Bidan Kita

Home Blog Page 57

MENJELAJAHI PENGALAMAN MELAHIRKAN

Sengaja saya mencoba untuk mengupload beberapa video ini, supaya kita bisa menyaksikan emosi yang indah dan sangat terasa adanya koneksi di dalam tubuh seorang wanita ketika melahirkan.

pasangan ini berbicara tentang banyaknya peran bidan bagi seluruh kehamilan mereka. Pada intinya, mereka merasakan bidan sebagai teman, dukungan, dan profesional, dan pada akhirnya sebagai pembela otonomi mereka sebagai seorang ibu.

 

Mengapa Saya Memilih melahirkan di rumah?

Cara Lahir & Kegagalan Menyusui

Sering sekali saya ditanya olehrekan bahkan klien-klien saya “mengapa kita perlu Konsultan Laktasi?” “Sepertinya ada begitu banyak masalah menyusui lebih hari ini. Tidak seperti 20 tahun yang lalu, dimana wanita sangat mudah sekali menyusui dan sepertinya tidak ada kesulitan bayi-bayi saat menyusu pula.” Jawabannya adalah cukup sederhana; Karena sekarang semakin banyak Intervensi dalam proses kelahiran.

Organisasi Kesehatan Dunia menyarankan bahwa semua bayi harus diberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan. Makanan pendamping hanya boleh diperkenalkan mulai dari enam bulan sampai seterusnya, terus menyusui hingga bayi berusia usia dua tahun dan seterusnya.

Namun kenyataannnya dilapangan saat ini adalah betapa banyaknya masalah yang terjadi di hari-hari dan minggu-minggu pertama bayi baru lahir yang hendak menyusu. Saat ini WHO masih hanya berfokus pada topik yang berkaitan dengan jangka panjang menyusui:

1. Status gizi ibu yang sedang menyusui

2. Gizi bayi yang tinggal di daerah dengan defisiensi, seperti zat besi, seng, dan vitamin A.

3. Pemeriksaan Rutin utama kesehatan bayi.

Namun tidak ada rekomendasi untuk melihat lebih jauh ke dalam efek medikalisasi proses kelahiran pada inisiasi menyusui dan kelanjutan kehidupan bayi tersebut?

Padahal penurunan pemberian ASI eksklusif di bulan pertama adalah karena masalah dengan puting yang sakit dan masalah perlekatanl, ibu merasakan produksi susu yang tidak memadai dan pengenalan awal susu formula. Masalah-masalah ini seringkali diperparah ketika ibu melahirkan dengan penuh intervensi medis.

Memang bisa di akui bahwa beberapa tahun terakhir ini kita telah melihat banyak kemajuan dalam layanan kebidanan kedokteran. Namun tanpa disadari kemajuan tehnologi ini seringkali membawa dampak negatif atau menciptakan masalah baru.

Mengapa? Karena seringkali ilmu kedokteran menganggap bahwa proses kehamilan dan persalinan adalah bukan proses fisiologis namun proses medis yang mempunyai resiko obstetrik yang tinggi selama  persalinan.

Dalam persalinan seringkali intervensi-intervensi seperti ; pemantauan CTG yang terus menerus, induksi persalinan, epidural paksa yang sering berkembang menjadi persalinan lama yang akhirnya mendorong dan peningkatan kesempatan provider untuk melakukan intervensi baik tindakan maupun operasi caesar.

Tentu saja seharusnya proses persalinan tidak harus dianggap ‘berisiko tinggi’ sehingga seringkali berakhir ke medikalisasi, intervensi dan technokrasi. Seharusnya kita bisa menyadari bahwa dampak dari pemberian tindakan untuk menghilangkan rasa sakit dari petidin dapat memiliki efek yang tidak diinginkan pada bagaimana bayi merespon setelah lahir.

Demikian pula pada bayi yang mendapatkan beberapa intervensi selama proses kelahiran; induksi dan augmentasi persalinan, petidin, epidural, vakum atau forsep ini sering menyebabkan rasa sakit ibu dan bayi, stres dan kelelahan.

Bayi sering dipisahkan dari ibu mereka, dengan alasan untuk di bersihkan jalan lahirnya, dilakukan resusitasi atau 24 jam dalam perawatan khusus dengan alasan untuk menstabilkan suhu tubuh bayi yang pada gilirannya dapat menyebabkan proses menyusu pertama tertunda sehingga terjadi kesulitan menyusu pertama dan berikutnya.

Padahal sebenarnya segera setelah lahir seharusnya bayi segeradi dekap ibunya dan di bebaskan untuk melakukan inisiasi menyusu dini, karena dari proses itulah si bayi bisa menstabilkan suhu tubuhnya, mendapatkan flora positif dari tubuh ibunya dan merasakan nyaman.

Tunda semua intervensi karena Intervensi segala intervensi dapat memiliki potensi besar dan dampak yang signifikan pada kemampuan bayi untuk menyusu dan merespon dengan tepat.

Bagaimana jika Persalinan Tiba-Tiba Terjadi?

 

Peristiwa persalinan adalah peristiwa yang fisiologis sebenarnya dan haruslah tetap dipandang sebagai proses fisiologik yang normal dimana sebagian besar ibu akan mengalaminya tanpa komplikasi. Beru-baru ini salah satu member group facebook Gentle Birth Untuk Semua sharing tentang persalinannya yang terjadi di rumah dan ditolong oleh suaminya sendiri. Dan hal ini sangat mungki terjadi dimana Kadangkala ketika di dalam perjalanan menuju sarana kesehatan (rumah bersalin atau rumah sakit) atau ketika menunggu bidan datang, proses persalinan telah berlangsung atau bisa juga terjadi ibu tersebut merasa belum waktunya untuk bersalin tetapi tanda-tanda persalinan sudah datang dengan tiba-tiba. Hal ini adalah wajar karena memang persalinan bisa maju dari waktu yang diperkirakan.

Bisa dibayangkan betapa cemas dan gugupnya bagi orang awam yang hendak menolong persalinan tersebut, selain karena rasa tegang juga adanya rasa tidak percaya diri untuk membantu persalinan.

Namun sangat penting bagi penolong persalinan sebuah ketenangan karena selain sebagai support moril, juga akan membuat ibu yang hendak bersalin menjadi merasa nyaman dan bagi si penolong menjadi lebih bisa berpikir dengan logis.

Nah berikut ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan apabila Anda menjadi orang yang berada di dalam kondisi dimana Anda diharuskan menjadi penolong persalinan secara darurat.

Pertama

Tenangkan diri Anda, jangan biarka rasa panik melanda dan menguasai Anda. Jika Anda adalah suaminya, maka usahakan tenang dan berikan support secara mental dan berikan sugesti pada sang ibu supaya dia tidak takut dan tidak panik.

Tanyakan kepadanya, tentang apa yang dia rasakan saat itu, Apakah sudah merasakan tanda-tanda untuk persalinan, yaitu sudah keluar lendir darah, adanya mulas yang adekuat atau terus-menerus (terjadinya kontraksi yang kuat dengan jarak waktu setiap 2-3 menit sekali, kontraksi juga bisa Anda rasakan dengan meletakan telapak tangannya di atas perut ibu dan jika dinding perut ibu menegang (seperti saat anda memegang dahi) itu adalah tanda adanya kontraksi), serta keluarnya air ketuban. Kadang tanda-tanda keluarnya lendir darah dan air ketuban belum ada, tapi mulas sudah ada. Mungkin juga tak terasa mulas, tapi hanya terasa tegang di daerah bawah pusar disertai penekanan di daerah bawah dan pinggang, bisa jadi kepala sudah turun. Akibat adanya dorongan kepala bayi ke anus, maka ibu akan merasakan dorongan ingin mengejan atau ingin buang air besar. Jadi sangat penting bagi Anda untuk menanyakan apakah ibu sudah merasakan seperti hendak BAB (buang Air Besar)

Lakukanlah bimbingan bila ibu sudah merasakan adanya dorongan mengejan atau mulasnya sudah tak tahan, padahal belum tiba di sarana kesehatan (rumah bersalin atau rumah sakit). Berikan dukungan moril pada ibu yang hendak bersalin . Bimbinglah ibu untuk menarik napas panjang. Dan mengatur nafasnya. Dan usahakan posisi ibu tetap berada dalam posisi yang paling nyaman, nah posisi vertikal atau tegak akan sangat membantu memperlancar proses persalinan.

Anda dapat melihat beberapa perubahan yang terjadi di dalam tubuh ibu sebagai tanda bahwa pembukaan leher rahim sudah lengkap dan si ibu sudah siap untuk melahirkan, antara lain: anus yang terbuka, vulva juga membuka, serta ada dorongan untuk mengejan.

Langkah-Langkah Induksi Dalam Persalinan

Posting ini telah terinspirasi oleh percakapan saya dengan beberapa ibu dengan pengalaman mereka ketika di lakukan induksi. Induksi persalinan saat ini semakin umum, namun kaum perempuan sering tampak sangat salah-informasi tentang apa yang dilakukan kepada mereka selama induksi dan mengapa atau alasannya. Seharusnya seorang calon ibu perlu diberikan informasi yang memadai dalam rangka untuk membuat pilihan proses persalinan dengan bijak. Saya berharap posting ini bermanfaat bagi Anda.

Induksi persalinan adalah salah satu upaya stimulasi mulainya proses kelahiran (dari tidak ada tanda-tanda persalinan, kemudian distimulasi menjadi ada). Cara ini dilakukan sebagai upaya medis untuk mempermudah keluarnya bayi dari rahim secara normal.

SEDANGKAN Akselerasi persalinan adalah meningkatkan frekuensi, lama, dan kekuatan kontraksi, dimana Tujuan tindakan tersebut adalah untuk mencapai his 3 kali 10 menit, lamanya 40 detik. Jika selaput ketuban masih intak, dianjurkan amniotomi.

Kadang-kadang prosedur ini cukup untuk merangsang persalinan . cairan ketuban akan keluar, volume uterus berkurang, prostaglandin dihasilkan, merangsang persalinan, dan kontraksi uterus meningkat

Induksi dapat dilakukan karena beberapa alasan antara lain:

Kehamilannya sudah memasuki tanggal perkiraan lahir bahkan lebih dari 40 minggu (kehamilan lewat waktu). Dan belum juga terjadi persalinan. Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak mampu memberikan nutrisi dan pertukaran CO2/O2 sehingga janin mempunyai resiko asfiksia sampai kematian dalam rahim.

Makin menurunya sirkulasi darah menuju sirkulasi plasenta dapat mengakibatkan : Pertumbuhan janin makin melambat. Terjadi perubahan metabolisme janin. Air ketuban berkurang dan makin kental. Saat persalinan janin lebih mudah mengalami asfiksia.

Resiko kematian perinatal kehamilan lewat waktu bisa menjadi tiga kali dibandingkan dengan kehamilan aterm. Ada komplikasi yang lebih sering menyertainya seperti; letak defleksi, posisi oksiput posterior, distosia bahu dan pendarahan postpartum. Pada kehamilan lewat waktu perlu mendapatkan perhatian dalam penanganan sehingga hasil akhir menuju well born baby dan well health mother dapat tercapai.

Namun kenyataan di lapangan saat ini adalah dimana induksi banyak sekali di lalukan dengan tanpa indikasi medis. Dan sayangnya banyak sekali para calon orang tua yang sekedar menurut dengan nasehat dokter tanpa menggunakan BRAIN (Benefit, Risk, Alternative, Intuition, No) saat mengambil keputusan. Nah disini saya akan berusaha untuk memaparkan kepada Anda tentang beberapa hal yang harus jelas  sebelum memilih untuk dilakukan induksi:

  1. Sebelum memilih untuk di induksi, Anda haruslah yakin bahwa risiko yang dapat Anda terima ketika melanjutkan kehamilan lebih besar daripada resiko yang ada ketika Anda memilih untuk dilakukan induksi.
  2. Anda harus menyadari bahwa ketika dilakukan induksi, maka bayi Anda harus segera lair, sehingga apabila tidak bisa lahir atau “gagal induksi”, maka jalan satu-satunya adalah Operasi SC. Dan menurut penelitian Induksi meningkatkan kejadian SC.

Ada 3 langkah dalam proses induksi.

Langkah 1: Mempersiapkan Serviks yang Matang

Selama kehamilan serviks tertutup, tebal dan menyelip ke bagian belakang vagina. Ini berarti bahwa Anda dapat memiliki kontraksi tanpa terjadinya pembukaan leher rahim. Agar leher rahim merespon kontraksi perlu untuk membuat sejumlah perubahan fisiologis yang kompleks.

Relaksin dan estrogen melakukan perubahan struktural, dan prostaglandin, leukosit, makrofag, hyaluronic acid dan glycoaminoglycans semua terlibat dalam pelunakan leher rahim sehingga siap untuk membuka dan melahirkan. itu adalah proses yang sangat kompleks, dan prostaglandin hanya salah satu bagian dari kekomplekan proses ini.

Ketika Anda sedang diinduksi leher rahim Anda akan dinilai dengan pemeriksaan vagina (VT/Vaginal Thoucher). Jika leher rahim anda telah berubah dan lembut dan terbuka setidaknya 1 atau 2 cm, Anda bisa melompat langsung ke langkah 2.

Namun, Jika serviks masih teraba tegas dan tertutup, maka beberapa upaya dapat dilakukan untuk mengubahnya sehingga muemunginkan untuk menuju langkah 2. Hal ini biasanya dilakukan dengan meletakkan prostaglandin buatan pada leher rahim.

Prostaglandin buatan atau sintetis dapat menyebabkan hiperstimulasi rahim mengakibatkan gawat janin, sehingga denyut jantung bayi anda akan dipantau oleh CTG setelah prostaglandin ini dikelola.

Anda mungkin juga mengalami rasa sakit yag kuat tajam kadang disertai kontraksi. Namun kadang dokter kandungan mungkin menyarankan cara-cara lain ntuk merangsang leher rahim untuk melepaskan prostaglandin alami dengan menyapu mecathetermbran.

Hal ini dilakukan dengan memasukkan kateter ke dalam serviks dengan balon kateter Foley yang dipasang di dalam segmen bawah uterus melalui kanalis servikalis, diisi cairan (dapat sampai 100 cc pada Foley no.24), diharapkan akan mendorong selaput ketuban di daerah segmen bawah uterus sampai terlepas (BUKAN untuk dilatasi serviks).

Amniotomi, selaput ketuban dilukai / dirobek dengan menggunakan separuh klem Kocher (ujung yang bergigi tajam), steril, dimasukkan ke kanalis servikalis dengan perlindungan jari-jari tangan.

Keberhasilan induksi persalinan bergantung pada skor pada serviks. Jika skor harus lebih dari 6, biasanya induksi cukup dilakukan dengan oksitosin. Jikakurang dari 5 matangkan serviks lebih dahulu dengan prostaglandin atau kateter foley.

Langkah 2: Pemecahan Ketuban

Saya menyadari bahwa langkah ini tidak selalu menjadi bagian dari induksi dan saya tidak pernah melakukan pendekatan ini, Setelah serviks telah melunak dan terbuka cukup untuk melakukan pemecahan air ketuban setidaknya dua jari bisa masuk sehingga amniohook bisa masuk dan memecah ketuban.

BERBAGAI VIDEO PERSALINAN UNTUK PERSIAPKAN PERSALINAN ANDA

poster

Proses persalinan merupakan proses yang sangat transformasional bagi seorang wanita. Sehingga pengalaman persalinan pasti akan di ingat dan dikenang seumur hidup. Namun sayangnya seringkali kenangan yang diciptakan adalah kenangan buruk tentang persalinan.

Saya ingat dengan pengalaman teman saya yang akhirnya dia tidak mau hamil karena pengalaman masa kecilnya dimana dia mendengar suara tantenya melahirkan dan suaranya penuh kesakitan seperti ayam di sembelih. Dari pengalaman itu dia sama sekali tidak mempunyai keinginan untuk hamil karena dia tidak ingin mengalami hal yang sama seperti tantenya.




Nah berikut ini beberapa video tantang proses persalinan yang alami dan menyenangkan sehingga baik Anda maupun Anak Anda tidak merasakan takut untuk menghadapi proses persalinan.

 

semua proses persalainan di link berikut ini adalah persalinan normal pervagina dan tanpa pengobatan (“alam”). Banyak yang homebirths (melahirkan di rumah), dan ada beberapa yang melahirkan di klinik bersalin atau rumah sakit, beberapa video ada yang melahirkan alami tanpa bantuan, namun ada juga yang dengan bidan.

Pada akhir posting ini terdapat referensi tambahan di mana Anda dapat menemukan lebih banyak slideshow bahkan lebih banyak video. Silakan berbagi video favorit Anda sendiri silahkan berkomentar.

Berikut ini link video yang bagus

 

(Tidak ada gambar tentang proses mengejan yang menyakitkan atau darah)

 

https://www.youtube.com/watch?v=Levzbvq5xoA

(Tidak ada gambar saat proses mengejan, dan banyak gambar bayi baru lahir)

 

 

(Waterbirth, satu gambar hitam dan putih dari bayi lahir seperti yang diambil dari atas)

 

 

 

(gambaran waterbirth, sedikit darah saat melahirkan bayi)

 

PERSIAPAN MELAHIRKAN DI RUMAH SAKIT

 

Ibu Sinta: ” aduh aku menyesal melahirkan di  X, karena ternyata kemaren saya tidak dilakukan IMD (inisiasi Menyusui Dini) sudah gitu, kemarin tapa persetujuan tiba-tiba langsung main gunting perineum saja ketika saya sedang mengejan.Tak mau lagi dech saya kesana, Kapok!”

Ibu Rossi: “itu mah mending bu Sinta, saya kemaren malah bayinya dipisahkan lalu dikasih susu formula, saat saya meminta bayi saya katanya belum boleh karena suhu tubuhnya belum stabil katanya.”

Ibu Dewi: ” Kalau saya, begitu datang langsung di infus, katanya itu harus karena itu prosedur nya udah gitu saya tidak diijinkan jalan2 padahal batu pembukaan 2 cm. Saya harus tiduran saja sambil menunggu proses persalinan, akhirnya setelah 6 jam tidak ada penambahan pembukaan dan saya di lakukan induksi. Ketika saya menolak, bidannya mengatakan bahwa ini juga prosedur disitu, walaupun akhirnya bisa normal namun saya benar-benar trauma dengan proses persalinan.

Percakapan di atas adalah percakapan ibu-ibu yang duduk di samping aya ketika saya sedang makan di rumah makan. Masih ada banyak lagi cerita tentang proses persalinan  baik yang menyenangkan, tidak menyenangkan juga yang traumatik. Karena pengalaman proses persalinan itu sangat penting maka ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk memperbesar kemungkinan agar mendapatkan pengalaman yang positif ketika melahirkan di Rumah Sakit.

Mari kita bicara tentang beberapa cara untuk memastikan bahwa Anda mendapatkan proses persalinan yang alami dan positif ketika rumah sakit adalah pilihan Anda untuk melahirkan.

Mengetahui ATURAN atau Prosedur di RS pilihan Anda adalah sangat penting.

Anda harus sangat sadar akan kebijakan rumah sakit tempat anda melahirkan. Jika rumah sakit Anda memiliki aturan yang membuat Anda sulit untuk memiliki proses persalinan alami, maka Anda bisa mencari referensi RS lain.

Apa saja aturan, kebijakan atau prosedur tetap (SOP) rumah sakit  yang dapat menghambat proses persalinan normal alami?

– Pemantauan janin secara konstan atau menetap.

– Pemasangan infus secara Wajib, jadi setiap ibu yang masuk ruang bersalin semua di infus

– Pembatasan posisi persalinan dimana bu hanya diperbolehkan untuk berposisi terlentang/lithotomi saat melahirkan

– Standar pemecahan air ketuban, dimana selalu dilakukan pemecahan air ketuban oleh bidan atau dokter di ruang bersalin

– Adanya prosedut atau aturan untuk selalu menginduksi ibu yang umur kehamilannya lebih dari 40 minggu

– Sebuah kebijakan untuk tidak boleh membawa makanan dan minuman di ruang bersalin, atau ibu tidak diijinkan untuk makan, ngemil atau minum selama proses persaliann di ruang bersalin

Hal-hal lain Anda harus Anda ketahui antara lain:

PILIHAN PERENCANAAN PERSALINAN

saja yang Anda lakukan ketika menghadapi proses persaliinan?

semoga ini bida membantu

 

Kala I : Kala Pembukaan

Tindakan spontan/Self-Induced

·         Berjalan kaki

·         Rangsangan putting susu maupun daun telinga

·         Sexual Intercourse/ Berhubungan seksual (hanya bagi ibu yang air ketubannya masih utuh)

Dukungan/ Support People

·         Dukungan dari pasangan maupun pendamping persalinan tiap saat meskipun Anda menjalani SC.

·         Mintalah Informasi sebanyak-banyaknya kepada bidan/ dokter yang merawat anda tentang kemajuan persalinan anda.

Monitoring

·         Hanya menggunakan Fetoskop/ alat untuk memantau Denyut Jantung Janin

·         Monitoring janin dari luar/External Foetal Monitoring

o   Observasi kontraksi scara berkala/Intermittent

o   Dan berkelanjutan/Continuous

·         Pemeriksaan dalam/Internal Foetal Monitor

Dilakukan untuk memeriksa penurunan kepala janin kedalam jalan lahir.

Pemeriksaan dalam inipun dilakukan minimal dengan jarak 4 jam.

Infus

·         Pada persalinan normal tidak diperlukan pemberian infus

·         Pemberian infuse hanya bisa dilakukan atas indikasi dan atas perintah dokter/ bidan

Rehidrasi

·         Minum Air putih/ air yang mengandung isotonik

·         Makan es

JANGAN MANDIKAN BAYI ANDA

0

Jangan Memandikan Bayi Anda! Lho Kok begitu? Ya memang begitu bunda hehehe.

 

Vernix atau yang dikenal juga sebagai vernix caseosa adalah lapisan putih krem yang berkembang pada kulit bayi yang belum lahir pada sekitar 20 minggu usia kehamilan. Vernix diyakini sebagai pelembab dan melindungi kulit bayi selama dalam rahim. Menjelang akhir usia kehamilan, vernix yang menutupi bayi akan mulai berkurang, Dan saat lahir, biasanya sisa lapisan vernix masih dapat terlihat.

 

Vernix dipercaya memiliki fungsi anti bakteri yang dapat membantu menjaga kulit bayi dari infeksi. Untuk alasan tersebut, beberapa membiarkannya tetap menempel di kulit bayi saat baru lahir. Selain itu, sifat vernix yang berfungsi sebagai pelembab juga dapat membantu mencegah kulit halus bayi mengalami kekeringan. Vernix yang tersisa pada kulit bayi, saat baru lahir akan diserap oleh kulit bayi secara perlahan.

Lapisan lemak kulit bayi baru lahir sebenarnya merupakan hasil penyatuan dari minyak yang dikeluarkan kelenjar minyak (sebum) di kulit janin dengan sisa-sisa sel-sel kulit janin. Itu sebabnya, komponen utama “selimut” alami si jabang bayi ini adalah sejenis senyawa gabungan protein dan lemak yang disebut proteolipid.

Protein yang baru diidentifikasi, dianggap terlibat dalam pertahanan tuan rumah, adalah cystatin A, UGRP-1, dan calgranulin A, B dan C. Protein ini menambahkan fungsi pelindung verniks seperti aktivitas antijamur, inhibisi protease, dan inaktivasi parasit . Komposisi lipid dalam vernix juga telah ditandai dan di antara senyawa asam-asam lemak bebas yang ditemukan menunjukkan aktivitas antimikroba. Menariknya, lipid vernix meningkatkan aktivitas antimikroba dari LL-37 secara in vitro, menunjukkan interaksi antara lipid dan peptida antimikroba dalam vernix. Kesimpulannya, vernix adalah cream yang seimbang dari senyawa yang terlibat dalam pertahanan tuan rumah, melindungi infeksi janin dan bayi baru lahir.

Penelitian lintas bagian kedokteran (bagian kesehatan ibu dan anak, Biokimia dan Biofisika, serta Mikrobiologi) di Karolinska Institute, Stockholm, Swedia, menemukan beberapa bagian dari komponen protein yang terdapat dalam vernix caseosa punya andil sebagai zat pelindung tubuh. Si kecil dapat terlindung dari beberapa jenis bakteri, seperti Bacillus megaterium atau Eschericia coli, serta jamur Candida albicans.

Perlindungan alami lapisan lemak kulit bayi ini penting pada waktu proses persalinan dan setelah bayi lahir. Karena, seperti kita tahu, kondisi tubuh bayi baru lahir masih sangat rentan terhadap berbagai infeksi, termasuk infeksi bakteri dan jamur.

Haruskah dibersihkan?

Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Melahirkan Normal Setelah Sebelumnya Melahirkan Secara Sesar

Selama ini mitos yang beredar di masyarakat adalah apabila Anda melahirkan dengan cara SC (Sectio caesarea) maka di persalinan berikutnya Andapun harus kembali melakukan SC. Padahal kenyataannya tidaklah demikian. Ketika Anda mau dan mampu memberdayakan diri, mempersiapkan Body, mind dan soul dengan sebaik-baiknya, maka melahirkan normal bida menjadi pilihan pertama Anda.

 

Nah berbicara tentang VBAC, berikut ini beberapa pertanyaan yang seringkali diajukan oleh para ibu yang ingin melahirkan normal setelah sebelumnya mereka melahirkan secara SC:

 

T: Apakah benar bahwa “sekali caesar, pasti selalu bedah caesar lagi”?

J: Tidak, ini adalah konsep medis yang ketinggalan jaman. 40 tahun lalu, sebagian besar luka operasi SC dibuat dengan sayatan klasik, sementara saat ini di hampir semua caesar menggunakan sayatan melintang rendah juga disebut “bikini”. Studi saat ini menunjukkan bahwa VBAC (kelahiran normal setelah sesar) memang alternatif yang lebih aman bagi ibu dan bayi daripada menjadwalkan untuk operasi caesar lagi setelah operasi caesar sebelumnya dimana insisi-nya melintang rendah.

T: Dokter saya bilang panggul saya terlalu kecil untuk melahirkan melalui vagina jika berat bayi lebih dari 3,6 kg Apakah itu benar?

J: Tidak, struktur tulang panggul dan kepala bayi sangatlah fleksibel. Selama persalinan panggul terbuka yang memungkinkan bayi untuk melewatinya. Bahkan, dalam posisi jongkok, panggul 33% lebih terbuka daripada sebelum hamil. Banyak faktor yang membuat ini terjadi. Sebagai permulaan, saat hamil tua, ia melepaskan hormon yang disebut relaxin, yang melembutkan ligamen dan tulang rawan di sekitar panggul. Demikian pula, posisi yang berbeda dan gerakan sang ibu selama persalinan mengubah dimensi dari pelvis, seperti berjalan, naik tangga dan jongkok. Faktor-faktor ini dikombinasikan dengan fleksibilitas kepala bayi memberikan banyak ruang bagi bayi untuk melewati panggul. Kepala bayi terdiri dari lima lempengan tulang tengkorak yang terhubung dengan jaringan lunak yang memungkinkan untuk menyesuaikan diri selama proses kelahiran saat bayi turun panggul (ini disebut Moulase). Dan Tulang-tulang tersebut kembali normal beberapa jam setelah lahir.

Untuk mendukung jawaban ini silahkan membaca tentang:

https://www.bidankita.com/joomla-overview/monthly-guide/538-panggul-sempit

T: Saya telah dilakukan SC lebih dari satu kali ?maka masih mungkinkah saya melahirkan normal nanti?

J: Tentu saja. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan kemungkinan pecahnya rahim setelah operasi caesar, kemungkinan tersebut tidak meningkat secara signifikan setelah dua kali atau lebih operasi sesar sebelumnya, asalkan proses persalinannya benar-benar alami tanpa intervensi induksi. Namun, terdapat korelasi pada peningkatan insiden plasenta akreta jika SC dilakukan secara berturut. Plasenta akreta adalah suatu kondisi dimana plasenta “tertanam” di lapisan otot dinding rahim, yang dapat menyebabkan masalah dengan plasenta, yang pada gilirannya cenderung menyebabkan perdarahan dan mungkin memerlukan histerektomi untuk menghentikan pendarahan. Ini adalah Alasan lain yang baik untuk menghindari sesar lagi.

T: Dokter saya mengatakan bahwa program induksi meningkatkan kesempatan saya akan melahirkan secara normal Apa pendapat Anda?

J: Sebenarnya, ini benar-benar keliru karena justru dengan maka dapat memberikan kontribusi pada peningkatan terjadi pecahnya rahim, dan karenanya harus dihindari sebisa mungkin. Induksi juga menyebabkan tingkat bedah sesar yang lebih tinggi. Jika induksi diperlukan secara medis, sangat disarankan dilakukan pemantauan ibu dan bayi yang lebih intens.

Peran Hormon dalam Persalinan

 

Sebelum membaca artikel ini saya sangat menganjurkan Anda untuk membaca :

1. https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=255:sakit-saat-bersalin-hormon-akan-membantu-anda&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56

2. https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=244:oksitosin-si-qhormon-cintaq-yang-dapat-membuat-persalinan-dan-menyusui-menjadi-mudah&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56

3. https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=260:oksitosin-the-love-hormone&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56

mengapa? Karena ini akan sangat berhubungan dengan ketiga artikel tersebut. 

Apa peran oksitosin selama persalinan dan kelahiran?

Oksitosin sering dikenal sebagai “hormon cinta” karena hormon ini berhubungan erat dengan bercinta, kesuburan, kontraksi selama persalinan dan kelahiran, dan pelepasan ASI saat menyusui. Hormon ini pula yang membantu kita merasa baik, dan itu memicu perasaan & perilaku untuk memelihara.

Reseptor sel yang memungkinkan tubuh wanita untuk menanggapi oksitosin mengalami peningkatan secara bertahap pada kehamilan, dan kemudian meningkat tajam pada saat bersalin. Oksitosin adalah stimulator paten dari kontraksi, yang membantu untuk membuka dan melebarkan leher rahim, mengeluarkan bayi, melahirkan plasenta, dan mengurangi perdarahan di lokasi perlekatan plasenta. Selama persalinan dan kelahiran, tekanan bayi terhadap leher rahim dan kemudian terhadap jaringan di dasar panggul merangsang oksitosin dan kontraksi. Begitu juga bayi baru lahir yang menyusui.

Rendahnya tingkat oksitosin selama persalinan dan kelahiran dapat menyebabkan masalah Antara lain:

1. menyebabkan kontraksi untuk menghentikan atau memperlambat, dan memperpanjang proses persalinan

2. mengakibatkan perdarahan yang berlebihan di lokasi perlekatan plasenta setelah plasenta lahir

3. merangsang provider (dokter atau bidan) untuk menanggapi masalah ini dengan intervensi.

Apa peran endorfin selama persalinan dan kelahiran?

Endorfin berefek menenangkan dan meredakan nyeri. Hormon ini seperti morfin alami akan naik menjelang akhir kehamilan, dan kemudian naik terus dan tajam selama persalinan pada proses persalinan alami tanpa pengobatan. (Kebanyakan penelitian telah menemukan bahwa terjadi penurunan tingkat endorphin secara tajam dengan penggunaan obat sakit epidural atau opioid.) Tingkat endorfin lebih tinggi selama persalinan dan kelahiran dapat menghasilkan kondisi kesadaran yang berubah yang membantu seoorang ibu dapat melewati proses persalinan ini, bahkan ketika proses ini menjadi sangat panjang dan sulit. Dalam proses persalinan seorang ibu dengan tingkat endorfin tinggi dapat merasa waspada, penuh perhatian, dan bahkan euforia saat ia mulai mengenal dan merawat bayinya setelah lahir. Endorfin mungkin memainkan peran dalam memperkuat hubungan ibu-bayi saat ini. Penurunan tingkat endorphin pada hari-hari pertama setelah bayi lahir dapat berkontribusi pada “baby blues” dan banyak ibu yang mengalaminya saat ini.

Rendahnya tingkat endorphin dapat menyebabkan masalah dalam persalinan dan kelahiran oleh: