Bidan Kita

Home Blog Page 66

Bidan Kita – Gentle Birth – NIRMALA

0

Juli 2011…Bidan Kita ada di Majalah Kesehatan Nirmala…dan saya sangat bersyukur sekali. trimakasih kepada mbak Dyah Pratitasari, Mas Uun, Kak Velma dan Dik Jose yang tak henti-hentinya semangat menyebarkan virus Gentle Birth di Indonesia.

pengalaman yang luar biasa karena saya boleh “nongol” di Nirmala dalam 1 boks. Trimakasih…

Dyah Pratitasari Gentle birth, ” Melahirkan” saya kembali

http://www.nirmalamagazine.com/articles/viewArticleCategory/25/page:1

Berawal dari ketertarikan saya pada water birth, saya menemukan gentle birth yang membuat saya mengalami bukan saja persalinan dengan rasa sakit yang tidak berarti, tapi juga rebirth sebagai seorang ibu.

Calon ibu mana yang tidak tertarik iming-iming melahirkan tanpa rasa sakit? Itu yang mengawali penelusuran saya tentang water birth, cara persalinan dalam air yang sedang ramai diberitakan media dan ditawarkan oleh beberapa klinik dan rumah sakit di Jakarta.

Naluri jurnalis mendorong saya untuk mengumpulkan  informasi. Hasilnya sungguh mencengangkan. Water birth memang menakjubkan karena membantu ibu dan anak lebih relaks dalam proses persalinan sehingga mengurangi rasa sakit kontraksi dan trauma kelahiran pada si bayi. Namun water birth ternyata hanyalah sebuah metoda atau cara persalinan minim trauma, sementara esensi di dalamnya adalah bagian dari konsep kehamilan dan persalinan alami -gentle birth- yang justru belum banyak diungkap.

 

 

 

Bidan Kita – Gentle Birth – SUARA MERDEKA

0

Trimakasih Tuhan untuk semuanya, akhirnya Harian Suara Merdeka mengulas tentang GENTLE BIRTH dan menjadi HeadLine selama 2 hari di akhir September 2011.

dan bagi Anda yang belum sempat membaca korannya, berikut ini saya copy paste artikelnya:

HARIAN SUARA MERDEKA – BERITA UTAMA

28 September 2011

Gentle Birth, Melahirkan Secara Alami (1)

Kelembutan Sedari Dini

Demi menghindari rasa sakit, banyak perempuan memilih melahirkan melalui operasi caesar. Padahal melahirkan secara alami pun bisa berlangsung dengan nyaman dan tenang asalkan dilakukan secara lembut sesuai ritme tubuh (gentlebirth).

Yesie bergegas turun begitu mobil yang dia tumpangi terparkir di halaman. Langkahnya tergesa, tapi wajahnya penuh tawa. Siang itu kami berjanji bertemu pukul 14.00 di sebuah rumah yang difungsikan sebagai klinik bersalin di Perumahan Cemara Hijau, Klaten. Kami datang sepuluh menit lebih awal.

“Maaf menunggu, tadi ketemu dulu sama Reza Gunawan di Yogya,” sapa bidan muda bernama lengkap Yesie Aprillia itu ramah. Suaranya renyah. Reza yang dimaksud adalah pakar holistik asal Jakarta yang juga suami Dewi Lestari, penulis dan penyanyi yang telah mempraktikkan gentlebirth. Keduanya bersama Lanny Kuswandi  (pakar holistik dari Pro V Clinic Jakarta) serta Robin Lim (pendiri Yayasan Bumi Sehat, Ubud, Bali) tergabung dalam komunitas Gentle Birth untuk Semua yang getol mengampanyekan persalinan lembut nirtrauma.

Yesie sendiri bersinggungan dengan gentlebirth sejak 2004. Bermula dari ketertarikannya mempelajari hypnobirh dan waterbirth, pemilik klinik bersalin Bidan Kita itu pun jatuh cinta pada gentlebirth. Hypnobirth adalah metode untuk menyiapkan ibu hamil supaya memiliki kepercayaan diri dan rileks dalam menjalankan proses persalinan, sementara waterbirth adalah proses persalinan di dalam air. Dua metode itu tercakup dalam konsep gentlebirth. “He he he gimana, mau langsung cerita tentang gentle birth?” tanyanya. Tampak benar wanita yang pernah berguru pada Elena Tonetti, pakar gentlebirth asal Rusia itu sangat bersemangat.

Gentlebirth, menurut Yesie, adalah konsep persalinan yang tenang dan santun dengan memanfaatkan semua unsur yang alami. Tenang, karena ibu dalam kondisi rileks dan tidak diburu dan santun karena ibu diminimalkan rasa sakitnya.

“Gentlebirth menghargai ibu dan bayi sebagai individu. Jika si ibu nyaman melahirkan dalam posisi berdiri, maka berdiri pun jadi. Tapi jika lebih nyaman dengan jongkok, itu pun tidak masalah. Semua posisi itu aman untuk melahirkan,” kata bidan  yang juga pakar hypnobirth itu. “Justru kebebasan si ibu bergerak selama persalinan adalah sesuatu yang rasional.”

 

Tanpa Trauma

Lulusan pascasarjana Universitas Diponegoro (Undip) itu menjelaskan, sama seperti ketika seseorang mendapat dorongan untuk makan atau tidur, saat akan melahirkan perempuan juga akan mendapatkan dorongan untuk mengambil posisi tertentu yang akan membuatnya merasa nyaman dan memungkinkan bayi yang dikandung mereposisi diri sehingga bergerak ke bawah dan keluar.

Sayangnya, posisi-posisi itu nyaris mustahil dilakukan jika melahirkan di rumah sakit yang cenderung prosedural. Di rumah sakit, ibu yang akan melahirkan biasanya ditempatkan dalam posisi tidur telentang (litotomi) atau setengah duduk sehingga dokter atau bidan lebih mudah membantu persalinan. Padahal, litotomi bertentangan dengan gravitasi bumi.

Cerita Pilu Sang Bayi

0

Cerita ini akan membawa Anda kesebuah perenungan tentang proses persalinan yang diinginkan bayi Anda. Untuk itu saya ingin membawa Anda untuk flash back dan mencoba untuk membayangkan apa yang saya ilustrasikan.

Bayangkan, selama 40 minggu atau bahkan lebih Anda merasa aman, hangat dan nyaman di dalam rahim, dikelilingi oleh cinta dan kasih Ibu Anda. Lalu tiba-tiba seakan-akan Anda di tekan dari segala arah, Anda mendengar Ibu Anda berteriak dan menjerit kesakitan, Anda merasa ketakutan dan hal itu menyebabkan Anda belajar tentang apa itu ketakutan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Anda kemudian dibius, Anda tidak bisa berpikir jernih, Anda takut dan Anda tidak tahu apa yang terjadi, Anda pikir ini adalah akhirnya, bahwa Anda harus mati. Anda kemudian dipaksa masuk ke dalam sebuah terowongan yang sangat gelap, dan Anda mendengar suara-suara aneh cenderung keras dan berteriak, AYO TERUS>>TERUS>DORONG>YAK DORONG LAGI BU!!!!

 

 

 

 

 

 

 

kepa Anda tiba-tiba ditarik dengan kasar oleh seseorang yang tidak Anda kenal….SAKIT!!!

 

 

 

 

 

 

 

Kehamilan Nyaman dan Persalinan Lancar Berkat Relaksasi Hypnobirthing

0

Belajar teknik relaksasi Hypnobirthing selama kehamilan akan memberikan banyak manfaat bagi Ibu dan bayi Anda.Yach itu yang sering saya katakan kepada klien saya. dan memang benar, 90% klien saya yang rajin belajar relaksasi hypnobirthing maka proses persalinan lebih cepat, proses pembukaan persalinan lebih singkat, ibu lebih tenang selama kontraksi bahkan masih bisa goyang inul sambil tertawa-tawa saat pembukaannya sudah lengkap. Mengapa bisa demikian?

 

Jika Anda sering berlatih relaksasi tentunya kondisi tubuh anda sekarang akan jauh lebih mudah untuk masuk ke dalam keadaan rileks selama persalinan – dan bahkan setelah bayi Anda lahir.

Untuk itu saya sangat merekomendasikan Anda untuk mengikuti kelas relaksasi hypnobirthing di daerah Anda. Namun apabila Anda kesulitan mencari praktisi hypnobirthing yang professional saya sangat merekomendasikan Anda untuk membeli CD audio panduan relaksasi hypnobirthing. Luangkan waktu setiap hari untuk mendengarkannya. Jika mungkin Anda dapat mendengarkan di pagi hari sesudah bangun tidur, atau di malam hari sebelum tidur atau beberapa saat setelah Anda merasa nyaman di rumah.

“Temukan waktu terbaik Anda! Luangkan beberapa menit dalam satu hari untuk berlatih relaksasi hypnobirthing sebagai upaya mendapatkan pengalaman persalinan yang positif, lancar dan nyaman.”

Mulailah dengan Kesadaran

Untuk mempelajari tehnik relaksasi hypnobirthing agar Anda dapat sepenuhnya bersantai, maka Anda perlu menyadari pentingnya dua hal: pernapasan Anda dan ketegangan dalam tubuh Anda.

Kedengarannya sederhana, tapi bagi banyak orang ini terasa sulit untuk memperhatikan hal-hal ini secara sepenuhnya.

Mulailah dengan mencari tempat yang tenang, santai untuk berbaring atau duduk.

Tutup mata Anda dan fokus pada pernapasan Anda.

Coba tenangkan pikiran Anda.

Perhatikan napas Anda masuk dan keluar.

Anda dapat fokus pada dada Anda yang naik dan turun.

Biasakan untuk secara sadar melihat pernapasan Anda.

Home Birth VS Hospital Birth

 

Pilih mana hayo? Semia ada keunggulan dan kelemahannya.

 

Nah pintar-pintarnya Anda memberdayakan diri. Nah coba kita ketahui satu-satu apa keunggulan dan kelemahannya

 

Pro dan Kontra Lahir Rumah Sakit (Hospital Birth)

Positif

Negatif

Ketersediaan teknologi terbaru untuk membantu dalam proses kelahiran

RS lebih banyak intervensi /”managemen aktif persalinan” daripada menghormati dan dengan sabar menunggu proses kelahiran berjalan dengan alami. Proses kelahiran “diatur” dan “dikelola” dari awal sampai akhir menggunakan teknologi terbaru

Ketersediaan berbagai anestesi

Tingkat yang lebih tinggi dari pemantauan janin elektronik dikaitkan dengan tingkat yang lebih tinggi dari kejadian forceps, episiotomi, dan SC

Ketersediaan tenaga medis yang terlatih

Dokter dan rumah sakit bertanggung jawab untuk melahirkan yang aman

Ketersediaan asuransi

Pembatasan kebebasan untuk makan dan minum (apalagi di ruang bersalin, seringkali Anda tidak diijinkan membawa makanan atau minuman), pindah ke posisi yang nyaman, dan berada dalam kontrol (sangat di atur)

Rumah Sakit mengurus akte kelahiran

Lingkungan rumah sakit umumnya menghasilkan lebih banyak kecemasan yang mengganggu proses persalinan

Banyak rumah sakit tidak mengijinkan bidan yang menolong persalinan sehingga seringkali pasien harus menahan sekuat tenaga untuk tidak mengejan (padahal sudah pembukaan lengkap) namun harus menunggu dokter hanya karena SOP.

Tanpa asuransi, biaya dokter dan rumah sakit sangat mahal

PENUNDAAN PENGEKLEMAN DAN PEMOTONGAN TALI PUSAT (Delayed Cord Clamping)

Delayed cord clamping adalah praktek penundaan pengekleman dan pemotongan tali pusat dimana tali pusat tidak dijepit atau dipootong sampai setelah denyutan berhenti, atau sampai setelah plasenta lahir seluruhnya. Saat ini semakin banyak orang tua yang memilih penundaan pengekleman dan pemotongan tali pusat untuk bayi mereka, sementara beberapa orang juga sudah mulai ingin lotus birth. (1)

Membiarkan tali pusat setelah bayi lahir itu adalah normal, dan penjepitan tali pusat setelah bayi lahir sebenarnya adalah intervensi bedah dalam proses kelahiran normal. Sehingga harusnya tindakan pengekleman tali pusat segera setelah bayi lahir itu didiskusikan dengan keluarga. Namun dengan adanya aturan seperti “management aktif kala” SC maka penundaan pengekleman tali pusat semakin jarang dilakukan. Namun jika Anda mengetahui keuntungan penundaan pengekleman tali pusat dan mengetahui keuntungan dari penundaan pengekleman tali pusat pada bayi Anda, saya yakin Anda akan memilih untuk memberikan yang terbaik untuk bayi Anda.

Saat ini banyak bukti kuat dan berdasarkan penelitian ilmiah yang terpercaya bahwa pengekleman dan pemotongan tali pusat segera setelah lahir bisa bahaya untuk bayi Anda. Sedangkan penundaan pengekleman tali pusat banyak keuntungannya.

MANFAAT PENUNDAAN PENGEKLEMAN TALI PUSAT

Manfaat penundaan penjepitan tali pusat untuk bayi termasuk masih diberinya kesempatan untuk darah merah, sel-sel batang dan sel-sel kekebalan untuk ditransisi ke tubuh bayi di luar rahim. Dan untuk ibu, dengan dengan menunda penjepitan tali pusat ternyata bisa mengurangi komplikasi seperti perdarahan (1)

Dr Judith Mercer adalah seorang ahli terkemuka dan peneliti yang telah meneliti dan mempunyai bukti mengenai manfaat penundaan penjepitan talipusat baik untuk bayi aterm maupun bayi prematur.  Dengan review nya dari literatur yang tersedia menunjukkan bahwa penjepitan tali pusat yang tertunda dapat membuat kadar hematokrit yang lebih tinggi, transportasi oksigen lebih optimal dan aliran sel darah merah yang lebih tinggi ke organ vital, anemia bayi berkurang dan meningkatkan durasi menyusui. Mercer dkk juga telah meneliti manfaat pentingnya penundaan penjepitan talipusat untuk memaksimalkan volume darah untuk masa ytransisi janin ke masa neonatal (2) (3)

Volume darah

Sebelum lahir, bayi dan plasenta berbagi suplai darah dan darah yang beredar ini terpisah dengan ibu. Selama di dalam rahim, plasenta dan tali pusar bayi yang menyediakan oksigen, nutrisi dan membersihkan limbah. Selama kehidupan janin di rahim, organ bayi hanya perlu darah dalam aliran kecil sementara plasenta melakukan peran sebagai paru-paru, usus ginjal, dan hati untuk bayi. Inilah sebabnya mengapa aliran yang mengandung darah tersirkulasi dalam waktu-waktu tertentu (4)

Segera setelah lahir, tali plasenta berdenyut untuk menyediakan oksigen dan nutrisi penting, dan mulai untuk memberikan darah ke bayi.  transfer darah Ini disebut transfusi plasenta dan merupakan bagian penting dari proses kelahiran.

Transfusi plasenta adalah sistem yang menyediakan bayi sel darah merah, sel induk dan sel-sel kekebalan tubuh. Penundaan pengekleman tali pusar akan memungkinkan waktu yang lebih banyak untuk melakukan transfusi plasenta, memastikan kadar oksigen dan volume darah yang aman pada bayi (4)

Masa Transisi Janin-ke-neonatal

Pada saat proses kelahiran, tambahan volume darah yang berada di dalam plasenta diperlukan untuk masa transisi janin-ke-neonatal. Transfusi plasenta mengirimkan ‘pernapasan’ ini ke bayi, untuk mempersiapkan dan mendukung organ-organ janin untuk masa transisi ke proses bernapas ‘dewasa’ dan sirkulasi paru bukan lagi sirkulasi plasental. Plasenta ini juga menyediakan jumlah sel darah merah yang cukup untuk kemudian mengangkut oksigenke seluruh tubuh bayi. (5)

Untuk paru-paru janin ketika beralih dari organ yang ‘berisi cairan’ untuk melakukan pertukaran gas, Output jantung bayi ke paru-paru sekarang harus langsung berubah menjadi 50% (selama hidup janin di rahim darah dikirim dari jantung bayi, hanya 8%).  perfusi darah Ini membantu untuk memperluas kantung udara, cairan bening dari paru-paru dan menjaga volume paru-paru lebih luas.

Ketika tali pusat masih berdenyut, bayi menerima volume darah ekstra dan transisi lembut ke pernapasan. Peningkatan aliran darah ke dalam paru-paru terjadi, tanpa mengorbankan aliran darah ke organ-organ lain. Penundaan penjepitan tali pusar dapat memastikan bayi memiliki pasokan darah yang cukup untuk masa transisi janin-ke-neonatal. (4) (5)

Cara Menunda Pengekleman Tali Pusar

MARI MENYUSUN BIRTH PLAN (PERENCANAAN PERSALINAN)

Kepada semua Klien saya selalu menganjurkan untuk menyusun birth plan. karena ini sangat penting untuk menghindari adanya pengalaman negatif, bahkan hingga Mal Praktek.

Memang agak “belum biasa” hal ini di lakukan di INDONESIA. tapi ingat ini Bayi Anda, Tubuh Anda, jadi Anda berhak untuk mengajukan Birth Plan. yang penting adalah coba komunikasikan dengan bahasa yang santun agar tidak ada mis komunikasi.

Sudah Saatnya Para ibu dan bapak lebih “SMART”.

Ini adalah Contoh dari Birth Plan yang bisa Anda Adopsi.

 

Monggo di modifikasi sesuai dengan harapan Bunda dan Panda.

BIRTH PLAN

 

Nama :…………………………………………………………………………………….

Umur : …………………………………………………………………………………….

Nama Suami : …………………………………………………………………………………….

Umur : …………………………………………………………………………………….

Alamat : …………………………………………………………………………………….

G.P.A : …………………………………………………………………………………….

HPL : …………………………………………………………………………………….

Proses persalinan adalah sebuah peristiwa yang sakral dan tentunya merupakan sebuah pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan sepanjang hidup Saya. Saya menginginkan proses persalinan menjadi sebuah momen indah yang layak untuk dikenang. Saya dan suami telah mengetahui proses persalinan seperti apa yang ideal bagi keluarga kami, Untuk itu Kami merasa perlu membuat rencana persalinan sehingga setiap orang baik bidan dan dokter yang merawat saya tahu apa yang saya inginkan dalam proses persalinan nanti.

Siapa saja yang harus memiliki salinan rencana persalinan saya?

1. Saya, suami/pasangan, dan keluarga.

2. Bidan atau dokter yang merawat, baik nanti di ruang bersalin maupun ruang nifas.

3. Rumah sakit/klinik bersalin/bidan praktik swasta (BPS) tempat Anda memutuskan untuk bersalin nanti (agar di tempel di status).

Berikut ini beberapa point yang ingin saya tanyakan sebelumnya :

� Mobilitas selama persalinan (kala 1).

� Mencukur rambut pubis (ini sudah jarang dilakukan, namun beberapa rumah sakit masih mempunyai kebijakan ini).

� Pemasangan infus secara rutin (ini sudah jarang dilakukan, namun beberapa rumah sakit masih mempunyai kebijakan ini).

� Enema (baik di rumah atau tempat kelahiran) atau biasa disebut huknah atau lavement yaitu ibu bersalin diberikan cairan khusus melalui anus untuk merangsang agar buang air besar.

� Tindakan pemecahan ketuban.

� Kebebasan untuk memilih posisi persalinan (ingat posisi persalinan lithotomy atau telentang adalah posisi persalinan TERBURUK bagi ibu bersalin).

� Episiotomi.

KARYAKU “SIAPA BILANG MELAHIRKAN SAKIT”

0

Menulis buku ternyata bikin ketagihan…

ya..menulis dan menulis lagi…serasa ada yang kurang jika tidak menulis…rasanya hidup seperti sayuran tanpa garam…hahaha

walaupun tulisanku belum terlalu bagus tapi lumayan untuk mengungkapkan keprihatinanku tentang kondisi pelayanan kesehatan terutama pelayanan untuk ibu dan anak di Indonesia tercinta ini.

 

buku ke dua akhirnya terbit juga walaupun harus melalui jalan panjang dan lama

hampir 1 tahun…di Andi Offset sempat ditolak lalau di minta lagi..di tahan…di minta lagi berulang ulang hehehe.

namun akhirnya keluar juga.

buku ini saya buat dengan bahasa yang lebih awam dan familiar…beda dengan buku pertama Hipnostetri..yang masih banyak bahasa medisnya, buku yang kedua ini bahasanya lebih ringan dan enak dibaca. semua punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. dan yang membuat buku ini spesial adalah karena Foto covernya adalah foto dari sahabat terbaikku saat dia hamil anak pertama. trimakasih Tantri Maharani Setyorini dan abang Albert Simbolon.

KARYAKU “HIPNOSTETRI”

Camera 360

Berawal dari kekagumanku kepada seseorang akhirnya saya belajar menulis.

dr Yahya Wardoyo SKM seorang direktur Rumah Sakit Kristen Emanuel Klampok, Banjarnegara tempat aku bekerja sebagai perawat di tahun 1998 kala itu adalah seorang dokter, direktur, komposer lagu, konduktor, dan juga penulis novel. diusianya yang kala itu udah lebih dari 60 tahun tiap hari beliau menulis disela-sela kesibukannya yang berjibu, dan sampai sekarangpun masih menulis. terakhir saya ketemu beliau dengan wajah yang sama padahal sudah lebih dari 10 tahun tak ketemu. di bandara NGurah Rai, Denpasar bali bersama istrinya ibu Ester. beliaulah orang yang pertama kali menginspirasi saya untuk belajar menulis dan menulis. sampai kala itu th 2001 saya punya satu novel judulnya Jejak Salib.

menulis dan menulis itulah akhirnya yang sekarang saya lakukan disela kesibukan saya sebagai trainer hypnobirthing, dosen, maupun bidan.

 

dan akhirnya th 2009 karya pertama jadi…sebuah buku dengan judul HIPNOSTETRI.

MY ECSTATIC BIRTH : Melahirkan Maulana Yusuf Ghifa

0

Usia kehamilan saya menginjak 41 minggu 2 hari saat Yusuf lahir ke dunia, Rabu 24 Agustus 2011 jam setengah 4 sore. Dua hari sebelumnya saya benar-benar masih ragu, bisakah segala upaya yang saya kerahkan selama ini membuahkan hasil yang manis?  Akankah Yusuf lahir sendiri alami tanpa obat-obatan? Bagaimana bila kontraksi alami itu tak kunjung terjadi juga? Mulai berani membuat visualisasi kepasrahan diri bila kami harus menjalani induksi atau bahkan operasi Caesar. Apapun yang menjadi kehendakMu, tetap akan terjadi Ya Allah… Saya menutup diri dan lebih berfokus ke dalam. Sambil berjalan atau melakukan sesuatu, sesekali saya coba masuk ke dalam tubuh janin saya, mencoba meresapi apa pesannya, apa yang dirasakannya, dan apa yang diinginkannya. Kerja sama kami berempat selama ini sudah bagus sekali. Selalu berusaha melewatkan waktu dengan hal-hal menyenagkan seperti nonton, makan, ngemall. Minggu lalu saya katakan pada suami bahwa yuk kita puas-puasin untuk sedikit hedonis selama 3 hari ini, kan nanti dedek datang kita sudah nggak bisa kemana-mana lagi.

Pada hari Senin saya dan bidan saya berkomunikasi via Blackberry Messanger, dia sudah sampai dari event pelatihan di Bali dan sekarang siap untuk menunggu komando dari saya. Saya pesankan supaya dia istirahat dulu biar staminanya pulih kembali. Dia juga berpesan kalau bisa saya buat campuran jus jeruk, telur kampung dan castor oil untuk diminum supaya bereaksi sebagai induksi alami. Wah sayang sekali castor oil susah didapat kalau mendadak begini. Cari alternatif lain dulu deh, saya dan mama memutuskan untuk pergi berbelanja bekal makanan selama pembantu pulang mudik nanti. Masih semangat jalan kaki seputaran Plaza Pondok Gede dan sesekali terasa dorongan dan perasan ringan dari rahim saya. Ayo…ayo lanjutin terus, ini yang aku tunggu-tunggu… Tapi ternyata hari itu memang belum saatnya. Malam harinya saat suami pergi keluar, saya minta supaya beli jeruk Sunkist yang banyak untuk dibuat jus. Castor oil tidak punya, jus jeruk saja bolehlah dicoba, yang penting efek cuci perutnya sama. Setibanya di rumah suami tidak saja membawa jeruk, tapi juga durian setengah buah. Buat saya semua ujarnya, ckckck.

Selasa pagi pesan BBM dari Bidan Yesie mengatakan bahwa dia akan berangkat ke Jakarta keesokan harinya, dia ada feeling kalau tidak besok ya lusa adik Yusuf bakal lahir. Wah saya dibilang seperti itu malah jadi panik sendiri, apa iya? Saya kok belum merasakan apa-apa? Sementara dalam hati saya juga sangat mengidamkan persalinan itu untuk segera tiba. Agak takut bila Selasa berganti menjadi Rabu, pihak Rumah Sakit X akan menelpon ke rumah atau ke HP untuk menagih janjiku datang untuk induksi. Ya Allah…saya takut beneran.. Tapi rasa takut itu malah memacu saya untuk semangat mencari castor oil di segenap penjuru seller online dan menelpon semua swalayan yang menjual bahan-bahan organic seperti Ranch Market, Food Hall, Total Buah Segar dan lain-lain. Hasil nihil, tapi harapan masih ada. Padahal ternyata manfaat castor oil untuk persalinan memang bagus sekali setelah saya cek di internet. Masyarakat Bali rata-rata akrab dengan manfaat castor oil untuk para ibu hamil yang sudah masuk bulannya. Penggunaan di saat yang tepat akan memberikan efek yang cepat namun alami, tidak seperti rumput Fatima yang lebih banyak mudharatnya dibandingkan manfaatnya. Baiklah, saya belum berjodoh untuk minum castor oil…semoga Tuhan memberikan jalan lain.

Pukul 2 siang saat saya nyaris tertidur melakukan relaksasi hypnobirthing, Bidan Yesie menelpon dan memastikan besok siang akan berangkat, dia akan mengupayakan induksi alami ke saya serta relaksasi juga untuk mempercepat proses. Sembari menunggu selama semalam ini, saya ditugaskan untuk menekan titik-titik akrupesur tertentu, kalau bisa (maaf) bercampur dengan suami, juga makan nanas atau durian (setelah menutup telpon saya langsung makan durian semalam tiga biji, kok ya feeling suami saya dapet sampai membelikan saya durian sebanyak ini). Selain itu Bidan Yesie juga bilang akan sangat bagus sekali kalau saya bisa datang ke Klinik Pro V di Permata Hijau untuk melakukan terapi NTS (Neuro Tendo Stimulation) dengan Suhu Haryanto, efek dan energi saya akan selaras setelahnya. Sayapun sebagai klien yang kooperatif langsung menghubungi Pro V saat itu juga untuk membuat janji di Rabu pagi keesokannya. Ternyata terapis NTS bapak Haryanto tidak berpraktek hari Rabu, hanya Selasa-Kamis.  Entah didorong oleh kekuatan apa, sayapun sore itu berangkat jam setengah 6 sore menuju Pro V, sendirian naik taksi. Nekat memang, tapi rasa cinta yang begitu besar kepada adik Yusuf memang bisa membuatku melakukan apa saja. Alhamdulillah suami tercintaku juga manut-manut saja saat saya pamit pergi dan minta tolong dia jaga Baim. Dia cuma Tanya balik jam berapa Bun? Saya bilang jam 8 Insya Allah.

Pukul setengah 7 malam sampai di Pro V, disambut ibu Lanny Kuswandi yang ramah dan baik luar biasa, saya mendaftar, menumpang Sholat Maghrib, lalu langsung diterapi NTS oleh Suhu Haryanto. Selama diterapi Ibu Lanny selalu mendampingi di dalam ruangan sambil mengecek perut saya, memancing Yusuf bergerak lalu mengelus-elusnya. Terapi selesai dalam 1 jam dan sayapun pulang. Tiba di rumah pukul 21.30 malam, lalu tidur seperti biasa dengan ayah dan Baim.

Rabu jam 01.00 dini hari sembari tidur mulai merasakan perasan-perasan rutin diperut. Hey…mantap sekali efek NTS nya…ayo lagi. Saya sungguh menikmatinya, ini yang sudah ditunggu sejak lama. Pingin sekali mengabari Bidan Yesie tapi ini kan dini hari, dan masih ringan kok rasanya, nanti saja deh… Jam 03.00 saya niatkan bangun untuk sholat Tahajud, lalu duduk di atas bola bersalin. Suami terbangun sebentar, saya bisikkan “udah berasa mules kontraksi Yah…tapi dikit-dikit, enak gak kaya dulu”. Dia tidur lagi, tapi ganti-ganti posisi terus sambil ngomong “ah…udah gak bisa tidur nyenyak kalo begini…”

Jam 03.45 alarm sahur berbunyi, Baim terbangun kaget dan manja minta nenen. Saya pikir biar lebih oke dan cepat kontraksinya saya kasih saja. Nggak tahunya setelah tiga atau 4 hisapan, gelombang rahim yang agak besar datang dan blessss….ketuban saya pecah. Sekarang saatnya bilang “Oow…!” dan mulai panik beneran. Saya lari ke kamar mendi dan mendapati daster saya basah, air ketuban keluar lumayan banyak, jernih tidak kelihatan warna apa-apa. OhTuhan….yang saya takutkan terjadi, saya pecah ketuban duluan, sudah tidak bisa waterbirth dengan optimal lagi deh… Saya langsung menghubungi para Bidan.. Karena panik saya juga menelpon Bu Lanny minta pendapat gimana ya kira-kira dengan Bidan Yesie yang berangkat siang ini apakah masih kekejar? Beliau menyarankan supaya tenang, bed rest dan banyak minum air putih atau Pocari. Beliau akan berusaha datang duluan supaya saya tenang.  Baim langsung diungsikan ke nanny nya. Alhamdulillah semua sangat baik dan menenangkan.

KALA 1 PERSALINAN

Jam 05.00 Tante Pardjo datang, mengelus dan memijat saya. Background musik well being sudah dipasang, lilin aromaterapi sudah dinyalakan. Ruangan gelap, udara subuh segar masuk lewat jendela. Saya disarankan untuk berbaring miring ke kiri. Ruangan ini telah menjadi tenang seperti kuil.

Jam 06.00 Reza Gunawan guru Trauma Healing dan Self healing saya menelpon, berpesan kalau KPD itu standar Rumah Sakitnya adalah bisa bertahan selama 12 jam. Namun bila kondisi kita di rumah, bed rest, minum banyak, dan tenang, ada yang bertahan hingga 3×24 jam. So tenang saja dan selamat ya, ujarnya. Hebat dan positif sekali orang-orang ini, belum lahir saja sudah kasih selamat. Saya beruntung deh pernah belajar sebentar dan memetik ilmu dari mereka.

Jam 07.30 Bidan Yesie mengabari sudah ada di pesawat menuju kesini. Alhamdulillah bisa berangkat dengan jadwal yang lebih cepat, semoga berjodoh dengan Yusuf. Dia menyuruh saya untuk mensterilkan kolam lalu dipompa. “Lho saya bingung, bukannya kalau KPD sudah tidak disarankan waterbirth mba?” Tanya saya. “Kita lihat nanti bagaimana ya, disiapkan saja dulu semuanya”.

Jam 08.00 Ibu Lanny datang, membuat saya jauh lebih percaya diri lagi. Kondisi tenang dan damai sehingga rembesan akhirnya mulai stagnan berhenti, kontraksi juga kembali jarang. Adik Yusuf lagi nungguin bidannya. Ibu Lanny dan Tante Pardjo asyik mengobrol sendiri dengan suara rendah. Suasana kamar saya yang akrab, tenang, membuat definisi waktu jadi bias. Inilah ruang bersalin terbaik di dunia, pikirku. Saya terus rajin melakukan siklus minum-berkemih-minum-berkemih demi terjaganya kuantitas air ketuban yang sudah pecah ini.

Jam 10.00 Bidan Yesie dan asistennya tiba di rumah. Background musik sedang memutar CD Katahati Institute nya Bapak Erbe Sentanu berisi Dzikir Istighfar. Setelah kami bersalaman dan cium pipi, dengan sigap mereka menyiapkan peralatan. Kemudian Bidan Yesie melakukan cek dalam dengan lembut. Alhamdulillah tidak sakit seperti dulu persalinan Baim, saya hanya merasa terdesak. Serviks saya sudah lunak, pembukaan 4, namun kepala Yusuf masih jauh di atas nih… Harus diupayakan induksi alami, mobilisasi dan homeopati. Sayapun disuruh jalan-jalan meski perlahan, duduk di bola bersalin melakukan gerakan pusaran, dan menggoyangkan pinggul (pelvic rocking). Senangnya bisa keluar kamar juga, berjalan-jalan mengitari rumah, bisa melihat keluar jendela, bunga-bunga dan tanaman di luar, nikmat sekali bisa mengambil energi dari alam. Karena merasa saya sudah aman bersama bidan saya, Ibu Lanny minta pamit karena ada urusan lain.