Bidan Kita

Home Blog Page 89

Cara Memeras ASI dengan Tangan

0

Berikut ini cara memeras ASI sesuai standar WHO/UNICEF (1993):

1. Cucilah tangan sampai bersih, duduk/berdiri dengan nyaman dan pegang cangkir/mangkuk bersih dekat ke payudara. Letakkan ibu jari di atas puting dan areola dan jari telunjuk di bagian bawah puting dan areola berlawanan dengan ibu jari dan jari lain menopang payudara.

2. Tekanlah ibu jari dan jari telunjuk sedikit ke arah dada, jangan terlalu kuat agar tidak menyumbat aliran susu, lalu tekanlah sampai teraba sinus laktiferus, yakni tempat penampungan ASI di bawah areola.

3. Tekan dan lepas, tekan dan lepas. Kalau terasa sakit berarti tehniknya salah. ASI akan mengalir terutama bila refleks oksitosinnya aktif.

4. Tekanlah dengan cara yang sama disisi sampingnya untuk memastikan memerasnya dari semua segmen payudara.

5. Hindarilah mengelus jari pada kulit payudara, namun sebaiknya seperti menggelinding.

6. Hindari memencet puting karena hal ini sama dengan jika bayi mengisap pada puting.

Relaksasi Hypnobirthing

0

Bagi wanita hamil, apalagi yang baru pertama kali menjalani kehamilan, kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutan selama hamil dan saat menghadapi persalinan, sering menghinggapi hati dan fikiran mereka. Kecemasan yang mereka rasakan umumnya berkisar mulai dari khawatir tidak bisa menjaga kehamilan sehingga janin tidak bisa tumbuh sempurna, khawatir keguguran, takut sakit saat melahirkan, takut bila nanti di jahit, bahkan lebih ekstrim lagi mereka merasa takut terjadi komplikasi pada saat persalinan sehingga dapat menimbulkan kematian, hingga khawatir kelak tidak bisa merawat dan membesarkan anak dengan baik.

 

Apalagi jika membayangkan saat melahirkan. Bagi sebagian wanita, proses melahirkan dianggap identik dengan peristiwa yang menakutkan, menyakitkan dan lebih menegangkan dibanding peristiwa manapun dalam kehidupan.

Di dalam benak mereka, seolah telah terprogram, bahwa proses melahirkan haruslah seperti itu. Malahan, masih banyak juga wanita yang tetap dicekam kekhawatiran selama hamil dan menjelang melahirkan meski sudah pernah melahirkan sebelumnya, terutama mereka yang sempat mengalami trauma karena merasakan sakit atau mengalami komplikasi saat melahirkan anak pertama.

Hal ini tidaklah mengherankan, karena sejak kecil, ketakutan pada proses melahirkan, tanpa disadari telah tertanam di alam/pikiran bawah sadar wanita khususnya dan hampir semua orang pada umumnya. Televisi maupun film, sering menampilkan adegan melahirkan yang begitu menegangkan dan menakutkan, penuh dengan jeritan histeris.

Setiap kali menyambut kedatangan bayi dari teman atau kerabat, kita juga hampir selalu mendengar cerita seputar rasa sakit dan penderitaan si ibu ketika melahirkan. Bahkan saat kita bertanya dengan orang tua, kerabat dan teman kita tentang seputar pengalaman melahirkan, maka jawaban mereka dapat dipastikan bahwa melahirkan itu sakit, nyeri, melahirkan itu antara hidup dan mati dan bila tidak sakit bukan melahirkan namanya. Dan lebih parahnya lagi sebagian besar tenaga kesehatan baik dokter maupun bidan selalu saja menjawab pertanyaan dengan jawaban yang salah, bahkan salah dalam memberikan sugesti.

Hal inilah yang akhirnya menjadikan kami team Hypno-birthing Indonesia berupaya mengembangkan program pelatihan hypno-birthing ini kepada Dokter dan Bidan diseluruh Indonesia.

Dengan harpan mulai agar Dokter dan Bidan semakin mampu menghargai proses kehamilan, dan persalinan, mampu memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para ibu.

Selama ini sudah ada lebih dari 2600 orang (Bidan, Dokter dan DSOG) yang sudah dilatih dan tersebar diseluruh Indonesia.

Selain mengembangkan program pelatihan bagi para praktisi kesehatan, hypno-birthing Indonesia juga mengembangkan hypno-birthing prenatal class di beberapa daerah. Dan diajar oleh para trainner hypno-birthing yang juga seorang bidan yang sudah berpengalaman dibidangnya:

 

1. KLATEN

Robin Lim: Bidan Bali, Beraksi untuk Negeri

0

 

Cita-citanya sederhana; setiap ibu dapat melahirkan dengan nyaman, aman, dan alami. Dari kliniknya yang terletak di Desa Nyuh Kuning, Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, ia mulai mewujudkan mimpi.

Oleh: Dyah Pratitasari

 

 

dalam Majalah NIRMALA, Desember 2011*

Lewat akun facebook-nya, Robin Lim, mengalir sapaan dari berbagai penjuru dunia. Mereka mendukungnya sebagai salah satu kandidat CNN Heroes 2011, sebuah penghargaan internasional bagi seseorang yang dianggap pahlawan bagi lingkungannya, agar terpilih sebagai pemenang.

 

Bagi banyak orang, Robin Lim (55 tahun), memang malaikat penyelamat ibu dan bayi. Julukan itu diberikan bukan semata-mata karena ia berprofesi sebagai penolong persalinan.

 

Saat Aceh dilanda bencana tsunami, tahun 2004 yang lalu, tanpa berpikir panjang, Robin berangkat untuk memberikan pelayanan kesehatan, menolong persalinan, dan berbagi kiat-kiat menjalankan pola hidup sehat di lokasi bencana. Unit pelayanan darurat itu masih berdiri hingga kini, bahkan berkembang menjadi sebuah pusat kesehatan bernama Tsunami Relief Clinic. Hal yang sama juga ia lakukan saat gempa mengguncang Yogyakarta, Haiti, dan kota lainnya. Semua pelayanan itu diberikan secara cuma-cuma, tanpa memungut biaya.

 

Memulai hidup baru

 

Masyarakat Bali menyebutnya dengan nama, Ibu Robin. Sehari-hari, ia tampil tanpa riasan. Rambutnya yang panjang sepinggang lebih suka diurai, diikat ala kadarnya, atau dikepang. Dengan kalung etnik yang menggantung di lehernya, ia kerap disangka seorang Indian.

 

Faktanya, “Saya ini manusia campuran,” ia menerangkan. Ayahnya seorang Amerika keturunan Jerman-Irlandia, dan ibunya keturunan Cina-Filipina. Wajar, jika kulitnya tergolong kuning langsat, namun matanya tidak sipit-sipit amat.

 

Kedatangannya ke Indonesia, barangkali dimulai seperti kisah para turis pada umumnya: melancong ke Bali, lalu jatuh cinta. “Pertama kali menjejakkan kaki ke Ubud, saya langsung merasa, inilah yang disebut rumah. Kehidupan sosial di Bali juga banyak memberi inspirasi, sehingga saya selalu tergoda untuk bolak-balik berkunjung ke sana”, tutur Robin, yang juga piawai menulis dan telah menerbitkan sejumlah buku.

 

Pada tahun 1992, Robin mulai memutuskan untuk menjalani hidup baru: menjual rumahnya di Hawaii, dan memboyong keluarganya untuk tinggal di Ubud. Sejak menetap di situ, Robin melihat banyak ibu hamil harus berjuang keras untuk bisa melahirkan dengan aman dan nyaman. Pada waktu itu, kondisi di Ubud belum seperti sekarang. Akses kesehatan belum memadai, sehingga untuk memperoleh pelayanan yang lebih baik, seringkali ibu hamil harus pergi ke Denpasar. Mahalnya biaya persalinan, juga membuat keluarga yang tak punya uang harus rela melahirkan dengan bantuan ala kadarnya.

 

Dengan kemampuannya sebagai bidan, saat itu Robin belum terpikir untuk membuka klinik. Baru setelah melahirkan Hanoman (19 tahun), anak bungsunya, di rumah, warga sekitar mulai berdatangan, memintanya untuk mendampingi para ibu yang melahirkan.

 

Popularitas Robin sebagai bidan semakin meluas. “Banyak orang merasa senang, karena Ibu memperlakukan pasien dengan penuh kasih sayang, seperti anaknya sendiri. Ia juga tidak mematok tarif. Keluarga yang tak punya uang digratiskan, seringkali justru diberi makanan”, tutur Wayan, salah satu tetangga Robin di Desa Nyuh Kuning.

 

Warga setempat pun mendesak bidan bersertifikat North American Registry of Midwives, tersebut, segera membuka praktik. Kemudian tahun 2005, melalui akta notaris, ia mendirikan yayasan untuk menaungi Bumi Sehat, kliniknya itu.

 

Seiring berjalannya waktu, pasien Robin tidak lagi sebatas penduduk sekitar desa, melainkan dari berbagai propinsi di Nusantara dan mancanegara. Warga mancanegara yang melahirkan di kliniknya bukan hanya turis yang sedang berlibur di Bali. “Mereka sengaja terbang ke Bumi Sehat, demi merasakan proses persalinan yang nyaman dan alami”, jelas wanita, yang lancar berbahasa Indonesia, ini.

 

Selektif menerima sumbangan

 

Panduan Menyusui untuk Ibu Bekerja

0

Menurut Mexitalia M (2004), ibu yang bekerja dan tetap menyusui anaknya setelah bekerja memiliki beberapa keuntungan, yaitu: meningkatkan produktivitas kerja, menurunkan angka absensi antara lain karena anak sakit, dan menurunkan ketegangan ibu. Untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul saat ibu bekerja, pedoman berikut ini dapat dipakai.

* Sebelum melahirkan

Komunikasikan rencana untuk menyusui setelah melahirkan dengan atasan atau pemilik perusahaan tentang:

1. Lama cuti melahirkan.

2. Diskusikan saat istirahat makan siang atau waktu lain untuk memeras ASI, tempat yang memadai untuk memeras ASI sekaligus meyimpannya.

3. Kemungkinan untuk bekerja sebagai tenaga penuh, paruh waktu, atau dimungkinkan tetap bekerja di rumah.

4. Pelajarilah aturan tentang menyusui pada ibu bekerja.

* Saat cuti melahirkan

KEUNGGULAN ASI DAN MANFAAT MENYUSUI

0

Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.

1.Aspek Gizi.

Manfaat Kolostrum

· Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.

· Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.

· Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.

· Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.

Komposisi ASI

· ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.

· ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.

· Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.

Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI

Latihan Pernafasan

Sangat penting untuk latihan teknik pernapasan selama masa kehamilan dan terutama sebelum bersalin. Karena dengan berlatih, maka dapat memberikan kesempatan kepada Anda untuk membiasakan diri dengan berbagai teknik, dan pelatih memberikan Anda kesempatan untuk belajar bersama dengan mereka.

Hal ini dapat benar-benar penting selama persalinan. Selama tahap persalinan, akan menjadi semakin sulit untuk berkonsentrasi pada pernapasan Anda. Bidan ataupun pendamping persalinan Anda mungkin harus masuk, mendampingi dan mengarahkan Anda untuk bernafas yang benar sehingga dapat membantu Anda mempertahankan kendali.

Berikut ini berbagai teknik pernafasan yang diajarkan:

a. Pernafasan perut

– Tidurlah terlentang dengan satu bantal, kedua lutut dibengkokkan dan dibuka kurang lebih 20 cm.

– Letakkan kedua telapak tangan di atas perut di sekitar pusat sebagai perangsang. Keluarkan napas dari mulut (tiup) sambil tangan menekan perut ke dalam.

– Tarik napas dari hidung dengan mulut tertutup, perut mengembang mendorong kedua tangan ke atas. Perhatikan bahwa gerakan pernafasan dilakukan dengan perut (jadi dada tidak ikut kembang kempis).

PERSIAPAN PASIEN UNTUK PERSALINAN WATER BIRTH

0

 

 

 

Pada perkembangan obstetrik modern hal yang terpenting yang harus dilakukan adalah proses humanisasi dalam persalinan dan kelahiran. Hal ini merupakan suatu pendekatan yang difokuskan pada keluarga, otonomi pasien dan penanganan nyeri. Upaya ini merupakan suatu hal yang essensial bagi keamanan fetus dan neonatus1

 

The Royal College of Obstetricans and Gynecologist mempublikasikan suatu guideline, protokol yang disepakati, untuk mencegah komplikasi yang tidak terduga.2,3 Dengan demikian guide line merupakan suatu hal yang mutlak dimiliki oleh penyedia layanan waterbirth. Guide line atau protokol yang ada merupakan acuan utama yang menjadi dasar dalam pendekatan kepada pasien dan keluarganya.

Beberapa penelitian yang ada, menunjukkan bahwa berendam dalam air selama waterbirth memberikan keuntungan yang signifikan pada luaran persalinan. Setiap maternity unit memiliki, mengembangkan policy penggunaan waterbirth, termasuk diantaranya yang sangat berhubungan dengan persiapan pasien dan kesiapan pasien adalah pemberian informasi tentang water birth. Penyedia layanan wajib memberikan pengarahan tentang proses persalinan sampai ibu mengerti dan memahaminya.2,3,4,5,6

Pemahaman mengenai faktor risiko yang akan dialami oleh ibu dan bayinya merupakan hal penting lainnya yang perlu diketahui, sehingga calon ibu benar-benar siap untuk melakukan persalinan water birth. Protokol persalinan merupakan suatu hal yang mutlak harus dimiliki untuk mencagah risiko dan komplikasi persalinan.6 Risiko pada ibu secara teoritis diantaranya ada kemungkinan air masuk ke aliran darah ibu. Secara teoritis risiko aspirasi air pada water birth terjadi kira-kira 95%. Risiko pada bayi merupakan suatu hal penting. Meskipun demikian, mayoritas ahli medis percaya bahwa situasi ini sangat jarang terjadi, sebab bayi-bayi tidak akan menghirup udara sampai bayi terpapar ke permukaan air.7,8

Pada tahun 1999 Gilbert,dkk mempublikasikan penelitiannya pada tahun 1996 dengan mengambil sampel sebanyak 4032 bayi yang lahir dalam air. Penelitian ini menyimpulkan bahwa mortalitas perinatal secara bermakna tidak lebih tinggi daripada risiko persalinan konvensional.9

Pada protokol yang dibuat untuk persalinan water birth, Pemerintah Australia juga menegaskan agar segenap petugas kesehatan yang terlibat  bertanggung jawab pada setiap informasi yang diberikan pada setiap wanita calon pengguna tehnik water birth. Dimana data yang diberikan adalah data akurat dan terbaru yang sudah diinformasikan pada awal kehamilan .10 Hal ini menjadi suatu hal yang sangat penting dalam mempersiapkan pasien dalam menjalani persalinan water birth oleh karena begitu banyak faktor risiko pada ibu dan bayi yang dapat dijadikan pertimbangan oleh pasien .7,8,9

Secara umum persiapan lain yang harus dipersiapkan oleh calon ibu tidak berbeda jauh dengan persiapan persalinan bagi ibu dan calon bayi yang dilahirkan secara normal. Situasi atau lingkungan yang kondusif bagi calon ibu selama persalinan waterbirth akan sangat mendukung keberhasilan program ini, oleh karena itu peran keluarga yang mendampingi merupakan hal penting yang perlu disiapkan sebelum persalinan. Demikian juga jenis sarana pendukung lainnya yang akan dipergunakan selama proses berlangsung sedapat mungkin dibicarakan sehingga calon ibu benar-benar merasakan kenyamanan selama  persalinan.11

SELEKSI PASIEN

Water birth umumnya diberikan pada wanita hamil aterm tanpa komplikasi.10,12

Syarat-syarat persalinan dengan water birth:

1.      Ibu hamil risiko rendah

2.      Ibu hamil tidak mengalami infeksi vagina, saluran kencing dan kulit

3.      Tanda vital ibu dalam batas normal dan CTG bayi normal (baseline, variabilitas dan ada akselerasi)

4.      Air hangat digunakan untuk relaksasi dan penanganan nyeri setelah dilatasi serviks mencapai 4-5 cm

5.      Pasien menyetujui instruksi penolong, termasuk keluar dari kolam tempat berendam jika diperlukan

Kriteria/Indikasi 10, 13,14

1.      Merupakan pilihan ibu

2.      Kehamilan normal >/ 37 minggu

3.      Fetus tunggal presentasi kepala

4.      Tidak menggunakan obat-obat penenang

5.      Ketuban pecah spontan <24 jam

6.      Kriteria non klinik seperti staf dan peralatan

7.      Tidak ada komplikasi kehamilan seperti (Preeklamsia, gula darah yang tidak terkontrol, hipertensi, dll)

8.      Denyut jantung normal

9.      Cairan amnion jernih

10.  Persalianan spontan atau setelah menggunakan misoprostaol atau pitocin

11.  Tidak ada perdarahan.. Kehilangan darah pada persalinan ini sukar dinilai terutama diakibatkan oleh penolong yang kurang berpengalaman pada persalinan dengan tehnik ini. Banyak penyedia layanan ini lebih menyukai melahirkan placenta di luar kolam.

Kontraindikasi 10,13,16

Stres dalam kehamilan

Ibu yang sedang mengalami kehamilan, dituntut tidak hanya harus siap secara fisik, tetapi juga harus siap secara mental. Hal inilah yang kurang diperhatikan ibu hamil yang umumnya lebih siap dalam menghadapi perubahan fisik, tetapi tidak siap secara mental.

Perubahan secara fisik pada ibu hamil memang mudah ditebak dan umum terjadi pada setiap ibu yang sedang mengalami kehamilan, seperti perubahan bentuk tubuh dengan badan yang semakin membesar, munculnya jerawat di wajah atau kulit muka yang mengelupas. Namun perubahan secara mental pada ibu hamil sangat sulit ditebak dan tidak selalu sama terjadinya pada setiap ibu hamil ataupun pada setiap kehamilan.

Dengan hadirnya janin di dalam rahim, maka hal itu akan mempengaruhi emosi si ibu. Apabila pengaruh emosi ibu tidak didukung oleh lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat tinggal yang kondusif, maka hal ini akan mengakibatkan stres pada ibu hamil.

Stres pada ibu hamil pasti akan memberikan akibat pada janin yang dikandungnya, karena posisi janin yang berada di dalam rahim dapat merespons apa yang sedang dialami oleh ibu. Berdasarkan penelitian, wanita yang mengalami stres mental kronis selama kehamilan mimiliki risiko masalah kesehatan tidak hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi juga bagi janin yang mereka kandung. Dengan mengenali penyebab stres mental dan cara mengatasinya secara efektif, maka ibu hamil dapat bersantai dan menikmati kehamilan bebas stress

Definisi Stres

Setiap stres pada ibu hamil memiliki efek yang negative bagi dirinya atau bayinya. Apalagi jika stress tersebut berkelanjutan dan kronis.

stres kronis, adalah kecemasan yang berulang, frustrasi, atau ketakutan yang sudah diderita sejak lama dan dapat memiliki efek kesehatan yang merugikan.

Terjadinya stres bisa ditandai dengan peningkatan detak jantung dan peningkatan hormon pemicu stres. Perlu diketahui bahwa setiap detak jantung ibu tentu dapat dirasakan pula oleh janin. Oleh karena itu, bila ibu sering mengalami stres, maka detak jantung semakin meningkat. Detak jantung yang semakin keras dapat mempengaruhi gerakan pada janin. Akibatnya, janin pun lebih aktif bergerak-gerak di dalam rahim. Selain detak jantung meningkat, hormon pemicu stres pun ikut meningkat. Peningkatan itu dapat mempengaruhi kondisi dari si ibu, seperti ibu kurang tidur, nafsu makan terganggu, cemas dan lain-lain

Penyebab Stres Mental Selama Kehamilan

Ada banyak kekhawatiran yang dapat menyebabkan tekanan mental selama kehamilan. Beberapa pemicu stres yang paling umum untuk wanita hamil meliputi:

– Kesehatannya:

tubuh wanita mengalami perubahan fisik yang luar biasa selama kehamilan, dan setiap wanita bereaksi terhadap pengalaman berbeda. Kekhawatiran kenaikan berat badan, stretch mark, sakit/mual di pagi hari, nyeri sendi, dan efek fisik lainnya dari kehamilan dapat mengakibatkan tekanan mental yang berlebihan.

– Kesehatan Bayinya’s:

Mengontrol Rasa Sakit Selama Persalinan

0

Selamat Anda positif Hamil!!!!

Terkejut? sebal? menyesal? tapi juga senang!!!

Itulah perasaan saya saat mengetahui bahwa saya positif hamil. Terkejut karena saya ketahuan hamil pada saat saya menjalani test kesehatan hendak masuk sebuah Akademi Perawat Kesehatan di Semarang. Sebal¦karena sebenarnya saya belum pengen hamil, saya masih ingin melanjutkan sekolah, saya tidak akan mendapatkan pekerjaan yang bagus kalau saya hanya lulusan SPK (Sekolah Perawat Kesehatan). Menyesal!.karena kok saya gak hati-hati sich? memang saya sudah menikah 7 bulan sebelumnya tetapi saya belum pengen punya anak! Tapi juga senang..karena ini adalah bukti bahwa saya adalah wanita sempurna.

Dua bulan pertama saya masih belum bisa menerima kehamilan saya, tapi lama-lama mulai ada rasa sayang kepada janin saya. Dan akhirnya semakin hari rasa sayang itu semakin kuat tumbuh dengan subur di hatiku. Terbayang dibenak saya sebentar lagi akan ada bayi mungil di pangkuan ini, bayi yang sehat, lucu dan menggemaskan. Bayi yang dinanti-nantikan, bayi yang mampu memberi kedamaian saat saya memeluknya.

Namun.tiba-tiba ada rasa takut, cemas, apalagi saat saya ingat proses persalinan pasien-pasien saya dulu (kebetulan sebelumnya ± 4th saya bekerja di RS Swasta), semua serba mengerikan, penuh jeritan, dijahit, sakit, menangis…..Hufft… seiring dengan semakin besarnya perutku hampir tiap malam saya terbangun karena mimpi buruk. Mimpi perdarahan, mimpi harus di operasi sectio cesarean (SC), sampai mimpi bayiku cacat. Apalagi ibu saya pernah cerita kalau belia sempat perdarahan hebat saat melahirkan saya dulu.

Namun setiap kali saya merasakan cemas, takut yang saya lakukan adalah berdoa dan mendengarkan musik klasik bahkan kadang mendengarkan musik lagu india yang membuat saya tenang, kembali ceria dan nyaman. Dan saya melakukannya berulang-ulang sambil selalu menenangkan diri sendiri dan niat dari dalam hati proses persalinan lancar. Kalimat, niat dan keinginanku saat menjelang persalinan adalah saya selalu berharap anakku lahir saat ayahnya pulang (suamiku pulang setiap sabtu dan minggu karena dia bekerja di luar kota) dan saya selalu berharap anakku lahir di tanggal yang sama dengan tanggal kelahiranku.

Hari sabtu, pukul 20.00 WIB suamiku pulang. saat itu sama sekali saya tidak menduga kalau mau bersalin karena sepanjang sore saya masih nari-nari lagu India (Kuch-kuch Hota Hai). lalu  pukul 22.00 WIB saat hendak tidur, suami saya mencium dan mengelus perut saya dengan lembut dan berkata kepada bayi saya “ayo tidur ya dek” namun tiba-tiba, ketuban saya pecah! Saya kaget sekali, lalu langsung berdiri dan pindah ke kamar sebelah yang lebih nyaman untuk bersalin. Jam 23.00 WIB akhirnya Puji Tuhan, putri mungil saya lahir dengan selamat, lancar dan benar-benar tanpa rasa sakit. Dan yang membahagiakan adalah anak saya lahir pada tanggal 24 Maret 2001. tanggal yang sama dengan tanggal kelahiranku. Dan putri mungil itu bernama Gabriele Nadina Elloianza yang sekarang ini sudah berumur 9 th (kelas 5 SD, sudah besar yach?!).

Sebuah pengalaman kehamilan dan proses persalinan yang luarbiasa. Berawal dari pengalaman ini saya sangat yakin bahwa betapa hebatnya “kekuatan niat” dan betapa pentingnya komunikasi dengan janin. Saat kita selalu meniatkan dengan sungguh-sungguh bahwa kita sehat, bersalin aman, lancar dan nyaman maka hal itu yang akan terjadi dalam proses kehamilan dan persalinan anda.

Mengapa dan Apakah Tuhan Membuat proses melahirkan itu menyakitkan?

0

 

Beberapa hari yang lalu saya “ngerumpi” dengan klien saya yang kebetulan lagi hamil. Waktu itu usia kehamilannya sekitar 32 minggu. Ditengah-tengah ngrumpi ibu As ini crita bahwa dia saat ini lagi ketakutan karena baru saja kemaren (4 hari yll) temennya tepatnya sahabat dekatnya meninggal pada saat bersalin, gara-gara perdarahan dan kebetulan saat itu dia yang mendampingi sahabatnya itu bersalin karena alkisah sahabatnya tadi MBA (Merried By Accident) dan ditinggal pergi sang suami. Nah 1 minggu sebelumnya tetangganya pun bersalin dan saat dia besuk, tetangganya tersebut cerita dengan semangad dan panjang lebar tentang “penderitaan dan perjuangannya” saat bersalin, yang intinya serba mengerikan. Nah ironisnya lagi dua hari yang lalu saat dia periksa ANC (Ante Natal care) ke Bidan (temenku) didekatnya eh, bidannya juga menjelaskan bahwa bersalin itu ya sakit dan dengan tegas bidan itu berstatment bahwa begini: “Kalau tidak sakit ya namanya bukan bersalin mbak!” Hhhhhh……akhirnya ibu As ini datang kerumah kemaren, kebetulan dia tau saya dari mantan klien saya yang berhasil bersalin nyaman dan lancar. Dan saat ngerumpi setelah dia cerita panjang lebar tentang kekhawatirannya dia akhiri dnegan kalimat seperti ini ; ” mbak yesie, mengapa Tuhan membuat proses persalinan itu harus menyakitkan? Berarti rasa sakit ini akibat kutukan Tuhan pada kaum Hawa ya?”. Waduh! ada tantangan nich.saya mau gak mau harus searching lagi di Alkitab (kebetulan klien saya ini kristiani) tentang ayat di Alkitab yang dapat menjelaskan dan memberi jawaban atas pertanyaan ibu As ini.

Sebuah Kutukan atau bukan?

Apakah Anda ingat pernah membaca dalam Kejadian bahwa Hawa memakan buah pengetahuan baik dan buruk yang pertama? Apakah Anda ingat apa yang Tuhan akan terjadi kepada Hawa karena ia makan buah itu? Anda mungkin anda juga berpendapat sama dengan kebanyakan orang, karena ini telah menjadi pengetahuan umum bahwa Allah mengutuk wanita sehingga memiliki rasa sakit di saat bersalin karena Hawa berdosa.

Kejadian 3:16 Firman-Nya kepada perempuan itu: “Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu.” Beberapa ahli menyatakan bahwa adegan ditaman itulah alasa/ yang jadi penyebab tentang mengapa setiap wanita harus memiliki rasa sakit saat bersalin  untuk membayar dosa besar ini, dan beberapa aliran bahkan percaya bahwa pemberian obat nyeri saat persalinan adalah sebuah dosa lebih buruk karena menghilangkan hukuman wanita itu.

Namun Anda dapat bernapas lega sekarang, karena saya tidak salah satu dari para ahli itu hehehe. Saat ini saya telah menemukan tiga Fakta besar yang nyata bertentangan/ menyanggah pernyataan dan keyakinan bahwa bersalin seharusnya menyakitkan adalah sebagai kutukan. Pertama, tidak semua wanita mengalami proses persalinan yang menyakitkan! Contohnya saya!!! Disiini Saya tidak hanya berbicara tentang wanita-wanita yang menggunakan obat untuk mematikan rasa sakit. Ada juga wanita yang bersalin alami, spontan pervaginam namun dnegan jujur menyatakan bahwa prosesnya tidaklah menyakitkan. Bahkan ada wanita yang menggambarkan bahwa bersalin itu sangat menyenangkan (yang kini popular dengan sebutan “Orgasmic Birth”)! Jika nyeri persalinan adalah kutukan pada semua wanita, tidaklah mungkin ada yang merasa sakit tapi ada yang merasa nikmat. Masak Tuhan pilih-pilih sich / dirandom? (kayak penelitian ajah).

Kedua adalah bahwa Allah menganggap anak-anak untuk menjadi berkat, bukan kutukan. Alkitab berulang kali mengatakan kepada kita bahwa anak-anak adalah hadiah dan menjadi berkat bagi orang yang dicintainya. Saya tidak menyatakan bahwa semua berkat akan menjadi nyaman dan menyenangkan sepanjang waktu, karena ada kalanya saat-saat yang sangat sulit dalam membesarkan anak-anak. Namun, berkat harus menjadi sumber kegembiraan. Bagaimana mungkin seorang anak akan, pada saat yang sama menjadi berkat dan kutukan? Bukankah ini tidak masuk akal?

Mazmur 127:3-5 Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah. Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda. Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang

Ul 7:13 Ia akan mengasihi engkau, memberkati engkau dan membuat engkau banyak; Ia akan memberkati buah kandunganmu dan hasil bumimu, gandum dan anggur serta minyakmu, anak lembu sapimu dan anak kambing dombamu, di tanah yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepadamu.. Ul 28:11 Juga TUHAN akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bumimu–di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepadamu Ketiga Saya tidak percaya pernyataan bahwa nyeri persalinan itu adalah kutukan yang harus dijalani. Karena makna sebenarnya dari kata Ibrani yang digunakan jika diterjemahkan adalah “untuk meningkatkan” dalam Kejadian 3:16, meskipun artinya peningkatan, ini juga sebuah kata yang berarti berada atas otoritas. Kata yang diterjemahkan sebagai rasa sakit adalah juga sebuah kata yang berarti kerja, tenaga kerja atau kerja keras. Kata yang diterjemahkan sebagai berahi sebenarnya berarti konsepsi atau kesuburan.

Sebenarnya, kata yang digunakan pada kalimat tersebut adalah kata yang sama persis yang diterjemahkan sebagai kerja keras ketika Allah berbicara kepada Adam. Jadi, adalah mungkin bahwa “kutukan” dapat berarti:

– Aku akan mempunyai kuasa atas persalinan dna juga kesuburanmu. Dengan (bekerja keras) Anda akan memiliki anak.

Terjemahan ini jauh lebih masuk akal dengan pernyataan yang memberitahu wanita bahwa dia harus patuh akan keinginan suaminya. Mungkin maksud Tuhan yang terkenal “kutukan” itu sebenarnya bukan kutukan, melainkan sebuah pernyataan dari otoritas perempuan sekarang akan berada di bawah suaminya.

Ini selaras dengan 1 Timotius 2:12-15 yang menyatakan wanita harus tetap berada di bawah otoritas suami. 1 Timotius 2:12-15 Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri. Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa. agipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa. Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan.

ayat pada kitab Kejadian dan 1 Timotius tampaknya berkaitan satu sama lain. Di Ayat Kejadian dikatakan, ” Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu.” Sedangkan Ayat 1 Timotius mengatakan, “ Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan.”