Bidan Kita

Home Blog Page 6

Alat Kontrasepsi yang Paling Umum di Indonesia

Yang Wajib Anda Ketahui

Kehamilan merupakan sesuatu yang harus direncanakan dengan matang terlebih dahulu. Kurangnya perencanaan yang matang seringkali dapat menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan atau kehamilan yang terjadi di waktu yang tidak tepat (lebih awal dari yang diinginkan). Kehamilan tanpa rencana ini tentu saja membawa banyak dampak negatif, seperti meningkatnya angka aborsi yang dilakukan secara tidak aman, gangguan kesehatan hingga kematian ibu dan bayi, meningkatnya tingkat KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga), anak yang tidak dapat bertumbuh kembang secara sempurna, hingga masalah sosial ekonomi. Namun sayangnya, berdasarkan data dari WHO, kurang lebih setengah dari semua kehamilan di dunia dari tahun 2015 sampai 2019 adalah kehamilan tidak terencana. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui metode-metode kontrasepsi dan mencari metode kontrasepsi yang cocok untuk Anda.

Apa Saja Alat Kontrasepsi yang Paling Umum di Indonesia

Ada beberapa faktor yang perlu Anda pertimbangkan ketika Anda memilih alat kontrasepsi, di antaranya adalah keamanan, tingkat efektivitas (tingkat keberhasilan dan kegagalan), ketersediaan (termasuk harga dan susah mudahnya untuk dicari), dan respons tubuh Anda terhadap alat kontrasepsi tersebut. Selain efektivitas untuk mencegah kehamilan, efektivitas untuk mencegah HIV dan PMS (Penyakit Menular Seksual) juga perlu dipertimbangkan. Nah, berikut ini adalah beberapa refrensi alat kontrasepsi yang paling umum di Indonesia.

  1. Kondom

Pada umumnya, kondom memiliki berbagai macam jenis, antara lain adalah kondom laki-laki, kondom perempuan (internal kondom), kondom dengan rasa, tekstur, dan aroma, kondom dengan dan tanpa pelumas, dan kondom lateks dan non lateks. Kondom, baik kondom perempuan maupun laki-laki memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk mencegah masuknya sperma ke tubuh wanita, menghalangi pertemuan sperma dan sel telur agar tidak terjadi pembuahan.

Tipe kondom yang paling umum, lateks, dapat membantu untuk mencegah kehamilan, HIV, dan PMS. Namun, kondom berjenis “natural” atau “lambskin” biasanya tidak memberikan perlindungan dari HIV dan PMS. Kondom memiliki performa yang cukup efektif apabila digunakan dengan benar. Pada umumnya, tingkat kegagalan kondom laki-laki adalah 13% sedangkan untuk kondom perempuan adalah 21%. Saat menggunakan kondom lateks, ingatlah untuk tidak menggunakan pelumas berbahan dasar minyak, seperti minyak pijat, baby oil, lotion, atau petroleum jelly karena dapat membuat kondom menjadi lebih lemah sehingga kemungkinan untuk robek, bocor, atau pecah menjadi lebih besar.

Walaupun hanya dapat digunakan 1 kali, namun harga kondom sangatlah terjangkau dan Anda dapat mendapatkannya dimanapun.

  1. Pil

Pil KB merupakan pil yang mengandung hormon progestin dan estrogen (pil kombinasi). Pil ini bekerja dengan memanipulasi kadar hormon dalam tubuh untuk mencegah pelepasan sel telur, menebalkan dinding rahim, dan mengentalkan lendir leher rahim sehingga sperma sulit untuk masuk kedalam. Pil ini memiliki tingkat efektivitas yang cukup tinggi dengan tingkat kegagalan hanya sebesar 7%. Namun, pil ini biasanya memiliki banyak efek samping yang dapat berbeda-beda pada tiap wanita, diantaranya adalah sakit kepala, sakit perut, mual, sakit di area payudara, menstruasi tidak teratur atau perubahan siklus menstruasi, perubahan mood, berat badan bertambah, dan tekanan darah tinggi. Selain itu, pil ini tidak akan bekerja secara efektif kecuali apabila Anda mengkonsumsinya setiap hari di jam yang sama. Namun, provider Anda tidak akan merekomendasikan kontrasepsi menggunakan cara ini apabila Anda lebih tua dari 35 tahun dan merokok, memiliki riwayat penyumbatan darah, penyakit jantung, ganguan hati, migrain, tekanan darah tinggi, kanker rahim atau kanker payudara. Selain itu, KB jenis ini juga tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.

Bagi para wanita yang tidak dapat mengkonsumsi estrogen, terdapat variasi dari pil ini yang hanya mengandung progestin. Pil ini biasanya disebut pil mini atau pil laktasi. Pil ini sama efektifnya dengan pil kombinasi selama dikonsumsi setiap hari secarat teratur dan konsisten.

  1. Suntikan

Sama seperti pil, terdapat dua jenis suntikan KB, yaitu suntikan KB kombinasi (mengandung estrogen dan progestin) dan suntikan KB yang hanya mengandung prgesteron. Cara kerja KB jenis ini pada umumnya sama dengan pil KB. Kontrasepsi tipe ini cukup efektif apabila dilakukan dengan benar, dengan tingkat kegagalan hanya 4%. KB suntikan biasanya memiliki jenis yang berbeda berdasarkan waktunya (1 bulan dan 3 bulan). Kontrasepsi cara ini jauh lebih efektif dan tentunya lebih praktis dari pil KB. Namun, sama seperti pil KB, suntikan dapat menimbulkan efek samping seperti bercak darah, haid tidak teratur, menstruasi lebih lama, kenaikan berat badan, perubahan mood, sakit kepala, dan sakit di area payudara. Sama seperti pil KB, Anda tidak direkomendasikan untuk menggunakan alat kontrasepsi ini apabila Anda memiliki riwayat migrain, diabetes, penyakit hati, stroke, dan serangan jantung. KB jenis ini juga relatif mahal dan tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual. 

  1. IUD/Spiral

IUD atau intrauterine device adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan di dalam rahim Anda. Pada umumnya, terdapat dua jenis IUD, yaitu IUD tembaga (Cooper T) dan IUD hormonal. IUD tembaga bekerja dengan melepaskan ion yang dapat membunuh sperma dan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur, sedangkan IUD hormonal bekerja dengan melepaskan hormon progestin setiap hari untuk mencegah kehamilan. IUD merupakan alat kontrasepsi yang cukup efektif dengan tingkat kegagalan sebesar 0,8% untuk IUD tembaga dan 0,1 – 0,4% untuk IUD hormonal. IUD dapat melindungi Anda dari kehamilan selama 3, 5, dan 10 tahun tergantung dengan jenis yang Anda gunakan. Walaupun tahan lama dan tidak memerlukan efek samping, IUD memiliki biaya yang cukup mahal di awal. Efek samping dari IUD biasanya adalah menstuasi yang tidak teratur, dan terkadang IUD jenis tembaga akan menyebabkan Anda merasa kram perut sampai beberapa hari setelah dimasukkan.

  1. Implan

Implan merupakan jenis alat kontrasepsi hormonal yang berbentuk batang kecil dan dimasukkan dibawah kulit Anda di area lengan atas. Selama jangka waktu 3 tahun, alat ini akan melepaskan hormon progestin setiap harinya sedikit demi sedikit. Alat kontrasepsi ini hanya memiliki tingkat kegagalan sebanyak 0,1%. Namun, sama seperti alat kontrasepsi dengan suntikan dan pil, implan dapat menyebabkan sakit kepala, menstruasi tidak teratur, kenaikan berat badan, dan rasa sakit di area payudara.

  1. Kontrasepsi darurat

Kontrasepsi darurat/postpil/morning after pil merupakan kontrasepsi berbentuk pil yang dikonsumsi sebanyak 2 butir selama kurang dari 5 hari setelah berhubungan seks, namun semakin cepat pil ini dikonsumsi, pil ini akan semakin efektif. Pil ini mengandung hormon progesteron berdosis tinggi dan dapat dengan cepat mencegah pelepasan sel telur dan mengentalkan lendir leher rahim Anda. Namun, ingatlah bahwa kontrasepsi darurat tidak dapat dilakukan sebagai metode KB yang sebenarnya karena jenis kontrasepsi ini dibuat untuk digunakan apabila alat kontrasepsi Anda yang lain tidak bekerja karena alasan tertentu. 

  1. Metode withdrawal

Metode withdrawal adalah dimana pasangan Anda mengeluarkan penisnya dari vagina Anda sebelum ia orgasme. Keuntungan metode ini adalah bahwa Anda tidak perlu mengeluarkan biaya sepersenpun, tidak memerlukan alat apapun, dan tidak melibatkan hormon-hormon. Namun, teknik ini memiliki tingkat kegagalan yang cukup tinggi mengingat sperma tersebut dapat keluar sebelum pasangan Anda mencabut penisnya dari vagina Anda, selain itu, terdapat precum yang juga apabila sampai ke vagina Anda juga dapat menyebabkan kehamilan. Hal ini membuat teknik ini sulit untuk dilakukan secara “benar”. 

  1. Metode kalender

Metode ini dilakukan dengan berhubungan seksual dengan menghindari masa subur Anda. Dibanding cara lainnya, cara ini memiliki tingkat kegagalan yang paling besar, yaitu dari 2-23%. Jarak angka kegagalan ini cukup jauh karena metode ini sangat tergantung dengan keteraturan siklus menstruasi Anda, dan terkadang, mengetahui masa subur Anda dapat cukup menantang. 

  1. Pemberian ASI eksklusif

Apabila Anda baru saja melahirkan dan sedang menyusui, maka Anda akan mendapat kontrasepsi alami sementara dari kegiatan menyusui tersebut. Metode ini disebut juga dengan Lactational Amenorrhea Method (LAM). Metode ini dapat cukup efektif apabila Anda memenuhi beberapa syarat, seperti belum menstruasi setelah melahirkan, menyusui sepenuhnya, dan Anda melakukan metode ini kurang dari 6 bulan setelah Anda melahirkan. Ingatlah bahwa metode ini hanyalah metode sementara dan penggunaan alat kontrasepsi yang lain masih sangat direkomendasikan. 

  1. Kontrasepsi permanen bagi perempuan dan laki-laki

Anda dapat melakukan kontrasepsi permanen ini apabila Anda sudah tidak berencana untuk memiliki anak sama sekali. Bagi para perempuan, kontrasepsi permanen ini dapat berwujud tubectomi yang dilakukan dengan memotong atau mengikat tuba falopi Anda. Bagi para laki-laki, kontrasepsi permanen ini dapat berwujud vesectomi yang dilakukan dengan memotongs vas deferens pria sehingga sperma tidak dapat memasuki air mani. Kedua cara ini cukup efektif dengan tingkat kegagalan berkisar antara 0,5%-0,15%. Komplikasi yang dapat terjadi pada metode kontrasepsi ini  diantara lain adalah rasa sakit di masa pemulihan, pendarahan atau komplikasi dari operasi. Namun bagi para wanita yang melakukan tubectomi, resiko untuk mengalami kehamilan ektopik akan meningkat. Kehamilan ektopik sendiri terjadi ketika telur yang telah dibuahi menempel dan tumbuh di tempat yang tidak seharusnya, seperti di tuba falopi.

 

Komunikasikanlah dengan pasangan dan provider Anda untuk memilih metode kontrasepsi yang paling tepat untuk Anda. Anda juga dapat menghubungi layangan HaloDKT melalui layanan bebas pulsa di 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB.

 

Knowledge is power~

Sumber:

– https://www.cdc.gov/reproductivehealth/contraception/index.htm
– https://dktindonesia.org/articles/mencegah-kehamilan-dengan-kontrasepsi-6-metode-kb-modern-dan-masa-perlindungannya/
– https://www.who.int/news-room/detail/23-07-2020-new-estimates-show-worldwide-fall-in-unintended-pregnancies-since-1990-1994
– https://www.womenshealth.gov/a-z-topics/birth-control-methods

Pentingnya POSTUR dan KESEIMBANGAN pada masa KEHAMILAN

Yang Perlu Anda Ketahui

Ketika kehamilan memasuki trimester ketiga seringkali seorang ibu hamil mengeluh sakit punggung, pinggang, tulang kemaluan, sesak nafas dan masih banyak yang lainnya. Tidak jarang ketika periksa, jawaban provider hanya “Gak apa, itu wajar…sudah hamil tua ya keluhannya begitu!”. padahal sebenarya ini adalah ketidak wajaran. karena seharusnya ibu hamil yang sehat adalah ibu hamil yang bebas keluhan.

seperti kita ketahui selama kehamilan, banyak perubahan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal sebagai mekanisme kompensasi bagi janin yang sedang tumbuh dan berkembang. Ini dapat berdampak signifikan pada postur, keseimbangan, dan gaya berjalan. Jika tidak ditangani dengan tepat, perubahan ini dapat menyebabkan sakit punggung, mudah terjatuh, diastasis recti, dan keluhan keluhan lain.

Mekanisme Yang Menyebabkan Perubahan

Pada artikel ini, saya akan membahas secara rinci mekanisme yang mendasari di balik perubahan tersebut dan tindakan pencegahan yang dapat dilakukan selama kehamilan. selama bertahun tahun karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran diri, maka banyak sekali orang mempunyai postur tubuh yang tidak baik. Akibatnya, koreksi postur tubuh selama masa kehamilan terkadang menjadi tantangan. Oleh karena itu, koreksi kecil pada satu waktu adalah kuncinya.

manfaat mempelajari postur tubuh yang benar dapat membantu Anda setelah hamil dan mencegah masalah muskuloskeletal di tahun-tahun yang akan datang.

Anatomi Tulang Belakang

Pertama-tama mari kita pelajari tentang anatomi dasar tulang belakang.

Lengkungan tulang belakang yang normal:

Kolom vertebral kita terdiri dari 33 vertebra dan ada empat lengkungan pada tulang belakang. Lengkungan ini membantu dalam gerakan tubuh yang baik dan distribusi berat badan, mengurangi ketegangan pada otot.

4 Lekungan Pada Tulang Belakang

Dilihat dari samping, gambar di bawah ini akan menunjukkan 4 lekukan tulang belakang berikut:

  1. Serviks (leher belakang): Lengkungan cekung, yaitu bengkok ke dalam
  2. Toraks (punggung atas): Lengkungannya cembung, yaitu bengkok ke luar
  3. Lumbar (punggung bawah): Lengkungan cekung, yaitu bengkok ke dalam
  4. Sakrum dan tulang ekor (daerah tulang ekor): agak bengkok ke luar dan berada di antara tulang panggul.

Tujuan dari menjaga postur tubuh yang baik adalah untuk memastikan mempertahankan keempat kelengkungan ini dan memperbaiki setiap kelengkungan yang berlebihan yang mungkin terjadi sebagai mekanisme kompensasi selama kehamilan. Ini memastikan bahwa tubuh menggunakan energi paling sedikit untuk mendapatkan posisi yang diinginkan dan paling sedikit ketegangan pada otot yang terlibat dalam tindakan itu.

Selama kehamilan, Inti yang stabil dan kuat juga merupakan faktor penting untuk postur tubuh yang baik.

Postur Yang Baik

Postur yang baik membantu:

  1. Untuk mengurangi pegal dan nyeri (termasuk Panggul Girdle Pain/ SPD)
  2. Kapasitas paru-paru dan pernapasan yang lebih baik
  3. Meningkatkan sirkulasi darah (terutama saat tidur)
  4. Meningkatkan rasa Percaya diri.
  5. Tubuh lebih seimbang sehingga lebih kokoh dab tidak mudah terjatuh

Perubahan fisiologis selama kehamilan menyebabkan perubahan postur, keseimbangan, dan gaya berjalan. perubahan Pusat gravitasi dimana tubuh bergerak ke depan terutama karena janin yang sedang tumbuh dan payudara yang membesar selama kehamilan.

Perubahannya adalah sebagai berikut:

SIKAP

Perubahan postur kompensasi berikut ini terjadi selama kehamilan:

  1. Peningkatan lordosis lumbal: Lengkungan cekung di tulang belakang mungkin lebih terasa karena tarikan janin yang sedang tumbuh ke depan. Ini dapat menyebabkan posisi ‘swayback’ (‘Lordosis’).
  2. Peningkatan lordosis serviks:Lengkungan tulang belakang yang sedikit ke depan yang normal di daerah leher (serviks) disebut lordosis serviks.

Selama kehamilan, payudara bertambah besar dan mungkin menyebabkan lengkungan leher bergerak ke depan. Juga, tarikan ke depan di leher diperburuk oleh janin yang sedang tumbuh. Kedua pundak juga bisa bergerak ke depan dan ke dalam karena ini. Dagu juga memanjang ke depan.

  1. Sakrum miring ke belakang.
  2. Kepala miring ke belakang.
  3. Jarak kaki lebih lebar saat berdiri.

dan semua ketidak selarasan ini sangat berpotensi menyebabkan berbagai keluhan yang sampai saat ini dianggap biasa oleh para provider. padahal ini semua bisa berakibat fata

Apa yang membuat postur tubuh menjadi lebih buruk?

  1. Postur tubuh yang buruk sebelum hamil.
  2. Masalah terkait tulang belakang, seperti kyphosis atau skoliosis.
  3. Ketidakstabilan inti (yaitu, core yang lemah dan kekuatan otot inti).
  4. Komplikasi kehamilan, seperti kehamilan ganda, polihidramnion.
  5. Meningkatnya BMI dan Obesitas
  6. Kenaikan berat badan yang berlebihan selama kehamilan.

Prinsip dasar untuk memperbaiki postur tubuh adalah untuk memastikan hal-hal berikut:

  1. Berat badan harus didistribusikan secara merata di sepanjang ekstremitas bawah aliyas ke seluruh kaki
  2. Lengkungan tulang belakang yang normal dipertahankan.
  3. Selalu waspada dan berusaha memperbaiki lengkungan tulang belakang yang berlebihan
  4. Hindari gerakan memutar / menekuk tulang belakang bila memungkinkan atau seminimal mungkin.
  5. Kontraksikan otot perut dan dasar panggul (termasuk gluteus) selama gerakan. Mereka membantu stabilitas panggul dan batang tubuh.
  6. Ini akan membantu mengurangi ketegangan berlebih pada otot, ligamen dan persendian dan oleh karena itu, mencegah sakit, nyeri, seperti PGP.

Mendapatkan postur yang benar membutuhkan waktu. Harap periksa dan perbaiki sendiri postur jika memungkinkan, seperti berdiri dalam antrian.

Cara Berdiri Ibu Hamil:

  1. Ubun ubun kepala lurus ke atas menuju langit-langit. Ini juga akan membantu dalam meningkatkan jarak antara tulang rusuk dan panggul. (‘Berdiri tegak’)
  2. Dagu ditarik kembali ke arah tulang belakang.
  3. Buka Bahu dan ditarik ke luar dan ke bawah jauhkan dari telinga
  4. Tarik pusar sedikit ke arah tulang belakang. (‘Penyangga perut’)
  5. Masukkan tulang ekor
  6. Lutut sedikit digerakkan ke depan dan tidak terkunci.
  7. Jarak kedua kaki hanya selebar pinggul dengan kedua telapak kaki pararel dan seluruh berat badan bertumpu secara rata di kaki

Cara Duduk Yang Baik:

Orang sering meremehkan perlunya postur duduk yang baik, karena hal ini dapat membebani otot punggung. Diperkirakan selama duduk besarnya tekanan pada tulang belakang 16 kali lebih banyak dibandingkan posisi berbaring (saat berdiri 4 kali lebih tinggi dari pada berbaring).

pada ibu hamil, sebaiknya mulai atur cara duduk yang benar

  1. Duduk di atas tulang duduk
  2. Gunakan bantal kecil atau handuk yang digulung di punggung bawah. Ini akan mempertahankan kelengkungan lumbal tulang belakang.
  3. Tegakkan badan Anda dan Menarik kepala lurus ke atas. Ini juga akan membantu dalam meningkatkan jarak antara tulang rusuk dan panggul.
  4. Buka dada, putar bahu ke belakang dan kebawah, jauhkan bahu dari telinga
  5. Usahakan menggunakan sandaran kaki.
  6. Jangan menyilangkan paha, karena setiap gerakan memutar pada panggul memberi lebih banyak tekanan pada otot yang terlibat.
  7. Tarik perut ke arah tulang belakang. (‘Penyangga perut’)
  8. Usahakan untuk tidak duduk lebih dari 30 menit bila memungkinkan.
  9. Duduk dengan kaki di buka terpisah dan sejajar dengan pinggul.
  10. Hindari duduk di bangku atau kursi rendah.

Keluar dari posisi duduk

Saat ibu hamil duduk dan hendak berdiripun sebagiknya ada beberapa hal yang harus di perhatikan:

  1. Dekatkan diri Anda dengan lembut ke depan kursi.
  2. Dorong otot kaki untuk berdiri

Mengangkat dan membungkuk (misalnya, menempatkan cucian di mesin cuci)

  1. Tekuk pinggul dan lutut untuk menurunkan tubuh, hindari membungkuk ke depan tulang belakang, untuk angkat beban.
  2. Selalu jaga punggung selurus mungkin.
  3. Dekati objeknya sedekat mungkin.
  4. Hindari jongkok.
  5. Hindari memuntir tulang punggung saat membawa beban.

Keadaan khusus:

  • membawa Tas belanja: Usahakan untuk membawa beban yang kira-kira sama di kedua tangan. Jika memungkinkan, gunakan ransel untuk membawa daripada membawanya dengan tangan.
  • Mengangkat benda berat (seperti balita, penyedot debu, tempat mencuci, dll):  Gunakan otot kaki untuk mendorong, pertahankan punggung lurus dan hindari membungkuk ke depan. Tarik otot perut (‘abdominal brace’) dan gluteus.

Berjalan

Jalan-jalan secara teratur baik untuk kesehatan dan kebugaran. Jika Anda menderita SPD (Symphisis Pubis Disfunction aliyas sakit pada tulang kemaluan), berjalan bisa terasa menyakitkan terutama di permukaan yang tidak rata seperti pantai atau jalanan yang menanjak.

  1. Pertahankan postur tubuh seperti berdiri dan ‘Berjalan tegak’
  2. Tarik pusar ke arah tulang belakang. (‘Penyangga perut’)
  3. Kontraksikan otot gluteal punggung saat kaki menyentuh tanah. Ini akan membantu dalam mempertahankan postur tegak dan mencegah goyangan ke samping.
  4. Saat naik tangga, langkahkan kakimu  satu per satu.

Cara Tidur Yang Baik Pada Ibu Hamil

  1. Berbaring miring, terutama setelah 16 minggu untuk mencegah kompresi pembuluh darah di punggung oleh rahim yang membesar. namun usahakan secara bergantian miring ke kanan dan kekiri. Hindari miring di salah satu sisi secara terus menerus dalam waktu yang panjang
  2. Letakkan bantal di antara kedua kaki agar tetap sejajar.
  3. Letakkan handuk di bawah perut.
  4. Jaga agar lutut sejajar saat memutar sisi di tempat tidur. Terus kontraksikan otot-otot perut dan dasar panggul sambil berguling / berputar.

Bangun dari tempat tidur

  1. Pertama, geser tubuh Anda ke tepi tempat tidur.
  2. Dorong tubuh Anda dengan lengan / tangan Anda.
  3. Turunkan kaki Anda bersamaan saat Anda mendorong dengan tangan.

Selamat mencoba

semoga bermanfaat

Referensi:

  1. Fit for Birth and Beyond: A guide for women over 35’ by Suzy Clarkson. Exisle publication (2015).Link
  2. Weiss, H. B. Pregnancy-Associated Injury Hospitalizations in Pennsylvania, 1995. Ann. Emerg. Med.34, 626–636 (1999).
  3. Pelvic girdle pain and lumbar pain in pregnancy: a cohort study of the consequences in terms of health and functioning. Gutke A, Ostgaard HC, Oberg B Spine (Phila Pa 1976). 2006 Mar 1; 31(5):E149-55.
  4. Pelvic girdle pain and lumbar pain in relation to postpartum depressive symptoms. Gutke A, Josefsson A, Oberg B Spine (Phila Pa 1976). 2007 Jun 1; 32(13):1430-6.

 

 

Makanan Pendamping ASI

Pengertian Makanan Pendamping ASI

Untuk dapat bertumbuh kembang dengan baik, si kecil memerlukan gizi yang cukup. Setelah si kecil lahir, gizi tersebut dapat dipenuhi dari diberikannya ASI. Namun, ketika umur si kecil menginjak 6 bulan, walaupun ASI tetap menjadi sumber utama nutrisi si kecil, namun di masa ini Anda perlu mulai memperkenalkan makanan padat sebagai pendamping ASI untuk memenuhi kebutuhan si kecil, atau yang seringkali disebut juga dengan istilah MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu).

Ketika Anda memberi makan si kecil, pastikan bahwa Anda memberi makanan pendamping tersebut setelah si kecil menyusui atau diantara waktu menyusui, sehingga si kecil tetap menyusu sebanyak mungkin. Ingatlah bahwa si kecil masih memiliki lambung tang kecil sehingga memerlukan makanan lembut dalam jumlah kecil namun dengan intensitas yang sering sepanjang hari. Di masa masa ini, Anda harus memastikan kehigenisan tangan Anda dengan mencuci tangan Anda dan si kecil dengan sabun sebelum menyiapkan makanan dan sebelum memberi makan si kecil untuk menghindari masuknya bakteri-bakteri dalam makanan si kecil.

Mengenalkan si kecil dengan makanan padat dapat menjadi sesuatu yang ditunggu tunggu namun juga menakutkan. Seringkali, di masa-masa ini, terdapat banyak pertanyaan yang timbul di benak Anda, seperti “Tipe makanan seperti apa yang harus diberikan?”, “Bagaimana cara memulainya?”, “Berapa banyak?”, “Berapa sering?”, dan lainnya. Untuk membantu Anda, berikut ini adalah berbagai hal yang perlu Anda ketahui dan dapat dijadikan referensi untuk membantu Anda dalam memberi makan si kecil:

Kapan makanan padat dapat mulai dikenalkan?

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), waktu yang tepat untuk mulai mengenalkan makanan padat ke si kecil adalah ketika si kecil berumur sekitar 4 sampai 6 bulan, namun, semua ini dapat sangat tergantung dengan bayi Anda. Berikut ini adalah tanda-tanda yang harus Anda cari sebelum mulai mengenalkan makanan padat ke si kecil:

  • Dapat duduk tegak dan menyangga kepalanya sendiri
  • Mulai penasaran dengan apa yang ada di sekitarnya
  • Kemampuan untuk menelan dan hilangnya tongue thrust reflex (refleks untuk menjulurkan lidah kelar sehingga makanan padat tidak dapat masuk)
  • Ketidakpuasan ketika hanya diberi ASI
  • Munculnya keinginan akan makanan dengan mengarahkan wajahnya kearah makanan dan membuka mulutnya
  • Menunjukkan adanya kenaikan berat badan (kurang lebih dua kali lipat dari berat badan ketika lahir) dan memiliki berat badan sekurangnya 6 kg
  • Dapat menutup mulutnya dengan sendok di mulut

Makanan apa yang dapat diberikan?

Ketika si kecil mulai menginjak umur 4 sampai 6 bulan, bayi Anda masih belajar untuk mengunyah. Maka dari itu, makanan pertama bayi Anda harus merupakan makanan yang lebut sehingga mudah untuk ditelan, seperti bubur, puree buah dan sayur (makanan yang dilembutkan, baik dengan blender, grinder, atau ditekan-tekan), atau sereal bayi yang kaya akan zat besi. Berhubung bayi Anda sudah sangat familiar dengan ASI, campurkanlah makanan yang telah dilembutkan tadi (puree) dengan ASI Anda untuk menarik perhatian si kecil. Untuk pertama kali, usahakan makanan tersebut dibuat secair mungkin, lalu tingkatkan konsistensinya secara bertahap dan perlahan-lahan. Cobalah untuk memperkenalkan satu makanan baru ke si kecil setiap 3-4 hari dan amatilah reaksi si kecil sehingga Anda dapat mengetahui apabila si kecil memiliki alergi tertentu. Ingatlah bahwa rasa-rasa baru yang dirasakan dari makanan makanan ini dapat mengejutkan bayi Anda. Beri si kecil waktu untuk menjadi terbiasa dengan makanan makanan dan rasa rasa baru ini. Bersabarlah dan jangan paksa dia untuk makan. Apabila si kecil menolak untuk mengkonsumsi suatu makanan baru, cobalah lagi dalam beberapa hari. Anda juga dapat mencampurnya dengan makanan yang disukai si kecil atau menambahkan ASI di dalamnya.

Ketika si kecil mulai berusia 6-8 bulan, ia akan menjadi lebih terbiasa dengan makanan-makanan dan rasa-rasa baru. Di masa-masa ini, Anda dapat mulai mengenalkan yogurt tawar (tanpa pemanis), puree daging, dan puree legume (kacang-kacangan) ke menu si kecil.

Di usia 9-11 bulan, genggaman si kecil biasanya sudah jauh lebih kuat. Di masa ini, dari pada melembutkan makanan seperti biasa, Anda sudah dapat mulai memotong makanan dalam ukuran kecil dan membiarkan si kecil untuk memakannya sendiri menggunakan jari-jarinya. Intinya makanan-makanan yang diberikan harus mudah untuk dimakan dan kaya akan nutrisi. Selain kentang dan biji-bijian, pastikan bahwa si kecil mengkonsumsi cukup sayur, buah, kacang-kacangan, dan makanan hewani yang kaya akan lemak seperti telur, daging, ikan, dan ayam.

Ingatlah bahwa sistem pencernaan si kecil masih berkembang dan beberapa makanan dapat membuat si kecil tersedak atau berbahaya untuk si kecil. Maka dari itu, sebelum si kecil berumur 1 tahun, hindarilah makanan-makanan seperti berikut:

  • Susu sapi

Susu sapi mengandung kandungan protein dan mineral tinggi yang dapat membebani ginjal si kecil yang masih dalam tahap perkembangan dan menimbulkan kerusakan pada ginjal. Selain itu, protein dari susu sapi dapat mengiritasi dinding lambung dan usus si kecil, menyebabkan keluarnya darah ketika si kecil buang air besar, diare, dan lainnya.

  • Madu

Madu dapat mengandung spora bakteri bernama Clostridium botulinum yang dapat menyebabkan terjadinya botulisme. Hal ini disebabkan karena sistem pencernaan bayi masih dalam tahap perkembangan sehingga masih lemah dan belum mampu memproduksi anti bakteri secara alami. Botulisme sendiri merupakan penyakit yang cukup serius karena dapat mempengaruhi otot-otot si kecil, termasuk otot pernafasan. Selain itu, pemberian madu sebelum saatnya juga dapat menimbulkan iritasi dan sakit kepala pada si kecil. Bakteri dan spora ini tidak dapat dibunuh hanya dengan proses pemanasan biasa (pasteurisasi), maka dari itu, cara terbaik adalah untuk tidak memberi si kecil madu dalam bentuk apapun sebelum si kecil berusia 1 tahun.

  • Makanan keras dan kacang kacangan

Hindarilah memberikan makanan keras seperti kacang kacangan untuk si kecil sebelum dia berumur 5 tahun untuk menghindari resiko tersedak. Anda dapat mulai memberikan kacang kacangan apabila bayi Anda sudah berumur kurang lebih 6 bulan selama kacang tersebut telah dilembutkan terlebih dahulu atau berbentuk selai. Konsultasikanlah terlebih dahulu dengan konsultan gizi atau dokter anak Anda sebelum Anda memutuskan untuk memasukkan kacang dalam menu si kecil apabila Anda atau keluarga Anda memiliki riwayat alergi kacang. Selain makanan keras, hindarilah pula makanan seperti jeli atau marshamallow untuk menghindari resiko tersedak.

  • Keju yang tidak dipasteurisasi

Keju dapat menjadi menu yang sehat bagi si kecil karena kaya akan protein, vitamin, dan kalsium. Pada umumnya, keju dapat diberikan apabila si kecil sudah berumur 6 bulan atau lebih. Namun, konsumsi keju lunak yang dimatangkan oleh jamur seperti brie atau camembert, keju dari susu kambing, dan keju berurat biru seperti roquefort karena tingginya resiko listeria. Ingatlah untuk selalu memeriksa label keju apabila Anda membelinya untuk memastikan bahwa keju tersebut dibuat dari susu yang telah dipasteurisasi. Namun, apabila Anda tidak yakin, Anda dapat meminimalisir resiko adanya bakteri listeria dengan memasak keju tersebut terlebih dahulu.

  • Kerang, ikan dan seafood

Kerang dan seafood merupakan makanan yang dapat berpotensi sebagai alergen bagi si kecil. Maka dari itu, tunggulah sampai si kecil berumur 1 tahun sebelum mengenalkan makanan-makanan ini sedikit demi sedikit. Ketika Anda memutuskan untuk mulai mengenalkan ikan, kerang, atau seafood di menu si kecil, pastikanlah bahwa makanan tersebut benar benar matang untuk mengindari keracunan makanan. Pastikan juga bahwa ikan tersebut telah bersih dari duri duri, dan hindarilah seafood yang memiliki kandungan merkuri yang tinggi seperti hiu, ikan todak, dan ikan marlin.

  • Garam

Garam merupakan hal yang harus dihindari ketika Anda memberi makan si kecil. Apabila Anda berfikir bahwa si kecil menolak makanan yang Anda berikan karena makanan tersebut tawar, maka Anda salah. Si kecil seringkali menolak makanan baru karena ia telah terbiasa dengan ASI dan makanan tersebut asing baginya. Pada dasarnya, kebutuhan garam si kecil adalah kurang dari 1 gram (0,4 gram sodium) setiap harinya, dan kebutuhan ini telah dipenuhi dengan konsumsi ASI. Apabila Anda memberikan makanan yang mengandung garam didalamnya, garam tambahan tersebut justru akan membebani ginja si kecil sehingga ginjal tersebut tidak dapat berfungsi seperti semestinya. Hal ini dapat menyebabkan penyakit ginjal. Selain itu, berdasarkan penelitian, konsumsi garam berlebihan pada saat kecil dapat meningkatkan resiko hipertensi, osteoporosis, penyakit jantung, dan penyakit pernafasan.

Untuk referensi lebih lanjut, berikut ini adalah daftar kebutuhan garam untuk bayi dan anak-anak menurut SACN (Scientific Advisory Committee on Nutrition):

– 0 sampai 12 bulan    : kurang dari 1 g (0,4 g sodium)

– 1 sampai 3 tahun      : 2 g (0,8 g sodium)

– 4 sampai 6 tahun      : 3 g (1,2 g sodium)

– 7 sampai 10 tahun    : 5 g (2 g sodium)

– 11 sampai 14 tahun  : 6 g (2,4 g sodium)

  • Gula

Hindarilah pemberian gula pada si kecil sebelum ia berumur 1 tahun. Hal ini karena gula olahan seringkali melibatkan banyak proses kimia yang dapat berbahaya bagi si kecil. Selain itu, gula yang terlalu banyak juga dapat menyebabkan pembusukan gigi dan dapat menurunkan imunitas tubuh. Ingatlah bahwa hal ini bukan berarti Anda tidak diperbolehkan untuk memberikan si kecil makanan yang memiliki rasa manis. Gula yang dimaksud disini adalah gula olahan, dan bukan pemanis alami yang dapat diambil dari buah buahan.

Seringkali, terdapat banyak keraguan dan ketakutan bagi para orang tua ketika ingin memperkenalkan suatu menu yang memiliki potensi sebagai alergen. Sebenarnya masih ada dua pendapat yang berbeda mengenai umur yang tepat untuk mengenalkan makanan alergen pada si kecil. AAP (American Academy of Pediatrics) menyarankan bahwa alergen mulai dikenalkan sejak si kecil berusia 6 bulan, namun ASCIA (Australian Society of Clinical Immunology and Allergy) menyarankan bahwa makanan alergen mulai dikenalkan ketika si kecil sudah menginjak umur 1 tahun. Namun, hal umum yang dapat diambil dari dua pendapat yang berbeda tersebut adalah bahwa alergen harus dikenalkan seawal mungkin.

Yang terpenting ketika Anda mengenalkan makanan alergen pada si kecil adalah untuk memberikannya dalam jumlah kecil, satu persatu setiap 3-4 hari, dan mengamati adanya resiko alergi. Ingatlah untuk memberikannya ketika si kecil berada dalam kondisi sehat. Apabila si kecil tidak menunjukkan reaksi alergi apapun, cobalah untuk meningkatkan jumlah makanan tersebut secara perlahan-lahan. Apabila Anda masih merasa ragu, atau apabila si kecil menderita eksim parah, konsultasikanlah dengan dokter anak terlebih dahulu. Anda juga dapat membawa si kecil untuk melakukan tes alergi terlebih dahulu. Ingatlah untuk segera menghubungi layanan darurat apabila si kecil menunjukkan reaksi alergi parah seperti  sulit bernafas, bengkak, muntah parah, atau diare parah.

Berapa banyak makanan yang dapat diberikan?

Banyaknya makanan padat yang dapat Anda berikan sangat tergantung dengan usia si kecil. Berikut ini adalah referensi jumlah makanan yang diberikan berdasarkan usia si kecil:

  • 4 – 6 bulan

Mulailah dengan 1 sendok teh sereal bayi atau makanan yang telah dilembutkan (puree). Campurlah makanan tersebut dengan 4 – 5 sendok teh ASI sehingga makanannya menjadi sangat encer. Apabila si kecil sudah mulai familiar dengan makanan baru ini, tingkatkan jumlahnya menjadi 1 sendok makan sereal bayi atau makanan yang telah dilembutkan yang telah dicampur dengan ASI. Berikan sebanyak 2 kali sehari. Lama kelamaan, tingkatkan konsistensi makanan tersebut dengan mengurangi porsi ASI yang dicampur dalam makanan tersebut.

  • 6 – 8 bulan

Mulailah dengan 1 sendok teh buah, 1 sendok teh sayuran, dan secara bertahap tambahkan kuantitasnya menjadi 2 sampai 3 sendok makan. Bagilah porsi tersebut menjadi 4 sesi makan setiap harinya. Untuk sereal bayi, Anda dapat memberikan sebanyak 3 sampai 9 sendok makan sereal untuk 2 sampai 3 sesi makan setiap harinya.

  • 8 – 12 bulan

Ketika usia si kecil sudah menginjak 8 sampai 12 bulan, jumlah makanan yang dapat Anda berikan sudah sangat meningkat. Di masa ini Anda dapat memberikan 1/2 ons keju, 1/4 sampai 1/2 cup sereal bayi, 3/4 sampai 1 cup buah, 3/4 sampai 1 cup sayur-sayuran, dan 3 sampai 4 sendok makan makanan yang kaya protein seperti daging-dagingan setiap harinya.

Walaupun jumlah makanan pendamping yang Anda berikan meningkat, namun ingatlah bahwa ASI tetaplah menjadi sumber nutrisi yang utama. Hal ini berarti jumlah konsumsi ASI tidak dapat tergantikan dengan konsumsi makanan-makanan diatas. Ingatlah bahwa makanan-makanan diatas hanyalah berfungsi sebagai PELENGKAP dan PENDAMPING ASI, dan bukannya menggantikan ASI.

Bagaimana dengan jus dan air?

Menurut AAP (American Academy of Pediatrics), pemberian jus buah untuk anak-anak dibawah 1 taun sangat tidak direkomendasikan. Hal ini karena jus buah mengandung lebih banyak gula dan kalori. Selain itu, sebagian besar manfaat konsumsi buah datang dari konten serat didalamnya. Dalam proses membuat jus, seringkali kita menghilangkan konten serat tersebut, sehingga yang tersisa hanyalah air dengan gula dan sedikit nutrisi. Kandungan gula yang tinggi ini dapat sulit diserap oleh usus si kecil dan dapat menyebatkan diare akut. Selain itu, kandungan gula yang berlebihan juga dapat menyebabkan kerusakan gigi.

Untuk konsumsi air. Si kecil dapat mulai mengkonsumsi air ketika ia mulai dapat mengkonsumsi makanan padat, tepatnya di usia lebih dari 6 bulan. Ketika si kecil mulai menginjak usia 6 bulan keatas, Anda dapat memberikan sekitar 4 – 6 ons air setiap harinya. Di umur 1 tahun keatas, si kecil mulai dapat mengkonsumsi air putih sebanyak yang ia mau. Namun, apabila Anda ragu, Anda dapat menanyakannya terlebih dahulu ke dokter anak sebelum Anda memberikan air ke si kecil. Yang perlu diingat adalah hindari pemberian air putih sesedikit apapun pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan. Hal ini karena di bawah 6 bulan, ginjal si kecil belum cukup matang untuk mengolah air sehingga air menjadi sangat beracun bagi si kecil. Hasilnya, si kecil dapat terkena keracunan air atau yang juga disebut dengan hyponatremia. Penyakit ini dapat sangat berbahaya karena dapat menyebabkan pembengkaan otak dan bahkan kematian.

 

Knowledge is power~

Sumber:

– https://assets.publishing.service.gov.uk/government/uploads/system/uploads/attachment_data/file/338782/SACN_Salt_and_Health_report.pdf
– https://www.babycenter.com/0_age-by-age-guide-to-feeding-your-baby_1400680.bc
– https://pediatrics.aappublications.org/content/106/Supplement_4/1274.1
– https://www.parentmap.com/article/what-feed-baby-puree-recipes
– https://www.unicef.org/parenting/food-nutrition/feeding-your-baby-6-12-months

Baby Blues? Apa itu?

Pengertian Baby Blues

Saat Anda hamil, Anda merasa bahagia dan tidak sabar untuk menemui si kecil. Namun, begitu si kecil lahir, alih-alih merasa bahagia, Anda justru merasa sedih, cemas, marah-marah dengan pasangan Anda, dan merasa ingin melarikan diri. Perasaan ini seringkali dialami oleh para ibu, bahkan, berdasarkan penelitian, 60 sampai 80% ibu yang baru melahirkan mengalami hal ini. Perasaan sedih, kesal, dan cemas yang datang secara tiba-tiba ini seringkali disebut dengan baby blues. Nah, berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai baby blues.

Apa penyebabnya?

Walaupun para ahli belum dapat menentukan penyebab pasti terjadinya baby blues, namun terdapat berbagai hipotesis yang didasarkan dari waktu terjadinya baby blues. Masa postpartum seringkali bukanlah masa yang mudah bagi para ibu. Dengan datangnya anggota keluarga baru yang membutuhkan banyak perhatian, Anda seringkali diharuskan untuk merubah rutinitas dan gaya hidup Anda. Selain itu, di masa postpartum, Anda seringkali tidak mendapatkan tidur yang cukup, belum lagi apabila Anda mengalami masalah saat menyusui seperti ASI macet, payudara lecet, atau bahkan mastitis. Di masa ini, tubuh Anda juga mengalami perubahan hormonal yang cukup ekstrim, seperti hormon estrogen yang menurun sekitar 100 kali lipat dalam kurun waktu 3 hari setelah Anda melahirkan, mulai diproduksinya hormon prolactin yang membantu Anda untuk memproduksi ASI, dan lainnya. Terkadang, terjadinya baby blues dan tingkat keparahanya juga dapat dipengaruhi dari proses persalinan Anda dan trauma yang Anda alami selama proses persalinan.

Apa gejalanya?

Pada umumnya, baby blues dapat terjadi mulai dari 2 sampai 3 hari setelah si kecil lahir. Seringkali kondisi ini akan hilang dengan sendirinya 10 sampai 14 hari setelah si kecil lahir, namun apabila baby blues Anda tidak menghilang setelah 14 hari dan justru menjadi lebih parah atau Anda justru mengalami gejala manik, segera konsultasikanlah dengan provider Anda. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Anda alami apabila Anda terkena baby blues:

  • Merasa emosional atau menangis karena hal hal sepele atau bahkan tanpa alasan apapun
  • Mengalami mood swing atau sering merasa kesal dan lebih mudah marah
  • Merasa tidak ada ikatan dengan si kecil
  • Merindukan kehidupan Anda yang lampau, seperi kebeasan untuk pergi bermain dengan teman-teman Anda
  • Merasa cemas dan khawatir
  • Merasa tidak dapat istirahat walaupun Anda merasa lelah atau bahkan mengalami insomnia
  • Kesulitan untuk membuat keputusan-keputusan sederhana atau berfikir dengan jernih 

Baby blues vs Postpartum depression

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat membantu Anda untuk membedakan baby blues dengan postpartum depression. Ingatlah untuk segera menghubungi provider Anda apabila Anda menunjukkan tanda tanda postpartum depression. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai postpartum depression, klik disini.

  1. Tingkat keparahan gejala

Intensitas gejala merupakan cara yang paling mudah untuk membedakan baby blues dengan postpartum depression. Gejala baby blues pada umumnya cukup ringan seperti yang telah disebutkan diatas, sedangkan gejala postpartum depression pada umumnya jauh lebih parah dan dapat mengganggu kehidupan Anda secara signifikan, seperti perubahan berat badan, pikiran untuk melukai diri sendiri atau bayi Anda, dan bahkan pikiran bunuh diri.

  1. Durasi

Walaupun lama tidaknya baby blues dapat sangat tergantung dengan masing masing ibu, namun pada umumnya gejala baby blues memuncak pada hari ke 2-5 setelah persalinan dan bertahan dari 2 hari sampai 2 minggu, sedangkan postpartum depression terjadi dengan lebih intens dan tidak menghilang setelah berminggu minggu. Berbeda dengan baby blues, postpartum depression dapat terjadi berhari-hari atau bahkan berbulan bulan setelah persalinan.

  1. Tingkat kelaziman

Berdasarkan penelitian, baby blues terbukti lebih umum daripada postpartum depression, dengan baby blues yang menyerang 60-80% ibu pasca persalinan dan postpartum depression yang menyerang 12% ibu pasca persalinan.

  1. Penyebab

Terkadang, postpartum depression dapat dikaitkan dengan riwayat kesehatan mental Anda (walaupun tidak selalu), namun baby blues tidak memiliki kaitan apapun dengan riwayat kesehatan mental Anda.

Bagaimana cara mengobatinya?

Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat Anda terapkan untuk membantu Anda mengatasi baby blues:

  • Rendahkan ekspektasi

Cobalah untuk merendahkan ekspektasi Anda, baik untuk diri sendiri, maupun untuk si kecil. Ingatlah bahwa tidak ada ibu yang sempurna dan bayi yang sempurna. Yang terpenting adalah lakukan yang terbaik sebisa Anda. Terkadang, ada beberapa hari dimana Anda tidak dapat melakukan sebaik yang Anda inginkan dan hal ini sangatlah normal. Apabila Anda mengalami hal semacam ini, yang perlu Anda lakukan adalah menjadikannya sebagai pembelajaran sehingga Anda dapat menjadi lebih baik kedepannya.

  • Mintalah bantuan

Tidak ada hal yang lebih menyedihkan dari sendirian dengan si kecil yang terus menangis dan dikelilingi oleh pakaian kotor, cucian piring, dan jaminan bahwa Anda lagi-lagi tidak akan tidur dengan nyenyak malam itu. Di masa-masa ini, mintalah bantuan ke orang-orang terdekat Anda, baik orang tua Anda, pasangan Anda, go-clean, teman, atau siapapun itu. Ingatlah bahwa Anda tidak perlu melalui semua ini sendirian.

  • Rawat dirimu

Intinya adalah apabila Anda ingin membahagiakan orang lain, Anda harus membahagiakan diri Anda sendiri terlebih dahulu. Hal ini juga berlaku dalam kehidupan berkeluarga, apabila Anda ingin membahagiakan dan mengasihi pasangan dan anak Anda, maka Anda juga harus mulai membahagiakan dan mengasihi diri sendiri. Rawatlah diri Anda dengan memakan makanan bergizi seimbang, berolahraga, dan carilah waktu untuk beristirahat disela-sela kesibukan Anda. Ingatlah bahwa ketika Anda beristirahat, yang terpenting adalah kualitas dan bukannya kuantitas. Selain itu, Anda juga dapat mulai berdandan, melakukan perawatan kulit, mengenakan baju bagus, dan lainnya.

  • Pergilah

Ketika Anda merasa suntuk, pergilah keluar rumah dan carilah udara segar. Pergantian pemandangan dapat sangat membantu Anda untuk lebih baik dan membantu pikiran Anda agar lebih fresh. Normalnya, Anda dapat berjalan jalan dengan si kecil ke taman, ke tempat teman Anda, ke supermarket, dan lainnya. Namun di kondisi yang tidak memungkinkan Anda untuk keluar seperti di masa corona ini, Anda setidaknya dapat ke halaman depan atau halaman belakang rumah dan membiarkan Anda dan bayi Anda terkena sinar matahari dan menghirup udara segar. Apabila Anda tinggal di daerah yang cukup aman, Anda juga dapat berjalan kaki disekitar rumah Anda menggunakan masker.

  • Lakukan hal yang Anda suka

Setelah persalinan, Anda akan disibukkan dengan mengurus si kecil. Ketika Anda harus melakukannya setiap hari secara terus menerus, lama kelamaan Anda dapat meraasa lelah dan suntuk. Di masa-masa ini, sisakan sedikit waktu untuk melakukan hal yang Anda suka. Anda dapat menonton film, berkencan atau sekedar makan-makan berdua dengan pasangan Anda, menicure, pergi ke salon, menikmati waktu sendiri Anda di kamar mandi, atau apapun itu. Lakukanlah apapun yang dapat membiat Anda rileks dan bahagia, bahkan apabila Anda hanya dapat melakukannya selama 20 menit sekalipun.

 

Knowledge is power~

Sumber:

– https://www.healthline.com/health/baby-blues
– https://www.whattoexpect.com/first-year/ask-heidi/week-3/baby-blues.aspx
– https://www.nct.org.uk/life-parent/how-you-might-be-feeling/baby-blues-what-expect
– https://blog.zencare.co/baby-blues-vs-ppd/

Seks Setelah Operasi Caesar

Apakah Seks Setelah Operasi Caesar Baik?

Selama ini, terdapat banyak asumsi yang salah mengenai seks pasca persalinan. Seringkali saya mendengar atau menjumpai ibu-ibu yang memilih melahirkan secara caesar karena takut bahwa vaginanya akan longgar setelah dilewati bayi ketika melahirkan secara normal. Adapula yang beranggapan bahwa kehidupan seks pasca persalinan akan mulus-mulus saja setelah operasi caesar karena vaginanya sama sekali tidak tersentuh selama proses persalinan (untuk mengetahui lebih lanjut mengenai vagina rapet, klik disini). Bagaimana kenyataannya? Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai seks setelah operasi caesar.

Kapan dapat berhubungan seks lagi?

Sebenarnya tidak ada patokan waktu yang pasti mengenai kapan Anda dapat berhubungan seks lagi mengingat bahwa setiap ibu itu unik, namun pada umumnya, provider Anda akan menyarankan Anda untuk menunggu sampai kurang lebih 6 minggu sebelum kembali berhubungan seks. Waktu ini didasarkan atas asumsi bahwa pada minggu keenam setelah Anda bersalin, jahitan Anda sudah mulai menutup dan pendarahan sudah berhenti. Rekomendasi ini juga berlaku bagi para ibu yang melahirkan secara normal mengingat bahwa pendarahan ini dialami oleh semua ibu tanpa memandang proses persalinannya (Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pendarahan pasca persalinan, klik disini). Apabila Anda mengalami komplikasi pasca operasi, seperti infeksi atau pendarahan, Anda mungkin akan disarankan untuk menunggu lebih lama sebelum kembali berhubungan seks dengan pasangan Anda.

Walaupun pada umumnya, Anda dapat kembail berhubungan seks 6 minggu setelah persalinan, namun hal ini bukan berarti Anda harus berhubungan seks segera setelah 6 bulan setelah melahirkan. Ingatlah bahwa waktu 6 minggu ini ditetapkan dengan catatan bahwa robekan Anda sudah pulih, pendarahan Anda sudah berhenti, dan Anda sudah siap baik secara fisik maupun mental, mengingat bahwa proses penyembuhan persalinan dengan operasi caesar pada umumnya jauh lebih lama daripada proses penyembuhan persalinan normal.

Setelah persalinan, Anda akan mengalami penurunan hormon esterogen yang akan mempengaruhi tubuh dan mood Anda, seperti ASI yang keluar secara tiba-tiba, libido menurun, dinding vagina lebih kering, tipis, dan kaku, mudah lelah, dan lainnya. Kondisi-kondisi ini terjadi pada semua ibu baik yang melahirkan secara caesar maupun secara normal. Hal ini seringkali membuat berhubungan seksual setelah persalinan menjadi tidak nyaman dan terkadang bahkan menyakitkan. Komunikasikanlah hal ini dengan pasangan Anda untuk menghindari kesalahpahaman. Ceritakan pada pasangan Anda mengenai segala kekhawatiran, ketakutan, dan keluh kesah Anda. Ingatlah bahwa komunikasi adalah kunci.

Tips untuk berhubungan seksual pasca operasi sesar

Apabila Anda memutuskan untuk kembali berhubungan seksual setelah persalinan, berikut ini adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda untuk merasa lebih nyaman:

  • Pilih posisi yang tepat

Memilih posisi yang tepat untuk Anda saat berhubungan seksual setelah operasi sesar dapat menjadi tantangan tersendiri bagi Anda dan pasangan Anda. Di masa-masa ini, bereksperimenlah dengan pasangan Anda dan jangan ragu untuk berhenti apabila Anda merasa tidak nyaman.

Pada umumnya, posisi dimana Anda yang berada diatas (cow girl) merupakan posisi yang cukup ideal di masa-masa ini karena delam posisi ini, Anda mempunyai kontrol penuh. Anda dapat menentukan kedalaman penetrasi dan sentuhan di area perut bawah Anda. Posisi ini juga mengijinkan Anda untuk bergerak dengan cara yang paling nyaman untuk Anda. Selain posisi ini, Anda juga dapat menggunakan posisi penetrasi dari samping seperti spooning untuk menghindarkan sentuhan secara langsung dengan luka sayatan Anda.

Di masa-masa ini, hindarilah posisi apapun yang dapat  memberikan tekanan di area sayatan dan memicu rasa sakit di area sayatan. Untuk beberapa bulan partama, cobalah untuk menghindari posisi dimana pasangan Anda berada di atas Anda (missionary) karena dapat memberi tekanan di area sekitar luka Anda. Selain itu, hindarilah posisi doggy style sampai luka sayatan Anda benar benar sembuh karena posisi ini dapat memberi tekanan di area core dan pelvis Anda.

  • Gunakan pelumas dan perlama foreplay

Setelah persalinan, perubahan hormon yang terjadi dalam tubuh Anda akan membuat vagina Anda menjadi jauh lebih kering, kaku, dan membuat dinding vagina Anda menjadi lebih tipis. Hal ini dapat membuat berhubungan seksual menjadi tidak nyaman dan bahkan menyakitkan. Untuk mengatasinya, cobalah untuk selalu menggunakan pelumas ketika berhubungan seksual. Selain itu, ingatlah untuk memperlama waktu pemanasan (foreplay) Anda karena pemanasan ini dapat membantu memperbanyak produksi pelumas alami tubuh Anda.

  • Berkencanlah

Selain vagina yang lebih kering, masalah yang seringkali dialami para ibu adalah hilangnya libido setelah melahirkan, ditambah lagi, dengan adanya anggota keluarga baru yang tentu saja membutuhkan banyak perhatian, terkadang membuat Anda dan pasangan Anda menjadi jauh lebih sibuk dan bahkan sampai tidak dapat menghabiskan waktu berdua. Hal ini dapat membuat hubungan Anda dan pasangan Anda menjadi lebih renggang dan rentan akan kesalahpahaman. Untuk mengatasinya, Cara yang paling baik untuk membangun keintiman dan kemesraan dengan pasangan Anda adalah dengan komunikasi yang jujur dan terbuka. Ungkapkan perasaan dan kekhawatiran Anda dengan pasangan Anda untuk menghindari kesalahpahaman. Jadwalkan waktu khusus dan berkencanlah dengan pasangan Anda. Mintalah bantuan saudara atau orang tua Anda untuk menjaga si kecil untuk sementara waktu. Lalu, ijinkan komunikasi itu berkembang menjadi keintiman secara fisik seperti berpelukan, bergandengan tangan, pijatan, ciuman, dan sebagainya untuk mengembalikan perasaan romantis seperti saat sebelum si kecil lahir. Selain membantu untuk membangun keintiman dengan pasangan Anda, hal ini juga dapat meningkatkan produksi pelumas alami dalam tubuh Anda sehingga Anda dapat merasa lebih nyaman ketika berhubungan seks dengan pasangan Anda.

  • Atasi ASI yang bocor

Apabila Anda sedang menyusui, mungkin Anda mengamati bahwa ASI Anda seringkali “bocor” dan kebocoran ini juga seringkali terjadi saat foreplay dan seks. Walaupun hal ini sangatlah normal, namun terdapat beberapa ibu dan pasangan yang merasa tidak nyaman dengan hal ini. Komunikasikanlah hal ini dengan pasangan Anda. Apabila Anda atau pasangan Anda merasa tidak nyaman dengan hal ini, Anda dapat mengatasinya dengan menyusui atau memompa ASI Anda sebelum berhubungan seksual dengan pasangan Anda. Selain itu, Anda juga dapat menggunakan bra atau lingerie yang dapat membantu untuk mewadahi kebocoran tersebut. Anda juga dapat menggunakan breast pads dibalik bra Anda.

  • Rawat bekas luka Anda

Setiap wanita akan mempunyai pengalaman yang berbeda beda, namun bekas sayatan mungkin dapat terasa menyakitkan, sensitif, atau bahkan mati rasa. Hal ini tentunya akan membuat Anda merasa sangat tidak nyaman ketika berhubungan seksual. Untuk mengatasinya, cobalah untuk melakukan scar massage secara teratur. Berikut ini adalah petunjuk cara melahkuan scar massage:

 

  • Lakukan Kegel

Apabila Anda berfikir apabila Anda dapat tidak melakukan latihan ini karena Anda melahirkan secara caesar maka Anda SALAH BESAR. Kehamilan Anda dapat mempengaruhi otot dasar panggul Anda, dan apabila otot dasar panggul Anda lemah, banyak hal yang dapat terjadi seperti inkontinensia urin (tidak bisa menahan buang air kecil), prolaps vagina, dan bahkan vagina longgar. Maka dari itu sangatlah penting untuk tetap melakukan latihan ini bahkan apabila Anda melahirkan secara caesar. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai latihan kegel dan cara melakukannya, klik disini.

  • GUNAKAN ALAT KONTRASEPSI!!

Apabila Anda memutuskan untuk kembali berhubungan seksual dengan pasangan Anda, ingatlah untuk selalu mengunakan alat kontrasepsi. Ingatlah bahwa melahirkan dan menyusui tidak dapat menjamin Anda 100% bahwa Anda tidak akan hamil lagi, dan hal ini juga berlaku apabila Anda melahirkan secara sesar. Bahkan apabila Anda belum kembali menstruasi, Anda masih dapat ovulasi. Inilah mengapa KB sangatlah penting. Komunikasikanlah dengan pasangan dan provider Anda mengenai metode kontrasepsi yang paling cocok untuk Anda. 

Apa yang harus diwaspadai?

Walaupun provider Anda sudah memberikan lampu hijau dan mengijinkan Anda untuk melanjutkan aktivitas seksual dengan pasangan Anda, namun ada beberapa hal yang perlu Anda waspadai untuk mengurangi resiko terjadinya komplikasi seperti infeksi. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai tips untuk cepat pulih setelah operasi caesar dan tanda tanda infeksi, klik disini.

 

Knowledge is power~

Sumber:

– https://flo.health/being-a-mom/adjusting-to-motherhood/relationships-and-sex/first-sex-after-cesarean
– https://www.healthline.com/health/pregnancy/sex-after-c-section#takeaway
– https://www.medicalnewstoday.com/articles/322715#recovery
– https://www.verywellfamily.com/sex-after-a-c-section-2759420

Trauma Kelahiran (Birth Trauma)

Trauma Kelahiran

Apa itu trauma kelahiran?

Trauma kelahiran terjadi ketika wanita menemukan beberapa aspek dari kelahiran mereka traumatis, menyedihkan, dan / atau menakutkan.

setiap kali saya posting tentang cerita persalinan yang sedikit agak menyeramkan, misalnya tentang Episiotomy, tentang placenta lengket atau tentang apapun yang berbau horor di Instagram, pasti banyak sekali ibu yang berkomentar dan menceritakan cerita cerita horor mereka dalam proses persalinan mereka maupun orang terdekatnya.

saat saya membaca beberapa data dan jurnal penelitian, tentang birth trauma ini, saya cukup terkejut, karena ternyata menurut beberapa penelitian, data statistik mengatakan bahwa Saat ini, di negara maju sekitar 30% wanita menemukan beberapa aspek dari trauma kelahiran mereka, yang setara dengan lebih dari 150.000 wanita per tahun, bahwa banyak wanita yang memulai perjalanan menjadi ibu merasakan emosi yang sangat sulit. apakabar di negara berkembang? dan memang benar! di negara berkembang lebih dari 50% wanita bersalin mengalami trauma kelahiran.

itulah kenapa, tidak heran WHO membuat artikel ini :

seperti yang kita ketahui, di Indonesia, apalagi pada para ibu dengan tingkat ekonomi menengah kebawah , banyak sekali yang “tidak punya pilihan” sehingga banyak sekali ibu ibu yang mengalami kisah horor saat melahirkan.

Namun, trauma kelahiran seringkali tidak dikenali atau diidentifikasi dengan baik.

padahal, dengan membiarkan trauma kelahiran yang tidak ditangani dalam jangka panjang dapat menyebabkan dampak kesehatan yang berkepanjangan baik bagi ibu maupun keluarganya.

Tidak semua wanita yang mengalami kesulitan persalinan terus mengalami Depresi, Kecemasan atau Gangguan Stres Pasca Trauma / PTSD, Namun, beberapa akan mengalaminya

Jika wanita memiliki riwayat kecemasan, depresi, atau pelecehan seksual sebelumnya, 1 dari 5 kelompok wanita ini akan mengembangkan Gangguan Stres Pasca Trauma setelah lahir. Paparan trauma juga meningkatkan risiko depresi selama kehamilan dan masa nifas. Dalam sebuah penelitian terhadap 374 wanita yang direkrut dari klinik kebidanan di kota berpenghasilan rendah, 39% melaporkan mengalami setidaknya satu peristiwa traumatis (Robertson-Blackmore et al., 2013). Peristiwa yang paling umum adalah pelecehan seksual terhadap anak-anak, teman dekat atau anggota keluarga mengalami kekerasan, dan kematian atau penyakit orang dekat yang tidak terduga. Wanita yang terpapar trauma empat kali lebih mungkin mengalami depresi selama kehamilan. Depresi selama kehamilan dapat menyebabkan banyak komplikasi, termasuk kelahiran prematur (Kendall-Tackett, 2017).

Komunikasi dan rasa Peduli itu penting

Trauma saat lahir mencakup lebih dari sekadar keadaan darurat medis yang mengancam jiwa seperti kelahiran sesar darurat atau pendarahan hebat, sama seringnya dengan perawatan dan bahasa yang provider berikan kepada wanita dalam persalinan.

Ini mungkin berarti ketika pada saat proses persalinan, provider mengabaikan dan tidak menganggap kliennya. atau si ibu merasa tidak didengar atau tidak didengarkan. Mungkin kurangnya kebaikan atau perhatian, provider tidak memperkenalkan diri atau tidak menghormati keinginan wanita selama persalinan, atau wanita merasa dipaksa selama persalinan.

nah untuk memahami tentang trauma kelahiran, berikut ini saya akan tuliskan 2 kasus (ini adalah ilustrasi belaka, jadi jika ceritanya mirip ya berarti tidak disengaja)

  1. Nyonya Siti, 24tahun, sudah belajar banyak tentang persalinan alami dan bagaimana caranya untuk mendapatkan pengalaman persalinan yan positif. dia sudah banyak berdiskusi dengan  bidannya dan telah banyak berdiskusi tentang preferensi kelahiran sebelum melahirkan. namun, dalam perjalanana proses persalinannya Dia kemudian mengalami sakit persalinan yang panjang yang berakhir dengan kelahiran Caesar dan pendarahan pascapartum. Ia memandang kelahirannya sebagai sesuatu yang positif, meski bukan kelahiran yang ia harapkan. dan Dia memiliki seseorang di sisinya sepanjang menjelaskan kepadanya apa yang terjadi, meyakinkannya, memungkinkan dia untuk menyampaikan kekhawatiran dan ketakutan. Oleh karena itu, meskipun Ny. Siti mengalami intervensi medis dan komplikasi, ia memiliki pengalaman melahirkan yang positif dan tidak mengalami trauma kelahiran.
  2. Dalam skenario yang berbeda, Ny. Dewi , 25 tahun  datang ke bangsal yang sibuk untuk menemui bidan yang tidak dia kenal yang sopan tapi tidak terlalu hangat. setelah Bidan memeriksa dirinya dengan cepat, bahkan melakukan pemeriksaan vagina tanpa permisi, bidan tersebut terus meninggalkan ruangan untuk waktu yang lama, meninggalkan Ny Dewi sendirian di ruangan dan dia semakin khawatir bahwa persalinannya akan  cepat dan dia akan melahirkan sendiri.Nyonya Dewi merasa lepas kendali dan takut. Dia tidak mendapat kesempatan untuk bertanya tentang pereda nyeri dan pada saat dia meminta epidural, yang dia inginkan, dia diberitahu bahwa sudah terlambat. karena ternyata pembukaan sudah hampir lengkap

    Ketika bayi lahir dan diletakkan di dada Ny. Dewi, Ny Dewi  meminta bidan untuk mengambil bayinya dan membersihkannya, karena ternyata Ny dewi merasa jijik dan risih dengan bayi kecil yang berlumuran darah. dan saat itu bu bidanya nyeletuk ‘ “kok gak mau? sama anaknya sendiri! biasanya tuh nempelin di dada. yaudah dibersihkan saja”

    saat Nyonya Dewi dipindahkan ke bangsal nifas di mana semua orang berkomentar tentang betapa beruntungnya dia memiliki kelahiran yang begitu cepat tetapi dia tidak merasa sangat beruntung atau bahagia.

    Dia mulai merenungkan tentang apa yang dikatakan bidan, tidak tidur sepanjang malam, merasa bersalah karena tidak segera melahirkan putranya di dadanya.

    Ibu Dewi mengalami persalinan pervaginam tiga jam cepat tanpa komplikasi atau intervensi medis, namun dia juga mengalami trauma dari pengalaman melahirkannya.

Ayah juga menderita …

Penting untuk diketahui bahwa ayah dapat mengalami trauma saat lahir dan bahwa bidan, pelajar, dan doula di dalam ruangan juga dapat mengalami trauma.

Apa gejalanya?

Setelah melahirkan, fokus sering kali tertuju pada bayi dan pada menyusui, pendarahan, atau Depresi ibu.

Kesedihan yang terus-menerus sepanjang hari, air mata, suasana hati yang buruk, kecemasan, kelelahan, dan kehilangan kenikmatan dalam hidup, semuanya dapat mengindikasikan depresi.

Dalam gangguan stres pascatrauma atau trauma kelahiran, suasana hati menjadi berubah-ubah, berfluktuasi dari sedih menjadi marah, mulai dari menangis hingga merasa bersalah.

Hal ini biasanya terjadi bersamaan dengan pemikiran berulang atau pemutaran ulang kelahiran dalam mimpi, pikiran atau kilas balik visual saat-saat termasuk komentar yang dibuat, wajah dokter, darah di lantai, atau bayi tidak menangis setelah melahirkan.

Wanita sering merasa tidak dapat rileks atau gelisah sepanjang waktu dan mungkin terlalu melindungi bayi mereka atau memeriksa bayi mereka sepanjang waktu. Wanita sering kesulitan mendengar cerita kelahiran orang lain atau melihat wanita hamil atau bayi kecil lainnya.

Apa yang bisa dilakukan untuk membantu ibu / orang tua?

  1. Provider sebaiknya mulai bertanya kepada semua wanita bagaimana pengalaman melahirkan mereka sebagai bagian dari perawatan rutin. dan menanyakan kembali saat si ibu kontrol persalinan
  2. Provider perlu memberi cukup waktu buat para ibu untuk berbicara dan bercerita.

Berbicara dengan orang lain bisa membantu…

Jika wanita merasa trauma saat lahir, kita harus mendorong mereka untuk merasa dapat berbicara dengan seseorang yang mereka percayai, pasangan, teman, bidan, pengunjung kesehatan atau dokter umum.

Namun, membicarakan trauma kelahiran terkadang bisa menjadi tantangan. Oleh karena itu, jika ini berlebihan, para wanita dapat didorong untuk mencoba dan menulis cerita mereka di blog atau menggunakan jurnal.

Forum online dapat sangat membantu karena memungkinkan wanita untuk berbicara secara anonim, ini mungkin melalui twitter atau forum kelompok sebaya.

Berbagai faktor lain dapat membantu trauma kelahiran, seperti diet, olahraga, tidur, dukungan sosial, meditasi, pernapasan, terapi psikologis atau fisik, dan / atau pengobatan.

Prognosisnya sangat baik setelah diidentifikasi dan kebanyakan wanita merasa lebih baik secara signifikan dalam 12-18 bulan dengan perawatan yang tepat.

Trauma saat lahir memang terasa tidak pernah berakhir dan menakutkan, tetapi dengan perawatan yang tepat, Anda akan menjadi lebih baik dan kita harus selalu berusaha menumbuhkan harapan tentang pemulihan.

Referensi:

  1. Wijma K, Soderquist J, Wijma B. Posttraumatic stress disorder after childbirth: A cross-sectional study. Journal of Anxiety Disorders. 1997;11(6):587-97.
  2. Czarnocka J, Slade P. Prevalence and predictors of post-traumatic stress symptoms following childbirth. British Journal of Clinical Psychology. 2000;39:35-51.
  3. Ayers S, Harris R, Sawyer A, Parfitt Y, Ford E. Posttraumatic stress disorder after childbirth: Analysis of symptom presentation and sampling. Journal of Affective Disorders. 2009;119:200-4.
  4. Ford E, Ayers S. Support during birth interacts with prior trauma and birth intervention to predict postnatal post-traumatic stress symptoms. Psychology and Health. in press.
  5. Soet J, Brack G, Dilorio C. Prevalence and predictors of women’s experience of psychological trauma during childbirth. Birth. 2003;30:36-46

Websites

  1. Birthtalk.org(Australian)
  2. Make Birth Better(UK website mapping out local geographical resources for birth trauma)
  3. Birth Trauma Association. Has some good links to phone lines/peer group forums.
  4. ‘How to heal a Bad Birth’ by Brujin and Gould.

Bentuk kepala Peyang! Baguskah? Yuk kenali Brachycephaly & Plagiocephaly

Bentuk Kepala Saat Bayi

Saya masih ingat sekali dengan omongan nenek nenek jaman dulu sewaktu saya masih kecil. mereka “niteni/menandai” bahwa bentuk tengkorak kepala bayi itu erat kaitannya dengan tumbuh kembang bayi.

dulu saya hanya di beri tahu bahwa kalau kepala bayi bulat dan dimetris dengan dahi yang sedikit menonjol itu artinya anaknya bakalan cerdas. sedangkan bayi bayi yang kepala belakangnya datar artinya perkembangannya akan sedikit terlambat, akan ada keterlambatan bicara dan daya tangkap sedikit terlambat. walaupun ini bisa di adjust dan di rangsang terus dan banyak juga yang tidak ada masalah.

saat itu saya sempat berfikir, “ah…itu ilmu kuno!” namun ternyata setelah belajar lagi dan lagi, Ilmu simbah saya dulu BENAR adanya. silahkan lihat di penelitian ini

itulah kenapa simbah jaman dulu begitu cerewet menyuruh anak anaknya untuk menggonta ganti posisi kepala bayi baru lahir saat tidur supaya bentuk kepalanya bagus. dan ternyata memang ada alasan ilmiahnya.

Brachycephaly

Brachycephaly adalah suatu kondisi yang ditandai dengan area pipih di bagian belakang tengkorak.

bayi dengan bentuk Brachycephaly memiliki tengkorak yang relatif lebar dan pendek (biasanya dengan lebar setidaknya 80 persen dari panjangnya). bayi dengan brachycephaly, kepalanya juga sering lebih tinggi di bagian belakang dan seluruh bagian belakang kepala bisa tampak benar-benar datar, dengan tidak adanya pembulatan ke arah leher. Brachycephaly adalah salah satu bentuk sindrom kepala datar dan dapat ditemukan dalam isolasi atau kombinasi dengan plagiocephaly

Apa Penyebab Brachycephaly?

Brachycephaly berkembang ketika pertumbuhan alami kepala bayi mengalami tekanan eksternal, yang pada gilirannya menghambat pertumbuhan di area kepala tersebut. Selama masa bayi awal, tengkorak bayi masih cukup lunak untuk dibentuk oleh tekanan eksternal ini, yang dapat menyebabkan area tengkorak berubah bentuk dan mengakibatkan brachycephaly.

Ada berbagai penyebab brachycephaly dari tekanan eksternal ini, yang bisa terjadi sebelum lahir di dalam rahim ibu atau sebagai akibat dari tekanan eksternal di luar rahim. Penyebab brachycephaly yang paling umum adalah:

  • Tekanan saat tidur: bayi dilahirkan dengan tengkorak yang lembut dan lentur yang cenderung berkembang selama masa bayi. Perataan tengkorak dapat terjadi jika bayi Anda cenderung tidur dalam satu posisi setiap malam, oleh karena itu memberikan tekanan ke area yang sama di kepalanya. Seiring berkembangnya area yang rata, bayi Anda mungkin akan menjadi lebih terbiasa dengan posisi tersebut. Atau, kepala mereka mungkin secara alami berguling ke posisi itu.
  • Penyebab Bawaan Brachycephaly

beberapa penyebab bawaan Brachycephaly antara lain:

  • Ukuran kepala besar: beberapa bayi hanya memiliki ukuran kepala yang lebih besar dari yang lain dan otot-otot bayi yang sangat muda tidak dapat memindahkan kepala dari posisi rata.
  • posisi posterior: bayi bisa lahir dengan bentuk kepala brachycephaly karena posisinya di dalam rahim atau turun ke jalan lahir. biasanya ini terjadi pada janin dengan  posisi telentang sebelum dilahirkan.
  • Oligo Hidramnion (tingkat cairan ketuban rendah): ketika kantung ketuban ibu tidak mengandung cukup cairan, bantalan di dalam rahim juga akan berkurang. Selain itu, jika terdapat banyak bayi dalam kandungan, seperti kembar, Lingkungan prenatal ini dapat memberikan tekanan berlebih pada tengkorak bayi dan mengakibatkan bentuk kepala brachycephalic.

beberapa issue kesehatan yang potensial terjadi pada kasus brachycephalic antara lain:

  • pandangan mata kabur
  • skoliosis
  • keterlambatan tumbuh dan kembang
  • terlambat bicara
  • terjadi kesulitan dalam mengunyah makanan

Plagiocephaly

Plagiocephaly (sindrom kepala datar) adalah suatu kondisi yang menyebabkan area datar atau asimetris berkembang di kepala bayi. Jenis yang paling umum adalah posisional plagiocephaly, yang terjadi ketika perataan kepala berkembang karena beberapa jenis tekanan eksternal.

Plagiocephaly postural terjadi ketika bayi menghabiskan banyak waktu dengan kepala bertumpu pada permukaan datar, yang biasanya berupa tempat tidur atau boks bayi, tetapi mungkin juga kereta dorong atau tempat tidur gantung yang direntangkan.

PLAGIOCEPHALY DAPAT DIPERHATIKAN SEBELUM USIA  ENAM SAMPAI 10 MINGGU.

  • Bentuk tengkorak asimetris, oksipital unilateral rata.
  • Telinga posisinya anterior di sisi perataan oksipital.
  • Dahi mungkin asimetris / posisi sisi anterior perataan oksipital.
  • Mungkin ada asimetri wajah.
  • Dapat disertai dengan Tortikolis, rentang gerak leher terbatas, kelemahan dan posisi kepala khusus.

PENYEBAB PLAGIOCEPHALY

– Posisinya di dalam rahim.
– Prematuritas.
– Tortikolis Otot Bawaan atau Tortikolis Posisi.
– Waktu yang dihabiskan untuk berbaring di bagian kepala yang sama.

EFEK PLAGIOCEPHALY

  • Mata tidak sejajar dan / atau bentuk mata yang berbeda – kemungkinan astigmatisme atau strabismus dapat berkembang sebagai akibatnya.
  • Telinga asimetri – satu telinga lebih diposisikan ke depan daripada yang lain.
  • Perataan dan penebalan rahang (mandibula).
  • Masalah dengan penutupan bibir (asumsi garis tengah) yang dapat menyebabkan pemberian makan yang buruk.

Pada usia sekitar delapan minggu, banyak orang tua mulai memperhatikan bentuk kepala bayi. Pada usia ini, kami selalu merekomendasikan untuk mencoba beberapa teknik reposisi untuk mencegah brachycephalic maupun plagiocephaly, untuk mencoba dan mencegah bayi Anda memberikan tekanan tambahan atau berlebihan pada titik datar, saat mereka tidur atau terjaga.

Berikut ini beberapa petunjuk dan tips tentang teknik reposisi bayi yang dapat membantu memperbaiki bentuk kepala bayi Anda, sebelum perlu memikirkan untuk menggunakan helm khusus.

Reposisi Kepala Saat Tidur dan Malam Hari

  • Saran pertama kami adalah selalu letakkan bayi Anda dalam posisi terlentang, bukan miring. Nasihat ini telah sangat mengurangi insiden kematian bayi mendadak. Untuk informasi lebih lanjut tentang meminimalkan risiko Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS),
  • Bayi mungkin membutuhkan bantuan Anda untuk mengubah posisi kepalanya sampai mereka bisa melakukannya sendiri. Saat bayi Anda tidur, putar kepalanya perlahan untuk memvariasikan posisi. bisa miring kekiri dan kanan bergantian
  • Ubah posisi mainan dan hal-hal menarik lainnya yang dilihat bayi Anda, dari satu sisi ke sisi lainnya.
  • Bayi yang menghisap ibu jari cenderung berbalik ke arah jari yang di sedot. artinya jika dia menyedot ibu jari kanan, maka kepalanya akan cenderung miring ke kanan. Cobalah menutupi ibu jari yang tersedot atau dorong mereka untuk menghisap ibu jari yang berlawanan.
  • Untuk mendorong bayi Anda melihat ke sisi lain dan bersandar di sisi lain kepalanya, gantilah ujung ranjang tempat bayi Anda berbaring
  • Jika bayi Anda tidur di boks bayi atau keranjang  di kamar tidur Anda, usahakan bantu bayi untuk ubah posisi ini secara teratur agar bayi Anda tidak selalu melihat ke arah yang sama.

Teknik Reposisi Bayi Saat Bangun Siang

Kami menyarankan untuk menghilangkan tekanan dari belakang kepala bayi Anda setidaknya selama setengah dari waktu bayi Anda terjaga. Ada beberapa cara untuk meredakan tekanan ini:

  • Posisi bergantian saat menyusui= Jangan menyusui bayi Anda dari sisi yang sama setiap saat.
  • Gunakan gendongan khusus yang dapat membebaskan bagian belakang kepala bayi Anda dari tekanan apa pun.
  • Jangan letakkan bayi telentang di atas permukaan yang kokoh untuk menghindari tekanan di area kepala.
  • Saat duduk, cobalah untuk tidak membiarkan bayi duduk bersandar pada Anda. Ini adalah posisi yang sangat mudah dan tidak mendorong kekuatan inti untuk berkembang di  leher. Sebagai gantinya, dudukkan bayi Anda di atas kaki Anda seperti menunggang kuda, sedikit condong ke depan dengan lengan di sekitar tubuh.
  • Jika bayi Anda memiliki leher atau tortikolis yang kencang, yang berarti salah satu otot leher samping jauh lebih kencang daripada yang lain, kami sarankan Anda menemui fisioterapis atau ahli osteopati segera setelah Anda menyadarinya. Meskipun sebagian besar bayi dengan tortikolis hanya memiliki otot yang kencang, ada beberapa penyebab kondisi yang mengharuskan Anda mencari pertolongan medis sebelum melakukan peregangan untuk meningkatkan rentang gerakan di leher.
  • Tengkurap
    Teknik reposisi bayi untuk mencegah kepala brachycephalic dan plagiocephaly ini melibatkan menempatkan bayi Anda tengkurap untuk bermain saat mereka bangun. Ini adalah latihan yang bagus karena mereka belajar bagaimana menopang lengan mereka dan mengembangkan ekstensor tulang belakang dan pinggul. Jika bayi Anda kesulitan, coba gulung handuk dan letakkan di bawah dadanya untuk memberikan dukungan tambahan.

Nah semoga bermanfaat ya

Salam hangat

 

Sumber:

    • https://gmaa.co.za/cranial-deformities/
    • https://www.contemporarypediatrics.com/view/pediatric-epidemic-deformational-plagiocephalybrachycephaly-and-congenital-muscular

Mengapa Bentuk Kepala Bayi Baru Lahir Peyang?

Bentuk Kepala Bayi Baru Lahir

Kalau kita amati bentuk kepala bayi bayi baru lahir, seringkali kita temukan bahwa bentuknya beda beda. Ada yang lonjong, ada yang peyang dan tidak simetris juga.

Nah apa yang sebenarnya terjadi pada kepala bayi pada saat proses persalinan?

Para ahli telah lama mengetahui bahwa kepala bayi berubah menjadi bentuk kerucut selama persalinan saat melewati jalan lahir, tetapi kami tidak pernah dapat melihat bagaimana hal itu terjadi secara real time. Sampai sekarang.

kebetulan karena saya jarang sekali mendokumentasikan bentuk kepala bayi, maka saya mengutip foto dari internet yang bisa menggambarkan bentuk kepala bayi baru lahir yang lonjong atau kerucut.

Menurut Peneliti

Sebuah penelitian dari University Hospital Center di Clermont-Ferrand, Prancis, menjelaskan lebih banyak tentang seberapa besar tekanan yang dialami bayi, karena tengkorak kecil mereka tumpang tindih sehingga bisa keluar dari vagina ibu. dan ini sangat menarik. (Anda bisa melihat hasil penelitiannya disini)

Nah kali ini saya akan tunjukkan gambaran bagaimana kepala bayi melewati jalan lahir pada saat proses persalinan, melalui MRI.

Tekanan Yang Dialami Bayi Dalam Kandungan

lalu gambaran di bawah ini adalah gambaran tentang seberapa besar tekanan yang dialami wajah, tengkorak, dan otak bayi selama kelahiran. Dan meskipun sebagian besar bayi mampu mengatasi tekanan seperti yang diharapkan oleh alam, dan jarang ada komplikasi, namun ketika proses persalinan terlalu lama, atau ada hambatan, maka tidak jarang ini berpotensi memunculkan masalah.

Bentuk kepala bayi yang tidak biasa dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk tekanan traumatis pada kepala dalam rahim atau selama persalinan, posisi tidur yang teratur, atau kelainan genetik yang jarang terjadi. Bergantung pada jenis deformasi kepala yang dimiliki bayi, dokter mungkin menyarankan untuk membiarkannya sembuh sendiri seiring waktu, intervensi non-invasif kecil, atau operasi besar.

Proses Molase

Tengkorak bayi terdiri dari lempeng tulang yang tumpang tindih, dihubungkan oleh sambungan yang disebut jahitan. Tulang baru muncul dari garis jahitan, memungkinkan kepala bayi tumbuh secara simetris. Biasanya, jahitan menutup antara usia 2-3 tahun. Ini memungkinkan tengkorak untuk mengembang dan menampung otak yang sedang tumbuh. Sebelum penutupan, tengkorak bayi baru lahir sangat lunak dan mudah dibentuk.

Karena fleksibilitas kepala bayi, tekanan pada satu atau beberapa bagian tengkorak dapat menyebabkan bentuknya tidak normal. Ini disebut sebagai cetakan deformasi. Cetakan deformasi dapat terjadi dalam rahim, selama persalinan dan melahirkan, atau pada awal masa bayi.

Jika kepala bayi ditekan dalam rahim atau selama proses persalinan, ini dapat menyebabkan perubahan bentuk. Beberapa faktor terkait kehamilan dan kelahiran yang dapat berkontribusi pada pembentukan deformasi meliputi:

  • Cephalopelvic dispropportion (CPD): Ketika kepala bayi terlalu besar untuk dapat melewati panggul ibu.
  • Oligohidramnion: Kadar cairan ketuban tidak mencukupi
  • Kembar / kembar
  • Kerja lama atau ditahan
  • Kelahiran sungsang

provider harus memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan bayi selama tes prenatal dan persalinan. Jika ada tanda-tanda dari salah satu kondisi di atas, beberapa bentuk intervensi medis (seperti operasi caesar darurat) mungkin diperlukan. Kegagalan untuk mendiagnosis dan bertindak cepat meningkatkan kemungkinan bayi mengalami trauma kepala yang parah selama persalinan pervaginam. Penting juga untuk dicatat bahwa cedera kompresi serebral dapat memiliki konsekuensi bencana tanpa tanda-tanda kerusakan eksternal. Konsekuensi ini dapat mencakup kejang, stroke janin, atau perdarahan intrakranial.

Jenis kelainan Cetakan Kepala Yang Disebabkan Oleh Cedera Lahir

Ada beberapa jenis cetakan kepala yang dapat terjadi akibat cedera lahir pada akhir kehamilan atau selama persalinan dan persalinan. Berikut beberapa contohnya:

Cephalohematoma

Cephalo- berarti “kepala” atau “tengkorak,” dan hematoma adalah bekuan darah yang terjadi di luar pembuluh darah. Cephalohematoma adalah gumpalan yang terjadi di daerah antara tengkorak dan periosteum (selaput yang menutupi tengkorak) akibat pecahnya pembuluh darah. Sefalohematoma bayi dikaitkan dengan penggunaan alat bantu kelahiran seperti forsep atau ekstraktor vakum atau persalinan berkepanjangan atau traumatis. Biasanya, sefalohematoma akan bermanifestasi sebagai benjolan padat yang menonjol di kepala bayi. Ini muncul beberapa jam hingga sehari setelah lahir dan seringkali terbesar pada hari kedua atau ketiga. Sefalohematoma bayi biasanya sembuh tanpa intervensi medis besar, tetapi jika tidak ditangani dengan benar, akibatnya bisa lebih serius.

Caput Succedaneum

Caput succedaneum adalah pembengkakan di kulit dan jaringan di sekitar tengkorak. Ini paling sering terbentuk setelah persalinan yang sulit. Ini sering bisa menjadi hasil ekstraksi vakum atau ketuban pecah dini. Gejala berupa kulit kepala bengkak dan memar, biasanya di bagian kepala yang muncul lebih dulu. Kadang-kadang hal ini dapat membuat bayi tampak seperti “kerucut”. Jika memar, bayi juga bisa mengalami penyakit kuning. Umumnya, caput succedaneum hilang tanpa intervensi dalam beberapa hari.

Fraktur Tengkorak

Tengkorak bayi juga rentan terhadap patah tulang. Kadang-kadang muncul sebagai lekukan seperti kawah dan dapat disebut fraktur “ping-pong” karena ukuran dan bentuknya menyerupai setengah bola ping-pong. Ini bisa disebabkan oleh persalinan yang sulit atau kurangnya ruang dalam rahim. Tergantung pada tingkat keparahannya, patah tulang ping-pong mungkin memerlukan koreksi bedah. Mereka juga berhubungan dengan komplikasi lain seperti hematoma.

Brachycephaly

Perubahan bentuk tengkorak mungkin tidak terlalu terlihat pada bayi yang cenderung berbaring dengan wajah mengarah ke langit-langit, karena rambut dapat menutupi titik datar di belakang kepala. Jenis cetakan posisi ini disebut sebagai brachycephaly.

penjelasan lengkap tentang kondisi ini silahkan buka di sini

Plagiocephaly

Beberapa bayi, ketika diletakkan telentang, memiliki kecenderungan untuk sedikit menoleh ke satu sisi atau sisi lain. Bayi yang menderita tortikolis sangat rentan terhadap hal ini. Tortikolis adalah suatu kondisi yang bisa muncul akibat kehamilan atau persalinan yang sulit. Bayi dengan tortikolis memegangi kepala pada sudut karena peregangan otot leher yang asimetris; jika mereka melakukan ini saat tidur, itu dapat menghasilkan jenis cetakan posisi yang disebut plagiocephaly. Bayi dengan plagiocephaly memiliki bentuk wajah yang lebih asimetris.

penjelasan lengkap tentang kondisi ini silahkan buka di sini

Scaphocephaly

Bayi yang selalu berbaring miring (yang umumnya tidak disarankan karena dianggap sebagai faktor risiko SIDS) cenderung memiliki kepala yang panjang dan sempit. Kondisi ini disebut scaphocephaly, atau terkadang dolichocephaly.

Untuk mencegah atau mengatasi kelainan atau masalah pada bentuk kepala bayi, Anda dapat memutar kepala bayi Anda dari sisi ke sisi sepanjang malam (sambil tetap memastikan bahwa mereka berbaring telentang untuk mencegah SIDS). Hal ini terkadang dapat dilakukan dengan mengubah arah tempat bayi berbaring di ranjang bayi, atau lokasi ranjang bayi sehingga mereka didorong untuk melihat ke arah yang berbeda saat mereka tertidur. Saat bangun dan di bawah pengawasan ketat, bayi juga bisa menghabiskan waktu dengan tengkurap.

Jika cetakan bentuk kepala “tidak beres” setelah bayi berusia empat hingga delapan minggu, provider Anda mungkin menyarankan agar mereka memakai helm khusus untuk membentuk cetakan tengkorak. Helm cetakan kranial lembut dan dirancang untuk mengurangi pertumbuhan berlebihan di area yang menggembung sekaligus memungkinkannya di area yang rata. Mereka perlu disesuaikan saat bayi tumbuh. Biasanya helm dipakai selama 3-6 bulan. hanya saja helm khusus ini belum banyak tersedia di indonesia

Dalam kebanyakan kasus, cetakan kepala sebagian besar merupakan masalah kosmetik dan mudah diperbaiki, tetapi penting untuk diketahui bahwa kepala yang cacat juga bisa menjadi tanda kondisi yang lebih serius: Craniosynostosis.

Craniosynostosis

Craniosynostosis adalah suatu kondisi di mana satu atau lebih jahitan tengkorak menutup sebelum waktunya. Dalam beberapa kasus, tengkorak mungkin mulai mendorong otak dan menghambat perkembangan kognitif. Craniosynostosis dapat disebabkan oleh tekanan pada tengkorak saat dalam rahim, atau oleh faktor genetik.

Meskipun terdapat indikasi tertentu bahwa bayi mengalami kraniosinostosis daripada cetakan posisi, seperti kurangnya ‘titik lunak’, adanya tonjolan di sepanjang sutura, atau kurangnya pertumbuhan kepala, perbedaannya tidak selalu mudah dikenali. . Untuk mendiagnosis kraniosinostosis, dokter Anda mungkin memesan rontgen atau CT scan. Perawatan untuk kraniosinostosis umumnya melibatkan pembedahan untuk mengurangi tekanan pada otak, memungkinkan pertumbuhan otak di masa depan, dan memperbaiki penampilan fisik. Jika pembedahan diperbaiki tepat waktu, prognosisnya seringkali baik. Namun, jika tidak diobati, kraniosinostosis dapat menyebabkan kejang dan keterlambatan perkembangan.

Catatan: Beberapa terminologi yang digunakan saat membahas cetakan posisi, seperti brachycephaly, plagiocephaly, dan scaphocephaly, juga dapat digunakan untuk menggambarkan jenis craniosynostosis dengan penampilan luar yang serupa. Jika Anda  bingung silahkan konsul ke provider Anda

semoga bermanfaat

Pembengkaan di kepala bayi saat lahir? Apa penyebabnya?

Yang Wajib Anda Ketahui

Seperti yang telah Anda ketahui, saat bayi Anda lahir, kepala bayi Anda masih lunak dan terbentuk dari beberapa lempeng tengkorak yang dapat bertumpang tindih. Selama proses persalinan, kepala bayi Anda akan bertumpang tindih untuk menyesuaikan dengan jalan lahir Anda. Seringkali, saat proses persalinan Anda lama, kepala bayi Anda akan tampak lonjong ketika lahir.

Penyebab Pembengkakan

Pembengkaan atau benjolan pada kepala bayi saat lahir ini disebut juga dengan caput succedaneum. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai caput succedaneum.

Ini adalah termasuk Trauma Lahir. silahkan buka juga di artikel ini = Trauma Lahir Pada Bayi

Apa penyebabnya?

Caput Succedaneum pada umumnya disebabkan oleh tekanan yang diterima oleh kepala bayi selama proses persalinan. Kondisi ini seringkali terjadi apabila proses persalinan Anda lama, macet, atau melibatkan intervensi seperti vacuum atau forceps. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya caput succedaneum:

  • Ketuban pecah dini

Salah satu penyebab caput succedeneum yang cukup umum terjadi adalah ketuban pecah dini. Selama proses persalinan, cairan dan selaput ketuban berfungsi sebagai bantal bagi kepala bayi Anda. Selaput ketuban ini dapat mengurangi tekanan yang diterima oleh kepala bayi Anda selama persalinan. Apabila Anda mengalami KPD (Ketuban Pecah Dini), kepala bayi Anda tidak akan mendapatkan bantalan yang dapat meredam berbagai tekanan di jalan lahir, menyebabkan caput succedeneum. Karena hal ini juga, bahkan bayi yang lahir dengan operasi cesar juga dapat mengalami caput succedeneum.

  • Oligohydramnios

Selain ketuban pecah dini, oligohydramnios atau ketuban kurang juga merupakan salah satu hal yang berhubungan dengan ketuban yang dapat menyebabkan caput succedaneum. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, karena cairan ketuban berfungsi sebagai bantal bagi bayi Anda selama proses persailnan, apabila cairan ketuban Anda kurang, tekanan yang diterima oleh kepala bayi Anda juga akan semakin besar, menyebabkan caput succedeneum. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai volume ketuban, klik disini.

  • Penggunaan vacum dan forceps

Apabila Anda melahirkan dengan bantuan vacum atau forceps, besar kemungkinannya bahwa bayi Anda akan mengalami caput succedeneum akibat tekanan tambahan yang diterima dari vacum atau forceps tersebut.

  • Persalinan lama

Ada banyak hal yang menyebabkan persalinan menjadi lebih lama atau macet (persalinan yang berlangsung lebih dari 18 jam). Pada umumnya, semua bayi akan mendapat tekanan pada kepala dan tubuhnya selama proses persalinan, namun apabila proses persalinan berlangsung lancar dan cepat, bayi Anda akan tidak akan mengalami pembengkaan apapun. Namun, apabila persalinan Anda lama atau macet, bahkan tekanan sekecil apapun dapat menyebabkan caput succedaneum. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai persalinan lama, klik disini.

  • Bayi besar

Ukuran dan posisi bayi memiliki peran yang cukup besar untuk menentukan proses persalinan Anda. Apabila bayi Anda besar, Anda mungkin akan mengalami persalinan yang lama, menyebabkan caput succedaneum. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bayi besar, klik disini.

  • Posisi bayi tak optimal

Sama seperti ukuran bayi besar, posisi bayi yang tak optimal juga dapat menyebabkan proses persalinan Anda menjadi lebih lama. Ditambah lagi, posisi bayi yang tidak optimal biasanya juga menyebabkan ketuban pecah dini. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai posisi bayi dalam kandungan, klik disini.

 

Apa gejalanya?

Gejala utama dari caput succedaneum adalah adanya bagian yang bengkak, menonjol, dan lunak di puncak kepala si kecil, tepatnya di bawah kulit kepala atas. Pembengkaan ini pada umumnya terjadi di bagian kepala yang melewati jalan lahir terlebih dahulu, namun pembengkaan ini dapat meluas sampau ke tengah kepala bayi. Terkadang, pembengkaan ini dapat disertai dengan luka, memar-memar, atau perubahan warna di kulit kepala bayi.

Apakah caput succedaneum sama dengan cephalohematoma?

Walaupun caput succedaneum memiliki bentuk yang cukup mirip dengan cephalohematoma (benjolan berisi darah di kepala bayi), namun caput succedaneum tidaklah sama dengan cephalohematoma. Perbedaan antara caput dan cephalohematoma terletak pada lokasi penggenangan darah. Pada cephalohematoma, penggumpalan darah terdapat di lapisan tengkorak yang lebih dalam, tepatnya dibawah membran tulang periosteum, sedangkan pada caput, penggenangan terjadi tepat diatas membran tulang periosteum. Salah satu cara untuk membedakan keduanya adalah dengan menggambar garis bayangan dari puncak dahi sampai di area tengkuk bayi Anda. Pembengkaan yang disebabkan oleh caput akan melewati garis tengah (sutura) kepala bayi Anda, sedangan pembengkaan yang disebabkan oleh cephalohematoma tidak melewati garis tengah tersebut dan seringkali hanya terjadi di satu sisi. 

Apa komplikasi yang mungkin terjadi?

Pada umumnya, caput succedaneum bukanlah kondisi yang berbahaya, dan seringkali kondisi ini akan menghilang dengan sendirinya tanpa pengobatan apapun. Namun, walaupun kondisi ini tidak menyebabkan kerusakan pada otak atau tengkorak bayi, di kasus tertentu kondisi ini dapat mendatangkan efek samping yang lebih serius apabila tekanan yang dialami kepala bayi Anda cukup serius. Apabila tekanan yang dialami kepala bayi cukup serius hingga menimbulkan luka, terdapat beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada bayi Anda seperti jaundice (bayi kuning), bekas lingkaran botak (alopecia), atau bahkan infeksi. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bayi kuning, klik disini. Apabila bayi Anda memiliki jaundice (bayi kuning) dan tidak kian membaik selama beberapa minggu, segara konsultasikanlah dengan dokter anak Anda. Dokter anak Anda mungkin akan melakukan beberapa tes darah untuk mengetahui penyebab jaundice tersebut.

Pertolongan PERTAMA

Beberapa kali saya punya pengalaman dengan caput succedaneum, memang benar, rata rata akibat persalinan lama atau persalinan tak maju. dan ketika menghadapi bayi dengan caput hal yang harus dilakukan:
1. hindari memijat area kepala

2. langsung dikompres dengan air yang sudah di beri Aconite dan Arnica (homeopath) perbandinga 250:4 tts

biasanya dalam waktu 24 jam caput sudah hilang.

Semoga membantu

Sumber:

  • https://www.abclawcenters.com/practice-areas/prenatal-birth-injuries/traumatic-birth-injuries/caput-succedaneum/
  • https://www.birthinjuryhelpcenter.org/caput-succedaneum.html
  • https://www.healthline.com/health/caput-succedaneum#outlook
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/318918#symptoms
  • https://www.parents.com/baby/care/caput-succedaneum-causes-symptoms-and-treatment/

Seks Setelah Melahirkan

Apakah Baik Seks Setelah Melahirkan?

Kehamilan dan persalinan dapat membawa perubahan yang besar pada tubuh Anda, termasuk kehidupan seks Anda. Sayangnya, sering kali, ibu-ibu tidak siap akan perubahan perubahan ini, baik perubahan fisik maupun mental. Ketidak siapan ini memunculkan berbagai kekhawatiraan, ketakutan, pertanyaan, dan bahkan dapat berujung di masalah rumah tangga atau kondisi yang lebih serius seperti vaginismus pasca persalinan. Kekhawatiran akan rasa sakit saat sex, sensasi yang berbeda saat melakukan sex, waktu yang aman untuk melakukan sex, kemungkinan untuk hamil lagi, dan lainnya seringkali muncul ketika berbicara mengenai seks setelah melahirkan.

Dan seperti yang kita tahu bahwa bicara tentang seks itu seringkali terasa kurang nyaman pada kalangan tertentu. merasa tabu, merasa sungkan dan lain sebagainya. padahal ketika tidak dikomunikasikan dengan baik, kekhawatiran-kekhawatiran ini bahkan dapat mempengaruhi hubungan Anda dengan suami Anda dan kehidupan rumah tangga Anda. Maka dari itu sangatlah penting untuk mengkomunikasikan hal-hal ini dengan suami Anda sedini mungkin, bahkan sebelum Anda melahirkan.

Bagaimana Rasanya?

Nah,Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai seks setelah melahirkan.

Kapan dapat berhubungan seks lagi?

Pada umumnya, Anda akan diijinkan untuk berhubungan seks lagi 4 sampai 6 minggu setelah persalinan, baik secara sesar maupun persalinan normal. Apabila Anda melahirkan secara sesar, atau mengalami robekan atau episiotomi saat proses persalinan, provider Anda kemungkinan besar akan merekomendasikan untuk menunggu sampai sekurangnya 6 minggu sebelum kembali melakukan hubungan seks dengan pasangan Anda.itupun dengan catatan, tubuh Anda sudah siap dan sudah pulih kembali.

Sebenarnya, dinas kesehatan sendiri atau bahkan American College of Obstetricians and Gynecologist mengatakan bahwa tidak ada patokan waktu untuk dapat berhubungan seks lagi setelah persalinan, namun ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan sebelum Anda dapat berhubungan seks lagi untuk menghindari berbagai masalah seperti infeksi vagina, jahitan yang membuka kembali, pendarahan, dan bahkan robekan rahim apabila Anda melahirkan secara sesar. Untuk kembali berhubungan seks dengan pasangan Anda, Anda harus menunggu hingga tubuh Anda pulih, atau menunggu sampai pendarahan Anda berhenti, robekan Anda sembuh, dan serviks Anda menutup, dan 6 minggu dinilai sebagai waktu yang ideal untuk semua itu. Namun ingatlah bahwa setiap tubuh itu unik, sehingga sangat mungkin apabila Anda membutuhkan waktu yang lebih lama sebelum berhubungan seks lagi.

Selain kesiapan secara fisik, Anda juga harus memikirkan kesiapan mental Anda, terutama mengingat bahwa Anda masih harus menyesuaikan diri dengan datangnya si kecil. Ditambah lagi, setelah persalinan, terdapat perubahan hormon yang besar di tubuh Anda yang dapat membuat Anda lebih mudah merasa lelah dan tidak “mood” untuk berhubungan seksual. Ingatlah mengkomunikasikan hal ini terlebih dahulu dengan pasangan Anda sebelum Anda memutuskan untuk kembali melakukan hubungan seks dengan pasangan Anda.

Apakah rasanya akan berbeda dari sebelumnya?

Setiap wanita memiliki pengalaman seks yang berbeda setelah persalinan, dari sedikit sensitif, sedikit tidak nyaman sampai sangat sakit (postpartum dyspareunia). Setelah persalinan, vagina Anda mungkin akan berasa lebih longgar dari biasanya (untuk mengetahui lebih lanjut mengeni vagina longgar, klik disini). Hal ini biasanya dapat diatasi dengan memperkuat otot dasar panggul Anda dengan melakukan latihan kegel secara rutin (untuk mengetahui lebih lanjut mengenai latihan kegel, klik disini). Apabila Anda mengalami robekan selama proses persalinan atau melahirkan dengan operasi sesar, lakukanlah scar massage pada bekas luka Anda untuk mengatasi ketidak nyamanan pada bekas luka Anda. Berikut ini adalah petunjuk untuk melakukan scar massage.

 

Selain itu, setelah persalinan, Anda akan mengalami perubahan tingkat hormon esterogen dan progesteron. Saat Anda hamil, tingkat kedua hormon ini akan sangat tinggi, namun kedua hormon ini akan turun secara drastis segera setelah Anda melahirkan, ditambah lagi apabila Anda sedang menyusui. Hal ini akan membuat vagina Anda lebih kering dari biasanya dan membuat dinding vagina Anda menjadi lebih tipis dan kaku. Hal ini dapat membuat seks menjadi tidak nyaman dan mungkin menyakitkan. Untuk mengatasinya, Anda dapat memakai pelumas. Namun, apabila Anda masih merasa sakit bahkan setelah menggunakan pelumas, komunikasikanlah dengan pasangan Anda. Ingatlah bahwa Anda tidak perlu membuktikan apapun pada pasangan Anda dan bahwa seks bukanlah “tugas” Anda. Komunikasi, adaptasi dan kesepakatan bersama baik secara fisik maupun emosional tetaplah nomer satu.

Mulailah secara perlahan, ijinkan diri Anda untuk merasa terangsang tanpa adanya tekanan untuk melakukan penetrasi seks dan tekanan untuk orgasme. Berkencanlah dengan pasangan Anda, luangkan waktu khusus untuk dapat berdua dengan pasangan Anda, lakukan hal yang sering Anda lakukan sebelum adanya si kecil. Berpelukanlah, berpergangan tangan, obrolkan kenangan kenangan Anda, dan apabila Anda sudah siap, mulailah secara perlahan. Komunikasikanlah dengan pasangan Anda apabila Anda belum siap untuk penetrasi seks, Obrolkan mengenai semua ketakutan, kekhawatiran, dan keinginan Anda mengenai hal ini untuk menghindari kesalah pahaman. Ingatlah bahwa berhubungan seks tidak terbatas pada penetrasi, tingkatkan durasi pemanasan (foreplay) Anda, bermainlah dan bereksplorasilah untuk menemukan cara dan posisi yang paling nyaman dan nikmat untuk Anda dan pasangan Anda.

Masalah yang sering terjadi dan cara mengatasinya

Berikut ini adalah masalah yang seringkali terjadi mengenai seks pasca persalinan dan cara mengatasinya:

  • Seks pasca persalinan yang menyakitkan

Solusi: Anda mungkin sering mendengar mengenai hubungan seks pasca persalinan yang menyakitkan atau bahkan merasakan bahwa Anda kesakitan saat berhubungan seks dengan pasangan Anda.

Beberapa ibu merasakan bahwa rasa sakit saat berhubungan seks pasca persalinan hanyalah sementara dan dapat dengan mudah diatasi dengan tambahan pelumas, namun, adapula para ibu, terutama yang mengalami robekan yang cukup parah selama persalinan merasakan bahwa rasa sakit yang dirasakan dapat sangat intens dan tahan lama. Apabila Anda masuk di golongan kedua, berbaik hatilah dengan diri Anda, komunikasikanlah dengan pasangan Anda dan lakukan hubungan seks tanpa penetrasi untuk sementara waktu, lakukan pemanasan (foreplay) lebih lama dari biasanya, dan cobalah untuk tetap rileks. Kuncinya adalah untuk melakukannya secara perlahan-lahan. Ingatlah untuk mengkomunikasikannya dengan pasangan Anda untuk mencari posisi dan cara yang paling nyaman dan nikmat bagi Anda dan pasangan Anda. Disela-sela, lakukanlah latihan kegel secara teratur untuk memperkuat otot dasar panggul Anda dan lakukanlah relaksasi secara rutin. Apabila Anda tidak menemui kemajuan atau rasa sakit Anda tidak kunjung menghilang bahkan setelah melakukan hal diatas selama sebulan atau bahkan lebih, konsultasikanlah dengan provider Anda untuk menemukan sumber kesakitan Anda, seperti jaringan luka di area robekan, jahitan yang terlalu kencang, atau bahkan infeksi.

  • Hilangnya libido setelah melahirkan

Solusi: Setelah persalinan, tingkat hormon estrogen dan progesteron Anda akan menurun, selain itu, Anda akan disibukkan dengan kedatangan anggota baru dalam keluarga Anda. Hal ini dapat menyebabkan libido Anda menurun sehingga Anda tidak memiliki keinginan untuk berhubungan seksual setelah melahirkan. Hal ini terkadang dapat membuat hubungan Ana dan pasangan Anda dapat menjadi renggang dan lebih rentan dengan kesalahpahaman. Cara yang paling baik untuk membangun keintiman dan kemesraan dengan pasangan Anda adalah dengan komunikasi yang jujur dan terbuka. Ungkapkan perasaan dan kekhawatiran Anda dengan pasangan Anda unruk menghindari kesalahpahaman. Jadwalkan waktu khusus dan berkencanlah dengan pasangan Anda. Mintalah bantuan saudara atau orang tua Anda untuk menjaga si kecil untuk sementara waktu. Lalu, ijinkan komunikasi itu berkembang menjadi keintiman secara fisik seperti berpelukan, bergandengan tangan, pijatan, ciuman, dan sebagainya untuk mengembalikan perasaan romantis seperti saat sebelum si kecil lahir. 

  • Payudara yang “mentheng-mentheng” atau terasa penuh dan ASI yang keluar tiba tiba

Solusi: Cobalah untuk memompa payudara Anda atau menyesui terlebih dahulu sebelum berhubungan seksual sehingga payudara Anda tidak terasa penuh dan sensitif. Anda juga dapat menggunakan bra menyusui atau tank top selama berhubungan seksual untuk menyangga payudara Anda. 

  • Seks tidak senikmat sebelumnya

Solusi: Anda mungkin merasa bahwa vagina Anda terasa berbeda setelah melahirkan dan hal ini merupakan hal yang normal. Cara terbaik untuk mengatasi hal ini adalah dengan melakukan latihan kegel secara teratur. Kabar baiknya, Anda dapat melakukan latihan ini dimanapun dan kapanpun. Tentukan jadwal tertentu untuk melakukan kegel, contohnya lakukan kegel setiap Anda menonton TV, atau lakukan kegel setiap Anda menyetir di mobil, dan lain sebagainya.

  • Anda merasa insecure dengan tubuh Anda

Solusi: Tubuh Anda mengalami perubahan yang luar biasa selama kehamilan dan persalinan dan merasa insecure dengan tubuh Anda di masa-masa postpartum sangatlah normal. Di masa-masa seperti ini, cobalah untuk berempati dengan diri Anda, lakukan hal yang Anda sukai, luangkan waktu untuk merawat diri Anda seperti berolah raga, memakai skincare, makeup, berbelanja, dan lainnya. Carilah dukungan dan ceritakan keluh kesah Anda dengan pasangan Anda atau dengan orang terdekat Anda. Mengikuti support group virtual atau forum untuk para ibu juga dapat membantu Anda untuk merasa lebih bangga dan percaya diri.

 

Knowledge is power~

Sumber:

  • https://www.healthline.com/health/pregnancy/sex-after-birth#bleeding-during-sex
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/308480#takeaway
  • https://obgyn.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/j.1471-0528.2000.tb11689.x?sid=nlm%3Apubmed
  • https://www.whattoexpect.com/first-year/postpartum-health-and-care/sex-after-birth/