Bidan Kita

Home Blog Page 33

Yoga dan Manfaatnya, Cocok Bagi Anda Yang Tidak Suka Olahraga Berat

0

Manfaat Yoga

Sejak kecil, saya bukanlah pecinta olahraga. Dan saya tidak suka berolah raga apalagi olahraga berat. Lari saja saya kurang suka. Nah ketika saya mengenal yoga, saya langsung menemukan jawaban bahwa bagi saya, Yoga menjadi alternatif olahraga bagi orang yang malas untuk latihan yang berat, termasuk saya.

Namun…..Banyak manfaat yang bisa didapat dari yoga. itulah kenapa saya suka dengan yoga dan menekuni yoga ini.

5 Manfaat Yoga Yang Wajib Anda Ketahui

Setidaknya ada lima manfaat yang paling banyak terasa dari yoga. Berikut manfaat-manfaat tersebut.

1. Fleksibilitas

Ketika beberapa orang berpikir tentang yoga, mereka membayangkan seperti fitnes, sehingga merasa terlalu tua, dan tidak fit untuk melakukan yoga. Salah satu bagian dari yoga disebut asanas yang bekerja secara aman untuk stretching otot Anda. Proses ini melepaskan asam laktat yang biasanya menyebabkan kekakuan, ketegangan, sakit dan kelelahan. Selain itu, yoga juga meningkatkan berbagai gerakan dan lubrikasi di sendi.

Tips Melakukan Prenatal Gentle Yoga di RUMAH

Persiapan Lahiran Nyaman

Ingin melahirkan Nyaman dan Lancar tentu Bisa . tapi tentu juga harus di siapkan.

Terutama tubuh Anda. dan Prenatal gentle yoga adalah salah satu cara yang layak anda pilih untuk mempersiapkan tubuh Anda.

Engikuti kelas preatal gentle yoga tentu sangat menyenangkan, karena Anda akan bertemu dengan teman teman yang senasib dan saling mendukung. namun biasanya kelas prenatal gentle yoga di adakan hanya seminggu satu atau dua kali saja. padahal tentu Anda butuh beryoga tiap hari bukan? supaya tubuh Anda lebih siap lagi.

Latihan prenatal gentle yoga di rumah….. sebenarnya Sepertinya hal yang relatif sederhana untuk dilakukan, kan? Hanya menggelar yoga mat dan mulai bergerak melalui postur yoga, kan?

Yoga Yuk, Biar Sehat: Saatnya Menyatu Dengan Tubuh Dan Pikiran

Manfaat Yoga

Yoga saat ini sangat di minati, apalagi ketika masyarakat sudah mulai menyadari pentingnya yoga, tidak terkecuali ibu hamil. Antusiasme orang-orang yang pergi berlatih yoga tersebut, sayangnya tidak disertai dengan mengembangkan perhatiannya pada aspek lainnya dari filosofi yoga yang sangat luas dan cukup kompleks, atau bahkan sekaligus mempraktikkannya, padahal  sesungguhnya,dalam fisosofi yoga itu, asana hanyalah salah satu dari delapan tangga (ashtangayoga) menuju keutamaan hidup.

Ada banyak hal yang harus di perhatikan dalam yoga dimana yoga tidak sekedar hanya asanas atau pose saja, namun lebih kearah bagaimana Anda bisa menyatu dengan tubuh dan pikiran.

Tiga Filosofi Yoga

Banyak hal yang harus di pelajari dalam yoga. Ada tiga dasar filosofi Yoga yang merupakan berbagai prinsip yang akan membantu Anda mengubah hidup Anda dan menerima apa yang terbaik bagi Anda. Mengikuti tiga dasar tersebut akan membantu membuat hidup Anda bahagia, sederhana, dan jauh lebih sedikit stres.

  1. Anda harus memiliki cinta kasih terhadap diri Anda juga dengan orang lain, yang seharusnya dimulai sejak saat Anda bangun dari tempat tidur.
  2. Anda harus berhenti mengkritik diri sendiri maupun orang lain dalam hidup Anda. Ketika Anda mengambil tindakan positif Anda akan melihat betapa bedanya dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Anda juga harus memiliki daya memaafkan yang tinggi entah itu memaafkan orang lain atau diri sendiri. Hal ini diperlukan untuk kelangsungan hidup dan kualitas hidup pribadi. Ini berbahaya bagi seseorang untuk berprasangka buruk terhadap seseorang dan tentu sebaliknya akan lebih sehat untuk membiarkan prasangka itu pergi jauh-jauh!

Yoga juga bermanfaat karena membantu Anda belajar untuk bernapas dalam-dalam dan rileks, yang akan berguna saat Anda menghadapi tuntutan fisik selama masa kehamilan dan persalinan. Bahkan, salah satu hal pertama yang Anda pelajari di kelas yoga adalah bagaimana bernapas dengan baik.

Manfaat Mengikuti Kelas Gentle Yoga

Manfaat yoga tidak terbatas pada kesejahteraan fisik Anda. “Mengambil kelas  prenatal gentle yoga adalah cara yang bagus untuk bertemu wanita hamil lainnya – untuk menjadi bagian dari komunitas,” karena dengan berada di lingkungan yang positif dan mendukung dengan orang lain seperti Anda dapat memberikan dorongan emosional dan membuat Anda termotivasi untuk terus berolahraga.

Carilah instruktur yang secara khusus terlatih dalam prenatal gentle yoga, tetapi jika itu tidak mungkin, pastikan instruktur Anda tahu apa yang Anda harapkan. syukur syukur Anda menemukan Bidan yang juga praktisi dan guru prenatal gentle yoga. karena dengan demikian guru yoga terebut benar benar sudah terlatih dan memahami seluk beluk ibu hamil dengan baik.

  • Prenatal Gentle Yoga di JOGJA ==> tiap SELASA jam 08.30 wib dan 10.30 WIB di Studio Yoga Balance, Hotel Puri Artha
  • Prenatal Gentle Yoga di KLATEN ==> tiap Kamis jam 16.00 WIB dan Minggu jam 08.WIB

Dengan bernapas dalam dan teratur seperti Anda melakukan peregangan. dan Anda akan memerlukan modifikasi seiring waktu.

“Dengarkan tubuh Anda dan percaya apa dieritahukan tubuh kepada Anda,”  artinya Jika Anda merasa rasa sakit atau ketidaknyamanan, buatlah modifikasi atau penyesuaian atau meminta instruktur Anda untuk merekomendasikan posisi alternatif.

Haruskah Periksa Dalam? Sebetulnya, Apa Sih Manfaatnya? Yuk, Kita Cari Tahu

0

Haruskah Pemeriksaan Dalam?

Childbirth
Childbirth

Photo © Science Photo Library/Getty Images

Di kelas Gentle Birth Balance Group, says biasanya bertanya kepada para ibu tentang apa yang mereka takutkan tentang proses persalinan. Ada beberapa jawaban yang seringkali saya dapatkan di hampir semua kelas :

  1. Takut SAKIT saat kontraksi dan melahirkan
  2. Takut DIJAHIT
  3. Takut SAKIT saat dilakukan pemeriksaan dalam (dan ini seringkali di ungkapkan oleh ibu -ibu yang pernah melahirkan normal sebelumnya)

Hingga kemarin ada seorang ibu yang pertama kali hamil bertanya kepada saya “Apakah semua ibu yang mau melahirkan HARUS dilakukan pemeriksaan dalam?”. karena banyak sekali ibu yang merasakan trauma karena itu.

Saya bilang kepadanya TIDAK.

Namun….kenyataan di lapangan, YA

Dukun Lebih Sakti

Sering kali saya merenung dan bertanya tanya dalam hati, di jaman dahulu, sekitar 50 tahun yang lalu, dimana para ibu di Indonesia melahirkan di bantu oleh mbah dukun, mereka tidak pernah dilakukan pemeriksaan dalam (pemeriksaan pembukaan melalui vagina) dan mbah dukun itu tahu kapan dan berapa lama lagi sang ibu melahirkan.

Tapi kenapa sekarang semua ibu bersalin harus selalu di lakukan pemeriksaan dalam dan itu seringkali TIDAK HANYA SEKALI tapi berkali kali? berarti lebih pintar mbah dukun jaman dulu dong di banding bidan dan dokter jaman sekarang? ya pertanyaan ini yang seringkali menjadi bahan perenungan saya.

Tidak Nyaman

Bahkan seringkali seorang ibu mengeluh kepada saya bahwa mereka merasa tidak nyaman ketika pemeriksaan dalam tersebut bahkan dilakukan pada saat akhir kehamilan. Biasanya dilakukan saat mereka melakukan pemeriksaan kehamilan di umur kehamilan setelah 36 minggu ke atas.

Kaleidoscope 2015 Bidan Kita

0

Kaleidoscope 2015 Bidan Kita

Tahun 2105 sudah terlampaui, banyak sekali peristiwa yang kami lalui. banyak “ujian” dan banyak duka, tapi dibalik itu semua banyak sekali pembelajaran yang kami dapatkan di tahun 2015 ini.

belajar hal baru, bertemu dengan orang orang baru, guru guru baru, juga menghasilkan karya baru. dan inilah sekilas tentang “perjalanan” Bidan Kita di Tahun 2015.

Triwulan pertama di tahun 2015 adalah awal dari Ujian yang Tuhan Berikan kepada kami supaya kami Naik tingkat. Kami harus berurusan dengan dinas kesehatan, berurusan dengan organisasi profesi berkaitan dengan upaya peningkatan layanan di klinik Bidan Kita.

Namun di balik semua ujian itu ternyata Tuhan punya banyak sekali rencana indah untuk saya khususnya Bidan Kita.

Maret 2015 adalah bulan istimewa bagi Bidan Kita. bulan dimana seolah Tuhan menghempaskan kami di sebuah “Tampoline” dengan sangat kuat, ya..agar kami bisa melambung dengan sangat tinggi  menggapai awan. ini adalah bulan dimana merupakan awal dari pembelajaran saya untuk berproses dalam kehidupan ini menjadi yang lebih baik.

dimulai dari berbagai kesempatan untuk berbagi ilmu dan mendapatkan ilmu baru, Siatsu dalam kehamilan bersama ibu Nina

1610888_10203951752220223_3038857423840339785_n-2 11059202_10203951698938891_5516288511718656791_n-2

di bulan yang sama, kami PT Kristara (Team Hypno-Birthing Indonesia) mulai mempunyai dan menempati kantor baru di Jakarta di kota casablanca. ini adalah meeting pertama kami di kantor baru nan megah itu.

11069399_10203973557925352_3464135265226489907_n 11069798_10204024842967446_798285544182601789_n

banyak harapan yang kami tambatkan untuk Hypno-Birthing Indonesia, bergabung dan menjadi anggota dari Hypno-Birthing Indonesia adalah Anugerah bagi Bidan Kita.

Maret 2015 inilah tahun pertama saya bisa merasakan Nyepi di BALI dan tahun dimana saya bertemu dengan guru guru spiritual saya dan tahun dimana saya bisa menjalin relasi baru dengan soula, dan bidan bidan dari seluruh dunia.

mengikuti Eat and Pray doula dengan beasiswa, membuat ini merupakan hadiah penghiburan dari ujian berat yang bidan kita alami di bulan sebelumnya. disitulah akhirnya saya bisa melakukan kopi darat dengan guru guru saya, inspirator yang selama ini hanya bisa berhubungan melalui dunia maya. dan akhirnya kita bertemu dan berbagi banyak hal. di tahun 2015 ini

11071652_10204102603631414_5826872636511729503_n

bersama Debra Pascali Bonarro , doula dan penggiat Gentle Birth dunia

http://orgasmicbirth.com

10559812_10204071337689785_3330262739038850819_n

bersama Katherine Bramhall

http://www.gentlelanding.com

di bulan April 2015, Bidan Kita mendapatkan hadiah lagi dimana kami boleh bergabung dengan sebuah event organizer besar di jogja untuk berbagi ilmu dan cinta, tanpa harus mengeluarkan biaya apapun. dan kami merasa sangat beruntung dan bersyukur untuk hal ini

11102670_10204145954715164_3599755391560579092_n 10575426_10204174690753547_3330285985641136664_o

Bagaimana Rasanya Setelah Operasi Caesar (SC)?

9

Apakah SC Selalu Jadi Pilihan?

Saat ini, Jumlah ibu yang menjalani bedah caesar terus meningkat di setiap tahun, saya kurang tahu apa alasan dan indikasinya sebenarnya, namun kenyataan di lapangan yang saya amati adalah di sana sini semakin banyak bayi yang lahir melalui operasi SC.

Sampai saat ini saya belum mendapatkan data real secara statistik berapa jumlah ibu yang melahirkan dengan operasi SC di Indonesia namun di Amerika, menurut data yang di lansir oleh badan pusatstatistik disana di tahun 2013 ada sekitar 37%  ibu di AS melahirkan dengan operasi SC.

Nah, Operasi Sectio Caesarea (SC) pada dasarnya tidak boleh dianggap enteng – karena sebenarnya itu adalah operasi perut besar – yang mana seharusnya di lakukan HANYA ATAS DASAR INDIKASI untuk menyelamatkan nyawa ibu, bayi atau keduanya.

Ada banyak hal yang dirasakan oleh seorang ibu bersalin paska operasi SC…dan Anda merasakan satu di antara beberapa poin yang saya sebutkan ini:

Merasa Sendiri: Setiap RS punya standart prosedur sendiri sendiri. ada beberapa RS yang mengijinkan suami atau salah satu pendamping dari keluarga klien ataupun pendamping persalinan yang di sewa oleh klien (doula/bidan) yang diperbolehkan mendampingi ibu pada saat berada di ruang operasi.

Namun sebagian besar RS di indonesia saat ini masih banyak yang tidak mengijinkan seorang ibu yang sedang di lakukan operasi SC di temani oleh orang lain di ruang operasi. Merasa sendiri…ya inilah yang sering dirasakan oleh ibu. bahkan seringkali setelah proses operasi selesai dan sang ibu di pindahkan ke ruangan RR (recovery room) atau ruang pemulihan, ibu pun sendirian di ruangan tersebut dan keluarga tidak boleh menemani. saya kurang tahu apa alasan mereka, namun ini terjadi di sebagian besar RS di Indonesia.

Dan bagi ibu, merasa sendirian adalah perasaan yang seringkali dirasakan dan sangat tidak nyaman. bagaimana dengan pengalaman Anda?

Sulit berjalan: Setelah operasi – dan bahkan sampai 3 hari setelahnya – berjalan mungkin menjadi perjuangan yang berat. Anda mungkin harus membungkukkan badan Anda dan menyeret kaki Anda tertatih tatih hanya untuk sekedar pergi ke kamar mandi.

Sound Healing dan Persalinan Lembut

Melahirkan Tanpa Sakit

Sekitar lima atau enam tahun yang lalu, saya membaca sebuah buku yang cukup menginspirasi saya hingga detik ini. judul buku itu adalah “Childbirth Without Violance” dan buku ini adalah karya seorang dokter ahli kandungan dari perancis namanya Frederick Laboyer. buku ini bercerita tentang

Panduan klasik untuk mencapai sebuah proses kelahiran yang santun dan lembut yang merevolusi cara kita menyambut anak-anak kita ke dunia.

• Dalam buku ini, dijelaskan secara ilmiah tentang apa yang ibu selalu tahu bahwa bayi manusia lahir selalulengkap dengan kemampuan untuk mengalami berbagai macam emosi.

• Menunjukkan bagaimana pencahayaan lembut, suasana yang tenang, dan mandi air hangat memungkinkan diberlakukan kepada bayi yang baru lahir untuk memudahkan fase transisi dari rahim ke dunia tanpa trauma atau takut.

Buku ini merevolusi cara kita memandang sebuah proses kelahiran, mendesak kita untuk mempertimbangkan bagaimana idealnya sebuah proses kelahiran dari sudut pandang bayi .

Mengapa bayi yang  dari rahim yang gelap dan tenang tiba tiba harus keluar atau lahir kedunia dalam kondisi cahaya menyilaukan dan suara yang keras ? Mengapa seorang bayi harus merasa di teror ketika ia hendak melakukan atau mengambil napas melalui paru parunya untuk pertama kali?

Mengapa bayi harus  dipisahkan dari ibunya setelah menghabiskan sembilan bulan di dalam tubuh ibu?

Buku ini menunjukkan kepada kita bagaimana kita dapat menciptakan lingkungan yang penuh ketenangan saat menyambut anak-anak kita: seorang ibu yang santai, pencahayaan lembut, suasana yang menenangkan, dan mandi air hangat yang mencerminkan lingkungan prenatal anak. Teknik sederhana Dr Leboyer ini menunjukkan kepada kita bagaimana kelahiran tanpa kekerasan memiliki implikasi yang luas untuk meningkatkan kualitas hidup manusia secara fisik, emosional, dan spiritual.

Buku inilah yang membukakan mata saya tentang TRAUMA yang sering dialami oleh bayi baru lahir. dan saat membaca buku ini lembar demi lembar, serta melihat film nya, ada satu hal yang menarik yaitu….bagaimana seorang ibu dilatih untuk mengelola nafasnya dan energinya melalui suara dan getaran suara yang di hasilkan.

Dan ketika saya mulai mempelajari tentang efek suara dan therapi ternyata suara, frekuensi dan nada tertentu memang secara ilmiah ada pengaruhnya terhadap bagaimana sel tubuh kita bekerja, sistem endokrin terbentuk dan energi/chakra yang seimbang.

Seperti artikel yang sudah saya tuliskan sebelumnya tentang suara dan proses persalinan di link ini, anda bisa semakin memahami mengapa suara, nada, getaran dan frekuensi yang di hasilkan suara tersebut mampu menjadi “tools” atau alat untuk menciptakan persalinan yang lembut dan minim trauma bagi bayi Anda.

Ini adalah cuplikan video dari buku karya  Frederick Laboyer :

Singing Bowl Untuk masa Kehamilan dan persalinan

Apa Itu Singing Bowl?

singng

Sudah sekitar 3 tahun saya tertarik dengan singing bowl. Banyak sekali artikel maupun penelitian yang saya baca berkaitan dengan singing bowl dan kehamilan persalinan.

Dan beruntungnya saya adalah di tahun 2015 ini saya bisa belajar singing bowl dari seorang ahli dari Darwin, Belanda.

Dan yang paling menyenangkan adalah ketika saya melakukan therapy singing bowl ini, banyak sekali klien yang merasakan nyaman dan yang paling saya rasakan manfaatnya adalah saya bisa berkomunikasi dengan janin di dalam kandungan.

Nah saat ini saya akan berbagi tentang apa itu singing bowl.

Sejarah Singing Bowl

Singing bowl ini berasal dari Tibet, dan telah digunakan selama berabad-abad untuk tujuan penyembuhan dan meditasi. Mereka menciptakan berbagai suara untuk mengembalikan frekuensi getaran normal bagian yang sakit dan menyelaraskan atau mengembalikan harmoni tubuh, pikiran dan jiwa.

Suara yang dihasilkan oleh Tibetan singing bowl ini mampu menyembuhkan Anda dari gangguan stres, nyeri, depresi, dan kebanyakan bentuk dis-stres lainnya.

Proses penyembuhan yang dimulai melalui entraining gelombang otak kita untuk melakukan sinkronisasi dengan resonansi sempurna dari siging bowl tersebut. Nada yang unik membuat kondisi yang sempurna untuk meditasi mendalam, berpikir kreatif dan mendapatkan pesan yang intuitif.

Gelombang sonic murni yang berdering dari Tibetan singing Bowl membangun kemampuan telinga kita untuk mendengar dengan lebih baik.

Menurut Penelitian

Ahli sound Healing, Diane Mandle menyatakan bahwa Tibetan singing Bowl tidak hanya mempengaruhi penyembuhan fisik tetapi juga membuat implikasi yang terjadi pada tingkat emosional dan spiritual jauh lebih dalam. Ini adalah proses regeneratif yang bersatu dengan kebangkitan spiritual yang dapat memiliki konsekuensi besar pada penyakit, dan semua aspek kehidupan kita.

Yuk Gabung di Komunitas, Disini Kita Bisa Saling Mendukung, Berbagi, Dan Menyemangati

Terinspirasi Dari Sebuah Kutbah

Hari ini, tanggal 28 Desember 2015 adalah hari yang istimewa bagi keluarga saya , terutama bagi anak saya tercinta Gabriele Nadina Elloianza (Gebi. red). Karena hari ini di rumah kami ada acara ucapan syukur (bidston.red) karena tanggal 25 Desember 2015 kemarin, Gebi telah di lakukan Sidhi di Gerejanya. Sidhi adalah sebuah tanda bahwa seorang anak Tuhan telah dewasa dalam iman.

Saat upacara bidston ini, pak pendeta Wahyu Nirmala (pendeta GKJ Jatinom) bercerita tentang sebuah kisah. dan beginilah kisahnya:

……”seorang pemuda yang sudah lama tidak pernah bergereja dikunjungi oleh pendetanya. saat itu adalah musim dingin, dan kebetulan pemuda ini adalah merupakan orang yang cukup berada sehingga dia mempunyai tungku perapian di rumahnya untuk menghangatkan diri. ketika pendeta itu berkunjung ke rumah pemuda ini, dengan dingin sang pemuda mempersilahkan pendeta tersebut duduk di depan perapian bersama dengan pemuda tersebut. dan dalam waktu yang lama, tidak ada percakapan sedikitpun antara pemuda dan pendeta tersebut. mereka hanya duduk diam di dean tungku perapian. setelah beberapa lama, sang pemuda tersebut mengambil satu bara api di tungku perapian tersebut, lalu memisahkannya dengan bara api yang lain. dan apa yang terjadi? bara api yang terpisah tadi lama kelamaan apinya mulai padam. dan melihat hal tersebut, sang pendeta langsung mengambil bara api yang terpisah tersebut dan menyatukan kembali dengan “kumpulan” bara api yang lain. dan akhirnya bara api itu menyala lagi. setelah itu pak pendeta berpamitan pulang kepada pemuda tersebut.”…..

Saat saya mendengar cerita dari pak pendeta ini, sesaat saya langsung teringat dengan Anda.

Pentingnya Hidup Dalam Komunitas

Ya….betapa pentingnya kita hidup dalam sebuah komunitas.

Karena di dalam komunitas ini, kita bisa saling mendukung, saling menyemangati dan saling berbagi. sama dengan bara api tadi. di dalam komunitas, kita bisa saling mendukung agar kita semakin percaya diri dan semakin yakin bahwa persalinan itu adalah proses yang menyenangkan.

saat ini ada komunitas yang “kebetulan” saya ikut berperan di dalamnya, yang tentu saja bisa membuat Anda semakin semangat untuk menjalani masa kehamilan yang bahagia dan persalinan yang menyenangkan. di sinilah Anda bisa berbagi, membentuk jejaring bahkan saling membantu dan memberdayakan satu dengan yang lain.

Posisi Mengejan Yang Baik, Para Ibu Wajib Baca Ini, Supaya Lancar Saat Persalinan

Gentle Birth Balance

Di kelas Gentle Birth Balance dan Hypnobirthing yang rutin saya adakan setiap hari di Klinik Bidan Kita, seringkali ada pertanyaan dari para client tentang bagaimana posisi mengejan yang baik.

Karena sebagian besar ibu mengaku bahwa di kelas senam hamil yang mereka ikuti di sebagian besar Rumah Sakit, para bidan disana mengatakan bahwa ketika melahirkan, mereka harus mengejan sekuat tenaga dengan cara tertentu.

Ada yang menganjurkan untuk menarik nafas sebelumnya kuat kuat lalu menahan nafas lalu mengejan, ada juga yang menganjurkan untuk mengarahkan arah hejanan ke perut ibu, kemudian ada juga yang memberikan contoh bagaimana posisi mengejan yang baik di ruang persalinan, dengan posisi kaki yang disangga dengan alat penyangga kaki (red. Sunggurdi) dan lain sebagainya.

Dan kemudian ketika para ibu tersebut membaca sebagian besar artikel di www.bidankita.com, mereka menjadi bingung, karena saya tidak pernah engajarkan mengejan dengan posisi tiduran dengan kaki yang disangga, bahkan saya pernah memposting artikel bahwa melahirkan tidak harus mengejan.

Lalu apa jawaban saya apabila ada pertanyaan tentang bagaimana posisi dan cara mengejan saat melahirkan. Maka jawaban saya adalah..baca minimal empat artikel diatas, renungkan lalu ikuti insting Anda.

Karena proses persalinan adalah proses yang alami, dan proses yang sangat melibatkan insting.

Memang pada kenyataannya atau pada prakteknya di sebagian besar layanan kesehatan baik RS, Klinik, Puskesma atau tempat praktek kebidanan, mereka sebagian besar memerintahkan sang ibu untuk mengejan sekuar tenaga dengan posisi berbaring.

Knowledge Is Power

Namun kembali lagi, kepada Anda bahwa KNOWLEDGE is POWER dan ini adalah pilihan.

Tentang posisi melahirkan, Para peneliti berhipotesis bahwa mengejan dalam posisi tegak menguntungkan untuk beberapa alasan. Dalam posisi tegak, gravitasi dapat membantu dalam membawa bayi lebih mudah untukdi lahirkan.

Selain itu, ketika posisi ibu melahirkan tegak,maka risiko mengompresi aorta ibu menjadi berkurang dan dengan demikian pasokan oksigen yang lebih baik untuk bayi. Posisi tegak juga membantu rahim berkontraksi lebih kuat dan efisien dan membantu bayi mendapatkan posisi yang lebih baik untuk melewati panggul.

Akhirnya, bukti X-ray menunjukkan bahwa dimensi sebenarnya dari outlet panggul menjadi lebih luas dalam jongkok dan posisi berlutut / merangkak (Gupta et al. 2012).

Namun, meskipun berbagai penelitian sudah membuktikan bahwa posisi melahirkan yang terbaik adalah posisi tegak, pada kenyataannya di i AS melahirkan baik berbaring di punggung mereka (57%) atau semi-duduk / posisi berbaring dengan sedikit lebih tegak (35%).

Posisi berbaring miring(4%), jongkok atau duduk (3%), atau posisi tangan-lutut (1%) (Declercq, Sakala et al. 2007). Apalagi di Indonesia, saya kurang tahu angka pastinya namun yang saya lihat dan saya amati sebagian besar bahkan lebih dari 95% ibu melahirkan dengan posisi berbaring dan setengah duduk.

Mengapa bisa demikian?

Ya karena Diperkirakan bahwa sebagian besar wanita didorong atau di motivasi untuk mengejan dalam berbaring atau semi-duduk posisi karena dengan posisi tersebut maka akan lebih nyaman untuk penyedia layanan.

Ketika seorang ibu bersalin mengambi posisi semi-berbaring di tempat tidur, lebih mudah untuk mengakses perut mereka untuk memantau detak jantung janin. Penyedia layanan juga lebih nyaman dengan posisi berbaring atau semi-duduk karena ini adalah sebagian besar dari mereka dilatih demikian saat menolong persalinan (Gupta et al. 2012).

Bahkan di Indonesia pelatihan APN (Asuhan Persalinan Normal) pun di kemas dengan pelatihan posisi ibu bersalin dengan setengah duduk. Bukan dengan posisi alternative yang lain, misalnya jongkok, duduk, merangkan atau bahkan berdiri.

Jadi wajar apabila akan terasa aneh dan terkesan “neko-neko” apabila Anda meminta mereka untuk menorlong anda melahirkan dengan posisi tegak.

Di tahun 2012 dalam acara Cochrane review, Gupta et al. mengumpulkan hasil secara acak dari 22 studi terkontrol yang melibatkan lebih dari 7.200 wanita. Dalam studi ini, perempuan secara acak baik posisi tegak atau non-tegak selama mengejan.