Bidan Kita

Home Blog Page 39

Posisi Relaksasi

0

Relaksasi adalah salah satu bagian dari upaya untuk mempersiapkan proses persalinan yang nyaman, aman dan tenang. namun seringkali banyak ibu yang bingung untuk mencari apa posisi yang tepat untuk relaksasi.

Sebenarnya, Anda tak perlu pusing dengan posisi ini, karena pada dasarnya, tubuh Anda sendiri yang bisa merasakan mana yang paling nyaman saat Anda melakukan relaksasi dengan musik HYPNOBIRTHING.

Pada dasarnya ada 2 macam posisi yang dapat dipilih, yaitu posisi belakang/posisi berbaring terlentang dan posisi menyamping/lateral. Namun ada pula posisi kombinasi yang digunakan yaitu posisi setengah duduk. Posisi relaksasi yang paling benar adalah posisi yang paling nyaman menurut anda.

1. Posisi berbaring terlentang

Pada awal kehamilan, atau kehamilan trimester pertama, posisi berbaring terlentang kemungkinan merupakan posisi yang nyaman bagi anda. Namun pada kehamilan lanjut atau trimester ketiga, posisi ini sangat tidak dianjurkan karena jika anda berbaring terlentang maka tekanan berat bayi dapat menekan pembuluh darah/ vena besar yaitu vena cava inferior yang terdapat di punggung sehingga suplai oksigen serta aliran darah ke janin terganggu, selain itu dapat menyebabkan anda mengalami penurunan tekanan darah (hipotensi).

Apabila anda memilih posisi berbaring terlentang, letakkan bantal-bantal di bawah kepala dan bahu anda. Buatlah posisi ini menjadi senyaman mungkin bagi anda.

Letakkan lengan anda disamping tubuh, telapak tangan menghadap kelangit-langit. Lengan diluruskan dan rileks.

Posisi Terbaik Bayi dalam Kandungan

Posisi Terbaik Bayi

Kira-kira seminggu yang lalu tgl 19 Oktober 2012, saya mempunyai klien yang luar biasa, sebut saja Bunda Tegar (Nama di samarkan), Bunda Tegar adalah klien kelas hypnobirthing saya yang tinggal di Kudus dan sengaja ingin melahirkan di Bidan Kita karena ingin melahirkan secara normal gentle birth dan VBAC (Vaginal Birth After Caesarean).

Dengan jarak anak pertama 4,5 th. Jarak Kudus Klaten sekitar 5 jam perjalanan darat, namun Bunda Tegar ini sangat rajin sekali bolak-balik Kudus – Klaten sebanyak hampir 5 kali untuk mengikuti kelas hypnobirthing di Bidan Kita dan di akhir kehamilan beliaupun bahkan menyempatkan diri untuk ber-Yoga bersama di kelas Prenatal Yoga yang ada setiap hari Selasa di Studio Yoga Balance Jogjakarta (Kudus Jogja sekitar 6 jam perjalanan) dan beliau juga selalu memberdayakan diri dengan rajin berlatih di rumah, mencari dukungan untuk VBAC dari dokter juga mencari info yang sebanyak-banyaknya untuk menyiapkan VBAC-nya.

Kamis Pagi tgl 19 Oktober 2012, bunda Tegar datang ke Bidan Kita karena tanda-tanda persalinan sudah ada, walaupun kontraksi belum intens, dan belum ada pembukaan namun beliau, suami, anak pertama dan keluarga tetap “stay” di Bidan Kita agar lebih tenang. Proses persalinan berjalan lambat saat itu dan ternyata di pembukaan 4 cm,(tgl 20) ketuban Bunda Tegar pecah spontan. (KPD/ Ketuban Pecah Dini adalah salah satu kejadian yang sering sekali terjadi pada ibu yang punya riwayat Operasi Sesar Sebelumnya).

Berbagai perawatan kami lakukan saat itu, mulai dari minum cairan elektrolit yang banyak, akupunktur, Moxibution Therapy, Akupresure massage, dan masih banyak lagi, demi membantu kontraksi lebih intens dan proses pembukaan berjalan lebih lancar.

Selama proses, bunda Tegar sangatlah tenang, samasekali tidak ada tangisan yang ada dalah senyum yang selalu mengembang, dan nafas yang selalu terdengar lembut teratur.

Tanggal 21 Oktober 2012 sekitar jam 08.00 pagi kontraksi bunda Tegar semakin intens dan mulai ada rasa dn keinginan untuk mengejan, saat saya periksa ternyata pembukaan sudah 8 cm, namun sayangnya serviksnya sangat kaku sekali dan ada Bibir serviks anterior (** Buka link-nya di : https://www.bidankita.com/joomla-license/natural-childbirth/308-bibir-serviks-anterior), sehingga proses persalinan terasa lebih menyakitkan dan lebih lama. Saat saya periksa lebih lanjut lagi ternyata posisi kepala janin adalah Right Occiput Posterior (ROP) dimana posisi ubun-ubun besar berada di jam 2 . sedanghan seharusnya posisi ubun-ubun besar berada di jam 6 dab ubun-ubun kecil berada di jam 12. Ini artinya posisi kepala bayi miding cenderung terlentang (mlumah). Tentang posisi-posisi kepala janin akan saya bahas di artikel lain di website ini.

Karena itulah proses pembukaan serviks menjadi lambat sekali karena tekanan di serviks tidak bisa merata.

Nah mengetahui hal itu akhirnya saya putuskan untuk mencoba mereposisi posisi kepala janin mulai dari rebozo, moving meditation, akupresurre, dansa bersama suaminya hingga memberikan obat homeophati (tentang obat homeophati akan saya bahas juga di artikel lain di website ini, so stay tune). Hal yang paling saya syukuri saat itu adalah bunda Tegar adalah seorang bunda yang benar-benar TEGAR, beliau ibu yang kuat tidak pernah mengeluh dan selalu menikmati setiap detik “perjalanan dan prosesnya” dengan senyuman. Suaminya-pun sangat mendukung, sabar dan selalu memberikan semangat dan motivasi kepada istrinya dan ini yang sangat mutlak di perlukan bagi seorang ibu yang ingin melahirkan normal.

Setelah sekian lama proses reposisi terjadi dan proses pembukaan terjadi, setelah saya berusaha meditasi dan jalin komunikasi dengan janin akhirnya tiba di satu titik dimana saya memutuskan untuk merujuk bunda Tegar karena serviks sudah membuka 9 cm namun bibir serviks anterior masih sangat kaku dan posisi kepala janin belum berubah, kontraksi-pun melambat. Padahal perasaan ingin mengejan selalu bunda Tegar rasakan saat ada kontraksi. Disamping itu ketuban sudah pecah sehingga tidak ada alasan lain lagi bagi saya untuk tidak merujuk ke RS.

Selama proses merujuk bunda Tegar dan suami sudah sangat ikhlas sehingga setelah berada di RS, merekapun tidak stress apalagi menyesal sama sekali walaupun akhirnya setelah gagal menunggu proses persalinan normal, bunda Tegarpun di lakukan SC kembali.

Nah dari kisah bunda Tegar ini, hari ini saya ingin bernagi tentang bagaimana caranya agar posisi kepala janin “sesuai” dengan jalan lahir sehingga proses persalinanpun lancar dan persalinan bisa berjalan normal. artikel yang hampir sama sebenarnya sudah saya tuliskan di website ini silahkan buka : https://www.bidankita.com/joomla-overview/monthly-guide/237-pemosisian-janin-secara-optimal-membantu-bayi-anda-mencari-posisi-bagus-untuk-kelahiran-

Namun di artikel ini saya akan menjelaskan lebih detail dan berharap Anda bisa mengerti dan mengupayakan yang terbaik untuk buah hati.

Proses persalinan hampir selalu lebih lancar dan lebih mudah jika posisi janin Anda berada dalam posisi kepala di bawah, dengan bagian belakang kepalanya sedikit ke arah depan perut Anda. Ini disebut posisi anterior. Kebanyakan bayi masuk ke posisi ini pada akhir kehamilan sekitar minggu ke 36.

Dalam posisi anterior, bayi Anda cocok/ pas ke dalam kurva panggul Anda. Selama persalinan, bayi Anda akan meringkuk kembali di atas dan menyelipkan dagu ke dadanya. Persalinan dan kelahiran Anda harus maju dengan mudah jika bayi Anda berada dalam posisi ini karena: Bagian atas kepala bayi Anda bulat, sehingga tekanan pada leher rahim (serviks) selama kontraksi adalah rata dan Ini membantu Anda untuk melebarkan leher rahim dan membantu untuk menghasilkan hormon yang Anda butuhkan untuk proses persalinan.

Pada saat tahap mendorong/mengejan, bayi Anda akan bergerak melalui panggul Anda posisi bagian terkecil dari kepalanya turun pertama/terlebih dahulu. Untuk membayangkan proses ini cobalah anda mengenakan kaos yang lubang lehernya sangat ketat tanpa menyelipkan di dagu Anda kedada dan Anda akan mengerti bagaimana proses kepala janin turun ke panggul dan lahir!

Yuk Bantu biar posisi tubuh Janin lebih baik! Cara Mudah &Lancar Melahirkan

Siapa yang tidak ingin melahirkan dengan lancar?

Saya yakin pasti semua ibu menginginkan hal ini.

Nah untuk mencapai hal tersebut sudah selayaknya anda mengupayakannya. Karena saat proses persalinan, ibu yang mampu bekerjasama dengan tubuh, bayi dan mmapu memanfaatkan gravitasi, maka bayi memiliki peluang bagus untuk idealnya posisi tubuhnya selama 6 minggu terakhir sebelum tanggal hari perkiraan lahir yang diharapkan.

1. Otot, ligamen, dan sendi harus tetap seimbang!

2. Gunakan teknik balancing tubuh yang dinamis

3. Secara teratur Ambil posisi condong ke depan

4. upayakan lutut lebih rendah dari pinggul

5. Tetap gigih dan semangat!

Berbagai Video Posisi Melahirkan Alami

Sampai saat ini masih banyak yang berfikir bahwa posisi persalinan dengan berbaring adalah posisi yang paling baik.

Dan sampai sekarang sebagian besar posisi persalinan dengan berbaring terlentang ataupun setengah duduk (sebenarnya setengah berbaring) masih sering digunakan. Alasannya sangat klise yaitu memudahkan bidan atau dokter menolong kelahiran bayi. Padahal posisi ini kurang baik bagi ibu maupun bayi.

Nah mari kita lihat gambarannya melalui video-video berikut ini dan amatilah ternyata dengan posisi berbaring akan lebih “merangsang” si bidan dan dokter untuk melakukan episiotomy. Dan coba amati dan bedakan dengan video yang lain.

Harapan saya Anda mulai terbuka dan mulai berusaha merubah “gaya lama” tersebut.

1. Video Persalinan Normal dengan Posisi JONGKOK

Klip berikut ini menggambarkan proses persalinan dengan bayi besar yang mana ibunya melahirkan dalam posisi berjongkok dengan disangga atau di bantu suaminya. Banyak ibu yang memilih posisi ini saat melahirkan karena dengan berjongkok maka akan membuka panggul dan memanfaatkan gaya gravitasi, mendorong bayi menuruni jalan lahir lebih cepat.

Posisi melahirkan seperti ini membuat ibu mampu mengontrol dirinya dan membantu pembukaan panggul sekitar 30% lebih luas daripada dalam posisi terlentang.

Jika Anda lelah, cobalah untuk berdiri atau duduk untuk bersantai di antara kontraksi. Anda juga dapat menggunakan bola persalinan. Menggunakan bola persalinann akan membantu rileks pada area perineum dan kaki selama persalinan.

Lihat dan amati video ini untuk melihat bagaimana cara melahirkan bayi dalam posisi jongkok dan disangga pasangan:

Posisi melahirkan dengan jongkok dapat di lihat disini

Posisi melahirkan yang indah dengan posisi jongkok di bantu oleh pasangannya

Posisi Tidur Terbaik Selama Hamil

Posisi Tidur Terbaik Selama Hamil

pregnant-sleeping-back

Di awal kehamilan hanya sebagian kecil wanita hamil yang mengalami kesulitan tidur. Namun ketika rahim terus membesar, banyak ibu yang mengalami gangguan tidur. Bisa tidur dengan nyenyak saat kehamilan sudah besar adalah karunia berharga yang sangat sulit didaatkan untuk beberapa ibu.

Masalah tidur biasanya mulai terjadi dalam trimester kedua ketika janin mulai tumbuh.  peningkatan ukuran janin dapat membuat sulit untuk mencari posisi tidur yang nyaman bagi ibu dan bayi. Selain itu ibu hamil mungkin akan mengalami kesulitan tidur dikarenakan peningkatan dorongan untuk buang air kecil, peningkatan denyut jantung, mulas/mulai adanya brakston hiks, kram kaki, dan sakit punggung dan pinggang.

Dimulai pada usia lima bulan, umumnya wanita mulai mengalami kesulitan menemukan posisi yang nyaman untuk tidur. Menemukan posisi tidur yang nyaman sangat vital agar mendapatkan istirahat (dengan tidur) yang maksimal. Tidur yang cukup tidak hanya membuat tubuh segar, tetapi juga membantu ibu dan bayi tetap sehat selama kehamilan

Apa posisi tidur yang terbaik?

Posisi tidur terbaik selama kehamilan adalah “SOS” (sleep on side/tidur miring). Bahkan lebih baik adalah dengan tidur miring ke kiri. Tidur di sisi kiri Anda akan meningkatkan jumlah darah dan nutrisi yang mencapai plasenta dan bayi Anda. Luruskan kakikiri kaki dan ditekuk lutut kanan, sangga dengan sebuah bantal di antara kaki Anda.

Tidur dengan posisi telentang tidak dianjurkan, karena rahim yang membesar dapat menekan pembuluh darah balik (pembuluh Vena) yang ada di rongga perut. akibat penekanan pembuluh vena maka aliran darah balik tidak lancar dan bumil akan merasa pusing.Posisi telentang juga akan menyebabkan tidur ngorok yang dapat menyebabkan henti nafas saat tidur (sleep apnea) Jika Anda mengalami masalah dengan nyeri punggung, gunakan “SOS” dan coba tempatkan bantal di bawah perut Anda juga.

Jika Anda mengalami mulas pada malam hari, Anda mungkin ingin mencoba menopang tubuh bagian atas Anda dengan bantal.

Pada akhir kehamilan Anda mungkin mengalami sesak napas, cobalah berbaring miring kiri atau disangga dengan bantal.

Umumnya dokter obgyn akan merekomendasikan posisi tidur miring pada sisi kiri. Pada posisi miring aliran darah akan meningkat secara optimal ke tubuh dan rahim ibu. Pada posisi ini juga ginjal ibu akan lebih efektif membuang kotoran yang ada dalam tubuh serta membuang air sehingga membantu mengurangi kaki ibu yang bengkak.

Namun jika ibu lebih merasa nyaman miring ke kanan, tidak ada alasan untuk tidak tidur di sisi ini. Kebanyakan bumil juga membutuhkan “dukungan” untuk menambahkan rasa nyaman saat berbaring, yang mana paling mudah dicapai dengan penggunaan bantal guling yang diselipkan di bawah perut dan antara kaki. Bantal yang diletakkan di punggung juga diperlukan agar ibu tidak terguling ke posisi telentang saat tidur.

Pro dan Kontra dari 11 Posisi Persalinan

Gerakan dan posisi dalam persalinan meningkatkan kenyamanan dengan merangsang reseptor di otak tentang persepsi mengurangi nyeri. Hasilnya adalah bahwa Anda dapat mentolerir kontraksi yang timbul semakin kuat.

Ketika kontraksi menjadi sangat kuat, endorphin dilepaskan dan persepsi nyeri berkurang. Pada akhirnya, gerakan Anda dalam menanggapi kontraksi Anda mengurangi rasa sakit dan memfasilitasi proses persalinan tersebut.

Gerakan dan pengaturan serta perubahan posisi juga membantu bayi masuk melalui panggul, dan beberapa posisi yang Anda lakukan dapat memperbesar diameter panggul.

Posisi yang ditampilkan di sini adalah posisi untuk memfasilitasi persalinan normal.

Apapun posisi persalinan yang harus anda gunakan? Ikuti saja irama tubuh Anda. Bergerak secara bebas dalam menanggapi apa yang Anda rasakan. Tubuh Anda akan membiarkan Anda tahu persis posisi apa yang terbaik di setiap titik dalam proses persalinan Anda.

Berdiri di topang/disangga

mzyytggf

Pro

1. Diameter Panggul Anda meningkatkan hingga 15 persen.

2. Memungkinkan Anda untuk didukung oleh pasangan ketika Anda ingin berdiri, duduk, atau jongkok.

3. Mengambil keuntungan dari gravitasi bumi

4. Membuat Anda merasa kontraksi kurang menyakitkan dan lebih produktif

5. Posisi Anda seperti ini akan membantu kepala bayi segera turun panggul.

6. Gerakan menyebabkan perubahan dalam sendi panggul Anda, membantu bayi Anda melalui jalan lahir

7. Dapat meningkatkan dorongan Anda untuk mengejan pada Kala 2 Persalinan

Contra

1. Membutuhkan mitra yang kuat

2. Mungkin terasa melelahkan bagi Anda berdua Â

 

Duduk Di Toilet

vertical_birth_ENCor_fig3

Pro

1. Membantu perineum Anda rileks.

2. Dengan posisi begini, Anda terbiasa dengan posisi kaki terbuka dan tekanan panggul

3. Memanfaatkan gaya gravitasi

Contra

1. Tekanan dari toilet duduk mungkin terasa tidak nyaman  bagi Anda

 

Duduk

pvzmstqx

 

Pro

1. Baik untuk Anda beristirahat

2. Memanfaatkan gaya gravitasi bumi

3. Dapat tetap melakukan pemantauan janin elektronik secara terus menerus

Contra

1. Mungkin tidak mungkin dilakukan jika Anda menderita tekanan darah tinggi

 

JONGKOK

lamaze_position04  bjxyxywc

 

Pro

1. Mempercepat penurunan bayi .

2. Memanfaatkan Gaya gravitasi

3. Dapat meningkatkan dan membantu rotasi kepala bayi ke arah Anterior.

4. Memungkinkan kebebasan untuk menggeser berat badan Anda untuk mencari posisi yang paling nyaman.

5. Memungkinkan akses perineal yang sangat baik

6. Bagus untuk sirkulasi janin

Membantu Bayi Anda mencari Posisi Bagus Untuk Kelahiran

Pemosisian Janin Secara Optimal

Pemosisian Janin secara optimal atau Optimal Fetal Positioning (OFP) adalah teori yang dikembangkan oleh bidan, Jean Sutton dan Pauline Scott. Mereka menemukan bahwa posisi dan gerakan ibu dapat mempengaruhi cara bayinya memposisikan diri pada minggu-minggu terakhir kehamilan.

Hal ini diyakini menjadi isu gaya hidup sebagai akibat masyarakat statis, dengan pekerjaan fisik yang kurang pada sehari-hari.

Tidak seperti pada jaman nenek moyang kita terdahulu, untuk pegi ke pasar atau ke suatu tempat mereka harus berjalan kaki lama bahkan naik turun perbukitan dengan jalan kaki, sedangkan sekarang untuk melakukan semua pekerjaan sehari-hari saja terkadang kita tidak memerlukan aktivitas fisik apapun karena semua sudah dibantu tehnologi.

Ada remote control, ada mobil, sepeda motor dan sebagiainya sehingga hal ini membatasi gerak fisik kita. Dan ternyata ini sangat erat korelasinya terhadap proses persalinan nanti.

Akhir-akhir ini semakin banyak ibu yang mengeluh kesakitan pada saat persalinan, selain itu angka SC sudah semakin tinggi. Mal posisi dan mal presentasi, dimana terjadi kelainan posisi janin membuat proses persalinan lebih sulit bahkan janin tidak dapat bergerak melewati panggul sehingga mau tidak mau keputusannya adalah SC.

Beberapa ibu bahkan didiagnosa DKP (Disporposi Kepala Panggul) dimana terjadi ketidaksesuaian proporsi antara kepala janin dan besar serta luas panggul , hal ini disebabkan karena janin yang terlalu besar atau panggul yang terlalu kecil, juga sering disebabkan karena janin dalam posisi posterior atau mal posisi. Karena sebenarnya kejadian DKP yang sejati cukup rendah.

Keuntungan dan Kekurangan Posisi Persalinan

Posisi Lithotomy

Posisi lithotomy adalah salah satu posisi kelahiran yang paling umum, terutama di rumah sakit karena merupakan salah satu posisi paling mudah bagi penolong persalinan terutama apabila Anda menggunakan epidural.

Selama ini sebagian besar orang awam juga menganggap posisi ini posisi yang lazim dan paling baik digunakan karena di banyak tayangan TV yang pernah kita lihat selama ini, biasanya selalu menggunakan posisi ini.

Akhirnya banyak orang awam berasumsi bahwa posisi lithotomy digunakan karena telah terbukti menjadi posisi yang terbaik untuk ibu dan bayi, meskipun sebenarnya tidak. Karena sebenarnya posisi ini adalah posisi terburuk bagi persalinan, namun sayangnya posisi ini masih saja di digunakan di banyak rumah sakit.

Pastikan Anda membaca semua keuntungan dan kerugian dari posisi lithotomy sehingga Anda tahu dan akan menghindari posisi ini sebisa mungkin!

lithotomy-position-8789_3

Posisi Persalinan: Berbaring / Posisi Lithotomy / Terlentang

Keterangan:

Berbaring telentang atau miring sedikit, kadang-kadang dengan kaki di sangga.

Keuntungan:

Tidak ada Keuntungan, Selain tidak akan mengganggu pemasangan kateter, infus, kateter epidural atau monitor internal janin.

Kekurangan:

1. Lithotomy posisi lebih menyakitkan daripada posisi lainnya (1,2)

2. Akses mudah ke perineum. (bidan sering melihat ini sebagai keuntungan, tapi jika Anda ingin menghindari tindakan episiotomy atau bahkan menghindari kejadian robekan perineum, maka hindari posisi ini)

3. Tidak membantu proses persalinan sama sekali.

4. Pembukaan panggul sempit atau tidak maksimalo dan tekanan tempat di tulang ekor sangat banyak

5. Ibu harus mengejan dengan melawan gravitasi dan ini meningkatkan lamanya atau panjang nya tahapan mengejan.

6. Meningkatkan tekanan pada perineum yang dapat meningkatkan robekan dan derajat episiotomi, terutama jika dibandingkan dengan posisi jongkok (3,4,5,6).

7. Gerakan ibu akan sangat dibatasi sehingga meningkatkan lamanya persalinan (7,8).

8. Meningkatkan risiko persalinan dengan vaccum ataupun Forcep (9,10,11).Â

9. Mengejan dalam posisi lithotomy meningkatkan peluang Anda untuk dilakukan episiotomy (12)

10. Posisi ini membuat tekanan pada pembuluh darah menuju rahim dan dapat membatasi aliran darah ke bayi. (13,14,15,16) ini dapat menurunkan detak jantung bayi yang menyebabkan Bidan Anda harus memantau Anda lebih lagi yang bahkan justru dapat lebih membatasi gerakan Anda.

11. Ini meningkatkan risiko bayi berada di posisi yang buruk (malpresentation)

12. Posisi ini meningkatkan risiko terjadinya distosia bahu (17)

 

side-lying-2 side-lying-1

image from here

Posisi Berbaring Miring

Posisi berbaring miring bisa sangat membantu jika Anda mencoba untuk menghindari posisi lithotomy.

Tips:

Lakukan Percobaan dengan mencoba berbagai variasi posisi ini untuk menemukan posisi mana yang paling nyaman.

Kaki atas dapat didukung atau disangga oleh pasangan Anda. Posisi miring ke kiri dapat digunakan dalam kala I dan dalam kala II persalinan.

Tapi, cobalah untuk tidak menggunakan posisi ini pada awal persalinan karena dapat memperlambat segalanya. Posisi miring dapat membantu jika proses persalinan berjalan terlalu cepat, biasanya terjadi pada ibu dengna jumlah anak lebih dari satu.

Keuntungan:

  1. Posisi ini dapat digunakan untuk beristirahat disela kontraksi
  2. Dapat digunakan dalam persalinan dengan epidural.
  3. Posisi ini membantu Anda untuk mengurangi tekanan dari organ-organ internal ke tali pusat yang memungkinkan pengurangan jumlah suplai oksigen yang mengalir ke bayi.
  4. Ini membantu untuk menjaga denyut jantung janin tetap stabil selama kontraksi.
  5. Menghemat energi si ibu
  6. Menguntungka bagi ibu yang memiliki tekanan darah rendah.

Kekurangan:

Bisa memperlambat persalinan jika tidak digunakan dengan tepat. Artinya pada kala I fase aktif posisi ini tidak akan membantu penurunan bagian terendah janin. Karena posisi ini tidak dapat memanfaatkan gaya gravitasi bumi

squating SONY DSC

Berjongkok

Dari semua posisi persalinan yang dapat Anda pilih, untuk kala II posisi berjongkok ini mungkin adalah posisi yang terbaik. Jika Anda berharap untuk melahirkan secara alamim maka belajar bagaimana melakukan posiis jongkok adalah salah satu cara untuk mewujudkannya!

Bagaimana cara posisi jongkok? Posisi ini sama seperti posisi ketika Anda Buang Air Besar di WC Jongkok. Anda dapat mengatur posisi jongkok ini tanpa di sangga atau di dukung pasangan Anda, walaupun ini akan membutuhkan latihan terlebih dahulu dan kekuatan kaki yang lebih. Atau Anda bisa berjongkok dnegna didukung atau di sangga pasangan Anda. ilustrasi di sini benar-benar menunjukkan seberapa dekat Anda dengan pasangan Anda. Pastikan Anda membaca tips untuk beberapa info penting!

Tips:

– Yang terbaik Adalah menggunakan posisi ini pada tahap kala II Persalinan yaitu fase mendorong atau mengejan, karena dapat posisi melelahkan. Maka Anda mungkin akan butuh bantuan pasangan. Dan akan lebih baik lagi apabila Anda sudah latihan sejak kehamilan untuk meningkatkan kekuatan kaki. Yoga bisa menjadi pilihan latihan tersebut.

– Posisi Jongkok telah dikaitkan dengan tingkat robekan perinbeum yang lebih tinggi di beberapa penelitian, meskipun di penelitian lain hal ini juga di bantah. Karena sebenarnya yang membuat semakin banyak kejadian robekan perineum bukanlah posisi jongkoknya namun tehnik berjongkok yang digunakan. Misalnya, jika Anda jongkok dengan berat badan Anda tertumpu pada jari kaki, betis, paha, maka perineum dan vagina Anda ototnya akan semakin ketat/kencang. Sedangkan jika berat badan Anda tertumpu ada tumit Anda (mungkin dengan gulungan handuk di bawah tumit Anda untuk menyangga jika diperlukan ), otot perineum dan vagina akan lebih bisa rileks, dengan demikian dapat mencegah robekan perineum.

– Posisi Jongkok memperpanjang otot gluteus Anda, paha belakang dan quadriceps (paha) dan otot betis Anda. semua otot ini akan sangat membantu! Dengan demikian otot di wilayah perineum dan vagina akan lebih fleksibel.

Beberapa tips lain untuk posisi jongkok yang baik:

  • Praktekan posisi jongkok dengan gulungan handuk di bawah tumit Anda sampai Anda bisa melakukannya dengan tumit yang menapak rata tanpa ada ganjalan gulungan handuk.
  • Cobalah sambil memegang sebuah gagang pintu atau memegang pasangan Anda untuk membantu Anda mendapatkan posisi jongkok yang benar. Ketika memegang gagang pintu, pastikan bahwa garis antara pergelangan kaki dan lutut adalah vertikal. lutut Anda tidak harus jauh ke depan. Ini akan membantu Anda dapat menapakkan tumit ke lantai dengan rata.
  • Pastikan tulang belakang Anda tidak melengkung, terutama punggung bawah, usahakan untuk tetap tegak atau lurus, jika tidak usahakan sedikit cekung. Untuk mencapai ini, Anda mungkin merasa seolah-olah bagian bawah Anda benar-benar mencuat.

Keuntungan:

1. Berjongkok membuka panggul hingga 30% dibandingkan dengan posisi berbaring (18)

2. Posisi Jongkok dilaporkan terasa kurang menyakitkan daripada posisi berbaring (19).

3. Posisi Jongkok dapat meluruskan ‘jalan lahir karena membantu tulang panggul untuk sejajar dengan jalan lahir,ini menyulitkan bagian terendah janin untuk turun ke jalan lahir.

4. Posisi Jongkok untuk melahirkan akan memanfaatkan gaya gravitasi bumi. Jika Anda berpikir untuk mengabaikan efek gravitasi Anda salah besar. Apakah Anda pernah punya pengalaman di mana Anda kesulitan buang air kecil ketika Anda berbaring dan Anda lebih mudah buang air kecil ketika Anda berdiri atau jongkok? Itulah efek GRAVITASI!

5. Posisi ini akan memperpendek tahap mengejan dalam persalinan (20,21,22,23).

6. Yang berarti bahwa oksitosin kurang diperlukan untuk mempercepat persalinan, sehingga dengan posisi ini akan mengurangi kejadian induksi dalam persalinan (19)

7. Posisi Jongkok juga mengurangi kebutuhan penggunaan forsep bila dibandingkan dengan posisi setengah-duduk (22).

8. Posisi Jongkok juga membantu untuk memperpanjang tubuh ibu sehingga dapat memberikan ruang yang lebih banyak kepada bayi untuk masuk ke posisi yang lebih baik.

9. Beberapa studi menyebutkan jongkok yang mencegah robekan perineum (20,23), meskipun beberapa menyebutkan bahwa tingkat robekan adalah sama (19) atau lebih tinggi (21,24) . Seperti yang disebutkan sebelumnya, kalau saya berpikir bahwa peningkatan robekan perineum adalah karena kurangnya dukungan, atau tehnik berjongkok yang salah.

POSISI TERBURUK DALAM PERSALINAN

Posisi Yang Buruk

Baru saja saya mendampingi teman yang sedang melahirkan di sebuah RS di Klaten. Mengapa tidak melahirkan di Bidan Kita? Karena saya tidak bekerja sama dengan asuransi manapun dan sang suami ingin semua biaya persalinan istrinya di tanggung asuransi.

Ketika mendampingi dia di kamar bersalin, saya masih heran mengapa si ibu disuruh melahirkan dan mengejan menggunakan posisi tidur terlentang? Ini sangat tidak sesuai dengan anatomi dasar!

Melahirkan itu ibarat seperti seseorang yang menderita konstipasi atau tidak BAB (Buang Air Besar) selama berminggu-minggu. Coba bayangkan jika Anda yang menderita konstipasi itu. Kira-kira, bisa tidak Anda mengejan atau BAB dengan posisi terlentang? Saya yakin Anda akan merasa kesulitan. Mengapa karena tidak ada bantuan gaya gravitasi sama sekali.

Selain itu jika Anda melihat anatomi dasar seorang wanita, jalan lahirnya itu sebenarnya berbentuk seperti “J”. bukan garis lurus (lihat diagram diatas) nah jika dilihat dari diagram tersebut, ketika bayi akan lahir, dia tidak hanya meluncur lurus ke bawah dan keluar begitu tetapi dia harus menukik kebawah, lalu keatas dan melewati panggul.

Lihatlah gambar di atas dengan hati-hati dan Anda akan mengerti bagaimana cara kerjanya. Jadi, benar-benar gila jika seorang ibu disuruh tidur terlentang dengan kaki di sangga lalu di suruh mengejan sekuat tenaga dnegan harapan bayi badapt segera lahir!

Penting untuk diperhitungkan sebelum memutuskan untuk INDUKSI

Suatu hari saya menerima WA dari suami klien saya yang istrinya galau karena Hari Perkiraan Lahir sudah lewat sekitar 1 minggu (41minggu), beliau cerita bahwa seorang dokter menganjurkannya untuk di lakukan Induksi.

Suami Klien      : Bu Yesie, ini Desi (Nama samaran) lagi menangis bu, dokter Selly (Nama samaran) menyuruh untuk Induksi.

Saya                : kenapa harus induksi mas?

Suami Klien      : ya karena kata dokter, HPL sudah lewat, jadi kasihan bayinya, harus segera lahir.

Saya                : duh mas, jangan induksi dulu, sabar dulu to? Tunggu sebentar. Induksi justru akan meningkatkan resiko operasi lho.

Catatan           : ceritanya bunda Desi sebelumnya sudah periksa di tempat saya, dan serviksnya masih kaku, baru membuka sedikit sekali (kurang dari 1 cm), memang berbagai cara induksi alami sudah kami lakukan mulai dari akupresure, akupunktur, moxibution dll namun saat itu kontraksi tetap tidak muncul. Saya hanya menyarankannya untuk sabar, jika hendak kontrol ke dokter kandungan, saat itu saya menganjurkannya untuk pergi ke Jogja, bertemu dengan dr Adi, (beliau dokter yang pro normal), jangan dokter yang pro SC, karena bisa jadi berbagai intervensi akan di ajukan / di usulkan dan itu bisa membuat klien saya ini bertambah galau hingga akhirnya mengambil keputusan yang salah.

Namun ternyata klien saya ini tidak menuruti apa yang saya anjurkan, beliau berdua malah berkonsultasi dengan dokter kandungan yang menurut saya pro SC (sebagian besar kliennya berakhir di meja operasi)

Sekitar 3 hari setelah WA tersebut saya tidak bisa menghubungi bunda Desi, sms dan WA tidak di respon mereka. Dan di hari ke 3 tiba tiba Hp saya berbunyi dan ternyata itu adalah WA dari bunda Desi yag berkata demikan : “bu Yesie , njenengan bener! Akhirnya saya harus operasi setelah berjuang 28 jam. Dan sakitnya luar biasa bu . di bandingkan dengan Epino yang dilakukan di Bidan Kita tidak ada apa apanya.”

Catatan : Epino adalah alat yang kami gunakan untuk melakukan pemijatan perineum bagi para ibu hamil yang umur kehamilannya lebih dari 34-36 minggu. Ini kami lakukan sebagai upaya mencegah robekan perineum saat melahirkan.

Ya….cerita di atas adalah sekelumit kisah tentang induksi dan potensinya berakhirn ke meja operasi. Dan perlu Anda ketahui beberapa penelitian (salah satunya adalah penelitian ini  ) menunjukkan bahwa menginduksi persalinan meningkatkan risiko bedah caesar, terutama pada ibu yang pertama kali dengan leher rahim yang masih “mentah” (yang belum melakukan banyak dilatasi dan penipisan).

 

Dalam studi tersebut, Mereka menemukan bahwa tingkat sesar yang sangat tinggi di antara ibu yang pertama kali yang diinduksi dengan serviks yang belum matang.

Inilah sebabnya mengapa saya menulis artikel ini. Salah satunya adalah sebagai pengetahuan Anda, bahwa Anda harus meminta dokter dan bidan yang merawat Anda untuk menginformasikan Bishop Skor Anda sebelum anda menyetujui untuk menginduksi persalinan.

Apa itu Bishop Skor?

Bishop Skor adalah sebuah ukuran atau pedoman untuk melihat seberapa lembut dan matangnya serviks Anda sebelum persalinan. ini dapat membantu memprediksi apakah tubuh Anda siap untuk melahirkan, dan apakah induksi akan berhasil atau gagal.

Sistem Skoring Servik_thumb[1]

Lalu bagaimana cara melihat dan menilai Bishop Skor?

Pemeriksaan vagina dilakukan oleh bidan atau dokter untuk  mengevaluasi tingkat:

  1. dilatasi serviks (seberapa jauh leher rahim telah membuka sejauh ini)
  2. penipisan serviks (bagaimana dinding serviks menipis)
  3. konsistensi serviks (bagaimana kondisi serviks apakah sudah melembut atau masih mengencang atau ketat sekali)
  4. Posisi serviks (bagaimana posisi arah leher rahim apakah mengarah ke depan atau ke belakang relatif menghadap dinding vagina)
  5. Stasiun janin (seberapa jauh kepala bayi masuk di panggul)

Setiap faktor yang “dinilai” pada skala 0-2 atau 0-3. Skor maksimum yang mungkin adalah 13.

Nah apabila penilaian bishop skor ini kurang dari 5, dan tetap nekad dilakukan induksi , maka bisa di pastikan induksi tersebut sebagian besar akan gagal dan berakhir ke meja operasi. Jika skor menunjukkan hasil > 9 maka kemungkinan besar induksi tersebut akan berhasil.

Bishop Skor hanyalah salah satu alat untuk memprediksi respon wanita terhadap proses  induksi. Walaupun  faktor-faktor lain penting juga. Nah apa saja faktor itu?