti dengan positif.

Jika Anda melakukan salah satu dari latihan ini dalam 30 menit sebelum tidur Anda mendapatkan manfaat tambahan. Pikiran bawah sadar melakukan hal yang luar biasa ketika Anda tidur. Pada dasarnya apa yang terjadi setiap malam adalah pikiran yang mencoba untuk memprediksi apa yang akan terjadi besok.

Hal ini didasarkan pada apa yang telah terjadi hari ini dan kemarin dan hari sebelumnya. Jika rasa takut telah menjadi pola, ketakutan akan terus berlanjut. Jika Anda menambahkan satu ons pikiran positif untuk satu malam, Anda tidak akan mencairkan rasa takut yang banyak, tapi jika Anda menambahkan satu ons setiap malam selama beberapa hari, segera akan terjadi keseimbangan. Dengan melakukan hak ini sebelum tidur, maka pikiran pikiran positif semakin terekam di bawah sadar Anda.

Pindahkan Ketakutan

Pertama-tama, rasa takut adalah cara otak untuk mencoba melindungi Anda. otak memiliki niat baik, tapi rasa takut tidak selalu benar merupakan tanda bahaya. Misalnya, jika Anda melihat tongkat melengkung di jalan, mungkin Anda langsung takut dan mengira bahwa itu adalah ular – sampai Anda menyadari bahwa itu hanya tongkat.

Tapi kalau itu ular, secara mental dan fisik Anda siap – adrenalin sudah mengalir ke dalam aliran darah Anda, konstriksi berbagai otot akan segara berlangsung, dan sejumlah proses yang terjadi secara tidak sadar ketika kita merasa takut. Ketakutan bisa menjadi teman kita, sehingga saya tidak ingin mengambilnya sama sekali dari kesadaran kita.

namun masalahnya adalah, bahwa proses fisik alami yang terjadi jika diiringi dengan rasa takut justru akan menghambat perkembangan persalinan. Masalah besar kemudian adalah bagaimana membantu seorang ibu melepaskan rasa takut, terutama jika mereka memiliki pengalaman traumatis melahirkan di mana ada ketakutan terburuk yang direalisasikan.

Ada beberapa cara untuk mengurangi rasa takut dan cemas mulai dari Hypnobirthing, meditasi dll, dan mengadopsi dari buku karya Gurmukh yang berjudul “Beautiful, Bountiful, Blisfull” langkah meditasi seredhana ini sangat membantu Anda untuk mengurangi rasa takut tersebut:

  • Silahkan Ambil posisi duduk bersila yang nyaman. Usahakan posisi punggung Anda tetap tegak namun rileks.
  • Anda dapat sambil mendengarkan musik atau sesuatu yang meditatif
  • Mengatur penghitung waktu selama tiga menit, (Anda bisa menggunakan Alarm yang ada di HP)
  • Rentangkan lengan Anda keluar seperti sayap, sejajar dengan tanah. Mulailah mengepakkan tangan Anda dengan cepat seolah-olah terbang tinggi ke awan kepakkan hanya dari pergelangan tangan Anda saja
  • Lalu Ambil Nafas panjang dan dalam. Jika Anda mau, Anda bisa menutup mata Anda dan memfokuskan perhatian pada titik di antara kedua alis mata Anda.
  • Setelah tiga menit berlalu langsung tarik nafas panjang dan dalam dan banyakkan seluruh ketakutan dan kecemasan Anda hilang.

Ketika Anda melakukan meditasi ini pikiran Anda mungkin mengatakan kepada Anda bahwa lengan Anda akan jatuh dan terasa berat. Namun Ketika Anda berpikir – “Aku tidak bisa melakukan ini, itu terlalu keras” – terima pikiran negatif Anda untuk pikiran pelindung, kemudian menggantinya dengan positif berpikir: “Ya, saya bisa saya lebih kuat dari yang pernah saya pikirkan “

Meditasi ini membawa kita kembali ke pikiran netral. Andapun bisa melakukan ini dalam yoga selama tiga menit untuk melatih pikiran untuk menguasai perasaan yang intens.

Kecemasan dan ketakutan pada ibu dalam proses persalinan

Seringkali ketika seorang ibu yang merasakan ketakutan dan kesemasan saat proses persalinan, tubuhnya menunjukkan beberapa tanda yaitu nafas yang cepat, sangat sensitif dengan suara yang keras atau bising, mengganggam erat bagian tubuhnya, mengerutkan tubuhnya atau merapatkan kaki dan tangannya bahkan hingga histeris.

Dalam program Gentle birth Balance, tidak hanya ibu hamil yang kami latih untuk mampu melatih dan menguatkan mental sehingga dia mampu “menikmati” indahnya proses persalinan, namun juga melatih bagaimana jika Anda berperan sebagai pendamping persalinan.

Karena saya sangat menyadari bahwa ketika ibu berada dalam proses persalinan, emosi nya sangat labil dan energinya benar-benar terbuka, di saat itulah dia bisa saja menghilangkan energi negatif dalam diri nya namun disisi lain dia juga mudah sekali menerima energi dari lingkungan sekitar yang positif juga yang negatif.

Nah keika pendamping persalinan justru merasa panik, maka energi panik ini akan mudah sekali “nular” kepada ibu. Untuk itu, beberapa strategi yang dapat Anda lakukan ketika Anda menjadi pendamping ibu saat persalinan antara lain:

  • Bantu ibu untuk tetap fokus dan terhubung dengan tubuh dan pikirannya
  • Berikan dukungan moral dan panduan yang kuat agar tetap positif

Dukungan benar-benar diperlukan oleh sang ibu, bahkan hanya dengan melakukan tindakan sederhana yaitu memberikan sugesti positif kepada ibu, itupun sudah sangat berarti baginya. Apalagi ketika persalinan berlangsung begitu lama dan melelahkan

  • Bantu ibu untuk menemukan titik fokusnya

Dalam hal ini Anda pun bisa menjadi Anchor atau jangkar bagi sang ibu dimana setiap kali Anda menyentuh dan memijat tubuh ibu atau mengucapkan kata rileks misalnya, maka tindakan itulah yang membuat sang ibu kembali lagi ke fokusnya.

  • Berikan perhatian kepada ibu, bahkan perhatian yang sangat kecil sekalipun. Mulai dari mengambilkan atau membuatkan minuman, menyeka keringat atau bahkan hanya memeluk atau hanya ikut terjaga ketika ibu merasakan kontraksi saja itu sudah sangat berarti.

Bersiap untuk menikmati nyeri persalinan

Apakah benar melahirkan itu harus nyeri dan sakit? Saya tidak merasakan lho.

Lalu apakah benar melahirkan bisa tanpa rasa sakit? Saya merasakan namun banyak para ibu dan teman saya yang menyatakan bahwa melahirkan itu sakit sekali.

Lalu yang benar yang mana?

Nyeri dan sakin sebenarnya sangat tergantung dari persepsi seseorang.

Apa yang Anda rasakan ketika Anda dicubit manja oleh pacar Anda dahulu? Lalu apa yang Anda rasakan ketika Anda di cubit oleh musuh Anda padahal dia mencubit dengan intensitas dan kekuatan yang sama dengan cubitan pacar Anda kala itu?

Kemudian apa yang Anda rasakan ketika Anda menderita sakit gigi dan saat itu Anda sedang bertengkar dan marah dengan suami?

Dan apa yang Anda rasakan ketika Anda menderita sakit gigi namun kali ini Anda di ajak pergi ke Mall dan Anda dibelikan tas, sepatu dan baju baru impian Anda?

Bukankan sama-sama sakit gigi? Namum mana yang terasa lebih sakit?

Nah itu adalah gambaran sederhana tentang “persepsi” nyeri pada setiap orang. Banyak wanita menyatakan bahwa melahirkan itu sakit dan nyeri luar biasan. Namun saya sangat beruntung karena di persalinan pertama saya tidak merasakan nyeri saat persalinan.

Karena kenyamanan adalah hal yang dicari oleh banyak orang, maka banyak upaya baik medis maupun alternatif yang bisa digunakan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan rasa nyeri pada saat proses persalinan, namun di Gentle Birth Balance saya mencoba untuk mengajak klien saya untuk bersiap diri untuk menikmati rasa nyeri yang mungkin saja timbul ketika proses persalinan.

Mengapa justru menikmati, bukan menghilangkan? Bukankah konon kabarnya dengan hypnosis atau hypnobirthing rasa nyeri bisa hilang sama sekali?

Ya benar. Memang dengan hypnobirthing rasa nyeri bisa sama sekali hilang. Namun di dalam program gentle birth balance ini saya tidak akan menjanjikan kepada Anda bahwa Anda bakalan tidak merasakan nyeri sama sekali saat menjalani proses persalinan.

Karena saya yakin bahwa nyeri dalam proses persalinan adalah nyeri yang positif. Artinya bahwa nyeri yang tercipta sebenarnya adalah nyeri yang memang dibutuhkan sebagai alarm tubuh bahwa Anda akan segera melahirkan.

Ketika Anda mampu menikmati rasa nyeri tersebut. Maka ketika seharusnya Anda mengeluh akibat dari sensasi yang ditimbulkan saat melahirkan, justru Anda merasa nyaman dan tenang bahkan merasa santai walaupun rasa nyeri tersebut tetap ada. Namun sensasi yang Anda rasakan adalah berbeda.

Mengapa tidak sekalian saja di hilangkan rasa nyeri tersebut?

Itu karena setiap orang mempunyai persepsi dan pengalaman yang berbeda terhadap proses persalinan. Dan semua orang mempunyai tingkat sugestibilitas yang berbeda terhadap proses hypnobirthing. Sehingga dalam program ini, saya berusaha untuk mengajak Anda mempersiapkan segala sesuatunya untuk bersiap menikmati segala sensasi yang ada saat menjalani proses persalinan:

  1. Persiapan Fisik

  • Pentingnya olahraga dan nutrisi yang seimbang dan bagus
  • Pentingnya belajar nafas
  • Pentingnya kesadaran tubuh dan pengalaman tubuh terhadap pengatahuan dalam kehamian dan persalinan
  • Ketrampilan fisik untuk mengurangi dan menghilangkan ketegangan
  • Ketrampilan otor internal /dalam dan otot vagina untuk meregang dan menguat
  • Pengalaman fisik terhadap ketidaknyamanan dan bagaimana bertoleransi dengan hal itu
  1. Persiapan Mental

  • Kesadaran tentang proses persalinan
  • Mengerti dan memahami sensasi sensasi yang dapat timbul dan dirasakan saat proses persalinan
  • Mampu fokus dan terhubung dengan tubuhnya
  • Penerimaan terhadap peran baru yang menantinya yaitu menjadi seorang ibu
  1. Persiapan Emosional

  • Mampu menyadari perubahan emosi yang terjadi dan mengatasinya
  • Mampu memanajemen emosi yang ada didalam hati dan pikirannya
  1. Persiapan Historical

  • Mengeksplorasi pengalaman persalinannya yang lalu dan menemukan serta mengobati dan menghilangkan trauma yang mungkin timbul pada persalinan sebelumnya

Langkah Praktis yang harus di perhatikan:

  • Letakkan kedua tangan Anda diperut untuk beberapa menit lalu kirimkan salam damai kepada janin yang ada didalam kandungan
  • Jurnalkan atau tulislah diari tentang pengalaman dan emosi yang Anda rasakan selama masa kehamilan
  • Di awal proses kehamilan, cobalah untuk menanam benih bunga atau tanamansebagai simbol bahwa di dalam rahim Anda tubuh janin buah cinta Anda dan pasangan. Lalu setelah bayi Anda lahir, Anda bisa merawat nya bersama dengan merawat bayi Anda
  • Bacakan cerita atau puisi kepada janin Anda dan dengarkan musik relaksasi, lagu pujian atau musik klasik tiap hari
  • Ciptakan lingkungan yang nyaman dan gunakan aroma therapi sambil mendengarkan musik atau sedang melakukan relaksasi dan meditasi.
  • Oleskan pelembab atau minyak khusus untuk massage, dan pijat dengan lembut tubuh Anda sendiri menggunakan minyak atau pelembab sebelum atau sesudah mandi, lakukan dengan rutin .
  • Pilih bahan makanan yang kaya warna, aroma dan textur
  • “be Mindfull” atau sadar saat anda makan, atur pola makan dengan gizi seimbang
  • Mulai lakukan maternity tour dan seleksi

cukup panjang ya artikelnya?

semoga bisa memberikan pencerahan untuk Anda

salam Hangat

Yesie

Melahirkan Sendiri, Sebuah Pengalaman Yang Takan Terlupakan

Melahirkan Sendiri

Berbagi pengalaman indah saat melahirkan dan dilahirkan adalah sebuah keharusan. Ya memang harus. Karena pada dasarnya melahirkan adalah proses yang sakral dan pasti terkenang seumur hidup.

Lha ya akan sayang sekali kan? jika proses persalinan menjadi sumber trauma?

Dan inilah kisah persalinan Klien “long distance” @bidankita




Pagi bu..
Ga terasa udah 2 bulan aja usia bayi saya.
Alhamdulillah sehat, anteng dan ceria terus babynya.

Saya ijin untuk menceritakan prosesnya ya bu..

Pada tgl 7 juli, setelah kontraksi nya 5 menit sekali saya masih di rumah,saya pikir krn rumah bidannya deket gpp lah sebentar lagi di rumah.
Krn pas lahiran pertama saya dulu lama sekali kala 2 nya, bayinya lama di jalan lahir dan akhirnya saya di episiotomy.

Terus..pas kmrn, setelah lebih sering dari 5 menit sekali kontraksi, suami mulai maksa ke bidan, saya minta waktu untuk mandi dulu.

Masuk kamar mandi, kebelet pup. Pas dicoba pup, kok ga ada 🙈
Terus pas mau cebok jalan keluar nya sudah bengkak bgt.
Belum sempat mikir2 lagi lgsg datang lagi kontraksi, ga sempat ngatur nafas lagi, jdnya ngeden. Langsung pecah ketubannya, muncrat.
Ada darah sedikit. Pas dicek lg, sudah terasa rambut bayinya.

Di rumah ga ada org krn semua sibuk menyiapkan utk brgkt k bidan.
Saya khawatir berbahaya buat bayinya, kalau kondisi bayinya dibiarkan seperti itu, ketuban sudah pecah dan kepala sudah di jln lahir.

Akhirnya, dalam jeda kontraksi yg makin intens, saya jongkok, atur nafas mencoba relax n blg ke bayinya ” dek, kita lahiran disini aja ya,bantu bundo ya”
Ajaib bu..

Bayinya terasa kaya langsung memutar badannya dari posisi anterior ke posterior kemudian langsung mendorong badannya pelan-pelan dengan gerakan yang lembut sekali. Dan..”prakkk!”, sobek semua (tp ga sakit malah lega).
saya cuma ngeden dikit sedikit aja, Bu.

Rasanya subhanallah, lembuuuut bgt, indah, dan damai..
Bayinya keluar, pelan2 saya sambut dg kedua tangan (posisinya persis seperti lambangnya bumi sehat, ngikutin aja pengennya posisi kaya gitu).

Bayinya kaya mati, warnanya abu2, seperti yg sering saya liat di video2 youtube.
Lalu saya panggil sambil diusap-usap,   setelah itu langsung agak batuk lalu menangis keras.
saya ganti posisi jadi duduk selonjor di kamar mandinya. Si bayinya saya taruh di dada seperti posisi IMD.

Subhanallah rasanya legaaa sekali, bahagia dan damainya susah digambarkan, pengalaman paling luar biasa indah dalam hidup saya, Bu.
Benar2 indah..

Bbrp menit kemudian saya kembali ke dunia nyata.hehe..
Kamar mandinya sengaja tidak saya kunci, lalu datang adik perempuan saya ngecek,pas buka pintu, dia lgsg shock liat saya udah selonjor sambil meluk bayinya.

Saya cm minta tolong ambilkan handuk sama kain bedong,
Dg muka pucat, dia berikan yg saya minta.
HaBis tu datang tetangga dan semuanya panik tingkat sukoi😅😅.
Saya sendiri rasanya segar bugar bgt, diajak sepedaan langsung juga masih kuat rasanya.
Alhamdulillah darah yg keluar cm darah  jalan lahir yang terbuka. Selama kontraksi saya makan kurma ruthab terus sebagai pasokan oksitosin.

Pas udah datang mama n suami bingung  gimana caranya bawa saya keluar dari kamar mandi. Karena ari2 nya belum lahir.

Jadinya saya berdiri dan jalan sendiri. Beneran bu, rasanya lega n ga ada capek ato lemas sama sekali.

Mama saya kaget, dikiranya saya udah lemas ga da tenaga lagi.

Pas bidan datang( sambil marah2 heboh).
Saya yg sudah berbaring, dicek kondisi jalan lahirnya.

Ketika saya disuruh mengangkang lebar-lebar, baru terasa perihnya. Kata bidannya robekannya sangat parah, kemana-mana dan luar dalam.

Kemudian saya langsung disuntik di pinggul kiri dan kanan, lalu ari2 nya lahir.
Saya minta lotusbirth tetapi suami tidak mengijinkan, namun alhamdulillah bisa DCC kurang lebih 30 menit, bu..

Kalo saya lahiran di bidannya,saya ga akan diijinkan DCC bu.

Begitulah ceritanya bu..

Habis itu dibawa ke klinik bidan, disana saya dijait selama  2 jam. Sakiitnya, “banget2”.
Waktu saya lagi ngatur nafas buat relaksasi, malah dikira sesak nafas dan langsung dikasih oksigen 😂 (pas saat itu saya menurut saja, saya kira itu prosedur,belakangan pas saya konfirmasi ternyata begitu).

Perbedaanya dg persalinan pertama saya,

Lahiran pertama dg bidan hypnobirthing, bidannya sabar n hanya melakukan intervensi ketika memang perlu. Tp sayanya belum paham gentle birth, jadi cuma tau dengerin audio hypno aja, pas gagal fokus, udah deh..ngeden suka2😝

Tapi alhamdulillah yg pertama bisa lotus

Anak yg kedua ini, cuma DCC. Tapi lebih anteng dan auranya selalu membuat saya bahagia setiap kali menatapnya, saya tidak baby blues seperti pasca bersalin anak pertama. 😊😊
Dari segi ASI, subhanallah bu, ngucurrr…
Padahal saya makannya asal, tidak diet FC ketat seperti saat menyusui anak pertama.

Pelajaran yang saya dapat pada pengalaman ini bahwa dalam proses melahirkan yg berjuang bukan hanya ibunya, tapi bayi dalam kandungan pun juga berjuang, menunggu aba2 dari ibunya. Ketika team nya sudah siap..sang bayi pun meluncur dg indah s😘😊.

Selama hamil, pada minggu ke 35 janinnya sungsang dan saya flek shg diharuskan bedrest oleh dokter. Setelah bedrest seminggu, saya rajin kneechest dan yoga untuk sungsang, pas periksa minggu ke 36 di bidan udah ga sungsang. Di minggu ke 38 sungsang lagi, yoga+ doa+relaksasi +ikhlas, Alhamdulillah pas mgg ke 39 sudah normal.
Saat tidak bedrest saya rutin melakukan yoga, relaksasi, latihan nafas dan earthing setiap subuh. (Mengikuti praktik gentle birth di buku)
Pijat perineum cuma sempat 4 kali🙈.
Buku “gentle birth balance”  jadi bacaan wajib saya tiap hari.
Alhamdulillah, doa+ikhtiar+doa+ikhlas. Bayi saya lahir H+1 HPL.

img-20160709-wa0006

10 hal yang perlu Anda ketahui tentang Nyeri dalam Persalinan

Yang Perlu Anda Ketahui

Masih membahas tentang nyeri, karena hingga saat ini, bahkan hingga tadi pagi saat saya bertanya dengan klien saya di kelas Gentle Birth Preparation tentang apa yang dia takutkan saat menghadapi proses persalinan, jawabannya adalah TAKUT SAKIT/NYERI.

Nah di artikel ini saya akan membahas tentang beberapa hal yang sebaiknya Anda ketahui tentang nyeri/sakit dalam proses persalinan:

  1. Nyeri/sakit dalam proses persalinan itu berguna

Nyeri/Sakit dalam bahasa inggris di sebut PAIN. Ternyata ada singkatannya lho
P : Purposeful = Ny9aaf9a849b5d383cec3cb16b9fa438c1eri yang hadir sebenarnya mempunyai tujuan yang positif yaitu melahirkan bayi Anda

A : Anticipated = Nyeri yang hadir dapat dipersiapkan atau mempersiapkan apa yang akan terjadi

I : Intermittent = Rasa nyeri di dalam proses persalinan dirancang untuk berpola intermitten, sehingga memiliki waktu istirahat. Dan terjadi tidak terus menerus. Namun selalu ada jeda.

N : Normal = Nyeri persalinan yang ada dan dirasakan itu adalah NORMAL, tidak perlu di takuti ataupun di hindari. Yang Anda perlukan adalah di NIKMATI.

 

  1. Nyeri persalinan dapat mengikuti pola ketakutan-ketegangan-rasa sakit (fear-tension-pain cycle) atau siklus percaya diri- relaksasi-kenyamanan (confidance-relaxation-comfort cycle) tergantung pada apa yang Anda lakukan untuk mempersiapkan persalinan Anda.
    c10249406c01c156791459d4c8e4ab6c

crccycle

  1. Nyeri persalinan harus dibangun pada pemahaman bahwa proses persalinan bisa saja terasa menyakitkan. Rasa menyakitkan ini datang dalam berbagai bentuk dan dalam banyak hal, Anda memiliki kemampuan alami dan belajar untuk memenuhi tantangan ini. Jika Anda belajar bagaimana Anda mengatasi rasa sakit ini dan bagaimana Anda akan berurusan dengan rasa sakit, maka Anda memiliki kesadaran untuk menjadi sangat aktif dalam upaya untuk mengatasinya. Jika ada sesuatu yang tiba-tiba merubah rasa nyeri biasa menjadi rasa nyeri yang tidak biasa atau berbeda, maka Anda dapat berkomunikasi dengan bidan atau dokter Anda.
  2. Nyeri persalinan adalah sesuatu yang positif, sebuah upaya aktif, dan sebuah proses alami, bukan karena ada sesuatu yang rusak. Karena itu Anda tidak perlu mengatakan kepada diri sendiri cerita tentang rasa sakit. Contoh “oh ini benar-benar sakit saya tidak bakalan tahan”. Karea Hal ini justru dapat menyebabkan Anda merasa menderita. Penderitaan adalah di mana Anda ‘tidak mampu mengelola’ apa yang terjadi. Tidak ada yang ingin menderita dalam proses kelahiran.
  3. Nyeri persalinan dapat memandu Anda selama proses kelahiran. Anda dapat menggganti posisi, menggunakan relaksasi dan mencari serta melakukan berbagai tindakan atau upaya untuk membuat ini menjadi terasa lebih nyaman.
  4. Nyeri persalinan dapat bervariasi dan sangat unik antara wanita satu dengan wanita lainnya. Nyeri persalinan awal mungkin merasa seperti nyeri haid, kram atau sakit di area symphisis pubis (jika bayi posterior). Rasa ini akan meningkat durasi dan frekuensinya serta intervalnya sebagai tanda kemajuan proses persalinan. Bahkan nyeri tersebut bisa berubah menjadi rasa kelegaan ketika sang ibu merasa ingin mengejan. Setiap ada rasa ingin mengejan dan ibu tersebut mengejan, yang dirasakan bisa jadi sudah bukan nyeri lagi namun berubah menjadi rasa puas.
  5. Nyeri pada proses persalinan dapat dialami secara berbeda tergantung pada siapa yang mendampingi proses persalinan Anda. circle of stressDalam buku berjudul Birth Wise, penulis Penny Armstrong dan Sheryl Feldman menjelaskan bahwa ibu bersalin yang diperlakukan dengan baik oleh bidan, kemudian dia di hargai, di hormati dan di asuh dengan kelembutan dan cinta kasih ternyata mereka akan melahirkan dengan lebih mudah dan merasa lebih nyaman. Sebaliknya, ketika ibu bersalin tersebut ditantang oleh bidan mereka, di kendalikan dan diperlakukan acuh tak acuh, maka mereka akan memiliki lebih banyak masalah dengan dengan proses persalinan mereka, bahkan mereka akan merasa lebih nyeri saat melahirkan.
  6. Nyeri persalinan yang dianggap telah menjadi “penderitaan” dapat dibantu dengan penggunaan intervensi dengan pain-free-labour-17-copybijaksana dan penuh kasih.
    Epidural dapat memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan tetapi akan mengganggu produksi oksitosin dan kemampuan alami tubuh Anda untuk mengetahui apa yang harus dilakukan. Jadi tetap saja intervensi yang akan di berikan , seyogyanya diberikan dengan bijaksana.
  7. Nyeri persalinan dibagi dengan pasangan Anda -bayi Anda. Bayi Anda juga mengalami persalinan bersama dengan Anda. Berikut juga pasangan Anda.
  8. Nyeri persalinan adalah subjek kontroversial dan telah menjadi sesuatu yang “dipolitikkan dan di bisniskan” di negara kita dan di seluruh dunia. Karena pemikiran nyeri bisa menakutkan dan merupakan sesuatu yang ingin kita hindari ada telah menjadi dan menciptakan budaya ketakutan dan pencegahan. Sehingga banyak sekali orang yang melahirkan “based on Fear” bukan “based on Love”. Hak-hak dasar perempuan telah dilupakan dalam sistem medikalisasi saat melahirkan.

Silahkan baca disini:

  • http://www.guardian.co.uk/lifeandstyle/2009/jul/12/pregnancy-pain-natural-birth-yoga
  • http://birthtruth.blogspot.ca/
  • http://www.imbci.org/
  • http://www.childbirthconnection.org
  • http://www.thebusinessofbeingborn.com/

Semoga Artikel ini bermanfaat untuk Anda

Salam hangat

Yesie

Pilih Nyeri Ngeri atau Nyeri Nikmat?

Apa Itu Nyeri?

Membahas tentang nyeri, apalagi dalam proses persalinan tentu menjadi sebuah pembahasan yang menarik. Dan mungkin tidak ada habisnya.

Beberapa orang mempunyai pendapat bahwa Nyeri yang dirasakan oleh seorang ibu yang melahirkan adalah sebuah rasa nyeri yang menakutkan dan mengerikan. Sehingga berbagai cara digunakan untuk menghilangkan atau mungkin sekedar mengurangi rasa nyeri tersebut.

Ada juga beberapa orang yang berpendapat bahwa nyeri dalam proses persalinan harus di alami semua wanita yang sedang melahirkan. Hingga ada beberapa pernyataan bahwa “yang namanya melahirkan ya harus sakit/nyeri. Karena kalau tidak sakit berarti bukan melahirkan”

“nyeri dalam proses persalinan adalah wujud dari lahirnya IBU. Sehingga jika mau disebut IBU ya harus mengalami nyeri tersebut”

Sakit Adalah Pengalaman

Karena itulah rasa sakit saat melahirkan adalah sebuah pengalaman yang di takutkan dan dicemaskan oleh semua wanita. Bahkan tidak jarang seorang wanita akhirnya memilih untuk melakukan operasi SC karena mereka menghindari rasa nyeri tersebut.

Pengalaman rasa sakit tidak mudah untuk dipahami. Nyeri tidak hanya proses merupakan proses biologis. Tentu saja, rasa sakit adalah proses neurobiologic, tapi, itu juga merupakan pengalaman yang melibatkan emosional; rasa ini membawa kenangan dari pengalaman menyakitkan masa lalu; dan, ada kesadaran dari rasa sakit yang dapat diubah atau dimodifikasi.

Pengalaman nyeri bervariasi dari individu ke individu dan dari budaya ke budaya. pengaruh budaya tentang persepsi akan rasa nyeri memodifikasi cara bangsa dan budaya saat mengatasinya. Rasa sakit dari operasi atau cedera disebut nyeri akut. rasa sakit ini memiliki tujuan biologis.

Rasa ini memberitahu kita di mana kita terluka sehingga kita dapat melindungi diri kita sendiri. Nyeri ini juga mengaktifkan mekanisme pertahanan tubuh yaitu melawan dan menghindar yang melindungi kita ketika kita terancam oleh lingkungan yang tidak bersahabat. Sama halnya dengan nyeri saat proses persalinan, nyeri ini adalah cara tubuh dan janin kita berkomunikasi.

Nyeri pada proses persalinan TIDAK merupakan sinyal bahwa ada sesuatu yang salah. Nyeri persalinan membantu Anda menentukan apa yang terjadi dalam tubuh Anda, Anda masuk ke dalam tahapan yang mana dan tindakan apa yang mungkin Anda ambil, untuk beradaptasi dan menikmati rasa nyeri ini

Ini adalah rasa sakit dengan tujuan positif. Nyeri persalinanlah yang menyebabkan bayi Anda lahir. Dan ini sangat berbeda dari rasa sakit cedera, infeksi, atau penyakit kronis.

Pandangan medis tentang melahirkan dan rasa sakit

Untuk memahami rasa sakit ini ada hal yang harus ditinjau ulang yaitu konsep rasa sakit karena penyakit, dan rasa sakit kelahiran. Dan ilmu kedokteran Barat.menginterpretasi bahwa:

  1. Persalinan adalah penyakit dan bukan proses alamiah. 
    Kenapa bisa demikian? Ya…karena di tempat pelayanan kesehatan, baik itu Rumah Sakit, Klinik Bersalin, Bidan Praktek Swasta, sebutan untuk ibu hamil atau ibu melahirkan adalah PASIEN bukan KLIEN. Dimana secara otomatis pikiran bawah sadar kita merekam bahwa PASIEN adalah sebutan atau juk=lukan yang di sandang oleh orang sakit.

Ya..biasanya Anda akan di panggil sebagai PASIEN.bukan sebagai TAMU atau KLIEN. Bahkan ketika Anda hendak masuk ke RS pun Anda harus lewat di Unit Gawat Darurat dahulu. Seolah olah proses melahirkan adalah proses kegawatdaruratan.

  1. Semua rasa sakit dan nyeri harus didiagnosis, dipantau dan dihilangkan. 
    dalam ilmu kedokteran Modern, khususnya ilmuwan, percaya bahwa kita harus mampu menguasai lingkungan kita dan hidup kita untuk menghindari rasa sakit dan bahkan kematian.Sehingga tidaklah heran, bahwa berbagai cara secara medis dilakukan untuk mengurangi bahkan menghilangkan rasa sakit tersebut. Namun Perempuan dalam beberapa suku yakin dan percaya dalam tubuh mereka di design untuk melahirkan secara alami.
    Pada beberapa kelompok orang sakit adalah sesuatu yang diasumsikan sebagai .
  2. Sistem kesehatan dibangun dan berfokus pada bencana/komplikasi/resiko komplikasi dan mereka seolah diharapkan terjadi. 

Jika Anda menganggap bahwa kebanyakan persalinan itu akan berlangsung normal dan tanpa komplikasi serius (80% atau lebih), namun mengapa fakta di lapangan adalah semua kamar bersalin dilengkapi dengan peralatan berteknologi tinggi, seolah akan terjadi komplikasi yang berat terhadap setiap ibu yang melahirkan.
Kamar-kamar persalinan di design tidak untuk mengurangi masalah untuk mendukung proses normal kelahiran, tetapi untuk mencoba mengatasi resiko yang di anggap potensial terjadi (Suzane Arms).

Ketakutan adalah sebuah elemen yang memenuhi pemikiran para tenaga kesehatan, yang kadang-kadang tanpa disadari seringkali menyebabkan mereka kehilangan akal sehat. 

Bagaimana cara mengatasi rasa sakit/nyeri?

Belajar untuk mengatasi rasa sakit bukanlah konsep baru bagi kebanyakan wanita. Setiap orang telah mengalami rasa sakit, dan sebagian besar dari kita sudah mengidentifikasi langkah-langkah yang membantu mengatasinya. Berikut adalah beberapa ide yang dapat membantu dengan melahirkan.

Coba teknik yang Anda rasa membantu mengatasi rasa sakit, seperti kompres dingin saat Anda sakit kepala atau cedera. Jika Anda pernah melahirkan sebelumnya tentu Anda akan berpikir tentang yang teknik dan manajemen nyeri yang bagaimana yang Anda rasa paling sukses dalam membantu Anda dalam mempersiapkan persalinan lagi.

Jika Anda merasa agak tidak berhasil dalam mengatasi nyeri persalinan sebelumnya, Anda mungkin takut atau gugup ketika Anda berpikir tentang proses itu lagi. Luangkan waktu untuk mengakui ini dan mengakui bahwa ini adalah perasaan yang normal.

Mengidentifikasi bagaimana Anda mengekspresikan rasa sakit itu penting. Beberapa budaya mengharapkan seorang wanita harus tahan akan rasa sakit, sehingga saat kontraksi, menangis dan menjerit itu “pamali” atau di anggap “memalukan”.

Namun ada juga budaya yang justru mengharapkan ekspresi yang berbeda. Tentu saja semua orang bisa masuk di mana saja di sepanjang proses ini. Anda mungkin hanya mengerang, menutup mata dan menangis. Namun Anda juga bisa saja menjerit berteriak, bereaksi berlebihan bahkan bersumpah untuk tidak mengalami ini lagi.

Lalu mulailah membangun harapan yang realistis tentang nyeri persalinan. Beberapa metode persiapan melahirkan berbicara tentang menghilangkan ketidaknyamanan bahkan menghilangkan rasa nyeri saat melahirkan. yang mungkin “iklan” ini menyebabkan Anda untuk percaya bahwa rasa sakit akan benar benar hilang.

Namun,ternyata kebanyakan wanita melaporkan bahwa melahirkan adalah usaha yang keras dan tindakan manajemen nyeri dan meningkatkan kenyamanan jarang bisa menghilangkan rasa sakit.

Apa yang bisa mereka lakukan adalah memberikan alat untuk meminimalkan jumlah rasa sakit Anda rasakan, efektif mengatasi rasa sakit yang Anda alami, dan menghemat energi Anda untuk dapat secara efektif melahirkan.

Berikan diri Anda untuk memiliki pengalaman Anda sendiri dalam menanggapi, rasa sakit yang terkait dengan persalinan. Persiapan terbaik adalah untuk tetap terbuka dan mau menerima pengalaman.

Apa yang menyebabkan rasa sakit saat melahirkan?

Secara teoritis, penyebab rasa nyeri pada saat proses persalinan ada beberapa hal antara lain:

Penyebab nyeri (biasanya)

  1. rahim kekurangan oksigen (uterine hypoxia)
  2. bagian terendah dari rahim meregang
  3. Kontraksi Rahim
  4. Stretching pada serviks saat membuka
  5. Stretching dari ligemen ligament pada panggul dan tekanan kepala bayi pada panggul
  6. Faktor psikis dan emosi ibu
  7. Vagina dan perineum yang meregang pada kala II

Penyebab lain:

  1. posisi dan presentasi bayi
  2. bayi besar
  3. beberapa factor emosional dan ketegangan psikis
  4. segmen bawah Rahim yang terlalu kaku (rgid)
  5. aliran darah ke rahi yang terganggu
  6. kontraksi rahim yang tidak teratur
  7. panggul sempit atau disporposi kepala panggul

Namun dari uraian di atas, sebenarnya bisa di simpulkan bahwa Ada tiga tipe dasar nyeri saat melahirkan. Memahami apa yang menyebabkan rasa sakit di tiap tahap persalinan akan membantu Anda mengidentifikasi sampai dimana tubuh Anda berproses. Teknik yang berbeda mungkin diperlukan untuk mengatasi ini sensasi yang berbeda.

Tipe pertama nyeri berhubungan dengan kontraksi otot leher rahim adalah membuka atau melebar. Selama ini bagian tubuh dari proses melahirkan adalah barisan otot dalam Rahim yang berkontraksi, membuka leher rahim. Kebanyakan wanita menggambarkan perasaan ini sebagai kram atau mulas saat menstruasi namun rasanya menjadi semakin kuat. Ini dapat dirasakan di bagian bawah rahim, bagian pinggang belakang atau keduanya.

Tipe kedua sensasi adalah perasaan tekanan kuat karena bagian terendah janin semakin turun dan mendorong otot-otot di panggul dan kandung kemih dan rektum.

Type ketiga dari rasa sakit, yang terjadi setelah bayi dilahirkan, adalah perasaan terbakar atau peregangan bahkan robekan vagina dan kulit saat bayi lahir.

Bagaimana takut dan ketegangan berhubungan dengan nyeri?

Grantley Dick-Read menjelaskan proses ini dan sekarang dikenal sebagai “Fear-Tension-Pain” siklus. Dia mengatakan bahwa ketakutan menyebabkan seorang wanita untuk menjadi tegang, dan ketegangan yang meningkatkan nyeri. Peningkatan rasa sakit, pada gilirannya, meningkatkan rasa takut, dan siklus ini terus menerus berulang.

Untuk memutus siklus ini Dick-Read menyarankan dengan dua cara:

  • Mengurangi rasa takut dengan mendidik seorang calon ibu tentang apa yang terjadi selama persalinan
  • Mengurangi ketegangan dengan mempromosikan relaksasi, sehingga mengurangi rasa sakit.

Sebagian besar metode persiapan melahirkan modern berevolusi dari teori ini.

Teknik apa yang bisa saya mencoba untuk mengatasi rasa sakit ini dengan baik ?

Ada banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk meminimalkan jumlah rasa sakit dari kontraksi dan untuk mengatasi rasa sakit yang Anda rasakan.

Ingat bahwa rahim Anda adalah kumpulan otot. Seperti semua otot, mereka yang Anda bekerja rahim terbaik dengan paling sedikit rasa sakit ketika mereka terhidrasi dengan baik dan menerima banyak oksigen. Anda dapat meningkatkan aliran darah dan oksigen ke rahim dengan minum banyak cairan dan memposisikan tubuh untuk tegak. Hindari tiduran terlentang. (Berbaring telentang dapat mengurangi aliran darah ke rahim hampir 30%!)

Cara lain untuk mengurangi rasa sakit yang Anda rasakan saat kontraksi adalah menjaga otot-otot perut Anda rileks. Banyak metode persiapan melahirkan fokus pada belajar teknik relaksasi untuk mencapai hal ini. Teknik relaksasi progresif, self-hypnosis, tehnik nafas, visualisasi, dan pijat adalah cara-cara untuk mempromosikan relaksasi otot dan meminimalkan rasa sakit yang Anda alami.

Beberapa minggu latihan akan membantu teknik ini menjadi kebiasaan yang mendarah daging dan lebih mudah digunakan selama masa stres atau sakit.

Penggunaan kompres hangat atau dingin, baik punggung atau perut Anda bagian bawah mungkin membantu mengurangi rasa sakit. Hidroterapi, baik dalam mandi atau bak mandi, juga dapat membantu untuk mengurangi rasa sakit dan mempromosikan relaksasi.

Anda bisa duduk di bangku di kamar mandi jika Anda lelah, dan mengarahkan aliran air di kedua punggung atau perut Anda, mana yang terasa terbaik. Jika menggunakan bath up, mungkin akan terasa lebih baik karena Anda dapat membenamkan perut Anda di air hangat. Jika Anda tidak punya bath up, coba letakkan handuk di perut Anda dan pasangan Anda perlahan-lahan menuangkan air di atas handuk selama kontraksi.

Yang penting persiapkan terlebih dahulu: menemukan bangku yang cocok di kamar mandi atau bak dan tidak tergelincir, dan juga mencoba menggunakan air mengalir.

Ibu bersalin yang, duduk di birthing ball juga biasanya merasa lebih nyaman dan rasa nyeri lebih berkurang. Selama persalinan Anda, Anda mungkin menemukan bahwa posisi tegak seperti berdiri, berjalan, atau duduk di kursi goyang atau pada bola persalinan mungkin membantu Anda mengatasi kontraksi.

Bergoyang atau bergerak pinggul Anda bisa membantu, sementara juga mendorong bayi untuk memilih jalur yang terbaik saat melalui tulang panggul Anda. Secara umum, Anda harus mengikuti pesan tubuh Anda dan memilih posisi yang Anda rasa erbaik.

Ada satu pengecualian untuk pedoman umum ini, dan itu adalah, seperti yang disebutkan di atas, Anda harus menghindari berbaring telentang. Bahkan jika ini terasa lebih baik, mengurangi efektivitas kontraksi dan dapat menurunkan oksigen ke bayi Anda.

Jika Anda menemukan bahwa kontraksi sangat menyakitkan di bagian belakang Anda, ini bisa menjadi sinyal bahwa bayi Anda menghadap ke depan Anda, atau ” posisi posterior. Untuk beberapa bayi, ini adalah cara mereka cocok terbaik melalui tulang panggul, tapi sebagian besar bayi lebih cocok jika mereka menghadapi punggung, disebut posisi anterior.

Nah buku buku di bawah ini adalah referensi yang bisa And abaca untuk meningkatkan rasa nyaman Anda saat melahirkan


Referensi:

Buku Persiapan Persalinan:

  • Gentle Birth Balance, Mizan, Bandung 2014 by Yesie Aprillia
  • Active Birth: The New Approach to Giving Birth Naturally, Revised ed. 1992. Janet Balaskas. Harvard Common Press.
  • Birthing from Within. 1998. Pam England, CNM. Partera Press.
  • Ina May’s Guide to Childbirth. 2003. Ina May Gaskin. Bantam.
  • Natural Childbirth the Bradley Way, Revised ed. 1996. Susan McCutcheon-Rosegg. Plume.
  • Pregnancy, Childbirth and the Newborn: The Complete Guide. 2001. Penny Simkin. Meadowbrook.
  • The Thinking Woman’s Guide to a Better Birth. 1999. Henci Goer. Perigee Trade.
  • Arms S . INMACULATE DECEPTION II. Mith, Magic & BirthCelestial Arts, Berkeley, California, 1994
  • Northrup C. Cuerpo de mujer Sabiduría de mujerEdiciones Urano SA, Barcelona.1999
  • Van Hoover C. Pain and Suffering in childbirth: A Look at Attitudes,
    Research and History  Midwifery Today, Issue Number 55, autumn 2000
  • Dunham C y equipo “the body Shop” MAMATOTO La celebración del  Plural de Ediciones SA, Barcelona 1992
  • Lieberman A Easing Labor Painthe Harward Common Press, Boston 1992

Terutama untuk pendamping persalinan:

The Birth Partner, 2nd Ed. 2001. Penny Simkin. Harvard Common Press.

Catatan Ayah Pintar, 2015 Yesie Apriilia, Miza, Bandung.

Berdayakan Dirimu (Birth Story)

Cerita Persalinan

Cerita tentang kehamilan dan melahirkan adalah salah satu terita yang bersejarah dalam kehidupan kita. sebuah cerita yang tidak akan terlupakan dan selalu saja dikenang maupun terkenang. siapapun yang terlibat dalam proses persalinan, pasti bisa menceritakan kembali proses tersebut.

dan semua orang yang mendengarkan cerita atau kisah persalinan pasti juga tertarik dan ingin tahu. bahkan siapapun yang mendengar kisah bisa saja tersugesti. Nah apa jadinya apabila kisah kelahiran menjadi sebuah cerita yang menyeramkan dan menakutkan? sayang sekali bukan?

Nah saya senang sekali ketika apa yang saya lakukan selama ini yaitu memberikan edukasi kepada para ibu ibu melalui berbagai media baik buku, web, sosial media bisa menginspirasi Anda dan membuat Anda mau memberdayakan diri. karena harapan saya adalah semakin banyak ibu, keluarga dan bayi yang merasakan pengalaman positif saat melahirkan dan dilahirkan. dan ini adalah salah satu cerita kisah kelahiran seorang ibu dari Jakarta.

semoga bisa menginspirasi

dear, bu yesie
saya wahyuni dijakarta dan ini adalah kehamilan anak kedua saya.saya mau mengucapkan makasih untuk sharing ilmunya tentang Gentle Birth diberbagai media.
saya memang bukan peserta private class, atau member laskar gentle birth. karena waktu ngadain private class dijakarta,jadwal suami saya lagi dinas keluar kota. jadilah saya akhirnya belajar memberdayakan diri lewat buku dan web bidan kita serta mencari beberapa fasilitator di Jakarta untuk untuk pemberdayaan diri.

saat mulai memberdayakan diri memang agak terlambat karena baru mulai saat kehamilan 27w.

tapi alhamdulillah dengan ketekunan disemester akhir,saya bisa melahirkan anak kedua dengan sangat nyaman berbeda dengan anak pertama yang walau melahirkan lewat vagina tapi penuh intervensi medis.

selama trisemester ketiga  saya rutin mengikuti kelas prenatal yoga dan yoga dirumah dan melakukan komunikasi dan afirmasi dengan janin sepulang kantor atau curi curi waktu dikantor untuk pelvic rock dikamar mandi dengan bantuan tembok.
proses persalinan anak kedua saya pada saat kehamilan berumur 40w lebih. saat itu termasuk dag dig dug, bukan karena sudah lewat perkiraan,tapi lebih karena obgyn pilihan saya  sudah selesai praktek dan akan cuti haji. untungnya info tersebut sudah saya ketahui jauh-jauh hari, jadi afirmasi setiap saya relaksasi saya ubah,”nak lahirnya diwaktu yang tepat ya,di saat dokter belum brangkat haji”. Dan alhamdulillah,saya masih berjodoh dengan beliau,makasih ya nak sudah dengerin bunda.

Proses persalinannya lebih singkat dari anak pertama. Tanda cinta dari si kecil berupa flek datang tgl17 agustus 2016 sekitar jam 2 pagi,tapi kontraksi belum rutin, dan saya kembali istirahat.

paginya kontraksi sudah mulai terasa,tapi berhubung suami janji dengan anak pertama ikut sepeda hias,jadi ke rumah sakit ditunda selesai suami dan anak pertma ikut sepeda hias dan saya masih sempat bikin pisang goreng dan bersih bersih rumah.

IMG_20160817_132856
Selesai semua urusan 17 agustusan kami berangkat ke rs. Dirumah sakit saya ditawari didorong dengan kursi roda dan naik lift,tapi saya lebih memilih  jalan dan naik tangga ke ruang.obervasi. Saya diobervasi selama 5jam. selama observasi saya melakukan relaksasi dan pelvic rocking di bola maupun dengan bersandar ke tembok.

setelah 5jam observasi saya diberi pilihan pulang dulu atau mau melakukan induksi karena pembukaan masih bukaan 2cm dan kontraksi blm rutin sedang hpl saya sudah lewat dan diberi di date sampai tgl20. saya memilih pulang dlu dan menunggu gelombang cinta yang lebih kuat. beruntung saya sempat memesan essential oil lavender dari young living yang bisa membantu memperlancar pembukaan. sebelum pulang saya sempat mengoles ke tulang spinal dan perut sesuai anjuran di web bidan kita.

IMG-20160816-WA0026

perjalanan pulang dari rs,justru saya merasakan gelombang cinta yang makin kuat.
sampai rumah saya beberes rumah,bikin teh untuk mertua yang kebetulan hari itu sudah datang dari surabaya dan tetap pelvic rock di bola saat ngobrol2 dengan mertua. 
Gelombang cinta yang saya rasakan makin kuat,saya mulai menyalakan aplikasi kontraksi nyaman. kontraksi sudah berjalan rutin 5menit skali tapi saya masih kekeh minta suami untuk jalan ke mall dan membeli minuman coklat favorit saya. sepulang makan dan jalan dari mall saya langsung menuju ke rs,karena sudah ada 2kali peringatan untuk menuju ke rs dari aplikasi.

sesampainya di rs jam 10 malam,saya di ctg dan diperiksa dalam. hasilnya dokter tidak membolehkan saya pulang karena kontraksi sdh sanhat rutin dan walau pbukaan baru bertambah1 dipbukaan 3. pembukaan makin bertambah dan saya memilih berbaring karena kebetulan suami saya yg tadiny sudah bersiap mendampingi proses,harus mengurus si anak pertama yang gak mau ditinggal dirumah.
dengan sangat terpaksa saya mengoptimalkan yang ada. Sambil berbaring saya mendengarkan musik relaksasi dan mengatur nafas serta kembali mengoles eo lavender sambil memijat2 sendiri punggung utk merangsang endorfin. saat anak pertama sudah tidur,suami saya kembali mendampingi saya dan melakukan pijatan endorfin serta menyuapi kurma dan minum untuk sumber energi. Dan akhirnya tgl18 agustus 2016 jam 04.10 WIB lahirlah anak kedua saya dengan BB 4400grm dan PB 51cm.

IMG_20160818_045405

semoga menginspirasi Anda semua

salam hangat

Dan Kami Lahir Kembali (Birth Story)

Pengalaman Berharga

Cerita ini aku persembahkan untuk ibu dan bapak di seluruh Nusantara. semoga kisah kami menginspirasi dan membuat Anda semangat. karena saya yakin bahwa semua kisah kelahiran sangat unik dan pasti terkenang seumur hidup.

Dan inilah kisah kami:

AKjr_nyureng

CERITA DARI ARANKA KAYANA UNTUK LASKAR GENTLE BIRTH

Dear, Tante-tante cantik, kece, dan berhati malaikat. Terima kasih atas doa dan dukungannya untuk Aranka Kayana, berhasil lahir alami tanpa induksi tanggal 27-07-2016, Pukul 17.17 WIB.

Berat 3.2 Kg, Tinggi 49 cm, Baby Boy…

Proses yang panjang tapi menyenangkan untuk dikenang.

Maaf aku gak punya cerita sekeren tante-tante Laskar Gentle Birth yang lain.

Tapi aku bahagia karena semesta mendukung kelahiran kami bertiga (Ibu, Bapak, Aran).

Pagi hari, Ibuku periksa ke Bidan yang dari awal sudah Ibu pilih untuk nanti melahirkan saya. Tapi ternyata bukaan Ibu baru seujung jari. Ibu agak sedih saat itu, tapi kabar baiknya adalah Ibu dan Bapak bias menikmati suasana pagi hari yang syahdu dengan lembahyung fajar keemasan.

Sore harinya Ibu mengajak Bapak jalan-jalan ke Taman Sari. Katanya, Ibu mau ngasih tau ke aku tempat pertama yang bikin Ibu dan Bapak saling jatuh cinta. Xixixi..

Fahmi

Setelah itu Ibu kontrol ke dr.  Fahmi (doketr yang kata Ibu & Bapak mirip Tora Sudiro), haha. Kata Pak dokter, kondisi aku semua bagus, Ibu disuruh bersabar. Berkat penjelasan Pak dokter Ibuku jadi tenang dan senang lagi. Gak sedih seperti tadi pagi.

Lalu kami bertiga pulang, terus aku diajak makan nasi padang sama Ibu jam 10 malem. Eh abis makan nasi padang, Ibu mules-mules. Langsung buang air besar banyak bingitz, terus jam 11 malem Ibu kesakitan gak bisa bobok dan gak mau bobok, maunya jalan-jalan terus bolak balik, dari kamar ke dapur ke ruang tamu ke kamar lagi, muteeerr terus…

Ibu – Bapak agak panik di awal, lalu manggil bidan terdekat yang ada, dicek dalam, ibu udah bukaan 1 menuju ke 2. Ibu bidannya bilang supaya ibu istirahat aja terus besok pagi dibawa ke klinik buat cek bukaan lagi. Ohya Ibu bidan yang datang ke rumah malam hari kan tanya, siapa dokter obgyn Ibu, lalu Ibu jawab : “dr. Fahmi”. Masa kata Bu Bidan : “Wah kalau lahiran sama dia diajak ngobrol aja bisa langsung bukaan 10 tuh, ganteng sih.” // Eeeeaaaakkk!!! // Habis periksa Ibu, Bu Bidanpun pulang.

Yesie

Ibu udah gak bisa ngomong cuma bisa tarik napas, buang, tarik napas, buang, napas pake napas Ujjay yang diajarin sama Tante Yesie. Nah gara-gara itu Ibu inget sama Tante Yesie, lalu minta Bapak telepon Tante Yesie segera. Untung Tante Yesie masih mau angkat dan langsung kasih Ibu saran untuk Side Lying Release, dll. Pokoknya selanjutnya Bapak yang komunikasi sama Tante Yesie, Ibu udah cuma mondar mandir jalan aja terus, gak mau bobok, gak mau duduk, maunya cuma jalan dan berdiri dan napas. Bapak sesekali bobok. Ibu tetep mondar mandir sampe subuh.

Subuh Bapak telp bidan yang semalem dateng, tapi gak diangkat. Lalu Bapak keluar rumah ke tukang sayur langganan, kata tukang sayur, di perumahan kami ada Bu Bidan, langsunglah Bapak samperin ke rumahnya. Bu Bidan Suci pun langsung cek bukaan Ibu, ternyata udah bukaan 4, langsung Bu Bidan nyuruh Bapak bawa Ibu ke klinik temennya di Jl. Imogiri Barat. Tapi Bapak dan Ibu udah siap semua. Jadi tinggal bawa koper, gym ball, bantal kesayanan, Ibu pakai baju terbaik, dan cuss ke klinik.

Sampe klinik ibu langsung dibawa ke ruang bersalin, di kasih sarapan, dan bu bidan bilang kalo ibu boleh nangis, boleh teriak sesukanya. Tapi Ibuku gak nangis dan gak teriak, malah ketawa2 sama Bapak dan napas panjang terus pake napas Ujjay. Sesekali main bola. Lalu setel afirmasi dan relaksasi hypnobirthing-nya Tante Yessie.

Para bidan yang jagain kami pada bingung, trus pada tercengang, katanya Ibu kok pinter banget, baru anak pertama padahal. Suatu waktu saat Ibu makin jadi kontraksinya, Ibu peluk Bapak sambil meringis, kata Bapak: “Jangan meringis ayo senyum, inget makin lebar senyum atas makin lebar senyum bawah!”. Trus bidan-bidan itu pada melongok.. Katanya… “Waaaahhh hebat sekaliii prinsipnya”. Para Bidan juga tanya, itu buat apa ibu duduk dan goyang inul di atas Gym Ball, Ibu jawab yah buat nurunin bayi ke dasar panggul.

Trus tiap ibu balik meringis, Bapak bilang sambil bercanda “Lemesin ajah saaayy!”. Sampe akhirnya rasa makin hebat dan Ibu dicek lagi sudah bukaan 8 menuju 9, diprediksi sebelum jam 12 siang aku akan lahir. Lalu ibu mulai setel suara Tante Yesie di aplikasi kontraksi nyaman. Ibu disuruh senyum terus sama Bapak. Bapak bilang, ibu cantik pas kayak begini. Oksitosin Ibu langsung naik trus jam 11.30 ibu sudah bukaan lengkap.
Lalu drama dimulaiiii…

Ibu bilang : “Aku mau ngedenn..”
Lalu bu bidan bilang: “Okeh sebentar dicek.”

Lalu… Mak pyookkk… Ketuban Ibu Pecah. Tapi sama para bidan ibu belom boleh ngeden..

Tapi ibu gak kuat nahan… Ibu ngeden terus. Sama para bidan katanya kepala masih agak jauh, biar dedeknya dulu yang kerja, ibunya nanti kerja setelah dedek udah deket, dedek lagi cari jalan lahir. Ibu disuruh sabar.

Ibu down, oksitosin turun, kontraksi mendadak jadi jarang-jarang.

Ternyata bapak bolak balik keluar ruangan buat menelepon Tante Yesie, dan komunikasi terus lewat whatsapp. Ibu dirangsang terus sama Bapak, dimainin putingnya, dicium, diusap, dipijat oksitosin kepalanya. Disuapi buah kurma yang dibawakan Om Yamroni ke Klinik dan disuapi susu.

Lalu ibu disuruh macem-macem sama Bapak, disuruh jongkok sambil goyang, di suruh side lying release, disuruh table pose terus Bapak naik ke ranjang dan di-rebozo perutnya 5 menit.
Para bidan di sana makin cengok ngeliat tingkah Bapak dan Ibu. Sampe terakhir ibu udah dilarang bergerak lagi dan cuma boleh miring kiri. Tapi Bapak bilang: “Saya mau rebozo sekali lagi ya!”.
Untung bu bidan seniornya membolehkan. Ibu table pose lagi dan kali ini yang di-rebozo adalah pantat ibu. Digoyang terus 10 menit nonstop sama Bapak. Setelah itu ibu gak kuaaaatt… pengeeen banget ngedeeennn…

Langsung ngedeeen…

Terus Bu Bidan senior masuk, ngecek, dan dia bilang: “Oke, ayok kita habis-habisan di sini yah.”.

Tiap kontraksi dating, ngeden. Tiap ibu ngeden para bidan teriak: “Pinteeerr….!!!”
Lalu Bu Bidan senior bilang, di epis dikit mau yah biar gampang keluarnya. Ibu pegang tangan bidannya, tatap matanya, sambil bilang: “Bu, kasih saya kesempatan berusaha dulu yah.”. Si Bu Bidan cuma ngangguk. Lalu 5 kali ngejen, buk bidan bilang: “Diepis yah?”, Tapi Ibu bilang lagi: “Sekali lagi buk!”. Lalu bu bidan cuma ngangguk.

Nah setelah ngejan ke 6, bu bidan mungkin takut ibu habis tenanga, lalu bilang ke Bapak: “Pak, dibantu epis yah?”, lalu Bapak menatap Ibu dan bilang: “Ayang mau diepis?”, ibu ngangguk, jadilah ngejan terakhir ibu diepis dan… Oweeekkkk… Aku keluar… Ibu langsung teriakkk….
“Ehhhhh anak Ibu udah dateeeeng!!!! Manaaaa anak Ibu manaaa!!!”

Aran_ibu

Bapak tercengang ngeliatin sambil bilang: “Gilak keren banget, gilaaaakkk kerennn bangeett!!”
Langsung aku ditaroh di dada ibu, terus vagina ibu dimacem-macemin sama para bidan, tapi ibu udah gak peduli, udah ilang semua capek dan sakitnya, ibu sama bapak malah cuma ketawa-ketawa aja ngomong sama aku.

Setelah semua selesai, setelah aku dibedong, trus dinenenin sama ibu, baru ibu bisa pegang hp dan baca komunikasi whatsapp Bapak sama Tante Yesie…
Ya Allooohhh luar biyassaaahh…. Ibu langsung pengen peluk Tante Yesie.. Ibu telp tapi hp Tante Yesie mati. Aaaahhhh… Makasiiihhh Tanteeeee atas supportnya selama ini… Tante bener2 berhati malaikat… Responnya luar biasa cepet… Peluuuukkk!!!! Bangettt!!!
Trus Ibu juga langsung telp dr. “Tora Sudiro” buat bilang makasih.

 

Perjuangan panjaaaang….. Tapi kami jadi belajar sesuatu tentang kesabaran. Tentang tanda-tanda alam. Bapak juga sering bilang ke Ibu: “Semakin sakit, semakin deket kita buat ketemu Aran yah sayang!”. Makanya ibu semangat terus.

Ohya, kami sama sekali gak rencana lahiran di klinik itu. Gak kenal sama bidan2nya, gak pernah ketemu sebelumnya, tapi Ibu pernah ngebatin pas kami kena macet di depan gedung itu: “Ini panjang amat bangunan, dalemnya kayak apa ya?”. Akhirnya Ibu tau dalemnya kayak apa. Hehe… Dalemnya tempat ketemu sama Aran.

Halimomo

Ohya, dan kebetulannya lagi, tanggal 25-07-2016, Bapak bawa anjing-anjing ke salon, pas mau jemput, mobil mogok dan masuk bengkel, baru dianter tanggal 26-07-2016 malem, dan ibu langsung kontraksi intens. Jadi deh gak repot lagi nitip 2 anak itu. Hihi.

 

Aranka diambil dari Bahasa Hungary, artinya Emas. Pak, Buk, fajar keemasan yang kalian lihat pagi hari sepulang dari Bidan itu adalah kode semesta kalau sebentar lagi kita akan bertemu. J

~ Sekian ~

Keluarga_AK
Terima kasih Laskar Gentle Birth.

We love you! :-*

My Awesome Birth

Birth Story

melahirkan = DILAHIRKAN

Saat seorang wanita melahirkan, sebenarnya dia juga dilahirkan. dilahirkan menjadi seorang IBU.

ada banyak sekali hal yang bisa dipelajari. dan satu hal yang harus di pahami bahwa proses persalinan dan kelahiran adalah peristiwa yang TIDAK TERLUPAKAN . jadi mari siapkan dirimu dan buatlah pengalaman melahirkan yang paling indah dalam hidupmu.

dan ini adalah kisah kelahiran bunda Niken:

IMG-20160801-WA0004

A bunch of love for you, my beloved 💖

Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh, nanda Hisyam Adhyasta kesayangan mami papi..
Haii nak, melalui tulisan ini, mami mau berbagi kisah indah bagaimana kita berjumpa untuk pertama kalinya.. Cekidot ya sayang 😘😘

Syam, mami papi menghalalkan hubungan kami di tanggal 10 Oktober 2015. Alhamdulillah tak lama setelahnya, kamu memberikan sinyal cinta telah hadir dalam kehidupan kami. 9 Desember 2015, alhamdulillah mami positif ➕➕

Sayang, terima kasih sudah sangat baik dalam perut mami. Mami hampir tidak mual dan muntah, malahan apa saja masuk mulut 😁 mungkin itu yang membuat syam embil yaa, hihihii

Smuanya lancar selalu sayang, terima kasih anak sholih mami papi 😘😘

Di trimester tiga, walaupun bisa dibilang agak telat, mami mulai memberdayakan diri. Banyak sahabat mengenalkan persalinan nyaman, yaa karena tempat tinggal kita yang terlalu eksklusif di kepala burung Tanah Papua, mami belajarnya by book dan online aja 💪 jadilah mami sering-sering buka web bidankita.com dan nyari buku-buku yang membantu.

Sampai tiba waktunya, 31 Juli 2016. Hisyam 38w6d.. Kebetulan kita bobonya di rumah mbah, paginya mami ngerasa perut bagian bawah kenceng dan pinggang belakang nyut nyut. Rasanya seperti yang sudah sudah, cumanya lebih intens. Bilang sama papi tapi masih dibawa santai.

Sempat beli ayam kampung dan donat dulu buat makan, mami laper deeek 😁 pas pulang, sambil ngemilin donat, gelombang cintamu dateng mulai teratur. Langsung on app Kontraksi Nyaman Kakak Pembina baik hati.

12028688_10205150652631984_9087397094967286460_o

Seingat mami, jam sebelas gitu udah ada notifikasi “segera ke nakes” karena udah 5 menit sekali, tapi mami ngeyel. Masih mau berdua papi di rumah. Sampai simbah dateng, bujuk bujuk ayo ke rumah sakit, buat ngecek. Simbah ga sabaran dek., hhihi..
Jam 1 siang, siap2 ke rs deket rumah, bismillah, sebelumnya ngecek udah ada bloody show..
Papi dan mbah akung mulai angkat barang2. Tak lupa papi nenteng jimbol kesayangan masuk mobil, ealah dek, ada tetangga ngirain kita mau piknik bawa2 bola gede, padahal kan mau nyambut kamu, syam .. hihiihi

Sampai di rs, cek pembukaan alhamdulillah udah bukaan 4. Sambil nunggu, mainan jimbol (birthing ball), mami nyeletuk, “pi, laper, mau makan es krim magnum yaa” cuuusss simbah beli deh.
Sampai tetangga ibu2 sebelah yang mau lahiran melongo nanya papi, “ini yang mau lahiran mas? Kok masih ketawa2? Emang ga sakit mba? Malah mainan bola juga. Eeeeh makan eskrim??” ahahah mami papi ketawa aja syam. Kita kan mau nyambut tamu agung yaa dek jadi kudu lemesin aj tsaaay 😌😌

Oia dek, ada lagi yang lucu. Teringat pesan buibuk di lgb, melahirkan itu harus cantik, karena mau melakukan prosesi sakral, mami udah jauh2 hari udah nyiapin make up bag dalam hospital bag, hihi. Jadi sebelum berangkat ke rs, mami mastiin ke papi, “make up bagku ada kan pi?” mami centil ya dek? 😁 ga dooong, kan kudu cantik karena mau ketemu pangeran (baca : hisyam)

Mulai naik kasur jam 4.30 karena udah bukaan 8. Papimu hebat dek, tidak sedetik pun melepas tangan mami, genggam teruuuuuss. Nyamaaaaann.. Papi siaga 😎

Rasanya kontraksi sungguh aduhai dek, mami sempat ngeblank di bukaan terakhir. Tapi teringat pelajaran dari kakak pembina baik hati, sambil papi ingetin inhale exhale. Oia papi bilang, mami slalu ngucap, “niken kuat niken bisa”.

Adzan maghrib 6.30, mami masih ingat dengan jelas suaranya. Disusul makpyoooooookk, anget2 banjir di kasur, dan 5 menit kemudian Hisyam Adhyastha pun lahir ke dunia. Allahu akbar. Rasanya deeeeeekk.. Dunia ini benar2 menyambutmu, mami senyum, papi menangis haru, lalu menyambutmu. Aah sayang, kamu anugerah terindah kami 💖

Mami diacungi jempol bu bidan karena tidak berisik selama persalinan, malah senyum, ketawa, alhamdulillah. Sekali lagi ini karena pemberdayaan diri (yang masih secuil ilmunya).

Deeek, mami akui, mami masih jauh dari sempurna mempersiapkan bertemu denganmu. Namun mami puas, afirmasi selalu soal berat badanmu yang kalau sudah 3kilo segera kabari mami, menanyakan langsung padamu mau lahir ditemani simbah atau tidak (karena simbah harus dinas luar kota seminggu kemudian), kita sama2 mempersiapkan diiri supaya minim intervensi nakes sampai afirmasi melahirkan nyaman semua terpenuhi, ma syaa Allah. Senang sekali mami.. Walau perineum tak utuh, tak berkurang bahagia mami nak. Hisyam luar biasaa..

Mami baru masuk grup kece Laskar Gentle Birth di seminggu sebelum bertemu denganmu. Untunglah punya kluarga baru di sana yang benar2 solid. Dukungan doa cints dari ibu2 kece membuat mami bersemangat, bahagia, karena seperti punya banyak keluarga yang mendukung persalinan nyaman ini. Banyaaaaak sekali ilmu di sini, coba kenal dari dulu yaa, jadi bisa lebih maksimal 😎

13697190_10207012400734523_2380556552333057721_n

Terima kasih kak Yesie, kakak pembina kece, yang walau baru mami kenal, namun banyak membantu mami memberdayakan diri. Terima kasih buat mbak2 lgb yang mendukung penuh cinta. Cium satu2 😘
Terima kasih buat Papi paling ganteng paling kece paling siaga sepanjang masa dan simbah and the gank
Daaaan tentunya terima kasih banyak kesayangan mami, sama2 belajar dengan mami mempersiapkan ini semua 😘😘

Laskar Gentle Birth

Awal Cerita

Berawal dari ide membuat group WA, yang isinya adalah klien klien prenatal gentle yoga di Jogja supaya memudahkan saya untuk berbagi ilmu, memberikan pengumuman, atau koordinasi atau apapun yang berkaitan dengan prenatal gentle yoga.

Di luar dugaan, group yang isinya tentu ibu ibu ini antusiasme nya luar biasa. di group WA ini kami bisa curhat, bisa sharing, bisa saling olok olokan seseruan dan bisa ketawa bersama. bahkan bisa saling info apakah kelas yoga masih ada seat nya, karena saking serunya, hampir setiap hari selasa, para ibu selalu datang pagi pagi dan berebutan seat. karena memang kapasitas studionya hanya 15 seat, dan hampir setiap selasa, keriuhan para ibu untuk berebut seat sangat luar biasa.

Lahirlah Laskar Gentle Birth

Semakin hari kami semakin akrab, hingga setiap yoga hari selasa di kelas prenatal gentle yoga seolah menjadi sarana ngrumpi bareng dan hang out bareng. dan semuanya menjadi keluarga. dan saking akrabnya akhirnya group yang semula bernama “Prenatal Gentle Yoga Client Jogja” berubah menjadi “LASKAR GENTLE BIRTH”

Di Laskar Gentle Birth (LGB) ini kami saling berbagi, saling support, saling mendoakan. dan tanpa di duga perkembangan group ini luar biasa dan akhirnya menjadi komunitas dalam kurun waktu sekitar 3 bulan.

Saya sangat beruntung sekali, saya sangat bersyukur, karena di group LGB ini semua ibu berhasil merasakan pengalaman yang positif saat melahirkan dan dilahirkan. kami tumbuh bersama, kami belajar bersama.

Hingga akhirnya kami punya cita cita untuk menyebarkan virus cinta gentle birth ini ke seluruh Nusantara. Akhirnya kami berusaha untuk menggarap komunitas ini dengan profesional, mulai di bentuk kepengurusan, dan ada aturan mainnya.

Supaya semua ibu di Nusantara bisa bergabung dan daling menguatkan

13613172_10207026319722489_201475862578139248_o

Inilah kami ibu ibu pengurus LASKAR GENTLE BIRTH

13701032_10207026308242202_7151425952316373287_o

Semoga spirit #empoweredtoempower dan #lemeshinajatsaay yang menjadi tagline kami dirasakan oleh seluruh ibu ibu di Nusantara

Sehingga semakin banyak bayi yang lahir dengan penuh kedamaian dan semakin banyak ibu yang melahirkan dengan nyaman dan positive

13693005_1160035820685820_4509852460493968662_o

 

Melahirkan itu = Bahagia, Melahirkan = Tugas Mulia

Lelaki Pejuang Kami

Well setelah lama sibuk dengan baby and toodler, akhirnya berkesampatan untuk menuliskan sepenggal cerita tentang kelahiran lelaki pejuang kedua kami.

Lets start the story.. Story about love, miracle, patience and blessing..

Saya selalu percaya bahwa setiap wanita tercipta dengan sempurna, karena merekalah yang akan mengemban tugas mulia sebagai seorang ibu.. Mengandung, melahirkan, menyusui, mendidik dengan cinta kasih adalah naluri yg paling alamiah yang dimiliki oleh setiap wanita.

12792382_1070718046284265_6677079065917534357_oYaahhh,, hal apalagi yang paling membahagiakan bagi wanita selain mengetahui dirinya tengah hamil buah cintanya? Begitupun dengan yang saya rasakan, sangat bersyukur Sang Pencipta mendengar doa kami. Kehamilan di waktu yang tepat, pas sekali bertepatan saat anak pertama kami berumur 3 tahun. Banyak orang bertanya apakah ini sengaja diprogram? Iyaa, Tuhanlah yang memprogramnya (saya tidak KB selama ini).

Kehamilan dinikmati dengan bersyukur dan bersuka cita tiap hari. Mulai belajar lagi, membaca lagi, browsing lagi dan lagi lagi rajin mengintip web Bidan Kita (www.bidankita.com) . Tapi kehamilan kedua bukanlah tanpa kendala karena sudah berpengalaman, ternyata setiap anak membawa karakter masing-masing bahkan saat masih berada dalam kandungan. Morning sickness, Ngidam makanan, kaki kram, bahkan sempat flek saya rasakan dikehamilan kedua ini, yang tidak saya rasakan dikehamilan pertama.

12710994_1062319680457435_7144927557268628766_oMasuk trimester ke dua saya bersyukur dipertemukan dengan bidan idola saya sejak hamil pertama, sayang saat itu kami belum berjodoh, Bu Yesie Aprillia empunya Bidan Kita. Wiihhh rasanya senang sekali bisa ikut kelas salsa untuk ibu hamil dan sejak saat itu saya mulai rajin mengikuti prenatal yoga (uk 25week), ilmu yang saya dapatkan sangat luar biasa bahkan bukan sekedar ilmu tapi banyak teman sesama ibu hamil bisa sharing bersama yang akhirnya sekarang tergabung dalam sebuah komunitas #laskargentlebirth.

Yoga, latihan nafas, relaksasi dan afirmasi ke bayi terus saya lakukan, salah satu yang selalu saya bisikkan ke bayi saya adalah “adek pinter, sehat, kuat.. lahirlah disaat yang tepat dan cara yang hebat”. Dan anak saya mendengarnya, dia memilih untuk lahir di usia kandungan tepat 37 minggu.

Diawali dengan gelombang cinta yang datang dini hari Selasa 19 April 2016, namun masih belum cukup intens jadi saya memutuskan untuk lanjut tidur (walaupun sesekali terbangun merasakan gelombang cintanya).

Pagi harinya bangun tidur duduk diatas gymball sambil bergoyang, lalu tetap beraktifitas mengantar si kakak sekolah dan lanjut ke studio balance meski harus absen mengikuti yoga (hanya mengambil kaos baru seragam Laskar Gentle Birth).

Siang hari gelombang cinta mulai intens dan mulai mengecek koper berisi keperluan persalinan sambil terus bergoyang diatas gymball (ini salah satu cara membantu janin turun dan release rasa tidaknyaman dipinggang).

Sore harinya gelombang cinta mulai merapat dan bersiap ke RS untuk cek bukaan..ternyata baru bukaan 2, dan kami putuskan mengantar si kakak ke rumah eyangnya dulu, makan malam, dan keliling jogja untuk mengulur waktu.

Pukul 23.00 wib kembali kerumah sakit masih bukaan 3 juga,, duduk di gymball sambil nonton film, jika gelombang cinta datang suami stand by memijat dan menelus daerah sekitar tulang ekor.

Di sela-sela gelombang cinta tetap saya usahakan tidur sambil membayangkan bunga mawar yang akan merekah walaupun serig terbangun dan banyak minum tentunya. Sekitar pukul 5 pagi gelombang cinta semakin terasa nikmat, cek bukaan ternyata bukaan 5 dan servik sudah lunak. Kami meng iyakan untuk pindah ke vk dengan harapan segera bertemu dengan si pejuang kecil kami.

Tahap demi tahap kami lewati dengan berpegangan tangan, berpelukan, suami terus mengingatkan untuk mengatur nafas dan senyum seperti kata bu Yesie (ternyata dia mengingat dan menyimak setiap kata dari bu Yesie sewaktu ikut kelas salsa). “ikuti iramanya, anak hebat lahir dari ibu yang hebat” hahaa kata-kata ini yang sampai sekarang masih terngiang ditelinga saya dan sukses membuat terharu.

Jam 8 pagi sayup-sayup dari ruang Bersalin saya mendengar suara Arsen (anak pertama sy) memanggil “bunda mana..bunda..” rasanya nyeessss dihati dan saat itu pula terasa mak pyoookkkk!!!! Ketubannya pecah, wuhh rasanya lega (mengingat persalinan pertama dulu sangat cepat setelah pecah ketuban).

Mungkin si adek menunggu kakaknya dulu..hehe, dan benar saja rasa ingin mengejan tak tertahankan namun masih harus dikontrol karena pembukaan serviks belum lengkap.

13244777_1128502563839146_6509803604272857379_nSambil atur nafas, fokus diperut akhirnya tanggal 20 April 2016 jam 09.00wib PRUCUUUTT!!! Si jagoan kecil meluncur dengan tenang, calm, tidak nangis heboh (hanya meringik saja) dan tanpa dipotong tali pusarnya (masih menyatu dengan plasenta didalam perut) kami bertemu untuk pertama kalinya. Beribu-ribu syukur kami panjatkan, memulai imd dan bisa dcc (delayed cord clamping) alhamdulillah semua berkat niat, usaha dan keyakinan serta doa dari semua. Dan diwaktu itu saya merasa naik kelas, menyandang status baru sebagai ibu dari 2 orang anak jagoan nan gentle Arsen dan Arrazqa.

IMG_20160702_104938Terimakasih Tuhan telah menciptakan saya sebagi seorang wanita, sebagai seorang ibu.. Semoga amanat mulia ini dapat saya emban denga baik selama saya hidup. Terimakasih anak-anakku yang pintar dan bisa diajak kerjasama.

Terimakasih suamiku atas cinta dan kesabaran mendampingi setiap proses persalinan,, you’re my best doula. Terimakasih Bu Yesie Aprillia atas inspirasi, semangat, ilmu dan suggest terhebat dan terkeren hingga proses melahirkan dapat saya lalui dengan gentle, minim trauma dan minim intervensi. Terimakasih ibu-ibu #LaskarGentleBirth yg selalu #empoweredtoempower semoga kita bisa menyebarkan virus cinta ini sehingga banyak bayi yang lahir dengan cinta..

So, singkirkan paradigma bahwa melahirkan=sakit, ganti dengan midset baru bahwa melahirkan itu = BAHAGIA, melahirkan = tugas MULIA

IMG_20160427_142622

Best regards

Wieka (Mrs. Chandra Yulist, bunda for Arsen n Arrazqa)

MENEMUKAN BAHAGIAKU (Birth Story)

IMG-20160110-WA0002

Positif hamil.. Ya, itulah salah satu kebahagiaan kami.. Yang di nanti dan ditunggu..
Akhirnya amanah itu datang pada kami disaat usia pernikahan baru menginjak usia 3 bulan.. Alhamdulillaah..

Dengan posisi domisili yg masih di Jakarta, jadilah segala pemeriksaan dilakukan disana.. Tapi malangnya, di pertemuan pertama saya bertemu nakes yg akhirnya membawa rekaman kurang baik tentang kehamilan dan membuat saya nyaris stres pada kehamilan yg ditunggu tunggu ini..

Keputusan besar pun dibuat.. Ya, saya memutuskan resign..
Demi menjalani masa kehamilan yg menyenangkan dan menenangkan, berbekal dari kisah kembar saya, dimana kehamilan dan persalinannya layak untuk dikenang.. Bukan menjalani kehamilan dibawah bayang-bayang diagnosis nakes yang serba negatif..

Bidan Yesie Aprilia..

Ya.. Satu nama yang sudah akrab di telinga saya.. Walaupun baru sekedar mendengar namanya.. Berkat beliau, kembar saya sukses menjalani kehamilan dan persalinan yang tenang dan nyaman.. Nama yang sudah terlintas di benak saya semenjak saya dinyatakan positif hamil.. Salah satu alasan kuat mengapa saya memutuskan resign dan kembali ke jogja..

IMG-20160328-WA0017Saat usia kehamilan saya 24 minggu, disitulah pertama kalinya saya bertemu beliau.. Dan setelahnya saya merasa, yes she is.. 

Segala kegiatan yang berkaitan dengan melahirkan nyaman semua saya coba.. Mulai dari yoga, hypnobirth, workshop, dan disini pula lah dimana saya dipertemukan dengan ibu-ibu hebat yang tak henti-hentinya menularkan energi positif.. Entah yang begitu saja terlintas dan disebut #laskargentlebirth (LGB).. Ibu-ibu yang satu tujuan dengan saya.. Ingin mengalami kehamilan dan persalinan yang tak perlu mengkhawatirkan rasa sakit.. Sakit yang menjadi ketakutan para ibu untuk melahirkan dan menyusui..
Yang menjadi keluarga baru untuk saya, tempat berbagi dan menyebarkan virus cinta, padahal sebelumnya kami sama sekali tidak saling mengenal..

IMG-20160322-WA0016

Dengan bekal ilmu yg sudah dipersiapkan, saya makin siap dengan kehamilan ini.. Saya pun merasakan bonding yang makin kuat dengan bayi di dalam perut..

Sampai pada suatu waktu di tengah malam 28 April 2016.. Saat itu pukul 02.40..  Saya yang biasanya tidur lagi setelah terbangun pipis, entah kenapa saat itu tidak langsung tidur.. Langsung membuka grup #laskargentlebirth yang selalu on setiap saat dan tidak ingin ketinggalan di setiap obrolannya.. Sedang asik “nyekrol” menyimak obrolan tiba-tiba sepintas terdengar suara “makpyok”.. Di keheningan pagi buta suara itu terdengar sangat jelas dan membuat saya menduga, seperti inikah ketuban pecah dini.. Terasa mengalir seperti pipis.. Beruntung saya selalu sedia kertas lakmus dan saat dicek kertas berubah menjadi warna biru, dan meyakinkan saya kali ini benar-benar KPD.. Berbekal pengalaman teman-teman LGB yang proses persalinannya diawali dengan KPD, saya berusaha untuk tetap tenang.. Inhale exhale..

5 menit kemudian, saya “ngompol” lagi. Dan keluar lendir dan flek. Meskipun saat itu belum ada kontraksi sama sekali, terlintas lah pikiran untuk segera ke JIH. Padahal sempat terpikir untuk menunda sampai bukaan tinggi baru berangkat ke rumah sakit. Well, tapi saya ga mau ambil resiko. Jadilah jam 3 pagi saya diantar bapak ibu ke UGD. Dengan kondisi hospital bag yang belum siap semua. Karena usia kehamilan saya 37w5d. Dan HPL masih tanggal 14 Mei 2016. Meskipun terlalu santai. It’s ok. Keep relax.

Saya ke rumah sakit dengan kondisi belum pernah induksi alami sama sekali. Dan hanya pijat perineum satu kali. Dua hari sebelumnya hanya dipijat oleh mbak Lina yang fenomenal di grup LGB berkat rekomendasi mbak Aya. Tapi semua itu tidak masalah. Saya mencoba tetap tenang. Pikiran saya saat itu adalah, bayiku akan keluar sesuai keinginannya. Ibunya bekerja sama membantunya. Dan inilah tanda yang diberikan oleh bayiku. HPL bukan hari pasti lahir kan?

Di jalan menuju rumah sakit mulai ada sedikit kontraksi, tetapi belum teratur. Beruntung saat itu meskipun pagi buta sempat menghubungi kak Yesie dan dibalas oleh beliau. At least saya merasa lebih tenang.  Bahkan beliau adalah orang yang saya hubungi pertama kali. Bukan mas fajar yang posisinya masih ada di Jakarta.

Tiba di JIH setelah dari UGD saya dibawa ke ruang observasi lantai tiga.. Alhamdulillaah kondisi ketuban ok dan detak jantung bayi juga ok.. Namun bukaan satu dan belum longgar, serta ketuban juga mengalir terus. Setelah pindah ke ruang perawatan, satu jam kemudian dicek lagi, dan belum ada penambahan bukaan. Saya juga sudah tidak boleh turun dari kasur karena ketuban yang terus mengalir. Hanya berbaring dengan kondisi kaki diangkat lebih tinggi.

Jadilah saya dikasih penipis rahim, atas saran dokter adi yang terus berkoordinasi dengan perawat. Berbekal kepercayaan dengan nakes pilihan setelah sebelumnya sempat safari nakes. I trust him.

Selanjutnya kontraksi mulai teratur. Disela-sela menunggu bukaan semakin tinggi, saya mendapat kunjungan dari mbak Lisa (yang lahiran sehari sebelumnya), dekmuy, dan mbak Diena. Sungguh support yang luar biasa, disamping support yang juga datang dari grup LGB. Sharing mbak Lisa tentang KPD juga makin menambah semangat saya. Tetap santai. Tetap tenang. Sebentar lagi saya akan bertemu dengan bayi saya.

Jam 14.00 dicek kembali dan bukaan menuju dua, disaat kontraksi mulai teratur, headphone tidak pernah lepas dari suara merdu ibu peri. Apalagi kalau bukan kak Yesie dengan kontraksi nyamannya. Benar-benar nyaman dan menenangkan sekaliiiiiiiiiii. Apalagi untuk saya yang sama sekali belum pernah tau seperti apa rasanya melahirkan.

Ketika magrib dicek kembali, sudah bukaan 4. Dan sangat lunak. Jadilah saya dibawa ke ruang bersalin. Agak sedikit kaget karena masih bukaan 4. Tetapi ini untuk mengantisipasi loncatan bukaan, kata bidan saat itu. Benar saja, setengah jam kemudian saya pembukaan 8.

Dan, bukaan lengkap.

Bersyukur sekali mas fajar terus menjalankan perannya sejak saya pembukaan satu. Begitu juga ketika kami berada di ruang bersalin. Yes, he is my private doula. Sentuhannya yang sudah terekam ke alam bawah sadar saya akan selalu menenangkan saya, benar-benar selalu membuat saya tenang. Ditambah keberadaan dokter adi, dengan kesantaiannya membuat saya tetap tenang dan bisa mengontrol segala rasa yang muncul. Saat di ruang bersalin sangat terasa bahwa memilih provider yang tepat untuk membantu proses persalinan merupakan kunci. Dimana segala persiapan yang sudah dijalani akan sia-sia jika persalinan ini penuh trauma. Mas fajar sampai salut dengan kesabaran beliau. Termasuk saat kepala bayi belum crowning meskipun bukaan sudah lengkap. Kata mas fajar, mungkin jika ditangani oleh provider yang lain bisa saja saya sudah di episiotomi atau bahkan SC.

28 April 2016 jam 21.00 alhamdulillaah jagoan kami lahir. Ahmad Fatih Alfarizi. Yang kami panggil fariz, singkatan nama kami berdua, fajar dan rizka. Sesuai namanya semoga kelak menjadi pemimpin terpuji yang selalu bersemangat. Bidan di ruang bersalin sampai heran bagaimana bisa saya menahan rasa nyeri sejak diberikan penipis rahim. Di situlah baru terasa peran latian nafas dan segala bekal ilmu yang saya peroleh sebelumnya.

Alhamdulillaah semua berhasil dilewati dengan mulus meskipun persalinan ini diawali KPD dan jauh dari HPL. Hampir semua afirmasi yang saya repeat dari awal terwujud.. Mungkin kecuali perineum yang utuh, tapi itu bukan masalah untuk kami. Menjalani persalinan yang memorable ini jauh lebih bermakna. Rasanya seakan percaya tidak percaya. Mulai dari ruangan bersalin yang hanya sendiri sehingga saya tetap bisa fokus, para nakes yang positif, lingkungan yang kondusif, begitu juga dengan berat bayi yang sesuai keinginan ibunya.. Ya, fariz yang saya minta untuk memberikan kode ketika dia siap untuk keluar, ketika beratnya 3kg, jauh dari HPL, dan ini waktu yang dia pilih, lahir dengan berat 3.01 kg.

Pemberdayaan diri itu penting. Tidak ada hasil yang mengkhianati usaha. Apa yang kamu tanam, itu yang kamu petik. Dan kisah persalinan ini mengajarkan saya banyak hal. Ternyata saya mampu, jika saya berusaha. Dan harapan saya melahirkan nyaman sejak pertama kali dinyatakan positif hamil, dapat dijalani dengan sangat mulus. How blessing I am. Betapa bersyukurnya kami diberikan kesempatan untuk berkenalan dengan yang namanya Gentle Birth. Kakak pembina alias kak yesie, #laskargentlebirth, dan dokter adi.. Salam hangat untuk kalian semua.. Terima kasih banyak..

~~~

Tulisan ini untukmu anakku. Semoga kelak tulisan ini bermanfaat untukmu. Dan untuk siapa pun yang telah membaca kisah ini.

~~~

Ini kisah ku menemukan bahagia ku. Bagaimana dengan kalian?