Kisah persalinan yang unik dan indah lainnyapun terjadi lagi.
Saya sangat bersyukur dan terimakasih sekali karena di ijinkan dan dipercayai untuk menjadi bagian dari peristiwa besar dalam kehidupan.
adalah Bunda Shanti dan Pak Kuncoro, pasangan seru yang menginginkan untuk mendapatkan pengalaman positif saat persalinan. yang rela dari Kota metropolitan Jakarta “ngungsi” ke Klaten untuk mengikuti kelas hypnobirthing for Gentle Birth demi mempersiapkan proses persalinan yang terindah, yang Akhirnya stay di Jogja di minggu-minggu terakhir kehamilan, hingga saat kontraksi dan sudah ngeflek, masih ikut KOPDAR (Kopi Darat) Group Gentle Birth Untuk Semua yang saat itu diselenggarakan di Jogja.
berbekal semangat dan dukungan doa dari saudara-saudara di GBUS, akhirnya bisa bersalin dengan lancar dan nyaman 😉
berikut ini cerita nya, semoga menginspirasi:
TATA ku lahir diiringi doa dan semangat dari keluarga besar GBUS By Shanti Dwi Jaya Ningsih in Gentle Birth Untuk Semua (Files) · Setelah beberapa waktu cuma ingak inguk di group, sekarang mau berbagi kisah kelahiran Putri pertama kami yang kami beri nama ‘Pramushita Dahayu Widagdo’ yang memiliki arti seorang perempuan ayu yang berhati lapang dan tangguh. Aamiin….
Â
Saat usia kehamilan 35minggu, saya dan suami berangkat menggunakan kereta dari Karawang menuju Semarang (sebenarnya tujuan kami Jogja tp karena dr Karawang hanya ada ke Semarang jadilah kami ke Semarang dulu). Perjalanan malam itu benar2 membuat saya sangat amat tidak nyaman dengan perut sebesar itu. Ternyata label executive tidak menjamin, keretanya jalan mundur, joknya keras, panas lagi dan yang lebih parah mau jalan dan berhenti tidak spt kereta executive dr Jakarta.. kasar sekali. Sampai di Semarang saya lanjut 3jam perjalanan menggunakan travel ke Boyolali. Bermalam disana dan paginya berangkat ke Klaten utk mengikuti kelas. Saya booking hari tgl 15 Juli sudah dari awal Juni, bolak balik tlp berharap supaya tgl tsb kosong karena saya mengambil kelas yang sehari.
Â
Yup,sampai di Bidan Kita kami disambut hangat. Dan yang membuat saya kagum adl ibu saya boleh mengikuti kelas tsb (padahal bayare cuma utk 2 orang,hehehe). Jadilah kami ber3, saya-suami dan ibu mertua. Daripada saya dan suami, ibu yang paling banyak nanyanya (Alhamdulillah saya boleh lahiran di Klaten walaupun jauh *peluk mb Yesie yg sabar ngejelasin*). Saat mb Yesie mau ngajarin Pijat Perrineum pas di VT keluar darah. Waaaa saya langsung panik sepanik paniknya. Untung ibu udah pulang duluan jadi ga liat sesi ini. Badan saya langsung menggigil kedinginan tapi keringet keluar terus. Saya coba ditenangkan, diajari tarik nafas, diberi minum sampe kaki saya dipijat. Tetep aja kaki saya gemeteran terus,akhirnya saya direlaksasi. Bangun2 saya lumayan tenang.
Â
5minggu menuju HPL saya mencoba merilekskan tubuh agar semua baik dan pendarahan berhenti. Ya,,kepanikan itu hanya 3hari menghantui saya. Suami di Karawang dan saya pulang ke rumah ibu saya di Jogja, perasaan jauh dr suami itulah yg kadang2 membuat saya kadang tak bisa mengontrol emosi..