Bidan Kita

Home Blog Page 8

Mau Program Anak Perempuan? Gimana Caranya?

Yang Perlu Anda Ketahui

Anak merupakan suatu anugrah terlepas dari jenis kelaminnya. Namun, seringkali sebelum Anda hamil, Anda telah memiliki keinginan untuk memiliki anak dengan jenis kelamin tertentu karena alasan tertentu. Saya seringkali mendapat pertanyaan mengenai tips-tips untuk memiliki anak laki-laki atau perempuan. Nah, kali ini kita akan membahas mengenai tips-tips untuk memiliki anak perempuan, dari mulai cara yang paling mahal hingga cara yang paling sederhana.

Apa yang menentukan jenis kelamin si kecil?

Jenis kelamin si kecil ditentukan oleh kromosom X dan Y. Sel telur Anda selalu membawa kromosom X, sedangkan sperma dapat memberikan baik kromosom X maupun Y kepada embrio. Ketika sperma dengan kromosom Y membuahi sel telur, Anda akan mendapat anak laki-laki (XY), sedangkan apabila yang membuahi sel telur adalah sperma dengan kromosom X, maka Anda akan mendapat anak perempuan (XX).

Tips memliki bayi perempuan

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Anda coba apabila Anda sedang program hamil anak perempuan:

  1. Cara Medis

  • IVF-PGD

Salah satu hal yang dapat Anda lakukan apabila Anda ingin program anak perempuan adalah dengan IVF atau bayi tabung. Metode ini tentunya tidak murah dan bisa dibilang cukup menguras kantong, mengingat Anda harus membayar biaya bayi tabung ditambah biaya screening untuk memilih jenis kelamin yang Anda inginkan. Metode ini dilakukan dengan melakukan screening setelah embrio dibuat di dalam tabung. Provider Anda kemudian akan melakukan PGD atau Preimplantation Genetic Diagnosis yang dilakukan dengan memilih embrio yang paling sehat untuk kemudian ditanam di rahim Anda. Ketika screening berlangsung, Anda dapat mengetahui embrio yang sehat dan membawa kromosom gender tertentu (X perempuan dan Y laki-laki). Di saat tersebut, Anda dapat memilih embrio yang akan ditanam. Walaupun metode ini dapat dilakukan, namun terkadang ada beberapa klinik IVF yang tidak mau melakukan prosedur ini karena dianggap tidak etis. Oleh karena itu, bicarakanlah terlebih dahulu dengan provider Anda sebelum memutuskan untuk melakukan program ini.

  • Seleksi Sperma

Kemajuan teknologi di masa kini memungkinkan Anda untuk memilih jenis kelamin si kecil dengan menggunakan alat penyeleksi sperma atau MicroSort. Metode ini digunakan dengan mencuci air mani pasangan Anda untuk memisahkan sperma yang tidak bergerak dengan sperma yang masih aktif di dalam cairan semen pasangan Anda. Kemudian hasilnya akan dimasukkan ke alat MicroSort. Alat tersebut kemudian akan memilah sperma yang sehat dan mengandung kromosom tertentu (X perempuan dan Y laki-laki). Selanjutnya sperma tersebut akan ditanamkan ke rahim Anda. Metode ini serningkali dikombinasikan dengan metode IVF-PGD. Walaupun tingkat keberhasilan alat ini cukup besar (sekitar 93%), namun sayangnya teknologi ini belum tersedia di Indonesia. Untuk menikmati teknologi Ini, Anda harus pergi ke Mexico, Malaysia, Siprus Utara, Swiss, Kamboja, Thailand, atau Nigeria.

  1. Cara Alami

  • Atur menu makan

Tingkat keasaman di dalam tubuh Anda merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan apabila Anda sedang program hamil anak perempuan. Pada dasarnya, tingkat pH yang lebih asam akan memberi kesempatan bertahan yang lebih besar untuk sperma dengan kromosom X karena sperma dengan kromosom Y biasanya tidak akan bertahan dalam lingkungan semacam itu. Salah satu cara untuk mengubah pH tubuh Anda adalah dengan mengkonsumsi makanan tertentu. Oleh karena itu, pemilihan menu makanan menjadi sangat penting. Apabila Anda sedang program hamil anak perempuan, konsumsilah makanan yang kaya magnesium, kalsium, dan makanan makanan yang memiliki tingkat keasaman yang tinggi. Beberapa makanan tersebut diantaranya adalah gandum, produk susu, kacang-kacangan, dan bayam.

Walaupun metode ini dapat membantu, namun metode ini tidak dapat berdiri sendiri mengingat pH Anda juga ditentukan oleh hormon Anda, jam tertentu, tingkat stress, dan lainnya. Oleh karena itu, Anda direkomendasikan untuk menggabungkan metode ini dengan metode lain. Selain itu, ketika Anda melakukan metode ini, ingatlah untuk tidak memotong konsumsi mineral tertentu karena hal tersebut justru dapat mempengaruhi kesehatan Anda. Ingatlah untuk mengkonsultasikannya dengan provider Anda terlebih dahulu sebelum Anda akan memulai diet tertentu atau mengkonsumsi suplemen tertentu.

  • Cari waktu yang tepat

Berdasarkan teori yang dikenalkan oleh Dr Shettles, seorang profesor ginekolog dari Amerika, sperma dengan kromosom Y (laki-laki) lebih cepat namun lebih lemah daripada sperma perempuan, sedangkan sperma dengan kromosom X (perempuan) biasanya berenang lebih lambat namun lebih kuat dan tahan lama daripada sperma laki-laki. Berdasakan teori ini, apabila Anda ingin program anak perempuan Anda harus berhubungan seksual dua sampai 4 hari sebelum ovulasi atau berhubungan sex setiap hari setelah menstruasi berakhir sampai dua empat hari sebelum ovulasi. Namun, kekurangan dari metode ini adalah bahwa sulit untuk mengetahui waktu pasti terjadinya ovulasi dan metode ini justru akan mengurangi kesempatan Anda untuk hamil, mengingat bahwa Anda tidak dapat berhubungan disaat Anda paling subur.

  • Posisi berhubungan seksual

Menurut beberapa ahli, termasuk teori dari Dr. Shettles, posisi dapat menentukan prestasi karena dapat mempengaruhi sperma mana yang dapat sampai terlebih dahulu ke sel telur. Apabila Anda sedang program hamil anak perempuan, pilihlah posisi misionaris ketika berhubungan dengan pasangan Anda dan batasilah kedalaman penetrasi. Dengan membatasi kedalaman penetrasi, Anda dapat membatasi jarak antara sperma dan serviks. Mengingat bahwa sperma perempuan lebih tahan lama namun lebih lambat daripada sperma laki-laki, dengan membatasi jarak antara sperma dan serviks Anda dapat mencegah sperma laki-laki untuk membuahi sel telur Anda terlebih dahulu. 

  • Hindari orgasme

Walaupun terkesan kejam, tapi menghindari orgasme merupakan kunci keberhasilan dalam hamil anak perempuan menurut beberapa ahli. Hal ini disebabkan karena ketika Anda orgasme, Anda megeluarkan cairan alkalin yang dapat membuat jalan lahir Anda menjadi tempat yang lebih bersahabat sehingga membantu sperma laki-laki dapat bertahan lebih lama. Tanpa cairan ini, sperma laki-laki akan lebih sulit untuk bertahan dan memiliki kemungkinan lebih kecil untuk sampai dan membuahi sel telur Anda.

Knowledge is power~

Sumber:

– https://newbornbaby.com.au/pregnancy/best-ways-to-conceive-a-girl/
– https://www.bellybelly.com.au/conception/how-to-conceive-a-girl/
– https://www.goodtoknow.co.uk/family/how-to-conceive-a-girl-or-boy-102379
– https://www.huggies.com.au/conception/getting-pregnant/pregnancy-how-to/conceive-a-girl

Nyeri Punggung & Pinggul selama masa kehamilan

0

Saat seorang wanita hamil, maka terjadi banyak perubahan di dalam tubuhnya. Berbagai keluhan akan muncul Ketika si ibu tidak “aware” dengan perubahan di dalam tubuhnya. Dan keluhan yang paling sering dan seringkali dianggap sebagai sesuatu yang NORMAl adalah NYERI PUNGGUNG.

Penjelasan Nyeri Punggung Selama Kehamilan

Nyeri punggung selama kehamilan sebagian besar dianggap normal dan diharapkan menghilang secara spontan setelah melahirkan. Lebih dari 50% wanita hamil melaporkan sakit punggung selama kehamilan. Dan menurut berbagai penelitian, prevalensi kejadian nyeri punggung pada ibu hamil ini dilaporkan bervariasi dari 24% hingga 90%.

Pada sepertiga wanita hamil, sakit punggung adalah masalah parah yang mengganggu kehidupan normal sehari-hari, mengganggu sebagian besar aktivitas kehidupan sehari-hari dan kehidupan seksual. Nyeri punggung dalam kehamilan terjadi dua kali lebih sering pada wanita dengan riwayat sakit punggung dan wanita yang pernah hamil sebelumnya.

Wanita yang lebih muda cenderung mengalami peningkatan risiko sakit punggung. Terjadinya nyeri panggul dikaitkan dengan kehamilan kembar, kehamilan pertama, tafsiran berat janin lebih besar dan Riwayat proses persalinan dengan bantuan forsep atau ekstraksi vakum. Wanita yang mengalami nyeri panggul selama kehamilan sebelumnya, 85% melaporkan kambuh pada kehamilan berikutnya.

Apa Penyebab Sakit Punggung dalam Kehamilan Ini?

Meskipun nyeri punggung kehamilan dan nyeri panggul adalah komplikasi kehamilan yang paling umum, penyebabnya tidak diketahui dan mekanismenya belum dipahami dengan baik. Beberapa penelitian menyatakan bahwa peningkatan beban pada tulang belakang dan penurunan stabilitas pada ligament panggul menjadi penyebab utama. Peningkatan diameter perut, berat janin, dan disfungsi otot terbukti berhubungan dengan nyeri punggung bawah dan nyeri panggul selama kehamilan.

Peningkatan mobilitas sendi selama kehamilan juga menjadi salah satu faktor penyebabnya.  Berbagai upaya untuk menyelidiki penyebab peningkatan mobilitas sendi selama kehamilan telah dilakukan; hormon relaxin dilaporkan terkait dengan nyeri panggul selama kehamilan. Hormon reproduksi dan prokolagen dalam serum ditemukan berhubungan dengan nyeri panggul selama akhir kehamilan.

Beberapa penulis menganggap nyeri punggung dan nyeri panggul sebagai kondisi kehamilan yang normal. Gejalanya bisa sangat bervariasi, dan setiap individu mempunyai derajat yang berbeda. Meski demikian, kondisi ini patut dianggap sebagai komplikasi kehamilan bagi perempuan dengan gangguan substansial. Untuk sebagian kecil wanita yang terkena, gejalanya tidak akan berkurang, dan sebaliknya, kondisinya dapat berkembang menjadi nyeri punggung bawah dan nyeri panggul setelah kehamilan yang kronis.

Menurut sebuah studi tahun 2005, nyeri punggung bawah atau nyeri panggul selama kehamilan didefinisikan sebagai nyeri berulang atau terus menerus selama lebih dari 1 minggu pada tulang belakang lumbal atau panggul selama kehamilan.

Nyeri punggung bawah umumnya didefinisikan sebagai nyeri yang mengacu pada area antara tulang rusuk kedua belas dan lipatan gluteal. Area anatomi ini juga mencakup sendi sakroiliaka, yang mungkin dapat dianggap sebagai entitas fungsional terpisah dalam patofisiologi nyeri di panggul. Istilah lain yang digunakan adalah nyeri panggul posterior, nyeri panggul, relaksasi pelvic girdle, dan ketidakstabilan sendi panggul.

Perubahan yang berkaitan dengan nyeri punggung sering kali merupakan kompensasi dari ketegangan mekanis akibat dari rahim yang membesar dan lordosis lumbal (peningkatan kurva). Penambahan berat badan bersama dengan kelemahan ligamen dapat mengganggu fungsi anatomi dan biomekanik normal. Peningkatan beban yang dihasilkan sering kali difokuskan pada cakram lumbal dan peningkatan ketegangan punggung juga ditempatkan pada otot.

Sebuah studi tahun 2019 di Clinical Biomechanics menemukan gerakan dari berdiri ke duduk dipersulit oleh peningkatan kelengkungan atau lordosis tulang belakang lumbar selamamasa kehamilan. Ini akan disebut “lordosis gestasional” dan membatasi gerakan pinggul.

Apakah Wanita Hamil lebih Berisiko mengalami HNP / Syaraf Kejepit?

Terkadang ada saraf terjepit atau gejala linu panggul, namun biasanya ini terjadi karena neuropati akibat kompresi dari rahim yang membesar selama masa kehamilan.

Apa Faktor Risiko Untuk Nyeri Punggung Kehamilan?

Riwayat nyeri punggung bawah dan nyeri panggul sebelumnya selama kehamilan dikaitkan dengan kekambuhan nyeri punggung bawah dan nyeri panggul. Paritas merupakan faktor risiko terjadinya nyeri punggung bawah dan nyeri panggul. Wanita yang memiliki berat badan lebih tinggi dan memiliki indeks massa tubuh yang jauh lebih tinggi maka secara signifikan  mengalami nyeri punggung bawah dan nyeri panggul. Prevalensi hipermobilitas pada wanita dengan nyeri panggul diperkirakan 12,8% sampai 17,3%. Hipermobilitas yang didiagnosis atau riwayat hipermobilitas keluarga dikaitkan dengan peningkatan risiko nyeri punggung bawah dan nyeri panggul. Ini menunjukkan pentingnya hipermobilitas sebagai faktor pendukung selama kehamilan.

Apa yang bisa dilakukan untuk Membantu?

Menurut penelitian lain tahun 2005 , memberikan treatment sabuk pendukung kehamilan adalah bermanfaat, Sabuk pendukung panggul non elastis yang terletak tepat di atas pinggul meningkatkan stabilitas.

Sebuah studi 2019 di Journal of Gynecology Obstetrics and Human Reproduction, perubahan terkait kelemahan ligamen dikaitkan dengan berbagai gangguan seperti nyeri punggung atau gangguan dasar panggul. Penulis menunjukkan kelemahan ini mencapai maksimum pada trimester kedua, menunjukkan kerangka waktu untuk mempertimbangkan penggunaan sabuk bersalin.

Sebuah studi tahun 2007 di International Journal of Nursing Studies menyatakan “Mempromosikan postur tubuh yang baik dan olahraga teratur dapat direkomendasikan sebagai metode untuk meredakan nyeri punggung pada wanita hamil.” pada penelitian ini ditekankan pada pentingnya membantu keselarasan postur tubuh dan meredakan ketegangan pada punggung.

Sebuah studi tahun 2020 di Gait & Posture menemukan bahwa wanita hamil pada trimester ketiga  lebih sedikit dan lebih lambat saat berjalan ibandingkan dengan trimester kedua dan 12 minggu pascapersalinan, menunjukkan bahwa tingkat total dan intensitas aktivitas fisik berubah selama kehamilan.

Sebuah studi tahun 2009 di jurnal Applied Ergonomics. terkait kehamilan dan nyeri punggung bawah pada wanita yang bekerja menunjukkan bahwa tinggal di “area terbatas” dan “memiliki ruang terbatas” berkorelasi positif dengan keparahan nyeri punggung pada 34 minggu kehamilan. Studi tersebut menunjukkan bahwa mengizinkan wanita hamil untuk mengambil lebih banyak istirahat dan memiliki kebebasan bergerak dapat mengurangi keparahan nyeri punggung selama kehamilan.

Istirahat  pada siang hari membantu meredakan kejang otot dan nyeri yang lebih akut. Kedua kaki harus ditinggikan, yang melenturkan pinggul dan membantu mengurangi lordosis lumbal.

Bukti yang digambarkan dalam tinjauan komprehensif tahun 2007 di Klinik Pengobatan Fisik dan Rehabilitasi Amerika Utara menunjukkan sebagian besar pasien merespons secara positif terhadap modifikasi postural dan aktivitas.

Jika tindakan untuk nyeri punggung terkait kehamilan ini tidak cukup, penelitian menunjukkan bahwa wanita hamil dengan nyeri punggung bawah yang juga berpartisipasi dalam terapi fisik yang wajar memiliki lebih sedikit rasa sakit, kecacatan, dan kualitas hidup yang lebih tinggi. Terapi sering kali mencakup teknik peregangan, penguatan, dan mobilisasi diri. Fleksi meningkatkan kekuatan otot perut dan menurunkan lordosis lumbal, sedangkan ekstensi meningkatkan kekuatan otot paraspinal. Ini sering dilakukan dengan terapi air atau Yoga

itulah kenapa para wanita hamil harus mulai rajin Yoga

Semangat ya

Payudara Bengkak Saat Menyusui? Bagaimana Mengatasinya?

Pengertian Payudara Bengkak

Payudara bengkak adalah kasus yang seringkali terjadi di masa menyusui. Seringkali, pembengkaan payudara ini terjadi di hari-hari pertama setelah si kecil lahir. Pembengkaan ini seringkali terasa sakit dan apabila tidak segera diatasi, pembengkaan ini dapat menyebabkan komplikasi menyusui yang lain. Hal ini membuat pengalaman menyusui Anda menjadi cukup menyakitkan dan traumatik. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai payudara bengkak.

Apa penyebabnya?

Walaupun payudara Anda dapat mulai memproduksi ASI sejak di masa kehamilan. Namun, pada umumnya, payudara Anda akan mulai memproduksi ASI sekitar 2-5 hari setelah si kecil lahir. Sebelum itu, payudara Anda akan memproduksi kolostrum yang merupakan cairan kuning kental yang mengandung berbagai nutrisi penting untuk si kecil. Kolostrum ini disebut juga dengan makanan pertama bayi. Ketika payudaya mulai memproduksi ASI yang matang, payudara Anda akan terasa berat, hangat, dan penuh. Perasaan penuh ini biasanya akan menghilang beberapa hari ketika Anda mulai menyusui si kecil. Namun, apabila Anda tidak menyusui si kecil, payudara Anda dapat mulai mengalami pembengkaan. Pembengkaan ini biasanya terjadi ketika payudara Anda terlalu penuh dengan ASI. Hal ini menyebabkan payudara Anda menjadi bengkak dan terasa keras. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan payudara bengkak:

  • Telat memerah ASI atau menyusui si kecil

Hal semacam ini seringkali terjadi apabila Anda harus bekerja atau sekolah di masa menyusui. Ketika Anda harus bekerja, sekolah atau melakukan hal-hal yang mengharuskan Anda untuk jauh dari si kecil, cobalah untuk memerah payudara Anda apabila payudara Anda terasa penuh.

  • Memerah terlalu banyak ASI

Anda mungkin mendengar nasehat untuk membuat persediaan ASI yang melebihi kebutuhan si kecil. Namun, memerah terlalu banyak dapat meningkatkan produksi ASI Anda, membuat Anda menjadi lebih rentan terkena pembengkaan payudara.

  • Menyusui si kecil berdasarkan jadwal tertentu

Penelitian menunjukkan bahwa jumlah maksimal ASI yang dapat disimpan payudara ibu sangat bervariasi setiap ibu. Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa beberapa ibu yang menyusui berdasarkan jadwal tertentu seringkali menderita pembengkaan payudara, mastitis, dan produksi ASI rendah karena intensitas menyusui yang rendah. Oleh karena itu, ingatlah untuk memerah ASI Anda atau menyusui di sela sela kegiatan Anda atau apabila payudara Anda terasa penuh.

  • Memberi susu formula di tengah-tengah masa menyusui

Memberikan susu formula di tengah-tengah masa menyusui dapat mengurangi intensitas menyusui Anda karena si kecil sudah kenyang atau kehilangan napsu makan. Hal ini membuat ASI Anda terus menerus ditampung payudara Anda dan mengakibatkan pembengkaan payudara.

  • Si kecil tidak ingin menyusu

Terkadang, si kecil tidak ingin menyusu karena alasan tertentu. Di masa-masa ini, cobalah untuk memerah ASI Anda sampai si kecil dapat menyusui lagi untuk membantu Anda mempertahankan produksi ASI dan menghindari ASI tersumbat, pembengkaan ASI, atau mastitis.

  • Menyapih si kecil terlalu cepat

Apabila Anda mengalami pembengkaan payudara selama proses penyapihan, cobalah untuk memperlambat proses penyapihan Anda. Hal ini dapat memberikan waktu bagi payudara Anda untuk beradaptasi dan mengurangi produksi ASI. Apabila Anda sudah tidak dapat menyusui, cobalah untuk memerah ASI Anda dengan tangan atau pompa ASI ketika payudara Anda mulai terasa penuh. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyapihan secara lembut, klik disini.

  • Kesulitan dalam menyusui

Pada saat masa menyusui, terkadang Anda mengalami berbagai kesulitan yang membuat si kecil tidak dapat menyedot ASI dengan benar. Hal ini biasanya dialami oleh para ibu yang memiliki jenis puting yang datar atau mendelep. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai tips menyusui dengan puting datar atau mendelep, klik disini. 

Apa gejalanya?

Gejala pembengkaan payudara dapat berbeda-beda setiap ibu. Berikut ini adalah beberapa gejala umum pembengkaan payudara:

  • Payudara terasa kencang atau keras
  • Payudara terasa berat, penuh, hangat, dan terlihat mengkilap
  • Terdapat benjolan lunak di area ketiak
  • Demam ringan sekitar 38°C dan kelelahan
  • Puting menjadi datar dan areola Anda (area disekitar puting) menjadi keras
  • Pembuluh darah di bawah permukaan kulit payudara Anda yang semakin terlihat

Ingatlah untuk segera menghubungi provider Anda apabila Anda mengalami demam lebih dari 38,4°C atau mengalami gejala-gejala seperti gejala flu karena hal tersebut dapat menjadi tanda-tanda adanya infeksi atau mastitis. 

Apa komplikasi yang dapat terjadi?

Apabila pembengkaan Anda semakin parah, payudara Anda akan menjadi sangat bengkak dan membuat si kecil tidak dapat menyusu dengan benar. Hal ini dapat membuat kebutuhan ASI bayi Anda tidak terpenuhi dan terkadang membuat si kecil menolak untuk menyusu. Selain itu, pembengkaan payudara yang parah dapat menimbulkan berbagai masalah seperti puting pecah-pecah, lecet, ASI tersumbat, dan mastitis. 

Bagaimana cara mengatasinya?

Apabila Anda mengalami pembengkaan payudara, berikut ini adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk menanganinya:

  • Gunakan kompres hangat selama beberapa menit sebelum Anda menyusui untuk membat payudara Anda lebih lunak dan memudahkan si kecil untuk menempel di payudara Anda. Selain menggunakan kompres hangat, Anda juga dapat mengeluarkan ASI Anda dengan memeras payudara Anda menggunakan tangan sampai payudara Anda lebih lunak.
  • Cobalah untuk menyusui setiap 1,5 sampai 2 jam sekali di siang hari dan setiap 2-3 jam di malam hari. Biarkan si kecil menyusu di satu payudara sampai habis sebelum berpindah ke payudara satunya. Anda dapat mengetahui kapan waktu untuk berganti posisi ketika bayi Anda sudah tidak mengenyot atau ketika Anda sudah tidak mendengar si kecil menelan. Apabila si kecil tidak ingin menyusu atau Anda sedang jauh dari si kecil, pompalah ASI Anda ketika payudara Anda mulai terasa penuh.
  • Gunakan kompres es selama 15-20 menit di sela sela sesi menyusui untuk mendinginkan jaringan payudara yang radang dan mengurangi pembengkaan. Selain itu, kompres dingin juga dapat membantu menurunkan produksi ASI sehingga mengurangi pembengkaan payudara.
  • Menyapihlah secara perlahan

Bagaimana cara mencegahnya?

Kunci untuk mencegah pembengkaan payudara adalah dengan menjaga payudara Anda agar tidak terlalu penuh dan terus menyusui. Selain itu, pastikan bahwa si kecil menempel dengan benar pada saat menyusui untuk menghindari puting lecet. Apabila Anda harus berhenti menyusui, cobalah untuk melakukan penyapihan secara bertahap dan perlahan.

Knowledge is power~

Sumber:

– https://www.healthline.com/health/breast-engorgement#takeaway
– https://www.laleche.org.uk/engorged-breasts-avoiding-and-treating/
– https://www.uofmhealth.org/health-library/hw133953
– https://www.verywellfamily.com/breast-engorgement-causes-treatments-complications-431580

TIPS untuk Menyapih Si Kecil Secara Lembut

Pengertian Gentle Weaning

Baik cepat atau lambat, akan ada saatnya dimana Anda harus menyapih si kecil. Saat membicarakan mengenai proses menyapih, seringkali terdapat banyak pertanyaan yang timbul di benak Anda, seperti waktu yang tepat, cara untuk berhenti menyusui, cara menghindari mastitis dan payudara bengkak ketika menyapih, dan lainnya. Ketika Anda dan bayi Anda telah memutuskan kapan waktu yang tepat untuk mulai menyapih, terdapat berbagai teknik yang dapat membantu Anda agar proses penyapihan berjalan lebih lembut. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui ketika Anda memutuskan untuk menyapih si kecil, serta tips untuk menyapih secara lembut.

Kapan waktu yang tepat?

Keputusan untuk menyapih si kecil merupakan keputusan yang sangat personal. Waktu yang tepat untuk menyapih si kecil dapat sangat tergantung dengan kondisi Anda dan si kecil. Terkadang Anda memilih untuk mulai menyapih si kecil karena suatu alasan tertentu, namun terkadang si kecillah yang memimpin proses penyapihan ini.

Idealnya, menurut WHO, Anda dianjurkan untuk menyusui secara eksklusif sampai si kecil berumur 6 bulan, lalu sampai si kecil berusia sekurangnya 2 tahun, Anda dianjurkan untuk tetap menyusui dengan juga memberikan makanan pendamping ASI untuk si kecil. Rekomendasi ini dibuat karena ASI tidak hanya berfungsi sebagai makanan, namun juga penenang alami apabila si kecil khawatir, lelah, atau rewel. Selain itu, ASI juga mengandung komponen yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh yangmana komponen itu nantinya juga akan meningkat secara drastis apabila si kecil sedang sakit.

Seringkali, banyak yang berfikir bahwa ASI tidaklah penting ketika si kecil telah dapat mengkonsumsi makanan padat, namun faktanya, tidak ada susu yang lebih baik daripada ASI. Ketika si kecil berumur 7 bulan, ia masih mendapatkan 93% kebutuhan kalorinya dari ASI, dan ketika si kecil berumur 11 sampai 16 bulan sekalipun, ASI masih berkontribusi untuk memenuhi sekitar setengah dari kebutuhan kalori harian si kecil.

Walaupun berbagai penelitian tidak menganjurkan proses penyapihan sebelum si kecil berusia 6 bulan, namun, apabila karena suatu hal Anda harus menyapih si kecil sebelum 6 bulan, mulailah dengan mengurangi satu sesi menyusui setiap hari dan mulai menggantinya secara perlahan dan bertahap dengan susu formula. Namun, berhubung si kecil seringkali dapat mencium aroma ASI Anda, mintalah bantuan pasangan Anda untuk memberi si kecil susu formula. Seiring dengan berkurangnya sesi menyusui Anda, tubuh Anda akan menyesuaikan diri untuk mengurangi produksi ASI. Di masa penyesuaian ini, seringkali payudara Anda akan terasa penuh dan “mentheng-mentheng”. Apabila payudara Anda terasa tidak nyaman, perahlah ASI Anda sampai Anda merasa nyaman tanpa menstimulasi tubuh Anda untuk memproduksi lebih banyak ASI. Apabila Anda masih ingin menjaga keintiman, ikatan, dan manfaat kesehatan yang diapat didapat dari menyusui, namun Anda tidak dapat menyusui setiap saat karena suatu hal, cobalah untuk menyapih secara partial. Penyapihan secara partial ini dilakukan dengan mengkombinasikan antara ASI dengan formula, sehingga Anda hanya memberikan formula di saat ketika Anda tidak dapat menyusui.

Manfaat penyapihan secara bertahap

Penyapihan secara bertahap tidak hanya membawa manfaat bagi bayi Anda, namun juga bagi Anda. Dibandingkan dengan penyapihan secara tiba-tiba, fase transisi penyapihan secara bertahap yang lebih lembut akan membuat proses penyapihan menjadi lebih mudah, baik secara emosional maupun secara fisik. Dengan secara perlahan-lahan mengurangi intensitas menyusui si kecil, tubuh Anda akan beradaptasi dan secara perlahan lahan mengurangi jumlah ASI yang diproduksi, dan menyesuaikan produksi hormon Anda. Hal ini dapat membuat Anda terhindar dari berbagai masalah seperti pembengkakan payudara, ASI tersumbat, dan mastitis. Selain itu, penyapihan secara bertahap juga akan memberi si kecil waktu untuk menyesuaikan diri sehingga si kecilpun juga lebih siap.

Tips untuk menyapih secara lembut

Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda untuk menyapih si kecil secara lembut:

  1. Pilih waktu yang tepat

Mulailah proses penyapihan ketika si kecil sedang dalam keadaan baik. Hindarilah penyapihan ketika si kecil sedang sakit atau berada di masa transisi, seperti ketika Anda sedang proses pindah rumah atau ketika Anda atau pasangan Anda baru saja mulai bekerja.

  1. Jangan tawari dan jangan tolak

Teknik penyapihan ini lebih tepat diterapkan apabila si kecil sudah agak besar. Dalam teknik ini, hindarilah menawari si kecil untuk menyusu, namun Anda dapat membiarkannya untuk menyusu apabila ia meminta. Walaupun proses penyapihan dengan cara ini dapat tidak akan secepat lainnya, namun hal ini akan mengurangi intensitas menyusu si kecil sehingga membuat proses penyapihan menjadi lebih mudah untuk Anda.

  1. Alihkan perhatian si kecil

Tawari si kecil makanan kecil, minuman, mainan kesukaannya, atau ajaklah ia pergi ke ruangan yang berbeda. Anda juga dapat mengajak si kecil untuk melakukan aktivitas favoritnya atau membaca buku bersama. Diskusikanlah terlebih dahulu dengan pasangan Anda sehingga pasangan Anda juga dapat membantu Anda untuk mengalihkan perhatian si kecil ketika ia meminta untuk menyusu. 

  1. Kurangi waktu menyusu secara bertahap

Pilihlah waktu khusus untuk menyusui si kecil dalam sehari, seperti di pagi hari, waktu tidur siang, dan waktu tidur malam. Lalu, secara bertahap, kurangilah waktu menyusu si kecil hingga akhirnya ia hanya menyusu sekali dalam sehari, seperti saat sebelum ia tidur malam. Mengurangi waktu menyusui secara bertahap ini dapat membantu mengu

  1. Diskusikanlah dengan si kecil

Cobalah untuk mendiskusikannya dengan si kecil ketika Anda memutuskan untuk mengurangi waktu si kecil. Hal ini dapat membuat si kakak merasa bahwa ia mempunyai peran dalam mengambil keputusan tersebut. Contohnya, “Gak boleh nyusu sekarang dong, kan kemarin kesepakatannya cuma boleh nyusu pas mau tidur sama pagi-pagi, iya kan?”. Jelaskan pula bahwa Anda akan lebih jarang menyusui si kecil, dan beri ia alasan.

  1. Batasi waktu menyusu si kecil

Buatlah rutinitas yang membuat si kakak hanya dapat menyusu beberapa menit sebelum tertidur. Contohnya seperti ajak ia bermain terlebih dahulu sebelum tidur, atau ijinkan si kecil menyusu hanya setelah Anda selesai membacakan buku pengantar tidur si kecil. 

  1. Ubah rutinitas Anda

Ubahlah rutinitas Anda dan hindarilah tempat tempat dimana si kecil biasa menyusu. Anda juga dapat meminta pasangan Anda untuk mengajak si kecil bermain di waktu-waktu dimana si kecil biasa menyusu.

  1. Peluk si kecil

Berikan si kecil banyak perhatian dan temukan cara lain untuk tetap dekat dan bonding dengan si kecil setelah Anda menyapih si kecil seperti memeluknya, memujinya, dan menyiumnya. 

  1. Jaga payudara Anda!

Ingatlah bahwa semakin pelan proses Anda untuk menyapih si kakak, semakin kecil pula resiko Anda untuk terkena mastitis dan puting tersumbat. Produksi ASI Anda akan berkurang seiring dengan berkurangnya waktu menyusu si kecil. Jika payudara Anda terasa penuh, susui si kecil sampai Anda merasa lebih baik. Sisihkanlah ASI di payudara Anda sebagai cara untuk memberi tahu otak Anda untuk mengurangi produksi ASI Anda. Anda juga dapat menggunakan kompres es dan ibuprofen untuk mengurangi pembengkaan dan ketidaknyamanan. Apabila Anda merasa tidak nyaman, perahlah ASI Anda hingga Anda merasa nyaman, namun tanpa merangsang payudara Anda untuk memproduksi ASI.

  1. Buatlah proses penyapihan menjadi proses yang spesial

Buat si kecil menganggap bahwa proses penyapihan ini merupakan suatu perkembangan yang positif dan bukannya melepaskan sesuatu yang berharga. Apabila si kecil sudah siap untuk berhenti menyusu, biarkan ia mengatur jadwal menyusu final, dan rayakan momen terakhir tersebut. Anda dapat merayakannya dengan hal kecil seperti makan kue di rumah atau pergi beli es krim setelah makan malam.

Apa yang harus dilakukan apabila si kecil tidak mau berhenti menyusui?

Melepaskan hal yang dilakukan seumur hidup bukanlah sesuatu yang mudah. Hal ini juga berlaku untuk si kecil. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan apabila si kecil tidak ingin berhenti menyusu.

  • Hindari membanding-bandingkan anak Anda dengan yang lain

Walaupun mungkin Anda merasa frustasi karena si kecil tidak mau berhenti menyusui, namun hindari dorongan untuk membandingkan anak Anda dengan yang lain yang sudah berhenti menyusui. Ingatlah bahwa setiap anak dan setiap ibu berbeda, apa yang baik untuk anak Anda belum tentu baik untuk anak lain dan begitu juga sebaliknya.

  • Hindari membanding bandingkan diri Anda dengan orang lain

Ingatlah bahwa walaupun ibu-ibu yang lain tampak dapat menyapih anaknya dengan mudah dan tanpa cobaan, hal ini bukan berarti Anda harus merasa malu atau merasa bersalah ketika proses penyapihan Anda membutuhkan waktu yang lebih lama.

Knowledge is power~

Sumber:

– https://www.breastfeeding.asn.au/bf-info/weaning-and-introducing-solids/weaning
– https://www.nct.org.uk/baby-toddler/feeding/practical-tips/ten-tips-for-gently-stopping-breastfeeding-your-toddler
– https://www.sdbfc.com/blog/2012/2/28/gentle-weaning-techniques-and-resources
– https://www.verywellfamily.com/weaning-your-baby-431725
– https://www.whattoexpect.com/toddler/weaning-a-toddler.aspx

Alat Kontrasepsi yang Paling Umum di Indonesia

Yang Wajib Anda Ketahui

Kehamilan merupakan sesuatu yang harus direncanakan dengan matang terlebih dahulu. Kurangnya perencanaan yang matang seringkali dapat menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan atau kehamilan yang terjadi di waktu yang tidak tepat (lebih awal dari yang diinginkan). Kehamilan tanpa rencana ini tentu saja membawa banyak dampak negatif, seperti meningkatnya angka aborsi yang dilakukan secara tidak aman, gangguan kesehatan hingga kematian ibu dan bayi, meningkatnya tingkat KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga), anak yang tidak dapat bertumbuh kembang secara sempurna, hingga masalah sosial ekonomi. Namun sayangnya, berdasarkan data dari WHO, kurang lebih setengah dari semua kehamilan di dunia dari tahun 2015 sampai 2019 adalah kehamilan tidak terencana. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui metode-metode kontrasepsi dan mencari metode kontrasepsi yang cocok untuk Anda.

Apa Saja Alat Kontrasepsi yang Paling Umum di Indonesia

Ada beberapa faktor yang perlu Anda pertimbangkan ketika Anda memilih alat kontrasepsi, di antaranya adalah keamanan, tingkat efektivitas (tingkat keberhasilan dan kegagalan), ketersediaan (termasuk harga dan susah mudahnya untuk dicari), dan respons tubuh Anda terhadap alat kontrasepsi tersebut. Selain efektivitas untuk mencegah kehamilan, efektivitas untuk mencegah HIV dan PMS (Penyakit Menular Seksual) juga perlu dipertimbangkan. Nah, berikut ini adalah beberapa refrensi alat kontrasepsi yang paling umum di Indonesia.

  1. Kondom

Pada umumnya, kondom memiliki berbagai macam jenis, antara lain adalah kondom laki-laki, kondom perempuan (internal kondom), kondom dengan rasa, tekstur, dan aroma, kondom dengan dan tanpa pelumas, dan kondom lateks dan non lateks. Kondom, baik kondom perempuan maupun laki-laki memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk mencegah masuknya sperma ke tubuh wanita, menghalangi pertemuan sperma dan sel telur agar tidak terjadi pembuahan.

Tipe kondom yang paling umum, lateks, dapat membantu untuk mencegah kehamilan, HIV, dan PMS. Namun, kondom berjenis “natural” atau “lambskin” biasanya tidak memberikan perlindungan dari HIV dan PMS. Kondom memiliki performa yang cukup efektif apabila digunakan dengan benar. Pada umumnya, tingkat kegagalan kondom laki-laki adalah 13% sedangkan untuk kondom perempuan adalah 21%. Saat menggunakan kondom lateks, ingatlah untuk tidak menggunakan pelumas berbahan dasar minyak, seperti minyak pijat, baby oil, lotion, atau petroleum jelly karena dapat membuat kondom menjadi lebih lemah sehingga kemungkinan untuk robek, bocor, atau pecah menjadi lebih besar.

Walaupun hanya dapat digunakan 1 kali, namun harga kondom sangatlah terjangkau dan Anda dapat mendapatkannya dimanapun.

  1. Pil

Pil KB merupakan pil yang mengandung hormon progestin dan estrogen (pil kombinasi). Pil ini bekerja dengan memanipulasi kadar hormon dalam tubuh untuk mencegah pelepasan sel telur, menebalkan dinding rahim, dan mengentalkan lendir leher rahim sehingga sperma sulit untuk masuk kedalam. Pil ini memiliki tingkat efektivitas yang cukup tinggi dengan tingkat kegagalan hanya sebesar 7%. Namun, pil ini biasanya memiliki banyak efek samping yang dapat berbeda-beda pada tiap wanita, diantaranya adalah sakit kepala, sakit perut, mual, sakit di area payudara, menstruasi tidak teratur atau perubahan siklus menstruasi, perubahan mood, berat badan bertambah, dan tekanan darah tinggi. Selain itu, pil ini tidak akan bekerja secara efektif kecuali apabila Anda mengkonsumsinya setiap hari di jam yang sama. Namun, provider Anda tidak akan merekomendasikan kontrasepsi menggunakan cara ini apabila Anda lebih tua dari 35 tahun dan merokok, memiliki riwayat penyumbatan darah, penyakit jantung, ganguan hati, migrain, tekanan darah tinggi, kanker rahim atau kanker payudara. Selain itu, KB jenis ini juga tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.

Bagi para wanita yang tidak dapat mengkonsumsi estrogen, terdapat variasi dari pil ini yang hanya mengandung progestin. Pil ini biasanya disebut pil mini atau pil laktasi. Pil ini sama efektifnya dengan pil kombinasi selama dikonsumsi setiap hari secarat teratur dan konsisten.

  1. Suntikan

Sama seperti pil, terdapat dua jenis suntikan KB, yaitu suntikan KB kombinasi (mengandung estrogen dan progestin) dan suntikan KB yang hanya mengandung prgesteron. Cara kerja KB jenis ini pada umumnya sama dengan pil KB. Kontrasepsi tipe ini cukup efektif apabila dilakukan dengan benar, dengan tingkat kegagalan hanya 4%. KB suntikan biasanya memiliki jenis yang berbeda berdasarkan waktunya (1 bulan dan 3 bulan). Kontrasepsi cara ini jauh lebih efektif dan tentunya lebih praktis dari pil KB. Namun, sama seperti pil KB, suntikan dapat menimbulkan efek samping seperti bercak darah, haid tidak teratur, menstruasi lebih lama, kenaikan berat badan, perubahan mood, sakit kepala, dan sakit di area payudara. Sama seperti pil KB, Anda tidak direkomendasikan untuk menggunakan alat kontrasepsi ini apabila Anda memiliki riwayat migrain, diabetes, penyakit hati, stroke, dan serangan jantung. KB jenis ini juga relatif mahal dan tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual. 

  1. IUD/Spiral

IUD atau intrauterine device adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan di dalam rahim Anda. Pada umumnya, terdapat dua jenis IUD, yaitu IUD tembaga (Cooper T) dan IUD hormonal. IUD tembaga bekerja dengan melepaskan ion yang dapat membunuh sperma dan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur, sedangkan IUD hormonal bekerja dengan melepaskan hormon progestin setiap hari untuk mencegah kehamilan. IUD merupakan alat kontrasepsi yang cukup efektif dengan tingkat kegagalan sebesar 0,8% untuk IUD tembaga dan 0,1 – 0,4% untuk IUD hormonal. IUD dapat melindungi Anda dari kehamilan selama 3, 5, dan 10 tahun tergantung dengan jenis yang Anda gunakan. Walaupun tahan lama dan tidak memerlukan efek samping, IUD memiliki biaya yang cukup mahal di awal. Efek samping dari IUD biasanya adalah menstuasi yang tidak teratur, dan terkadang IUD jenis tembaga akan menyebabkan Anda merasa kram perut sampai beberapa hari setelah dimasukkan.

  1. Implan

Implan merupakan jenis alat kontrasepsi hormonal yang berbentuk batang kecil dan dimasukkan dibawah kulit Anda di area lengan atas. Selama jangka waktu 3 tahun, alat ini akan melepaskan hormon progestin setiap harinya sedikit demi sedikit. Alat kontrasepsi ini hanya memiliki tingkat kegagalan sebanyak 0,1%. Namun, sama seperti alat kontrasepsi dengan suntikan dan pil, implan dapat menyebabkan sakit kepala, menstruasi tidak teratur, kenaikan berat badan, dan rasa sakit di area payudara.

  1. Kontrasepsi darurat

Kontrasepsi darurat/postpil/morning after pil merupakan kontrasepsi berbentuk pil yang dikonsumsi sebanyak 2 butir selama kurang dari 5 hari setelah berhubungan seks, namun semakin cepat pil ini dikonsumsi, pil ini akan semakin efektif. Pil ini mengandung hormon progesteron berdosis tinggi dan dapat dengan cepat mencegah pelepasan sel telur dan mengentalkan lendir leher rahim Anda. Namun, ingatlah bahwa kontrasepsi darurat tidak dapat dilakukan sebagai metode KB yang sebenarnya karena jenis kontrasepsi ini dibuat untuk digunakan apabila alat kontrasepsi Anda yang lain tidak bekerja karena alasan tertentu. 

  1. Metode withdrawal

Metode withdrawal adalah dimana pasangan Anda mengeluarkan penisnya dari vagina Anda sebelum ia orgasme. Keuntungan metode ini adalah bahwa Anda tidak perlu mengeluarkan biaya sepersenpun, tidak memerlukan alat apapun, dan tidak melibatkan hormon-hormon. Namun, teknik ini memiliki tingkat kegagalan yang cukup tinggi mengingat sperma tersebut dapat keluar sebelum pasangan Anda mencabut penisnya dari vagina Anda, selain itu, terdapat precum yang juga apabila sampai ke vagina Anda juga dapat menyebabkan kehamilan. Hal ini membuat teknik ini sulit untuk dilakukan secara “benar”. 

  1. Metode kalender

Metode ini dilakukan dengan berhubungan seksual dengan menghindari masa subur Anda. Dibanding cara lainnya, cara ini memiliki tingkat kegagalan yang paling besar, yaitu dari 2-23%. Jarak angka kegagalan ini cukup jauh karena metode ini sangat tergantung dengan keteraturan siklus menstruasi Anda, dan terkadang, mengetahui masa subur Anda dapat cukup menantang. 

  1. Pemberian ASI eksklusif

Apabila Anda baru saja melahirkan dan sedang menyusui, maka Anda akan mendapat kontrasepsi alami sementara dari kegiatan menyusui tersebut. Metode ini disebut juga dengan Lactational Amenorrhea Method (LAM). Metode ini dapat cukup efektif apabila Anda memenuhi beberapa syarat, seperti belum menstruasi setelah melahirkan, menyusui sepenuhnya, dan Anda melakukan metode ini kurang dari 6 bulan setelah Anda melahirkan. Ingatlah bahwa metode ini hanyalah metode sementara dan penggunaan alat kontrasepsi yang lain masih sangat direkomendasikan. 

  1. Kontrasepsi permanen bagi perempuan dan laki-laki

Anda dapat melakukan kontrasepsi permanen ini apabila Anda sudah tidak berencana untuk memiliki anak sama sekali. Bagi para perempuan, kontrasepsi permanen ini dapat berwujud tubectomi yang dilakukan dengan memotong atau mengikat tuba falopi Anda. Bagi para laki-laki, kontrasepsi permanen ini dapat berwujud vesectomi yang dilakukan dengan memotongs vas deferens pria sehingga sperma tidak dapat memasuki air mani. Kedua cara ini cukup efektif dengan tingkat kegagalan berkisar antara 0,5%-0,15%. Komplikasi yang dapat terjadi pada metode kontrasepsi ini  diantara lain adalah rasa sakit di masa pemulihan, pendarahan atau komplikasi dari operasi. Namun bagi para wanita yang melakukan tubectomi, resiko untuk mengalami kehamilan ektopik akan meningkat. Kehamilan ektopik sendiri terjadi ketika telur yang telah dibuahi menempel dan tumbuh di tempat yang tidak seharusnya, seperti di tuba falopi.

 

Komunikasikanlah dengan pasangan dan provider Anda untuk memilih metode kontrasepsi yang paling tepat untuk Anda. Anda juga dapat menghubungi layangan HaloDKT melalui layanan bebas pulsa di 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB.

 

Knowledge is power~

Sumber:

– https://www.cdc.gov/reproductivehealth/contraception/index.htm
– https://dktindonesia.org/articles/mencegah-kehamilan-dengan-kontrasepsi-6-metode-kb-modern-dan-masa-perlindungannya/
– https://www.who.int/news-room/detail/23-07-2020-new-estimates-show-worldwide-fall-in-unintended-pregnancies-since-1990-1994
– https://www.womenshealth.gov/a-z-topics/birth-control-methods

Pentingnya POSTUR dan KESEIMBANGAN pada masa KEHAMILAN

Yang Perlu Anda Ketahui

Ketika kehamilan memasuki trimester ketiga seringkali seorang ibu hamil mengeluh sakit punggung, pinggang, tulang kemaluan, sesak nafas dan masih banyak yang lainnya. Tidak jarang ketika periksa, jawaban provider hanya “Gak apa, itu wajar…sudah hamil tua ya keluhannya begitu!”. padahal sebenarya ini adalah ketidak wajaran. karena seharusnya ibu hamil yang sehat adalah ibu hamil yang bebas keluhan.

seperti kita ketahui selama kehamilan, banyak perubahan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal sebagai mekanisme kompensasi bagi janin yang sedang tumbuh dan berkembang. Ini dapat berdampak signifikan pada postur, keseimbangan, dan gaya berjalan. Jika tidak ditangani dengan tepat, perubahan ini dapat menyebabkan sakit punggung, mudah terjatuh, diastasis recti, dan keluhan keluhan lain.

Mekanisme Yang Menyebabkan Perubahan

Pada artikel ini, saya akan membahas secara rinci mekanisme yang mendasari di balik perubahan tersebut dan tindakan pencegahan yang dapat dilakukan selama kehamilan. selama bertahun tahun karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran diri, maka banyak sekali orang mempunyai postur tubuh yang tidak baik. Akibatnya, koreksi postur tubuh selama masa kehamilan terkadang menjadi tantangan. Oleh karena itu, koreksi kecil pada satu waktu adalah kuncinya.

manfaat mempelajari postur tubuh yang benar dapat membantu Anda setelah hamil dan mencegah masalah muskuloskeletal di tahun-tahun yang akan datang.

Anatomi Tulang Belakang

Pertama-tama mari kita pelajari tentang anatomi dasar tulang belakang.

Lengkungan tulang belakang yang normal:

Kolom vertebral kita terdiri dari 33 vertebra dan ada empat lengkungan pada tulang belakang. Lengkungan ini membantu dalam gerakan tubuh yang baik dan distribusi berat badan, mengurangi ketegangan pada otot.

4 Lekungan Pada Tulang Belakang

Dilihat dari samping, gambar di bawah ini akan menunjukkan 4 lekukan tulang belakang berikut:

  1. Serviks (leher belakang): Lengkungan cekung, yaitu bengkok ke dalam
  2. Toraks (punggung atas): Lengkungannya cembung, yaitu bengkok ke luar
  3. Lumbar (punggung bawah): Lengkungan cekung, yaitu bengkok ke dalam
  4. Sakrum dan tulang ekor (daerah tulang ekor): agak bengkok ke luar dan berada di antara tulang panggul.

Tujuan dari menjaga postur tubuh yang baik adalah untuk memastikan mempertahankan keempat kelengkungan ini dan memperbaiki setiap kelengkungan yang berlebihan yang mungkin terjadi sebagai mekanisme kompensasi selama kehamilan. Ini memastikan bahwa tubuh menggunakan energi paling sedikit untuk mendapatkan posisi yang diinginkan dan paling sedikit ketegangan pada otot yang terlibat dalam tindakan itu.

Selama kehamilan, Inti yang stabil dan kuat juga merupakan faktor penting untuk postur tubuh yang baik.

Postur Yang Baik

Postur yang baik membantu:

  1. Untuk mengurangi pegal dan nyeri (termasuk Panggul Girdle Pain/ SPD)
  2. Kapasitas paru-paru dan pernapasan yang lebih baik
  3. Meningkatkan sirkulasi darah (terutama saat tidur)
  4. Meningkatkan rasa Percaya diri.
  5. Tubuh lebih seimbang sehingga lebih kokoh dab tidak mudah terjatuh

Perubahan fisiologis selama kehamilan menyebabkan perubahan postur, keseimbangan, dan gaya berjalan. perubahan Pusat gravitasi dimana tubuh bergerak ke depan terutama karena janin yang sedang tumbuh dan payudara yang membesar selama kehamilan.

Perubahannya adalah sebagai berikut:

SIKAP

Perubahan postur kompensasi berikut ini terjadi selama kehamilan:

  1. Peningkatan lordosis lumbal: Lengkungan cekung di tulang belakang mungkin lebih terasa karena tarikan janin yang sedang tumbuh ke depan. Ini dapat menyebabkan posisi ‘swayback’ (‘Lordosis’).
  2. Peningkatan lordosis serviks:Lengkungan tulang belakang yang sedikit ke depan yang normal di daerah leher (serviks) disebut lordosis serviks.

Selama kehamilan, payudara bertambah besar dan mungkin menyebabkan lengkungan leher bergerak ke depan. Juga, tarikan ke depan di leher diperburuk oleh janin yang sedang tumbuh. Kedua pundak juga bisa bergerak ke depan dan ke dalam karena ini. Dagu juga memanjang ke depan.

  1. Sakrum miring ke belakang.
  2. Kepala miring ke belakang.
  3. Jarak kaki lebih lebar saat berdiri.

dan semua ketidak selarasan ini sangat berpotensi menyebabkan berbagai keluhan yang sampai saat ini dianggap biasa oleh para provider. padahal ini semua bisa berakibat fata

Apa yang membuat postur tubuh menjadi lebih buruk?

  1. Postur tubuh yang buruk sebelum hamil.
  2. Masalah terkait tulang belakang, seperti kyphosis atau skoliosis.
  3. Ketidakstabilan inti (yaitu, core yang lemah dan kekuatan otot inti).
  4. Komplikasi kehamilan, seperti kehamilan ganda, polihidramnion.
  5. Meningkatnya BMI dan Obesitas
  6. Kenaikan berat badan yang berlebihan selama kehamilan.

Prinsip dasar untuk memperbaiki postur tubuh adalah untuk memastikan hal-hal berikut:

  1. Berat badan harus didistribusikan secara merata di sepanjang ekstremitas bawah aliyas ke seluruh kaki
  2. Lengkungan tulang belakang yang normal dipertahankan.
  3. Selalu waspada dan berusaha memperbaiki lengkungan tulang belakang yang berlebihan
  4. Hindari gerakan memutar / menekuk tulang belakang bila memungkinkan atau seminimal mungkin.
  5. Kontraksikan otot perut dan dasar panggul (termasuk gluteus) selama gerakan. Mereka membantu stabilitas panggul dan batang tubuh.
  6. Ini akan membantu mengurangi ketegangan berlebih pada otot, ligamen dan persendian dan oleh karena itu, mencegah sakit, nyeri, seperti PGP.

Mendapatkan postur yang benar membutuhkan waktu. Harap periksa dan perbaiki sendiri postur jika memungkinkan, seperti berdiri dalam antrian.

Cara Berdiri Ibu Hamil:

  1. Ubun ubun kepala lurus ke atas menuju langit-langit. Ini juga akan membantu dalam meningkatkan jarak antara tulang rusuk dan panggul. (‘Berdiri tegak’)
  2. Dagu ditarik kembali ke arah tulang belakang.
  3. Buka Bahu dan ditarik ke luar dan ke bawah jauhkan dari telinga
  4. Tarik pusar sedikit ke arah tulang belakang. (‘Penyangga perut’)
  5. Masukkan tulang ekor
  6. Lutut sedikit digerakkan ke depan dan tidak terkunci.
  7. Jarak kedua kaki hanya selebar pinggul dengan kedua telapak kaki pararel dan seluruh berat badan bertumpu secara rata di kaki

Cara Duduk Yang Baik:

Orang sering meremehkan perlunya postur duduk yang baik, karena hal ini dapat membebani otot punggung. Diperkirakan selama duduk besarnya tekanan pada tulang belakang 16 kali lebih banyak dibandingkan posisi berbaring (saat berdiri 4 kali lebih tinggi dari pada berbaring).

pada ibu hamil, sebaiknya mulai atur cara duduk yang benar

  1. Duduk di atas tulang duduk
  2. Gunakan bantal kecil atau handuk yang digulung di punggung bawah. Ini akan mempertahankan kelengkungan lumbal tulang belakang.
  3. Tegakkan badan Anda dan Menarik kepala lurus ke atas. Ini juga akan membantu dalam meningkatkan jarak antara tulang rusuk dan panggul.
  4. Buka dada, putar bahu ke belakang dan kebawah, jauhkan bahu dari telinga
  5. Usahakan menggunakan sandaran kaki.
  6. Jangan menyilangkan paha, karena setiap gerakan memutar pada panggul memberi lebih banyak tekanan pada otot yang terlibat.
  7. Tarik perut ke arah tulang belakang. (‘Penyangga perut’)
  8. Usahakan untuk tidak duduk lebih dari 30 menit bila memungkinkan.
  9. Duduk dengan kaki di buka terpisah dan sejajar dengan pinggul.
  10. Hindari duduk di bangku atau kursi rendah.

Keluar dari posisi duduk

Saat ibu hamil duduk dan hendak berdiripun sebagiknya ada beberapa hal yang harus di perhatikan:

  1. Dekatkan diri Anda dengan lembut ke depan kursi.
  2. Dorong otot kaki untuk berdiri

Mengangkat dan membungkuk (misalnya, menempatkan cucian di mesin cuci)

  1. Tekuk pinggul dan lutut untuk menurunkan tubuh, hindari membungkuk ke depan tulang belakang, untuk angkat beban.
  2. Selalu jaga punggung selurus mungkin.
  3. Dekati objeknya sedekat mungkin.
  4. Hindari jongkok.
  5. Hindari memuntir tulang punggung saat membawa beban.

Keadaan khusus:

  • membawa Tas belanja: Usahakan untuk membawa beban yang kira-kira sama di kedua tangan. Jika memungkinkan, gunakan ransel untuk membawa daripada membawanya dengan tangan.
  • Mengangkat benda berat (seperti balita, penyedot debu, tempat mencuci, dll):  Gunakan otot kaki untuk mendorong, pertahankan punggung lurus dan hindari membungkuk ke depan. Tarik otot perut (‘abdominal brace’) dan gluteus.

Berjalan

Jalan-jalan secara teratur baik untuk kesehatan dan kebugaran. Jika Anda menderita SPD (Symphisis Pubis Disfunction aliyas sakit pada tulang kemaluan), berjalan bisa terasa menyakitkan terutama di permukaan yang tidak rata seperti pantai atau jalanan yang menanjak.

  1. Pertahankan postur tubuh seperti berdiri dan ‘Berjalan tegak’
  2. Tarik pusar ke arah tulang belakang. (‘Penyangga perut’)
  3. Kontraksikan otot gluteal punggung saat kaki menyentuh tanah. Ini akan membantu dalam mempertahankan postur tegak dan mencegah goyangan ke samping.
  4. Saat naik tangga, langkahkan kakimu  satu per satu.

Cara Tidur Yang Baik Pada Ibu Hamil

  1. Berbaring miring, terutama setelah 16 minggu untuk mencegah kompresi pembuluh darah di punggung oleh rahim yang membesar. namun usahakan secara bergantian miring ke kanan dan kekiri. Hindari miring di salah satu sisi secara terus menerus dalam waktu yang panjang
  2. Letakkan bantal di antara kedua kaki agar tetap sejajar.
  3. Letakkan handuk di bawah perut.
  4. Jaga agar lutut sejajar saat memutar sisi di tempat tidur. Terus kontraksikan otot-otot perut dan dasar panggul sambil berguling / berputar.

Bangun dari tempat tidur

  1. Pertama, geser tubuh Anda ke tepi tempat tidur.
  2. Dorong tubuh Anda dengan lengan / tangan Anda.
  3. Turunkan kaki Anda bersamaan saat Anda mendorong dengan tangan.

Selamat mencoba

semoga bermanfaat

Referensi:

  1. Fit for Birth and Beyond: A guide for women over 35’ by Suzy Clarkson. Exisle publication (2015).Link
  2. Weiss, H. B. Pregnancy-Associated Injury Hospitalizations in Pennsylvania, 1995. Ann. Emerg. Med.34, 626–636 (1999).
  3. Pelvic girdle pain and lumbar pain in pregnancy: a cohort study of the consequences in terms of health and functioning. Gutke A, Ostgaard HC, Oberg B Spine (Phila Pa 1976). 2006 Mar 1; 31(5):E149-55.
  4. Pelvic girdle pain and lumbar pain in relation to postpartum depressive symptoms. Gutke A, Josefsson A, Oberg B Spine (Phila Pa 1976). 2007 Jun 1; 32(13):1430-6.

 

 

Makanan Pendamping ASI

Pengertian Makanan Pendamping ASI

Untuk dapat bertumbuh kembang dengan baik, si kecil memerlukan gizi yang cukup. Setelah si kecil lahir, gizi tersebut dapat dipenuhi dari diberikannya ASI. Namun, ketika umur si kecil menginjak 6 bulan, walaupun ASI tetap menjadi sumber utama nutrisi si kecil, namun di masa ini Anda perlu mulai memperkenalkan makanan padat sebagai pendamping ASI untuk memenuhi kebutuhan si kecil, atau yang seringkali disebut juga dengan istilah MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu).

Ketika Anda memberi makan si kecil, pastikan bahwa Anda memberi makanan pendamping tersebut setelah si kecil menyusui atau diantara waktu menyusui, sehingga si kecil tetap menyusu sebanyak mungkin. Ingatlah bahwa si kecil masih memiliki lambung tang kecil sehingga memerlukan makanan lembut dalam jumlah kecil namun dengan intensitas yang sering sepanjang hari. Di masa masa ini, Anda harus memastikan kehigenisan tangan Anda dengan mencuci tangan Anda dan si kecil dengan sabun sebelum menyiapkan makanan dan sebelum memberi makan si kecil untuk menghindari masuknya bakteri-bakteri dalam makanan si kecil.

Mengenalkan si kecil dengan makanan padat dapat menjadi sesuatu yang ditunggu tunggu namun juga menakutkan. Seringkali, di masa-masa ini, terdapat banyak pertanyaan yang timbul di benak Anda, seperti “Tipe makanan seperti apa yang harus diberikan?”, “Bagaimana cara memulainya?”, “Berapa banyak?”, “Berapa sering?”, dan lainnya. Untuk membantu Anda, berikut ini adalah berbagai hal yang perlu Anda ketahui dan dapat dijadikan referensi untuk membantu Anda dalam memberi makan si kecil:

Kapan makanan padat dapat mulai dikenalkan?

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), waktu yang tepat untuk mulai mengenalkan makanan padat ke si kecil adalah ketika si kecil berumur sekitar 4 sampai 6 bulan, namun, semua ini dapat sangat tergantung dengan bayi Anda. Berikut ini adalah tanda-tanda yang harus Anda cari sebelum mulai mengenalkan makanan padat ke si kecil:

  • Dapat duduk tegak dan menyangga kepalanya sendiri
  • Mulai penasaran dengan apa yang ada di sekitarnya
  • Kemampuan untuk menelan dan hilangnya tongue thrust reflex (refleks untuk menjulurkan lidah kelar sehingga makanan padat tidak dapat masuk)
  • Ketidakpuasan ketika hanya diberi ASI
  • Munculnya keinginan akan makanan dengan mengarahkan wajahnya kearah makanan dan membuka mulutnya
  • Menunjukkan adanya kenaikan berat badan (kurang lebih dua kali lipat dari berat badan ketika lahir) dan memiliki berat badan sekurangnya 6 kg
  • Dapat menutup mulutnya dengan sendok di mulut

Makanan apa yang dapat diberikan?

Ketika si kecil mulai menginjak umur 4 sampai 6 bulan, bayi Anda masih belajar untuk mengunyah. Maka dari itu, makanan pertama bayi Anda harus merupakan makanan yang lebut sehingga mudah untuk ditelan, seperti bubur, puree buah dan sayur (makanan yang dilembutkan, baik dengan blender, grinder, atau ditekan-tekan), atau sereal bayi yang kaya akan zat besi. Berhubung bayi Anda sudah sangat familiar dengan ASI, campurkanlah makanan yang telah dilembutkan tadi (puree) dengan ASI Anda untuk menarik perhatian si kecil. Untuk pertama kali, usahakan makanan tersebut dibuat secair mungkin, lalu tingkatkan konsistensinya secara bertahap dan perlahan-lahan. Cobalah untuk memperkenalkan satu makanan baru ke si kecil setiap 3-4 hari dan amatilah reaksi si kecil sehingga Anda dapat mengetahui apabila si kecil memiliki alergi tertentu. Ingatlah bahwa rasa-rasa baru yang dirasakan dari makanan makanan ini dapat mengejutkan bayi Anda. Beri si kecil waktu untuk menjadi terbiasa dengan makanan makanan dan rasa rasa baru ini. Bersabarlah dan jangan paksa dia untuk makan. Apabila si kecil menolak untuk mengkonsumsi suatu makanan baru, cobalah lagi dalam beberapa hari. Anda juga dapat mencampurnya dengan makanan yang disukai si kecil atau menambahkan ASI di dalamnya.

Ketika si kecil mulai berusia 6-8 bulan, ia akan menjadi lebih terbiasa dengan makanan-makanan dan rasa-rasa baru. Di masa-masa ini, Anda dapat mulai mengenalkan yogurt tawar (tanpa pemanis), puree daging, dan puree legume (kacang-kacangan) ke menu si kecil.

Di usia 9-11 bulan, genggaman si kecil biasanya sudah jauh lebih kuat. Di masa ini, dari pada melembutkan makanan seperti biasa, Anda sudah dapat mulai memotong makanan dalam ukuran kecil dan membiarkan si kecil untuk memakannya sendiri menggunakan jari-jarinya. Intinya makanan-makanan yang diberikan harus mudah untuk dimakan dan kaya akan nutrisi. Selain kentang dan biji-bijian, pastikan bahwa si kecil mengkonsumsi cukup sayur, buah, kacang-kacangan, dan makanan hewani yang kaya akan lemak seperti telur, daging, ikan, dan ayam.

Ingatlah bahwa sistem pencernaan si kecil masih berkembang dan beberapa makanan dapat membuat si kecil tersedak atau berbahaya untuk si kecil. Maka dari itu, sebelum si kecil berumur 1 tahun, hindarilah makanan-makanan seperti berikut:

  • Susu sapi

Susu sapi mengandung kandungan protein dan mineral tinggi yang dapat membebani ginjal si kecil yang masih dalam tahap perkembangan dan menimbulkan kerusakan pada ginjal. Selain itu, protein dari susu sapi dapat mengiritasi dinding lambung dan usus si kecil, menyebabkan keluarnya darah ketika si kecil buang air besar, diare, dan lainnya.

  • Madu

Madu dapat mengandung spora bakteri bernama Clostridium botulinum yang dapat menyebabkan terjadinya botulisme. Hal ini disebabkan karena sistem pencernaan bayi masih dalam tahap perkembangan sehingga masih lemah dan belum mampu memproduksi anti bakteri secara alami. Botulisme sendiri merupakan penyakit yang cukup serius karena dapat mempengaruhi otot-otot si kecil, termasuk otot pernafasan. Selain itu, pemberian madu sebelum saatnya juga dapat menimbulkan iritasi dan sakit kepala pada si kecil. Bakteri dan spora ini tidak dapat dibunuh hanya dengan proses pemanasan biasa (pasteurisasi), maka dari itu, cara terbaik adalah untuk tidak memberi si kecil madu dalam bentuk apapun sebelum si kecil berusia 1 tahun.

  • Makanan keras dan kacang kacangan

Hindarilah memberikan makanan keras seperti kacang kacangan untuk si kecil sebelum dia berumur 5 tahun untuk menghindari resiko tersedak. Anda dapat mulai memberikan kacang kacangan apabila bayi Anda sudah berumur kurang lebih 6 bulan selama kacang tersebut telah dilembutkan terlebih dahulu atau berbentuk selai. Konsultasikanlah terlebih dahulu dengan konsultan gizi atau dokter anak Anda sebelum Anda memutuskan untuk memasukkan kacang dalam menu si kecil apabila Anda atau keluarga Anda memiliki riwayat alergi kacang. Selain makanan keras, hindarilah pula makanan seperti jeli atau marshamallow untuk menghindari resiko tersedak.

  • Keju yang tidak dipasteurisasi

Keju dapat menjadi menu yang sehat bagi si kecil karena kaya akan protein, vitamin, dan kalsium. Pada umumnya, keju dapat diberikan apabila si kecil sudah berumur 6 bulan atau lebih. Namun, konsumsi keju lunak yang dimatangkan oleh jamur seperti brie atau camembert, keju dari susu kambing, dan keju berurat biru seperti roquefort karena tingginya resiko listeria. Ingatlah untuk selalu memeriksa label keju apabila Anda membelinya untuk memastikan bahwa keju tersebut dibuat dari susu yang telah dipasteurisasi. Namun, apabila Anda tidak yakin, Anda dapat meminimalisir resiko adanya bakteri listeria dengan memasak keju tersebut terlebih dahulu.

  • Kerang, ikan dan seafood

Kerang dan seafood merupakan makanan yang dapat berpotensi sebagai alergen bagi si kecil. Maka dari itu, tunggulah sampai si kecil berumur 1 tahun sebelum mengenalkan makanan-makanan ini sedikit demi sedikit. Ketika Anda memutuskan untuk mulai mengenalkan ikan, kerang, atau seafood di menu si kecil, pastikanlah bahwa makanan tersebut benar benar matang untuk mengindari keracunan makanan. Pastikan juga bahwa ikan tersebut telah bersih dari duri duri, dan hindarilah seafood yang memiliki kandungan merkuri yang tinggi seperti hiu, ikan todak, dan ikan marlin.

  • Garam

Garam merupakan hal yang harus dihindari ketika Anda memberi makan si kecil. Apabila Anda berfikir bahwa si kecil menolak makanan yang Anda berikan karena makanan tersebut tawar, maka Anda salah. Si kecil seringkali menolak makanan baru karena ia telah terbiasa dengan ASI dan makanan tersebut asing baginya. Pada dasarnya, kebutuhan garam si kecil adalah kurang dari 1 gram (0,4 gram sodium) setiap harinya, dan kebutuhan ini telah dipenuhi dengan konsumsi ASI. Apabila Anda memberikan makanan yang mengandung garam didalamnya, garam tambahan tersebut justru akan membebani ginja si kecil sehingga ginjal tersebut tidak dapat berfungsi seperti semestinya. Hal ini dapat menyebabkan penyakit ginjal. Selain itu, berdasarkan penelitian, konsumsi garam berlebihan pada saat kecil dapat meningkatkan resiko hipertensi, osteoporosis, penyakit jantung, dan penyakit pernafasan.

Untuk referensi lebih lanjut, berikut ini adalah daftar kebutuhan garam untuk bayi dan anak-anak menurut SACN (Scientific Advisory Committee on Nutrition):

– 0 sampai 12 bulan    : kurang dari 1 g (0,4 g sodium)

– 1 sampai 3 tahun      : 2 g (0,8 g sodium)

– 4 sampai 6 tahun      : 3 g (1,2 g sodium)

– 7 sampai 10 tahun    : 5 g (2 g sodium)

– 11 sampai 14 tahun  : 6 g (2,4 g sodium)

  • Gula

Hindarilah pemberian gula pada si kecil sebelum ia berumur 1 tahun. Hal ini karena gula olahan seringkali melibatkan banyak proses kimia yang dapat berbahaya bagi si kecil. Selain itu, gula yang terlalu banyak juga dapat menyebabkan pembusukan gigi dan dapat menurunkan imunitas tubuh. Ingatlah bahwa hal ini bukan berarti Anda tidak diperbolehkan untuk memberikan si kecil makanan yang memiliki rasa manis. Gula yang dimaksud disini adalah gula olahan, dan bukan pemanis alami yang dapat diambil dari buah buahan.

Seringkali, terdapat banyak keraguan dan ketakutan bagi para orang tua ketika ingin memperkenalkan suatu menu yang memiliki potensi sebagai alergen. Sebenarnya masih ada dua pendapat yang berbeda mengenai umur yang tepat untuk mengenalkan makanan alergen pada si kecil. AAP (American Academy of Pediatrics) menyarankan bahwa alergen mulai dikenalkan sejak si kecil berusia 6 bulan, namun ASCIA (Australian Society of Clinical Immunology and Allergy) menyarankan bahwa makanan alergen mulai dikenalkan ketika si kecil sudah menginjak umur 1 tahun. Namun, hal umum yang dapat diambil dari dua pendapat yang berbeda tersebut adalah bahwa alergen harus dikenalkan seawal mungkin.

Yang terpenting ketika Anda mengenalkan makanan alergen pada si kecil adalah untuk memberikannya dalam jumlah kecil, satu persatu setiap 3-4 hari, dan mengamati adanya resiko alergi. Ingatlah untuk memberikannya ketika si kecil berada dalam kondisi sehat. Apabila si kecil tidak menunjukkan reaksi alergi apapun, cobalah untuk meningkatkan jumlah makanan tersebut secara perlahan-lahan. Apabila Anda masih merasa ragu, atau apabila si kecil menderita eksim parah, konsultasikanlah dengan dokter anak terlebih dahulu. Anda juga dapat membawa si kecil untuk melakukan tes alergi terlebih dahulu. Ingatlah untuk segera menghubungi layanan darurat apabila si kecil menunjukkan reaksi alergi parah seperti  sulit bernafas, bengkak, muntah parah, atau diare parah.

Berapa banyak makanan yang dapat diberikan?

Banyaknya makanan padat yang dapat Anda berikan sangat tergantung dengan usia si kecil. Berikut ini adalah referensi jumlah makanan yang diberikan berdasarkan usia si kecil:

  • 4 – 6 bulan

Mulailah dengan 1 sendok teh sereal bayi atau makanan yang telah dilembutkan (puree). Campurlah makanan tersebut dengan 4 – 5 sendok teh ASI sehingga makanannya menjadi sangat encer. Apabila si kecil sudah mulai familiar dengan makanan baru ini, tingkatkan jumlahnya menjadi 1 sendok makan sereal bayi atau makanan yang telah dilembutkan yang telah dicampur dengan ASI. Berikan sebanyak 2 kali sehari. Lama kelamaan, tingkatkan konsistensi makanan tersebut dengan mengurangi porsi ASI yang dicampur dalam makanan tersebut.

  • 6 – 8 bulan

Mulailah dengan 1 sendok teh buah, 1 sendok teh sayuran, dan secara bertahap tambahkan kuantitasnya menjadi 2 sampai 3 sendok makan. Bagilah porsi tersebut menjadi 4 sesi makan setiap harinya. Untuk sereal bayi, Anda dapat memberikan sebanyak 3 sampai 9 sendok makan sereal untuk 2 sampai 3 sesi makan setiap harinya.

  • 8 – 12 bulan

Ketika usia si kecil sudah menginjak 8 sampai 12 bulan, jumlah makanan yang dapat Anda berikan sudah sangat meningkat. Di masa ini Anda dapat memberikan 1/2 ons keju, 1/4 sampai 1/2 cup sereal bayi, 3/4 sampai 1 cup buah, 3/4 sampai 1 cup sayur-sayuran, dan 3 sampai 4 sendok makan makanan yang kaya protein seperti daging-dagingan setiap harinya.

Walaupun jumlah makanan pendamping yang Anda berikan meningkat, namun ingatlah bahwa ASI tetaplah menjadi sumber nutrisi yang utama. Hal ini berarti jumlah konsumsi ASI tidak dapat tergantikan dengan konsumsi makanan-makanan diatas. Ingatlah bahwa makanan-makanan diatas hanyalah berfungsi sebagai PELENGKAP dan PENDAMPING ASI, dan bukannya menggantikan ASI.

Bagaimana dengan jus dan air?

Menurut AAP (American Academy of Pediatrics), pemberian jus buah untuk anak-anak dibawah 1 taun sangat tidak direkomendasikan. Hal ini karena jus buah mengandung lebih banyak gula dan kalori. Selain itu, sebagian besar manfaat konsumsi buah datang dari konten serat didalamnya. Dalam proses membuat jus, seringkali kita menghilangkan konten serat tersebut, sehingga yang tersisa hanyalah air dengan gula dan sedikit nutrisi. Kandungan gula yang tinggi ini dapat sulit diserap oleh usus si kecil dan dapat menyebatkan diare akut. Selain itu, kandungan gula yang berlebihan juga dapat menyebabkan kerusakan gigi.

Untuk konsumsi air. Si kecil dapat mulai mengkonsumsi air ketika ia mulai dapat mengkonsumsi makanan padat, tepatnya di usia lebih dari 6 bulan. Ketika si kecil mulai menginjak usia 6 bulan keatas, Anda dapat memberikan sekitar 4 – 6 ons air setiap harinya. Di umur 1 tahun keatas, si kecil mulai dapat mengkonsumsi air putih sebanyak yang ia mau. Namun, apabila Anda ragu, Anda dapat menanyakannya terlebih dahulu ke dokter anak sebelum Anda memberikan air ke si kecil. Yang perlu diingat adalah hindari pemberian air putih sesedikit apapun pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan. Hal ini karena di bawah 6 bulan, ginjal si kecil belum cukup matang untuk mengolah air sehingga air menjadi sangat beracun bagi si kecil. Hasilnya, si kecil dapat terkena keracunan air atau yang juga disebut dengan hyponatremia. Penyakit ini dapat sangat berbahaya karena dapat menyebabkan pembengkaan otak dan bahkan kematian.

 

Knowledge is power~

Sumber:

– https://assets.publishing.service.gov.uk/government/uploads/system/uploads/attachment_data/file/338782/SACN_Salt_and_Health_report.pdf
– https://www.babycenter.com/0_age-by-age-guide-to-feeding-your-baby_1400680.bc
– https://pediatrics.aappublications.org/content/106/Supplement_4/1274.1
– https://www.parentmap.com/article/what-feed-baby-puree-recipes
– https://www.unicef.org/parenting/food-nutrition/feeding-your-baby-6-12-months

Baby Blues? Apa itu?

Pengertian Baby Blues

Saat Anda hamil, Anda merasa bahagia dan tidak sabar untuk menemui si kecil. Namun, begitu si kecil lahir, alih-alih merasa bahagia, Anda justru merasa sedih, cemas, marah-marah dengan pasangan Anda, dan merasa ingin melarikan diri. Perasaan ini seringkali dialami oleh para ibu, bahkan, berdasarkan penelitian, 60 sampai 80% ibu yang baru melahirkan mengalami hal ini. Perasaan sedih, kesal, dan cemas yang datang secara tiba-tiba ini seringkali disebut dengan baby blues. Nah, berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai baby blues.

Apa penyebabnya?

Walaupun para ahli belum dapat menentukan penyebab pasti terjadinya baby blues, namun terdapat berbagai hipotesis yang didasarkan dari waktu terjadinya baby blues. Masa postpartum seringkali bukanlah masa yang mudah bagi para ibu. Dengan datangnya anggota keluarga baru yang membutuhkan banyak perhatian, Anda seringkali diharuskan untuk merubah rutinitas dan gaya hidup Anda. Selain itu, di masa postpartum, Anda seringkali tidak mendapatkan tidur yang cukup, belum lagi apabila Anda mengalami masalah saat menyusui seperti ASI macet, payudara lecet, atau bahkan mastitis. Di masa ini, tubuh Anda juga mengalami perubahan hormonal yang cukup ekstrim, seperti hormon estrogen yang menurun sekitar 100 kali lipat dalam kurun waktu 3 hari setelah Anda melahirkan, mulai diproduksinya hormon prolactin yang membantu Anda untuk memproduksi ASI, dan lainnya. Terkadang, terjadinya baby blues dan tingkat keparahanya juga dapat dipengaruhi dari proses persalinan Anda dan trauma yang Anda alami selama proses persalinan.

Apa gejalanya?

Pada umumnya, baby blues dapat terjadi mulai dari 2 sampai 3 hari setelah si kecil lahir. Seringkali kondisi ini akan hilang dengan sendirinya 10 sampai 14 hari setelah si kecil lahir, namun apabila baby blues Anda tidak menghilang setelah 14 hari dan justru menjadi lebih parah atau Anda justru mengalami gejala manik, segera konsultasikanlah dengan provider Anda. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Anda alami apabila Anda terkena baby blues:

  • Merasa emosional atau menangis karena hal hal sepele atau bahkan tanpa alasan apapun
  • Mengalami mood swing atau sering merasa kesal dan lebih mudah marah
  • Merasa tidak ada ikatan dengan si kecil
  • Merindukan kehidupan Anda yang lampau, seperi kebeasan untuk pergi bermain dengan teman-teman Anda
  • Merasa cemas dan khawatir
  • Merasa tidak dapat istirahat walaupun Anda merasa lelah atau bahkan mengalami insomnia
  • Kesulitan untuk membuat keputusan-keputusan sederhana atau berfikir dengan jernih 

Baby blues vs Postpartum depression

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat membantu Anda untuk membedakan baby blues dengan postpartum depression. Ingatlah untuk segera menghubungi provider Anda apabila Anda menunjukkan tanda tanda postpartum depression. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai postpartum depression, klik disini.

  1. Tingkat keparahan gejala

Intensitas gejala merupakan cara yang paling mudah untuk membedakan baby blues dengan postpartum depression. Gejala baby blues pada umumnya cukup ringan seperti yang telah disebutkan diatas, sedangkan gejala postpartum depression pada umumnya jauh lebih parah dan dapat mengganggu kehidupan Anda secara signifikan, seperti perubahan berat badan, pikiran untuk melukai diri sendiri atau bayi Anda, dan bahkan pikiran bunuh diri.

  1. Durasi

Walaupun lama tidaknya baby blues dapat sangat tergantung dengan masing masing ibu, namun pada umumnya gejala baby blues memuncak pada hari ke 2-5 setelah persalinan dan bertahan dari 2 hari sampai 2 minggu, sedangkan postpartum depression terjadi dengan lebih intens dan tidak menghilang setelah berminggu minggu. Berbeda dengan baby blues, postpartum depression dapat terjadi berhari-hari atau bahkan berbulan bulan setelah persalinan.

  1. Tingkat kelaziman

Berdasarkan penelitian, baby blues terbukti lebih umum daripada postpartum depression, dengan baby blues yang menyerang 60-80% ibu pasca persalinan dan postpartum depression yang menyerang 12% ibu pasca persalinan.

  1. Penyebab

Terkadang, postpartum depression dapat dikaitkan dengan riwayat kesehatan mental Anda (walaupun tidak selalu), namun baby blues tidak memiliki kaitan apapun dengan riwayat kesehatan mental Anda.

Bagaimana cara mengobatinya?

Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat Anda terapkan untuk membantu Anda mengatasi baby blues:

  • Rendahkan ekspektasi

Cobalah untuk merendahkan ekspektasi Anda, baik untuk diri sendiri, maupun untuk si kecil. Ingatlah bahwa tidak ada ibu yang sempurna dan bayi yang sempurna. Yang terpenting adalah lakukan yang terbaik sebisa Anda. Terkadang, ada beberapa hari dimana Anda tidak dapat melakukan sebaik yang Anda inginkan dan hal ini sangatlah normal. Apabila Anda mengalami hal semacam ini, yang perlu Anda lakukan adalah menjadikannya sebagai pembelajaran sehingga Anda dapat menjadi lebih baik kedepannya.

  • Mintalah bantuan

Tidak ada hal yang lebih menyedihkan dari sendirian dengan si kecil yang terus menangis dan dikelilingi oleh pakaian kotor, cucian piring, dan jaminan bahwa Anda lagi-lagi tidak akan tidur dengan nyenyak malam itu. Di masa-masa ini, mintalah bantuan ke orang-orang terdekat Anda, baik orang tua Anda, pasangan Anda, go-clean, teman, atau siapapun itu. Ingatlah bahwa Anda tidak perlu melalui semua ini sendirian.

  • Rawat dirimu

Intinya adalah apabila Anda ingin membahagiakan orang lain, Anda harus membahagiakan diri Anda sendiri terlebih dahulu. Hal ini juga berlaku dalam kehidupan berkeluarga, apabila Anda ingin membahagiakan dan mengasihi pasangan dan anak Anda, maka Anda juga harus mulai membahagiakan dan mengasihi diri sendiri. Rawatlah diri Anda dengan memakan makanan bergizi seimbang, berolahraga, dan carilah waktu untuk beristirahat disela-sela kesibukan Anda. Ingatlah bahwa ketika Anda beristirahat, yang terpenting adalah kualitas dan bukannya kuantitas. Selain itu, Anda juga dapat mulai berdandan, melakukan perawatan kulit, mengenakan baju bagus, dan lainnya.

  • Pergilah

Ketika Anda merasa suntuk, pergilah keluar rumah dan carilah udara segar. Pergantian pemandangan dapat sangat membantu Anda untuk lebih baik dan membantu pikiran Anda agar lebih fresh. Normalnya, Anda dapat berjalan jalan dengan si kecil ke taman, ke tempat teman Anda, ke supermarket, dan lainnya. Namun di kondisi yang tidak memungkinkan Anda untuk keluar seperti di masa corona ini, Anda setidaknya dapat ke halaman depan atau halaman belakang rumah dan membiarkan Anda dan bayi Anda terkena sinar matahari dan menghirup udara segar. Apabila Anda tinggal di daerah yang cukup aman, Anda juga dapat berjalan kaki disekitar rumah Anda menggunakan masker.

  • Lakukan hal yang Anda suka

Setelah persalinan, Anda akan disibukkan dengan mengurus si kecil. Ketika Anda harus melakukannya setiap hari secara terus menerus, lama kelamaan Anda dapat meraasa lelah dan suntuk. Di masa-masa ini, sisakan sedikit waktu untuk melakukan hal yang Anda suka. Anda dapat menonton film, berkencan atau sekedar makan-makan berdua dengan pasangan Anda, menicure, pergi ke salon, menikmati waktu sendiri Anda di kamar mandi, atau apapun itu. Lakukanlah apapun yang dapat membiat Anda rileks dan bahagia, bahkan apabila Anda hanya dapat melakukannya selama 20 menit sekalipun.

 

Knowledge is power~

Sumber:

– https://www.healthline.com/health/baby-blues
– https://www.whattoexpect.com/first-year/ask-heidi/week-3/baby-blues.aspx
– https://www.nct.org.uk/life-parent/how-you-might-be-feeling/baby-blues-what-expect
– https://blog.zencare.co/baby-blues-vs-ppd/

Seks Setelah Operasi Caesar

Apakah Seks Setelah Operasi Caesar Baik?

Selama ini, terdapat banyak asumsi yang salah mengenai seks pasca persalinan. Seringkali saya mendengar atau menjumpai ibu-ibu yang memilih melahirkan secara caesar karena takut bahwa vaginanya akan longgar setelah dilewati bayi ketika melahirkan secara normal. Adapula yang beranggapan bahwa kehidupan seks pasca persalinan akan mulus-mulus saja setelah operasi caesar karena vaginanya sama sekali tidak tersentuh selama proses persalinan (untuk mengetahui lebih lanjut mengenai vagina rapet, klik disini). Bagaimana kenyataannya? Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai seks setelah operasi caesar.

Kapan dapat berhubungan seks lagi?

Sebenarnya tidak ada patokan waktu yang pasti mengenai kapan Anda dapat berhubungan seks lagi mengingat bahwa setiap ibu itu unik, namun pada umumnya, provider Anda akan menyarankan Anda untuk menunggu sampai kurang lebih 6 minggu sebelum kembali berhubungan seks. Waktu ini didasarkan atas asumsi bahwa pada minggu keenam setelah Anda bersalin, jahitan Anda sudah mulai menutup dan pendarahan sudah berhenti. Rekomendasi ini juga berlaku bagi para ibu yang melahirkan secara normal mengingat bahwa pendarahan ini dialami oleh semua ibu tanpa memandang proses persalinannya (Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pendarahan pasca persalinan, klik disini). Apabila Anda mengalami komplikasi pasca operasi, seperti infeksi atau pendarahan, Anda mungkin akan disarankan untuk menunggu lebih lama sebelum kembali berhubungan seks dengan pasangan Anda.

Walaupun pada umumnya, Anda dapat kembail berhubungan seks 6 minggu setelah persalinan, namun hal ini bukan berarti Anda harus berhubungan seks segera setelah 6 bulan setelah melahirkan. Ingatlah bahwa waktu 6 minggu ini ditetapkan dengan catatan bahwa robekan Anda sudah pulih, pendarahan Anda sudah berhenti, dan Anda sudah siap baik secara fisik maupun mental, mengingat bahwa proses penyembuhan persalinan dengan operasi caesar pada umumnya jauh lebih lama daripada proses penyembuhan persalinan normal.

Setelah persalinan, Anda akan mengalami penurunan hormon esterogen yang akan mempengaruhi tubuh dan mood Anda, seperti ASI yang keluar secara tiba-tiba, libido menurun, dinding vagina lebih kering, tipis, dan kaku, mudah lelah, dan lainnya. Kondisi-kondisi ini terjadi pada semua ibu baik yang melahirkan secara caesar maupun secara normal. Hal ini seringkali membuat berhubungan seksual setelah persalinan menjadi tidak nyaman dan terkadang bahkan menyakitkan. Komunikasikanlah hal ini dengan pasangan Anda untuk menghindari kesalahpahaman. Ceritakan pada pasangan Anda mengenai segala kekhawatiran, ketakutan, dan keluh kesah Anda. Ingatlah bahwa komunikasi adalah kunci.

Tips untuk berhubungan seksual pasca operasi sesar

Apabila Anda memutuskan untuk kembali berhubungan seksual setelah persalinan, berikut ini adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda untuk merasa lebih nyaman:

  • Pilih posisi yang tepat

Memilih posisi yang tepat untuk Anda saat berhubungan seksual setelah operasi sesar dapat menjadi tantangan tersendiri bagi Anda dan pasangan Anda. Di masa-masa ini, bereksperimenlah dengan pasangan Anda dan jangan ragu untuk berhenti apabila Anda merasa tidak nyaman.

Pada umumnya, posisi dimana Anda yang berada diatas (cow girl) merupakan posisi yang cukup ideal di masa-masa ini karena delam posisi ini, Anda mempunyai kontrol penuh. Anda dapat menentukan kedalaman penetrasi dan sentuhan di area perut bawah Anda. Posisi ini juga mengijinkan Anda untuk bergerak dengan cara yang paling nyaman untuk Anda. Selain posisi ini, Anda juga dapat menggunakan posisi penetrasi dari samping seperti spooning untuk menghindarkan sentuhan secara langsung dengan luka sayatan Anda.

Di masa-masa ini, hindarilah posisi apapun yang dapat  memberikan tekanan di area sayatan dan memicu rasa sakit di area sayatan. Untuk beberapa bulan partama, cobalah untuk menghindari posisi dimana pasangan Anda berada di atas Anda (missionary) karena dapat memberi tekanan di area sekitar luka Anda. Selain itu, hindarilah posisi doggy style sampai luka sayatan Anda benar benar sembuh karena posisi ini dapat memberi tekanan di area core dan pelvis Anda.

  • Gunakan pelumas dan perlama foreplay

Setelah persalinan, perubahan hormon yang terjadi dalam tubuh Anda akan membuat vagina Anda menjadi jauh lebih kering, kaku, dan membuat dinding vagina Anda menjadi lebih tipis. Hal ini dapat membuat berhubungan seksual menjadi tidak nyaman dan bahkan menyakitkan. Untuk mengatasinya, cobalah untuk selalu menggunakan pelumas ketika berhubungan seksual. Selain itu, ingatlah untuk memperlama waktu pemanasan (foreplay) Anda karena pemanasan ini dapat membantu memperbanyak produksi pelumas alami tubuh Anda.

  • Berkencanlah

Selain vagina yang lebih kering, masalah yang seringkali dialami para ibu adalah hilangnya libido setelah melahirkan, ditambah lagi, dengan adanya anggota keluarga baru yang tentu saja membutuhkan banyak perhatian, terkadang membuat Anda dan pasangan Anda menjadi jauh lebih sibuk dan bahkan sampai tidak dapat menghabiskan waktu berdua. Hal ini dapat membuat hubungan Anda dan pasangan Anda menjadi lebih renggang dan rentan akan kesalahpahaman. Untuk mengatasinya, Cara yang paling baik untuk membangun keintiman dan kemesraan dengan pasangan Anda adalah dengan komunikasi yang jujur dan terbuka. Ungkapkan perasaan dan kekhawatiran Anda dengan pasangan Anda untuk menghindari kesalahpahaman. Jadwalkan waktu khusus dan berkencanlah dengan pasangan Anda. Mintalah bantuan saudara atau orang tua Anda untuk menjaga si kecil untuk sementara waktu. Lalu, ijinkan komunikasi itu berkembang menjadi keintiman secara fisik seperti berpelukan, bergandengan tangan, pijatan, ciuman, dan sebagainya untuk mengembalikan perasaan romantis seperti saat sebelum si kecil lahir. Selain membantu untuk membangun keintiman dengan pasangan Anda, hal ini juga dapat meningkatkan produksi pelumas alami dalam tubuh Anda sehingga Anda dapat merasa lebih nyaman ketika berhubungan seks dengan pasangan Anda.

  • Atasi ASI yang bocor

Apabila Anda sedang menyusui, mungkin Anda mengamati bahwa ASI Anda seringkali “bocor” dan kebocoran ini juga seringkali terjadi saat foreplay dan seks. Walaupun hal ini sangatlah normal, namun terdapat beberapa ibu dan pasangan yang merasa tidak nyaman dengan hal ini. Komunikasikanlah hal ini dengan pasangan Anda. Apabila Anda atau pasangan Anda merasa tidak nyaman dengan hal ini, Anda dapat mengatasinya dengan menyusui atau memompa ASI Anda sebelum berhubungan seksual dengan pasangan Anda. Selain itu, Anda juga dapat menggunakan bra atau lingerie yang dapat membantu untuk mewadahi kebocoran tersebut. Anda juga dapat menggunakan breast pads dibalik bra Anda.

  • Rawat bekas luka Anda

Setiap wanita akan mempunyai pengalaman yang berbeda beda, namun bekas sayatan mungkin dapat terasa menyakitkan, sensitif, atau bahkan mati rasa. Hal ini tentunya akan membuat Anda merasa sangat tidak nyaman ketika berhubungan seksual. Untuk mengatasinya, cobalah untuk melakukan scar massage secara teratur. Berikut ini adalah petunjuk cara melahkuan scar massage:

 

  • Lakukan Kegel

Apabila Anda berfikir apabila Anda dapat tidak melakukan latihan ini karena Anda melahirkan secara caesar maka Anda SALAH BESAR. Kehamilan Anda dapat mempengaruhi otot dasar panggul Anda, dan apabila otot dasar panggul Anda lemah, banyak hal yang dapat terjadi seperti inkontinensia urin (tidak bisa menahan buang air kecil), prolaps vagina, dan bahkan vagina longgar. Maka dari itu sangatlah penting untuk tetap melakukan latihan ini bahkan apabila Anda melahirkan secara caesar. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai latihan kegel dan cara melakukannya, klik disini.

  • GUNAKAN ALAT KONTRASEPSI!!

Apabila Anda memutuskan untuk kembali berhubungan seksual dengan pasangan Anda, ingatlah untuk selalu mengunakan alat kontrasepsi. Ingatlah bahwa melahirkan dan menyusui tidak dapat menjamin Anda 100% bahwa Anda tidak akan hamil lagi, dan hal ini juga berlaku apabila Anda melahirkan secara sesar. Bahkan apabila Anda belum kembali menstruasi, Anda masih dapat ovulasi. Inilah mengapa KB sangatlah penting. Komunikasikanlah dengan pasangan dan provider Anda mengenai metode kontrasepsi yang paling cocok untuk Anda. 

Apa yang harus diwaspadai?

Walaupun provider Anda sudah memberikan lampu hijau dan mengijinkan Anda untuk melanjutkan aktivitas seksual dengan pasangan Anda, namun ada beberapa hal yang perlu Anda waspadai untuk mengurangi resiko terjadinya komplikasi seperti infeksi. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai tips untuk cepat pulih setelah operasi caesar dan tanda tanda infeksi, klik disini.

 

Knowledge is power~

Sumber:

– https://flo.health/being-a-mom/adjusting-to-motherhood/relationships-and-sex/first-sex-after-cesarean
– https://www.healthline.com/health/pregnancy/sex-after-c-section#takeaway
– https://www.medicalnewstoday.com/articles/322715#recovery
– https://www.verywellfamily.com/sex-after-a-c-section-2759420

Trauma Kelahiran (Birth Trauma)

Trauma Kelahiran

Apa itu trauma kelahiran?

Trauma kelahiran terjadi ketika wanita menemukan beberapa aspek dari kelahiran mereka traumatis, menyedihkan, dan / atau menakutkan.

setiap kali saya posting tentang cerita persalinan yang sedikit agak menyeramkan, misalnya tentang Episiotomy, tentang placenta lengket atau tentang apapun yang berbau horor di Instagram, pasti banyak sekali ibu yang berkomentar dan menceritakan cerita cerita horor mereka dalam proses persalinan mereka maupun orang terdekatnya.

saat saya membaca beberapa data dan jurnal penelitian, tentang birth trauma ini, saya cukup terkejut, karena ternyata menurut beberapa penelitian, data statistik mengatakan bahwa Saat ini, di negara maju sekitar 30% wanita menemukan beberapa aspek dari trauma kelahiran mereka, yang setara dengan lebih dari 150.000 wanita per tahun, bahwa banyak wanita yang memulai perjalanan menjadi ibu merasakan emosi yang sangat sulit. apakabar di negara berkembang? dan memang benar! di negara berkembang lebih dari 50% wanita bersalin mengalami trauma kelahiran.

itulah kenapa, tidak heran WHO membuat artikel ini :

seperti yang kita ketahui, di Indonesia, apalagi pada para ibu dengan tingkat ekonomi menengah kebawah , banyak sekali yang “tidak punya pilihan” sehingga banyak sekali ibu ibu yang mengalami kisah horor saat melahirkan.

Namun, trauma kelahiran seringkali tidak dikenali atau diidentifikasi dengan baik.

padahal, dengan membiarkan trauma kelahiran yang tidak ditangani dalam jangka panjang dapat menyebabkan dampak kesehatan yang berkepanjangan baik bagi ibu maupun keluarganya.

Tidak semua wanita yang mengalami kesulitan persalinan terus mengalami Depresi, Kecemasan atau Gangguan Stres Pasca Trauma / PTSD, Namun, beberapa akan mengalaminya

Jika wanita memiliki riwayat kecemasan, depresi, atau pelecehan seksual sebelumnya, 1 dari 5 kelompok wanita ini akan mengembangkan Gangguan Stres Pasca Trauma setelah lahir. Paparan trauma juga meningkatkan risiko depresi selama kehamilan dan masa nifas. Dalam sebuah penelitian terhadap 374 wanita yang direkrut dari klinik kebidanan di kota berpenghasilan rendah, 39% melaporkan mengalami setidaknya satu peristiwa traumatis (Robertson-Blackmore et al., 2013). Peristiwa yang paling umum adalah pelecehan seksual terhadap anak-anak, teman dekat atau anggota keluarga mengalami kekerasan, dan kematian atau penyakit orang dekat yang tidak terduga. Wanita yang terpapar trauma empat kali lebih mungkin mengalami depresi selama kehamilan. Depresi selama kehamilan dapat menyebabkan banyak komplikasi, termasuk kelahiran prematur (Kendall-Tackett, 2017).

Komunikasi dan rasa Peduli itu penting

Trauma saat lahir mencakup lebih dari sekadar keadaan darurat medis yang mengancam jiwa seperti kelahiran sesar darurat atau pendarahan hebat, sama seringnya dengan perawatan dan bahasa yang provider berikan kepada wanita dalam persalinan.

Ini mungkin berarti ketika pada saat proses persalinan, provider mengabaikan dan tidak menganggap kliennya. atau si ibu merasa tidak didengar atau tidak didengarkan. Mungkin kurangnya kebaikan atau perhatian, provider tidak memperkenalkan diri atau tidak menghormati keinginan wanita selama persalinan, atau wanita merasa dipaksa selama persalinan.

nah untuk memahami tentang trauma kelahiran, berikut ini saya akan tuliskan 2 kasus (ini adalah ilustrasi belaka, jadi jika ceritanya mirip ya berarti tidak disengaja)

  1. Nyonya Siti, 24tahun, sudah belajar banyak tentang persalinan alami dan bagaimana caranya untuk mendapatkan pengalaman persalinan yan positif. dia sudah banyak berdiskusi dengan  bidannya dan telah banyak berdiskusi tentang preferensi kelahiran sebelum melahirkan. namun, dalam perjalanana proses persalinannya Dia kemudian mengalami sakit persalinan yang panjang yang berakhir dengan kelahiran Caesar dan pendarahan pascapartum. Ia memandang kelahirannya sebagai sesuatu yang positif, meski bukan kelahiran yang ia harapkan. dan Dia memiliki seseorang di sisinya sepanjang menjelaskan kepadanya apa yang terjadi, meyakinkannya, memungkinkan dia untuk menyampaikan kekhawatiran dan ketakutan. Oleh karena itu, meskipun Ny. Siti mengalami intervensi medis dan komplikasi, ia memiliki pengalaman melahirkan yang positif dan tidak mengalami trauma kelahiran.
  2. Dalam skenario yang berbeda, Ny. Dewi , 25 tahun  datang ke bangsal yang sibuk untuk menemui bidan yang tidak dia kenal yang sopan tapi tidak terlalu hangat. setelah Bidan memeriksa dirinya dengan cepat, bahkan melakukan pemeriksaan vagina tanpa permisi, bidan tersebut terus meninggalkan ruangan untuk waktu yang lama, meninggalkan Ny Dewi sendirian di ruangan dan dia semakin khawatir bahwa persalinannya akan  cepat dan dia akan melahirkan sendiri.Nyonya Dewi merasa lepas kendali dan takut. Dia tidak mendapat kesempatan untuk bertanya tentang pereda nyeri dan pada saat dia meminta epidural, yang dia inginkan, dia diberitahu bahwa sudah terlambat. karena ternyata pembukaan sudah hampir lengkap

    Ketika bayi lahir dan diletakkan di dada Ny. Dewi, Ny Dewi  meminta bidan untuk mengambil bayinya dan membersihkannya, karena ternyata Ny dewi merasa jijik dan risih dengan bayi kecil yang berlumuran darah. dan saat itu bu bidanya nyeletuk ‘ “kok gak mau? sama anaknya sendiri! biasanya tuh nempelin di dada. yaudah dibersihkan saja”

    saat Nyonya Dewi dipindahkan ke bangsal nifas di mana semua orang berkomentar tentang betapa beruntungnya dia memiliki kelahiran yang begitu cepat tetapi dia tidak merasa sangat beruntung atau bahagia.

    Dia mulai merenungkan tentang apa yang dikatakan bidan, tidak tidur sepanjang malam, merasa bersalah karena tidak segera melahirkan putranya di dadanya.

    Ibu Dewi mengalami persalinan pervaginam tiga jam cepat tanpa komplikasi atau intervensi medis, namun dia juga mengalami trauma dari pengalaman melahirkannya.

Ayah juga menderita …

Penting untuk diketahui bahwa ayah dapat mengalami trauma saat lahir dan bahwa bidan, pelajar, dan doula di dalam ruangan juga dapat mengalami trauma.

Apa gejalanya?

Setelah melahirkan, fokus sering kali tertuju pada bayi dan pada menyusui, pendarahan, atau Depresi ibu.

Kesedihan yang terus-menerus sepanjang hari, air mata, suasana hati yang buruk, kecemasan, kelelahan, dan kehilangan kenikmatan dalam hidup, semuanya dapat mengindikasikan depresi.

Dalam gangguan stres pascatrauma atau trauma kelahiran, suasana hati menjadi berubah-ubah, berfluktuasi dari sedih menjadi marah, mulai dari menangis hingga merasa bersalah.

Hal ini biasanya terjadi bersamaan dengan pemikiran berulang atau pemutaran ulang kelahiran dalam mimpi, pikiran atau kilas balik visual saat-saat termasuk komentar yang dibuat, wajah dokter, darah di lantai, atau bayi tidak menangis setelah melahirkan.

Wanita sering merasa tidak dapat rileks atau gelisah sepanjang waktu dan mungkin terlalu melindungi bayi mereka atau memeriksa bayi mereka sepanjang waktu. Wanita sering kesulitan mendengar cerita kelahiran orang lain atau melihat wanita hamil atau bayi kecil lainnya.

Apa yang bisa dilakukan untuk membantu ibu / orang tua?

  1. Provider sebaiknya mulai bertanya kepada semua wanita bagaimana pengalaman melahirkan mereka sebagai bagian dari perawatan rutin. dan menanyakan kembali saat si ibu kontrol persalinan
  2. Provider perlu memberi cukup waktu buat para ibu untuk berbicara dan bercerita.

Berbicara dengan orang lain bisa membantu…

Jika wanita merasa trauma saat lahir, kita harus mendorong mereka untuk merasa dapat berbicara dengan seseorang yang mereka percayai, pasangan, teman, bidan, pengunjung kesehatan atau dokter umum.

Namun, membicarakan trauma kelahiran terkadang bisa menjadi tantangan. Oleh karena itu, jika ini berlebihan, para wanita dapat didorong untuk mencoba dan menulis cerita mereka di blog atau menggunakan jurnal.

Forum online dapat sangat membantu karena memungkinkan wanita untuk berbicara secara anonim, ini mungkin melalui twitter atau forum kelompok sebaya.

Berbagai faktor lain dapat membantu trauma kelahiran, seperti diet, olahraga, tidur, dukungan sosial, meditasi, pernapasan, terapi psikologis atau fisik, dan / atau pengobatan.

Prognosisnya sangat baik setelah diidentifikasi dan kebanyakan wanita merasa lebih baik secara signifikan dalam 12-18 bulan dengan perawatan yang tepat.

Trauma saat lahir memang terasa tidak pernah berakhir dan menakutkan, tetapi dengan perawatan yang tepat, Anda akan menjadi lebih baik dan kita harus selalu berusaha menumbuhkan harapan tentang pemulihan.

Referensi:

  1. Wijma K, Soderquist J, Wijma B. Posttraumatic stress disorder after childbirth: A cross-sectional study. Journal of Anxiety Disorders. 1997;11(6):587-97.
  2. Czarnocka J, Slade P. Prevalence and predictors of post-traumatic stress symptoms following childbirth. British Journal of Clinical Psychology. 2000;39:35-51.
  3. Ayers S, Harris R, Sawyer A, Parfitt Y, Ford E. Posttraumatic stress disorder after childbirth: Analysis of symptom presentation and sampling. Journal of Affective Disorders. 2009;119:200-4.
  4. Ford E, Ayers S. Support during birth interacts with prior trauma and birth intervention to predict postnatal post-traumatic stress symptoms. Psychology and Health. in press.
  5. Soet J, Brack G, Dilorio C. Prevalence and predictors of women’s experience of psychological trauma during childbirth. Birth. 2003;30:36-46

Websites

  1. Birthtalk.org(Australian)
  2. Make Birth Better(UK website mapping out local geographical resources for birth trauma)
  3. Birth Trauma Association. Has some good links to phone lines/peer group forums.
  4. ‘How to heal a Bad Birth’ by Brujin and Gould.