Bidan Kita

Home Blog Page 64

LANGKAH DAN UPAYA UNTUK MENGHINDARI DAN MENGURANGI RESIKO OPEASI CAESAR (SC)

Walaupun untuk beberapa kasus, operasi Caesar memang perlu dilakukan untuk menyelamatkan nyawa, namun saya percaya bahwa setidaknya separuh dari operasi dapat di hidari jika saja orang tua dapat bertanggung jawab atas proses kelahiran yang mereka alami, jika mereka mau memberdayakan diri sejak masa kehamilan mereka bahkan melakukan perubahan kecil dan membawa beberapa perbaikan, mungkin secara bertahap beberapa atau lebih banyak lagi operasi dapat dicegah atau dihindari.

Tidak hanya di Indonesia, bahkan di Amerika Serikat-pun ada peningkatan dramatis dalam tingkat Caesar lima tahun terakhir. Dan akhir-akhir ini mitos tentang operasi Caesarpun semakin merebak. Berikut ini beberapa mitos tentang Caesar:

  • “Sebuah caesar elektif adalah pilihan yang paling aman untuk melahirkan bayi daripada melahirkan normal.”
    Ini benar-benar mitos karena penelitian menyatakan tingkat kematian di antara bayi neonatus (umur bayi < 28 hari ) yang dilahirkan melalui operasi Caesar dua kali lipat lebih banyak dari pada bayi yang dilahirkan normal melalui vagina.
  • “Cesar adalah prosedur umum dengan sedikit risiko pada saya.”
    Sebenarnya operasi Caesar adalah operasi bedah abdomen mayor atau operasi besar. tidak hanya semua risiko yang terkait dengan kehamilan dan kelahiran, tetapi juga risiko yang lebih besar yang terkait dengan operasi apapun. Bahkan, sebuah artikel kesehatan edisi September Obstetri & Ginekologi merinci hasil studi yang dilakukan di Perancis yang memeriksa tingkat kematian ibu postpartum. Selama lima tahun studi mereka menemukan wanita yang melahirkan melalui bedah caesar tiga kali lebih mungkin untuk meninggal akibat komplikasi daripada wanita yang melahirkan secara normal. Penyebab utama dari kematian setelah bedah caesar adalah trombosis (bekuan darah), infeksi, dan komplikasi anestesi.
  • “Operasi Caesar lebih nyaman dan aku tidak akan merasakan sakit ketika melahirkan. Tidak seperti jika aku melahirkan secara normal.”
    Ada banyak metode manajemen rasa sakit yang dapat digunakan saat Anda melahirkan melalui vagina, tidak semua yang membutuhkan obat. Dengan operasi caesar rasa sakit saat melahirkan adalah tidak-ada karena anestesi, namun rasa sakit selama pemulihan sering konstan dan tahan lama. Wanita bisa merasakan sakit perut yang mendalam selama berbulan-bulan setelah operasi. Berurusan dengan rasa sakit, pemulihan dari operasi besar, dan komplikasi yang dapat muncul dari operasi caesar juga banyak sekali.
    Studi menunjukkan wanita yang melahirkan normal lebih cepat pulihnya dan jarang menderita post partum blues di bandingkan dengan wanita yang Melahirkan secara Caesar.
    Bagaimana Minimalkan Risiko saya untuk Caesar?
    Dalam bagian berikut saya ingin membahas beberapa cara Anda dapat membantu meminimalkan kemungkinan persalinan Anda berakhir dengan bedah caesar. Jelas, ada kalanya bayi harus dilahirkan melalui caesar, namun menurut American College of Obstetricians dan Gynecologists (ACOG) hanya sekitar 10% dari semua total kehamilan harus akhir pembedahan.
    Namun sayangnya, keputusan Caesar ini sering datang dari pasien yang tidak bertanggung jawab atas kesehatan mereka sendiri (tidak mau memberdayakan diri, sehingga ketika mereka hamil, ya sekedar hamil saja tanpa mau berupaya untuk mencari pengetahuan tentang kehamilan dan persalinan) dan keputusan dokter yang kadang-kadang tidak bertanggung jawab dan tidak mendukung persalinan normal sehingga semua kasus yang sebenarnya bisa di tangani diarahkan ke Caesar dengan berbagai alasan yang seolah-olah ini “demi kepentingan dan keselamatan si bayi dan si ibu”, dan ini akhirnya mengarah ke yang operasi SC yang tidak perlu atau tanpa indikasi yang jelas (bukan berarti semua dokter demikian, namun ada banyak juga yang demikian).

Berikut ini langkah yang dapat Anda ambil untuk membantu mengurangi kemungkinan Operasi Caesar:

  1. Memahami mengapa
    Dalam mencoba untuk lebih memahami mengapa begitu banyak bedah caesar dilakukan di Indonesia apalagi di daerah perkotaan, saya mulai meninjau literatur dan berbicara dengan beberapa ibu yang dilakukan SC, teman-teman dan anggota keluarga yang SC. Saya berbicara dengan beberapa dokter yang melakukan bedah caesar. Ada banyak sekali alasan yang di kemukakan mulai dari alasan fisik, masalah psikologis, dan budaya atau harapan muncul sebagai faktor umum yang mendasari keputusan SC tersebut di ambil. Sebagai contoh, dari sudut pandang fisik banyak ibu yang mengalami obesitas, sehingga ada banyak kekhawatiran yang muncul bahwa dia akan mengalami kesulitan ketika mengejan nanti. Faktor kelelahan pada ibu juga menyebabkan proses persalinan akhirnya berakhir ke SC. Gagal induksi juga sering menyebabkan bedah caesar. Praktik-praktik modern, seperti pemberian epidural dan posisi ibu telentang saat melahirkan, mengurangi kemampuan tubuh untuk mendorong keluar bayi secara efektif, yang akhirnya tanpa di sadari semua system membatasi asupan makanan dan minuman dimana ini akan semakin memperparah kelelahan ibu. Akhirnya, bedah caesar adalah pilihan paling mujarab saat itu.
    Secara psikologis, banyak wanita yang takut melahirkan. Mereka kurang percaya diri kepada tubuh mereka untuk menyelesaikan tugas, dan ketakutan akan keselamatan bayi dan dirinya sendiri. Mereka telah dikondisikan untuk melihat kelahiran sebagai prosedur medis yang memerlukan manajemen pengawasan yang ketat, klinis dan intervensi teknologi. Di tambah lagi dengan keyakinan bahwa melahirkan itu nyeri dan menyakitkan, sehingga banyak ibu yang memilih melahirkan secara SC hanya karena takut merasakan nyeri. Mereka berasumsi bahwa SC adalah pilihan paling tepat untuk menghindari nyeri dalam proses persalinan. Selain itu, pelecehan seksual sebelumnya atau trauma persalinan pervaginam sebelumnya. Dapat menyebabkan kecemasan yang intens, citra diri yang buruk, Hal ini juga sangat mengurangi motivasi ibu untuk melahirkan secara normal.
    Budaya, bedah caesar terlihat lebih sebagai kejadian yang tak terelakkan atau variasi lahir prosedural dibandingkan dengan operasi perut besar dengan potensi komplikasi serius. Sifat operasi rutin diperkuat ketika seorang watita mempunyai banyak teman, sahabat atau saudara yang sebagian besar melakukan operasi Caesar. Dan bahkan merasa bahwa SC adalah sebuah trend. Apalagi jika banyak public figure atau artis-artis yang melahirkan dengan cara SC.
  2. Menyadari Resiko dan bahayanya
    Untuk menghindari bedah Caesar, seorang wanita harus mengetahui resiko dan bahaya yang bisa saja terjadi ketika mereka memutuskan untuk melakukan SC. Dan untuk memfasilitasi keputusan itu sangatlah bijak jika mereka menerima secara penuh, informasi yang jujur dan jelas. Bahkan seorang wanita hamil berhak untuk mengetahui seluruh kebenaran tentang bedah caesar. Sebagai contoh:
    ➢ Kematian ibu adalah empat sampai delapan kali lebih tinggi daripada di kelahiran per vagina
    ➢ Perdarahan postpartum, penyakit kandung empedu, dan usus buntu masalah genitourinaria adalah komplikasi yang umum
    ➢ Cedera panggul yang dua kali lebih umum dibandingkan dengan kelahiran per vagina
    ➢ Infeksi rahim dua kali lebih mungkin (satu dari setiap empat atau lima)
    ➢ Komplikasi kardiopulmoner terjadi dua kali lebih sering
    ➢ Komplikasi tromboemboli juga dua kali lebih mungkin
    ➢ Akan ada bekas luka di perut ibu yang permanen
    ➢ Banyak wanita mengalami rasa nyeri dan seperti di tarik di sekitar lokasi bekas operasi dan rasa tidak nyaman ini bisa di rasakan hingga 3-4 tahun sesudah operasi
    ➢ Resiko kematian bayi akibat asfiksia lebih tinggi daripada persalinan normal per vagina
    ➢ Sebagian besar ibu tidak bisa melakukan Inisiasi Menyusu Dini jika memilih operasi Caesar, karena procedural yang dianggap rumit.
    ➢ Gangguan atau kesulitan menyusui lebih banyak dibanding dengan persalinan normal per vagina
  3. Pilihlah dokter/bidan/RS/RSIA/RB yang mendukung proses persalinan alami
    Ini adalah point yang sangat penting. Untuk itu penting bagi Anda untuk melakukan wawancara kepada dokter atau provider Anda tentang pandangannya terhadap persalinan normal. Wawancarai kandidat dokter kandungan, atau bidan Anda untuk memastikan bahwa dokter tidak terpaku pada posisi melahirkan secara horizontal (terlentang). Jika provider Anda tidak mendukung persalinan normal, maka mereka ini tidak tepat dan tidak layak untuk Anda!. Bagaimana pendapat mereka tentang berjalan selama proses persalinan (kala 1) dan posisi persalinan yang vertikal (jongkok, duduk, nungging bahkan berdiri)?. Apakah dia mengakomodasikan keinginan Anda untuk posisi berjongkok atau minimal berbaring miring? Pastikan filosofi tentang proses kelahiran menurut beliau. Bagaimana presentase kesuksesan VBAC (Vaginal Birth After Caesarea) di tempat provider Anda tersebut? (Angka minimal paling tidak mencapai 70%). Lalu bagaimana presentasi operasi Caesar yang dilakukan oleh dokter tersebut? (Jika angkanya melebihi 15%, anda sebaiknya curiga dan kemungkinan dokter tersebut cenderung lebih suka melakukan operasi Caesar, atau jangan jangan provider yang disini berarti RS ini adalah RS Rujukan sehingga klien yang datang ke RS tersebut adalah ibu ibu dalam kasus terminal dan harus segera dilakukan tindakan pertolongan). HATI_HATI! Tanyakan juga mengenai rutinitas saat proses persalinan dan melahirkan. Tentang pemasangan infuse, pemasangan EFM (Electronic Foetal Monitoring) dll.
  4. Bawalah seseorang untuk menemani dan mendampingi Anda di ruang persalinan
    Jika Anda memilih untuk membayar jasa bidan/petugas kesehatan professional/ doula yang siap membantu Anda untuk memberikan pendampingan apalagi mendampingi dengan metode hypnobirthing, maka kemungkinan Anda menjalani operasi akan menurun. Karena secara psikologis Anda akan merasa lebih tenang dan aman.
  5. Pentingnya berfikir Jernih, Berjalan dan RUBAH POSISI Anda. Bayangkan seorang wanita dalam proses persalinan yang tidur terlentang dengan kaki berada di pijakan atau penyangga, lalu dokter/bidan duduk dengan nyaman di kursi menghadap vagina si wanita tersebut. Perlu anda ketahui bahwa posisi terlentang adalah posisi untuk melahirkan secara Caesar. Semakin lama waktu Anda habiskan untuk tidur dengan posisi tersebut, maka semakin besar kemungkinan Anda untuk menjalani atau membutuhkan operasi Caesar. Penelitian menunjukkan bahwa bersalin dengan posisi tegak/vertical dapat meningkatkan efisiensi kerja rahim, mempersingkat lama persalinan, membantu pembukaan lebih lancar dan membantu Anda merasa lebih nyaman. Jika semakin banyak ibu, bidan dan dokter yang mengubah pola pikirnya bahwa melahirkan itu lebih mudah dengan posisi vertical, saya yakin akan semakin banyak ibu yang melahirkan secara normal! Menggunakan posisi vertical bukan berarti Anda tidak bisa berbaring untuk istirahat. Banyak ibu yang kemudian berbaring miring dengan berkala dengan bantuan beberapa bantal yang empuk dan nyaman dengan sesekali mendapatkan pijatan di punggungnya oleh pasangan. Nah mari belajar tentang berbagai posisi dalam proses persalinan. BEBAS MENENTUKAN POSISI BERSALIN ADALAH TIKET MENUJU KELAHIRAN ALAMI YANG MEMUASKAN!
  6. Jangan terburu-buru. Proses kelahiran itu seperti juga seks, tidak dapat diburu-buru. Jangan pernah Anda merasa harus melahirkan dengan cepat akibat tekanan dari pihak luar. Andalah bintangnya dan orang lain hanyalah actor pendukung. Kelahiran adalah peristiwa dalam hirup yang sayang jika dilewatkan dengan cepat. Kadang ibu yang persalinannya dikatakan gagal sebenarnya lebih tepat disebabkan karena dokter atau bidannya tidak sabar dalam menunggu.Tidak ada tenggang waktu yang sama untuk setiap kelahiran. Walaupun memang ada tahapan-tahapannya, tetapi hal ini lebih digunakan untuk memperkirakan lamanya tahapan itu berlangsung. Namun anda tetap merupakan individu yang unik. Toh rahim Anda tidak mempelajari tahapan yang berlaku untuk persalinan bukan? Kekhawatiran tentang persalinan yang panjang lebih disebabkan karena ibu akan lebih banyak mengalami kontraksi, dan hal ini berarti bayi akan mengalami kekurangan oksigen dalam jangka waktu yang lebih lama. Namun kejadian ini tidak pernah secara ilmiah di dokumentasikan.
  7. Gunakan segala macam intervensi dengan bijaksana. Ini seperti EFM juga induksi dalam persalinan. Maupun intervensi yang sederhana saja seperti pemasangan infuse pada ibu bersalin tanpa indikasi yang jelas. Secara tidak langsung ini akan membatasi gerak si ibu sehingga mau tak mau si ibu harus tidur dia dalam jangka waktu yang lama saat berada dalam poses persalinan. Padahal seperti kita bahas di point sebelumnya ibu bersalin seharusnya bisa berjalan dan merubah posisi nya senyaman mungkin saat melahirkan.
  8. Rencanakan proses persalinan Anda sebaik mungkin (buatlah Birth Plan Anda). Membuat birth plan sangatlah penting. Ingat proses persalinan dan kelahiran adalah sebuah proses yang bakalan terekam dan terkenang di sepanjang hidup Anda. Lihat:https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=374:mari-menyusun-birth-plan-perencanaan-persalinan&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56. https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=351:contoh-birth-plan&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56
  9. Pertimbangkan biaya. Persalinan dengan SC biayanya jauh lebih besar dibandingkan proses persalinan normal. Ini karena dalam proses ini Anda membutuhkan setidaknya 5 tenaga ahli (dokter ahli kandungan, dokter ahli anesthesia, dokter Anak, perawat bedah dan bidan). Alat yang digunakan juga beragam selain itu perawatan post operasinya juga lama dan membutuhkan biaya. Jadi mari jadikan pertimbangan biaya ini menjadi motivasi Anda untuk melahirkan secar normal saja. Mengingat biaya melahirkan SC minimal sekitar 7 juta. Sedangkan bersalin normal paling sekitar 1 juta saja.
  10. Pertimbangkan Aftermath Nya. Setelah bedah caesar sejumlah besar wanita akan memerlukan rawat inap kembali untuk menangani komplikasi yang terkait. Banyak juga pasangan yang menemukan kesuburan mereka menurun, dan mereka menghadapi peningkatan risiko kehamilan ektopik, plasenta previa, ruptur uterus atau abrupsio plasenta pada kehamilan berikutnya. Banyak wanita melaporkan bahwa mereka membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memulihkan energy mereka setelah operasi. Mengalami beberapa rasa kehilangan dan menyesal berlama-lama.
  11. Hindari Induksi dan intervensi yang tidak perlu dalam persalinan

Mengapa Harus menghindari proses induksi? Alasannya dapat And abaca disini:
➢ https://www.bidankita.com/penting-untuk-diperhitungkan-sebelum-memutuskan-untuk-induksi/
➢ https://www.bidankita.com/fakta-tentang-induksi-c-section-vbac/
➢ https://www.bidankita.com/bagaimana-cara-menghindari-induksi-yang-tidak-perlu/
➢ https://www.bidankita.com/10-alasan-hindari-induksi/
➢ https://www.bidankita.com/tips-menghindari-penggunaan-pitocin-induksi-dalam-persalinan/

EFEK MUSIK TERHADAP TUBUH KITA

Banyak artikel bahkan penelitian-penelitian mengungkapkan bahwa musik dapat mempengaruhi kita secara emosi, fisik, mental, dan spiritual. Jenis musik mana yang baik untuk kesehatan emosi, fisik, mental, dan spiritual masih kontroversi. Berikut ini data-data penelitian mengenai efek musik terhadap berbagai bagian dan fungsi tubuh kita, termasuk bagaimana efeknya terhadap otak, peningkatan berbagai hormon, dan hubungannya dengan ritme tubuh.

HUBUNGAN MUSIK DENGAN FUNGSI OTAK

Semua jenis bunyi atau bila bunyi tersebut dalam suatu rangkaian teratur yang kita kenal dengan musik, akan masuk melalui telinga, kemudian menggetarkan gendang telinga, mengguncang cairan di telinga dalam serta menggetarkan sel-sel berambut di dalam Koklea untuk selanjutnya melalui saraf Koklearis menuju ke otak. Ada 3 buah jaras Retikuler atau Reticular Activating System yang diketahui sampai saat ini yaitu:

1. Jaras retikuler-talamus. Musik akan diterima langsung oleh Talamus, yaitu suatu bagian otak yang mengatur emosi, sensasi, dan perasaan, tanpa terlebih dahulu dicerna oleh bagian otak yang berpikir mengenai baik-buruk maupun intelegensia.

2. Melalui Hipotalamus mempengaruhi struktur basal “forebrain” termasuk sistem limbik,

3. Melalui axon neuron secara difus mempersarafi neokorteks. Hipotalamus merupakan pusat saraf otonom yang mengatur fungsi pernapasan, denyut jantung, tekanan darah, pergerakan otot usus, fungsi endokrin, memori, dan lain-lain.

Ira Altschuler menyatakan bahwa “Sekali suatu stimulus mencapai Talamus, maka secara otomatis pusat otak telah diinvasi.”

Memori dalam otak yang mampu merekam apa saja yang masuk melalui pendengarannya bersama musik, tanpa mampu dicerna oleh akal sehat. Otak manusia memiliki dua bagian besar, yaitu otak kiri dan otak kanan. Walaupun banyak peneliti mengatakan bahwa kemampuan musikal seseorang berpusat pada belahan otak kanan, namun pada proses perkembangannya proporsi kemampuan yang tadinya terhimpun hanya pada otak kanan akan menyebar melalui Corpus Callosum kebelahan otak kiri. Akibatnya, kemampuan tersebut berpengaruh pada perkembangan linguistik seseorang.

14 Alasan mengapa hypnosis sangat berguna pada ibu bersalin

dr. Kroger states: There is no doubt that the expectation of pain and fear associated with labor can be effectively relieved by suggestion and / or hypnosis.”

Keuntungan Hypnosis:

1. Mengurangi ketakutan, ketegangan, dan nyeri sebelum dan selama persalinan dengan menaiknya derajat ambang nyeri pada ibu bersalin tersebut.

2. Mengurangi kemungkinan pemakaian chemoanalgesia dan anesthesia dalam persalinan.

3. Mengendalikan dengan sepenuhnya anggapan ibu bahwa bersalin itu suatu hal yang menyakitkan; ibu dapat memilih untuk merasakan sensasi-sensasi kelahiran bayi atau tidak, ketika dia memilih/ memutuskan.

4. Mengurangi resiko robekan jalan lahir dan mempercepat pemulihan ibu.

5. Pada pasien yang mau bekerjasama sepenuhnya, mengurangi resiko persalinan dengan pembedahan, mengurangi resiko episiotomy dan membuat ibu merasa nyaman.

6. Pada pasien yang harus dilakukan pembedahan, mental dan jiwanya lebih tenang dan ibu lebih kooperatif

7. Hipnosis memperpendek lama Kala I kira-kira 3 jam pada primipara dan lebih dari (sekedar) 2 jam pada multiparae.

8. Hipnosis mengurangi rasa kelelahan pada ibu bersalin.

9. Hipnosis dapat digunakan dipada dalam individu yang lemah.

10. Hubungan hipnotis dapat ditransfer ke satu rekanan, satu dokter RS atau suatu perawat, atau kepada suami, masing-masing dari yang, tanpa pelatihan yang sebelumnya, dapat siap mempengaruhi dan memelihara status.

11. Tidak ada pendidikan yang rumit atau latihan-latihan taat pada aturan keagamaan diperlukan untuk mencapai hubungan yang hubungan antar pribadi kuat penting untuk sukses dari kelahiran bayi di bawah hipnose.

12. Tidak ada kemungkinan bahwa kejahatan akan dilaksanakan kepada ibu atau bayi oleh hypnoanesthesia. Sebaliknya, literatur menawarkan suatu jumlah yang pantas dipertimbangkan dari bukti bahwa ketika obat analgesic diberi untuk mengurangi rasa sakit yang mereka bisamengakibatkan berkurangnya penyediaan oksigen kepada janin. Yang dikombinasikan dengan faktor-faktor asphyxia yang lain seperti trauma atau persalinan sulit, menghasilkan anoksia hal-hal janin dan, otak rusak parah; sulit; keras; berat. Dengan hypnoanesthesia, bahayanya anoksia hal-hal janin dengan jelas dikurangi.

OTAK, STRES DAN RELAKSASI

0

Otak merupakan organ terpenting dalam tubuh manusia.

Otak terbagi atas 4 area utama : 1. Kortek Serebri, 2. Otak tengah, 2. Batang Otak, merupakan pengendali sistem syaraf utama , 4. Serebulum (Otak Kecil), mengatur koordinasi gerakan kompleks. Pemacu Otak: Meditasi dan Latihan Relaksasi

Mekanisme meditasi dapat mempengaruhi kinerja otak antara lain:

1. Meditasi memiliki efek serupa dengan efek piracetam, yang memperlambat metabolisme otak. Hal ini memungkinkan neuron otak bekerja lebih efisien dan menggunakan lebih sedikit energi. Dan meditasi mempunyai kemampuan yang melebihi piracetam dan tanpa resiko efek samping.

2. Meditasi dapat menurunkan kadar laktat dalam darah. Laktat dalam darah yang berlebihan dapat menyebabkan kecemasan dan insomnia

3. Meditasi meningkatkan kadar dehidroepiandrosteron (DHEA) yaitu suatu penanda vitalitas otak.

4. Meditasi adalah sistem manajemen stress yang menurunkan tekanan darah, selain menurunkan kadar kolesterol, sehingga dapat menurunkan resiko arterosklerosis yang dapat memblokir arteri dan membatasi aliran darah ke otak.

Pengacau Otak: Stress dan Kecemasan

Respons “melawan-atau-kabur” terhadap stress ketakutan dan kecemasan merupakan impuls yang masih ada dan diperlukan oleh kita semua dan melibatkan interaksi yang kompleks antara yang kompleks antara seluruh otak dan tubuh.

Struktur Anatomi dari Ketakutan dan Kecemasan

Pemeran utama dalam otak yang memperantarai respons stress antara lain:

Kelas Relaksasi Hypnobirthing Bidan Kita

Siapa sich yang tidak ingin bersalin dengan lancar, nyaman apalagi tanpa rasa sakit??? Kami kira semua wanita di dunia ini punya keinginan yang sama yaitu bersalin lancar, nyaman, selamat dan tanpa rasa sakit. Berawal dari keinginan itulah maka dunia kesehatan sampai saat ini terus berusaha untuk mencari berbagai cara untuk memenuhi keinginan tersebut. Baik secara farmakologik maupun non farmakologik.

Dan saat ini pilihan mengurangi rasa sakit dengan metode non farmakologi cenderung lebih diminati daripada metode farmakologi, mengingat berbagai efek yang mungkin dapat di timbulkan dari metode farmakologi, tersebut. Salah satu cara yang saat ini sedang diminati oleh masyarakat luas dan sedang berkembang dengan pesat adalah metode Hypno-Birthing.

Metode hypno-birthing merupakan salah satu tehnik outohipnosis (selfhypnosis) atau swasugesti, dalam menghadapi dan menjalani kehamilan serta persiapan melahirkan sehingga para wanita hamil mampu melalui masa kehamilan dan persalinannya dengan cara yang alami, lancar, dan nyaman (tanpa rasa sakit). Dan yang lebih penting lagi adalah untuk kesehatan jiwa dari bayi yang dikandungnya. Metode hypno-birthing ini dikembangkan berdasarkan adanya keyakinan bahwa dengan persiapan melahirkan yang holistic/menyeluruh (Body, Mind and Spirit) maka di saat persalinan, wanita dan juga pendampingnya (suami), akan dapat melalui pengalaman melahirkan yang aman, nyaman, tenang dan memuaskan, jauh dari rasa takut yang menimbulkan ketegangan dan rasa sakit.

Dengan kata lain, jika pikiran dan tubuh mencapai kondisi harmoni, maka alam akan bisa berfungsi dengan cara yang sama seperti pada semua mahluk lainnya Nah keuntungan apa yang akan anda daparkan saat belajar hypno-birthing???

Banyak sekali keuntungan dan manfaat yang akan anda peroleh ketika anda memutuskan untuk belajar hypno-birthing, baik bagi ibu….bagi janin dalam kandungan…bahkan bagi suami/pendamping persalinan Keuntungan& manfaat bagi ibu

1. Merupakan dasar dari Pain Management dan tidak memiliki potensi efek samping terhadap bayi kita (Brown, 2007; Elkins, 2007).

2. Mampu menghadirkan rasa nyaman, relaks, dan aman menjelang kelahiran (Brown, 2007).

3. Hypno-birthing membuat ibu rileks lebih dalam sehingga semua stress serta ketakutan & kekhawatiran menjelang kelahiran yang dapat menyebabkan ketegangan, rasa nyeri dan sakit saat bersalin dapat tereliminasi (Flamer, 2007).

4. Membuat ibu mampu mengontrol sensasi rasa sakit pada saat kontraksi uterus (Brown, 2007; Elkins, 2007).

5. Membuat ibu bersalin tetap pada kondisi terjaga dan sadar.

6. Dengan metode Hypno-birthing, maka dapat mempercepat Kala I Persalinan(± 3 jam pada primipara dan 2 jam pada multipara).

7. Mengurangi resiko terjadinya komplikasi, dan mempercepat proses penyembuhan pada post partum. (Gallagher, 2001; Gaffney, 2004; Martin, 2001)

8. Membuat ibu lebih rileks sehingga dapat menghemat energinya pada saat bersalin jadi dapat mencegah kelelahan saat persalinan (Garafalo, 2003)

9. Tidak memerlukan pelatihan yang lama atau suatu ritual khusus untuk dapat sukses mempraktekkan Hypno-birthing.

10. Meningkatkan kadar endorphin dalam tubuh untuk mengurangi rasa nyeri pada saat kontraksi. (Mantle F, 2003)

Mengapa Ibu Mencium Bayi mereka?

Setelah bayi lahir, adalah hal yang wajar melihat seorang ibu mencium bayinya. Satu alasan yang terpikirkan saat itu bagi kita yang melihat adalah bahwa ini hanya karena ikatan emosional yang telah terbentuk antara ibu dan anak dank arena perasaan bahagia dari si ibu. Meskipun hal ini benar, ada juga beberapa alasan lain yaitu secara biokimia yang sangat menarik yang menjadi alasan mengapa hal ini terjadi. Alasan-alasan ini memperkuat pemahaman bahwa tubuh kita memiliki kebijaksanaan batin yang kadang tidak kita disadari, akui atau percayai.

 

Seperti halnya dalam proses persalinan, seringkali tanpa disadari kita tidak mempercayai tubuh kita sendiri padahal tubuh seorang manusia mempunyai pengetahuan yang sempurna untuk melahirkan.

Birth Trauma dan SC

COLOURBOX522461fodsel_None_1

The crucial moment. (Photo:Colourbox)

Kehamilan, kelahiran, dan periode postpartum merupakan tonggak peristiwa dalam kehidupan yang selalu berkelanjutan. Pengalaman ini sangat mempengaruhi, ibu, bayi, ayah, dan keluarga, dan memiliki efek penting dan jangka panjang pada masyarakat.

Bagi banyak wanita melahirkan adalah pengalaman yang menggembirakan dan memberdayakan. Namun Bagi orang lain itu bisa menjadi salah satu peristiwa paling traumatis dalam hidup mereka. Kenangan melahirkan dapat menjadi suatu kenangan yang sering diingat bahkan mungkin seumur hidup akan diingat ataupun teringat. Wanita yang mengekspresikan kepuasan dengan kelahiran mereka merasa rasa keberhasilan, maka mereka memiliki kenangan positif pada persalinan mereka. Mereka merasa mereka mengendalikan kelahiran mereka dan pengalaman mereka memberikan kontribusi terhadap perasaan mereka kepercayaan diri dan harga diri.

Ibu-ibu lain memiliki kenangan yang “kacau” dari sebuah proses melahirkan. Sebuah pengalaman yang membuat mereka merasa tertekan, bingung, dan marah. Meskipun banyak risiko kesehatan fisik yang terkait dengan kelahiran sesar namun ternyata dampak psikologis dari kelahiran sesar adalah tidak kalah pentingnya untuk diketahui. Survei di Amerika Serikat pada tahun 2005 dengan sample ibu yang melahirkan pertama kali dengan SC mengungkapkan bahwa para wanita yang telah melahirkan caesar lebih cenderung merasa takut, tidak berdaya, dan kewalahan. Dan kecil kemungkinannya untuk merasa mampu, percaya diri, kuat, dan tidak takut saat melahirkan.

Banyak ibu baru yang akrab dengan gejala umum dari Baby Blues yang mungkin berlangsung selama satu atau dua minggu. Kesedihan, kecemasan, perubahan suasana hati, sulit tidur, sulit berkonsentrasi dan tidak merasa seperti diri sendiri. Dan Penelitian saat ini memberitahu kita bahwa beberapa pengalaman perempuan melahirkan sebagai suatu peristiwa traumatis 6% memenuhi kriteria klinis menjadi post-traumatic stress disorder (PTSD).

Dampak Psikologis dari Intervensi dalam Persalinan

Persalinan dan kelahiran dapat  menjadi peristiwa yang tramuatis bagi ibu dan anak.

Idealnya, setiap kelahiran tidak memerlukan intervensi lebih lanjut dari dokter atau bidan yang menolong kelahiran bayi. Tapi intervensi medis sering dilakukan, karena berbagai faktor. Setelah momen besar tersebut, ibu dapat dibiarkan pulih dari suatu intervensi yang menakutkan, intens atau bahkan sebenarnya tidak perlu.

Risiko

Ketika intervensi bedah terjadi, terutama dalam melahirkan pertama kali, ini akan meningkatkan risiko ibu mengalami depresi pasca-trauma dan kesedihan.  efek psikologis negatif yang signifikan berhubungan dengan pengalaman persalinan. dalam sebuah penelitian menyatakan bahwa, wanita yang melahirkan secara normal dan alami resiko mengalami depresi post partum sangat sedikit dan mereka juga mengalami peningkatan harga diri, sementara mereka yang melahirkan dengan cara SC lebih banyak dan lebih beresiko tinggi untuk mengalami depresi dan perasaan rendah diri.

Birth Trauma

Dr William R. Emerson, yang telah melakukan penelitian ekstensif mengenai birth trauma, percaya bahwa intervensi obstetri adalah sumber utama dari birth trauma. Intervensi mencakup ekstraksi vakum, SC, penggunaan forseps, induksi, monitor melalui kulit kepala, menginduksi persalinan dan anestesi.  Salah penelitian Dr Emerson adalah penggunaan anestesi dan analgesia selama persalinan dan efek tindakan ini pada bayi. Obat-obatan ini digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada ibu bersalinn, tetapi kekurangannya perlu dipertimbangkan. Dr Emerson mengatakan bahwa beberapa bayi yang lahir pada ibu yang dilakukan anesthesia dapat kesulitan membangun “ikatan” dengan ibunya, dan ia juga percaya bahwa bayi ini mungkin akan cenderung melakukan penyalahgunaan zat anesthesia di kemudian hari.

Induksi dan Obat

Makanan Yang Aman Selama Kehamilan

0

 

 

 

 

 

 

Fakta

Ø Selama kehamilan, perubahan hormon menyebabkan sistem kekebalan tubuh wanita menurun, sehingga lebih sulit untuk melawan infeksi.

Ø Beberapa penyakit yang disebabkan makanan dapat menyebabkan seorang wanita memiliki, masalah kesehatan seprti keguguran, lahir mati atau masalah yang serius untuk bayinyqa setelah lahir.

 

Ø Patogen adalah organisme (bakteri, virus, parasit) yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia.

 

 

Kehamilan adalah hal yang menyenangkan dan penting dalam kehidupan seorang wanita. Karena perilaku kesehatan ibu memiliki efek langsung pada kesehatan bayinya, maka ibu hamil harus mendapat banyak informasi kesehatan. Seiring dengan kekhawatiran gizi, topik keamanan makanan selama kehamilan menjadi semakin penting. Wanita hamil mengalami perubahan hormonal yang menyebabkan penurunan daya tahan tubuhnya. Dan wanita hamil seringkali tanpa disadari mengkonsumsi makanan yang mengandung zat-zat pathogen.

Contoh patogen yang harus mendapatkan perhatian khusus bagi perempuan hamil Listeria monocytogenes , Toxoplasma gondii , Brucella spesies, Salmonella spesies dan Campylobacter jejuni . Organisme tertentu dapat melewati plasenta dan meningkatkan risiko janin terinfeksi. Infeksi dapat mengakibatkan keguguran, lahir mati, persalinan prematur atau komplikasi berat bagi bayi. Organisme tertentu, termasuk Listeria monocytogenes , Toxoplasma gondii , Salmonella typhi dan Campylobacter jejuni , dapat memiliki konsekuensi yang merugikan bagi janin jika mereka melewati plasenta.

Listeriosis

Listeriosis adalah bentuk infeksi yang dapat terjadi bila makanan yang mengandung bakteri Listeria monocytogenes  dikonsumsi. L. monocytogenes tersebar luas di alam dan ditemukan di dalam tanah, air tanah, tanaman dan hewan. L.monocytogenes sering memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dalam kondisi yang tidak menguntungkan, termasuk suhu pendinginan, pengawet makanan (garam), dan kondisi dengan oksigen sedikit atau bahkan tidak ada oksigen. Namun bakteri ini dapat dengan mudah dihancurkan dengan memasak.

Infeksi dari L. monocytogenes biasanya terjadi pada seorang individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, termasuk perempuan hamil. Ada peningkatan 14 kali lipat dalam kejadian terinfeksi listeriosis di kalangan wanita hamil dibandingkan dengan orang dewasa yang tidak hamil.  Setelah masuk dalam aliran darah, bakteri Listeria dapat melakukan perjalanan ke manapun, tetapi tampaknya lebih memilih sistem saraf pusat dan plasenta. Janin luar biasa rentan terhadap infeksi dari L. monocytogenes , yang dapat menyebabkan lahir mati, keguguran, atau infeksi pada masalah neonatus dan kesehatan setelah lahir.

Gejala gastrointestinal dapat muncul dalam waktu 2 sampai 3 hari setelah paparan.  gejala seperti demam, menggigil, sakit kepala, nyeri otot dan punggung nyeri bisa terjadi pada 11-70 hari setelah terpapar. Sebuah tes darah dapat menentukan apakah gejala yang disebabkan oleh infeksi Listeria dan jika dikonfirmasi, pasien kemudian dapat diobati dengan antibiotik.

Makanan yang banyak kemungkinan mengandung listerosis namun dapat hilang ketika di masak seperti kubis, susu, pete, lidah babi, hot dog, daging olahan, susu yang tidak dipasteurisasi, produk susu mentah, makanan laut mentah.

Untuk menghindari infeksi dari L. monocytogenes , wanita hamil disarankan untuk melakukan prosedur penanganan makanan yang aman, seperti:

Hypno-birthing adalah upaya mereprogramming rekaman negatif

 

Wanita yang baru pertama hamil umumnya mengalami berbagai kekhawatiran selama menjalani kehamilan, apalagi jika membayangkan saat melahirkan. Namun ada juga ibu muda yang masih ketakutan meski sudah pernah melahirkan sebelumnya, terutama yang sempat mengalami trauma karena merasakan sakit saat melahirkan anak pertama.

 

Sebenarnya kecemasan, kekhawatiran, ketakutan selama kehamilan dan saat menghadapi persalinan, dialami oleh banyak wanita. Bahkan bagi sebagian wanita, proses melahirkan dianggap identik dengan peristiwa yang menyakitkan, menakutkan, dan lebih menegangkan dibanding peristiwa manapun dalam kehidupan. Di benak banyak wanita, seolah telah terprogram, bahwa proses melahirkan haruslah menyakitkan. Ini tidak mengherankan karena sejak kecil, ketakutan pada proses melahirkan, tanpa sadar telah tertanam di alam/jpikiran bawah sadar wanita khususnya dan hampir semua orang pada umumnya. Di TV atau pun di film-film, adegan melahirkan selalu digambarkan begitu menakutkan dan menegangkan, penuh dengan jeritan-jeritan yang histeris. Setiap kali menyambut kedatangan bayi dari teman atau kerabat, kita juga hampir selalu mendengar cerita seputar rasa sakit dan penderitaan si ibu ketika melahirkan.

 

Cerita-cerita semacam inilah yang terus terbawa oleh banyak masa kecil dalam masa pertumbuhan mereka sampai saaat ini. Cerita yang sedikit demi sedikit memasuki pikiran bawah sadar dan akhirnya tertanam sebagai suatu program negatif dalam pikiran bawah sadarnya. Efek hipnotis tidak selalu harus terjadi saat orang dalam keadaan trans. Sesuatu yang sudah terlalu sering didengar (berulang ulang) akhirnya terekam dialam/pikiran bawah sadar menjadi suatu kenyataan baginya.

Rasa takut membuat ketegangan dan menimbulkan rasa sakit

Rasa takut sangatlah buruk akibatnya dalam proses persalinan. Ketika kita mengalami stres, maka pesan tersebut akan disampaikan ke seluruh reseptor dalam tubuh, sehingga menciptakan reaksi yang berlebihan dan menyimpang. Pesan itu akan menimbulkan perubahan fisik dan kimiawi di dalam tubuh. Sebab saat tubuh dalam keadaan stres, maka hormon stres katekolamin akan dilepaskan sehingga tubuh memberikan respon untuk “bertempur atau lari”.

Jika situasi itu sampai terbentuk, maka katekolamin akan bertindak sebagai penarik, yang menyebabkan otot di dalam rahim dan di tempat lainnya menjadi tegang. Katekolamin ini akan dilepaskan dalam konsentrasi tinggi saat persalinan jika seorang wanita tidak bisa menghilangkan rasa takutnya sebelum melahirkan.

Kondisi yang rileks justru bisa memancing keluarnya endorphin, yang merupakan penghilang rasa sakit yang alami di dalam tubuh. Menurut para ahli, endorphin ini efeknya 200 kali lebih kuat daripada morphin.

Perlu dipahami bahwa kontraksi otot rahim pada saat kehamilan 9 bulan adalah hal yang kita tunggu, bukan sesuatu yang kita takuti. Rasa takut ini kadang-kadang menghambat keseimbangan hormonal sehinga oksitoxin tidak cukup diproduksi sehingga tidak timbul kontraksi, pada akhirnya untuk menimbulkan kontraksi diperlukan induksi yaitu pemberian obat-obatan peroral dengan cara diminum atau dengan infus yang isinya adalah oksitoxin

Pada saat kontraksi yang dianggap sumber dari rasa sakit dan nyeri , sebenarnya adalah upaya rahim membantu kepala janin untuk menekan mulut rahim secara alami sehingga membuka jalan lahir. Awalnya Ibu hamil pada saat kontraksi ada yang biasa saja reaksinya karena sudah trampil dengan relaksasi ada sebagian kaget dengan rasanya. Beberapa saran yang mudah langsung dapat dilakukan yaitu :

1. Langsung saja disadari bahwa kontraksi adalah upaya alami sebagai awal proses persalinan