Bidan Kita

Home Blog Page 64

Birth Trauma dan SC

COLOURBOX522461fodsel_None_1

The crucial moment. (Photo:Colourbox)

Kehamilan, kelahiran, dan periode postpartum merupakan tonggak peristiwa dalam kehidupan yang selalu berkelanjutan. Pengalaman ini sangat mempengaruhi, ibu, bayi, ayah, dan keluarga, dan memiliki efek penting dan jangka panjang pada masyarakat.

Bagi banyak wanita melahirkan adalah pengalaman yang menggembirakan dan memberdayakan. Namun Bagi orang lain itu bisa menjadi salah satu peristiwa paling traumatis dalam hidup mereka. Kenangan melahirkan dapat menjadi suatu kenangan yang sering diingat bahkan mungkin seumur hidup akan diingat ataupun teringat. Wanita yang mengekspresikan kepuasan dengan kelahiran mereka merasa rasa keberhasilan, maka mereka memiliki kenangan positif pada persalinan mereka. Mereka merasa mereka mengendalikan kelahiran mereka dan pengalaman mereka memberikan kontribusi terhadap perasaan mereka kepercayaan diri dan harga diri.

Ibu-ibu lain memiliki kenangan yang “kacau” dari sebuah proses melahirkan. Sebuah pengalaman yang membuat mereka merasa tertekan, bingung, dan marah. Meskipun banyak risiko kesehatan fisik yang terkait dengan kelahiran sesar namun ternyata dampak psikologis dari kelahiran sesar adalah tidak kalah pentingnya untuk diketahui. Survei di Amerika Serikat pada tahun 2005 dengan sample ibu yang melahirkan pertama kali dengan SC mengungkapkan bahwa para wanita yang telah melahirkan caesar lebih cenderung merasa takut, tidak berdaya, dan kewalahan. Dan kecil kemungkinannya untuk merasa mampu, percaya diri, kuat, dan tidak takut saat melahirkan.

Banyak ibu baru yang akrab dengan gejala umum dari Baby Blues yang mungkin berlangsung selama satu atau dua minggu. Kesedihan, kecemasan, perubahan suasana hati, sulit tidur, sulit berkonsentrasi dan tidak merasa seperti diri sendiri. Dan Penelitian saat ini memberitahu kita bahwa beberapa pengalaman perempuan melahirkan sebagai suatu peristiwa traumatis 6% memenuhi kriteria klinis menjadi post-traumatic stress disorder (PTSD).

Dampak Psikologis dari Intervensi dalam Persalinan

Persalinan dan kelahiran dapat  menjadi peristiwa yang tramuatis bagi ibu dan anak.

Idealnya, setiap kelahiran tidak memerlukan intervensi lebih lanjut dari dokter atau bidan yang menolong kelahiran bayi. Tapi intervensi medis sering dilakukan, karena berbagai faktor. Setelah momen besar tersebut, ibu dapat dibiarkan pulih dari suatu intervensi yang menakutkan, intens atau bahkan sebenarnya tidak perlu.

Risiko

Ketika intervensi bedah terjadi, terutama dalam melahirkan pertama kali, ini akan meningkatkan risiko ibu mengalami depresi pasca-trauma dan kesedihan.  efek psikologis negatif yang signifikan berhubungan dengan pengalaman persalinan. dalam sebuah penelitian menyatakan bahwa, wanita yang melahirkan secara normal dan alami resiko mengalami depresi post partum sangat sedikit dan mereka juga mengalami peningkatan harga diri, sementara mereka yang melahirkan dengan cara SC lebih banyak dan lebih beresiko tinggi untuk mengalami depresi dan perasaan rendah diri.

Birth Trauma

Dr William R. Emerson, yang telah melakukan penelitian ekstensif mengenai birth trauma, percaya bahwa intervensi obstetri adalah sumber utama dari birth trauma. Intervensi mencakup ekstraksi vakum, SC, penggunaan forseps, induksi, monitor melalui kulit kepala, menginduksi persalinan dan anestesi.  Salah penelitian Dr Emerson adalah penggunaan anestesi dan analgesia selama persalinan dan efek tindakan ini pada bayi. Obat-obatan ini digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada ibu bersalinn, tetapi kekurangannya perlu dipertimbangkan. Dr Emerson mengatakan bahwa beberapa bayi yang lahir pada ibu yang dilakukan anesthesia dapat kesulitan membangun “ikatan” dengan ibunya, dan ia juga percaya bahwa bayi ini mungkin akan cenderung melakukan penyalahgunaan zat anesthesia di kemudian hari.

Induksi dan Obat

Makanan Yang Aman Selama Kehamilan

0

 

 

 

 

 

 

Fakta

Ø Selama kehamilan, perubahan hormon menyebabkan sistem kekebalan tubuh wanita menurun, sehingga lebih sulit untuk melawan infeksi.

Ø Beberapa penyakit yang disebabkan makanan dapat menyebabkan seorang wanita memiliki, masalah kesehatan seprti keguguran, lahir mati atau masalah yang serius untuk bayinyqa setelah lahir.

 

Ø Patogen adalah organisme (bakteri, virus, parasit) yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia.

 

 

Kehamilan adalah hal yang menyenangkan dan penting dalam kehidupan seorang wanita. Karena perilaku kesehatan ibu memiliki efek langsung pada kesehatan bayinya, maka ibu hamil harus mendapat banyak informasi kesehatan. Seiring dengan kekhawatiran gizi, topik keamanan makanan selama kehamilan menjadi semakin penting. Wanita hamil mengalami perubahan hormonal yang menyebabkan penurunan daya tahan tubuhnya. Dan wanita hamil seringkali tanpa disadari mengkonsumsi makanan yang mengandung zat-zat pathogen.

Contoh patogen yang harus mendapatkan perhatian khusus bagi perempuan hamil Listeria monocytogenes , Toxoplasma gondii , Brucella spesies, Salmonella spesies dan Campylobacter jejuni . Organisme tertentu dapat melewati plasenta dan meningkatkan risiko janin terinfeksi. Infeksi dapat mengakibatkan keguguran, lahir mati, persalinan prematur atau komplikasi berat bagi bayi. Organisme tertentu, termasuk Listeria monocytogenes , Toxoplasma gondii , Salmonella typhi dan Campylobacter jejuni , dapat memiliki konsekuensi yang merugikan bagi janin jika mereka melewati plasenta.

Listeriosis

Listeriosis adalah bentuk infeksi yang dapat terjadi bila makanan yang mengandung bakteri Listeria monocytogenes  dikonsumsi. L. monocytogenes tersebar luas di alam dan ditemukan di dalam tanah, air tanah, tanaman dan hewan. L.monocytogenes sering memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dalam kondisi yang tidak menguntungkan, termasuk suhu pendinginan, pengawet makanan (garam), dan kondisi dengan oksigen sedikit atau bahkan tidak ada oksigen. Namun bakteri ini dapat dengan mudah dihancurkan dengan memasak.

Infeksi dari L. monocytogenes biasanya terjadi pada seorang individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, termasuk perempuan hamil. Ada peningkatan 14 kali lipat dalam kejadian terinfeksi listeriosis di kalangan wanita hamil dibandingkan dengan orang dewasa yang tidak hamil.  Setelah masuk dalam aliran darah, bakteri Listeria dapat melakukan perjalanan ke manapun, tetapi tampaknya lebih memilih sistem saraf pusat dan plasenta. Janin luar biasa rentan terhadap infeksi dari L. monocytogenes , yang dapat menyebabkan lahir mati, keguguran, atau infeksi pada masalah neonatus dan kesehatan setelah lahir.

Gejala gastrointestinal dapat muncul dalam waktu 2 sampai 3 hari setelah paparan.  gejala seperti demam, menggigil, sakit kepala, nyeri otot dan punggung nyeri bisa terjadi pada 11-70 hari setelah terpapar. Sebuah tes darah dapat menentukan apakah gejala yang disebabkan oleh infeksi Listeria dan jika dikonfirmasi, pasien kemudian dapat diobati dengan antibiotik.

Makanan yang banyak kemungkinan mengandung listerosis namun dapat hilang ketika di masak seperti kubis, susu, pete, lidah babi, hot dog, daging olahan, susu yang tidak dipasteurisasi, produk susu mentah, makanan laut mentah.

Untuk menghindari infeksi dari L. monocytogenes , wanita hamil disarankan untuk melakukan prosedur penanganan makanan yang aman, seperti:

Hypno-birthing adalah upaya mereprogramming rekaman negatif

 

Wanita yang baru pertama hamil umumnya mengalami berbagai kekhawatiran selama menjalani kehamilan, apalagi jika membayangkan saat melahirkan. Namun ada juga ibu muda yang masih ketakutan meski sudah pernah melahirkan sebelumnya, terutama yang sempat mengalami trauma karena merasakan sakit saat melahirkan anak pertama.

 

Sebenarnya kecemasan, kekhawatiran, ketakutan selama kehamilan dan saat menghadapi persalinan, dialami oleh banyak wanita. Bahkan bagi sebagian wanita, proses melahirkan dianggap identik dengan peristiwa yang menyakitkan, menakutkan, dan lebih menegangkan dibanding peristiwa manapun dalam kehidupan. Di benak banyak wanita, seolah telah terprogram, bahwa proses melahirkan haruslah menyakitkan. Ini tidak mengherankan karena sejak kecil, ketakutan pada proses melahirkan, tanpa sadar telah tertanam di alam/jpikiran bawah sadar wanita khususnya dan hampir semua orang pada umumnya. Di TV atau pun di film-film, adegan melahirkan selalu digambarkan begitu menakutkan dan menegangkan, penuh dengan jeritan-jeritan yang histeris. Setiap kali menyambut kedatangan bayi dari teman atau kerabat, kita juga hampir selalu mendengar cerita seputar rasa sakit dan penderitaan si ibu ketika melahirkan.

 

Cerita-cerita semacam inilah yang terus terbawa oleh banyak masa kecil dalam masa pertumbuhan mereka sampai saaat ini. Cerita yang sedikit demi sedikit memasuki pikiran bawah sadar dan akhirnya tertanam sebagai suatu program negatif dalam pikiran bawah sadarnya. Efek hipnotis tidak selalu harus terjadi saat orang dalam keadaan trans. Sesuatu yang sudah terlalu sering didengar (berulang ulang) akhirnya terekam dialam/pikiran bawah sadar menjadi suatu kenyataan baginya.

Rasa takut membuat ketegangan dan menimbulkan rasa sakit

Rasa takut sangatlah buruk akibatnya dalam proses persalinan. Ketika kita mengalami stres, maka pesan tersebut akan disampaikan ke seluruh reseptor dalam tubuh, sehingga menciptakan reaksi yang berlebihan dan menyimpang. Pesan itu akan menimbulkan perubahan fisik dan kimiawi di dalam tubuh. Sebab saat tubuh dalam keadaan stres, maka hormon stres katekolamin akan dilepaskan sehingga tubuh memberikan respon untuk “bertempur atau lari”.

Jika situasi itu sampai terbentuk, maka katekolamin akan bertindak sebagai penarik, yang menyebabkan otot di dalam rahim dan di tempat lainnya menjadi tegang. Katekolamin ini akan dilepaskan dalam konsentrasi tinggi saat persalinan jika seorang wanita tidak bisa menghilangkan rasa takutnya sebelum melahirkan.

Kondisi yang rileks justru bisa memancing keluarnya endorphin, yang merupakan penghilang rasa sakit yang alami di dalam tubuh. Menurut para ahli, endorphin ini efeknya 200 kali lebih kuat daripada morphin.

Perlu dipahami bahwa kontraksi otot rahim pada saat kehamilan 9 bulan adalah hal yang kita tunggu, bukan sesuatu yang kita takuti. Rasa takut ini kadang-kadang menghambat keseimbangan hormonal sehinga oksitoxin tidak cukup diproduksi sehingga tidak timbul kontraksi, pada akhirnya untuk menimbulkan kontraksi diperlukan induksi yaitu pemberian obat-obatan peroral dengan cara diminum atau dengan infus yang isinya adalah oksitoxin

Pada saat kontraksi yang dianggap sumber dari rasa sakit dan nyeri , sebenarnya adalah upaya rahim membantu kepala janin untuk menekan mulut rahim secara alami sehingga membuka jalan lahir. Awalnya Ibu hamil pada saat kontraksi ada yang biasa saja reaksinya karena sudah trampil dengan relaksasi ada sebagian kaget dengan rasanya. Beberapa saran yang mudah langsung dapat dilakukan yaitu :

1. Langsung saja disadari bahwa kontraksi adalah upaya alami sebagai awal proses persalinan

AWAS, ALERGI BISA MENGUBAH PERILAKU!

0

 

“Kasih susu formula aja, deh… biar anaknya lebih aktif!”

 

Mendengar kalimat ini, saya teringat pernah menulis tentang hubungan alergi dengan gangguan perilaku. Ternyata, “aktif” itu nggak selalu baik lho, MomS…

 

AWAS, ALERGI BISA MENGUBAH PERILAKU!

Seperti organ tubuh lainya, otak juga bisa menjadi sasaran alergi. Kalau sudah begitu, emosi dan perilaku penderitanya pun bisa ikut terganggu.

Kasus alergi belakangan ini dilaporkan semakin meningkat setiap tahunnya. Prof. DR Dr. Heru Sundaru, SpPD-KAI, Kepala Divisi Alergi FKUI/RSCM Jakarta, mengatakan bahwa pada tahun 2005 jumlah penduduk dunia yang mengalami alergi sebanyak 22%. Data itu dikemukakan oleh badan kesehatan dunia World Allergy Organization (WAO). Dari jumlah tersebut, alergi di negara maju mencapai 40%. Sedangkan beberapa penelitian di Indonesia menunjukkan angka yang belum pasti namun selalu meningkat setiap tahunnya.

Menurut Dr Widodo Judarwanto, SpA, dari Children Allergy Center RS Bunda Jakarta, setiap benda yang masuk ke dalam tubuh, baik itu berupa makanan, minuman, debu, obat, hingga bahan kimia akan dianggap sebagai benda asing oleh tubuh. Sistem kekebalan pun bereaksi, bertindak sebagai petugas keamanan yang akan mengidentifikasi setiap benda asing yang masuk.

Jika yang masuk adalah benda yang dianggap aman, maka tidak akan terjadi sesuatu. Namun jika yang masuk dianggap berbahaya bagi tubuh, maka sistem kekebalan tubuh akan bereaksi dengan menolaknya. Reaksi tubuh ini jika berlebihan disebut alergi. Sedangkan seseorang disebut menderita alergi ketika sistem kekebalan tubuhnya bereaksi berlebihan karena mengkonsumsi makanan tertentu.

Namun ada juga reaksi yang tidak melibatkan kekebalan tubuh yang disebut intoleransi makanan (food intolerance). Reaksi ini disebabkan oleh zat yang terkandung di dalam makanan langsung mempengaruhi fungsi otak. Misalnya saja, bahan tambahan seperti pengawet, penyedap rasa dan pewarna. Bisa juga disebabkan oleh kontaminasi racun seperti yang dikeluarkan oleh bakteri Salmonella, atau histamin pada kasus alergi ikan. Zat farmakologi yang terkandung dalam makanan itu sendiri, seperti tiramin pada keju, dan kafein pada kopi juga bisa langsung mempengaruhi fungsi otak. “Mengenai alergi dan intoleransi ini sering terjadi salah kaprah. Seharusnya semua ini disebut reaksi simpang kanan, namun secara umum orang menyebut keduanya alergi. Padahal sebelum menjalani tes alergi yang muncul baru bisa didiagnosa sensitif atau hipersensitif terhadap makanan tertentu,” begitu penjelasan Dr Widodo.

Selain itu ada perkembangan baru yang agak mencengangkan. Beberapa ahli baik di dalam maupun di luar negeri berpendapat, bahwa kini alergi ternyata tidak hanya berupa gatal-gatal, asma, pilek, atau diare yang biasa kita kenal selama ini. Belakangan, alergi makanan diduga bisa menimbulkan gangguan perilaku pada penderitanya. Mari kita tengok tiga kasus alergi berikut ini.

Bu Rahma: “Satu jam setelah makam kroket keju, Mutia mulai rewel”

Mutia adalah anak perempuan berusia 5 tahun. Tanpa sebab yang jelas, ia mudah sekali mengamuk. Teman-temannya di sekolah sering menjulukinya anak nakal. Menurut gurunya, ini disebabkan karena Mutia sulit berkonsentrasi dan cepat bosan, karena ia sering mengganggu teman-temannya.

Bu Rahma, ibu Mutia, pun membawanya ke psikolog. Namun psikolog justru menganjurkan Mutia dibawa ke dokter ahli alergi. Karena dicurigai alergi, dokter menyarankan agar Mutia dites dengan menghindari makanan seperti keju, susu sapi, telur, ikan laut, dan tepung-tepungan selama beberapa waktu.

“Tidak ada perubahan perilaku yang aneh saat Mutia makan telur, ikan laut atau susu. Namun, perubahan perilaku sangat signifikan ditunjukkan sekitar satu jam setelah Mutia menyantap kroket keju (cemilan sehari-hari kegemarannya!), Mutia mulai rewel, tidak bisa diam, dan mengamuk saat keinginannya tidak dipenuhi. Perilaku itu kembali terulang setiap saya memberinya makanan yang mengandung keju,” begitu tutur Bu Rahma.

Menurut Andang Gunawan, ND, ahli terapi nutrisi, seseorang memang bisa alergi terhadap keju. Zat di dalam keju yang dapat memicua alergi adalah tiramin, yang diperoleh dari hasil fermentasi. Jika hasil tes menyatakan Mutia alergi keju, sebaiknya memang ia menghindari konsumsi keju.

Pramandita” “Sejak membawa bekal, sakit kepala saya tidak pernah kambuh”

Mulanya, Pramandita mengira bahwa sakit kepala yang sering dideritanya setiap habis makan siang adalah akibat terlalu lelah bekerja di depan komputer. Namun sejak membaca artikel bahwa ada bahan makanan tertentu yang bsia menyebabkan penyakit kepala, Pramandita mulai curiga bahwa sakit yang dideritanya itu disebabkan monosodiumglutamat (MSG) yang terdapat pada makanan di kantin langganannya.

“Kecurigaan mulai terbukti ketika saya membawa bekal dari rumah selama seminggu. Bekal makan siang tersebut saya masak tanpa menggunakan MSG, atau bahan tambahan lain. Saat itulah sakit kepala sebelah tak pernah kambuh,” tutur Pramundita (27 tahun).

Menurut Dr Widodo, dugaan pertama Pramandita sensitif atau intoleran terhadap MSG. Zat yang terkandung dalam MSG mempengaruhi tubuh Pramandita sehingga ia sakit kepala. Pada orang yang tidak sensitif, konsumsi MSG dalam jumlah yang tidak berlebihan seringkali tidak menimbulkan masalah.

Sally: Kecanduan aspartam tanpa disadari membuatnya depresi

(Diambil dari buku Feeding The Brain, How Foods Affect Children Karya C. Keith Conners, PhD)

Karena terobsesi pada tubuh langsing, Sally memilih soda diet yang rendah kalori. Dalam waktu singkat, soda diet menjadi minumannya sehari-hari. “Di rumah, saya menghabiskan 10 sampai 15 kaleng soda diet dalam sehari. Saya juga menyimpan satu botol minuman soda diet ukuran besar di dalam loker sekolah sebagai bekal,” ujar Sally.

Seiring dengan kedekatannya pada minuman tersebut, Sally merasa kehilangan rasa percaya diri. Ia juga tidak lagi bersemangat ke sekolah atau sekedar bertemu teman-teman. Pelan-pelan, Sally berubah menjadi pribadi yang sangat sensitif, mudah tersinggung, dan selalu gelisah tanpa sebab.

Namun pada akhirnya sebuah berita tentang efek samping aspartam yang bisa menyebabkan depresi membuat Sally bertanya-tanya. „Bukankah soda diet yang saya konsumsi mengandung aspartam sebagai pemanisnya? Jangan-jangan saya juga depresi karena aspartam,” begitu dugaannya.

Menurut C. Keith Conners, PhD, peneliti masalah psikologi klinis dari Duke University Medical School, Amerika, aspartam terdiri dari dua asam amino, yaitu asam aspartat dan fenilalanin. Aspartam dinilai berbahaya jika soda itu dikonsumsi berlebihan, karena fenilalanin yang terkandung di dalamnya juga akan masuk ke tubuh secara berlebihan. Nilai konsumsi aspartam yang diizinkan oleh Food and Drug Association (FDA) adalah 4 mg per kg berat badan setiap harinya.

Padahal Sally mengkonsumsi minuman tersebut sampai 15 kaleng sehari. Seandainya dalam satu kaleng soda mengandung 5 mg, dalam sehari jumlah aspartam yang dikonsumsi Sally sduah 75 mg. Artinya jumlah aspartam yang dikonsumsi Sally sudah berlebihan. Karena Sally juga mengkonsumsinya setiap hari, maka kelebihan kadar fenilalanin di dalam aspartam akan terakumulasi di dalam otak. Menurut Andang, kecanduan soda diet juga membuat asupan nutrisi yang masuk ke tubuhnya tidak bervariasi. Keadaan ini membuat otaknya tidak memperoleh makanan yang cukup untuk mengelola informasi. Dua sebab itulah yang turut berperan menimbulkan gangguan pada fungsi otak Sally sehingga berperan menyebabkannya depresi.

Alergi tergantung target sasaran

Memang belum banyak yang tahu bahwa makanan bisa mempengaruhi fungsi otak, bahkan menimbulkan gangguan perilaku. Kasus alergi makanan yang mengganggu fungsi otak – disebut Brain Allergy – pun masih menjadi kontroversi.

mitos mitos yang ada seputar kehamilan

 

1. Wanita hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang.

Mitos ini sampai saat ini masih sangat kental terutama di budaya masyarakat jawa yang mempercayai bahwa apabila suami tersebut membunuh binatang, bisa menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya itu. Walaupun itu cuma takhayul saja. Tapi, yang perlu diingat, membunuh atau menganiaya binatang adalah perbuatan yang tak bisa dibenarkan.selain itu bagi orang dengan kepribadian yang sensitive dan pemikir, hal ini kadang bisa menjadi sugesti negative bagi sang ibu sendiri, untuk itu lebih baik jauhi perbuatan membunuh binatang.

2. Dilarang menutup lubang-lubang

Kabarnya apabila saat hamil ibu menutup lubang-lubang maka ini akan menyulitkan proses persalinan.

Faktanya; Sulitnya persalinan tentu saja bukan ditentukan hal itu. Karena proses persalinan tergantung pada 3P (power, passage, passanger). Proses persalinan bisa berjalan lancar jika ketiga komponen tersebut dalam kondisi baik. Ukuran bayi (passanger) tak terlalu besar agar bisa melalui jalan lahir (passage). Didukung oleh konstraksi (power) yang teratur dan efektif sehingga mampu membuka jalan lahir.

3. Ibu hamil harus memakai tali/benang warna hitam melingkari perut di atas rahim

Ini tujuannya adalah agar bayi dalam kandungan tak naik lagi letaknya sehingga proses persalinan bisa berjalan lancar.

Faktanya; harus dipahami dengan jelas, bahwa letak bayi mengalami tahapan-tahapan. Kepalanya akan masuk ke rongga panggul menjelang dan pada saat proses persalinan. Jadi mitos itu sama sekali tidak benar.

4. Ibu hamil disarankan memasang “senjata” pada pakaian dalam.

“senjata” yang dibawa seperti kantung kecil bersisi paku atau bawang putih gunting kecil atau pisau kecil agar janin terhindar dari marabahaya.

Faktanya; pada dasarnya tidak ada hubungan antara kesejahteraan janin dengan “senjata” yang bibawa ibu. Karena kesejahteraan janin tergantung dari asupan gizi, juga aspek fisik maupun psikologis si ibu. Namun dalam ilmu hypnosis senjata yang dipasang di pakaian dalam sebenarnya merupakan sarana untuk affirmasi agar si ibu dan jabang bayi sehat dan selamat. Namun di jaman modern hal ini sudah tidak relevan lagi karena pada dasarnya sugesti dan affirmasi bisa diucapkan dan bisa di niatkan dari dalam hati.

5. Ibu hamil dilarang melilitkan handuk di leher agar anak yang dikandungnya tak terlilit tali pusar.

Ini adalah sangat tidak relevan karena tak ada kaitan antara handuk di leher dengan bayi yang berada di rahim. Penjelasan secara ilmiah pada kasus lilitan tali pusar adalah saat usia kandungan berumur sebelum 8 bulan, umumnya kepala janin belum memasuki bagian atas panggul. Saat itu ukuran bayi relatif masih kecil dan jumlah air ketuban banyak sehingga memungkinkan bayi terlilit tali pusar. Penyebab lain adalah tali pusar yang panjang dapat menyebabkan bayi terlilit. Rata-rata panjang tali pusar bayi mencapai 50/60cm. Dikatakan panjang, jika melebihi dari 100cm dan pendek jika berukuran kurang dari 30cm. Masalah ini tidak dapat dipandang remeh, karena tali pusar yang melilit bayi terkadang juga dapat menyebabkan bayi meninggal. Lilitan tali pusar berulang-ulang ke satu arah, biasanya terjadi pada trisemester pertama atau kedua.

Hal ini menyebabkan arus darah dari ibu ke janin melalui talo pusar tersumbat total. Sebab pada usia kehamilan tersebut umumnya bayi masih dapat bergerak dengan leluasa. Lilitan tali pusar dapat melilit dengan erat, dan hal tersebutlah yang menyebabkan kompresi tali pusar yang berakibat janin kekurangan oksigen.

Agar dapat terdeteksi lebih dini, hal pertama yang harus anda lakukan adalah melalui pemeriksaan teratur dengan bantuan USG. Untuk melihat apakah ada tanda-tanda bayi terlilit tali pusar

6. Harus diadakan Upacara 7 Bulanan agar persalinan lancar

Tradisi yang terjadi pada Upacara 7 bulanan, calon ibu dan calon ayah diminta meloloskan ikan/belut melalui kain sarung yang dikenakan ibu. Jika ikan/belut keluar dengan lancar (tak menyangkut), pertanda persalinan bakal lancar. Tentu saja itu tak benar. Karena lancar-tidaknya sebuah proses persalinan tergantung pada berat janin, tenaga mengejan si ibu, dan jalan lahir. Dan tak kalah pentingnya adalah kondisi psikologis si ibu juga sangat berpengaruh dengan lancer dan tidaknya proses persalinan. Jika semuanya saling mendukung, maka proses persalinan pasti lancar.

7. Jika mengendurkan semua tali yang ada di rumah, persalinan akan berjalan lancar. Yang benar, jika ibu menggunakan pakaian longgar (tanpa tali-tali yang mengikat), ia akan merasa lebih nyaman. Sehingga kenyamanan tersebut membuatnya bisa rileks menjalani kehamilan dan menyambut kelahiran.

Berbagai Pertanyaan yang sering di Ajukan selama kehamilan

Kehamilan merupakan saat yang paling dinantikan oleh seorang perempuan yang menginginkan dirinya memiliki seorang buah hati dambaan keluaga (family hoping). Dengan terjadinya kehamilan menandakan bahwa pasangan suami isteri memiliki tingkat kesuburan yang baik dan hal ini juga menandakan bahwa mereka tidak memiliki masalah kesehatan yang berarti.

Namun kadang seiring dengan adanya kehamilan, timbul masalah-masalah dan keluhan-keluhan baru. Walaupun itu merupakan keluhan normal yang terjadi hampir di setiap kehamilan, namun ada baiknya kita lebih bijak dalam menyikapi dan tahu bagaimana cara mencegah dan mengatasi keluhan tersebut.

Selain itu wanita yang sedang hamil pasti memiliki banyak sekali pertanyaan seputar masalah dalam kehamilannya. Bagian ini membantu anda untuk menjawab beberapa pertanyaan yang mungkin anda miliki dan beberapa tips yang dapat membantu anda mengatasi masalah yang anda alami:

1. Bagaimana dengan berhubungan seksual selama kehamilan?

Pada umumnya senggama diperbolehkan selama kehamilan asalkan dilakukan dengan hati-hati. Peningkatan aktivitas kandungan (kontraksi) setelah hubungan seksual umum didapatkan pada kehamilan. Untuk wanita dengan riwayat kehamilan preterm, plasenta previa, atau abortus berulang, dianjurkan untuk menghindari berhubungan seksual selama kehamilan. Ketika kandungan sudah besar, tidak dianjurkan melakukan hubungan seksual dengan posisi misionaris (pria di atas). Lebih aman melakukannya dengan posisi menyamping atau wanita di atas. Pada akhir kehamilan, ketika kepala sudah masuk rongga panggul, senggama sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan rasa sakit dan perdarahan. Kendati kontraksi rahim pasti terjadi pada saat anda orgasme, namun kontraksi tersebut tidak menimbulkan masalah bagi janin anda selama kehamilan.

Anda seharusnya tidak melakukan hubungan seksual apabila:

a. Dokter atau bidan anda memberitahu anda untuk tidak melakukan hubungan intim

b. Anda mengalami perdarahan pervagiman selama kehamilan

c. Anda berediko melahirkan bayi prematur

d. Pasangan terjangkit penyakit menular seksual

e. Anda tidak ingin berhubungan seksual

2. Bagaimana cara mencegah stretch mark?

Masa Transisi dalam Proses Melahirkan

0

 

Proses persalinan terdiri dari beberapa fase atau tahapan. Yaitu:

KALA I

1. Awal Persalinan (Kala 1 Fase Laten): 0-3 cm

2. Persalinan aktif (Kala 1 Fase Aktif):4-7 cm

3. Masa Transisi: 8-10 cm

4. Pembukaan lengkap/ dilatasi penuh: 10 cm

KALA II (fase pengeluaran janin)

 

KALA III (Fase pelepasan plasenta)

 

Rasa tidak nyaman seringkali dirasakan oleh ibu ketika mereka berada di fase kala I persalinan. Nah artikel ini saya susun agar Anda menemukan semua yang anda perlu tahu tentang masa transisi dalam persalinan. Termasuk tanda-tanda mungkin persalinan, tanda-tanda fisik, respons emosional, apa yang ibu dapat melakukan dan apa yang pasangannya dapat lakukan untuk membantu.

Perubahan serviks

Pembukaan sampai 10 cm; mungkin tidak merata pelebarannya (tidak seperti yang Anda bayangkan selama ini), kadang ini menyebabkan bibir serviks anterior.

Bisa di baca di sini:

https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=346:apa-dan-bagaimana-serviks-dalam-persalinan&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56

https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=308:bibir-serviks-anterior&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56

https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=293:20-fakta-tentang-serviks-dan-bagaimana-perannya-selama-persalinan&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56

Posisi Bayi

Bayi mulai turun jauh di panggul dan melakukan beberapa maneuver untuk menyesuaikan diri dengan ukuran panggul

Bisa And abaca di link:

https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=310:mari-mempelajari-proses-persalinan&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56

Delapan Cara untuk Meningkatkan Keselamatan dan Kenyamanan saat Melahirkan


Selamat! Anda akan punya bayi. Atau mungkin Anda berpikir untuk menjadi hamil. Tidak pernah terlalu dini untuk mulai merencanakan untuk kehamilan dan kelahiran yang damai, aman, sehat. Di seluruh dunia, perempuan mempunyain memori bahwa melahirkan adalah proses alami, fisiologis normal. Perempuan memberdayakan diri mereka sendiri untuk memungkinkan kehamilan dan kelahiran terjadi dalam cara yang damai, nyaman, mencintai, bahkan suci.

Artikel ini akan menyarankan delapan cara untuk meningkatkan kenyamanan dan kesehatan Anda saat Anda sedang hamil dan ketika Anda “membawa” anak Anda yang berharga ke dunia. Ambil waktu beberapa saat untuk membaca setiap saran.

1. Mendidik diri sendiri.

Ingat pengetahuan itu penting dan bahkan KUNCI untuk mencapai kehamilan dan persalinan yang nyaman. Karena ketika Anda tidak tahu menahu tentang kehamilan dan persalinan/kelahiran Anda akan semakin tidak bisa “connect” dengan diri dan tubuh Anda. Dan ketika itu terjadi maka yang ada adalah rasa takut, cemas, khawatir. Dan ketika selama hamil dan proses persalinan pikiran Anda diliputi rasa takut maka semuanya tidak akan berjalan dengan lancar.

Ayo mulai BACA. Cobalah untuk merumuskan pendapat tentang bagaimana melahirkan dipandang oleh profesi medis dan bagaimana Anda melihatnya dari kacamata Anda sendiri. Berbicara dengan wanita yang telah melahirkan secara alami. Luangkan beberapa menit membayangkan bagaimana proses persalinan yang “sempurna” untuk Anda dan bayi Anda, dan apa yang diperlukan atau apa yang harus Anda pelajari dan persiapkan untuk memiliki pengalaman itu. Kembangkan daftar pertanyaan dan tanyakan kepada dokter, perawat, atau bidan agar mereka dapat menjawab dan menjelaskan secara detail kepada Anda. Salin artikel ini atau artikel-artikel lain yang sekiranya penting dan dapat dijadikan bahan diskusi lalu membawanya ke pertemuan prenatal Anda berikutnya.

Ingat bahwa penyedia layanan kesehatan adalah orang-orang yang memiliki keahlian medis mereka, namun juga sibuk sehingga kadang mereka hanya berkutat pada rutinitas dan tidak atau belum berkembang sesuai dengan perkembangan asuhan pelayanan yang berkembang saat ini. Contoh nyata saja, kita tahu bahwa hypnobirthing sangatlah penting untuk dipelajari ibu hamil dan juga bidan serta dokternya seharusnya semua ibu yang hendak bersalin didampingi dnegan metode hypnobirthing namunkenyataannya banyak bidan atau dokter yang belum tahu tentang apa itu hypnobirthing. Ini dikarenakan mereka masih ketinggalan informasi karena rutinitas yang begitu menyita waktu mereka.

2. Lebih teliti saat memilih provider.

Setelah membaca, berbicara dengan ibu baru di daerah Anda, saling sharing tentang jenis kehamilan dan perawatan kelahiran yang Anda inginkan, wawancara calon penyedia layanan kesehatan tentang perawatan. Jangan memilih provider hanya karena mereka dekat, atau anggota keluarga Anda pernah dia tolong. murah atau alasan-alasan lainnya. Anda harus jeli memilih provider yang pas untuk Anda.

  • Pilih dokter, perawat, atau bidan yang akan mendukung keinginan Anda. Bicara ke banyak atau beberapa provider untuk mendapatkan rasa “klik” dan memahami bagaimana cara provider tersebut melakukanpendekatan dalam memberikan pelayanan kepada ibu yang hendak melahirkan. atau gampangannya memahami “treatment & hospitality” provider kepada klien kliennya
  • Menulis rencana melahirkan (birth plan) dan mendiskusikannya dengan provider tentang prospektifnya. Ingat bahwa penyedia layanan kesehatan adalah manusia, sama seperti Anda. Jadi pasti ada yang “cocok” dan juga ada yang “kurang cocok” dengan Anda. Yang terpenting saat ini adalah cobalah untuk memberdayakan diri Anda untuk memiliki kelahiran yang Anda inginkan, sementara yang lain biarlah mereka melakukannya dengan cara mereka.
  • Mempertimbangkan untuk melahirkan alami di rumah (jika memungkinkan) tau di rumah bersalin atau klinik bidan. karena pada dasarnya bidan itu memiliki keahlian sama seperti mereka yang bekerja di rumah sakit. Mereka punya peralatan darurat, dan sudan punya system rujukan, sehingga jika perlu atau ada situasi khusus maka Anda dan bayi Anda dapat diangkut ke rumah sakit.
  • Menyewa bidan dan / atau doula. Doula bukan penyedia layanan medis: mereka hadir semata-mata untuk menjadi advokat dan orang yang mendukung. saat Anda peruksa tanyakan ke provider Anda untuk memastikan doula Anda akan diizinkan untuk tinggal bersama Anda dan memndampingimu setiap saat. Jika Anda memilih bidan, jangan lupa untuk mewawancarai dia.
  • Pertimbangkan untuk melahirkan bayi dalam air (apabila ternyata provider Anda menyediakan layman ini). Air adalah lingkungan yang sangat menenangkan untuk persalinan.  Pastikan untuk meminta penyedia layanan kesehatan Anda jika mereka mendukung Anda dalam hal ini dan apakah mereka memiliki bak khusus untuk melahirkan dan bersedia untuk menggunakannya.

3. Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang

Wanita hamil makan untuk dua orang, tetapi bayi Anda tidak membutuhkan kalori sebanyak orang dewasa. Jangan gunakan kehamilan Anda sebagai alasan untuk makan makanan junk food.  Mulailah mengkondumsi makan organic, Pastikan Anda mendapatkan jumlah yang cukup dari asam lemak esensial, Konsumsilah juice setiap hari, jus sayuran segar adalah sumber nutrisi. Hindari kafein dan alcohol.

4. Kendalikan emosi Anda.

Mendapatkan apa yang Anda inginkan untuk memperoleh pengalaman melahirkan yang positif itu penting

Ingatkah Anda ketika Anda bertanya kepada ibu Anda dan menanyakan proses ketika ibu melahirkan Anda? Wah si ibu akan dengan lancar dan detail menceritakan kronologis kejadian seputar kehamilan dan persalinannya dulu. Padahal mungkin itu sudah 25 tahun yang lalu. Dan ketika Anda menanyakan kepada nenek bagaimana critanya saat melahirkan ibu Andapun nenek dengan lancar dan fasih akan menceritakan kronologisnya padahaln itu bisa jadi 50 tahun yang lalu, namun si nenek akan dengan lancarnya bercerita kepada Anda bahkan seolah-olah beliau sedang bernostalgia dengan masa lalu. Nah itu adalah gambaran bahwa proses dilahirkan dan melahirkan adalah peristiwa yang sangat fenomenal dan sangat di kenang oleh setiap wanita.Nenek/Ibu adalah figure dan sosok bagi Anda. Tentunya Anda akan lebih mempercayai mereka dibandingkan dengan siapapun di lingkungan Anda bukan? Apalagi jika ibu adalah figure yang sangat kuat bagi Anda tentu Anda akan menganggap apapun yang dikatakan dan diceritakan sang ibu adalah benar adanya. Benar demikian bukan?

Nah sekarang, bayangkan jika sang ibu dan sang nenek bercerita tentang pengalaman saat melahirkan ibu Anda dan Anda dengan sukacita dan menyatakan bahwa proses persalinan mereka berjalan sangat mudah dan lancar juga menyenangkan. Apa yang Anda rasakan? Lega, bahagia..senang juga semangat mungkin. Namun apa jadinya apabila mereka mengatakan yang sebaliknya? Bahwa proses persalinan mereka sungguh menyiksa, menyakitkan dan membuat mereka berfikir 2 kali bahkan 5 kali untuk hamil dan melahirkan lagi? Bagaimana perasaan Anda> takut, cemas, kawatir dan sedih adalah perasaan yang bisa dipastikan hinggap di hati dan pikiran Anda ketika itu.

Sebuah pengalaman melahirkan yang baik harus bahagia dan memuaskan, serta aman.Dan Anda lebih mungkin untuk memiliki pengalaman yang baik tersebut jika Anda membangun komunikasi yang baik dengan dokter atau bidan sejak awal. Biarkan dokter atau bidan tahu apa yang Anda inginkan.Jika ia tidak setuju dengan keinginan Anda, jauh lebih baik untuk mengetahuinya ketika Anda masih hamil dibandingkan Anda baru mengetahui ketidak setujuan mereka dengan permintaan Anda ketika Anda berada di detik-detik menjelang persalinan. Karena jika ini terjadi Anda tak mungkin mempunyai cukup waktu untuk mencari alternative lain. Beda halnya dengan apabila anda sudah mengetahui sejak awal tentang ketidaksetujuan bidan/dokter terhadap beberapa permintaan Anda, setidak nya Anda mempunyai cukup waktu untuk bernegosisasi ataupun mencari alternative lain dengan kepala dingin.

Nah point apa saja yang bisa tanyakan dan komunikasikan kepada bidan/dokter (provider) Ketika Anda melakukan kunjungan pertama kehamilan Anda:

  1. Tanyakan kepada resepsionis tentang biaya untuk dokter untuk persalinan per vagina, dan juga untuk operasi caesar.Tanyakan dan cros check dengan pihak asuransi Anda apakah pihak asuransi Anda sepenuhnya akan menutupi biaya untuk persalinan per vagina atau operasi Caesar.
  2. Tanyakan kepada klien lain yang pernah melahirkan di tempat yang Anda maksudkan, tanyakan kepada mereka bagaimana pengalaman mereka terhadap pelayanan yang mereka terima ketika melahirkan.
  3. Tanyakan pula bagaimana pengalaman mereka dan cari tahu apakah pihak provider menghormati permintaan ibu dan apabila permintaan ibu di tolak tanyakan apa dan alasannya mengapa ditolak. Untuk itu ada baiknya Anda mengenal para ibu lain yang mungkin anda temui ketika Anda melakukan kunjungan Antenatal. Setidaknya untuk saling sharing pengalaman.
  4. Jika Anda memiliki keraguan bahwa dokter atau bidan anda adalah orang yang tepat untuk Anda, maka berusahalah untuk mencari orang lain atau menemukan seseorang yang lebih kompatibel. Jangan abaikan rasa kurang sreg atau rasa sungkan ketika Anda melakukan kunjungan Antenatal dan menentukan dokter atau bidan mana yang akan menolong Anda.
  5. Jika dokter atau bidan tampaknya tepat untuk Anda, tanyakan apakah mereka (dokter) akan tetap menolong dan mendampingi Anda walaupun Anda melahirkan di akhir pecan atau hari libur misalnya. Karena beberapa kasus di RS terjadi bahwa secara tiba-tiba si ibu langganan dokter A harus di damping dokter F yang notabenenya tidak dia kenal sama sekali sebelumnya hanya gara-gara saat itu si ibu melahirkan di hari minggu dan dokter A tidak jaga. Untuk itu sejak awal kunjungan tanyakan dan tentukan alternative dokter atau bidan ketika mereka yang bersangkutan oleh suatu hal dan sebab terpaksa tidak bisa mendampingi Anda di hari H. ini akan sangat membantu Anda agar tidak cemas ketika hari H nanti.
  6. Beberapa dokter dan bidan sangat sensitif, dan beberapa bahkan jengkel ketika kliennya bertanya tentang prosedur kebidanan dan obat-obatan. Oleh karena itu, cobalah untuk hati-hati ketika membuka diskusi, akan lebih baik jika Anda menghindari kesan menggurui atau memerintah karena seringkali dokter dan bidan sensitive sehingga ketika mereka merasa digurui oleh Anda maka secara tak langsung mereka akan merasa kesal dengan Anda.
  7. Ketika Anda mempunyai beberapa permintaan khusus misalnya tentang penundaan pemotongan tali pusat, atau IMD kepada provider namun mereka menolaknya jangan langsung patah arang. Cobalah untuk pelan-pelan “merayu” mereka tentunya di kunjungan berikutnya dan berikutnya lagi. Yang penting ingatlah untuk mengkomunikasikan dengan damai. Dan ketika mereka menyangsikan kegunaan dan keuntungan dari permintaan khusus Anda tersebut secara ilmiah, cobalah untuk membawa beberapa literature dan bukti ilmiah (EBM) untuk menguatkan argumentasi Anda.
  8. Yang terpenting adalah jangan biarkan Anda datang berkunjung ke bidan atau dokter dengan “kepala kosong” artinya Anda harus banyak baca, banyak belajar dan berdayakan diri Anda dan ketahui apa yang terjadi pada diri Anda, tak ada salahnya belajar sedikit tentang ilmu kebidanan karena dengan demikian Anda bisa lebih kritis lagi.
  9. Jadilah klien yang kritis dan bijak. Jangan serta merta “menyerahkan” tubuh Anda kepada bidan atau dokter seperti menyerahkan mobil rusak kepada montir tanpa mengetahui onderdil apa yang akan diperbaiki atau mungkin dig anti. Ingat ini tubuh Anda, bayi Anda dan hidup Anda selain itu Andapun membayar mereka maka jadilah klien yang SMART. Yang selalu menggunakan BRAIN ketika mengambil sebuah keputusan medis.

Link: https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=262:gunakan-brain-pada-saat-mengambil-keputusan-dalam-persalinan&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56

Berikut ini beberapa contoh pertanyaan penting lainnya kepada dokter atau bidan meliputi:

  • “Apakah saya bisa minum air dan makan makanan ringan di saat persalinan?”
  • “Berapa % dari pasien Anda yang diperbolehkan untuk berjalan-jalan selama persalinan?”
  • “Berapa % dari pasien Anda yang diperbolehkan atau diberikan kebebasan untuk melahirkan dalam posisi tegak atau alternatif?”
  • ” Berapa % dari pasien Anda yang tidak diberikan obat sama sekali selama persalinan? Apa obat yang Anda sering diberikan kepada ibu selama persalinan? Apa resiko obat tersebut kepada saya dan bayi saya? Bisakah saya membaca label produsen (lembar informasi ) untuk obat-obatan? “
  •  “Ketika Anda mendengarkan detak jantung janin selama kehamilan dan persalinan, apakah Anda menggunakan fetoscope atau USG?”
  • “Berapa % dari pasien Anda yang tidak dilakukan episiotomi?”
  • ” Berapa % dari pasien Anda yangSC atau berakhir di meja operasai setelah sekian lama dengan berbagai kasus tentunya mencoba untuk persalinan normal?”
  • “Berapa % dari pasien Anda yang dilakukan induksi persalinan? Rata=-rata apa factor penyebabnya? Dan bagaimana rata-rata “ending” nya?

Mendapatkan catatan medis Anda

Selain bertanya secara detail pada provider, cobalah untuk meminta salinan rekam medis Anda dan bayi Anda dari rumah sakit setelah melahirkan. Namun beberapa kali permintaan ini cenderung membuat dokter dan rumah sakit khawatir tentang kemungkinan Anda gugatan akibat malpraktik medis. Oleh karena itu, jika Anda ingin memiliki salinan Anda dan catatan bayi Anda, ungkapkan permintaan Anda ini di kunjungan awal prenatal Anda. Nah berikut ini contoh kalimat yang bisa Anda adopsi:

“saya ingin mempunyai salinan rekam medis selama saya kunjungan, bersalin dan selama bayi saya di rawat di RS ini termasuk catatan asuhan kebidanan (ASKEB), form pemantauan, hasil pemeriksaan dll untuk menyimpan sebagai catatan saya sendiri. Apakah ini memungkinkan?”

“Berapa biaya yang harus saya tambahkan untuk memperoleh salinan catatan-catatan atau rekam medis Anda?”