Bidan Kita

Home Blog Page 16

Diare Saat Kehamilan

Yang Terjadi Diare Saat Hamil

Masalah perut dan pencernaan sangatlah umum terjadi selama kehamilan, termasuk diare. Beberapa ibu menganggap diare sebagai tanda tanda awal kehamilan. Walaupun perubahan hormon yang terjadi di waktu konsepsi memang dapat menyebabkan masalah pencernaan dan bahkan diare, namun nyeri payudara, rasa lelah, dan mual merupakan tanda-tanda kehamilan yang lebih sering terjadi.

Diare di akhir kehamilan juga dapat menjadi tanda bahwa persalinan sudah dekat. Hal ini terjadi karena ketika waktu persalinan sudah dekat, tubuh Anda akan melepaskan hormon prostaglandin yang menyebabkan rahim Anda berkontraksi. Hal ini dapat menstimulasi usus Anda dan menyebabkan diare.

Saat Anda mengalami diare, masalah utama Anda adalah bagaimana cara agar tetap terhidrasi. Anda dapat kehilangan banyak cairan saat mengalami diare dan dehidrasi dapat menjadi suatu hal yang serius dan bahkan mematikan. Walaupun diare seringkali bukanlah suatu kondisi yang dapat mengancam jiwa, namun diare juga bukan merupakan kondisi yang dapat dianggap remeh, terutama saat hamil.

Apa penyebabnya?

  1. Sensitivitas terhadap makanan

Jika bau kopi membuat Anda mual atau Anda merasa ingin muntah ketika melihat daging sapi, mungkin tubuh Anda sedang menjadi sedikit senstif terhadap makanan tersebut pada saat ini. Tubuh Anda sangatah pintar, jika mereka sedang tidak dapat mencerna makanan tertentu, mereka akan mengeluarkannya dengan cepat, yang dalam konteks ini berbentuk diare.

Sesitivitas ini seringkali terjadi di trimester pertama dan akan berkurang ketika Anda mulai memasuki trimester kedua, namun sampai waktunya tiba, Anda dapat mencoba:

  • Berlatih intuitive eating. Makanlah makanan yang dapat diterima tubuh Anda. Untuk beberapa ibu, makanan tersebut dapat berupa makanan tawar seperti crackers atau pisang, namun untuk sebagian ibu, makanan tersebut juga dapat berarti daging dan protein. Mulai amati tubuh Anda dan sesuaikan menu makanan Anda dengan tubuh Anda.
  • Makanlah dalam porsi yang lebih kecil. Pada masa-masa ini, makanan dalam porsi besar dapat membuat Anda merasa mual. Cobalah untuk membagi porsi makan Anda menjadi beberapa porsi kecil yang dapat Anda konsumsi sepanjang hari. 
  • Pilihlah makanan yang padat akan nutrisi. Cobalah nasi coklat dengan garam laut, gelatin, kaldu tulang, buah segar, dan makanan kaya nutrisi lainnya yang dapat Anda konsumsi. 

Makanan yang mengandung gula alkohol seperti sorbitol, xylitol, atau mannitol juga dapat menyebabkan diare.

  1. Perubahan pola makan

Saat mengetahui bahwa Anda hamil, mungkin Anda merasa bahwa pola makan Anda memerlukan perubahan sepenuhnya. Namun, perubahan pola makan secara ekstrim dapat menimbulkan diare di trimester pertama karena tubuh Anda sedang berusaha untuk menyesuaikan diri. Jika hal tersebut terjadi pada Anda, cobalah untuk mendengarkan tubuh Anda. Walaupun ada banyak makanan yang mempunyai nutrisi yang baik untuk ibu hamil, cobalah untuk memperkenalkannya secara perlahan. Tubuh Anda akan memastikan bahwa bayi Anda mendapatkan nutrisi yang ia perlukan, bahkan jika pada awalnya Anda tidak dapat mengkonsumsi makanan tersebut dalam jumlah yang banyak.

  1. Vitamin prenatal

Vitamin prenatal memang direkomendasikan untuk ibu hamil, namun vitamin prenatal mengandung lebih banyak asam folat dan zat besi daripada multivitamin Anda pada normalnya, yangmana terkadang dapat menimbulkan masalah pencernaan seperti diare.

Untuk mengantisipasinya, jika Anda vitamin Anda membuat Anda merasa mual, konsumsilah vitamin prenatal Anda saat Anda makan atau setelah makan saat perut Anda dalam kondisi penuh. 

  1. Hormon

Anda mungkin pernah mendengar bahwa perubahan hormon yang terjadi saat Anda hamil dapat memperlambat sistem pencernaan, menyebabkan sembelit. Namun, untuk beberapa orang, hormon justru dapat mempercepat sistem pencernaan, menyebabkan diare, terutama di trimester pertama dan trimester ketiga. 

  1. Stress

Jika Anda sedang hami, terutama untuk yang pertama kali, mungkin Anda akan mempunyai banyak kekhawatiran yang membuat Anda merasa stress. Sayangnya, stress dapat menimbulkan reaksi tubuh yang merugikan, termasuk diare. Hal ini terjadi karena sistem pencernaan dikendalikan oleh sistem saraf, dan stress dapat membuat sistem saraf menghentikan aliran darah, membuat otot di sistem pencernaan Anda berkontraksi, dan mengurangi sekresi yang dibutuhkan untuk pencernaan. Hal ini dapat memicu terjadinya diare.

Mimisan Saat Kehamilan

Saat Anda hamil, Anda mungkin akan mengalami hidung mampet dan bahkan mimisan. Walaupun mimisan dapat menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan, namun ternyata mimisan saat kehamilan merupakan sesuatu yang sering terjadi.

Apa penyebabnya?

Walaupun mimisan saat kehamilan bukanlah suatu pengalaman yang menyenangkan dan seringkali membuat Anda khawatir, namun mimisan selama kehamilan biasanya disebabkan oleh berbagai perubahan yang ada di tubuh Anda. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan mimisan selama kehamilan.

  1. Hormon

Sama halnya dengan hidung mampet atau gusi berdarah. Perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan, terutama estrogen dan progesteron, menyebabkan adanya peningkatan aliran darah ke seluruh selaput lendir di tubuh Anda, termasuk di hidung Anda. Hal ini terjadi karena rahim Anda dilapisi oleh selaput lendir, dan estrogen menjaga dan mengentalkan selaput lendir tersebut untuk bayi Anda yang sedang bertumbuh, sedangkan progesteron membantu rahim dan payudara untuk membesar saat hamil. Di hidung Anda, selaput lendir yang membengkak ini menyebabkan hidung mampet dan juga menyebabkan mimisan.

  1. Volume darah yang meningkat

Peningkatan hormon estrogen dan progesteron selama kehamilan juga dapat meningkatkan volume darah. Peningkatan volume darah dalam tubuh ini dapat menekan pembuluh darah yang ada di hidung Anda hingga akhirnya menyebabkan mimisan.

  1. Dehidrasi

Mimisan dapat menjadi suatu tanda-tanda bahwa Anda mengalami dehidrasi. Ketika Anda hamil, tubuh Anda akan memerlukan lebih banyak air. Minumlah sekurangnya 10 gelas berukuran 250ml setiap harinya. Ketika tubuh Anda mengalami dehidrasi, selaput lendir yang ada di hidung Anda akan mengering dan pecah, menyebabkan mimisan.

Apa yang dapat dilakukan?

Jika Anda mengalami mimisan saat kehamilan, hal pertama yang harus Anda tau adalah bagaimana cara untuk menghentikannya. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan bila Anda mengalami mimisan.

  1. Tetap tenang! Tetap tenang akan membantu Anda untuk mengatasi mimisan lebih baik.
  2. Bersandarlah atau tetap tegak. Hindari posisi berbaring ketika Anda mengalami mimisan.
  3. Keluarkan darah yang ada di mulut Anda. Hindari menelan darah yang ada di mulut Anda
  4. Jepit hidung Anda. Saat Anda mengalami mimisan, condongkan badan Anda ke depan, carilah bagian lembut di hidung Anda, tepat dibawah bagian bertulang di tengah hidung Anda dan jepitlah dengan kedua jari Anda dan bernapaslah dengan mulut Anda.
  5. Gunakan timer. Jepitlah hidung Anda selama 10 menit.

Hubungi provider Anda bila mimisan tidak berhenti selama 10 hingga 20 menit. Selama 24 menit setelah mimisan berhenti, hindari mengangkat barang berat, mengupil, dan meniup hidung Anda dengan keras. Hindari pula minuman panas karena dapat membuat pembuluh darah Anda membesar. Hindari pula olahraga yang terlalu intens dan membungkukkan badan selama 24 jam kedepan setelah mimisan.

Manfaat Air Lemon untuk Kehamilan

Apa Saja Manfaat Air Lemon?

Buah berwarna kuning yang memiliki rasa asam dengan banyak manfaat ini dapat menjadi salah satu teman Anda selama kehamilan. Salah satu cara termudah untuk mengkonsumsinya adalah dengan memerasnya dan meminum air lemon. Air lemon dikenal sebagai pereda mual dan morning sickness, selain itu, satu buah lemon yang telah dikupas mengandung banyak mineral dan vitamin seperti magnesium, niacin, kalsium, folat, vitamin B6, vitamin C, dan riboflavin.

Dengan banyaknya manfaat dan nutrisi yang kita dapat, lemon menjadi salah satu buah yang perlu dimasukkan dalam daftar menu Anda selama kehamilan. Namun ingatlah bahwa segala sesuatu yang berlebihan tidaklah baik. Konsultasikanlah dengan provider Anda terlebih dahulu sebelum memasukkan lemon dalam menu harian Anda. Berikut ini adalah beberapa manfaat air lemon selama kehamilan.

1. Mengobati morning sickness

Lemon dapat membantu mengurangi sensasi mual yang dirasakan oleh ibu hamil yang biasanya datang bersama dengan morning sickness, terutama selama trimester pertama. Air lemon juga dapat mengurangi kelebihan aliran empedu dan juga membantu menghilangkan dahak yang terkumpul di saluran pencernaan. Lemon juga dapat berfungsi sebagai penyegar mulut, yang mana dapat sangat berguna bila Anda mengalami mual muntah. Ingatlah untuk mengkonsultasikannya dengan provider Anda bila mual muntah tidak kunjung membaik.

2. Membantu mengkontrol tekanan darah

Vitamin yang terkandung dalam lemon dapat memperkuat pembuluh darah, serta menjaga kelenturan dan kelembutan pembuluh darah sehingga dapat mencegah adanya pendarahan dalam dan mengurangi tekanan darah. Selain itu, lemon juga dapat membantu mengkontrol tingkat kolesterol Anda.

3. Membantu mengatasi sembelit

Mengkonsumsi satu gelas air lemon setiap hari dapat membantu mencegah sembelit. Lemon dapat menstimulasi hati Anda dan meningkatkan gerakan peristaltik yang mana dapat menstimulasi usus Anda untuk membuang kotoran-kotoran dalam tubuh dengan lebih efektif.

4. Memperkuat sistem daya tahan tubuh

Air lemon dapat membantu mencegah beberpa penyakit seperti flu, demam, dan batuk pilek. Kayanya kandungan vitamin C  di lemon dapat membantu memperkuat sistem daya tubuh Anda dan melawan bakteri dan virus.

5. Meningkatkan dan menjaga kekuatan tulang

Air lemon sangatlah kaya akan magnesium dan kalsium, yangamana dapat meningkatkan dan menjaga kekuatan tulang. Dengan mengkonsumsi air lemon, Anda juga akan memberikan kedua mineral ini kepada bayi Anda. Lemon juga mengandung potassium yangmana dapat membantu perkembangan tulang bayi Anda serta menjaga sel otak dan saraf-saraf dalam tubuh.

6. Membantu menjaga infeksi urogenital 

Air lemon dapat meningkatkan produksi urin dan dapat membantu menjaga kesehatan ginjal Anda, mencegah adanya infeksi urogenital (infeksi sistem kemih dan reproduksi) dalam ibu hamil.

7. Menjaga pH tubuh

Air lemon dapat membantu menjaga tingkat pH dalam tubuh dengan mencapai alkalinitas (kapasitas air untuk menetralkan asama) yang sehat. Meskipun lemon bersifat asam, namun ketika mereka mencapai ke sistem tubuh kita, mereka bersifat basa. Residu alkali yang ditinggalkan oleh lemon membantu meredakan gejala asidosis (kondisi yang terjadi ketika kadar asam di tubuh sangat tinggi).

pH darah manusia berkisar antara 7,3 dan 7,45 (sedikit bersifat basa). Ketika tingkat pH berubah menjadi asam, tubuh akan meminjam alkalinitas dari tulang dan gigi untuk mengimbanginya. Dengan meminum air lemon, kadar alkali tubuh dapat tetap terjaga dan tersedia selama proses perkembangan janin. Tingkat pH darah juga menunjukkan ketersediaan oksigen ke sel-sel tubuh. Hal ini berarti pH darah yang baik dapat membuat sel-sel tersebut dapat teroksigenasi dengan baik, yangmana sangatlah penting untuk perkembangan janin.

8. Mencegah dehidrasi

Air lemon dapat membantu Anda untuk tetap terhidrasi, yangmana sangatlah penting selama kehamilan untuk membantu masalah seperti mual, sakit kepala, edema, kram, dan pusing.

9. Membantu meredakan edema

Edema atau kaki bengkak merupakan kondisi yang sangat umum dialami oleh ibu hamul. Kondisi ini cukup menyakitkan, tidak sehat, dan membuat Anda merasa tidak nyaman. Untuk membantu meredakan edema, minumlah satu gelas air hangat yang telah dicampur dengan satu sendok perasan air lemon. Hal ini dapat membantu mengurangi rasa sakit dan mengurangi pembengkakan. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai edema, klik disini.

10. Memberi energi tambahan saat persalinan

Sama seperti aktivitas fisik intens lainnya, sangatlah penting untuk tetap terhidrasi selama persalinan. Selain itu, sanagtlah penting untuk memastikan bahwa cairan yang Anda konsumsi mengandung elektrolit.

Infeksi Saluran Kemih pada Ibu Hamil

Jika Anda pernah mengalami infeksi saluran kemih (UTI) sebelumnya, maka Anda akan familiar dengan sensasi panas dan tidak nyaman yang datang bersamaan ketika Anda buang air kecil. UTI merupakan masalah yang seringkali terjadi saat kehamilan. Walaupun infeksi ini sangatlah umum dan sebenarnya cukup mudah diobati, namun jika dibiarkan, infeksi ini dapat cukup berbahaya baik bagi ibu maupun bayi.

Apa itu UTI?

UTI (Urinary Tract Infection) atau yang lebih kita kenal dengan infeksi saluran kemih adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Escherichio coli (E. coli) dan terjadi di saluran kemih yang bertugas untuk mengeluarkan sisa-sisa dan kelebihan air dari tubuh Anda. Saluran kemih terdiri dari dua ginjal, dimana urin diproduksi; dua ureter, yang mengantarkan urin sampai ke kandung kemih; kandung kemih, yang mengumpulkan dan menampung urin; dan uretra, saluran yang mengantarkan urin keluar dari tubuh Anda.

Infeksi saluran kemih ini meliputi infeksi yang terjadi di kandung kemih (biasa disebut dengan infeksi kandung kemih atau acute cystitis), infeksi ureter, infeksi uretra (urethritis), atau bahkan di beberapa kasus serius, infeksi dapat terjadi di ginjal (biasa disebut infeksi ginjal atau acutepyelonephritis).

Apa penyebabnya?

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan UTI selama kehamilan, yaitu:

  • Perubahan dalam tubuh 

Semua wanita sebenarnya lebih beresiko untuk terkena UTI daripada pria karena wanita mempunyai uretra yang lebih pedek dari pria, membuat bakteri lebih mudah untuk memasuki kandung kemih. Namun ibu hamil menjadi jauh lebih rentan untuk terkena infeksi ini akibat beberapa perubahan yang terjadi di tubuh Anda selama kehamilan, seperti perubahan hormonal, rahim yang membesar, dan perubahan tubuh lainnya.

  • Bakteri

Bakteri penyebab UTI dapat datang dari berbagai tempat. Namun, bakteri penyebab UTI yang paling umum  (80 sampai 90%) adalah bakteri E.coli yang berasal dari usus. Hal ini disebabkan karena uretra terletak dekat dengan rektum (anus), sehingga bakteri ini bisa naik ke uretra. Menyeka dari depan ke belakang (dan bukan dari belakang ke depan) setelah Anda menggunakan kamar mandi dapat membantu menjauhkan bakteri ini dari uretra. Bakteri lain yang dapat menyebabkan UTI meliputi Proteus mirabilis dan Klebsiella pneumoniae. Dalam beberapa kasus, terkadang bakteri seperti group B streptococcus, Staphylococcus, Enteroccoci, Gardnerella vaginalis, dan Ureaplasma ureolyticumjuga dapat menyebabkan UTI.

  • Hubungan seksual

Berhubungan seksual ternyata juga mempunyai dampak negatif, yaitu dapat menyebabkan UTI. Hal ini disebabkan karena bakteri disekitar vagina (termasuk bakteri E.coli) dapat terdorong masuk ke uretra selama berhubungan seksual. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk buang air kecil sebelum dan setelah berhubungan seksual untuk menghilangkan bakteri tersebut.

  • Group B streptococcus

Bakteri tipe ini terkadang dapat ditemui di saluran usus, dan dapat menyebabkan UTI selama kehamilan. Di trimester akhir kehamilan Anda, provider Anda biasanya akan memeriksa adanya bakteri jenis ini dan mengobati Anda dengan antibiotik jika dirasa perlu. Jika tidak diobati, bakteri ini juga sering diasosiasikan sebagai penyebab neonatal sepsis (infeksi darah pada bayi yang baru lahir), dan juga merupakan penyebab ketuban pecah dini (KPD), dan kelahiran prematur.

Selain beberapa faktor diatas, berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat membuat Anda lebih rentan terkena UTI.

  • Riwayat UTI
  • Diabetes saat kehamilan
  • Telah memiliki beberapa anak
  • Obesitas
  • Sering berhubungan seksual
  • Sickle cell disease (kelainan pada bentuk sel darah merah)
  • Kerusakan pada saraf yang berfungsi untuk mengontrol kandung kemih akibat penyakit Parkinson (kerusakan atau kematian sel saraf secara progresif), penyakit sklerosis ganda (gangguan saraf pada otak, mata, dan tulang belakang), atau cidera fisik lainnya

Bila Anda termasuk dalam risk faktor diatas, konsultasikanlah dengan provider Anda sehingga Anda dapat lebih cermat akan tanda-tanda infeksi. 

Mengapa ibu hamil lebih rentan terkena UTI?

Placenta Lengket? Bagaimana ya?

Awal Cerita

Beberapa ibu mengirimkan DM ke Instagram dan menceritakan tentang kasus plasenta lengket saat proses persalinan. Apakah yang dimaksud?

Sebelumnya saya sudah pernah menulis artikel tentang placenta lengket ini di link : Placenta Lengket.

Plasenta lengket

Pada kondisi normal, plasenta menempel pada endometrium yang merupakan salah satu lapisan dinding rahim, tepatnya pada stratum basalis dan akan lepas secara spontan maksimal 30 menit setelah melahirkan. Namun pada kasus tertentu, plasenta bisa melekat terlalu dalam di dinding rahim sehingga tak kunjung lepas. Plasenta yang tidak melepaskan diri saat persalinan dapat menempatkan ibu hamil pada risiko perdarahan.

dibedakan berdasarkan letak dan kedalaman implantasi /penanaman plasenta pada lapisan dinding Rahim ada beberapa jenis pembagian :

  1. Plasenta akreta terjadi ketika plasenta menempel terlalu dalam di dinding rahim tetapi tidak menembus otot uterus (miometrium). Plasenta akreta bertanggung jawab sekitar 75 persen dari semua kasus implantasi plasenta abnormal.
  2. Plasenta inkreta terjadi ketika plasenta menempel lebih dalam ke dinding uterus dan menembus ke dalam otot uterus. Plasenta inkreta menyumbang sekitar 15 persen dari semua kasus.
  3. Plasenta perkreta terjadi ketika plasenta menembus seluruh dinding uterus dan menempel ke organ lain seperti kandung kemih. Plasenta perkreta yang paling jarang dari tiga kondisi dengan angka kejadian hanya sekitar 5 persen dari semua kasus.

 

Gejala Plasenta Akreta

Saat kehamilan berlangsung, plasenta akreta umumnya tidak menimbulkan gejala atau tidak memiliki tanda-tanda yang bisa dilihat secara kasat mata. Sering kali kondisi ini terdeteksi oleh dokter ketika melakukan pemeriksaan USG saat konsultasi kehamilan. Namun pada sebagian kasus, plasenta akreta dapat menyebabkan perdarahan dari vagina di minggu ke-28 sampai ke-40 masa kehamilan (trimester ketiga).

Tingkat keparahan plasenta akreta ditentukan berdasarkan seberapa lekat plasenta terhadap dinding rahim. Kasus yang paling sering terjadi adalah saat plasenta tumbuh terlalu dalam pada dinding rahim.

 

Plasenta akreta diduga berkaitan dengan tingginya kadar protein bernama alpha-fetoprotein(AFP) yang dihasilkan janin, dan dapat dideteksi dari darah ibu hamil. Kondisi lapisan rahim yang tidak normal juga diduga dapat menimbulkan plasenta akreta, seperti jaringan parut pasca operasi caesar atau operasi lain di rahim. Meskipun begitu, penyebab pasti plasenta akreta belum diketahui secara pasti.

 

Sebenarnya risiko seorang wanita terkena plasenta akreta bisa terus meningkat tiap kali dirinya hamil, terlebih lagi jika berusia di atas 35 tahun. Selain itu,risiko wanita mengalami plasenta akreta juga meningkat apabila:

  1. Menderita plasenta previa (plasenta menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir).
  2. Memiliki kondisi rahim yang tidak normal, misalnya terdapat myoma
  3. Kontraksi rahim yang buruk
  4. Tidak mendapatkan nutrisi yang baik selama kehamilan termasuk anemia
  5. Hipertensi selama kehamilan
  6. Ukuran plasenta terlalu kecil
  7. Riwayat kuret dan caesar
  8. Kehamilan di usia lanjut dan telah mengalami beberapa kali kehamilan
  9. Riwayat infeksi Rahim
  10. Riwayat pernah mengalami retensio plasenta

 

Diagnosis Plasenta Akreta

Diagnosis plasenta akreta biasanya diawali dengan pemeriksaan riwayat kesehatan pasien, termasuk riwayat operasi caesar. Plasenta akreta dapat diketahui saat dokter melakukan pemeriksaan USG.  Setelah diketahui provider akan melakukan sejumlah pemeriksaan untuk memastikan posisi pertumbuhan plasenta dalam dinding rahim.

Pemeriksaan lanjutan dengan menggunakan alat pindai MRI, dapat membantu provider mengetahui lokasi akurat plasenta dalam dinding rahim

Penanganan Plasenta Akreta

Begitu seorang wanita hamil terdiagnosis mengalami plasenta akreta, maka dokter akan mengamati kondisi perkembangan kehamilan dan merencanakan waktu persalinan dengan berbagai persiapan untuk kondisi darurat, guna memastikan persalinan berjalan dengan aman. Jika terjadi perdarahan pada trimester ketiga, dokter akan menganjurkan pada pasien agar istirahat total dan menjalani perawatan di rumah sakit.

 

Tips Pulih dan Nyaman Segera Setelah Operasi Caesar

Pengertian Persalinan

Persalinan adalah suatu hal yang unik dan berkesan. Namun terkadang  proses persalinan Anda mungkin tidak berjalan sesuai rencana dan Anda harus melahirkan secara caesarean. Di saat-saat itu, Anda mungkin merasa kecewa dan bahkan mungkin muncul perasaan bahwa Anda gagal menjadi seorang wanita sempurna, terutama jika operasi caesar yang Anda alami tidaklah terencana. Namun ingatlah bahwa bagaimanapun juga, Anda tetaplah seorang wanita yang hebat, baik melahirkan pervaginam atau caesarean.

Setelah mengalami operasi caesar, Anda akan mengalami masa-masa pemulihan yang cukup panjang, dan langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah berusaha untuk “legowo”. Perbaiki dahulu kondisi emosional Anda. Ceritakan keluh kesah yang Anda punya dengan orang terdekat Anda atau carilah support group yang dapat membantu Anda. Cobalah untuk menerima kondisi Anda, mensyukuri kondisi Anda karena operasi caesar yang Anda alami telah menyelamatkan Anda dan bayi Anda dari hal-hal yang tidak diinginkan, cobalah untuk mempererat ikatan Anda dengan bayi Anda, dan fokuskan perhatian Anda terhadap hal-hal dan upaya yang dapat Anda lakukan untuk dapat pulih dengan nyaman dan cepat.

Apa yang terjadi setelah operasi caesar?

Sebagian besar wanita yang menjalani operasi caesar menerima epidural di tulang belakang. Bentuk obat bius ini akan membuat tubuh Anda kebas namun membuat Anda tetap berada di kondisi sadar. Anda akan membutuhkan waktu beberapa jam untuk pulih dari obat bius tersebut. Pasca operasi, cairan intervena (IV) atau infus akan tetap dilakukan, dan sebagian besar ibu juga masih dipasang kateter agar Anda tidak perlu bangkit dari tempat tidur dan beranjak ke kamar mandi.

Jika tidak ada komplikasi atau keluhan, Anda akan dapat segera menimang dan menyusui bayi Anda. Provider Anda akan memberikan Anda obat pereda nyeri melalui infus untuk mengurangi rasa nyeri yang timbul akibat hilangnya pengaruh obat bius. Di masa-masa ini, provider, bidan, atau perawat Anda akan datang secara berkala untuk melakukan pengecekan secara menyeluruh dari mulai luka, tekanan darah, pendarahan, detak jantung, dan lainnya.

Olahraga setelah Operasi Caesar untuk Mempercepat Pemulihan

Olahraga Pasca Caesar

Setelah menjalani operasi caesar, sangatlah penting untuk tetap berolahraga dengan melakukan olahraga-olahraga ringan untuk mengurangi resiko cidera dan membantu Anda untuk pulih lebih cepat.

Olahraga pasca melahirkan adalah bagian yang penting dari pemulihan. Jika dilakukan dengan benar, mereka akan membantu untuk mempercepat pemulihan dengan menyediakan dukungan dan kekuatan bagi otot dan tulang Anda. Olahraga teratur juga berguna untuk membantu Anda tetap segar dan bertenaga.

Selain manfaat fisik, olahraga juga sangat baik untuk kesehatan mental Anda. Olahraga dapat membantu para ibu baru yang sedang berjuang menghadapi postpartum blues (untuk mengetahui lebih lanjut mengenai postpartum blues, klik disini) dan postpartum depression (untuk mengetahui lebih lanjut mengenai postpartum depression, klik disini) serta membantu Anda untuk tidur dengan lebih nyenyak.

Saat Anda masih berada di rumah sakit, provider Anda biasanya akan memberi Anda informasi mengenai kegiatan dan olahraga ringan yang dapat Anda lakukan untuk membantu pemulihan Anda. Mulailah dengan kegiatan-kegiatan ringan seperti berjalan di enam minggu pertama setelah operasi caesar, dan jika setelah enam minggu provider Anda telah mengijinkan Anda untuk berolahraga, Anda dapat memulai aktivitas olahraga pasca melahirkan Anda secara perlahan. Namun, jika Anda mengalami komplikasi saat kehamilan maupun persalinan, atau mempunyai kondisi medis tertentu, konsultasikanlah dengan provider atau fisioterapis Anda sebelum memulai olahraga apapun.

Anda dapat menggunakan pakaian kompresi dalam bentuk legging, short, korset, atau lainnya untuk melindungi luka bekas caesar Anda, menyangga otot perut dan punggung bawah Anda, melancarkan aliran darah, dan mencegah adanya varises.

Olahraga ringan untuk enam minggu pertama

Berikut ini adalah beberapa olahraga ringan yang dapat Anda lakukan selama enam minggu pertama setelah operasi caesar.

  • Berjalan

Segera setelah Anda dapat bangkit dari tempat tidur dan bergerak, cobalah untuk berjalan di luar rumah dan sekeliling komplek beberapa kali secara rutin.

  • Kegel

Anda mungkin sudah melakukan latihan otot dasar panggul selama kehamilan Anda, dan Anda mungkin sudah mengerti seberapa pentingnya ltihan tersebut. Segera setelah kateter Anda dilepas, Anda dapat melanjutkan melakukan latihan kegel untuk memperkuat otot dasar panggul yang menyangga kandung kemih, usus, dan rahim Anda.

Berikut ini adalah petunjuk untuk melakukan latihan kegel.

  1. Duduklah di ujung kursi dengan kaki menempel di lantai;
  2. Kontraksikan otot-otot dasar panggul Anda. Anda akan merasakan sensasi seperti jika Anda berusaha untuk menahan air kencing Anda;
  3. Bayangkan bahwa Anda menutup semua lubang vagina, anus, dan saluran kencing Anda;
  4. Tahan posisi tersebut selama mungkin. Dimulai dengan 5 detik dan semakin lama seiring berjalannya waktu;
  5. Tarik napas panjang dan hembuskan sembari merilekskan kontraksi.

Cobalah untuk melakukannya di berbagai posisi yang berbeda seperti berdiri, duduk atau berbaring miring ke kanan atau kiri. Lakukan sebanyak 8 sampai 12 kali kontraksi dengan sela 2 menit setiap kalinya. Lakukan latihan ini sebanyak 2 kali sehari.

  • Membiasakan postur yang baik

Kehamilan, operasi caesar, dan menyusui adalah beberapa hal yang dapat berkontribusi dalam punggung dan bahu bungkuk, serta perut yang menonjol. Berlatihlah untuk mulai duduk dan berdiri dengan tegak dan buka bahu Anda, jauhkan bahu Anda dari telinga. Hal ini akan membantu Anda menuatkan otot perut dan melindungi punggung Anda. Hindari mengangkat barang-barang yang lebih berat daripada bayi Anda, dan hindari tidur secara terlentang. Tidurlah miring ke kanan atau kiri dengan bantal atau guling di antara lutut Anda untuk menjaga tulang belakang Anda tetap berada di posisi netral.

  • Peregangan ringan

Fokuskan peregangan Anda ke area leher, bahu, tangan, dan kaki. Ingatlah untuk melakukan peregangan yang ringan dan tidak memberi tekanan pada luka bekas caesar Anda.

Latihan yang dapat Anda lakukan setelah operasi caesar

Telinga Berdenging Selama Kehamilan

Yang Perlu Anda Ketahui

Apakah Anda merasa bahwa telinga Anda berdenging terus menerus? Apakah Anda mencurigai bahwa hal tersebut berkaitan dengan kehamilan Anda tapi Anda tidak mengerti mengapa hal itu terjadi?

Seperti yang kita ketahui, selama kehamilan, kita akan mengalami beberapa perubahan dalam tubuh yang membuat kita mengalami beberapa masalah mulai dari morning sickness sampai mood swing. Untuk beberapa wanita, masalah tersebut dapat berupa telinga yang berdenging atau yang biasa disebut dengan tinnitus.

Apa itu tinnitus?

Tinnitus dapat dideskripsikan sebakai bunyi berdenging di telinga. Terkadang, suara yang Anda dengar dapt dikategorikan ke dalam desisan, siulan, atau suara ketukan. Kondisi ini mempunyai tingkatan yang beragam dari mulai sementara, kronik, atau persisten (terjadi secara terus menerus). Masalah ini terjadi ketika bagian dari teling Anda yang bertugas untuk mengirim sinyal ke otak mengalami kerusakan sehingga otak Anda tidak dapat mendengar suara-suara dari luar dan kemudian justru memproduksi suara-suara sendiri. Suara-suara yang diproduksi ini akan terdengar seperti dengungan di telinga Anda dan dapat menimbulkan rasa ketidaknyamanan.

Apa yang menyebabkan tinnitus pada kehamilan?

Tinnitus dapat terjadi mulai dari trimester pertama dan untuk beberapa kasus dapat berlangsung hingga si kecil lahir. Hal ini disebabkan karena pada saat kehamilan, tubuh Anda mengalami banyak perubahan hormonal. Perubahan hormon ini dapat menyebabkan berbagai hal dan tinnitus dapat menjadi salah satunya.

Apa Itu Peanut Ball?

Apa Itu Peanut Ball?

Anda tentu saja pernah mendengar tentang birthing ball (untuk mengetahui lebih lanjut mengenai birthing ball, klik disini). Jika birthing ball adalah bola besar berbentuk bulat yang berfungsi untuk memperlancar persalinan, lalu apa itu peanut ball?

Peanut ball adalah bola yang biasanya digunakan untuk terapi atau olahraga, namun saat ini peanut ball juga digunakan saat persalinan. Bola ini mempunyai bahan seperti birthing ball dan berbentuk seperti kacang, sehingga Anda dapat menaruh kaki Anda di sekitarnya. Peanut ball sangat berguna bagi Anda yang diharuskan untuk tetap berbaring di tempat tidur saat melahirkan, baik karena kelelahan, adanya komplikasi, mendapatkan epidural, atau karena pilihan pribadi.

Sama seperti birthing ball, peanut ball juga mempunyai variasi ukuran dan tinggi badan Anda biasanya merupakan cara terbaik untuk memilih ukuran yang tepat bagi Anda.

  • Jika tinggi Anda adalah 160 cm kebawah, gunakanlah peanut ball berukuran 40 cm;
  • Jika tinggi Anda diantara 160 cm sampai 170 cm, gunakanlah peanut ball berukuran 50 cm;
  • Jika tinggi Anda lebih dari 170 cm, gunakanlah peanut ball berukuran 60 cm.

Peanut ball juga tersedia dalam ukuran 70cm, namun peanut ball jenis ini hanya dapat digunakan dalam posisi duduk. Sangatlah penting untuk memilih ukuran peanut ball yang tepat bagi Anda, karena peanut ball yang terlalu besar justru akan menekan persendian di panggul.

Apa kegunaan peanut ball dalam persalinan?

Seperti yang kita ketahui, tetap aktif dan berada di posisi tegak dapat membantu proses persalinan dan memfasilitasi si kecil untuk turun ke jalan lahir. Kita juga mengetahui bahwa berbaring terlentang dapat memperlambat proses persalinan karena Anda akan kehilangan gravitasi, dan kurangnya gerakan dari Anda tidak membantu bayi Anda untuk turun ke jalan lahir.

Lalu bagaimana jika Anda ingin atau butuh istirahat saat persalinan? Bagaimana jika Anda diharuskan untuk tetap berbaring di tempat tidur karena suatu alasan medis? Jika Anda mendapat epidural yangmana membuat Anda tidak dapat bergerak banyak dan berada dalam posisi tegak, apa yang dapat dilakukan untuk membantu proses persalinan Anda?

Stretch Marks Saat Kehamilan

Yang Wajib Anda Ketahui

Tubuh Anda menglami perubahan yang luar biasa saatkehamilan, dan diantara berbagai perubahan yang muncul, stretch marks dapat menjadi satu diantaranya. Stretch marks adalah garis-garis yang timbul di permukaan kulit. Stretch marks dapat berwarna merah muda, merah, ungu, atau cokelat, tergantung dengan warna kulit Anda. Selain di perut, stretch marks juga dapat timbul di paha, pantat dan payudara Anda. Stretch marks tidak berbahaya, dan setelah bayi Anda lahir, stretch marks Anda juga akan memudar secara bertahap, namun mereka tetap akan meninggalkan bekas.

Apa penyebabnya?

Stretch marks sangatlah umum terjadi dan tidak hanya terjadi pada ibu hamil saja. Mereka dapat terjadi ketika kulit Anda teregang, contohnya saat pubertas atau saat kita mengalami kenaikan berat badan. Saat kehamilan, perubahan hormonal dan kenaika berat badan secara cepat dapat menyebabkan timbulnya stretch marks.

Stretch marks terjadi ketika lapisan tengah kulit (dermis) teregang dan pecah di beberapa tempat. Apakah Anda akan mendapatkannya atau tidak, ada hubunganya dengan keturunan, jika ibu Anda mengalaminya maka besar kemungkinannya bahwa Anda juga akan mengalaminya. Selain itu, timbulnya stretch marks juga sangat tergantung dengan tipe kulit Anda.

Apa yang dapat saya lakukan?