Bidan Kita

Home Blog Page 8

The Birth Story of Al Nauval Nararya

Di awal kehamilan saya tidak punya konsep persalinan apapun. Yang saya lakukan hanya mengikuti aturan-aturan normatif orang hamil kebanyakan. Dulu memang pernah dengar tentang water birth yang mulai populer. Tapi membayangkannya saja saya tidak pernah, sampai suatu hari saat blog walking saya menemukan artikel Dee Lestari tentang cerita persalinan anak keduanya, Atisha.

Saat membacanya semua perasaan bercampur aduk. Terkesima, takjub, terharu, dan bulu kuduk merinding. Ternyata banyak hal yang tidak saya ketahui. Ternyata banyak trauma yang ditinggalkan saat persalinan. Ternyata trauma lahir berpengaruh pada pskikologi anak kedepan. Ternyata persalinan adalah proses alamiah yang sakral.

Ternyata tubuh manusia memiliki potensi alamiah untuk hamil dan melahirkan sealamiah mungkin secara aman, nyaman, dan minim trauma. Dan..saat itu juga saya langsung memutuskan untuk memilih konsep persalinan seperti Dee. Gentle Birth. Suatu persalinan alami, ramah jiwa dan minim trauma.

Berbagai artikel otomatis jadi santapan saya tiap hari. Menjadi member di grup facebook Gentle Birth Untuk Semua’ juga saya lakukan. Saya berusaha memberdayakan diri saya. Banyak pengetahuan luar biasa yang saya dapatkan. Bahkan usaha ‘meracuni’ orang tua, mertua dan bidan pilihan pun saya jabani demi cita-cita tersebut.

Melahirkan dirumah, dengan media air agar transisi bayi menjadi lembut, minim intervensi medis, didampingi suami, penundaan pemotongan tali pusat, burning cord, sampai Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Saya sangat mendambakan itu semua. Ya semua itu demi baby saya, saya tidak ingin meninggalkan trauma lahir kepadanya.

Mendekati bulan kesembilan persiapan kami sudah lengkap. Dari kolam plastik, pompa elektrik, lilin dan box untuk burning cord, dll sudah kami persiapkan dengan baik. Hal-hal teknis yang saya butuhkan nanti juga sudah saya tanyakan di grup untuk menambah pengetahuan. Selain itu berdasarkan hasil kontrol dan usg trakhir dengan Spog dr. X semuanya baik, dan mendukung persalinan normal.

Di usia kehamilan 36 minggu saya semakin rajin senam hamil, relaksasi dan memberikan affirmasi positif. Tak lupa saya juga memberi tahu baby tentang libur panjang di tanggal  17-20 yang barangkali di tanggal-tanggal tersebut ia ingin bertemu dengan ayah ibunya dikarnakan ayahnya libur, yang artinya ia bisa mendampingi persalinan kami.

Tanggal 16 Mei belum ada tanda-tanda berarti. Bahkan saya menyempatkan diri ke salon untuk creambath agar rilex. Dan kami melakukan beberapa ihtiar dengan induksi alami. Induksi dengan suami, makan nanas dan duren, goyang inul, affirmasi ke baby dan pijat akupresure. Saya sempat berfikir bahwa saya terlalu Geer dengan tanggal hari libur tersebut. Dan kami memutuskan untuk menyerahkan semua pada si baby kapan ia ingin bertemu dengan kami.

Tak lupa saya juga menyetok minuman isotonik siapa tahu ada hal yang terjadi diluar rencana, yaitu KPD. Dan malam itu pun datang.

20 Mei 2012, 21.00, kontraksi ringan datang tiap setengah jam sekali. Tidak terlalu menghiraukan, saya beranjak tidur. Rasa mulas dan gejala menstruasi semakin terasa dan saya memutuskan untuk mencatat datangnya tanda cinta tersebut. Saat bangun dari bed, dan.. Pyokkk!! Oh no, ketuban saya pecah. Saya beranjak ke toilet dan memastikan kalau itu bukanlah kemih melainkan ketuban. Dengan sok coolnya saya minum banyak minuman isotonik, memakai pembalut, dan bedrest. Gelombang semaking rajin mampir yaitu 15 menit sekali.

21 Mei 2012, Pukul 04.30 saya memutuskan untuk ke bidan. Ternyata bukaan 1. Saya makin rajin berjalan kaki dan goyang inul. saya menelfon adik saya untuk datang dan membantu persalinan yang saya estimasi adalah dlm waktu 24 jam ini.

Yang aneh kontraksi justru hilang. Bidan yang akan mendampingi saya Home Water Birth melakukan VT pukul 12 siang pun baru bukaan 1,5. saya dan suami yang akhirnya mendapat cuti 2 hari, terus melakukan affirmasi ke baby. “Kaka, ayo bantu ibu ya, kami pingin ketemu kaka. Kalau ada dasi yang ngelilit lepas aja ya nak, nanti ayah belikan dasi yang lebih bagus”. Dan si kaka merespon dengan tendangan.

Round Ligament Pain – Si Sakit di area Selakangan- dalam Persalinan

Apa itu “ROUND LIGAMEN PAIN”?

Saat rahim Anda membesar selama masa kehamilan, Anda mungkin mengalami rasa ketidaknyamanan di sekitar area perut bagian bawah dan pangkal paha. Sensasi yang umum – meskipun tidak nyaman – ini adalah cara tubuh Anda meregang untuk mengakomodasi rahim Anda yang sedang tumbuh.

Nyeri pada round ligament terjadi ketika ligamen panggul yang menopang rahim Anda mulai melunak dan bahkan meregang akibat meningkatnya produksi hormon relaxin dalam tubuh ibu hamil. Ketidaknyamanan yang Anda rasakan disebabkan oleh pengencangan sepasang ligamen ini, atau oleh iritasi pada ujung saraf di dekatnya.

Banyak ibu hamil mulai merasakannya sekitar minggu ke-14 kehamilan, tetapi sebenarnya bisa dirasakan  kapan saja sejak trimester kedua. Dan banyak juga yang keliru mendiagnosa, dikira nyeri ini adalah SPD (Symphisis Pubis Dysfunction). Nyeri ini dirasakan oleh 10 dan 30 persen wanita hamil, biasanya selama akhir trimester pertama dan trimester kedua, dan biasanya terasa di perut bagian bawah dan selangkangan.

Karena nyeri pada round ligemen adalah gejala kehamilan yang umum selama trimester kedua. Maka rasa sakit mungkin dianggap sebagai kejadian normal. Dan bukan menjadi alasan untuk khawatir.

Nah sebelum kita melanjutkan pembahasannya lebih dalam, ada baiknya kita mengerti apa itu ROUND LIGAMENT

Warna ASI dan Bagaimana Perubahannya

Warna ASI biasanya kuning, putih, bening, krem, cokelat, atau semburat biru. Namun, di beberapa waktu selama pengalaman menyusui Anda, Anda mungkin terkejut menemukan bahwa ASI Anda juga bisa berwarna lain. Perubahan warna ASI umumnya bukanlah sesuatu yang harus dikhawatirkan. Meski begitu, ibu menyusui tetap perlu memahami seperti apa perubahan warna ASI yang normal dan tidak normal.

Tergantung pada apa yang Anda makan atau minum, ASI Anda mungkin terlihat berwarna hijau, merah muda, atau merah. Kadang-kadang, sedikit darah bahkan bisa masuk ke dalam ASI sehingga memberikan warna coklat atau seperti karat.

Anda mungkin memperhatikan bahwa warna ASI Anda berubah seiring waktu. Mungkin yang membuat Anda bertanya-tanya apa warna ASI seharusnya dan apa yang normal?

Perubahan Warna berdasarkan Tahapan nya

Selama beberapa minggu pertama setelah Anda melahirkan, ASI Anda berubah dengan cepat. Tidak hanya komposisi dan jumlah, tetapi juga warnanya (2)  Jadi, apa warna ASI? Berikut adalah perubahan normal warna ASI berdasarkan tahapan.

Kolostrum

Kolostrum adalah ASI pertama yang dibuat tubuh Anda. Kolostrum keluar menjelang waktu melahirkan hingga beberapa hari pertama kelahiran bayi. Kolostrum sangat kaya akan protein, vitamin, dan imunoglobulin yang penting dalam membangun sistem kekebalan tubuh bayi.

Anda hanya membuat kolostrum dalam jumlah kecil, tetapi terkonsentrasi dan bergizi tinggi. Meskipun kolostrum terkadang jernih, tipis, dan berair, kolostrum lebih sering berwarna kuning atau oranye dan kental. Tingginya kadar beta-karoten dalam kolostrum memberinya warna kuning tua atau oranye

ASI transisi

ASI transisi muncul di akhir produksi kolostrum, produksi ASI meningkat dan tubuh Anda mulai membuat ASI transisi. Selama masa transisi dua minggu ini, warna ASI biasanya berubah dari kuning menjadi putih. ASI transisi ini mengandung banyak lemak dan laktosa.

ASI matang

Setelah sekitar dua minggu, tubuh Anda mencapai tahap susu matang. ASI yang matang berubah penampilan berdasarkan seberapa banyak lemak yang dikandungnya. ASI matang muncul setelah melewati masa transisi. Jenis ASI ini mengandung lebih banyak air dibandingkan karbohidrat, protein, dan lemak.

Tentang Menyusui dan ‘DARAH” di dalam ASI

Melihat ASI bercampur dengan darah mungkin membuat Sebagian besar ibu baru jadi panik dan langsung membuang ASI-nya. Bahkan, beberapa ibu mungkin jadi ragu untuk kembali menyusui bayinya. Nah kali ini saya akan bahas tentang DARAH di dalam ASI

Darah dalam ASI adalah masalah menyusui yang umum. Ini adalah sesuatu yang biasanya tidak diperhatikan oleh sebagian besar ibu menyusui kecuali jika Anda memompa ASI, anak Anda memuntahkan sedikit ASI yang bercampur darah, atau mereka melihat sedikit darah dalam tinja bayi mereka. Dan, meskipun mungkin menakutkan ketika Anda pertama kali menemukannya, Anda tidak perlu khawatir. Darah dalam ASI Anda biasanya bukan masalah medis yang serius.

Warna ASI

Darah dapat mengubah warna ASI Anda menjadi warna merah muda, merah, oranye, atau coklat. Pewarna makanan tertentu juga dapat mewarnai warna ASI Anda. Jadi, sebelum Anda panik, luangkan waktu sejenak untuk mengingat apakah Anda baru saja makan atau minum sesuatu yang berwarna merah seperti bit atau buah naga. Apa pun itu, cobalah untuk tidak khawatir. ASI Anda kemungkinan besar akan kembali ke rona keputihan, kekuningan, atau kebiruan dalam beberapa hari.

Penyebab warna ASI bisa berbeda beda bisa Anda cek di Link berikut ini

Penyebab

Darah dalam ASI biasanya bukan masalah serius, dan bisa berasal dari beberapa tempat berbeda. Berikut beberapa penyebab kolostrum dan ASI berwarna merah, pink, atau coklat.

  1. Puting yang terluka: Penyebab paling umum dari garis-garis merah atau merah muda pada ASI adalah puting pecah-pecah. Lepuh, eksim, dan luka. Goresan pada areola dan puting juga dapat menyebabkan perdarahan. Jika puting Anda berdarah, maka darah yang keluar akan sedikit terhisap bayi Anda saat dia menyusu, dan Anda mungkin melihat darah masuk ke ASI saat Anda memompa. Tapi, setelah puting Anda sembuh, Anda seharusnya tidak lagi melihat darah di ASI Anda.
  2. Sindrom Rusty Pipe: Selama minggu pertama atau lebih setelah Anda melahirkan, ada lebih banyak darah yang mengalir ke payudara Anda karena tubuh Anda dengan cepat mulai membuat ASI. Darah dari pembuluh darah vaskuler saat payudara Anda terjadi pembengkakan dapat meresap ke dalam saluran susu Anda menyebabkan kolostrum atau ASI awal Anda terlihat coklat, oranye, atau warna karat. Dan, meskipun tidak terlihat menggiurkan, tidak apa-apa untuk terus memberi ASI kepada bayi saat tubuh Anda sedang membersihkan saluran susunya. Sindrom ini terlihat lebih sering pada ibu yang baru pertama kali melahirkan. Ini tidak berbahaya atau menyakitkan, dan biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari
  3. Pembuluh darah kapiler yang pecah: Ada pembuluh darah kecil di payudara Anda yang disebut kapiler. Kapiler ini dapat menjadi rusak/pecah karena tidak menggunakan pompa payudara dengan benar, atau trauma lain pada payudara Anda. Darah dari kapiler yang rusak dan rusak kemudian dapat bocor ke dalam ASI Anda.
  4. Mastitis: Mastitis adalah peradangan payudara yang dapat menghasilkan ASI berwarna darah dari payudara yang terinfeksi. biasanya hanya terjadi pada salah satu payudara dan muncul secara tiba-tiba.

Berikut ini adalah beberapa gejala mastitis yang harus diwaspadai:

    • Payudara memar kemerahan
    • Sering terasa gatal
    • Terasa perih saat menyusui
    • Terdapat benjolan menyakitkan
    • Ukuran salah satu payudara lebih besar
    • Puting payudara mengeluarkan nanah
    • Sering merasa lelah
    • Pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak atau leher
    • Demam
  1. Papiloma Intraductal Jinak: Bila ada perdarahan merah dari puting susu yang tidak berhubungan dengan puting yang sakit dan rusak, bisa jadi karena papiloma intraduktal. Papiloma intraduktal adalah pertumbuhan kecil di payudara yang tidak bersifat kanker. Ini dapat tumbuh di dalam saluran susu atau merusak saluran susu yang menyebabkan keluarnya darah dari puting susu Anda.
  2. Kanker Payudara: Sebagian besar waktu, sedikit darah dalam ASI atau sedikit pendarahan dari puting Anda tidak perlu dikhawatirkan, tetapi jika tidak hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari, hubungi dokter Anda. Ada beberapa bentuk kanker payudara, seperti karsinoma duktal dan penyakit Paget, yang dapat menyebabkan pendarahan dari puting.

Puting berdarah

Ketika putting Anda berdarah, ini dianggap aman untuk terus menyusui dan memberikan ASI yang dipompa kepada anak Anda bahkan jika puting Anda berdarah atau Anda melihat darah dalam ASI Anda. Sejumlah kecil darah dalam ASI Anda tidak berbahaya, dan itu tidak akan mempengaruhi bayi Anda atau ASI Anda.

Jerawat Payudara

Apa Itu Jerawat Payudara?

Masa menyusui merupakan masa yang indah karena Anda akhirnya dapat bertemu dengan si kecil setelah penantian lama. Namun, di masa menyusui ini, Anda akan menjumpai berbagai tantangan-tantangan tersendiri, dan salah satunya adalah jerawat payudara atau blebs. Jerawat payudara merupakan bintik-bintik putih kecil di areola dan area puting

yang cukup umum terjadi selama masa menyusui. Walaupun tampak tidak berbahaya, namun bintik-bintik putih ini dapat menjadi sangat menyakitkan, terutama ketika bayi Anda sedang menyusu. Namun, kabar baiknya, ada banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi dan menghindari jerawat payudara. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai jerawat payudara.

Apa penyebabnya?

Jerawat payudara biasanya disebabkan oleh bayi Anda yang tidak menempel dengan benar saat menyusui sehingga memberikan tekanan yang berlebihan di salah satu area. Selain itu, menyusui dengan sudut yang tidak biasa, thrust, dan supply ASI yang terlalu banyak juga dapat menyebabkan jerawat payudara.

Jerawat payudara terjadi ketika ada kulit yang tumbuh diatas kelenjar payudara dan menyumbat pori-pori Anda, menimbulkan titik-titik putih atau kuning. Titik-titik putih tersebut berisi ASI dan membuat jerawat tersebut terlihat seperti luka melepuh. Jerawat payudara ini seringkali dianggap sebagai efek dari ASI tersumbat, namun masalah ini juga dapat menyebabkan ASI tersumbat (untuk mengetahui lebih lanjut mengenai ASI tersumbat, klik disini …)

Apa yang dapat dilakukan?

Berikut ini adalah beberapa cara untuk mengatasi jerawat payudara di rumah:

  • Larutan garam

Rendam puting Anda di larutan garam. Campur dua sendok teh garam epsom dengan air hangat. Lakukan hal ini tiga sampai empat kali sehari sampai sumbatan hilang.

  • Pijat puting

Cobalah untuk memijat puting Anda dengan lembut setelah Anda mandi atau merendam payudara Anda di larutan garam agar kulit Anda sedang berada di dalam kondisi lembut. Cobalah untuk memberi tekanan di belakang puting. Ingatlah untuk tidak memberikan terlalu besar di area puting karena akan terasa menyakitkan.

  • Kompres

Gunakanlah kompres hangat di puting 15 menit sebelum menyusui dan keringkan puting Anda sebelum menyusui. Apabila puting Anda sakit, Anda juga dapat menggunakan kompres dingin untuk membantu meredakan rasa sakit.

  • Minyak zaitun

Minyak zaitun dapat membuat puting Anda tetap lembut dan lembab sepanjang hari. Letakkan kapas yang telah diberi minyak zaitun di dalam bra Anda sehingga kapa stersebut menutup puting Anda. Ingatlah untuk membersihkannya terlebih dahulu sebelum menyusui dan mengganti kapas tersebut dua kali sehari.

  • ASI perah

ASI memiliki kandungan antimikroba sehingga menyusui merupakan cara yang edektif untuk meningkatkan daya tahan tubuh bayi Anda. Selain itu, beberapa orang juga mengatakan bahwa kandungan antimikroba tersebut dapat mencegah luka di puting Anda untuk menjadi terinfeksi.

  • Menyusui

Menyusui dengan lebih sering dapat menstimulasi aliran ASI di saluran ASI Anda berkat gerakan mulut dan rahang bayi Anda saat menyusui. Parikan bahwa bayi Anda berada di posisi yang benar saat menyusui. Posisikan dagu dan mulut bayi Anda tepat di area jerawat payudara sehingga bayi Anda dapat menghisap area tersebut sekuat mungkin. Selain itu, menyusui dengan lebih sering juga dapat mencegah ASI tersumbat.

  • Suplemen lechitin

Konsultasikan dengan provider Anda mengenai penggunaan suplemen lechitin. Lechitin merupakan zat lemak yang diduga dapat membuat ASI Anda lebih encer dan tidak begitu lengket sehingga mengurangi resiko ASI tersumbat.

Kapan harus pergi ke rumah sakit?

Pada umumnya, jerawat payudara akan sembuh dengan sendirinya, namun konsultasikanlah dengan provider Anda apabila jerawat payudara Anda tidak kunjung membaik atau menjadi sangat menyakitkan sampai Anda tidak dapat menyusui. Konsultasikan juga dengan provider Anda apabila jerawat payudara Anda menunjukkan tanda-tanda infeksi seperti demam, menggigil, badan sakit-sakit, kelelahan, rasa sakit di satu area di payudara, atau pembengkaan.

Bagaimana cara mencegahnya?

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah jerawat payudara:

  • Posisikan bayi Anda dengan benar saat menyusui. Pastikan bahwa bahwa bayi Anda menempel dengan benar sehingga mulut bayi Anda membentuk segel yang kuat diantara puting dan sebagian besar areola Anda. Cobalah untuk bereksperimen dengan posisi bayi Anda saat menyusui.
  • Bersihkan puting Anda setelah menyusui dengan kain yang telah dibasahi untuk mencegah pori-pori tersumbat.
  • Minum banyak cairan. Selain mengurangi produksi ASI Anda, dehidrasi juga dapat membuat ASI Anda menjadi lebih kental sehingga meningkatkan resiko ASI tersumbat dan jerawat payudara.
  • Pompa atau perah ASI Anda sebelum Anda tidur. Terkadang, bayi Anda mulai tidur sepanjang malam. Walaupun hal ini berarti Anda dapat tidur lebih lama, namun hal ini juga berarti payudara Anda akan menjadi sangat penuh. Memompa atau memerah ASI Anda sebelum tidur dapat membantu untuk mencegah pembentukan jerawat payudara.

 Knowledge is power~

ASI Bocor Selama Kehamilan

Pengertian ASI Bocor

Selama kehamilan, payudara Anda akan mengalami berbagai perubahan. Dari awal kehamilan Anda, dengan adanya perubahan hormon di tubuh Anda, payudara Anda mulai mempersiapkan produksi ASI untuk si kecil. Untuk beberapa orang, payudara yang mentheng-mentheng bahkan merupakan tanda awal dari kehamilan. Selain itu, alveoli Anda (kantung kecil di payudara Anda tempat ASI diproduksi) mulai tumbuh lebih besar dan bertambah banyak. ASI yang diproduksi oleh alveoli ini nantinya akan disalurkan ke puting Anda melalui saluran ASI.

Selain perubahan diatas, Anda mungkin juga menyadari bahwa payudara Anda terasa lebih besar dan lebih berat. Areola Anda (area kecoklatan disekitar puting Anda) biasanya juga akan menjadi lebih gelap dan semakin lebar. Anda mungkin juga akan menyadari benjolan benjolan kecil disekitar puting Anda. Benjolan tersebut dinamakan Tuberkel Montgomery. Benjolan ini normal muncul saat Anda hamil atau menyusui dan berfungsi untuk memproduksi minyak agar kulit Anda tetap licin dan terlindung dari infeksi. Karena volume darah Anda meningkat, Anda mungkin akan menyadari bahwa pembuluh darah di payudara Anda lebih terlihat.

Puting Pecah-Pecah saat Menyusui

Pengertian Puting Pecah-pecah

Menyusui seharusnya merupakan pengalaman yang menyenangkan, baik bagi Anda maupun bayi Anda. Jadi apabila Anda merasakan rasa sakit saat menyusui, maka itu adalah tanda bahwa ada sesuatu yang salah. Ada banyak hal yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau rasa sakit saat menyusui, dan salah satunya adalah puting yang luka atau pecah-pecah. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai puting lecet dan cara mengatasinya.

Apa penyebabnya?

Rasa sakit di area puting merupakan masalah yang umum dialami oleh para ibu yang baru pertama kali menyusui. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan puting sakit, lecet, atau pecah-pecah.

  • Puting sensitif

Puting yang sensitif adalah masalah yang seringkali dialami oleh para ibu baru. Masalah ini biasanya mulai terjadi selama kehamilan dan memuncak 4 hari setelah melahirkan. Apabila puting Anda sensitif, Anda mungkin akan merasa seperti puting Anda ditusuk dengan jarum ketika bayi Anda mulai menyusu, dan sensasi ini biasanya berlangsung sampai 30 detik. Namun, kabar baiknya, masalah ini biasanya akan membaik dengan sendirinya. Apabila hal ini benar-benar mengganggu dan membuat Anda merasa tidak nyaman, Anda dapat mencoba untuk menggunakan kompres dingin atau hangat sebelum dan setelah menyusui.

  • Posisi yang tidak tepat

Kunci kesukesan menyusui terletak pada posisi yang baik, atau lebih tepatnya memastikan bahwa mulut bayi Anda menempel dengan benar di payudara Anda saat menyusui. Rasa sakit pada puting Anda dapat menjadi tanda bahwa bayi Anda tidak menempel dengan benar. Beberapa tanda lain bahwa bayi Anda tidak menempel dengan benar adalah suara klik klik klik yang menandakan bahwa bayi Anda hanya menghisap puting Anda dan bukan payudara Anda. Selain itu Anda akan menyadari bahwa bayi Anda rewel, melakukan gerakan mengunyah, atau menjadi merah.

  • Thrush

Thrush atau yang disebut juga dengan kandidiasis mulut adalah infeksi jamur pada mulut yang disebabkan oleh jamur Candida albicans yang menumpuk pada lapisan mulut. Kandungan laktosa di dalam ASI Anda dapat membuat jamur ini semakin tumbuh dengan subur. Thrush dapat mempengaruhi bayi Anda dan puting Anda. Tanda tandanya adalah puting yang berwarna pink, gatal, dan terlihat keras, kering, dan atau terbakar. Anda juga dapat melihat pipi bayi Anda di bagian dalam atau lidah bayi Anda untuk memastikan apakah ia juga terkena thrush. Apabila Anda melihat ada putih-putih yang melapisi lidah atau pipi bayi Anda di area dalam, maka kemunginan bayi Anda juga terkena thrush.

Apabila Anda atau bayi Anda terkena thrush, Anda harus mengobatinya terlebih dahulu. Kabar baiknya, Anda biasanya tidak perlu berhenti menyusui selama pengobatan. Ingatlah untuk selalu mejaga kebersihan Anda seperti mencuci tangan, menggunakan handuk yang berbeda, dan menggunakan bra yang bersih.

  • Jerawat payudara atau blebs

Blebs atau jerawat payudara adalah pori pori puting yang tersumbat. Blebs biasanya terlihat seperti bintik-bintik putih kecil yang terlihat seperti luka melepuh dan berisi susu. Hal ini biasanya terjadi ketika ASI Anda tersumbat sehingga ASI Anda tidak dapat keluar, mengeras, lalu menyumbat aliran ASI di area puting.  Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai jerawat payudara dan cara mengatasinya, klik disini …

  • Teething

Teething merupakan sensasi yang dirasakan oleh bayi Anda ketika giginya mulai tumbuh. Gejala teething dapat dimulai sejak si kecil berusia 3 sampai 4 bulan. Rasa tidak nyaman yang disebabkan oleh teething ini dapat diredakan dengan menggigit dan mengunyah, termasuk puting Anda.

Memerah ASI selama Kehamilan

Pengertian

Pada umumnya, tubuh Anda mulai memproduksi ASI, atau lebih tepatnya kolostrum, ketika umur kehamilan Anda sekitar 16 sampai 20 minggu. Hal ini sangatlah normal. Di trimester ketiga, beberapa ibu menyadari bahwa ASInya mulai merembes. Di masa-masa ini, daripada kolostrum Anda terbuang sia-sia, Anda dapat memerah atau mengumpulkan kolostrum Anda dan membekukannya sehingga Anda dapat memberikannya ke si kecil segera setelah ia lahir. Hal ini sangat berguna terutama apabila Anda harus dipisahkan dengan bayi Anda segera setelah lahir karena hal-hal tertentu, atau apabila bayi Anda memiliki kesulitan dalam menyusu atau membutuhkan perawatan khusus. Selain itu, Anda akan dapat memerah ASI Anda dengan lebih mudah di masa menyusui apabila Anda pernah melakukannya sebelumnya. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai memerah ASI selama kehamilan.

Apa itu kolostrum?

Kolostrum adalah ASI pertama yang diproduksi oleh payudara Anda. Kolostrum biasanya memiliki warna dan kekentalan yang berbeda dari ASI yang sudah matang. Kolostrum pada umumnya berwarna kuning keemasan dan memiliki konsistensi yang lebih kental. Kolostrum ini serung juga disebut sebagai cairan emas karena kandungan nutrisi dan antibodinya yang luar biasa. Kolostrum adalah makanan super yang akan memenuhi semua kebutuhan bayi Anda sampai ASI Anda matang sekitar hari ketiga atau keempat setelah persalinan. Sebelum ASI Anda matang, bayi Anda hanya akan memerlukan beberapa sendok teh kolostrum untuk memenuhi semua kebutuhan bayi Anda. Kolostrum ini sebenarnya sudah mulai diproduksi sejak masa kehamilan, tepatnya sekitar umur kehamilan 16 sampai 20 minggu. Di trimester tiga, terkadang kolostrum ini keluar dengan sendirinya, atau yang sering juga disebut dengan ASI bocor. Hal ini sangatlah normal dan biasanya dapat dengan mudah diatasi dengan menggunakan breast pad agar ASI tersebut tidak merembes ke baju yang Anda kenakan. Namun, ada beberapa ibu yang memilih untuk dengan sengaja mencoba mengeluarkan kolostrum tersebut untuk disimpan dan kemudian diberikan kepada si kecil segera setelah ia lahir.

Mengapa memerah ASI selama kehamilan?

Untuk beberapa ibu, “memerah” ASI atau kolostrum selama kehamilan dapat menjadi suatu cara untuk memastikan bahwa si kecil dapat memulai kehidupannya tanpa membutuhkan tambahan dari susu formula, mengingat bahwa pentingnya ASI eksklusif telah dibuktikan dan direkomendasikan oleh berbagai penelitian dan organisasi kesehatan, seperti WHO (World Health Organization), IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia), dan lainnya.

Dalam kasus tertentu, beberapa bayi terkadang membutuhkan cairan atau nutrisi di awal periode pasca persalinan. Apabila hal ini terjadi dan Anda tidak memiliki bank ASI atau cadangan ASI, bayi Anda mungkin akan harus diberikan susu formula di awal periode pasca persalinan. Namun, apabila Anda telah memiliki cadangan kolostrum sebelumnya, bayi Anda dapat mendapatkan nutrisi dan cairan yang ia perlukan dan dapat tetap ASI eksklusif.

Selain alasan diatas, provider Anda mungkin juga akan merekomendasikan Anda untuk memerah ASI selama kehamilan apabila:

  • Si kecil diduga memiliki bibir sumbing yang membuatnya kesulitan untuk menyusu.
  • Si kecil diketahui memiliki cacat bawaan seperti kelainan jantung atau Down’s syndrome
  • Si kecil lahir prematur atau lahir dengan berat badan rendah
  • Anda hamil kembar
  • Anda memiliki diabetes gestasional atau riwayat diabetes sebelum kehamilan
  • Anda mengkonsumsi obat beta-blokers sebagai obat hipertensi

Alasan mengapa Anda disarankan untuk memerah ASI selama kehamilan apabila Anda memiliki diabetes gestasional atau memiliki riwayat diabetes adalah karena bayi-bayi yang lahir dari ibu yang memiliki diabetes selama kehamilan lebih rentan untuk memiliki gula darah rendah segera setelah lahir atau yang juga disebut sebagai hipoglikemia.

Merawat Tali Pusar Bayi? Bagaimana Caranya?

Apa Itu Tali Pusar Bayi?

Selama kehamilan, talu pusar bayi Anda berfungsi untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen ke bayi Anda. Tak lama setelah si kecil lahir, provider Anda akan memotong tali pusar si kecil. Ketika tali pusar si kecil sudah dipotong, provider Anda akan menyisakan tunggul sepanjang 2 sampai 3 cm yang telah dijepit dengan klem. Dari situ Anda bertugas untuk merawatnya agar tetap bersih dan terhindar dari infeksi sampai tunggul itu lepas dengan sendirinya. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai cara merawat tunggul tali pusar si kecil.

Kapan tunggul itu lepas?

Tunggul tali pusar bayi Anda pada umumnya akan lepas dengan sendirinya setelah 5 sampai 15 hari setelah si kecil lahir. Provider Anda mungkin akan melepas klem di tali pusar si kecil ketika tunggulnya sudah kering. Ketika tunggul tali pusar bayi Anda sudah mengering, tunggul tersebut akan menyusut dan berubah warna dari kuning kehijauan ke coklat atau hitam sebelum akhirnya lepas dengan sendirinya. Pastikan bahwa tunggul tersebut lepas dengan sendirinya. Ingatlah untuk tidak menarik tunggul tersebut, bahkan apabila sudah menggantung dan hampir lepas sekalipun.

Bagaimana cara merawatnya?

Cara terbaik untuk merawat tungul tali pusar si kecil adalah dengan menjaganya agar tetap bersih dan tetap kering sampai tunggul tersebut lepas dengan sendirinya. Berikut ini adalah beberapa tips untuk merawat tunggul tali pusar si kecil:

  • Jagalah agar tetap bersih. Anda tidak perlu mencuci tunggul pusar bayi Anda secara teratur, namun apabila tunggul tersebut tampak lengket atau kotor, gunakan waslap basah dan sentuh-sentuhkan dengan lembut waslap tersebut sampai tunggul pusar si kecil menjadi bersih. Anda tidak akan memerlukan sabun maupun alkohol karena justru dapa mengiritasi kulit si kecil. Setelah membersihkannya dengan handuk basah, keringkan dengan handuk sampai benar benar kering. Anda juga dapat menggunakan cotton bud untuk membantu mengeringkannya.
  • Jagalah agar tetap kering. Selain mengeringkannya apabila terkena air, Anda juga dapat menjaga tunggul pusar si kecil agar tetap kering dengan secara teratur mengeksposnya ke udara atau dalam kata lain tidak membiarkannya terbungkus baju setiap saat.
  • Gunakan spons mandi. Sebelum tunggul tali pusar si kecil lepas, alih alih memandikan si kecil menggunakan bathub bayi, gunakanlah waslap atau spons mandi untuk memandikan si kecil agar Anda dapat tunggul pusar si kecil tetap kering.
  • Pakaikan popok dengan lembut. Ingatlah untuk memakaikan popok dengan lembut dan hindari menutupi tunggul pusar dengan popok si kecil. Selain itu, ingatlah untuk seringkali mengganti popok si kecil agar popok tersebut tidak bocor dan mengenai tunggul pusar si kecil.
  • Pakaikan pakaian dengan lembut. Pilihlah pakaian yang longgar dan tidak menekan atau banyak bergesekan dengan area tunggul.
  • Tahan keinginan untuk melepaskannya. Biarkan tunggul pusar si kecil untuk lepas dengan sendirinya. Jangan pernah menariknya atau mencoba untuk melepaskannya, bahkan apabila tunggul tersebut sudah menggantung dan hampir lepas sekalipun. Apabila Anda melepaskannya terlalu awal, tunggul pusar tersebut dapat berdarah secara terus menerus (apabila hal ini terjadi, hubungi dokter anak Anda sesegera mungkin).

Kapan pusar si kecil sembuh?

Setelah tunggul si kecil lepas, tunggul tersebut mungkin akan meninggalkan luka kecil. Luka ini dapat memerlukan waktu 7 sampai 10 hari untuk sembuh dengan sepenuhnya. Anda mungkin akan mengeluarkan sedikit darah atau cairan lengket tidak berwarna atau cairan kecoklatan. Hal tersebut normal terjadi dan merupakan bagian dari proses penyembuhan. Namun, apabila Anda menjumpai darah yang tidak berhenti bahkan setelah Anda membersihkannya dengan tisu, segera konsultasikannya dengan dokter anak Anda.

Apa tanda-tanda infeksi?

Berikut ini adalah beberapa tanda-tanda infeksi yang harus Anda ketahui:

  • Area tunggul pusar si kecil menjadi bengkak dan kemerahan
  • Terdapat benjolan berisi nanah di tunggul atau area sekitar tunggul si kecil
  • Keluarnya nanah atau cairan yang berbau busuk
  • Pendarahan di area tunggul yang tidak kunjung berhenti bahkan setelah Anda membersihkannya.
  • Demam
  • Si kecil terlihat lesu, cranky, dan tidak mau makan
  • Perut bengkak

Segera konsultasikan dengan dokter anak Anda apabila Anda menjumpai gejala-gejala diatas.

Serba-Serbi Mastitis

Pengertian Masitis

Saat Anda hamil, mungkin Anda akan mengalami berbagai tantangan seperti mual muntah, sakit punggung, sembelit dan lainnya. Setelah si kecil lahir dan Anda memasuki masa menyusui, Anda akan dihadapkan oleh berbagai tantangan baru, dan salah satunya adalah mastitis.

Mastitis adalah pembengkakan jaringan payudara yang biasanya disebabkan oleh adanya infeksi. Kondisi sangat umum terjadi pada saat menyusui. Resiko tertinggi terkenanya mastitis adalah di enam minggu pertama pasca persalinan, namun sebenarnya mastitis dapat berlangsung kapan saja selama menyusui. Apabila Anda terkena mastitis, Anda akan merasakan rasa sakit di payudara, bengkak di payudara, payudara kemerahan, dan Anda mungkin akan memiliki gejala seperti flu. Kabar baiknya, walaupun kondisi ini cukup menyakitkan, namun dengan penanganan yang tepat, kondisi ini dapat sembuh dengan cepat dan mudah. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai mastitis.

Apa penyebabnya?

Mastitis pada umumnya terjadi apabila ada bakteri yang terjebak di dalam kelenjar payudara dan menyebabkan infeksi. Hal ini biasanya terjadi apabila ASI Anda tersumbat dan tidak dapat keluar. Untuk mengetahui lebih lanjut menganai ASI tersumbat klik disini.

Mastitis juga dapat terjadi ketika bakteri-bakteri, baik yang berasal dari permukaan kulit Anda atau dari mulut si kecil, masuk ke payudara Anda melalui lubang di puting Anda atau dari salah satu saluran ASI. Bakteri ini kemudian dapat bertambah banyak dan menyebabkan infeksi. Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko Anda untuk terkena mastitis:

  • Jeda yang terlalu lama antar sesi menyusui atau sesi memompa ASI
  • Posisi menyusui atau peletakan yang salah
  • Memiliki puting yang pecah – pecah
  • Memakai bra yang ketat
  • Memiliki riwayat mastitis

Selain penyebab diatas, mastitis juga dapat disebabkan oleh stress berlebih dan proses penyapihan yang terlalu cepat.

Apa gejalanya?

Gejala mastitis di antaranya adalah:

  • Rasa sakit, pembengkaan, atau rasa hangat di payudara
  • Adanya cairan yang keluar dari puting
  • Benjolan keras di jaringan payudara
  • Gejala flu seperti badan terasa sakit, menggigil, lelah, dan lainnya
  • Produksi ASI yang menurun
  • Demam

 Menyusui dengan mastitis

Ketika Anda terkena mastitis, Anda mungkin bertanya tanya apakah Anda masih dapat menyusui atau tidak, dan jawabannya bukan lagi boleh, tapi harus. Menyusui dengan sering (8 sampai 12 kali dalam periode 24 jam) dapat mengosongkan ASI Anda, menghilangkan infeksi pada payudara Anda, dan mempercepat proses penyembuhan. Selain itu, antibiotik yang Anda gunakan juga seringkali tidak berbahaya untuk si kecil.