Bidan Kita

Home Blog Page 45

linu panggul di masa kehamilan (Sciatica in pregnancy)

preganat

Seorang ibu hamil datang tadi sore ke Bidan Kita untuk melakukan pemeriksaan rutin.

Saat duduk dan berdiri saya lihat sekilas raut mukanya menyeringai seperti sedang menahan rasa sakit. Dan memang benar saat saya menanyakan hal itu si ibu ini mengeluh bahwa panggul dan selakangan terasa linu dan sakit. Bahkan rasa sakit ini menjalar sampai ke kemaluannya. Sehingga ketika ibu Diyan beralih posisi dari duduk ke berdiri, dari berdiri ke duduk, dari tidur terlentang ke miring, dari berbaring miring ke posisi duduk bahkan saat ingin memakai celana saja ibu Diyan merasa kesakitan.

 

Mungkin keluhan yang ibu Diyan alami inipun juga Anda alami.

Nah saat ini saya akan membahas tentang Linu panggul atau Sciatica.

Sciatica adalah nama yang diberikan kepada sekelompok gejala bukan hanya satu masalah.

Sciatica adalah rasa nyeri yang menjalar dari punggung bawah hingga paha, betis, tumit dan telapak kaki baik pada satu atau kedua sisi kaki. Rasa nyeri tersebut bisa bersifat “tumpul” seperti kram atau “tajam” seperti di tusuk-tusuk dan terbakar, terus menerus atau hilang timbul tetapi semakin lama semakin parah rasa sakitnya.

Rasa nyeri ini dapat meningkat saat duduk, batuk, bersin atau bahkan tertawa.

Sciatica disebabkan oleh iritasi atau peradangan syaraf sciatic, syaraf terbesar dan terpanjang yang menjalar dari punggung bawah melewati belakang sendi panggul dan bercabang hingga kedua belah paha, betis, tumil dan telapak kaki.

Ketika syaraf ini terganggu, maka gejala awal yang sering anda rasakan seperti kesemutan di kaki Anda, linu panggul dengan atau tanpa sakit punggung dan dapat mengirim rasa sakit di bagian belakang kaki Anda.

Apakah saya lebih mungkin untuk mendapatkan linu panggul (sciatica) kalau aku hamil?

Berlawanan dengan kebanyakan kepercayaan, Anda tidak lebih rentan terhadap sciatica jika Anda sedang hamil. Sakit yang disebabkan oleh kehamilan cenderung berada di panggul dan punggung, tidak pada saraf sciatik. Sciatica tidak disebabkan oleh bayi Anda yang menekan saraf.

Jadi jika Anda saat ini hamil dan mengalami linu panggul kemungkinan itu disebabkan karena murni linu panggul atau pergeseran pada tulang sendri di panggul. Biasanya disebabkan kerena tergelincir. Tetapi jika linu panggul itu terasa parah dan nyerinya tetap maka memang kemungkinan anda menderita sciatica

sendi panggul

Bagaimana cirri-ciri linu panggul?

Anda akan merasakan nyeri tajam seperti nyeri terbakar yang datang dan pergi dan sering hanya di rasakan di satu sisi saja. Anda mungkin merasa sakit di punggung bawah, di bagian belakang paha dan bagian belakang kaki Anda.

Anda juga dapat merasakan sensasi terbakar atau kesemutan dan mati rasa atau kesemutan di kaki. Rasa sakit mungkin merata atau luas. Nah pada kasus Sciatika keluhan ini bisa sangat dasyat dan menyebabkan rasa sakit lebih konstan daripada nyeri panggul murni/yang biasa terjadi pada ibu hamil.

Bagaimana sciatica diobati?

Konsulkan ke dokter atau bidan dan meminta untuk dirujuk ke fisioterapis muskuloskeletal. Biasanya ahli fisioterapis akan menunjukkan latihan untuk memperkuat otot panggul, otot perut dan punggung. Dia juga menganjurkan Anda untuk memakai sabuk kehamilan. Setengah dari penderita sciatica pulih dalam waktu enam minggu dan hampir semua (90 persen) sembuh dalam 12 minggu. Obat anti-inflamasi, seperti ibuprofen, memang bisa mengurangi sciatica, tapi dokter tidak akan menyarankan atau memberikan obat itu selama kehamilan. Jadi gunakan terapi lain untuk atasi keluhan tersebut.

Terapi lain yang dapat membantu termasuk osteopati dan chiropractic. Pastikan bahwa Anda menemukan seorang praktisi bersertifikat yang berpengalaman dalam merawat ibu hamil.

Mengapa memilih kelas Hypnobirthing for confidance and gentle birth di bidan kita

0

The Unique Benefits of a Hypnobirthing For Confidance and Gentle Birth Class in Bidan Kita

(Keunikan dan Keuntungan Hypnobirthing For Confidance and Gentle Birth Class di Bidan Kita)

Apa yang membuat Hypnobirthing For Confidance and Gentle Birth Class di Bidan Kita “berbeda” dengan kelas yang Lain?

Banyak hal yang membedakan Hypnobirthing For Confidance and Gentle Birth Class di Bidan Kita dengan yang lain karena hanya disinilah Anda akan mendapatkan info yang lengkap dan jelas plus praktek yang interaktif sehingga Anda bisa menguasai metode ini dan Andapun bisa menerapkannya dimanapun dan kapanpun.

Nah berikut ini beberapa keuntungan dan keunikan ketika Anda mengikuti Hypnobirthing For Confidance and Gentle Birth Class di Bidan Kita:

Keuntungan dan manfaat untuk ibu:

1. Cara Alami mengurangi rasa sakit & keluhan saat hamil dan bersalin (Alexander,(2009), Cyna, AM (2004))

2. Tidak memiliki potensi efek samping terhadap bayi kita (Stave John, 2009)

3. Membuat ibu merasa nyaman, relaks, dan aman menjelang kelahiran (Odent, Michel; Dick-Read, Grantly(2004))

4. Membuat ibu mampu mengontrol sensasi rasa sakit pada saat kontraksi rahim (O”Neil, Michelle LeClaire(2000))

5. Mengurangi Stress (Cyna, AM, McAuliffe, GL, & Andrew, MI (2004). Gaffney, L. and Smith Caroline A. (2004))

6. Membuat Ibu Lebih Tenang dan siap secara mental (Alice A. Martin, PhD;2001)

7. Memperlancar proses persalinan (Hornyak, Lynne M, 2000)

8. Menghilangkan rasa takut, tegang dan cemas (Odent, Michel; Dick-Read, Grantly(2004))

9. Mengurangi resiko komplikasi (Cyna, AM, McAuliffe, GL, & Andrew, MI (2004))

10. Mengurangi resiko komplikasi (Alice A. Martin, PhD;2001)

11. Membantu posisi janin yang sungsang / lilitan tali pusat menjadi normal (Field, T. (2008))

12. Meningkatkan ikatan batin ibu terhadap bayi dan suami (Gaffney, L. and Smith Caroline A. (2004))

13. Ibu Dapat berkomunikasi dengan bayi dalam kandungan (Cass, D., & Sawyers, M. (2011))

14. Meningkatkan kadar endorphin dalam tubuh untuk mengurangi rasa nyeri pada saat kontraksi dan mempercepat proses persalinan (Mongan, Marie F. (1998))

15. Masa Pemulihan/Masa Nifas Semakin Cepat dan Nyaman (Mongan, Marie F. (1998), Alice A. Martin, PhD;2001)

“When you change the way you view birth, the way you birth will change.” ~Marie Mongan

0

“When you change the way you view birth, the way you birth will change.” ~Marie Mongan

Hipnosis & Hypnobirthing untuk Kasus presentasi Bokong/ Sungsang

SONY DSC

Apa yang anda rasakan saat mengetahui posisi janin Anda sungsang? Pasti panik dan bingung yah!

Nah selain banyak cara dan upaya yang bisa Anda lakukan seperti di link ini:

Anda pun bisa mencoba menggunakan Hypnosis/hypnobirthing untuk membantu mengatasi masalah Anda ini. Mari kita bahas!

Pada umur kehamilan antara 32-36 minggu, bayi bulai berubah dari presentasi uprigth menjadi presentasi vertex dan turun ke arah serviks. Namun pada kondisi tertentu, posisi bayi tidak dapat berubah menjadi posisi vertex atau belakang kepala namun tetap pada posisi bokong dibawah. Praktisi hypno-birthing percaya bahwa salah satu faktor dari terjadinya presentasi bokong pada bayi adalah ketakutan, kecemasan dan ketegangan pada tubuh dan pikiran ibu, sehingga menyebabkan kekakuan pada otot-otot dasar panggul dan rahim menjadi tegang dan kaku.

 

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Mehl LE di Department of Psychiatry, University of Vermont College of Medicine, Burlington pada tahun 1994 menyatakan bahwa melalu metode hipnosis 81% dapat mengubah atau mereposisioning feotus dari presentasi bokong ke presentasi kepala dan ini dilakukan pada umur kehamilan 37 sampai 40 minggu.

Lalu bagaimana caranya?

Art of Waterbirth

Camera 360

Menulis adalah salah satu hobi saya saat ini. Melalui menuli saya bisa mengungkapkan pikiran dan gagasan yang ada di otak ini. Dan menulis buku membuat saya semakin senang karena melalui tulisan-tulisan di buku saya harap mampu mencerahkan dan membuka wawasan bagi para ibu supaya mendapatkan pengalaman persalinan yang lebih positif.

Hingga saat ini memang saya masih fokus pada proses persalinan dan kelahiran. Mengapa?

Ya karena ini adalah PONDASI!

Apa jadinya negeri ini jika bayi-bayi yang dilahirkan penuh trauma?

Dan di kesempatan ini saya mencoba menulis tentang WATERBIRTH.

Sebuah metode tentang pertolongan persalinan di dalam air. Ya inilah ilmu! Ilmu memang berkembang, namun perkembangan ilmu tidak selalu dengan mudah diterima oleh kalangan medis. Termasuk waterbirth di Indonesia.

Tentang waterbirth di Luar negeri metode persalinan dalam air ini adalah metode yang sudah sangat populer dan bahkan menjadi pilihan pertama terutama bagi para ibu yang ingin merasakan kenyamanan pada saat persalinan. Tak berbeda pula dengan masyarakat di Indonesia, sejak tahun 2006 metode ini mulai di lirik oleh sebagian ibu dan semakin populer ketika seorang bidan yang beliau juga adalah guru saya, sahabat saya, ibu Robin Lim, seorang bidan asing yang mengabdikan dirinya di Bali dan mendapatkan gelar CNN Hero tahun 2011 yang lalu, yang mana beliau juga melayani dan mempraktekkan metode persalinan waterbirth di klinik nya. di tambah lagi dengan sebuah cerita persalinan waterbirth yang indah oleh seorang pasangan artis Reza Gunawan dan Dewi Lestari tahun 2010 lalu.

Namun waterbirth menjadi sangat kontrovesrial ketika POGI (Persatuan obstetri Gynecologi Indonesia) memberikan surat edaran yang dipublikasikan di media yang berisi bahwa POGI TIDAK MEREKOMENDASIKAN proses persalinan dalam Air. Banyak pihak yang langsung bereaksi, ada yang setuju ketika wacana waterbirth mulai berkembang, namun ada banyak pihak yang menolak bahkan skeptis terhadap waterbirth.

Dan apa jadinya ketika seorang yang berpengaruh dan mempunyai jabatan ternyata skeptic dengan waterbirth kemudian mengungkapkan opini ketidaksetujuannya terhadap ilmu ini? Tentu opini pribadinya otomatis akan menjadi opini publik yang diyakini kebenarannya. Banyak sekali calon ibu dan ayah yang akhirnya bertanya kepada saya dan menanyakan tentang hal ini. Dan di dalam buku ini saya tidak akan berperan sebagai oposisi namun saya hanya ingin memberikan penjelasan sehingga mispersepsi yang terjadi tentang waterbirth dapat lebih di minimalisasikan.

Dan sebelum saya melanjutkan tulisan ini, memang hingga akhir tahun 2012 ini, praktisi baik bidan dan dokter yang sudah terlatih melakukan waterbirth masih kurang dari 100 orang. Dan itu adalah jumlah yang sangat minim mengingat di satu kabupaten saja jumlah bidan saja bisa mencapai lebih dari 500 orang. Bisa Anda bayangkan betapa sedikitnya praktisi waterbirth di indonesia. T

anggapan positif saya terhadap surat edaran ini adalah jika waterbirth langsung direkomendasikan dan bahkan di anjurkan sedangkan praktisinya masih sedikit bukankah ini memicu terjadinya mal praktek? Mengingat animo masyarakat terhadp waterbirth sangatlah luar biasa? Tahun lalu saya mendapatkan email dari IWBA (indonesian Water Birth Ascosiation) dimana ini adalah organisasi tempat para praktisi waterbirth di Indonesia, sebuah surat dari HKFMI (Himpunan Kedokteran Fetomaternal Indonesia) yang menanggapi tentang tanggapan mengenai waterbirth di No: 033/HKFM/VIII/2010 yang mana menyatakan bahwa HFKMI tidak melarang waterbirth selama tindakan yang dilakukan tetap memperhatikan prinsip-prinsip prosedur persalinan dan etika kedokteran secara umumnya (Lege Artis), dan surat dari POGI sendiri no 219/Int-Ketum/X/12 yang menyatakan bahwa surat edaran POGi bersifat sebagai Rekomendasi, bukan bersifat Larangan.

Alangkah indahnya jika semua bayi-bayi yang dilahirkan disambut dengan penuh kelembutan dan cinta

0

Alangkah indahnya jika semua bayi-bayi yang dilahirkan disambut dengan penuh kelembutan dan cinta

Impian saya adalah setiap ibu mengalami pengalaman yang positif saat melahirkan bayi yang di kandung

0

Impian saya adalah setiap ibu mengalami pengalaman yang positif saat melahirkan bayi yang di kandungnya

Tips untuk tetap “SURVIVE” di Kehamilan Lewat Waktu

 

Perut semakin besar, pinggang dan punggung semakin sering terasa tidak nyaman, tulang kemaluan dan selakangan udah sering “nyut-nyutan”, Tanggal dan Hari perkiraan Lahir sudah terlampui atau sudah lewat, BBM dan Hp (SMS), FB dan Twitter semua isinya menanyakan “Kapan lahir?” atau “Kok Lama Amat? Kok belum lahir-lahir?”, tiap kali jalan kaki di pagi hari dan bertemu dengan tetangga atau saudara selalu yang didengar adalah pertanyaan yang sama yaitu “itu perutnya udah terlihat turun lho, sepertinya sudah waktunya, kapan lahir mbak?”

Galau, Gundah Gulana, Khawatir, itu yang Anda rasakan ketika Umur kehamilan Anda sudah melewati Hari Perkiraan Lahirnya.

Nah berikut ini akan saya ceritakan beberapa kasus yang terjadi dengan klien saya di Bidan Kita. Namun beberapa hal yang perlu di catat adalah, bahwa hamil dan melahirkan itu unik, sehingga antara ibu yang satu dengan ibu yang lainnya belum tentu sama, berikut juga Antara Anda dengan ibu-ibu yangs aya ceritakan disini belum tentu juga sama. Namun harapan saya, cerita ini bisa menjadi referensi bagi Anda.

** Kasus A.

Ny Fransiska, umur 25 tahun, Hamil pertama. Saat itu sengaja “Mengeram” di Bidan Kita karena saking Galau-nya atau Gundah perasaannya karena umur kehamilannya saat ini sudah menginjak 41 minggu lebih 2 hari. Dimana semua anggota keluarga besar dan sanak saudara sudah “ribut” menanyakan kapan cucu atau keponakannya lahir. Saking gundahnya hingga Ny fransiska-pun selalu sedih dan enggan melihat Hp. Apalagi menerima telephone dari saudara atau teman yang diduganya paling hanya menanyakan persalinannya yang tak kunjung tiba ini.

Saat itu Bidan Kita belum mempunya USG sehingga saya menganjurkan Ny Fransiska Untuk memeriksakan kondisi dan kesejahteraan janinnya ke dokter spesialis kandungan di daerah saya. 3 jam kemudian ketika Ny Fransiska pulang dari DSOG A. Wajahnya sangat murung dan terlihat sedih karena DSOG A langsung memberikan surat rujukan untuk di induksi atau SC di RS dan melarang kembali ke Bidan Kita. “jangan main-main lho bu, ini sudah pengapuran plasentanya dan ketubannya sudah mau habis! Hari ini atau malam ini tetap harus segera di keluarkan. Ini saya berikan surat rujukannya!” kata sang DSOG.

Melihat Ny Fransiska yang begitu “kacau” kondisi emosinya, saya mengusulkan untuk malam itu juga memeriksakan diri lagi ke DSOG yang lain. Namun catatannya adalah saya meminta Ny Fransiska memalsu hari haid mens terakhir sehingga saat periksa itu hitungannya umur kehamilannya masih 39 5 atau 40 minggu-an. (jangan di tiru) mengapa saya mengusulkan demikian karena sebenarnya hanya untuk chross check hasil pemeriksaan by USG saja Antara dokter yang satu dengan dokter yang lain dalam waktu yang berdekatan. Komitmen saat itu adalah jika DSOG B hasilnyapun sama dengan DSOG A, maka induksi atau Sc adalah pilihan yang tepat.

Nah ketika tiba di tempat praktek DSOG B, dan mengaku umur kehamilannya belum genap 40 minggu, ternyata saat di USG, sang dokter mengatakan: “Sehat bu, plasenta normal, bagus, ketuban juga cukup, seminggu lagi kontrol lagi ya?”

Nah! 2 dokter di waktu yang berdekatan hasilnya beda.!

Akhirnya Ny Fransiska memutuskan untuk tetap stay di Bidan Kita dan relaksasi. Alhasil esok harinya kontraksi menjadi intens, dan persalinan terjadi dalam waktu yang singkat dan dengan proses normal yang nyaman sekali.

**Kasus 2

Ny Kumala, hamil ke tiga, dengan umur kehamilan 40 minggu 4 hari, sama seperti perasaan Ny Fransiska, inipun juga Ny Kumala alami. Hampir tiap hari ibu dan mertuanya menanyakan “kok belum?”. Hingga kadang Ny Kumala pun merasa engan untuk keluar dari kamarnya. Tiap hari minum jus nanas, makan buah durian, kiwi dan pepaya, tapi kontraksi tidak juga kunjung datang, hingga akhirnya keluarganya pun memaksanya untuk ke rumah sakit untuk periksa. Walaupun hasilnya adalah kondisi bayinya semuanya sehat, tetapi tetap saja keluarga merasa tak sabar. Akhirnya begitu umur kehamilan 41 minggu, keluarga Ny Kumala Memutuskan untuk membawa nya ke Rumah sakit untuk di Induksi. Sudah berbagai upaya dilakukan ny Kumala untuk menolak, namun dia tidak mendapatkan dukungan bahkan dari suaminya sendiri yang ternyata juga panik. “takut terjadi apa-apa”

Setelah ke rumah sakit dan di induksi, singkat cerita, ternyata proses induksi gagal. Karena bayinya mengalami Distres di induksi botol infus syntocinon ke dua. Ny Kumala pun merasakan kontraksi yang luar biasa sakit. Akhirnya Operasi Sesar adalah pilihan satu satunya saat itu.

Nah tentunya Anda tidak ingin kejadian-kejadian yang seperti kasus-kasus tersebut terjadi dalam kehamilan Anda bukan? Nah cobalah tips terbaik kami untuk bertahan dan tetap tenang ketika bayi Anda tidak kunjung lahir padahal hari perkiraan lahirnya sudah terlewati:

1. Bicaralah dengan dokter atau bidan Anda.

setiap wanita/ibu memiliki berbagai pendapat tentang persalinan dan melahirkan. Beberapa lebih suka alami, menunggu dan menikmati proses, sementara yang lain sangat cemas dan bersemangat serta tertertarik untuk induksi. Dalam generasi ibu saya dulu bahkan nenek saya, tidak jarang seorang wanita melahirkan pada usia kehamilan 42 atau bahkan 43 minggu. Namun Saat ini banyak dokter yang akan menginduksi dan bahkan mengharuskan induksi ketika umur kehamilan sudah mencapai 40 atau 41 minggu dan tanda persalinan belum juga ada. Jika Anda lebih memilih menunggu dan melihat proses, atau leher rahim Anda kurang baik/siap untuk induksi, dokter atau bidan akan memonitor Anda dan bayi dengan teliti. Anda mungkin akan dianjurkan untuk periksa Nosn Stress Tes (NST) di Rumah Sakit atau profil biofisik dilakukan sekali atau bahkan dua kali seminggu. Pada 42 minggu dokter Anda kemungkinan besar akan memilih untuk menginduksi terlepas dari apakah serviks Anda siap atau tidak.

Senjata makan Tuan

IMG_2099

Kok Judulnya Seperti Novel saja?

Ya benar!

Apa arti Senjata makan Tuan? Dalam kamus bahasa indonesia, arti dari peribahasa ini adalah sesuatu yg direncanakan untuk mencelakakan orang lain, tetapi berbalik mengenai diri sendiri.

Sebenarnya peribahasa ini tidak terlalu pas untuk menceritakan apa yang akan saya tuliskan di artikel ini, namun antara pas atau tidak, mari kita pas-pas in saja hehehe.

………………………………………………..

Amir : ” Bejo!, tau gak kabar terbaru?”

Bejo : “Apa mir?”

Amir : “Itu Lho Dokter Seno, dokter ahli jantung paling terkenal di kota, kemaren di rawat di

ICU karena mendapatkan serangan jantung lho!”

Bejo : “Lho Kok bisa? Bukannya beliau dokter ahli penyakit jantung? Kok malah sakit

jantung?”

Amir : “Nah itu juga aku gak tahu? Kok bisa ya?”

Bejo : ” Ya udah dech, kapan kita besuk?”

Amir : “Besok selasa ya?”

Bejo : “Siap!”

………………………………………………..

Amir : “Bejo! Kakakmu katanya habis melahirkan? Bagaimana? Normal Kan?”

Bejo : “I ya Mir, terimakasih! Tapi Sesar!”

Amir : “Lho kenapa? Bukannya pas hamil sehat-sehat saja? Ada indikasi apa memangnya

kok sampai harus sesar! Bukannya kakakmu seorang bidan? Kan harusnya dia tahu

ilmunya?”

Bejo : “kakakku kehabisan tenaga saat mengejan kemaren! Akhirnya dia menyerah dan

diputuskan operasi saja bisar cepat.”

Amir : “Oooohhh…”

……………………………………………………

Sebuah percakapan duo sahabat yaitu Amir dan Bejo yang menarik!

Ya semakin menarik bagi saya setelah mengamati dan mencoba mendata apa yang terjadi di sekitar.

Kasus 1:

satu Tahun lalu, saya mempunyai klien seorang bidan yang sedang hamil anak kedua. Cerita persalinan anak pertamanya sangat traumatik, karena dia di induksi dan mengalami rasa sakit yang menurutnya luar biasa, dan dia mengalami trauma saat di lakukan penjahitan perineum karena saat itu dia di episiotomi dan robekan yang terjadi justru sampai derajat 3 dimana lukanya hingga hampir merobek otot di spincter ani (otot anus).

Dan di kehamilan kedua ini dia mengalami ketakutan yang luar biasa. Takut kejadian di persalinan pertama terulang kembali.

Nah singkat cerita, si ibu ini umur kehamilannya melebihi 40 minggu. Dimana sudah HPL, tapi sang janin belum juga menunjukkan tanda-tanda mau lahir.

Sang ibu ini sangat khawatir, dan dia semakin stres karena semua teman di puskesmasnya menganjurkan untuk segera induksi bahkan dokter puskesmasnya-pun menganjurkan demikian. Inilah kalimat yang diucapkan teman-teman sesama bidan yang membuat dia semakin stres:

“Wik, kamu kan tahu teorinya! Kalau umur kehamilan lebih dari 40 minggu itu bahaya! Ada pengapuran plasenta, belum lagi nanti ketuban anakmu semakin berkurang! Kamu gak kasihan sama anakmu! Udahlah segera induksi aja! Atau sesar sekalian biar cepet! Ngapain nunggu lama-lama!”

 

Alhasil, karena desakan-desakan dari teman-temannya di puskesmas, klien saya ini memutuskan untuk induksi kembali dan alhasil induksi yang dilakukan sangat menyakitkan dan gagal hingga berakhir ke meja operasi.

Dan satu minggu kemudian bu bidan Dewik (nama samaran) ini datang ke Bidan Kita untuk melakukan healing birth trauma. Karena dia mengalami trauma berat dan depresi post partum.