Bidan Kita

Home Blog Page 72

Epidural: Resiko Bagi Ibu dan Bayi

Penggunaan Metode Epidural pertama kali adalah pada tahun 1885, ketika seorang ahli saraf New York J. Leonard Corning menyuntikkan kokain ke bagian tulang belakang pasien yang menderita “kelemahan tulang belakang dan inkontinensia mani.”1 Lebih dari satu abad kemudian, epidural telah menjadi metode analgesia yang paling populer, atau penghilang rasa sakit, di kamar persalinan di AS. Pada tahun 2004, hampir dua-pertiga dari wanita yang bersalin melaporkan bahwa mereka diberikan epidural, termasuk 59 persen wanita yang telah melahirkan pervagina (2). Di Kanada, sekitar setengah dari wanita yang melahirkan secara normal memakai epidural, (3) dan di Inggris, 21 persen wanita diberikan epidural sebelum melahirkan (4).

Epidural merupakan suntikan yang menggunakan obat bius lokal (berasal dari kokain) dan disuntikkan ke dalam ruang-ruang epidural yang melindungi sumsum tulang belakang. Pada epidural konvensional klien akan mati rasa baik saraf sensorik maupun motoriknya. Dalam lima sampai sepuluh tahun terakhir, epidural telah dikembangkan dengan konsentrasi obat bius yang (bius local), dan dengan kombinasi anestesi lokal serta opiat (obat yang mirip dengan morfin dan meperidin) pembunuh rasa sakit untuk mengurangi blok motor, dan untuk menghasilkan apa yang disebut epidural “berjalan”.

 

 

Analgesia Spinal juga telah semakin digunakan dalam persalinan untuk mengurangi blok motor. Spinals menyuntik narkoba menembus dura dan ke dalam ruang (intratekal) tulang belakang, dan hanya menghasilkan analgesia jangka pendek. Untuk memperpanjang-efek menghilangkan rasa sakit dalam persalinan, dosis bisa ditambah sesuai kebutuhan

Epidurals dan spinals menawarkan bentuk yang paling efektif dari penghilang rasa sakit yang tersedia dalam pertolongan persalinan, dan wanita yang telah menggunakan analgesia untuk mengurangi rasa nyeri mempunyai tingkat kepuasan yang tinggi terhadap metode ini, Namun, kepuasan tidak mengalami nyeri ini tidak tidak sama dengan kepuasan keseluruhan keseluruhan persalinan (5) selain itu ternyata epidural juga dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayi.

Epidural dan hormon persalinan

Secara signifikan penggunaan epidural mengganggu beberapa hormon utama persalinan, yang dapat mempunyai dampak negatif pada proses kelahiran (6).  WHO mengatakan bahwa analgesia epidural adalah salah satu contoh yang paling mencolok dari medikalisasi persalinan normal. yang, mengubah acara fisiologis menjadi prosedur medis (7).

Sebagai contoh, oksitosin, yang dikenal sebagai hormon cinta, yang juga merupakan uterotonika alami-sebuah zat yang menyebabkan rahim wanita untuk mengalami kontraksi selama proses persalinan. Epidural membuat produksi oksitosin alami dalam tubuh menurun bahkan hilang (9). Anestesi epidural juga melenyapkan ekskresi puncak oksitosin yang harusnya terjadi saat bayi dilahirkan (11) –padahal hormone oksitosin inilah yang membantu ibu dan bayi untuk jatuh cinta pada pertemuan pertama. Hormon lain yang penting dalam uterotonika seperti, prostaglandin F2 alfa, juga berkurang pada wanita yang menggunakan epidural(12).

B eta-endorphin adalah hormon alami yang berfungsi untuk membantu wanita yang bersalin untuk mengatasi rasa sakit. Beta-endorphin juga berhubungan dengan kondisi kesadaran yang berubah pada proses persalinan. Hormon ini juga membantu menuntun ibu untuk berjuang dan bekerjasama secara naluriah dengan tubuhnya dan bayinya, sehingga kadang wanita bersalin sering menggunakan gerakan dan suara. Epidural mengurangi produksi beta-endorphin dalam tubuh wanita (13,14).

Adrenaline dan noradrenalin (epinefrin dan norepinefrin, yang dikenal sebagai katekolamin, atau CA) juga dirilis atau di produksi di bawah kondisi stres, dan terjadi peningkatan alami selama persalinan tanpa pengobatan (15) Pada tahap akhir kala 2 persalinan, lonjakan hormon alami ini memberikan ibu energi untuk mendorong bayi keluar, dan membuat dia bersemangat dan penuh waspada pada pertemuan pertama dengan bayinya. Hal ini dikenal sebagai refleks ejeksi fetus (the fetal ejection reflex )(16)

Namun persalinan dapat di hambat dengan tingkat CA yang sangat tinggi, yang dapat dilepaskan ketika wanita merasa lapar, dingin, takut, atau tidak aman selama persalinan (17). ini masuk akal karena Jika indra ibu mengatakan bahaya, maka hormon nya akan memperlambat atau menghentikan persalinan dan memberinya waktu untuk “melarikan diri” untuk mencari tempat yang aman untuk melahirkan. Dan ini normal dalam proses evolusi manusia.

Epidural mengurangi produksi CA pada ibu bersalin yang sebenarnya membantu dalam persalinan. Namun, penurunan produksi CA akhir dapat berkontribusi pada kesulitan seorang wanita untuk mempunyai keinginan mengejan atau semangat untuk mendorong bayinya keluar. Sehingga akhirnya ini sangat meningkatkan risiko persalinan dengan instrumental (forseps dan vakum)

Efek pada proses persalinan

Epidurals membuat persalinan berjalan lebih lambat, karena bukti dari penelitian bahwa anestesi lokal yang digunakan dalam epidural dapat menghambat kontraksi dengan langsung mempengaruhi otot rahim (18).

Sebagai contoh, epidural juga membuat otot panggul terasa kebas/ baal, padahal otot panggul ini penting dalam membimbing dan mengubah kepala bayi untuk bergerak menuju posisi yang terbaik untuk dilahirkan. Epidural membuat resiko empat kali lebih tinggi pada kemungkinan kejadian posisi kepala bayi posterior pada tahap akhhir dalam sebuah penelitian kejadian ini 13 persen lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang bersalin tanpa epidural yang hanya 3 persen (21). Posisi posterior ini tentu saja akan mengurangi kesempatan melahirkan melalui vagina secara spontan dalam sebuah studi, hanya 26 persen pada ibu yang melahirkan pertama kali (dan 57 persen dari ibu yang berpengalaman) dengan bayi bayi posterior dapat bersalin per vaginam dengan spontan, lainnya langsung dilakukan forcep, vaccum atau bahkan SC (22).

Resiko bagi bayi, persalinan dengan bantuan instrumental dapat meningkatkan risiko jangka pendek seperti memar, cedera wajah, dan cephalohematoma (bekuan darah di bawah kulit kepala) (24) Risiko perdarahan intrakranial (pendarahan dalam otak) meningkat dalam sebuah studi lebih dari empat kali untuk bayi yang lahir dengan forsep dibandingkan dengan kelahiran spontan, (25) meskipun dua studi menunjukkan tidak ada perbedaan perkembangan terdeteksi untuk kelahiran anak forseps (26,27

Epidural juga meningkatkan kebutuhan untuk Pitocin untuk menambah kontraksi, wanita yang bersalin dengan epidural hampir tiga kali lebih mungkin diberikan Pitocin (29). Kombinasi epidural dan Pitocin, dapat menyebabkan kelainan pada denyut jantung janin (Foetal Heart Rate) yang memicu fetal distress, sehingga secara nyata meningkatkan risiko operasi (forseps, vakum, atau sesar). Dalam salah satu survei diAustralia, sekitar setengah ibu yang pertama kali bersalin dan diberikan epidural berakhir dengan persalinan SC (30)

Efek samping Epidural

Obat yang digunakan dalam persalinan dengan epidural yang cukup kuat membuat mati rasa, dan biasanya melumpuhkan, dan dapat mempengaruhi tekanan darah ibu, sehingga tidak mengherankan bahwa akan ada efek samping yang signifikan bagi ibu dan bayi.

Efek samping bagi Ibu

1. efek samping yang paling umum dari epidural adalah penurunan tekanan darah. Efek ini hampir universal, dan biasanya di dahului dengan pemberian cairan IV sebelum memberikan epidural. Hipotensi dapat menyebabkan komplikasi mulai dari perasaan pingsan serangan jantung, 37 dan juga dapat mempengaruhi suplai darah ke bayi. Hipotensi dapat diobati dengan pemberian cairan IV lebih banyak dan, jika parah, dengan suntikan epinefrin (adrenalin).

2. Ketidakmampuan untuk buang air kecil (dan kebutuhan untuk pemasangan kateter kencing)

3. gatal-gatal pada kulit (pruritus) (39,40)

4. menggigil (41)

5. mual dan muntah (43)

6. Epidurals juga dapat menyebabkan kenaikan suhu tubuh pada ibu bersalin.

7. Ddapat menyebabkan kesulitan bernapas yang tak terduga bagi ibu (47)

8. Meningkatkan resiko persarahan post partum (48-53)

9. menyebabkan sakit kepala parah yang dapat bertahan hingga enam minggu (57,58)

Efek samping untuk bayi

1. Trauma persalinan (71)

2. Resiko kecanduan pada masa remaja nanti (71)

3. Perubahan denyut jantung janin yang dapat menyebabkan distress

4. Suplai oksigen berkurang akibat tekanan darah ibu yang berkurang

5. APGAR yang kurang

6. Salah satu peneliti telah mencatat sepuluh kali lipat peningkatan risiko ensefalopati baru lahir (tanda-tanda kerusakan otak) pada bayi lahir dengan ibu yang demam akibat epidural (76).

7. Resiko untuk mengalami kejang pada periode baru lahir lebih tinggi, dibandingkan dengan bayi yang lahir normal (75)

8. beberapa studi terhadap kondisi bayi saat lahir, dan hampir semua bayi yang lahir setelah epidural dibandingkan dengan bayi yang lahir setelah terpapar obat opiat, yang diketahui menyebabkan kantuk dan kesulitan bernapas.

9. Beberapa studi yang membandingkan bayi terkena epidural dengan bayi yang ibunya tidak menerima obat yang telah menemukan dampak neurobehavioral yang signifikan, (86,88)

Epidurals juga dapat mempengaruhi pengalaman dan keberhasilan menyusui melalui beberapa mekanisme. Pertama, bayi yang terkena epidural mungkin memiliki kelainan neurobehavioral disebabkan oleh paparan obat yang kemungkinan akan maksimal dalam beberapa jam-yang kritis waktu kelahirannya untuk inisiasi menyusui. Penelitian terakhir telah menemukan (agak jelas) bahwa semakin tinggi skor neurobehavior pada bayi baru lahir, semakin tinggi nilai mereka untuk perilaku menyusui (108)

Dalam penelitian lain, bayi yang terpapar epidural dan spinals lebih mungkin untuk menurunkan berat badan di rumah sakit,

kedua, epidural dapat mempengaruhi perilaku dan kondisi ibu baru, membuatnya lebih sulit menyusui. Hal ini mungkin jika dia telah mengalami persalinan yang panjang, persalinan dengan instrumental, atau pemisahan dari bayinya, yang semuanya lebih mungkin terjadi pada persalinanepidural. gangguan hormonal juga berperan mengingat oksitosin adalah hormone utama dalam proses menyusui

Kesimpulan

Epidural mungkin memiliki manfaat tetapi juga mempunyai risiko yang signifikan bagi ibu yang bersalin dan bayinya. Risiko ini didokumentasikan dengan baik dalam literatur medis, tetapi tidak dapat diungkapkan kepada ibu bersalin. Nah jika Anda ingin bersalin normal dan lancar mulailah upayakan sejak sekarang dengan upaya yang alami dan sehat serta aman.

Referensi

1. G. R. Hamilton and T. F. Baskett, “In the Arms of Morpheus: The Development of Morphine for Postoperative Pain Relief,” Can J Anaesth 47, no. 4 (2000): 367–74.

2. E. Declercq et al., Listening to Mothers: Report of the First U.S. National Survey of Women”s Childbearing Experiences (New York: Maternity Center Association, October 2002): pg 1

3. Canadian Institute for Health Information, Giving Birth in Canada (Ontario: CIHA, 2004): pg 7

4. National Health Service, NHS Maternity Statistics, England: 2002–03 (Crown Copyright, 2004): pg 6

5. E. D. Hodnett, “Pain and Women”s Satisfaction with the Experience of Childbirth: A Systematic Review,” Am J Obstet Gynecol 186, Supplement 5: Nature (2002): S160–S172.

6. S. J. Buckley, “Ecstatic Birth: Nature”s Hormonal Blueprint for Labor,” Mothering no. 111 (March–April 2002): www.mothering.com/articles/pregnancy_birth/birth_preparation/ecstatic.html

7. World Health Organization, Care in Normal Birth: A Practical Guide. Report of a Technical Working Group (Geneva: World Health Organization, 1996): 16.

8. V. A. Rahm et al., “Plasma Oxytocin Levels in Women During Labor With or Without Epidural Analgesia: A Prospective Study,” Acta Obstet Gynecol Scand 80, no. 11 (2002): 1033–1039.

9. R. M. Stocche et al., “Effects of Intrathecal Sufentanil on Plasma Oxytocin and Cortisol Concentrations in Women During the First Stage of Labor,” Reg Anesth Pain Med 26, no. 6 (2001): 545–550.

Hypnobirthing membuat persalinan lancar dan nyaman

0

Proses persalinan normal merupakan proses lahirnya bayi dengan serangkaian kejadian yang dipersepsikan sebagai sebuah peristiwa yang menakutkan dan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Sebagian ibu juga merasa trauma dengan proses persalinan pertamanya karena berbagai macam kesulitan dan rasa nyeri saat persalinan sehingga mereka enggan untuk merencanakan mempunyai anak kembali. Beberapa hal diatas membuat ibu hamil merasakan kecemasan yang hebat menjelang kelahiran bayinya.

 

Hypnobirthing prenatal class terbukti mampu menjawab kekhawatiran dan ketakutan ibu hamil dalam menghadapi rasa sakit pada saat proses persalinan, seperti data yang ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Shawn Gallagher pada tahun 2001 yang menyebutkan bahwa fase aktif pada wanita nulipara 12 jam, sementara pada wanita yang mengikuti Hypnobirthing prenatal class fase aktifnya 4,5 jam. Sementara Kala II (kala pengeluaran) pada nulipara rata-rata 2 jam sedangkan pada wanita yang mengikuti Hypnobirthing prenatal class lama Kala II adalah 1 jam. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Am J Clin Hypn tahun 2004, menunjukkan hasil bahwa wanita yang Hypnobirthing prenatal class mempunyai emosional yang lebih positif dan tidak mengalami masalah psikologis post partum dibanding wanita yang tidak mengikuti Hypnobirthing prenatal class

Hypnobirthing prenatal class ini harus diikuti secara teratur, sementara fenomena saat ini Wanita memiliki 3 (tiga) peran ganda yaitu sebagai sebagai ibu rumah tangga, pekerja di luar rumah, dan sebagai anggota masyarakat atau komunitas di mana ia tinggal (Roikhan, 2009). Kondisi ini sangat membatasi waktu wanita untuk mengunjugi tenaga kesehatan secara langsung,dan secara continue.

Menurut American Pregnancy Association teknik ini Hypnobirthing dapat digunakan selama kehamilan dan persalinan untuk mempersiapkan seorang ibu untuk melahirkan dan / atau untuk mencoba untuk mengatasi sejumlah isu mulai dari ketakutan dan kondisi kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan, untuk kemungkinan mengurangi atau menghilangkan rasa sakit selama persalinan

Metode ini mengajarkan Anda bahwa, dalam ketiadaan rasa takut dan ketegangan, atau keadaan medis khusus, rasa nyeri yang sangat tidak harus selalu ada dalam proses persalinan. Anda akan memperoleh pemahaman tentang bagaimana otot saling bekerja dalam harmoni yang sempurna selama proses persalinan – karena mereka dirancang untuk melahirkan – ketika tubuh anda cukup rileks dan Anda punya kepercayaan. Anda akan belajar bagaimana untuk mencapai relaksasi ini, bebas dari perlawanan yang menciptakan rasa takut, dan Anda akan belajar menggunakan naluri alami Anda bersalin untuk kelahiran tenang, tenang dan nyaman.

Bila selama Anda, Anda hamil rajin berlatih dan mempraktekkan hypnobirthing, maka Anda dapat memiliki insting luar biasa kuatnya untuk mengetahui apakah semua baik-baik saja, apakah ini sudah waktunya, ataupun bila ada sesuatu yang salah. Karena sejatinya seorang ibu terhubung dengan sangat kuat dengan si jabang bayi.

Kalau ternyata persalinan tidak berjalan sesuai rencana, berarti praktek hypnobirthing nya gagal? Tidak ada kegagalan dalam hypnobirthing. Bila Anda ternyata harus mengahadapi indikasi operasi SC, maka hypnobirthing akan membantunya tetap tenang selama operasi, dan membuang segala rasa kecewa, bisa mempercepat penyembuhan jahitan pasca operasi. bila Anda mempelajari hypnobirthing dengan benar, BENAR dalam meresapi setiap filosofinya, maka justru ilmu hypnobirthing dapat mempercepat penyembuhan batinnya dan menghindarinya dari trauma.

Hypnosis dalam proses melahirkan pertama kali diteliti oleh Dr Grantly Dick-Read pada tahun 1940 untuk mengetahui penggunaan hipnosis dalam membantu para wanita pada saat menghadapi tahapan persalinan dan melahirkan bayi yang sebenarnya. Dan dia menemukan kenyataan bahwa ibu yang terlatih hypnoburthing menyatakan nyaman, tenang dan lancar saat melahirkan.

Ada variasi untuk hipnosis sebagai teknik dalam melahirkan, ini adalah HypnoBirthing yang pada awalnya diciptakan oleh O’Neill kemudian dikembangkan oleh oleh Mongan menjadi The Mongan Metode yang juga dikenal sebagai “HypnoBirthing”

Beberapa program lain yang hampir sama antara lain: Hypnobabies,dengan metode Lamaze Natal Hypnotherapy, FreshStart dan program GentleBirth.

Hypnosis dalam metode Melahirkan digunakan untuk:

Untuk ibu:

Waterbirth itu Sederhana dan Menakjubkan

0

Saat aku sedang meneliti tentang topik ini, saya benar-benar takjub dengan video dan kisah-kisah wanita yang melahirkan di air. Saya ingat seorang teman yang juga berbagi pengalaman melahirkan di air dan ia mengatakan pengalamannya yang terasa sangt menakjubkan dan senang ketika ia dapat menaklukkan rasa sakit dan merasa nyaman dengan teknik melahirkan di air.

Dan Saya salut kepada wanita yang memutuskan untuk memulai “her journey” ke persalinan dalam air. Saya mengalami melahirkan secara alami tetapi tidak dalam air dan saya hanya bisa membuktikan rasa sakit yang dialami oleh perempuan dalam proses melahirkan sangat berkurang. Menurut Ibu yang melahirkan dalam air, mereka merasa kemudahan dan mereka mengalami perasaan yang sukacita setelah bayi keluar dan nyaman selama proses persalinan. Dalam website ini, saya akan membahas teknik-teknik melahirkan di air yang mungkin pernah Anda dengar dan video yang menakjubkan dan serta cerita-cerita yang ada ketika seorang memutuskan untuk melahirkan dengan teknik melahirkan di air.

Waterbirth merupakan salah satu cara melahirkan secara alami. Gagasan utama melahirkan di air adalah bahwa sejak bayi dalam kandungan, ia mengapung dalam air ketuban, dengan dilahirkan dalam mesia air, diharapkan ini seperti memberikan kenyamanan lingkungannya kepada bayi.

Banyak sekali manfaat dari Persalinan waterbirth ini

Manfaat untuk ibu: Rasa sakit berkurang dengan hidroterapi dan dengan pengolahan air, terutama nyeri yang paling terasa di punggung dan mengurangi stres selama persalinan

Air membuat rasa kenyamanan dan menenangkan ibu bersalin dan membantu mereka dalam persalinan terutama pada tahap akhir persalinan

“Daya Apung ini mengurangi berat tubuhnya, memungkinkan si ibu untuk bergerak bebas dengan nyaman dan membantu positioning bayi dan daya apung mendorong kontraksi uterus lebih efisien dan sirkulasi darah yang lebih baik, mengakibatkan oksigenasi lebih baik ke otot-otot rahim, nyeri lebih sedikit untuk ibu, dan lebih banyak oksigen untuk bayi.”

Air berfungsi untuk meningkatkan kenyamanan dan akan menormalkan tekanan darah saat Anda merasa nyaman dengan air dan mengurangi stres

Melahirkan dalam Air membuat seorang wanita untuk menghasilkan endorfin yang meningkatkan ambang nyeri bagi klien.

Manfaat untuk bayi : selain dari kenyataan bahwa mereka diperlakukan seolah-olah mereka berada di lingkungan lama, waterbirth juga mampu mengurangi komplikasi janin

20 fakta tentang serviks dan bagaimana perannya selama persalinan

Leher rahim/serviks terletak pada bagian bawah rahim dan membantu jalannya sperma dari vagina menuju rahim. Serta mempunyai peran yang sangat penting dalam proses persalinan.

Organ ini sangat unik dan sangat penting dalam proses reproduksi seorang wanita.

“Leher rahim adalah organ tubuh sangat tepat dan amat rumit seperti halnya mata kita.”

Begitu pula dalam proses persalinan, leher rahim mempunyai fungsi yang vital dalam proses ini.

1. Ketika persalinan sudah dekat, leher rahim / serviks mulai menipis, memendek dan membuka. Ini dipersiapkan sedemikian rupa bagi bayi agar dapat melewati jalan lahir dengan nyaman.

2. Tingkatan pelebaran delehr rabim atau lama dan cepatnya pembukaan berbeda tiap wanita. Jadi jangan disamakan karena manusia itu unik.

3. Kadang-kadang proses ini berlangsung perlahan dan bertahap selama beberapa minggu sebelum melahirkan, dan baru mulai lebih intens setelah masuk ke kala 1 fase aktif. Untuk memeriksanya bidan atau dokter harus melakukan pemeriksaan dalam untuk menilai seberapa lebar pembukaan leher rahim ini.

4. Servik itu sempit, dan ini merupakan bagian terbawah dari rahim

5. Servik berbentuk silinder kadang mengerucut di ujungnya. Dengan melakukan pemeriksaan dalam bidan atau dokter dapat melihat/meraba setengah dari panjangnya servik sebenarnya. Biasanya panjangnya 3cm dan lebarnya 2,5 cm

Apa perbedaan antara bidan dan dokter kandungan

“An obstetrician manages labour; the midwife supports labour. The obstetrician makes things happen; the midwife lets things happen. The doctor trusts technology and is wary of nature. The midwife trusts nature and is wary of technology. The obstetrician fears birth will go wrong. The midwife expects birth will go right.”

from the Birth Book by William Sears M.D. and Martha Sears, R.N

artinya adalah:

“Seorang dokter kandungan mengelola persalinan; sedangkan dbidan mendukung persalinan. dokter kandungan membuat hal-hal yang terjadi; bidan memungkinkan hal-hal terjadi.Dokter percaya teknologi dan waspada terhadap kekuatan alam. Sedangkan bidan percaya alam dan waspada terhadap teknologi. Ketakutan dokter kandungan adalah persalinan akan menjadi sebuah hal yang beresiko buruk dan salah(pathologis/terjadi komplikasi) sedangkan bidan lahir mengharapkan kelahiran akan berlangsung dengan normal dan lancar tanpa komplikasi. ”

Dan ini adalah perbedaan filosofi dan mind set antara keduanya.

 

Melahirkan Dalam Air (Water Birth) ? Ini Yang Harus Anda Ketahui Sebelumnya

0

Melahirkan dalam Air

Melahirkan dalam air sekarang menjadi pilihan yang sangat popular di kalangan pasangan yang menginginkan persalinan normal dan alami baik di rumah maupun di rumahsakit. Banyak yang merasakan manfaat dari waterbirth. Selain mampu mereduksi rasa sakit, persalinan di dalam kolam berisi air hangat juga membuat ibu hamil memiliki tenaga lebih untuk mengejan. Melahirkan di dalam air membantu ibu hamil merasa lebih rileks sehingga dapat mengurangi rasa sakit saat persalinan. Dalam rendaman air, kulit akan memiliki elastisitas lebih besar, sehingga memperkecil risiko robek pada jalan lahir bayi.

Melahirkan dalam air juga bermanfaat untuk bayi. Medium air memudahkan transisi bayi dari rahim, berisi cairan ketuban, ke dunia luar. Pendukung teknik ini mengatakan bahwa persalinan dalam air tak berbahaya. Bayi akan bernapas dalam air, karena dia tidak akan mulai menggunakan paru-parunya sampai dia dibawa ke udara dalam 10 detik pertama setelah lahir.

Suasana nyaman dalam proses waterbirth mendukung perasaan ibu menjadi rileks dan tenang. Ibu masuk ke bathtub waterbirth ketika pembukaan pada mulut rahim 5 Cm. Di dalam air ibu bisa memilih posisi yang dirasa nyaman. Ibu bisa duduk dengan mengangkang atau meluruskan kakinya atau dengan cara jongkok. Ketinggian air pun dipertimbangkan tidak sampai melewati leher.

Nah jika Anda berfikir untuk melahirkan dalam air, video ini akan memberikan informasi visual pada persalinan normal dalam air (waterbirth)

Berapa lama bayi berada dalam air?

Bayi yang dilahirkan dalam waterbirth sangat singkat berada di air artinya begitu si bayi lahir seluruh badannya kurang dari 10 detik bayi akan di angkat perlahan dari air, namun ada beberapa yang masih menunggu sekitar 3 menit hingga ada reflek gasping pada bayi baru mereka mengakatnya. Ketika bayi lahir, plasenta akan mendukung bayi dengan memberikan oksigen saat bayi masih didalam air karena ia masih melekat pada ibunya. Namun kalau saya pribadi biasanya saya segera mengakat bayi tersebut, karena saya pribadi berfikir bahwa bayi tidak boleh terlalu lama tinggal di dalam air karena tidak ada jaminan bahwa tali pusat akan terus berdenyut dan memberikan oksigen. Paling lama saya membiarkan bayi baru lahir tinggal di air adalah 1 atau 2 menit saja.

Kapan Anda bisa masuk ke kolam waterbirth

Ada beberapa versi yang bisa dilakukan.

1. Anda bisa masuk ke dalam air setiap kali Anda merasa perlu. Ini berfungsi untuk memberikan rasa nyaman. Dan Anda bisa keluar dari kolam jika sudah cukup dan masuk lagi nanti saat mau bersalin.

2. Namun banyak praktisi yang menyarankan untuk masuk ke kolam ketika Anda dalam kala I fase aktif, atau masuk ke kolam ketika persalinan kala II hendak dimulai (pembukaan >8cm) karena jika Anda masuk saat pembukaan 5cm atau bahkan 8 cm, air hangat tersebut justru akan membantu mempercepat proses persalinan, dan membuat kontraksi lebih adekuat.

5 PERILAKU AJAIB dalam Inisiasi Menyusu Dini

Taukah bunda alasan mengapa Inisiasi Menyusu Dini sangat sangat dan sangat penting…???

Inisiasi Menyusu Dini dapat mencegah 22% kematian bayi di Negara berkembang pada usia kurang dari 1 bulan (Edmond K et al,March 30, 2006) Menunda inisiasi menyusu dini akan meningkatkan resiko kematian neonates (Edmond K et al, Pediatric, March 30, 2006) Di Indonesia pemberian ASI 8 kali lebih besar kemungkinan memberikan ASI Eksklusif (Fikawati&Syafiq.J Kedok trisakti, 2003) Ibu dan bayi berinteraksi pada menit ke menit pertama setelah lahir (Marshall Klaus; mother and infant;early Emotional Ties Pediatric 1998). Kemampuan kulit ibu menyesuaikan suhunya dengan suhu yang dibutuhkan bayi (thermoregulator thermal syncron) (Franson A Arch; Dis Child Fetal Neonatal Ed90: 2005., Niels Braghman; Kangaroo Care, 2005. Bergstorm etal, Acta Pediatric, 2007) Bayi pada usia beberapa menit dapat merangkak kearah payudara dan menyusu sendiri (Marshall Klaus; mother and infant;early Emotional Ties Pediatric 1998, UNICEF India; BREASTCRAWL Initiation of breastfeeding by breastcrawl. UNICEF India 2007) Bayi lahir normal diletakkan diperut ibu segera lahir dengan kulit ibu melekat pada kulit bayi selama setidaknya 1 jam, dalam usia 20 menit bayi merangkak kearah payudara, usia 50 menit bayi menyusui.

Selain alas an-alasan tersebut diatas masih berjuta-juta manfaat Inisiasi Menyusu Dini. Antara lain mencegah hipothermi (kedinginan), membentuk jalinan kasihsayang antara ibu dan bayi (Bonding Attachment), Bayi mendapatkan kolustrum yang sangat penting bagi kekebalan tubuhnya kelak, dengan menjilat kulit dan putting susu bayi mampu mengubah bakteri jahat menjadi bakteri baik lalu menelannya sehingga bisa berkoloni di usu dan menyaingi bakteri pathogen, selain itu dengan sentuhan, jilatan dan isapan bayi mampu merangsang keluarnya oksitosin yang dapat membantu kontraksi uterus, membantu pelepasan plasenta dan mencegah perdarahan….Wow luar biasa..

5 Perilaku AJAIB bayi sebelum menyusu :

1. Dalam 30 menit pertama; Istirahat keadaan Siaga, sesekali melihat ibunya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan

WATER BIRTH (Skill, Science and Art in Birth Method)

0

Kini, persalinan bukan lagi momok bagi seorang wanita, persalinan bukan lagi menjadi sesuatu hal yang menakutkan dan mencemaskan, namun merupakan suatu peristiwa yang menggembirakan dan penuh kebahagiaan. Upaya humanisasi dalam persalinan dengan memberikan otonomi pada pasien, melibatkan keluarga serta mengelola energi sudah menjadi suatu keharusan. Banyak metode yang digunakan untuk mengurangi rasa nyeri dan menciptakan suasana yang nyaman dalam persalinan normal, salah satunya adalah Water Birth.

 

Banyak yang mengakui bahwa ketenangan, kenyamanan dan kesejukan dapat diciptakan oleh air. Selama ini sudah banyak yang merekomendasikan bahwa selain menciptakan kenyamanan dan ketenangan saat hamil dan bersalin, water birth juga mempunyai banyak sekali manfaat, baik bagi ibu maupun bagi bayi yang dilahirkan.

 

Sebenarnya, apakah waterbirth itu? Dan apakah ini juga merupakan kompetensi yang harus di kuasai oleh bidan di Indonesia?

Waterbirth: adalah suatu proses persalinan alamiah yg mengurangi rasa nyeri waktu bersalin dan memuluskan lahirnya bayi. Dimana bagian bawah dari tubuh ibu bersalin ter-rendam dalam kolam/bak khusus yg berisi air dengan suhu tubuh. Waterbirth adalah paduan dari Science, Art, Skill, Humanity dan Tecnology. Saat ini, bersalin di dalam air sudah menjadi trend di kota-kota besar di Indonesia. Kalau kita perhatikan, sudah banyak artis yang memilih waterbirth dalam persalinannya, Wanda Hamidah, Oppie Andaresta dan Natalie Margaretha contohnya. Di Indonesia sudah ada beberapa Rumah Sakit bahkan klinik bersalin yang menyediakan fasilitas waterbirth sebagai salah satu layanan unggulannya. Di Bali contohnya. Ada sebuah yayasan Bumi Bali Sehat di daerah Nyuh Kuning Ubud Bali yang sudah menggunakan waterbirth selama bertahun-tahun. Juga di daerah Renon, Denpasar Bali terdapat sebuah RSB Harapan Bunda yang mempunyai dokter ahli kandungan dr Hariyasa Sanjaya SpOG yang sudah mendapatkan sertifikasi dari Barbara Harper Australia.

Pada dasarnya Air mempunyai banyak sekali manfaat bagi kehidupan manusia selain untuk kehidupan, air juga mampu memberi ketenangan dan kenyamanan bagi kita. Bayangkan saja apa yang terjadi saat kita capek dan lelah, lalu berendam di air hangat? Pasti saja tubuh kita menjadi lebih rileks, kepenatan hilang dan yang ada adalah kenyamanan. Nah bagaimana dengan ibu bersalin? Saat ibu merasakan nyeri, penat dan kesakitan tentu saja ibu itu akan lebih rileks dan nyerinya berkurang bila kita anjurkan untuk berendam di air yang hangat.

Lalu apa manfaat waterbirth bagi ibu dan bayi selain untuk rasa nyaman? Pertanyaan itu sering sekali terlontar oleh teman-teman bidan saat saya sharring tentang waterbirth.

Setiap metode pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan, berikut juga dengan waterbirth. Alderdice, Renfrew & Marchant, (1995); Gilbert & Tookey, (1999) dalam penelitiannya terhadap 4032 persalinan membandingkan antara persalinan yang menggunakan metode waterbirth dengan tidak menggunakan waterbirth dalam proses persalinanya menyatakan bahwa tidak ada perbedaan outcomes antara yang memakai waterbirth dengan tanpa waterbirth. Gilbert and Tookey (1999) juga menemukan terdapat dua bayi yang mengalami aspirasi walaupun tidak menyebabkan kematian pada bayi tersebut.

Penelitian lain yang dilakukan Burns (2001); Lenstrup et al, (1987); Rush et al,(1996); & Waldenstrom et al, (1992) menyatakan bahwa dengan waterbirth mampu mengurangi lebih dari 80% rasa nyeri dan ketidaknyamanan pada saat persalinan.

Lain halnya dengan Herman Ponnete (1995), yang menyatakan bahwa persalinan dengan breech position (letak sungsang) merupakan indikasi untuk waterbirth, dan beliau juga menyatakan bahwa bayi dengan distosia bahu akan mebih mudah manajemen asuhannya saat berada di air. Bagaimana caranya? Gloria lemay, seorang bidan dari kanada sudah membuat protokol atau SOP untuk manajemen asuhan persalinan dengan distosia bahu dalam persalinan waterbirth.

Berikut beberapa manfaat dari waterbirth yang dapat diperoleh ibu:

1. Saat ibu berendam dalam air, maka tubuhnya yang menjadi ringan memungkinkan ibu untuk dapat bergerak atau mobilisasi lebih mudah atau waterbirth mampu memfasilitasi pergerakan ibu & memungkinkan ibu mengambil posisi- posisi yg nyaman waktu mules dan saat bersalin

2. Rasa nyaman dan relaksasi dapat tercipta saat ibu berendam di air

3. Rasa sakit dan nyeri berkurang dan meningkatkan relaksasi ibu

4. Mempersingkat lama persalinan

5. Mengurangi trauma pada perineum dan menghindari episiotomy

6. Membuat ibu lebih merasa kontrol (yang menentukan)

7. Menghamat energi/tenaga ibu saat persalinan

8. Memberi ibu ruang private yg terlindung

9. Menurunkan angka kejadian SC.

10. Berendam dalam air saat persalinan mengurangi tekanan pada perut, menambah efisiensi sirkulasi darah dan oksigenasi pada uterus, otot-otot juga pada bayi.

11. Beberapa penelitian menyatakan bahwa bayi yang dilahirkan dengan waterbirth mempunyai rata-rata kejadian infeksi neonatal yang rendah dan APGAR Skore secara signifikan lebih tinggi.

12. Membuat ibu bersalin lebih mudah (easier birth) dengan menyambut kelahiran bayi mereka dengan lebih lemah lembut (a gentler welcome for baby)

13. Dengan meletakkan kolam/ bak air di ruang bersalin segera merubah suasana sehingga suara lebih lembut, ibu lebih tenang & orang sekitar menjadi berkurang stress-nya.

Sedangkan di bawah ini adalah kekurangan dari metode waterbirth:

1. Mengurangi kekuatan dan frekuensi kontraksi uterus, terutama bila digunakan sebelum fase aktif.

TAHAPAN PERSALINAN

Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu hamil, sebuah waktu yang menyenangkan namun di sisi lain merupakan hal yang paling mendebarkan dan ditunggu-tunggu. Ada baiknya para calon ibu mengetahui proses atau tahapan persalinan seperti apa, sehingga para calon ibu dapat mempersiapkan segala halnya guna menghadapi proses persalinan ini. Proses persalinan terbagi ke dalam  empat tahap,apa saja itu?

KALA I (Tahap Pembukaan)

In partu (partus mulai) ditandai dengan lendir bercampur darah, karena serviks/leher rahim mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka.

Pada kala ini terbagi atas dua fase yaitu:

Ø Fase Laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm

Ø Fase aktif: yang terbagi atas 3 subfase yaitu akselerasi, steady dan deselerasi

Kala I adalah tahap terlama, berlangsung 12-14 jam untuk kehamilan pertama dan 6-10 jam untuk kehamilan berikutnya. Pada tahap ini mulut rahim akan menjadi tipis dan terbuka karena adanya kontraksi rahim secara berkala untuk mendorong bayi ke jalan lahir.

Latihan relaksasi dasar & Self hypnosis

0

Relaksasi adalah teknik untuk mencapai kondisi rileks. Metode relaksasi hypno-birthing akan sangat bemanfaat bagi mereka selama proses melahirkan. Pada saat ibu hamil beristirahat dalam keadaan duduk atau terbaring rileks, otot-otot dinding perut dan rahim juga dalam keadaan rileks. Ini akan meningkatkan aliran darah ke rahim dan meningkatkan jumlah oksigen dan zat-zat gizi yang dibutuhkan bayi. Selain itu, akan memberikan bayi lebih banyak ruang gerak. Umumnya bayi akan mengetahui hal ini dan menyukainya.

 

 

 

Berikut ini langkah mudah untuk mendapatkan sensasi relaksasi:

Hilangkan Ketegangan Diri Anda

Untuk rileks dan menghilangkan ketegangan dalam tubuh, alihkan perhatian anda ke berbagai bagian tubuh anda, seperti dari kepala ke ibu jari anda. Hal ini biasa di sebut “scanning”. Fokuslah pada setiap bagian selama 5 – 15 detik, pastikan benar-benar rileks sebelum pindah ke bagian berikutnya. Misalnya anda bisa mulai dengan bagian atas kepala anda, kemudian dahi, maka mata, pipi, mulut, rahang, leher, dan sebagainya.

Mata Tertutup

Tutuplah mata untuk mengurangi masukan pada otak yang tidak di inginkan. Menutup mata menghilangkan sekitar 80% dari input eksternal otak.

Atur Posisi Mata

Pengaturan posisi mata adalah cara yang bagus untuk membantu membawa pikiran ke suatu keadaan yang tenang. Bila anda menengadah, bagian visual dalam otak akan terangsang. Itulah sebabnya banyak orang melihat ketika mereka mencoba untuk memecahkan masalah matematika, atau mencoba mengingat sesuatu yang di dengar. Jadi, bila anda menutup mata anda, pindahkan sedikit ke atas. Hal ini memicu otak anda untuk mulai memproduksi sejumlah besar gelombang otak Alpha. Bagi banyak orang, posisi alami mata (pada saat tertupan) sedikit ke atas. Angkat bola mata anda ke atas lebih banyak, tetapi jangan di paksakan sehingga tidak nyaman. Mungkin perlu waktu untuk membiasakan diri, sehingga jika anda merasa tidak nyaman, biarkan mata beristirahat pada posisi biasanya.

Count Down

Menghitung mundur (di kepala anda) dari 10, 20, 50 atau 100 adalah cara yang tepat untuk membuat rileks tubuh anda dan membantu memfokuskan pikiran anda. Dianjurkan untuk menghitung mundur seperti ini:

“Sepuluh .. saya semakin relaks setiap saya menghitung mundur. … Sembilan, pada hitungan nol Aku benar-benar santai, delapan…. Pikiran dan tubuh saya benar-benar santai pada hitungan 0 ……” dan sebagainya.