Bidan Kita

Home Blog Page 21

Apa Itu Diastasis Recti, Bagaimana Cara Mengembalikannya Seperti Semula?

Perut Gemuk Setelah Melahirkan?

Jika perut Anda tidak kunjung mengecil seperti semula setelah si kecil lahir bahkan setelah waktu yang lama, mungkin diastasis rectilah penyebabnya. Diastasis recti adalah pemisahan otot perut terluar (six pack) yang disebut Rectus Abdominis.

Yang menggabungkan dua sisi dari rectus abdominis adalah garis tebal dari jaringan ikat yang bernama Linea Alba. Ketika Anda hamil dan perut Anda membesar, Linea Alba akan mengalami peregangan ekstra dan menipis, menciptakan jarak atau pemisah untuk mengakomodasi pertumbuhan si kecil.

Di banyak kasus, jarak tersebut dapat sembuh secara alami dalam 4 – 12 minggu. Dalam kasus Diastasis Recti,otot ini teregang terlalu jauh sehingga kehilangan elastisitasnya dan kemampuannya untuk kembali seperti semula.

Yang akhirnya membuat jarak tersebut tidak menutup secara sempurna dan Linea Alba yang terlalu teregang dan melemah tidak dapat menyangga organ-organ dalam. Organ organ tersebut menekan dinding perut sehingga mengakibatkan perut Anda masih terlihat seperti ibu hamil sampai taraf tertentu.

Bagaimana Cara Mengetahuinya?

Kondisi ini sangatlah umum dialami oleh ibu hamil, sekitar 90% ibu hamil memiliki ini.

Lalu bagaimana Anda bisa tau bahwa perut Anda yang tidak kunjung mengecil itu disebabkan oleh diastasis recti ? Ada cara mudah untuk mengecek diastasis recti. Pertama tama, tidurlah secara terlentang dengan lutut ditekuk dan telapak kaki berada di lantai. Lalu letakkan tangan Anda di perut Anda dengan posisi jari yang mengarak ke bawah.

Dengan lembut, tekan jari Anda di daerah pusar, lalu secara perlahan angkat kepala Anda sehingga dagu Anda mengarah ke dada Anda. Posisi ini akan membuat rectus abdominis Anda berkontraksi. Jika Anda merasakan jarak selebar dua jari atau lebih di antara otot Anda ketika otot Anda berkontraksi, maka Anda mempunyai diastasis rekti. 

Jarak di antara otot rectus abdominis tersebut dapat berkisar antara 1 hingga 10 jari. Selain mengukur jarak, Anda juga perlu mengukur kedalamannya. Pemisahan ini juga dapat terjadi di berbagai tempat sepanjang otot perut Anda.

Dan berikut ini adalah variasi dari diastasis recti:

Tetap Positif Selama Kehamilan Beresiko Tinggi? Bagaimana Caranya?

Yang Wajib Anda Ketahui

Sebagian besar wanita pasti pernah mempunyai kekhawatiran di suatu titik selama kehamilan, baik kekhawatiran mengenai proses persalinan atau kekhawatiran mengenai kesehatan si kecil, apa yang harus dan tidak boleh dimakan, aktivitas apa yang harus dihindari, dan kekhawatiran – kekhawatiran yang lain.

Namun, ketika kehamilan Anda beresiko tinggi atau berlangsung tidak semulus yang Anda harapkan, emosi – emosi kekhawatiran ini akan lebih sering timbul dan bahkan sampai terasa overwhelming. Ditambah lagi dengan lingkungan sekitar yang terkadang membuat Anda merasa dihakimi dan bahkan malah justru menakut nakuti Anda.

Tidak peduli seberapa besar Anda mencoba untuk tetap positif, kekhawatiran dan ketakutan tetap menghantui Anda. Ketidakpastian tetang apa masalah yang sedang terjadi dan apa yang dapat terjadi dapat membuat Anda merasa seperti bom waktu berjalan.

Bagaimana Cara Agar Tetap Positif?

Lalu bagaimana cara agar Anda dapat tetap positif, tenang, dan bersemangat di masa-masa yang paling membuat Anda stress dan cemas ini?

  1. Belajarlah

Berdayakan diri Anda, cari tahu tentang apa yang sedang Anda alami, apa yang akan Anda alami, dan apa yang dapat Anda lakukan. Bacalah berbagai penelitian medis, artikel, dan perkaya diri Anda dengan berbagai pengetahuan. Carilah sumber yang terpercaya dan cobalah untuk belajar dari berbagai sumber.

Hal ini juga berarti Anda tidak dapat langsung mempercayai semua hal yang Anda baca di internet atau menerima semua saran yang salah satu provider Anda rekomendasikan. Cobalah untuk mencari berbagai alternatif dan pertimbangkan mana yang terbaik dan paling cocok untuk Anda.

Carilah pendapat dari beberapa provider kesehatan Anda dan Anda juga bebas untuk menanyakan tentang apa yang telah Anda baca di internet kepada provider Anda. Jika Anda merasa tidak yakin dengan rekomendasi provider Anda, tanyakan tentang ketidakyakinan Anda, jika provider Anda tidak menjawab pertanyaan Anda tapi malah memaksakan sarannya dan menakut nakuti Anda, cobalah untuk cari provider lain.

Semakin Anda tau tentang tubuh Anda dan apa yang sedang Anda alami, Anda akan merasa lebih tenang dan dapat berfikir lebih jernih untuk menentukan apa yang terbaik untuk Anda.

  1. Cari dukungan

Dukungan merupakan sesuatu yang sangat penting ketika Anda sedang melalui masa masa sulit di kehamilan Anda. Pastikan bahwa orang orang yang dekat dengan Anda, dan pasangan Anda tau tentang apa yang sedang Anda alami dan dapat mendukung Anda dalam bentuk apapun.

Ligamen Sacrotuberous; kunci atasi persalinan yang Lama dan panjang

Persalinan Macet?

Ketika saya mengajar untuk para bidan di pelatihan prenatal gentle yoga, dan saya bertanya kepada mereka tentang kasus yang paling banyak mereka hadapi di lapangan berikut alasan mereka untuk merujuk kliennya adalah karena PERSALINAN MACET, Persalinan TAK MAJU . Anda bisa lihat pembahasannya di artikel ini.

Dan beberapa kali akupun mendapati kasus demikian. Beberapa karakteristik yang saya amati pada kasus persalinan lama dan macet adalah antara lain:

  • Fase pasif/latent (pembukaan kurang dari 4cm) berlangsung beberapa hari
  • Hari Perkiraan Lahir sudah lewat
  • Terjadi Ketuban Pecah Dini
  • Pembukaan > 6 cm tiba tiba kontraksi tidak semakin sering, namun justru semakin jarang
  • Pembukaan lengkap namun kepala janin masih tinggi
  • Riwayat sang ibu jarang olahraga
  • Riwayat di dalam kehidupan sehari hari sebagian besar waktu di gunakan untuk duduk dan berbaring.

Yup. Dan biasanya dengan riwayat demikian, masalah yang seringkali terjadi, sumbernya adalah pada LIGAMEN SACROTUBEROUS .

Apa itu Ligamen Sacrotuberous?

Oke! Sejenak kita belajar tentang bagaimana “alur” kepala bayi lahir, dan “mekanisme” panggul pada saat persalinan terjadi.

Silahkan simak gambar di bawah ini:

Alur Bayi Lahir

Ini adalah alur bagaimana bayi lahir melewati panggul ibu. ada 7 step di sana.

Saat kepala bayi hendak masuk ke pintu atas panggul / INLET, maka pintu atas panggul harus terbuka

Begitu kepala janin masuk ke pintu tengah panggul/MIDLET, maka panggul akan menselaraskan diri, sehingga memungkinkan si kepala janin melakukan putaran paksi dalam dan menundukkan kepala sehingga ubun ubun kecilnya menjadi bagian yang terendah.

Dan ketika kepala janin hendak lahir dan sampai proses lahirnya seluruh tubuh, maka pintu bawah panggul atau OUTLET harus terbuka.

Lalu saya akan bahas lebih lanjut tentang Ligamen Sacrotubero ligament ini:

Solusi Persalinan Macet & Persalinan Lama / Tak Maju!

Perlu Anda Ketahui

Setiap calon ibu tentu menginginkan persalinan yang berjalan mulus tanpa hambatan. namun kenyataan di lapangan berkata lain. Ada banyak sekali kasus komplikasi yang mungkin terjadi yang menyebabkan  persalinan macet di tengah jalan sehingga pada akhirnya diharuskan menjalani caesar. Dan akhir akhir ini, kasus ini semakin banyak di dapati di lapangan.

Apa Itu Persalinan Macet?

Persalinan macet adalah suatu persalinan yang mengalami kemacetan dengan jangka waktu cukup lama atau lebih dari 18 jam pada persalinan anak pertama, dan 12 jam pada persalinan berikutnya sehingga dapat menimbulkan komplikasi, baik pada ibu maupun janinnya. Oleh karena itu, persalinan macet perlu penanganan segera.

Nah sebelum kita lanjutkan pembahasannya, Anda harus bisa membedakan perbedaan diagnose antara persalinan macet dan persalinan lama.

Nah sebuah persalinan harus memasuki  fase aktif persalinan terlebih dahulu sebelum dibedakan kelainannya. Fase aktif ini ditandai dengan terjadinya dilatasi serviks atau pembukaan leher Rahim 4 cm.

Beda Persalinan Lama dengan Macet

Baru setelah itu, dapat dibedakan menjadi persalinan lama atau persalinan macet. (#note: untuk selanjutnya persalinan akan saya sebut dengan istilah medis yaitu PARTUS)

  1. Partus lama terjadi setelah terjadi fase aktif dan pertambahan dilatasi serviks kurang dari 1cm/jam selama paling sedikit 4 jam.
  2. Partus macet terjadi dimana setelah terjadi fase aktif, tidak ditemukan lagi dilatasi serviks selama 2jam atau lebih. Hal ini dapat terjadi karena kontraksi Rahim /uterus yang tidak adekuat, kurang dari 180 unit montevidio

 

Ada banyak Faktor yang menyebabkan terjadinya partus lama maupun partus macet/tak maju.

  1. Psikologis

Kenapa Psikologis menjadi factor no 1? YA, karena lancar atau tidaknya proses persalinan di tentukan oleh kondisi otak, mental dan emosi seorang ibu.

Anda bisa memahami kronologisya dari Link ini, dari penjelasan di youtube channel saya dan di buku buku yang saya tulis tentang Fear Cycle

  1. Power

Power, atau kekuatan, banyak yang berfikir bahwa kekuatan ini adalah kekuatan ibu mengejan. Padahal bukan hanya itu saja, karena banyak sekali klien saya yang berhasil melahirkan tanpa bahkan tanpa mengejan. Anda bisa melihatnya di sini

Namun sebenarnya Power disini pada dasarnya adalah kekuatan otot Rahim untuk berkontraksi. Kekuatan yang lemah saat kontraksi dapat disebabkan karena terjadinya  disfungsi otot uterus yang bersifat hipotonik.

Disfungsi uterus ini banyak penyebabnya, yaitu:

  • Malfungsi otot uterus dapat terjadi karena regangan uterus yang berlebihan, misal pada kehamilan ganda atau hamil dengan bayi besar. Karena terjadinya distensi / regangan otot uterus yang berlebihan, maka kekuatan Rahim untuk berkontraksi menjadi terganggu sehingga persalinan menjadi lama
  • Penggunaan analgesia (obat penghilang rasa sakit) melalui epidural. Pemberian analgesia ini dapat menjadikan persalinan lebih lama, baik persalinan kala satu ataupun kala dua dengan perlambatan kecepatan penurunan janin.
  • Korioamniotis atau infeksi pada selaput ketuban janin yang terlambat didiagnosa dapat memperpanjang waktu proses persalinan
  • Proses persalinan yang melelahkan, dan ibu kekurangan energy, tentu juga menjadi salah satu dari factor Power ini.

Kekuatan Kontraksi otot uterus/ Rahim yang bisa menimbulkan pembukaan/ dilatasi saat persalinan adalah sekitar 15 mmHg. Sedangkan komtraksi rata rata pada saat persalinan adalah 60mmHg. Ketika tekanan atau kontraksi di Rahim kurang dari 15 mmHg, maka proses dilatasi pasti ikut terganggu.

  1. Passage Way

Passage way artinya jalan lahir, yaitu panggul. Dan ketika kita bicara dan membahas tentang panggul, berarti kita juga harus membahas tentang bentuk panggulnya, otot, ligament, fascia dan sendi tulang panggul itu sendiri.

Cara Merawat dan Memulihkan luka Jahitan Perineum setelah Melahirkan Pervaginam

Apa Yang Paling Ditakuti?

Seperti biasa, ketika saya menanyakan apa yang tidak disukai atau bahkan di takuti saat proses persalinan, hampir >95% menyatakan Takut SAKIT. Entah sakit karena kontraksi atau sakit karena episiotomy dan proses penjahitan luka pada vagina.

Banyak juga ibu ibu yang DM (Direct massage) ke Instagram saya @bidankita tentang keluhan mereka akan luka bekas episiotomy nya.

Jahitan Setelah Persalinan

Jahitan setelah persalinan normal pervaginam sangatlah umum dan kebanyakan ibu yang baru pertama kali mengalami hal ini. Ketika terjadi robekan jalan lahir entah itu robek secara alami ataupun karena proses episiotomy, maka, jahitan diperlukan untuk mencegah robeknya dinding lebih lanjut dan kemungkinan infeksi.

Jahitan biasanya sakit pada awalnya dan mungkin mulai terasa gatal saat mulai sembuh. Diperlukan sedikit perawatan diri ekstra selama waktu ini agar jangan sampai mereka terinfeksi dan menyebabkan komplikasi di kemudian hari.

Namun satu hal yang harus di pahami adalah bahwa VAGINA adalah organ yang sangat LUAR BIASA dan mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri 10x lipat lebih cepat di bandingkan dengan sel sel di anggota tubuh yang lain.

Setelah persalinan normal pervaginam, vagina umumnya terasa sakit dan bengkak. Dengan demikian, perawatan yang tepat sangat penting untuk membantu vagina pulih dan jahitan sembuh sepenuhnya.

Mengapa Anda Perlu di jahit Setelah Melahirkan?

Pada saat persalinan, bayi keluar melalui jalan lahir atau vagina. Meskipun area ini melar dan dapat mengembang luar biasa untuk mengakomodasi ukuran bayi, namun kadang-kadang bayi mungkin membutuhkan lebih banyak ruang.

Ketika ini terjadi, perineum (area antara anus dan vulva) dapat membesar di luar kemampuannya dan sobek saat proses melahirkan. Beberapa sobekan terjadi hanya ringan dan mungkin akan sembuh secara alami bahkan tanpa di jahit (lecet doang).

Namun, beberapa proses persalinan bisa terjadi robekan yang parah, melibatkan jaringan otot dan dapat menyebabkan perdarahan substansial dan rasa sakit yang signifikan. Karena itu, mereka membutuhkan jahitan.

Apa itu Episotomi?

Dalam beberapa kasus, ibu bersalin mungkin harus menjalani episiotomi. Episiotomi adalah sayatan bedah yang dibuat di perineum untuk memperlebar lubang untuk membantu bayi melewati dengan mudah dan mencegah robeknya jaringan pada saat persalinan. Dalam kasus seperti itu, jahitan juga diperlukan.

Cara Alami Bebas Hipertensi Selama Hamil

Setelah memposting artikel tentang pre eclampsia, eclampsia dan HELLP Syndrome, hal yang bisa saya lakukan disini adalah memotivasi Anda semua untuk kembali lebih Aware dengan tubuh Anda dan mulai menjaga kesehatan Anda.

Kapan Mulai Mempersiapkan Diri?

Dan idealnya, adalah : Anda mempersiapkan diri sejak sebelum hamil. Jadi hamil itu bukan ASAL HAMIL, namun hamil yang direncanakan. Kenapa? Karena ada banyak sekali perubahan yang Akan Anda alami selama masa kehamilan.

Sehingga Kehamilan yang tidak direncanakan dengan baik dapat memberi dampak buruk bagi ibu dan bayinya. Banyak nutrisi yang diperlukan sebelum dan selama kehamilan yang harus Anda persiapkan. Pada kehamilan juga terjadi berbagai perubahan pada tubuh ibu dan harus dipersiapkan dengan baik, sehingga ibu terhindar dari komplikasi selama kehamilan.

Hipertensi Dalam Kehamilan

Perlu Anda ingat bahwa, semakin kesini semakin banyak komplikasi terjadi pada masa kehamilan dan proses persalinan. Dan semuanya bukan tanpa sebab! Salah satunya adalah karena Anda yang punya tubuh tidak mau memberdayakan diri.

Contoh yang nyata dan sangat berhubunga dengan artikel yang sebelumnya saya tulis adalah tentang kasus HIPERTENSI KEHAMILAN.

Apa Itu HELLP Syndrom? Ketahui Gejalanya Sejak Dini, Agar Mempersiapkan Diri

Studi Kasus

Masih berkisar tentang Pre Eklampsia, Eklampsia

saya ingin menuliskan sebuah kasus:

Kasus:

Seorang wanita berusia 25 tahun datang ke klinik pada usia kehamilan 28 minggu dengan keluhan sakit kepala dan sakit perut. Dia menyatakan bahwa gejala ini mulai 5 hari yang lalu dan telah memburuk.

Tanda vital pasien penting untuk tekanan darah 175/95 mmHg. Pada pemeriksaan fisik, nyeri timbul pada palpasi keempat kuadran, khususnya kuadran kanan atas. Dipstick urin menunjukkan 3+ protein. Pasien dirawat di rumah sakit dan mulai menggunakan magnesium magnesium sulfat dan labetalol IV. Lima jam setelah perawatan ini dimulai, dia mengalami kejang.

Contoh Kasus Yang Terjadi Dilapangan

Oke, ini adalah contoh kasus yang terjadi di lapangan. Namun sebelumnya kembali saya mengingatkan Anda tentang apa itu Hipertensi, pre Eklampsia, dan Eklampsia:

Hipertensi kronis (> 140/90 mmHg)

  • Riwayat tekanan darah tinggi sebelum kehamilan atau sebelum 20 minggu kehamilan
  • Cenderung bertahan setelah kehamilan

Hipertensi gestasional (> 140/90 mmHg)

  • Tidak ada riwayat hipertensi
  • Hipertensi yang berkembang selama kehamilan biasanya setelah kehamilan 20 minggu
  • Biasanya kembali ke hingga 6 minggu postpartum
  • Lebih sering terjadi pada kehamilan kembar dan kembar tiga

Preeklampsia

  • Klasik: hipertensi + proteinuria
  • Dari catatan hipertensi gestasional adalah hipertensi onset baru setelah 20 minggu kehamilan tetapi TIDAK memiliki proteinuria atau tanda / gejala preeklampsia lainnya
  • Tidak ada bukti yang mendukung pengobatan hipertensi gestasional ringan sampai sedang
  • Jika proteinuria tidak ada, diagnosis dapat dibuat jika ada hipertensi dan timbulnya salah satu dari yang berikut ini:
    • trombositopenia (kurang dari 100.000 / mikroliter)
  • Kreatinin serum lebih besar dari 1,1 mg / dL atau dua kali lipat kreatinin serum tanpa adanya penyakit ginjal
  • Peningkatan transaminase hati (ganda)
  • Edema paru
  • Gejala otak atau visual

Eklampsia

preeklampsia + kejang

Sindrom HELLP

  • Bentuk preeklampsia dengan Hemolisis, LFT Tinggi, Trombosit Rendah
  • Harus dibedakan dari trombositopenia gestasional di mana trombosit turun drastis tetapi jarang di bawah 80, tidak menimbulkan risiko bagi ibu atau janin, dan sembuh secara spontan setelah lahir

Faktor risiko

  • hipertensi yang sudah ada sebelumnya
  • nulliparity
  • usia ibu <20 tahun,> 35 tahun
  • diabetes
  • penyakit ginjal kronis
  • gangguan autoimun
  • Biasanya terjadi dari usia kehamilan 20 minggu hingga 6 minggu pascapersalinan
  • jika gejalanya terjadi sebelum 20 minggu pikirkan kehamilan molar

Gejala

  • sakit kepala
  • penglihatan kabur
  • sakit perut
  • pertambahan berat badan (retensi air)
  • Pemeriksaan fisik
  • hipertensi
  • preeklamsia ringan => 140/90
  • preeklampsia berat => 160/110
  • edema wajah dan ekstremitas
  • mentasi yang diubah
  • hiperrefleksia

Sindrom HELLP adalah gangguan organ hati dan darah yang terjadi pada kehamilan. Sindrom ini sering dikaitkan dengan preeklampsia. Sindrom HELLP dapat mengancam nyawa dan biasanya terjadi setelah kehamilan memasuki usia 20 minggu.

Sindrom HELLP merupakan singkatan dari Hemolisis (H) yaitu kerusakan sel darah merah, Elevated liver enzyms (EL) yaitu peningkatan produksi enzim hati akibat gangguan pada sel hati dan Low Platelet (LP) yaitu jumlah platelet atau trombosit yang terlalu rendah, sehingga mengganggu proses pembekuan darah.

Kenali Gejala yang Beragam

Faktor risiko ibu hamil mengalami sindrom HELLP, yaitu berusia diatas 34 tahun, hamil bayi kembar, atau memiliki keluarga yang pernah mengalami sindrom HELLP.

Apa Itu Eklampsia? (Pre Eklampsia + Kejang), Ketahui Hal Ini Sebelum Terlambat!

Apa Itu Eklampsia?

Eklamsia adalah kondisi serius akibat pre eklampsia pada ibu hamil, yang ditandai adanya KEJANG. Dengan kata lain, preeklamsia yang disertai kejang disebut eklamsia.

Eklamsia merupakan kondisi jarang terjadi, namun harus segera ditangani apabila muncul karena dapat membahayakan nyawa sang ibu dan bayi yang dikandungnyanya.

Eklamsia bisa terjadi pada saat ibu hamil mengalami hipertensi berat atau preeklamsia, di mana sudah muncul kejang-kejang. Kejang dapat diikuti dengan penurunan kesadaran atau tatapan yang kosong. dan ini bisa saja terjadi mendadak.

Preeklamsia umumnya terjadi pada trimester terakhir kehamilan, dan risiko munculnya kejang (eklamsia) adalah pada saat mendekati persalinan. itulah alasannya kenapa ibu ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan dan menderita preeklampsia sebaiknya melahirkan di Rumah Sakit. Supaya apabila terjadi Eklampsia, maka penanganan akan lebih cepat dan tepat.

Fase-fase Pada Eklamsia

Kejang eklamsia dapat dibagi menjadi 2 fase:

  • Fase pertama adalah kejang sekitar 15-20 detik yang ditandai dengan kedutan di sekitar wajah.
  • fase kedua yang ditandai dengan kejang otot di sekitar rahang, otot mata, dan akhirnya menyebar ke seluruh tubuh selama sekitar 60 detik.

Agar dapat menghindari bahaya dari eklamsia, cara paling efektif adalah dengan mendeteksi risiko terjadinya preeklamsia pada masa-masa awal kehamilan.

Gejala Eklamsia

Munculnya eklamsia pada ibu hamil selalu didahului dengan preeklamsia. Seringkali ibu hamil yang mengalami preeklamsia tidak menunjukkan gejala. Akan tetapi, preeklamsia dapat diketahui pada waktu pemeriksaan dengan tanda-tanda klinis seperti:

  1. Hipertensi. Preeklamsia dapat terjadi akibat tekanan darah tinggi yang dapat merusak pembuluh darah baik arteri, vena, dan kapiler. Kerusakan pembuluh darah arteri akan menyebabkan aliran darah terganggu sehingga mengganggu kinerja otak dan dapat menghambat pertumbuhan bayi.
  2. Proteinuria. Proteinuria adalah keberadaan protein di dalam urine yang diakibatkan oleh gangguan fungsi ginjal. Kondisi ini dapat muncul jika glomerulus, bagian ginjal yang berfungsi menyaring darah, mengalami kerusakan sehingga protein dapat lolos dari penyaringan. Ditemukannya protein dalam urine merupakan tanda klinis yang penting dalam mendiagnosis preeklamsia pada ibu hamil, meskipun tidak menunjukkan gejala.

Gejala preeklamsia lainnya juga dapat muncul seperti pembengkakan pada lengan dan kaki dan kenaikan berat badan tiba-tiba selama 1-2 hari kehamilan. Meskipun demikian, ibu hamil yang tidak mengalami preeklamsia juga dapat mengalami gejala tersebut dan hal itu normal dalam kehamilan.

Apa Itu Pre Eklampsia? Bagaimana Cara Menanganinya, Bahkan Mencegahnya?

Tentang Pre Eklampsia

Beberapa hari yang lalu saya mem-posting di Instagram @bidankita tentang PRE EKLAMSIA.

Dan cukup surprise karena banyak sekali ibu ibu yang komentar di postingan tersebut. mulai dari ibu ibu yang takut jangan jangan pre eklampsia terjadi pada kehamilannya, hingga ibu ibu yang curhat tentang kejadian preeklampsia yang menimpa mereka di kehamilan dan persalinannya yang lalu.

 

 

Bahkan ada yang cerita bahwa kehamilannya terpaksa harus di akhiri secara SC Cito (Emergency) karena di usia 36 minggu si ibu mendadak kejang. dan tensinya 220mmHg sejak kehamilan 25 minggu. Saat umur kehamilan menginjak 36 minggu, malam hari diare lalu keesokan harinya pandangan buram , setelah di cek urine ternyata langsung +4, yang harusnya di jadwalkan SC esok hari ternyata tiba tiba kejang di malam sebelumnya sehingga otomatis harus SC Cito saat iu juga.

Mengerikan memang ketika kita membayangkan hal itu, karena pada penderita preeklamsia, Eklamsia (pre eklamsia di sertai kejang) biasanya hadir mendadak seperti kilat. dan penanganannyapun harus segera.

Nah, saat ini saya akan mencoba menjelaskan tentang preeklamsia ini. mungkin artikel ini akan terbagi menjadi beberapa tulisan, namun harapan saya, Anda mulai membaca satu demi satu supaya pengetahuan yang di dapatkan bisa utuh. dan Anda bisa bijak menentukan langkah untuk menjaga kehamilan Anda.

Apa itu Pre Aklampsia?

Preeklampsia merupakan penyebab kematian kedua terbesar pada kehamilan di dunia. Kematian pada umumnya terjadi akibat keterlambatan penanganan serta ketidaktahuan ibu mengenai Preeklampsia.

Preeklampsia adalah kondisi yang terjadi pada kehamilan yang memasuki usia minggu ke-20, ditandai dengan tingginya tekanan darah tinggi walaupun ibu hamil tersebut tidak memiliki riwayat hipertensi.

Dimana kondisi Ini juga dapat menyebabkan faktor pembekuan darah rendah (trombosit) dalam darah atau indikator gangguan ginjal atau hati. Kondisi ini juga disebut toksemia.

Penyebab preeklampsia

Hingga saat ini BELUM ADA seorang ahli-pun yang dapat mengidentifikasi satu penyebab preeklampsia, tetapi beberapa penyebab potensial sedang dieksplorasi. Ini termasuk:

  1. Faktor genetik.
  2. Diet/ masalah nutrisi
  3. Masalah pembuluh darah.
  4. Gangguan autoimun

Selain 4 faktor di atas, Ada juga faktor risiko yang dapat meningkatkan peluang Anda untuk mengalami preeklampsia. Ini termasuk:

  1. Sedang hamil dengan banyak janin,
  2. Hamil saat berusia di atas 35 th
  3. Hamil dengan usia dini / kurangdari 20 th
  4. Hamil pertama kalinya
  5. Mengalami obesitas
  6. memiliki riwayat tekanan darah tinggi,
  7. memiliki riwayat diabetes,
  8. memiliki riwayat gangguan ginjal.

 

#note: Jika Anda pernah mengalami preeklampsia sebelumnya, atau jika Anda memiliki riwayat tekanan darah tinggi, risiko Anda meningkat. Jika Anda memiliki kelainan autoimun, diabetes, lupus, atau sindrom ovarium polikistik, Anda mungkin juga memiliki risiko yang meningkat.

Meningkatnya risiko preeklampsia yang menyertai diabetes juga berlaku untuk diabetes gestasional (bentuk penyakit yang menimpa wanita hanya selama kehamilan). Jika Anda memiliki diabetes gestasional, perhatikan dengan cermat gejala preeklampsia.

Bagaimana Cara Menghitung Kontraksi Saat Persalinan?

Kapan Waktu Yang Tepat?

Salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan ibu-ibu yang akan melahirkan di rumah sakit adalah “Kapan waktu yang tepat untuk pergi ke rumah sakit?”. Banyak ibu hamil yang terlalu semangat sehingga saat kontraksi mereka terasa sudah cukup sering mereka langsung pergi ke rumah sakit dan akhirnya disuruh pulang oleh pihak rumah sakit.

Selain itu, Anda juga sangat disarankan untuk pergi ke rumah sakit di waktu yang tepat untuk menghindari intervensi-intervensi yang tidak perlu. Lalu bagaimana cara mengetahuinya? Kuncinya adalah di KONTRAKSI Anda.

Kontraksi Anda dapat memberi Anda berbagai informasi dari mulai kemajuan proses persalinan Anda hingga kapan waktu yang tepat untuk datang ke rumah sakit dan kapan Anda harus menghubungi provider Anda. Maka dari itu, sangatlah penting untuk menghitung kontraksi Anda. Lalu bagaimana caranya?

Saat menghitung kontraksi, Anda akan memperhatikan dua hal:

  • Kapan kontraksi dimulai
  • Berapa lama kontraksi berlangsung

Kedua hal itu akan memberi tahu frekuensi dan durasi kontraksi Anda. Paul du Treil, M.D., direktur dari departemen kesehatan ibu dan anak di Touro Infirmary di New Orleans mengatakan bahwa untuk mengetahui jarak antar kontraksi Anda, ukurlah dari awal kontraksi Anda yang pertama hingga awal kontraksi Anda yang kedua, dan bukan waktu diantaranya.

Anda juga dapat menggunakan stopwatch atau aplikasi penghitung kontraksi untuk membantu Anda.

Mengapa menghitung kontraksi itu penting?

Alasan paling mendasar akan pentingnya menghitung kontraksi adalah untuk mengetahui tahap persalinan Anda dan apa yang harus Anda lakukan. Selain itu, kontraksi Anda juga dapat menentukan kapan Anda harus pergi ke rumah sakit atau menghubungi provider Anda.

Menurut American Pregnancy Association, setiap tahap persalinan ditandai dengan waktu kontraksi Anda dan sejauh mana serviks Anda melebar :

  • Fase Awal : Di fase ini, seviks Anda telah melebar dari yang benar benar tertutup sampai berdiameter 3 cm. Kontraksi ringan (sama seperti sakit saat menstruasi) dan waktunya tidak teratur, setiap kontraksi berdurasi 30 sampai 45 detik dan muncul sekitar 5 sampai 30 menit sekali.
  • Fase Aktif : Serviks Anda akan melebar dari 4 cm sampai 7 cm dan kontraksi akan menguat dan berdurasi lebih lama (45 sampai 60 detik) dan berjarak 3 sampai 5 menit di setiap kontraksi. Di tahap ini lah Anda dapat pergi ke rumah sakit.
  • Transisi : Di fase final ini, serviks Anda benar benar membuka (dari 8 sampai 10 cm). Kontraksi Anda akan semakin lama dan intens. Setiap kontraksi akan berlangsung selama 60 sampai 90 detik dengan jeda 30 sampai 2 menit diantara setiap kontraksi.

Istilah dalam menghitung kontraksi 

  • Durasi : durasi adalah berapa lama kontraksi itu berlangsung. Durasi kontraksi diukur dari dimulainya kontraksi sampai berakhirnya kontraksi. Nyalakan timer Anda saat kontraksi Anda dimulai dan hentikan saat kontraksi Anda berhenti. Di tengah tengah, Anda akan merasakan puncak intensitas kontraksi Anda, namun tunggu dulu sampai semua sensasi tersebut menghilang sebelum Anda menghentikan timer Anda

  • Frekuensi : frekuensi adalah jeda di antara setiap kontraksi yang Anda rasakan. Frekuensi kontraksi diukur berdasarkan dimulainya kontraksi Anda yang pertama hingga dimulainya kontraksi Anda yang berikutnya. Jika Anda bingung, Anda juga dapat menggunakan aplikasi peghitung kontraksi dan aplikasi tersebut akan menghitungkannya untuk Anda.

Lalu kapan Anda harus pergi ke rumah sakit?