Bidan Kita

Home Blog Page 44

Ketakutan hanya bisa di atasi dengan IMAN.Ingat melahirkan itu Nyaman, karena Tuhan sudah mendesain

0

Ketakutan hanya bisa di atasi dengan IMAN.Ingat melahirkan itu Nyaman, karena Tuhan sudah mendesain tubuh wanita sedemikian rupa untuk melahirkan normal alami.

SPINKTER LAW -Ketika Serviks Menutup Kembali-

Ika 1

Mungkin di antara Anda pembaca pernah membaca kisah persalinan saya 12-an tahun yang lalu di web www.bidankita.com maupun di buku saya yang berjudul “Siapa Bilang Melahirkan Itu Sakit”

Nah saat ini saya akan share tentang sebuah ilmu yang mungkin belum Anda ketahui. Yaitu tentang hukum dalam Spinkter atau Spinkter Law.

Namun sebelumnya saya ingin bercerita kembali tentang kisah perjalanan kehamilan dan persalinan saya, supaya mengingatkan Anda.

Perjalanan saya akan kehamilan sangat unik, walaupun saya berhasil melahirkan tanpa rasa sakit, namun banyak kisah yang terjadi selama proses kehamilan saya. Ini adalah kehamilan pertama saya dan saya beruntung karena selama hamil, hampri tidak pernah merasakan “mabok” ataupun mual muntah seperti orang kebanyakan. Dalam istilah jawa di kehamilan saya, saya termasuk “ngebo” yang artinya tak ada keluhan apapun, hobinya makan dan tidur. Namun ketika usia kandungan saya menginjak 21 minggu, saya mengalami perdarahan dan Abortus imminen (abortus yang bisa dipertahankan) saat itu serviks saya sudah membuka sekitar 1 cm. Dugaan saya saat itu mungkin karena saya habis bercinta dengan suami, maklum suami pulang hanya tiap sabtu minggu, dan itu adalah hari minggu malam kejadiannya. Dan riwayatnya, selama hamil, libido saya justru naik sehingga hampir tiap suami pulang, kami pasti bercinta. Dan dugaan saya, ternyata serviks saya tidak terlalu kuat dan tidak tahan dengan prostatglandin yang ada di sperma suami sehingga begitu saya terangsang, hormon oksitosin naik, sehingga saya langsung kontraksi, dan begitu suami ejakulasi maka serviks saya langsung bereaksi pula. Sempat saya mondok di RS sekitar 3 hari, mendapatkan duvadillan (obat penguat kandungan) dan beruntung janin saya bisa dipertahankan saat itu. Di bulan ke-6 saat itu saya main ke sebuah tempat ziarah di klaten yaitu Sendang Sri Ningsih, ada 100-an anak tangga yang harus saya lalui dan itupun di sebuah bukit. Sepulang dari ziarah, malam harinya sayapun kontraksi kembali, dan perdarahan kembali. Setelah dibawa ke Rumah Sakit saat itu ternyata saya sudah mengalami pembukaan 5 cm. Akhirnya mondok selama 3 hari, dan duvadillan kembali masuk sebagai penguat kandungan, dan beruntung lagi selama 3 hari kontraksi menjadi hilang dan “anteng” lagi, sehingga saya diperbolehkan pulang, dengan pesan saya sementara dilarang bercinta dahulu ^_^.

 

Akhirnya kegiatan saya dirumah hanyalah makan, tidur, makan, tidur sambil selalu mendengarkan musik klasik dan menyusun kliping seputaran ibu melahirkan dan bayi baru lahir serta resep-resep makanannya

Nah di kehamilan antara 7-8 bulan, di tradisi jawa ada upacara “MITONI” sebagai ucapan syukur dan doa untuk keselamatan janin saya. Selesai acara mitoni, saya merasa happy sekali dan karena rumah saya begitu kotor (bekas aktifitas memasak) sayapun ikutan mengepel lantai, saya ingat sekali saat itu saya jongkok sambil mengepel seluruh lantai dapur dengan begitu semangatnya menggunakan sunlight karena lantai dapur saya terkena minyak.

Nah mungkin karena terlalu capek sehingga malam harinya saya mengalami kontraksi untuk ketiga kalinya. Dan jam 21.00 saat saya di rumah sakit dan di periksa oleh dokter saya sudah mengalami pembukaan 7cm. Dan saat itu diperkirakan saya akan melahirkan sekitar jam 24.00. saya hanya di suruh tidur miring dan menunggu. Namun yang terjadi, kontraksi saya bukannya bertambah tetapi justru melambat dan semakin lama semakin hilang. Orang tua dan suami saya malah sampai tidur ngorok di kamar sehingga sepanjang malam saya tidak bisa tidur, bukan karena kontraksi namun karena suara ngorok mereka heheh. Sempat saya marah dengan diri dan bayi saya, saya merasa kok dia sangat merepotkan sekali? Hingga saya menangis dan merasa begitu kesal dan marah. Dan alhasil, saya tidak jadi melahirkan hari itu. Di observasi selama 3 hari tanpa obat apapun, ternyata proses persalinan saya terhenti dan akhirnya saya kembali diperbolehkan untuk pulang.

Selama dirumah saya mulai enjoy dan tidak pernah ada yang namanya kontraksi ataupun perdarahan, semakin lama bayi saya semakin tumbuh dengan sehat, dan di akhir kehamilan kegiatan saya adalah bernyanyi dan goyang panggul sambil melihat VCD Shah Rukh Khan “Kuch Kuch Hota Hai dan Mohabattein” yang bisa sehari sampai 3-4 kali saya putar dan saya ikuti tariannya.

Dan di malam minggu tgl 24 Maret 2001 yang lalu , jam 5 sore saya masih goyang india, jam 20.00 suami saya pulang dari Ungaran tempat kerjanya, dan saya masih enjoy makan malam sembari ngobrol dengan suami, lalu di jam 22;00 saat saya mau tidur, saat suami mencium perut saya, tiba tiba ketuban saya pecah dan lalu saya berjalan ke kamar ibu saya dan jam 23:00 bayi mungil saya GABRIELE NADINA ELLOIANZA lahir di kamar ibu saya. Tanpa rasa sakit

Saat itu saya begitu penasaran dengan perjalanan kehamilan dan proses persalinan saya, karena 2 bulan setelah melahirkan saya melanjutkan kuliah di kebidanan, dan saya bertemu dengan dr Lilik SPOG yang saat itu beliaulah yang memeriksa saya dan menyatakan saya sudah pembukaan 7cm, saya bertanya kepada beliau dan beliau menyatakan kemungkinan saya mengalami kelainan yaitu serviks inkopenten dimana otot dan serabut di serviks kurang dari normal sehingga mudah sekali membuka, namun saat saya baca lagi di berbagai sumber, jika saya mengalami serviks inkopeten, kemungkinan saya harus pasang ring (semacam) cincin untuk menahan serviks agar tetap tertutup, dan kemungkinan besar saya tidak bisa memakai kontrasepsi IUD karena kelainan itu. Tapi kenyataannya saya tetap pakai IUD dan tidak pernah ada masalah dengan serviks saya (Atau mungkin tingkatan serviks inkopeten yang saya derita tidak terlalu parah mungkin? Bisa jadi demikian)

Nah lalu apa hubungannya dengan spinkter law dalam judul artikel ini dengan kasus saya?

Hingga saat ini tentang seputar serviks, saya masih belajar dan belajar, sampai saya menemukan buku karya Ina May Gaskin yang berjudul “Spiritual Midwifery” dan dalam buku itu membahas tentang serviks.

 

 

Anda Ingin Merasakan Orgasme saat melahirkan?

Anda Ingin Merasakan Orgasme saat melahirkan?

Bagi Anda yang pernah merasakan orgasme, coba ingat kembali bagaimana rasanya? Enak? Nikmat? Bahkan tak bisa di ungkapkan dengan kata-kata bukan?

Dan pastinya Anda inginkan lagi lagi dan lagi….kalau enak pasti kan pengen lagi? Heheh

Kapan seorang wanita biasanya mengalami orgasme?

Anda pasti menjawab…saat BERCINTA dengan orang yang mereka kasihi bukan?

Nah lalu bagaimana kalau saya menjawab…saat MELAHIRKAN!

Wow..saat melahikan?! Masa?!

Ya!! Dan saya pernah melihatnya beberapa kali bahkan berkali-kali terjadi pada klien saya , betapa beruntungnya saya.

 

Lalu bagaimana bisa itu terjadi? Mari saya jelaskan

Berbagai Pilihan Tuk Ubah Posisi Sungsang menjadi Letak Kepala

Dalam 1 bulan terakhir ini, ada beberapa ibu hamil yang datang ke Bidan Kita untuk berupaya mengatasi keluhannya yaitu posisi janin mereka yang SUNGSANG.

Rata rata dari mereka dengan umur kehamilan di atas 34 minggu yang menurut dokter yang merawat mereka, bahwa bisa dipastikan harus melahirkan melalui operasi sesar karena posisi sungsang tersebut, menurut mereka tidak mungkin bisa di perbaiki atau di koreksi.

Ada klien yang datang dari Klaten sendiri, namun banyak juga yang datang dari Jogja, Solo, Sukoharjo, Bolyolali, bahkan Temanggung.

Ada banyak alasan mengapa posisi bayi sungsang antara lain: alasan emosional, tali pusat yang pendek, adanya kelainan bentuk/anatomi pada rahim, ligamentum ibu yang terlalu ketat dan kuat atau torsi otot, subluxation tulang ibu, posisi penanaman plasenta , otot perut ibu yang terlalu ketat dan tegang, tingkat/volume cairan ketuban (berlebihan maupun terlalu sedikit), atau riwayat keluarga ibu dimana mempunyai riwayat sungsang. Dan semua bisa memainkan peran disini.

Pada jaman dahulu, sebelum tahun 80-an hingga 90-an, masih banyak ibu yang bisa melahirkan normal walaupun posisi bayinya sungsang. Namun saat ini sebagian besar dokter atau bidan yang dinas di rumah sakit akan menjadwalkan untuk melakukan operasi caesar pada umur kehamilan antara 37-39 minggu

Walaupun sebenarnya ada beberapa pilihan yang dapat Anda ambil ketika Anda mengalami kehamilan sungsang ini:

  1. Untuk memilih melakukan operasi caesar yang direncanakan
  2. Untuk berusaha mengubah posisi bayi yang sungsang menjadi letak kepala (vertex)
  3. Untuk mencari dan berdiskusi dengan tenaga kesehatan yang mampu dan mau memfasilitasi Anda untuk bisa melahirkan normal walaupun posisi bayi Anda sungsang.
  4. Untuk tetap menunggu hingga tanda persalinan ada sebelum memeriksa untuk melihat bagaimana perkembangannya apakah bayi masih sungang dan kemudia kembali memilih operasi caesar.

Nah karena saya adalah bidan maka saya selalu menganjurkan klien saya untuk Mencoba untuk Mengubah Posisi Bayi terlebih dahulu dengan melakukan berbagai cara dan upaya dan berikut ini ragam upayanya dan juga rasionalisasinya:, semoga bermanfaat bagi Anda:

Seperti yang pernah saya tulis di link sebelumnya di :

– https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=175:cara-mengubah-bayi-sungsang-menjadi-letak-kepala&catid=40:monthly-guide&Itemid=34

Dalam artikel ini saya akan mencoba menguraikan setidaknya cara yang agresif untuk mendorong bayi untuk mengubah / posisinya menjadi kepala di bawah. Dengan contoh yang mudah dari jenis latihan dan kegiatan yang berkisar dari kebiasaan sehari-hari.

Banyak ahli dan sayapun menyatakan bahwa sebagian besar bayi yang sungsang terjadi pada ibu yang mengalami gangguan emosional atau mental, stres, panik dan kekhawatiran yang berlebihan.

Ini dapat termasuk :

– Calon ibu yang takut dan sangsi akan kemampuannya untuk menjadi seorang ibu.

– Calon ibu yang memunyai konflik pribadi yang belum terselesaikan, bisanya konflik internall maupun konflik relationship/hubungan dnegan orang terdekat.

– Calon ibu yang tidak terlalu menginginkan bayinya.

Ketika seorang ibu hamil tidak yakin apakah ini mungkin menjadi alasan yang menyebabkan posisi bayinya menjadi sungsang, saya seringkali mengajak dan memotivasi mereka untuk meluangkan waktu agar fokus dan membuat semacam catatan, jurnal atau buku diary. Ini berarti bahwa ibu akan meluangkan waktu di mana dia tidak akan terganggu untuk menulis. Cobalah untuk kosongkan kandung kemih, siapkan beberapa lembar kertas dan pena. Selama menulis journal , Anda harus bersikap jujur ​​tentang perasaannya terhadap ibunya, menjadi seorang ibu, dan tidak hamil lagi . Kemudian , selama waktu menulis , Anda harus menulis tanpa jeda – bebas sehingga memungkinkan kata-katanya yang tertuang berasal dari pikiran dan hati Anda, tidak ada koreksi tata bahasa dan tidak ada mencoret.

Nah silahkan pilih beberapa alternatif cara untuk mengoreksi posisi janin Anda seperti di bawah ini:

  1. Breech Tilt

Adalah teknik inversi yang sangat dikenal untuk  membantu merubah posiis bayi sungsang menjadi posisi kepala di bawah. Anda bisa gunakan teknik ini 1-3 kali sehari jika bayi Anda sungsang. Anda dapat mulai sedini 30-32 minggu dan terus sampai Anda tahu bahwa bayi Anda kepalanya udah “mapan” di bawah. Beberapa dokter atau bidan  menyarankan untuk memulainya di akhir kehamilan sekitar 34 minggu karena sebagian besar bayi membalik sendiri. Namun tak ada salahnya Anda melakukan lebih dini apabila kehamilan Anda sudah terdeteksi sungsang, karena tehnik ini tidak invasif. Sehingga cukup aman dilakukan.

Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan perut kosong saat bayi aktif (segelas besar jus jeruk manis dapat merangsang bayi Anda aktif bergerak, ini karena kadar gula yang tinggi), Dan bersantai . Ada sejumlah variasi , tetapi secara umum banyak waktu yang Anda dapat habiskan dengan pantat Anda di atas kepala Anda , lakukan secara teratur untuk hasil terbaik .

Bagaimana Caranya?

Mudah kok, Anda tinggal tidur aja terlentang,  dengan lutut ditekuk, dan kaki Anda rata di lantai. Angkat panggul Anda, lalu letakkan beberapa  bantal agar bokong Anda terangkat sekitar 10-15 inci lebih tinggi dari kepala Anda.

breech tilt

 

*gambar di ambil dari : disini

Atau bisa juga berbaring telentang dengan kaki Anda menempel tinggi di dinding, lalu dorong dengan kaki Anda untuk mengangkat pinggul Anda, kemudian tempatkan  bantal di bawah punggung bagian bawah. Atau lihat ilustrasi ini.

 1a350c2ea799e6615fc852bf3a296c11

Bisa juga dengan meletakkan  alas setrika atau papan lainnya sehingga pada membentuk sudut  40-45 derajat. Berbaring diatasnya, dengan kaki di atas dan kepala di bawah. Tekuk lutut Anda.

breech-tilt Alternative health solutions of nj

photo3-408x408

*ilustrasi gambar diambil dari sini

WORKSHOP GENTLE BIRTH BALANCE

0

Fiuhhhh! Akhirnya di JOGJA ada juga kelas tuk persiapan persalinan. Lahir, hamil, melahirkan, menyusui juga pengasuhan adalah sebuah siklus alami yang di desain secara sempurna dan ajaib oleh Sang Pencipta. Ketika salah satu proses tersebut menjadi sebuah pengalaman yang traumatik, pastinya akan terekam kuat di dalam tubuh dan pikiran. Apalagi proses melahirkan dan dilahirkan. Ini adalah proses alami yang “tertua” dan sangat transformasional. Sebuah pengalaman hidup yang luar biasa bagi manusia. Bebas dari trauma? Tentu itu yang Anda inginkan bukan?

Dan tentu untuk mencapai itu tidaklah Instan, butuh upaya untuk mewujudkannya dan Bidan Kita berusaha untuk menjawab semua itu This is about GENTLE BIRTH BALANCE PROGRAM.

 

Setelah belajar tentang gentle birth dan menjalankannya di tempat praktek, banyak hal yang saya pelajari dalam persalinan dan kelahiran bayi. Saya belajar tentang pentingnya nafas, pentingnya tubuh yang siap, pentingnya pikiran yang tenang, pentingnya pembersihan trauma, kesabaran, keseimbangan, hormonisasi, lingkungan yang mendukung, juga rasa percaya diri baik ibu maupun penolong dan pendamping persalinan. Ada lima metode utama yang saya ajarkan didalam gentle birth balance: Mindfullnes, Healing Birth Trauma, Relaxation and Meditation, Womb breathing lalu Mind and Body balance.

Butuh waktu untuk bisa menguasai kelima metode tersebut, namun pada kesempatan ini saya mencoba untuk berbagi dengan Anda, supaya Anda bisa mendapatkan pengalaman persalinan yang menyenangkan dan bahkan tanpa mengejan, tanpa rasa sakit, atau bahkan Anda bisa melahirkan sambil tersenyum atau tertawa Nah mari ikuti Workshop Group Gentle Birth balance yang di kemas apik dan interaktif disini Anda bisa datang bersama pasangan atau calon pendamping (Ibu/Mertua/Saudara/teman) Anda saat persalinan nanti. Dan di umur kehamilan berapapun, Anda tetap bisa mengikuti program ini, karena semakin dini maka keberhasilan program ini semakin bagus/tinggi.

Gentle Birth Balance Workshop Hari / Tanggal : Minggu, 15 September 2013 Waktu : pk. 08.00 s/d 16.00 (break ISHOMA pk. 12.30 s/d 13.00) Tempat : Jogja Village Inn Silahkan Klik di http://jvidusun.co.id/ Alamat : Jl. Menukan 5 Karangkajen – Yogyakarta 55153 Indonesia.

Investasi : Rp. 650.000 (couple)

Contact person : • SMS = Ita/ Widya / Lia di 0272-3111884 •

Facebook = https://www.facebook.com/yesie.aprillia •

Fanpages = https://www.facebook.com/pages/Bidan-Kita/215563711787505 •

Email = [email protected]

FAKTA tentang Induksi, C-Section, &VBAC

Induksi Buatan dan Operasi Sesar merupakan intervensi yang memang kadang diperlukan dalam rangka untuk menyelamatkan jiwa ibu maupun bayi. Namun di satu pertanyaan yang sangat menggelitik batin dan pikiran saya adalah, mengapa semakin hari kian banyak ibu yang harus di Induksi atau harus melakukan Operasi Sesar? Sehingga seolah-olah seorang wanita sudah kehilangan kemampuan tubuhnya untuk melahirkan secara normal alami. Padahal kita tahu dan saya meyakini bahwa Tuhan sudah mendesain tubuh wanita SEMPURNA untuk melahirkan normal alami. Untuk itulah tuhan ciptakan Vagina bukan?

Lalu apa yang harus Anda lakukan?

Bidan Kita selalu berusaha untuk mendorong setiap wanita untuk memahami risiko, manfaat, dan alternatif untuk prosedur ini sehingga Anda dapat membuat keputusan dengan bijak demi Anda, bayi dan keluarga.

Dan inilah fakta tentang Induksi Buatan atau Pacuan Persalinan

1. Bukti penelitian untuk induksi atau pacuan persalinan Dari http://evidencebasedbirth.com/crank-up-the-pit-2/, yang ditulis Oleh Rebecca L. Dekker, PhD, APRN enyatakan bahwa

Oksitosin (nama merek = Pitocin, Syntocinon) adalah stimulan rahim yang merupakan versi sintetis (buatan manusia) dari oksitosin alami. Oksitosin alami adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis di otak Anda. Pada seseorang yang masuk dalam proses persalinan secara spontan, hormon ini tidak selalu memulai persalinan, tetapi membantu memunculkan kontraksi. Hormon oksitosin alami disebut “cinta” hormon, karena selain mampu menunculkan kontraksi, itu juga membantu dengan menyusui, gairah seksual, meningkatkan ikatan ibu-bayi, meningkatkan kepercayaan, mengurangi ketakutan, dan mempersiapkan otak bayi untuk lahir (Lehne, 2010).

 

Sayangnya, oksitosin sintetik (Pitocin, Syntocinon) bukan hormon cinta, karena dia sebagian besar tidak melintasi penghalang darah di otak. Pitocin/ Syntocinon hanya meningkatkan kekuatan, frekuensi, dan durasi kontraksi uterus. Obat ini tidak bekerja di awal kehamilan, karena rahim tidak cukup sensitif dengan oksitosin pada saat itu. Ketidakpekaan dengan oksitosin inilah yang menyebabkan induksi sebelum tubuh siap menjadi tidak berhasil. Oksitosin secara struktural mirip dengan hormon lain yang disebut hormon antidiuretik (ADH). Kedua hormon tersebut yaitu oksitosin dan antidiuretik dapat meningkatkan retensi air(pembengkakan dan cairan yang berlebihan).

Oksitosin (Pitocin/ Syntocinon) adalah obat yang diberi label khusus tanda “beresiko” yang berarti bahwa obat ini memiliki risiko tinggi menyebabkan kerusakan signifikan jika terjadi kesalahan. Ini juga memiliki peringatan “kotak hitam”, yang merupakan peringatan terkuat FDA untuk obat. Dalam peringatan kotak hitam, FDA mengatakan Pitocin yang hanya boleh digunakan bila induksi persalinan secara medis diindikasikan (tidak pernah untuk “elektif” induksi). Indikasi medis induksi (menurut FDA) termasuk masalah Rh darah, ibu yang menderita diabetes, pre-eklampsia pada waktu menjelang persalinan, atau ketuban pecah (Uptodate, 2012).

Pitocin/ Syntocinon memiliki banyak efek samping potensial. Untuk ibu, Pitocin dapat menyebabkan masalah irama jantung, tekanan darah tinggi, mual dan muntah, perdarahan pasca-melahirkan, kontraksi rahim yang terlalu sering (uterus disebut tachysystole), kontraksi yang konstan rahim (disebut tetani uterus), ruptur uterus ( lebih sering terjadi pada kedua kalinya atau lebih ibu), dan keracunan air ketuban yang parah.

 

Untuk bayi, oksitosin dapat menyebabkan masalah irama jantung, denyut jantung yang lambat ata bahkan terlalu cepat, kerusakan otak permanen, kejang, sakit kuning, hemorraghe retina, kematian janin, dan skor Apgar rendah. Kontraksi rahim dapat mengganggu aliran darah ke bayi. Semakin kuat, lebih lama, dan lebih sering disebabkan oleh kontraksi Pitocin dan ini dapat menurunkan kadar oksigen pada bayi. Hal ini menyebabkan perubahan buruk dalam pola denyut jantung bayi di monitor, dan ini mengakibatkan ibu dilarikan ke Operasi Sesar “darurat” yang disebabkan oleh obat induksi itu sendiri.

Sayangnya Penyedia layanan kesehatan sangat sering merekomendasikan dan memotivasi ibu untuk melakukan induksi, dengan berbagai alasan. Dan sayangnya banyak ibu dan keluarga yang tidak terlalu mengerti dan memahami tentang resiko dan efeksamping induksi tersebut karena ketidak tahuan, otoritas dan intimidasi dari provider atau bahkan karena yang ada di dalam pikiran mereka hanyalah “yang penting bayiku segera keluar/lahirt apapun dan bagaimanapun caranya!”

2. Induksi persalinan – tentang Bagaimana dan Mengapa persalinan Diinduksi Dari http://pregnancy.about.com/od/induction/p/induction.htm, yang ditulis oleh Robin Elise Weiss, LCCE

3. 5 Alasan Hindari Induksi persalinan Dari http://pregnancy.about.com/od/induction/a/risksinduction.htm, yang ditulis oleh Robin Elise Weiss, LCCE

4. Katakan “Tidak” untuk Induksi Dari Jurnal Pendidikan Perinatal, oleh Judith A. Lothian, PhD, RN, LCCE, FACCE yang ditulis dan di pubilkasikan di http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1595289/

5. Pertanyaan tentang Meluasnya penggunaan Oksitosin yang dikutip dari artikel Midwifery Today , yang ditulis oleh Michel Odent, MD, Anda bisa membacanya disini: http://www.midwiferytoday.com/enews/enews1215.asp#main

Yes!! Gentle Birth is My Way

Ayya 4

Aku bangga menjadi praktisi Gentle Birth

Ya itu yang saya rasakan saat ini, walaupun masih banyak sekali teman-teman sejawat yang memandang sebelah mata, mencibir bahkan mengucilkan. Tapi ini adalah pilihanku.

Gentle birth itu masih kontroversi, namun apa sich yang tidak kontroversi di dunia ini?

Setelah belajar tentang hypnobirthing, gentle birth , birth trauma, self healing serta psikologi seorang wanita hamil dan bersalin, yang mana ini tidak pernah saya dapatkan di bangku sekolahan, membuat saya semakin belajar dan belajar lagi.

Dan guru saya saat ini adalah para ibu bersalin dan para bayi yang lahir.

 

Saya merasa saya sangat beruntung, karena saya bisa belajar lagi dan memperbaiki “kesalahan-kesalahan” yang pernah saya lakukan di masa lalu, dan saya merasa beruntung karena saya bisa menjadi saluran berkat bagi mereka yang akhirnya bisa melahirkan dengan lancar, nyaman dan minim trauma. Saya juga sangat merasa beruntung karena melalui tangan inilah saya bisa menyambut lahirnya seorang bayi suci kebumi ini dengan penuh kelembutan, penuh cinta dan penuh kasih.

Merubah sebuah paradigma memang tidaklah mudah. Namun BISA!

Merubah mind set seseorang apalagi mind set khalayak ramai bukan suatu hal yang mudah, Namun BISA!

Semua butuh perjuangan, namun saya yakin Tuhan tahu dan mengerti maksud saya. Dan saya yakin Dia mau bukakan jalan untuk itu.

Gentle Birth adalah pilihanku……

Selaput ketubanku Kembar!!

Proses persalinan itu unik. Antara satu ibu dengan ibu yang lain semuanya pasti berbeda. Dan semuanya ada “ceritanya” masing-masing.

Sudah lama sebenarnya saya ingin menulis tentang pengalaman ini. Karena beberapa kali saya menangani kasus yang seperti ini. Namun ketika hendak menulis, rasanya selalu saja ragu-ragu.

Nah malam ini rasanya keinginan untuk sharing dengan Anda semakin tak tertahankan setelah saya bulan lalu mendampingi persalinan dokter Anastasia di Klinik Bidan Kita.

 

Sebelum Bunda Anastasia (Bukan nama sebenarnya), pernah juga hal ini terjadi pada bunda Kusuma (Bukan nama sebenarnya).

 

Kasus Bunda Kusuma:

Bunda Kusuma adalah bunda yang sangat rajin sekali memberdayakan diri, beliau rajin mengikuti kelas hypnobirthing dan mempraktekkannya. Namun ketika dalam proses persalinan, saat itu beliau mengalami KPD (ketuban Pecah Dini), dan saat saya periksa posisi kepala masih sangat jauh sekali dari jalan lahir bahkan belum masuk panggul. Pembukaan-pun berjalan dengan sangat lambat. Berbagai treatment alami kami lakukan untuk merangsang munculnya kontraksi dengan harapan ini bisa memicu dan memperlancar pembukaan. Setelah melewati proses yang panjang, akhirnya bunda Kusuma mengalami pembukaan lengkap. Namun ketika saya melakukan pemeriksaan dalam ternyata selaput ketubannya masih utuh. Padahal jelas-jelas 12 jam yang lalu air ketubannya sudah pecah. Alhasil, setelah kepala crowning, baru selaput ketuban tadi pecah kembali dan akhirnya de Agni, cewek mungil nan cantik terlahir kedunia dengan lembut.

Kasus Bunda Anastasia:

Jam 1:10 am, bunda Anastasia sms untuk memberitahukan kepada saya bahwa dia mengalami pengeluaran cairan yang lumayan banyak hingga celananya “teles kebes” aliyas basah kuyup hingga membasahi pahanya. Karena khawatir itu adalah cairan ketuban, esok harinya Bunda Anastasia datang ke Klinik Bidan Kita. Saat saya cek menggunakan kertas lakmus, tidak ada perubahan warna di kertas tersebut dan pengeluaran cairan sudah berhenti. Berarti ada dugaan bahwa itu hanya cairan vagina yang berlebihan saja. Walaupun masih menyisakan tanda tanya besar karena volume cairan yang keluar lumayan banyak. Untuk itu saya-pun melakukan treatment-treatment khusus kepada beliau sama seperti perlakukan kepada klien dnegan KPD (Ketuban Pecah Dini) dan saat itu bunda Anastasia belum mengalami kontraksi maupun pembukaan.

Setelah beberapa lama, akhirnya kontraksi demi kontraksi mulai muncul dan ketika saya melakukan pemeriksaan dalam, bunda Anastasia sudah mengalami pembukaan sekitar 1 cm. Namun saat itu jari saya seolah-olah masih meraba selaput ketuban. Ada rasa “ayem” / lega. Dalam hati saya berarti benar, cairan yang kemarin keluar adalah cairan vagina biasa. Nah di jam yang sama keesokan harinya, bidan saya menelpon dan mengatakan bahwa ketuban bunda Anastasia “kembali” pecah. Dan saat itu benar-benar ketuban yang pecah karena kertas lakmus yang saya gunakan berubah warna. Kontraksi-demi kontraksi akhirnya datang semakin intens. Hingga akhirnya bunda Anastasia mulai merasakan ada rasa ingin mengejan. Nah singkat cerita, ketika pembukaan sudah lengkap dan dengan posisi jongkok (start) bunda Anatasia mengejan, ternyata yang saya lihat adalah selaput ketubannya “lagi-lagi” masih utuh. Bahkan ketika kepala mulai crowning, selaput tersebut masih tetap utuh membungkus kepala sang bayi. Setelah beberapa kali mengejan akhirnya ketuban itu “benar-benar” pecah diiringi lahirnya kepala dan tubuh sang bayi. jadi total selama proses persalinan Bunda Anastasia mengalami 3 kali pecah ketuban.

 

Takjub…..dan kagum…itu yang saya rasakan saat itu.

“wow…malaikat penjaganya begitu banyak 😉 ”

Dan malam ini bermodal rasa ingin tahu, saya mencoba untuk browsing di internet tentang Double Layers Amniotic Sac (kantung ketuban ganda)

Kangaroo Mother Care (KMC) Atau Perawatan Bayi Lekat (PBL)

KMC adalah kontak kulit diantara ibu dan bayi secara dini, terus-menerus dan dikombinasi dengan pemberian ASI eksklusif. Tujuannya adalah agar bayi kecil tetap hangat. Dapat dimulai segera setelah lahir atau setelah bayi stabil.

KMC dapat dilakukan di rumah sakit atau di rumah setelah bayi pulang. Bayi tetap dapat dirawat dengan KMC meskipun belum bisa menyusu, berikan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif pemberian minum.

Durasi

Dijalankan sampai berat badan bayi 2500 gram atau mendekati 40 minggu, atau sampai kurang nyaman dengan KMC, misalnya:

  • Sering bergerak
  • Gerakan ekstremitas berlebihan
  • Bila akan dilakukan KMC lagi bayi nangis

Bila ibu perlu istirahat, dapat digantikan ayah, saudara atau petugas kesehatan. Bila tidak ada yang menggantikan, bayi diberi pakaian hangat dan topi, dan diletakkan di boks bayi dalam ruangan yang hangat.

Bila bayi sudah kurang nyaman dengan KMC, anjurkan ibu untuk menyapih bayi dari KMC, dan dapat melakukan kontak kulit lagi pada waktu bayi sehabis mandi, waktu malam yang dingin, atau kapan saja dia menginginkan.

Pakaian dan posisi

Berilah bayi pakaian, topi, popok dan kaos kaki yang telah dihangatkan lebih dulu.

Depresi Post Partum dan Operasi Sesar

0

ibu

Sudah lebih dari 1 minggu saya kepikiran atau teringat dengan klien saya Bunda Yuni (**bukan nama sebenarnya) yang HPL nya akhir Maret 2013 kemarin. Namun hingga Awal April 2013 kok tidak ada kabarnya. Sempat ingin bertanya tetapi ada perasaan tidak enak.

Nah pagi ini, setelah menata ulang aquarium laut di klinik, saya bertanya kepada bidan saya, tentang kabar bunda Yuni yang memang kemarin saya meminta mereka untuk menghubungi beliau.

Dan beliau cerita bahwa ternyata bunda Yuni sudah melahirkan tanggal 21 Maret 2013 lalu tapi dengan operasi SC. Dan dia mengatakan bahwa dia ingin cerita tetapi masih “mbrebes mili” atau menangis sedih, sehingga dia belum sanggup untuk cerita ke saya.

Terkejut….heran…ya itu yang saya rasakan, karena bunda Yuni ini sehat sekali. Beliau rajin ikut Yoga prenatal dan hampir tidak pernah absen, beliau juga rajin berlatih hypnobirthing. Dan selama pemeriksaan kehamilan, tidak ada kelainan ataupun gangguan yang saya temukan.

Hingga hari ini saya masih menunggu cerita darinya.

Semoga beliau segera siap dan bersedia untuk cerita, sehingga kesedihan yang dia alami dapat berkurang.

Hari ini saya tidak akan membahas kisah bunda Yuni, tetapi saya akan membahas sedikit tentang perasaan bunda Yuni (kesedihan, kekecewaan, kemarahan) yang mungkin juga Anda alami ketika ternyata proses persalinan anda tidak sesuai dengan harapan dan rencana.

Mengapa persalinan dengan operasi sesar apalagi operasi yang tidak di harapkan mampu meninggalkan “jejak luka” tersendiri dalam diri sang ibu? Nah berikut ini beberapa alasan yang menjadi faktor pemicu bahwa operasi SC sangat berpotensial mempengaruhi psikologis dan mood sang ibu bahkan bisa menimbulkan trauma atau depresi pada masa post partum:

1. Persalinan dengan metode SC seringkali membutuhkan waktu pemulihan lebih lama & lebih sulit: sebagian besar seorang ibu membutuhkan waktu rata-rata 6 minggu atau lebih untuk pulih dari bedah caesar. Sedangkan pada persalinan pervaginam Anda hanya membutuhkan waktu beberapa hari atau bahkan beberapa jam untuk bisa bangun, berjalan dan melakukan aktifitas kembali.

2. Peluang ikatan /bonding yang terbatas setelah lahir: Tidak seperti kelahiran normal di mana bayi diletakkan di dada ibu segera setelah lahir, kebanyakan Operasi Caesar tidak memberikan akses / ikatan antara ibu dan anak selama “Golden Hour” (http://www.medscape.com/ viewarticle/710137) dan kondisi ini dapat sangat mengganggu ikatan/bonding dan mempersulit masa menyusui awal.

3. Peningkatan risiko trauma: Trauma psikologis & Fisik pada Ibu mungkin telah merencanakan caesar nya dan apalagi Ibu yang mungkin mengharapkan untuk melahirkan melalui vagina dan ternyata harus menghadapi Bedah Caesar darurat untuk sejumlah alasan.

4. Peningkatan kemungkinan kehamilan berikutnya berisiko tinggi termasuk Plasenta Previa dan akreta. Operasi Sc meningkatkan risiko terjadinya Placenta Previa dan akreta dengan kehamilan berikutnya. kelahiran sesar juga meningkatkan resiko jumlah komplikasi yang mengancam jiwa yang dapat mengakibatkan kelahiran prematur juga pendarahan

Namun tentu saja Anda dan saya tidak bisa menolak atau bahkan tidak bisa berbuat apapun, manakala operasi SC darurat harus di lakukan demi sejumlah alasan atau indikasi. Namun tetap Ada beberapa hal yang Anda bisa lakukan untuk membantu meningkatkan kesempatan Anda untuk mendapatkan hasil yang positif atau pengalaman yang positif setelah bedah caesar baik yang direncanakan atau keadaan darurat:

1. Mendidik diri sendiri tentang risiko persalinan dengan Operasi SC.

Operasi Sc harusnya di lakukan hanya dengan indikasi saja. mereka mutlak diperlukan dalam persentase kecil kasus. Dan Meskipun Anda mungkin tidak berencana untuk melakukan operasi caesar, tetap saja Anda harus mempersiapkan birth plan Anda dari mulai birth plan A (persalinan normal/vaginam), birth plan B (persalinan normal dnegan tindakan), bahkan hingga birth plan C (Persalinan dengn operasi SC).

Knowledge is POWER! Pengetahuan adalah kunci! Seorang wanita yang berpendidikan akan tahu hak-haknya, mengetahui risiko, dan bersiaplah untuk mendiskusikannya dengan dokter Anda dengan cerdas. Libatkan pasangan Anda sehingga ia / dia siap dan mampu memperjuangkan hak-hak Anda juga.