Bidan Kita

Home Blog Page 13

Diabetes Gestasional? Apa Itu?

Pengertian Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional merupakan tipe diabetes yang didiagnosa selama kehamilan untuk pertama kalinya. Diabetes jenis ini seringkali mulai timbul pada umur kehamilan ke 24 minggu dan 28 minggu. Apabila Anda terkena diabetes selama kehamilan, hal ini bukan berarti Anda memiliki diabetes sebelum hamil. Walaupun diabetes gestasional dapat meningkatkan resiko Anda untuk terkena diabetes tipe dua di kemudian hari, namun diabetes gestasional biasanya akan menghilang setelah kehamilan.

Seperti tipe diabetes lainnya, diabetes gestasional mempengaruhi cara sel Anda menggunakan gula atau glukosa. Diabetes jenis ini biasanya terjadi ketika hormon yang dikeluarkan oleh plasenta membatasi insulin, mencegah tubuh Anda untuk mengatur peningkatan gula darah yang disebabkan oleh kehamilan secara efektif. Insulin sendiri merupakan hormon yang diproduksi oleh pankreas yang berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh, seperti karbohidrat dan lemak, serta membantu tubuh Anda merubah gula menjadi energi. Diabetes gestasional dapat menimbulkan resiko komplikasi baik bagi Anda maupun bayi Anda. Kabar baiknya, resiko ini dapat diatasi apabila Anda mengelola diabetes Anda dengan baik. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai diabetes gestasional.

Apa gejalanya?

Seringkali, diabetes gestational terjadi tanpa gejala. Namun, apabila Anda mengalami suatu gejala, gejala-gejala yang mungkin terjadi antara lain adalah:

  • Kelelahan
  • Pandangan buram
  • Rasa haus yang berlebihan
  • Keinginan untuk buang air kecil serta volume urin yang lebih tinggi dari biasanya
  • Adanya kandungan gula dalam urin 

Faktor resiko

Semua ibu hamil dapat mengalami diabetes gestasional, namun resiko Anda akan meningkat apabila:

  • BMI (Body Mass Index) Anda lebih dari 30 (Catatan: cara menghitung BMI adalah berat badan / (tinggi badan) ²).
  • Melahirkan bayi besar (macrosomia) di persalinan sebelumnya.
  • Memiliki riwayat diabetes gestasional di kehamilan sebelumnya.
  • Anda memiliki anggota keluarga yang mempunyai diabetes.
  • Hamil anak kembar
  • Anda mengalami kenaikan berat badan yang lebih besar dari seharusnya.

Apabila Anda termasuk dalam salah satu atau beberapa faktor resiko diatas, jagalah nutrisi Anda selama kehamilan dan lakukan pemeriksaan diabetes gestasional selama kehamilan. Sebagai referensi tambahan, berikut ini adalah kenaikan berat badan ideal untuk ibu hamil yang mengandung 1 bayi berdasarkan BMI:

  • BMI < 18,5 kg/m² = 12,5 – 18 kg
  • BMI 18,5 – 24,9 kg/m² = 11,5 – 16 kg
  • BMI 25 – 29,9 kg/m² = 7 – 11,5 kg
  • BMI > 30 kg/m² = 5 – 9 kg 

Apa efeknya dalam kehamilan?

Gula darah yang tidak terkontrol pada ibu-ibu yang terkena diabetes gestasional dapat menimbulkan berbagai masalah baik bagi ibu maupun bayi. Ditambah lagi, apabila Anda tidak menjaga diabetes Anda, gula darah Anda akan tetap tinggi selama kehamilan dan menimbulkan berbagai komplikasi. Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang mungkin dapat terjadi akibat diabetes gestasional.

  • Bayi besar (macrosomia)

Diabetes yang tidak dikendalikan dengan baik dapat membuat gula darah bayi menjadi tinggi. Hal ini membuat bayi Anda tumbuh lebih besar dari seharusnya atau yang juga disebut dengan microsomia. Bayi yang besar ini dapat menimbulkan komplikasi lain bagi persalinan Anda. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bayi besar, klik disini.

  • Gula darah rendah (hypoglycemia)

Seringkali, para ibu yang mengkonsumsi insulin atau obat diabetes lainnya dapat mempunyai gula darah yang terlalu rendah. Apabila tidak diobati, hal ini dapat menjadi masalah yang serius. Selain itu, apabila Anda tidak mengkontrol diabetes Anda, bayi Anda juga dapat mempunyai gula darah rendah setelah persalinan. Di beberapa kasus yang parah, gula darah rendah pada bayi dapat menyebabkan bayi Anda menjadi kejang. Namun kabar baiknya, hal ini dapat dihindari apabila Anda menjaga dan mengkontrol diabetes Anda dengan baik.

  • Preeklampsia atau tekanan darah tinggi

Apabila gula darah Anda tinggi, metabolisme Anda juga akan terganggu. Hal ini membuat aliran darah Anda tidak lancar, menyebabkan tekanan darah tinggi atau bahkan preeklampsia. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai preeklampsia, klik disini.

  • Obesitas atau diabetes tipe 2 di kemudian hari

Apabila Anda memiliki diabetes gestasional, bayi Anda akan memiliki resiko yang lebih besar untuk terkena diabetes tipe dua atau obesitas di kemudian hari. Maka dari itu, sangatlah penting untuk menjaga nutrisi si kecil.

  • Kematian (stillbirth)

Walaupun kasusnya cukup langka, namun apabila tidak diobati dan tidak dijaga dengan baik, diabetes gestasional dapat menyebabkan kematian bayi setelah persalinan.

Bagaimana cara mencegahnya?

Walaupun Anda tidak dapat mencegah diabetes gestasional sepenuhnya, namun Anda dapat mengurangi resiko terkena diabetes gestasional dengan memiliki gaya hidup sehat, berolahraga secara rutin, mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, dan merencanakan kehamilan Anda dengan baik, termasuk melakukan pemeriksaan menyeluruh sebelum Anda memutuskan untuk hamil. Apabila Anda ternyata memiliki diabetes atau kelebihan berat badan sebelum Anda hamil, konsultasikanlah terlebih dahulu dengan provider Anda untuk memperbaiki kondisi Anda terlebih dahulu. Bahkan apabila Anda dapat mengurangi sedikit berat badan Anda, itu sudah sangat membantu untuk mengurangi resiko Anda terkena diabetes gestasional selama kehamilan. 

Tips untuk para ibu yang mempunyai diabetes gestasional

Apabila Anda memiliki diabetes gestasional, berikut ini adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk menjaga dan mengendalikan diabetes Anda.

  • Konsumsi makanan bergizi seimbang

Konsumsilah makanan yang sehat dan bergizi seimbang. Konsultasikanlah dengan ahli diet Anda mengenai makanan-makanan yang baik untuk Anda konsumsi apabila Anda mempunyai diabetes. Selain itu, ahli diet Anda juga dapat membantu Anda untuk mengatur gula darah Anda selama kehamilan Anda.

  • Berolahragala secara teratur

Berolahraga merupakan cara sederhana yang dapat Anda lakukan untuk menjaga gula darah Anda tetap terkendali. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai olahraga selama kehamilan, klik disini.

  • Awasi gula darah Anda

Selama kehamilan, tubuh Anda akan mengalami berbagai perubahan. Perubahan-perubahan ini memerlukan banyak energi dan hal ini membuat tingkat gula darah Anda dapat berubah-rubah sangat cepat. Awasi gula darah Anda sesering mungkin sesuai dengan rekomendasi provider kesehatan Anda. Sebagai referensi, berikut ini adalah acuan yang dapat Anda gunakan ketika memeriksa gula darah Anda.

– Sebelum makan, 95 mg/dl atau kurang.

Bayi Besar

Pengertian Bayi Besar

Istilah bayi besar atau yang disebut juga dengan macrosomia merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut bayi yang lebih besar dari rata rata. Suatu bayi dapat disebut sebagai macrosomia apabila ia mempunyai berat badan yang lebih dari 4 kg. Macrosomia atau bayi besar dapat menimbulkan berbagai resiko komplikasi saat persalinan, baik bagi Anda maupun bayi Anda. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus Anda ketahui mengenai bayi besar.

Apa penyebabnya?

Bayi besar atau macrosomia biasanya terjadi ketika bayi mendapat nutrisi yang lebih dari yang ia perlukan ketika di dalam kandungan. Macrosomia biasanya disebabkan oleh faktor genetik dan kondisi sang ibu, contohnya seperti diabetes dan obesitas. Di beberapa kasus tertentu, sang bayi dapat mempunyai kondisi medis yang membuatnya tumbuh lebih cepat dan lebih besar. Namun, kasus seperti ini cukup jarang terjadi.

Pendarahan Pasca Persalinan

Pengertian Pendarahan Pasca Persalinan

Setelah melahirkan, Anda akan mengalami pendarahan ringan yang disertai dengan penggumpalan darah. Pendarahan ini disebut juga dengan lokhia dan merupakan suatu hal yang normal. Jumlah pendarahan yang Anda alami ini akan berbeda seiring berjalannya waktu. Pada umumnya, Anda akan mengalami pendarahan yang paling deras di beberapa jam pertama pasca persalinan. Pendarahan ini akan berkurang di jam-jam dan hari hari berikutnya.

Kapan Terjadi?

Pendarahan ini biasanya akan berlangsung sampai dengan 6 atau 7 minggu pasca persalinan. Berikut ini adalah beberapa tipe pendarahan yang akan Anda temui setelah melahirkan:

  • 24 jam pertama

Di waktu ini Anda biasanya akan mengalami pendarahan yang cukup deras dan darah Anda akan berwarna merah cerah. Anda mungkin juga akan mengeluarkan satu atau dua gumpalan darah sebesar tomat atau beberapa gumpalan darah kecil sekecil anggur.

  • 2 sampai 6 hari setelah persalinan

Pendarahan Anda mulai berkurang dan darah Anda berwarna coklat gelap atau merah pudar. Hal ini biasanya tanda bahwa darah tersebut tidak lagi disebabkan oleh pendarahan yang berlanjut. Anda mungkin juga akan merasakan bahwa darah Anda keluar ketika Anda menyusui, setelah menyusui, atau saat memompa ASI. Di waktu ini Anda biasanya masih akan mengeluarkan beberapa gumpalan darah kecil seukuran penghapus pensil.

  • 7 sampai 10 hari setelah persalinan

Darah yang keluar berwarna coklat muda atau pink kemerahan. Darah yang keluar pada waktu ini akan menjadi lebih ringan atau sedikit dari 6 hari pertama setelah persalinan. Namun, apabila Anda sedang menyusui, Anda mungkin menyadari akan ada sedikit darah yang mengalir ketika Anda sedang menyusui atau memompa ASI atau setelahnya.

  • 11 sampai 14 hari setelah persalinan

Darah yang keluar di waktu ini akan memiliki warna yang lebih pudar atau lebih cerah dan apabila ada gumpalan, gumpalan tersebut biasanya sangat kecil. Jika aktivitas fisik Anda di hari-hari ini cukup berat, Anda mungkin akan menyadari bahwa darah yang keluar akan menjadi lebih banyak untuk sementara dan warnanya akan lebih merah. Jumlah darah yang keluar di waktu ini akan menjadi lebih sedikit daripada 10 hari pertama setelah persalinan.

  • 3 sampai 4 minggu setelah persalinan

Pada waktu-waktu ini, darah yang keluar akan menjadi sangat sedikit. Vagina Anda mungkin akan mengeluarkan cairan berwarn krem atau terkadang juga disertai dengan semburat darah berwarna coklat atau merah muda karena vagina Anda sedang bekerja untuk kembali ke kondisi semula ketika sebelum Anda hamil. Terkadang pendarahan Anda akan berhenti total di masa ini dan Anda mungkin akan mulai mengalami menstruasi lagi.

  • 5 sampai 6 minggu setelah persalinan

Pendarahan pasca persalinan pada umumnya akan berhenti di minggu ke-5 dan 6. Namun, Anda terkadang mungkin akan mendapati flek berwarna coklat, merah, atau kuning. Apabila Anda mengalami pendarahan di masa ini, mungkin itu artinya Anda mulai siklus menstruasi Anda lagi, terutama apabila Anda sedang tidak menyusui. Apabila Anda menemukan pendarahan atau gumpalan darah baru yang tidak biasa di masa ini, segera konsultasikanlah dengan provider Anda.

Pada masa-masa ini, Anda tidak disarankan untuk menggunakan tampons atau memasukkan barang apapun ke dalam vagina Anda sampai sekurangnya 6 minggu setelah persalinan. Anda biasanya juga akan menemui provider Anda pada minggu ke-4 atau ke-6 untuk melakukan kontrol pasca persalinan. Namun, Anda mungkin akan diharuskan untuk menemui provider Anda lebih awal apabila Anda mengalami komplikasi atau melahirkan melalui operasi sesar.

Jenis-Jenis Lokhia

Lokhia merupakan pendarahan ringan yang Anda alami pasca persalinan. Lokhia merupakan sesuatu yang normal dan biasanya terdiri dari darah, dinding rahim Anda yang luruh, bakteri, jaringan-jaringan yang mati, dan lendir. Lokhia pada umumnya memiliki aroma yang sama seperti aroma darah menstruasi Anda. Lokhia biasanya berasal dari pelepasan plasenta dari dinding rahim Anda. Namun, darah tambahan juga dapat hadir dari adanya robekan atau luka ketika proses persalinan. Lokhia dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:

  • Lokhia rubra

Lokhia rubra merupakan pendarahan tahap pertama setelah Anda melahirkan. Lokhia jenis ini memiliki warna merah terang dan dimulai sehari atau dua hari setelah Anda melahirkan. Lokhia rubra pada umumnya terdiri dari darah, sedikit membran, cairan serviks, dan mekonium (buang air besar pertama bayi Anda) yang mungkin keluar dari bayi Anda selama proses persalinan.

  • Lokhia serosa

Lokhia serosa adalah pendarahan tahap kedua setelah lokhia rubra. Lokhia jenis ini berwarna merah muda kecoklatan. Di tahap ini, konsistensi lokhia Anda jadi lebih berair dan dapat berlangsung sampai sekitar 10 hari setelah persalinan.

  • Lokhia alba

Lokhia alba merupakan tahap akhir dari lokhia. Di tahap ini, lokhia yang keluar tidaklah banyak dan berwarna putih kekuningan. Lokhia jenis ini biasanya berlangsung mulai dari minggu ketiga sampai dengan minggu keenam pasca persalinan. Lokhia jenis ini pada umumnya terdiri dari sel darah putih, sel jaringan, kolesterol, lemak, dan lendir.

Apabila Anda sedang menyusui, lokhia Anda biasanya akan menjadi lebih deras dari biasanya karena menyusui dapat membantu rahim Anda untuk berkontraksi. Selain menyusui, aktivitas yang terlalu berat juga dapat meningkatkan jumlah lokhia Anda.

Lokhia merupakan sesuatu yang normal dan dialami oleh semua ibu pasca persalinan. Namun segera konsultasikanlah dengan provider Anda apabila Anda terus mengeluarkan gumpalan darah yang besar setelah 24 jam setelah persalinan, apabila jumlah dan intensitas lokhia Anda meningkat seiring berjalannya waktu, apabila lokhia Anda memiliki aroma yang Anda, dan apabila Anda mengalami sakit panggul. 

Postpartum Hemorrhage

Olahraga yang Dapat Anda Lakukan Pasca Persalinan

Olahraga Apa Saja Yang Bisa Dilakukan?

Tetap aktif setelah melahirkan merupakan hal sederhana yang dapat Anda lakukan yang akan menghindarkan Anda dari berbagai masalah seperti kelelahan, penggumpalan darah, insomnia, stress, dan bahkan postpartum depression. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai postpartum depression, klik disini. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penggumpalan darah pasca persalinan, klik disini.

Menurut Penelitian

Menurut para ahli, Anda dapat mulai melakukan latihan kegel dan berjalan-jalan santai mulai dari 24 jam bertama setelah Anda melahirkan. Anda pada umumnya dapat melakukan jalan-jalan santai selama 30 menit setiap harinya setelah persalinan, namun apabila persalinan Anda sebelumnya cukup rumit atau apabila Anda melahirkan dengan operasi sesar, Anda dapat berjalan-jalan santai selama 5 menit setiap harinya di minggu-minggu pertama. Yang paling penting adalah beranjak dari tempat tidur Anda dan menggerakkan badan Anda, bahkan dengan hanya berjalan ke dapur atau mengelilingi kasur Andapun sudah sangat membantu.

Kapan Sebaiknya Olahraga?

Apabila Anda ingin melakukan olahraga yang lain, ingatlah untuk mengkonsultasikannya terlebih dahulu dengan provider Anda dan dengarkan tubuh Anda.

Apabila Anda sebelumnya melahirkan normal tanpa komplikasi apapun, selama Anda tidak mengalami gejala-gejala yang berbahaya seperti sakit di area perut, vagina, pendarahan, inkontinensia urin, atau prolapse vagina, Anda dapat memulai latihan ringan yang tentunya telah dimodifikasi segera setelah Anda melahirkan (tentunya dengan seijin provider kesehatan Anda). Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai inkontinensia urin, klik disini. Sedangkan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai prolapse vagina, klik disini.

Apabila Anda melahirkan normal namun mengalami robekan, Anda mungkin akan memerlukan 2-3 minggu untuk fase penyembuhan apabila robekan Anda cukup parah. Di masa-masa penyembuhan tersebut, konsultasikanlah dengan provider Anda mengenai aktivitas yang dapat Anda lakukan untuk menjaga badan Anda tetap aktif, contohnya berjalan santai.

Apabila Anda melahirkan dengan operasi sesar, Anda biasanya akan disarankan untuk mulai berjalan sehari setelah operasi apabila memungkinkan, atau segera setelah Anda siap. Hal ini dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah Anda, mengurangi resiko penggumpalan darah yang berbahaya, dan membantu mencegah sembelit. Namun, Anda mungkin harus menunggu lebih lama sebelum melakukan latihan-latihan yang intens. Untuk mengetahui mengenai olahraga yang dapat Anda lakukan setelah operasi sesar, klik disini.

Penggumpalan Darah Pasca Persalinan

Penggumpalan Darah Apakah Normal?

Penggumpalan darah setelah persalinan merupakan suatu hal yang normal terutama setelah operasi sesar. Setelah persalinan, terutama di 6 minggu pertama, tubuh Anda akan berada di fase penyembuhan. Di fase ini Anda biasanya akan mengalami pendarahan, atau yang biasanya disebut dengan lochia, dan juga gumpalan darah. Gumpalan darah merupakan darah yang menggumpal menjadi satu dan membentuk semacam jeli. Pada umumnya, darah-darah tersebut berasal dari dinding rahim Anda yang luruh atau jaringa-jaringan di jalan lahir Anda yang rusak. Pendarahan dan gumpalan darah ini biasanya akan keluar melalui vagina Anda. Apabila darah ini tidak kunjung keluar melalui vagina Anda, darah-darah ini akan membentuk gumpalan darah. Terkadang gumpalan darah ini dapat menjadi cukup besar segera setelah Anda melahirkan. Namun, walaupun pengumpalan darah setelah persalinan merupakan hal yang normal, gumpalan darah yang terlalu banyak atau terlalu besar dapat menyebabkan masalah. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai penggumpalan darah pasca persalinan.

Gejala penggumpalan darah normal pasca persalinan

Gumpalan darah pada umumnya terlihat seperti jeli. Mereka biasanya juga akan mengandung lendir atau jaringan dan dapat berukuran sebesar bola golf. Jumlah pendarahan dan gumpalan darah yang Anda alami pasca persalinan normalnya akan berbeda seiring berjalannya waktu. Berikut ini adalah tipe-tipe pendarahan dan gumpalan darah yang akan Anda temui setelah persalinan.

  • 24 jam pertama

Di waktu ini Anda biasanya akan mengalami pendarahan yang cukup deras dan darah Anda akan berwarna merah cerah. Anda mungkin juga akan mengeluarkan satu atau dua gumpalan darah sebesar tomat atau beberapa gumpalan darah kecil sekecil anggur.

  • 2 sampai 6 hari setelah persalinan

Pendarahan Anda mulai berkurang dan darah Anda berwarna coklat gelap atau merah pudar. Hal ini biasanya tanda bahwa darah tersebut tidak lagi disebabkan oleh pendarahan yang berlanjut. Anda mungkin juga akan merasakan bahwa darah Anda keluar ketika Anda menyusui, setelah menyusui, atau saat memompa ASI. Di waktu ini Anda biasanya masih akan mengeluarkan beberapa gumpalan darah kecil seukuran penghapus pensil.

  • 7 sampai 10 hari setelah persalinan

Darah yang keluar berwarna coklat muda atau pink kemerahan. Darah yang keluar pada waktu ini akan menjadi lebih ringan atau sedikit dari 6 hari pertama setelah persalinan. Namun, apabila Anda sedang menyusui, Anda mungkin menyadari akan ada sedikit darah yang mengalir ketika Anda sedang menyusui atau memompa ASI atau setelahnya.

  • 11 sampai 14 hari setelah persalinan

Darah yang keluar di waktu ini akan memiliki warna yang lebih pudar atau lebih cerah dan apabila ada gumpalan, gumpalan tersebut biasanya sangat kecil. Jika aktivitas fisik Anda di hari-hari ini cukup berat, Anda mungkin akan menyadari bahwa darah yang keluar akan menjadi lebih banyak untuk sementara dan warnanya akan lebih merah. Jumlah darah yang keluar di waktu ini akan menjadi lebih sedikit daripada 10 hari pertama setelah persalinan.

  • 3 sampai 4 minggu setelah persalinan

Pada waktu-waktu ini, darah yang keluar akan menjadi sangat sedikit. Vagina Anda mungkin akan mengeluarkan cairan berwarn krem atau terkadang juga disertai dengan semburat darah berwarna coklat atau merah muda karena vagina Anda sedang bekerja untuk kembali ke kondisi semula ketika sebelum Anda hamil. Terkadang pendarahan Anda akan berhenti total di masa ini dan Anda mungkin akan mulai mengalami menstruasi lagi.

  • 5 sampai 6 minggu setelah persalinan

Pendarahan pasca persalinan pada umumnya akan berhenti di minggu ke-5 dan 6. Namun, Anda terkadang mungkin akan mendapati flek berwarna coklat, merah, atau kuning. Apabila Anda mengalami pendarahan di masa ini, mungkin itu artinya Anda mulai siklus menstruasi Anda lagi, terutama apabila Anda sedang tidak menyusui. Apabila Anda menemukan pendarahan atau gumpalan darah baru yang tidak biasa di masa ini, segera konsultasikanlah dengan provider Anda.

Anda tidak disarankan untuk menggunakan tampons atau memasukkan barang apapun ke dalam vagina Anda sampai sekurangnya 6 minggu setelah persalinan. Anda biasanya juga akan menemui provider Anda pada minggu ke-4 atau ke-6 untuk melakukan kontrol pasca persalinan. Namun, Anda mungkin akan diharuskan untuk menemui provider Anda lebih awal apabila Anda mengalami komplikasi atau melahirkan melalui operasi sesar. 

Faktor resiko penggumpalan darah

Darah yang sehat dapat menggumpal atau menembel satu denga lainnya untuk membantu mencegah terjadinya pendarahan yang berlebih ketika terdapat suatu luka. Terdapat dua jenis penggumpalan darah yang dapat dialami seorang wanita pasca persalinan, salah satunya adalah penggumpalan darah yang akan keluar dari vagina Anda hingga beberapa hari setelah Anda melahirkan. Ketika tubuh Anda melepaskan plasenta dari dinding rahim Anda setelah persalinan, darah dari pelepasan tersebut akan menggenang di dalam rahim Anda dan membentuk gumpalan darah. Di 24 jam pertama, ketika pendarahan Anda sedang deras derasnya, biasanya Anda akan mengeluarkan satu atau dua gumpalan besar. Setelah itu, vagina Anda terkadang juga akan mengeluarkan gumpalan-gumpalan darah yang lebih kecil sampai beberapa hari setelah Anda melahirkan.

Prenatal Gentle Yoga: Memelihara Energi Fisik, Mental, dan Emosional Anda

Praktik Prenatal Gentle Yoga

Seringkali saya takjub dengan kekuatan dan kecerdasan tubuh ini. Apalagi pada saat masa kehanilan. Banyak sekali hal hal yang menakjubkan yang terjadi. Dan Di antara hal-hal menakjubkan tentang kehamilan adalah cara-cara tubuh seorang wanita untuk mengakomodasi bayinya yang sedang “tumbuh”. fakta bahwa kulitnya dapat meregangkan diri, mengakomodasi  perutnya yang semakin besar, otot-otot perutnya membesar, bahwa tulang dan persendiannya beradaptasi untuk membawa lebih banyak beban dan berat.

Perubahan Yang Dirasakan

Satu perubahan luar biasa yang tidak begitu jelas terlihat oleh mata telanjang, adalah peningkatan besar volume darah yang mengalir melalui pembuluh darah wanita selama kehamilan. Dinding pembuluh darah menjadi lebih elastis, rileks dan melebar, memungkinkan volume darah yang lebih besar mengalir dengan mudah melalui tubuhnya, membuat jaringan lebih lentur. Darah yang beredar mengangkut oksigen dan nutrisi ke sel dan membuang limbah dan karbon dioksida.dan seperti kita ketahui,  Pada kehamilan, aliran darah terutama diarahkan ke area yang paling membutuhkan dan pertumbuhan: payudara dan panggul.

Apa Yang Terjadi?

Kandungan cairan pada tubuh ibu hamil menjadi meningkat.  Sekitar setengah kenaikan berat badannya dalam kehamilan berasal dari air. Persentase cairan dalam tubuh wanita hamil meningkat dari 60 persen menjadi sekitar 70 persen. Peningkatan fluiditas tubuh dan produksi cairan ketuban, yang melindungi bayinya di dalam rahim. Sementara itu, janin di dalam kandungan sekitar 73 persen nya adalah cairan, yang membuatnya mudah ditempa dan tahan terhadap stres.

Darah tersusun atas sekitar 45 persen elemen yang terbentuk, termasuk sel darah merah (RBC), sel darah putih (WBC), dan trombosit. Sekitar 55 persen darah adalah plasma, yang sebagian besar berupa air. Selama kehamilan, sel darah merah meningkat sekitar 20-30 persen, sedangkan volume plasma meningkat setidaknya 50 persen.

Sel darah merah diencerkan dalam plasma, dan darah menjadi lebih encer. Ini adalah adaptasi normal dalam kehamilan, dan selama seorang wanita mendapatkan cukup zat besi dalam makanannya, dia dapat terhindar dari resiko anemia.

Pengaruhnya Terhadap Kehamilan

Kehamilan juga mengubah level plasma dari banyak faktor pembekuan, seperti fibrinogen, yang meningkat lebih dari tiga kali lipat pada masa kehamilannya. Kadar fibrinogen yang tinggi mendukung pembekuan darah, yang merupakan adaptasi yang sehat pada kehamilan untuk mencegah perdarahan postpartum. Peningkatan plasma memainkan peran penting dalam menjaga sirkulasi darah, tekanan darah dan perfusi uteroplasenta selama kehamilan.

Postur tubuh mempengaruhi sirkulasi dan tekanan darah wanita secara dramatis. Berada dalam satu pose terlalu lama dapat menyebabkan stasis vena atau edema dependen dan penurunan tekanan darah. Berbaring telentang menyebabkan tekanan darah rendah atau sindrom vena cava.

Peningkatan cairan mempersiapkan tubuh Anda untuk lahir. Serviks, vagina, dan vulva menjadi lebih lunakdan lebih lentur pada kehamilan. Peningkatan volume darah juga mempersiapkan tubuh Anda untuk mengantisipasi potensi kehilangan darah selama kelahiran.

Praktik Prenatal Gentle Yoga

Dalam latihan yprenatal gentle yoga, saya mengajak Anda semua untuk lebih aware dengan  kualitas kandungan air dalam tubuh Anda: maksudnya adalah bagaimana Anda mampu melakukan pose dan gerakan dengan mudah dengan selalu memperhatikan formula yang ada sehingga gerakan yang Anda lakukan mampu menjaga kualitas kesehatan kehamilan Anda.  Usahakan selalu menjaga keseimbangan tubuh, memperhatina pusat gravitasi tubuh dan juga keselarasan tubuh dalam melakukan setiap pose dan gerakan prenatal gentle yoga.

Saat melakukan pose dan gerakan prenatal gentle yoga, penahanan pada setiap pose dilakukan paling tidak hanya 3-8 siklus nafas saja. Ini supaya tubuh Anda tidak ada tekanan statis pada satu pose. Melakukan gerakan dan transisi pose dengan mudah sembari menselaraskan tubuh dan nafas menjadi bagian yang sangat penting pada saat melakukan gerakan prenatal gentle yoga ini.

Berikut ini adalah beberapa gerakan yang bisa Anda lakukan dan latih secara mandiri di rumah sehingga Anda tetap bisa Aktif dan sehat.

Table Pose

Pada pose ini beberapa pakem yang harus di lakukan untuk menghindari potensi cidera adalah:

  • usahakan menggunakan alas berupa lipatan selimut atau handuk untuk melindungi lutut dan tulang kering serta punggung kaki Anda
  • Pastikan lutut Anda tepat di bawah panggul dan telapak tangan Anda tepat di bawah bahu. Sehingga JARAK Antara lutut dan telapak tangan HARUS SAMA PANJANG dengan PanjangAntara panggul dan bahu.
  • Saat melakukan pose table ini, usahakan membagi berat tubuh Anda di telapak tangan, lutut, sepanjang tulang kering serta punggung kaki. Artinya area tersebut di tekan dengan kuat pada matras.ini sebagai upaya untuk menghindari “jatuh/drop” nya perut Anda yang justru dapat menyebabkan ketidak seimbangan ligament pada rahim.

Untuk tetap menjaga lancarnya aliran darah dan cairan di dalam tubuh Anda, Anda bisa saja bergerak, mengayunkan pinggul dari sisi ke sisi, berputar-putar, atau bergoyang ke depan dan belakang saat berada pada pose ini.

Bisakah Prenatal Gentle Yoga Mengurangi Rasa Sakit Saat Melahirkan Dan Meningkatkan Potensimu Agar Berhasil Melahirkan Alami Minim Trauma (Gentle Birth)?

Awal Cerita

Setiap kali saya posting tentang prenatal gentle yoga di Instagram, entah itu gerakan dan pose pose untuk beberapa kasus atau masalah, maupun jadwal kelas online, para ibu ibu follower IG @bidankita banyak sekali yang berespon dan penasaran tentang apapun yang saya posting berkaitan dengan prenatal gentle yoga tersebut. Entah bertanya tentang kapan atau diumur kehamilan berapa pose itu bisa di lakukan? Maupun bertanya tentang pose apa yang bisa membantu mengatasi masalah si penanya. Artinya dari respon respon yang saya baca, semakin kesini semakin banyak ibu yang ingin merasakan proses persalinan yang alami minim rasa trauma terutama RASA NYERI.

Apa Penyebabnya?

Karena balik lagi, bagaimanapun juga hampir semua orang TIDAK SUKA dengan rasa nyeri. Sehingga itulah kenapa tercipta obat obatan dan metode metode pengurang bahkan penghilang rasa nyeri. Walaupun sebenarnya rasa nyeri merupakan salah satu cara tubuh Anda baik sel, organ maupun system saraf untuk “berkomunikasi” dengan otak Anda untuk memberitahu bahwa sedang ada sesuatu terjadi di dalam tubuh Anda (entah itu proses maupun sesuatu hal yang salah) supaya otak Anda lebih “AWARE” lalu melakukan sebuah respon.

Walaupun kita setuju bahwa melahirkan merupakan proses yang sacral dan sangat indah serta sebuah peristiwa yang tidak bakalan terlupakan bagi setiap orang yang terlibah bahkan mengalaminya, namun itu juga merupakan salah satu peristiwa paling menegangkan yang dapat terjadi dalam kehidupan seorang wanita.

Dari berbagai kisah yang beredar selama ini, banyak ibu yang menyatakan bahwa melahirkan itu sangat menyakitkan, menegangkan dan digambarkan selaksa pertarungan antara hidup dan mati. Dan keyakinan ini secara turun temurun diyakini sehingga tidaklah mudah untuk menghapus atau minimal merubah /mereprogramming persepsi tersebut.

Sehingga ketika saya berbagi informasi tentang prenatal gentle yoga, tidaklah heran bahwa pasti akan muncup pertanyaan :

  • Apakah prenatal gentle yoga bisa mengurangi rasa sakit / nyeri pada saat proses melahirkan? Apa dan mana bukti serta penelitian ilmiahnya?
  • Apakah prenatal gentle yoga bisa membantu “melancarkan” proses persalinan? Karena jika memang persalinan itu sakit, maka ketika proses tersebut lancar, itu artinya rasa sakit yang akan dialami tidak akan berlangsung lama dan kemungkinan besar masih bisa di toleransi. Dan jika memang bisa, mana bukti ilmiahnya?

Ketika pertama kali saya mengembangkan prenatal gentle yoga ini dan mulai menyebarkan ke masyarakat, banyak sekali orang yang menyangsikan bahkan tidak sedikit teman sejawat yang memandang sebelah mata akan program ini.

Namun yang terjadi di lapangan adalah, ternyata banyak sekali klien yang membuktikannya  bahwa  prenatal gentle yoga merupakan Pilihan Sehat untuk Manajemen Nyeri pada Persalinan

Memang kita harus mengakui bahwa ada rasa sakit dalam proses persalinan dan Rasa sakit yang unik dari persalinan itu sangatlah kompleks dan beragam, dan ketika seorang ibu mampu  mengelola rasa sakit maka ini akan berkorelasi dengan peningkatan kepuasan ibu, juga dan meningkatkan ikatan antara ibu dan anak mereka yang baru lahir.

Jenis Puting dan Efeknya saat Menyusui

Jenis Puting Yang Perlu Anda Ketahui

Seperti yang kita tahu, setiap tubuh wanita itu unik dan berbeda beda, termasuk puting susu. Puting susu normal dapat mempunyai berbagai macam ukuran dan bentuk. Secara umum, puting susu dapat digolongkan menjadi beberapa jenis. Masing-masing puting mempunyai keunikannya sendiri. Berikut ini adalah beberapa jenis puting serta efeknya saat menyusui.

  1. Puting umum

Seperti namanya, puting jenis ini disebut puting umum karena puting ini jenis ini dimiliki oleh sebagian besar wanita. Dalam kondisi normal, puting jenis ini akan menonjol beberapa milimeter dari areola, dan ketika mendapat rangsangan, entah dari sentuhan, suhu, kondisi pikiran, atau menyusui, ukuran dari puting ini akan meningkat.

  1. Puting besar

Apabila puting Anda besar, Anda mungkin memiliki kekhawatiran bahwa Anda tidak dapat menyusui dan si kecil akan jadi susah saat menyusui. Namun, sebenarnya bahkan dengan puting ekstra besarpun, sebagian besar bayi tetap dapat menyusu dengan baik. Ketika bayi Anda menempel di payudara Anda dengan benar, mulut si kecil akan menutupi puting Anda sekaligus area di sekitar areola sehingga menyusui sebenarnya bukan menjadi masalah. Namun, apabila bayi Anda lahir prematur atau memiliki mulut yang kecil, menyusui dengan jenis puting ini dapat menjadi cukup menantang. Ketika puting Anda memenuhi mulut bayi Anda, si kecil terkadang kesusahan untuk menempel di area sekitar areola. Akibanya, si kecil mungkin tidak dapat mendapatkan cukup ASI dari payudara Anda. Selain itu, hal ini juga dapat membuat pengalaman menyusui Anda menjadi lebih menyakitkan. Jika hal ini terjadi pada Anda, konsultasikanlah dengan provider atau konsultan ASI Anda. Mereka akan membantu Anda untuk menemukan posisi yang lebih nyaman dan lebih cocok untuk tipe puting Anda. Apabila si kecil kesusahan untuk menempel pada payudara Anda, mereka juga dapat menawarkan beberapa alternatif seperti menggunakan nipple shield untuk menghindari puting lecet. 

  1. Puting datar

Dalam puting jenis umum si puting menonjol beberapa centimeter dari areola. Terkadang puting tersebut dapat menjadi sejajar dengan areola dan hanya akan naik apabila mendapat stimulasi tertentu. Namun, adapula beberapa wanita yang memiliki puting yang datar yang sejajar dengan areola. Puting jenis ini tidak akan menonjol bahkan setelah diberi stimulasi.

Puting jenis ini terkadang menimbulkan kekhawatiran di beberapa ibu saat menyusui. Namun faktanya, sebagian besar ibu dengan puting datar dapat berhasil menyusui. Ketika si kecil menyusu, ia tidak hanya menempelkan mulutnya di area puting. Ia juga akan menempelkan mulutnya di area sekitar areola, sehingga menyusui sebenarnya tidak menjadi masalah. 

  1. Puting yang masuk ke dalam “mendelep”

Berbeda dengan puting pada umumnya yang menonjol beberapa milimeter dari areola, puting jenis ini justru masuk kedalam atau “mendelep”. Puting jenis ini juga terkadang disebut dengan inverted nipples atau puting terbalik.

Jika Anda memiliki puting jenis ini, Anda masih dapat menyusui asalkan bayi Anda dapat menempel di payudara Anda dengan benar. Puting jenis ini dapat menjadi masalah apabila bayi Anda tidak dapat menempel pada payudara Anda dengan baik. Ingatlah bahwa posisi menyusui yang baik merupakan kunci keberhasilan menyusui. Posisi yang buruk saat menyusui dapat menyebabkan berbagai masalah seperti ASI tersumbat, puting lecet, payudara bengkak, mastitis, dan lainnya.

Menyusui dengan Puting Datar dan Mendelep? Mungkinkah?

Apakah Bisa Menyusui Dengan Puting Masauk Ke Dalam?

Sama seperti payudara, puting wanita mempunyai berbagai macam jenis, bentuk, dan ukuran. Sebagian besar wanita mungkin mempunyai bentuk puting yang menonjol dan akan menjadi tegak ketika mendapatkan suatu rangsangan, namun adapula beberapa wanita yang mempunyai puting yang datar atau masuk ke dalam “mendelep”.

Pada umumnya, puting datar dan puting yang masuk kedalam tidak akan mempengaruhi kemampuan Anda untuk menyusui, karena ketika Anda menyusui, mulut si kecil tidak hanya menyedot melalui puting, namun juga dari areola (area gelap di sekitar puting) dan area sekitar kelenjar payudara. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa puting datar dan mendelep membuat menyusui menjadi lebih menantang karena si kecil biasanya cenderung kesulitan untuk menempel dengan baik di puting jenis datar atau mendelep. Hal ini tentunya dapat menimbulkan berbagai masalah seperti payudara bengkak, ASI tersumbat, mastitis, produksi ASI menurun, dll. Namun, sebenarnya dengan kesabaran dan teknik yang benar, Anda masih dapat menyusui dengan puting datar maupun mendelep.

Kenali payudara Anda!

Selama kehamilan, tubuh seorang wanita akan mengalami berbagai macam perubahan, dan payudara Anda bukanlah pengecualian. Untuk beberapa wanita, payudara yang sensitif dapat menjadi tanda-tanda pertama kehamilan, dan hal ini dapat terjadi beberapa hari setelah pembuahan terjadi. Selama kehamilan, payudara Anda akan membesar dan puting Anda akan menjadi lebih menonjol. Hal ini merupakan cara tubuh Anda mempersiapkan masa menyusui. Namun, di beberapa kasus tertentu, apabila Anda memiliki puting mendelep, kehamilan justru akan membuat puting Anda semakin masuk kedalam.

Untuk mengetahui tipe puting Anda, Anda dapat mengamati bagaimana payudara Anda merespon pada rangsangan dari luar, seperti di suhu dingin atau ketika Anda merasa terangsang. Jika puting Anda menjadi lebih keras dan menonjol, maka itu berarti Anda tidak mempunyai tipe puting datar atau mendelep. Namun, apabila Anda masih belum yakin, Anda dapat melakukan “pinch test” untuk mengetahuinya.

Untuk melakukan pinch test, pertama-tama, letakkan jempol dan telunjuk Anda di dasar puting Anda, lalu dengan lembut cubit areola Anda (area gelap di sekitar puting). Jika puting Anda menonjol saat Anda melakukan hal ini, maka Anda tidak mempunyai puting mendelep. Apabila puting Anda tidak menonjol, maka besar kemungkinan bahwa Anda mempunyai puting datar. Terakhir, apabila puting Anda masih masuk kedalam atau justru semakin masuk kedalam, maka Anda mungkin mempunyai puting mendelep.

Tipe puting datar dan mendelep

Puting datar dan mendelep dapat digolongkan lagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

  • Dimpled

Anda dapat disebut memiliki puting jenis ini apabila ada sebagian puting Anda yang menonjol dan bisa ditarik namun puting Anda akan kembali seperti kondisi semula ketika Anda melepas jari Anda.

  • Unilateral

Puting unilateral berarti hanya ada salah satu payudara Anda yang memiliki puting mendelep atau datar dan payudara Anda satunya memiliki puting umum yang menonjol beberapa milimeter dari areola Anda.

  • Inverted

Puting mendelep atau inverted nipples dapat dibagi menjadi tiga tingkatan berdasarkan tingkat keparahannya. Tingkat pertama adalah kondisi dimana tidak ada kerusakan pada saluran ASI Anda dan Anda masih dapat menyusui dengan baik. Pada tingkat ini, sebagian besar bayi masih dapat membuat puting Anda keluar ketika ia sedang menyusu, namun untuk bayi yang lahir prematur atau tidak dapat menghisap dengan kuat, munggkin puting jenis ini dapat menjadi suatu tantangan. Dalam tingkat kedua, puting Anda masuk kedalam hingga sejajar dengan areola. Terkadang, pada level kedua ini, terdapat sedikit kerusakan pada saluran ASI Anda dan Anda mungkin Anda merasakan rasa sakit atau mengalami kesulitan saat menyusui. Yang terakhir, pada tipe ketiga, puting Anda berada di bawah areola. Terkadang pada kasus yang parah, saluran ASI Anda benar-benar tersumbat dan menyusui tidaklah memungkinkan. Apabila puting Anda berada di tingkat kedua atau ketiga, konsultasikanlah dengan provider atau konsultan ASI Anda dan mereka akan memberikan Anda tips, rekomendasi posisi menyusui, dan alternatif pengobatan yang dapat Anda lakukan.

Tips untuk menyusui dengan puting datar atau mendelep

Apabila Anda mempunyai puting datar atau puting yang masuk kedalam, beberapa ini adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk memudahkan Anda saat menyusui.

  1. Nipple former

Anda mungkin menemui bahwa seiring dengan perubahan yang terjadi pada payudara Anda selama kehamilan, puting Anda akan lebih menonjol dari biasanya. Apabila hal tersebut tidak terjadi dan Anda merasa khawatir bahwa bentuk puting Anda dapat membuat masa menyusui menjadi lebih sulit, Anda dapat menggunakan nipple former. Nipple former merupakan alat yang digunakan untuk membantu puting Anda untuk keluar. Alat ini terbuat dari silikon yang lentur dan lembut yang dapat Anda masukkan ke bra Anda, menekan area di sekitar puting Anda secara lembut dan membuat puting Anda keluar.

Makanan yang Harus Dihindari saat Menyusui

STOP! Hindari Makanan Ini

Seringkali, kehamilan menjadi saat dimana Anda dapat mengkonsumsi berbagai makanan untuk memuaskan Anda ketika Anda mengidam. Namun, saat Anda sudah menginjak ke fase menyusui, Anda sudah tidak dapat makan sepenuhnya menurut dengan keinginan Anda. Di masa menyusui, beberapa ibu mempunyai kekhawatiran mengenai apa yang dapat dan tidak dapat ia makan serta efek makanan tersebut pada si kecil. Pada umumnya, ibu menyusui akan disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang bervariasi dan bergizi seimbang. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai makanan yang dapat meningkatkan produksi ASI, klik disini.

Apa Saja Makanan Yang Harus Dihindari Saat Menyusui?

Namun, ada beberapa makanan dan minuman yang sebaiknya dibatasi atau dihindari untuk sementara waktu selama menyusui. Berikut ini adalah beberapa daftar makanan yang sebaiknya Anda batasi atau hindari selama masa menyusui.

  1. Ikan tinggi merkuri

Ikan merupakan sumber DHA (docosahexaenoic acid) dan EPA (eicosapentaenoic acid) yang merupakan dua tipe asam lemak Omega-3 dan merupakan kandungan yang bermanfaat bagi perkembangan otak si kecil namun sulit ditemui di makanan lain. Namun, beberapa ikan dan seafood dapat mengandung tingkat merkuri yang tinggi. Merkuri dapat menjadi berbahaya pada anak-anak karena mereka lebih rentan terkena keracunan merkuri yang dapat berdampak sampai ke sistem saraf pusat si kecil, menyebabkan penurunan atau keterlambatan dalam sistem gerak, kognisi, kemampuan berbicara, dan kesadaran visual. Beberapa ikan yang tinggi merkuri adalah, king makarel, marlin, hiu, ikan todak, tilefish, dan tuna.

Pada umumnya, Anda tidak disarankan untuk mengkonsumsi lebih dari 170 gram ikan sebanyak dua kali seminggu. Apabila Anda memutuskan untuk mengkonsumsi ikan karena kandungan Omega-3nya yang tinggi, Anda dapat mengkonsumsi ikan rendah merkuri seperti salmon dan trout. Selain itu, ikan-ikan mentah seperti sushi dan sashimi juga tidak disarankan karena kemungkinan adanya parasit dan bakteri. Namun jangan khawatir, Anda masih dapat mengkonsumsi sushi sekali-kali selama Anda mengkonsumsinya di restoran yang baik dan terkemuka.

  1. Minuman berkafein

Kopi, soda, teh, dan cokelat merupakan sumber kafein yang sering kita temui. Ketika Anda mengkonsumsi makanan berkafein, beberapa kafein tersebut juga terdapat pada ASI Anda. Hal ini dapat menyebabkan masalah mengingat tubuh si kecil masih mempunyai kesulitan untuk memecah dan menyingkirkan kafein. Akibatnya, kafein kafein tersebut dapat menumpuk di tubuh si kecil, menyebabkan si kecil rewel dan mengalami masalah tidur. Selain minuman diatas, ingatlah bahwa kafein juga dapat ditemui di obat-obatan dan minuman energi.