Bidan Kita

Home Blog Page 10

Manfaat Pijat Berbasis Sains

Masih berkutat masalah pijat memijat karena kebetulan saya sangat suka sekali dengan pijat, pernah tidak Anda bertanya-tanya bagaimana pijatan mengurangi rasa sakit, stres, dan kecemasan?

Manfaat Yang Didapat Dari Pijat Berbasis Sains

Tidak hanya banyak budaya tradisional yang melakukan pijatan sebagai obat, tetapi ada juga banyak ilmu di balik efek pijatan. Baca posting ini untuk mempelajari lebih lanjut tentang  pijat dan manfaatnya bagi kesehatan.

Apa itu Terapi Pijat?

Terapi pijat adalah cara sederhana dan efektif untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Sesi biasanya berlangsung dari 15 hingga 90 menit. Ada banyak jenis pijat terapi, beberapa di antaranya termasuk [1, 2]:

  1. Pijat Swedia/ Swedish massage – suatu bentuk pijat klasik yang mengendurkan otot yang tegang dan meningkatkan sirkulasi darah. Kulit dan otot di daerah yang terkena dibelai, diuleni, digosok, disadap, dan digetar dengan lembut.
  2. Manipulasi – ligamen, tendon, dan otot dipijat, diregangkan, dan digerakkan untuk meningkatkan mobilitas dan mengurangi rasa sakit. Ini sering dilakukan dalam kombinasi dengan teknik terapi fisik.
  3. Mobilisasi – berfokus pada menggerakkan tulang belakang, sendi, dan otot dalam tubuh untuk meningkatkan mobilitas, mengendurkan otot, dan memperbaiki postur tubuh. Seperti manipulasi, itu dilakukan dengan teknik terapi fisik.
  4. Pijat jaringan ikat/ Connective tissue massage  – mengobati penyakit dengan menghilangkan ketegangan pada jaringan ikat, yang menghubungkan organ, otot, dan saraf bersamaan.
  5. Pijat jaringan dalam/ Deep tissue massage – merawat lapisan otot yang lebih dalam dengan memberikan tekanan kuat pada otot dan tendon.
  6. Pijat myofascial (trigger point) – tekanan secara khusus diterapkan pada titik-titik pemicu rasa sakit yang terlalu sensitif, jaringan otot tegang dan adhesi jaringan ikat. Gagasan titik pemicu kontroversial dan pijatan myofascial mungkin tidak efektif secara konsisten [3].
  7. Pijat tradisional Cina – tekanan sedang diberikan pada titik-titik acupoint tubuh tertentu menggunakan gerakan memutar dengan ujung jari; sering dilakukan dalam kombinasi dengan akupunktur.
  8. Pijat Shiatsu – bentuk terapi pemicu titik pemicu dari Jepang yang menggunakan ibu jari untuk memijat titik-titik akupuntur.
  9. Drainase limfatik manual – mendorong drainase alami produk limbah dari kelenjar getah bening.
  10. Pijat ala Thailand – melibatkan peregangan dan menarik anggota tubuh dan memberikan tekanan yang kuat dan berirama ke tubuh dengan tangan, siku, lutut, atau kaki. Berfokus pada memanipulasi “garis energi” (mirip dengan meridian akupunktur) yang berjalan di seluruh tubuh untuk mengobati penyakit.
  11. Pijat Ayurvedic – suatu bentuk pengobatan tradisional India yang melibatkan memijat tubuh dengan lembut menggunakan gerakan membelai berirama dan minyak herbal.
  12. Pijat Tantra – jenis pijatan yang menggunakan energi seksual untuk mencapai tingkat kesadaran yang lebih tinggi dengan menggunakan sentuhan sensual tertentu. Menghasilkan perasaan sejahtera dan relaksasi yang mendalam.

Mengapa tiap di Pijat kita menjadi  merasa lebih baik?

Para peneliti dalam berbagai percobaan menemukan bahwa, pijat memiliki kemampuan untuk:

  1. Merangsang pelepasan hormon (endorfin dan enkephalin) yang mengurangi kecemasan, stres, dan nyeri [4, 5].
  2. Menurunkan kadar hormon stres (norepinefrin, epinefrin, dan kortisol), yang mengurangi denyut jantung, menurunkan tekanan darah, memperlambat pernapasan, dan mengendurkan otot [6].
  3. Peningkatan kadar oksitosin, yang merupakan hormon yang meningkatkan bonding dan kepercayaan, dan empati [7].
  4. Mengurangi aktivasi reseptor rasa sakit di sumsum tulang belakang dan otot [8, 4].
  5. Menghalangi produksi sitokin inflamasi (TNF-alpha, interleukin-6, dan HSP-27), yang menghentikan pembengkakan dan inflamasi jaringan otot [9].
  6. Peningkatan aliran darah ke otot, jaringan ikat, dan kelenjar getah bening [10].

Namun, Walaupun pijatan telah terbukti bermanfaat dalam banyak penelitian, pijatan tidak boleh digunakan sebagai pengganti sesuatu yang direkomendasikan atau ditentukan oleh dokter.

Pijat Yang Efektif

Pada kasus kasus tertentu, pijatan Mungkin Efektif pada:

  1. Nyeri Punggung

Sebuah meta-analisis menyimpulkan bahwa pijatan dapat membantu orang dengan sakit punggung kronis, terutama jika dikombinasikan dengan latihan dan pendidikan [11].

Pijat efektif mengobati sakit punggung kronis pada 401 pasien dengan meningkatkan fungsi punggung. Pijat meningkatkan aliran darah, memblokir reseptor rasa sakit di jaringan otot, dan memberi sinyal otak untuk mengendurkan tubuh [12, 13].

2. Migrain dan Sakit Kepala Kronis

Pijat mengurangi frekuensi migrain dan meningkatkan kualitas tidur pada 47 pasien yang menderita migrain dalam uji klinis. Pijat termasuk pelepasan myofascial dan kompresi iskemik dalam pada punggung, bahu, leher, dan kepala [14].

Dalam uji klinis, pijatan mengurangi intensitas sakit kepala pada 105 orang yang menderita sakit kepala tegang (sakit di kepala, leher, dan di belakang mata) [15].

Pijat meningkatkan sakit kepala pada 65 pasien dengan mengurangi rasa sakit pada titik pemicu di leher dan bahu. Titik pemicu adalah area tubuh yang sensitif dan menyakitkan yang berhubungan dengan sakit kepala karena tegang. Pijat mengurangi stimulasi reseptor rasa sakit pada titik-titik pemicu ini [16, 17].

Pemicu migrain umumnya melibatkan stres fisik dan emosional. Pijat mengurangi stres dengan mengurangi denyut jantung, kecemasan, dan kadar kortisol selama sesi pijat. Ini menginduksi periode tidur nyenyak yang lebih lama dengan mengurangi kadar zat P dan agen inflamasi yang memicu nyeri migrain [18].

3. Persalinan dan Kelahiran

Dalam tinjauan sistematis, pijat vagina pada bulan terakhir kehamilan menyiapkan 2.497 wanita untuk lahir, mengurangi kemungkinan trauma dan rasa sakit, meningkatkan fleksibilitas, dan mengurangi resistensi otot dan jaringan lunak. Namun, pijatan hanya efektif untuk wanita yang sebelumnya pernah melahirkan melalui vagina [19, 20].

4. Kecemasan dan Stres

Dalam meta-analisis 1.157 pasien, pijatan mengurangi kecemasan yang terkait dengan pemulihan pasca operasi [21].

Pijat Swedia mengurangi kecemasan pada 48 pasien ICU. Pijat otot-otot yang rileks, peningkatan sirkulasi, pernapasan lambat, dan pereda nyeri [22].

Pijat mengurangi kecemasan dan stres dengan mengurangi hormon yang meningkatkan detak jantung, pernapasan, dan berkeringat (norepinefrin dan ACTH) [23].

Banyak penelitian tentang pijat untuk kegelisahan dan stres telah dilakukan pada pasien yang dirawat di rumah sakit atau sakit fisik. Dalam sebuah penelitian terhadap 68 orang dengan gangguan kecemasan umum, pijat tidak lebih efektif daripada termoterapi atau terapi ruang santai dalam mengurangi kecemasan [24].

5. Menstabilkan Tekanan Darah

Dalam uji klinis, pijatan Swedia menurunkan tekanan darah pada 50 wanita dengan tekanan darah tinggi [25].

Perubahan tekanan darah bervariasi tergantung pada jenis pijatan, misalnya [26, 27]:

Terapi titik pemicu menyebabkan respons rasa sakit, yang meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah.

Pijat Swedia menurunkan tekanan darah dengan menghambat respons stres (dengan merangsang saraf vagus).

Pijat jaringan dalam menurunkan tekanan darah dan detak jantung pada 263 peserta. Pijat menurunkan tekanan darah dan denyut jantung dengan meningkatkan asupan oksigen, yang dapat mengurangi aktivasi jalur yang terkait dengan tekanan darah (jalur renin-angiotensin) [27].

6.  Insomnia

ini membantu meringankan insomnia pada 44 wanita pascamenopause. Pijat meningkatkan tidur tahap 3 dan 4, yang penting untuk memperbaiki tubuh dan merangsang sistem kekebalan tubuh. Ini menginduksi periode tidur nyenyak yang lebih lama dengan mengurangi kadar zat P dan agen inflamasi [28, 29].

Pijat menghasilkan efek menenangkan dan rileks. Ini melepaskan endorfin yang mengurangi denyut jantung, pernapasan, ketegangan otot, dan meningkatkan sirkulasi [10].

7.  Kekebalan

Perawatan pijat mingguan meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan meningkatkan sel darah putih dan tingkat sel kekebalan pada 45 peserta [30].

Satu sesi pijat Swedia meningkatkan jumlah sel darah putih dan menurunkan kadar kortisol pada 53 peserta [31].

8. Sembelit kronis

Pijat perut diobati dengan konstipasi kronis pada 60 pasien. Pijat meningkatkan gerakan usus dan meringankan ketidaknyamanan dan rasa sakit [31].

Pijat mengaktifkan reseptor peregangan yang menyebabkan usus dan dubur berkontraksi. Pijat juga mengurangi ketegangan otot perut, yang meningkatkan pergerakan usus [32].

9. Pertumbuhan & Perkembangan Bayi

Pijat bayi meningkatkan keterampilan motorik, perilaku pribadi dan sosial, tidur, dan relaksasi. Pijat bayi juga menurunkan hormon stres dan mengurangi tangisan [6, 33].

52 bayi mendapat manfaat dari pijatan dengan meningkatkan perilaku bayi dan interaksi ibu-bayi. Pijat meningkatkan oksitosin, hormon yang meningkatkan ikatan sosial dan perilaku seperti kepercayaan, kedermawanan, dan empati [34, 7].

Kombinasi Pijat dengan Terapi lain

Meskipun aromaterapi sering digunakan murni untuk wewangiannya, minyak atsiri memiliki berbagai sifat obat, termasuk efek pada penyembuhan luka, infeksi, sirkulasi darah, dan pencernaan. Minyak atsiri meningkatkan efek pijatan dengan mengurangi kecemasan dan meningkatkan kualitas hidup [35, 36].

Efek Samping dan Keterbatasan

Efek samping pijatan terbatas dan relatif kecil. Efek umum termasuk memar, sakit kepala, kelelahan, peningkatan ketidaknyamanan, mual, dan nyeri [37, 38].

Kebanyakan dokter tidak merekomendasikan untuk menghindari pijatan jika Anda berurusan dengan ruam kulit, infeksi, luka, atau demam. Orang yang rentan mengalami perdarahan juga harus berhati-hati. Pijat perut dalam dikaitkan dengan perdarahan internal dan harus dihindari pada orang dengan risiko tinggi untuk pembekuan darah. Pijat juga harus dihindari dengan pembekuan darah, stent, dan perangkat prostetik [39, 40, 41].

Untuk menghindari efek samping, jika Anda memiliki kekhawatiran, tanyakan kepada provider Anda apakah pijatan aman dan tepat untuk Anda.

nah untuk mendapatkan manfaat yang maksimal pada terapi pemijatan, maka carilag praktisi yang sudah terpercaya. dan khusu untuk ibu hamil silahkan datang ke Klinik Bidan Kita

Massage Ibu Hamil Part 2

Pijat Pada Ibu Hamil Part 2

Sebelum membaca artikel ini silahkan membaca artikel sebelumnya disini

Karena kali ini saya menulis untuk teman teman praktisi yang memberikan layanan pijat kepada ibu pada masa kehamilan.

Setiap trimester kehamilan memiliki pengalaman yang unik & berbeda untuk masing masing  ibu dan peluang baru bagi terapis untuk menawarkan kenyamanan dan penyembuhan.

Mengetahui bagian mana yang tidak nyaman dari kehamilan klien, akan membantu membimbing para therapis dalam memilih teknik, mencatat tindakan pencegahan, dan memberikan posisi optimal.

Berikut ini adalah saran dan tindakan pencegahan dasar yang harus diperhatikan oleh therapist selama setiap trimester:

Terapis pijat kehamilan memiliki beberapa sudut untuk melakukan treatment  dengan klien hamil, tergantung pada kebutuhannya, dan juga tergantung pada tahap kehamilannya.

Setiap trimester mempunyai pedoman dan  tindakan pencegahan khusus

Sepanjang kehamilan, terlepas dari trimester berapa, beberapa pengingat berikut berlaku:

  • Lakukan asuhan & screening kesehatan secara menyeluruh sebelum melakukan pijat pertama dengan klien, dan perbarui informasi pada setiap sesi.
  • Amati dan gunakan tindakan pencegahan untuk varises dan trombosis vena .
  • Hindari titik akupresur yang dikontraindikasikan hingga umur kehamilan 38 minggu, dan perhatikan titik nya, yang dikontraindikasikan pada mereka yang berisiko tinggi mengalami keguguran atau persalinan prematur.
  • SELALU Ajari klien sejak dini tentang mekanisme tubuh yang tepat untuk menghindari dari posisi telentang sambil menghindari ketegangan perut dan memberikan masukan berkaitan dengan “daily postural” yang sehat pada masa kehamilan untuk menghindari cidera dan ketidaknyamanan selama masa kehamilan.

Trimester Pertama

Pada trimester pertama, ketika embrio menjadi janin dan sistem neurologis intinya berkembang, memberikan pijatan yang lembut seringkali lebih tepat daripada tekanan yang keras.

Risiko keguguran paling tinggi pada trimester ini, jadi hindari pijat perut bagian dalam dan lakukan asuhan kesehatan menyeluruh pada setiap kunjungan.

Mitos :

Menghindari Pijat di Trimester Pertama

Beberapa terapis pijat diajarkan untuk menghindari memijat klien hamil selama trimester pertama karena diyakini berbahaya. Ada pemikiran bahwa pijat bisa mengganggu perkembangan bayi, karena khawatir bisa membahayakan plasenta, atau bahwa wanita yang mengalami kelelahan, mual, atau ambivalensi tentang kehamilan mereka akan merasa pijatan tidak nyaman dalam beberapa cara. Banyak yang khawatir tentang penyebab atau dikaitkan dengan keguguran yang mungkin terjadi, karena trimester pertama dikenal sebagai waktu risiko terbesar untuk keguguran. Semua  ini sebenarnya tidak berdasar.

Trimester pertama adalah masa ketika seorang wanita sering mengalami kelelahan luar biasa, emosi yang labil, dan terjadinya berbagai sensasi baru ketika tubuhnya bergejolak dengan hormon.

Pijat sebenarnya bisa menjadi alat yang luar biasa untuk membantu klien Anda merasa lebih bersatu dan didasarkan pada pengalaman kehamilannya.

Titik-titik akupresur, kerja energi, dan pijatan dapat membantu mengurangi mual  dan meningkatkan  vitalitasnya. Pijat bisa

mendukung fisiologi wanita, meningkatkan fungsi hormonal dan mendukung perkembangan plasenta dan bayi yang sehat.

Trimester Kedua

Pada trimester kedua, perut menjadi besar. Risiko keguguran tertinggi telah berlalu dan wanita yang

sebelumnya mengalami keguguran pada trimester pertama, sekarang bernapas lega.

Hindari posisi telentang jika klien menjadi tidak nyaman.

Setelah 22 minggu, gunakan pose terlentang hanya untuk durasi pendek untuk spesifik

teknik dan hanya jika klien menerimanya dengan baik. Mulailah menggunakan posisi miring setelah 22 minggu, ketika perut tampak menonjol, atau kapan saja ibu merasa lebih nyaman seperti itu

Trimester Ketiga

Pada trimester ketiga, ibu-ibu sering merasa bersemangat dan antusias karena Ini adalah waktu yang tepat untuk menerima pijatan; banyak wanita datang untuk pijatan pertama mereka di trimester ini.

Penempatan hanya akan berada pada posisi miring, setengah berbaring, atau miring ke kiri. Posisi telentang hanya dapat digunakan untuk durasi yang sangat singkat yaitu 10 hingga 15 menit untuk teknik terapi tertentu, dan hanya jika klien merasa nyaman. Berfokuslah untuk menciptakan  ruang di tubuh wanita. Tawarkan teknik-teknik pendukung persalinan dalam 1 hingga 2 minggu terakhir kehamilan.

 

Nah, mari kita tinjau beberapa aspek praktis dasar yang merupakan bagian penting pada saat melakukan massage pada ibu hamil:

  1. Lingkungan Aman & nyaman: Buat ruang yang mampu menciptakan suasana nyaman sehingga terjalin komunikasi dan umpan balik yang jelas antara klien dan terapis.
  2. Sentuhan Lembut: Gunakan sentuhan dengan gerakan lamban, merata, dan konsisten yang mendorong sensasi relaksasi
  3. Perhatikan Mekanika Tubuh yang Benar: Gunakan mekanika tubuh yang tepat dan posisi klien untuk memastikan bahwa pemberi maupun penerima tidak mengalami ketegangan otot selama proses massage terjadi
  4. NAFAS: perhatikan nafas klien dan juga keselarasan nafas antara Anda dan klien Anda. napas dapat digunakan memfasilitasi relaksasi yang lebih dalam.
  5. Hidrasi: sediakan dan tawarkan segelas air setelah  pijatan atau bahkan disela sela pemijatan untuk membantu menyiram limbah seluler yang dikeluarkan selama pijatan, sehingga terhindar dari dehidrasi. Hal ini sangat penting dalam kehamilan, karena dehidrasi dapat menyebabkan iritabilitas dan kontraksi uterus yang dini.
  6. Hindari Heartburn: Anjurkan klien Anda menunggu setidaknya 2 jam setelah atau sebelum makan
  7. Hindari Tekanan pada tulang:
  8. Hindari tekanan secara langsung pada tulang, kecuali pada area sakrum, di mana tekanan langsung dapat bermanfaat selama kehamilan lanjut.

ASPEK yang Perlu di Perhatikan

Ada Aspek Aspek tertentu yang harus diperhatikan pada saat melakukan pemijatan pada ibu hamil, antara lain:

  1. Aktivitas Janin: Janin dapat menjadi sangat aktif selama proses  pemijatan, dan terkadang membuat ibu lebih sulit untuk rileks. Bersiaplah untuk membantu klien mengubah posisi ke sisi lain jika perlu untuk mencoba menenangkan janin.
  2. Musik: tawarkan kepada klien jenis musik yang nyaman baginya selama sesi pijat jika ia berencana menggunakan musik selama persalinan, Anda bisa menyarankan klien untuk mensetel play list yang sudah klien siapkan. Ketika ia mengaitkan sentuhan dan relaksasi dengan musik tertentu, ia mungkin mendapati dirinya secara otomatis rileks ketika mendengarnya saat persalinan.
  3. Cairan tubuh: Wanita hamil dan postpartum dapat saja mengeluarkan cairan tubuh seperti cairan ketuban, ASI, atau darah. Sediakan sarung tangan untuk melakukan tindakan pencegahan universal jika Anda menemukan cairan ini di seprai Anda. atau setidaknya siapkan tissue untuk menseka cairan tersebut . misalnya saat dilakukan pemijatan, ASI keluar.
  4. Kipas/AC: Banyak wanita hamil menderita sinus yang tersumbat karena volume darah meningkat dan pembuluh darah melebar. Coba gunakan kipas angin untuk meniupkan udara segar di wajahnya selama pijatan, untuk sementara waktu mengurangi sensasi pengap. Namun tetap tawarkan pada klien, besar kecilnya volume kipas yang paling nyaman untuknya
  5. Kamar kecil: Kamar kecil harus mudah diakses dan ditawarkan kepada klien sebelum, di tengah, dan setelah pijat. Tekanan dari bayi di kandung kemih meningkatkan urgensi, inkontensi, dan frekuensi.
  6. Aroma: Wanita hamil sering sensitif terhadap bau. Jangan gunakan minyak wangi, aromaterapi, atau dupa  beraroma menyengat. ada baiknya Anda tawarkan terlebih dahulu aroma yang disukai oleh klien. supaya klien lebih mudah merasakan sensasi relaksasi
  7. Selain beberapa hal diatas, beberapa alat yang perlu disiapkan adalah:
  • Kain katun, untuk menselimuti seluruh bagian tubuh ibu
  • Beberapa handuk untuk menutupi area payudara dan panggul
  • Bantal: Setidaknya tiga hingga lima bantal diperlukan, sebagai berikut: bantal satu kepala, satu lengan, bantal perut (handuk gulung kecil, irisan, atau bantal tipis), dan  bantal  untuk menopang kaki.
  • Minyak & Aromaterapi, pastikan EO yang aman, boleh dan tidak boleh untuk ibu hamil
  • Stepstool / pijakan kaki yang mungkin di perlukan untuk naik ke bed massage

POSISI IBU HAMIL saat PEMIJATAN

Pada trimester pertama, posisi  tengkurap dan terlentang dapat digunakan selama nyaman bagi klien.

Selama trimester kedua, posisi miring umumnya digunakan. Posisi setangah duduk  juga merupakan opsi dan posisi yang nyaman untuk digunakan ketika posisi miring tidak optimal.

Namun jika ada meja pijat khusus untuk ibu hamil, maka klien tetap bisa tengkurap selama merasa nyaman

Posisi Miring

Penempatan posisi miring digunakan karena dua alasan penting:

  • Untuk mencegah tekanan pada perut dan payudara, seperti yang terjadi dengan posisi tengkurap.
  • Untuk mencegah tekanan pada darah besar pembuluh di perut, seperti yang terjadi dengan posisi terlentang
  • ini adalah posisi yang sangat nyaman  yang memungkinkan akses ke satu sisi tubuh pada satu waktu dan memungkinkan praktisi untuk memberikan mobilisasi bahu dan pinggul penuh.

Bantal dan guling tambahan mungkin diperlukan untuk kenyamanan optimal dan digunakan untuk menopang tubuh di bawah leher, pinggul, perut, dan kaki.

Kapan Menggunakan Posisi miring?

Selama kehamilan, posisi menyamping paling sering digunakan setelah kehamilan 22 minggu atau ketika perut tampak menonjol, dengan bagian atas rahim di atau di atas pusar. Ini juga dapat digunakan kapan saja selama kehamilan jika lebih nyaman untuk klien dengan alasan apa pun.

Beberapa situasi yang menunjukkan perlunya posisi miring termasuk yang berikut:

  • Hipotensi ketika dalam posisi terlentang
  • Obesitas
  • Kesulitan bernafas saat telungkup atau terlentang
  • pembesaran payudara menyebabkan rasa tidak nyaman saat terlentang
  • Nyeri punggung yang semakin buruk ketika klien berada dalam pose tengkurap  atau terlentang
  • Pada dasarnya posisi yang paling nyaman saat dilakukan massage adalah pose yang semua otot seharusnya dalam posisi santai dan disangga, kecuali peregangan disengaja.
  • Seharusnya tidak ada tekanan dari tulang pada bagian tubuh lainnya; oleh karena itu, satu bantal harus diletakkan di bawah lengan dan dua hingga tiga bantal harus menopang kaki dan kaki atas.
  • Semua bagian tubuh harus horisontal dan sejajar dengan meja — bantal harus diletakkan sedemikian rupa sehingga kaki yang ditekuk (lutut dan paha) horisontal dan ditopang serta sejajar dengan permukaan meja.
  • Rotator pinggul lateral harus dalam posisi santai. Kaki bagian bawah harus lurus. Beberapa wanita merasa lebih nyaman dan alami jika kedua kakinya dilipat dengan bantal di antaranya.
  • Pengaturan ini dapat diterima jika perlu; Namun, posisi tersebut dapat membuatnya lebih sulit untuk memijat pada kaki superior dan inferior dan dapat menyebabkan beberapa penekanan aliran darah vena di kaki bagian bawah.
  • Bantal leher harus menopang lekuk leher. Hindari meletakkan sandaran bahu yang lebih rendah di bantal, karena ini akan menyebabkan kompresi di bahu dan leher. Jaga agar tulang belakang leher tetap horizontal — sejajar dengan meja.
  • Lengan superior harus ditopang dengan humerus hampir horizontal dan rhomboids dan otot-otot punggung atas santai; ini membantu untuk menghindari kompresi payudara dari berat lengan.
  • Tulang belakang harus lurus dan sejajar dengan tepi meja, bukan miring ke seberang meja atau digulung ke depan atau belakang.

Begitu perut terlihat besar, letakkan handuk yang digulung, atau bantal kecil dapat diletakkan di bawah perut untuk mencegah gravitasi, tarikan ke bawah pada rahim, menyebabkan ketegangan pada ligamen uterus. Jika diinginkan, kain gulung kecil dapat ditempatkan di belakang klien di bawah pinggul dan pinggangnya. Ini dapat memberikan dukungantambahan dan keamanan.

Saat melakukan massage pada saat posisi klien Miring, beberapa tehnik yang sebaiknya di lakukan adalah:

Sebelum mengekspos bagian belakang, pastikan bantal lengan ada di atas kain penutup, karena akan membantu mencegah kain agar tidak jatuh ke depan dan memperlihatkan payudara.

  • Berdiri di belakang klien, tarik sisi kain ke atas dari atas meja dan ke tepi pinggang dan skapula superiornya, letakkan kain di sepanjang sisi superiornya.
  • Sambil memegang kain dengan kuat menghadap pinggul superior di dekat trokanter, tarik tepi bawah kain sedikit supaya, memperlihatkan pinggul superior, sambil menutupi celah pada area gluteal.
  • Selipkan sprei di bawah pinggang bagian bawah. kain itu sekarang harus pada sudut dengan sudut terendah di trokanter superior, dan sudut atas di pinggang inferior.
  • Letakkan handuk mandi yang tebal, jika diinginkan, di atas selimut di pinggul superiornya untuk keamanan ekstra.

Posisi Miring dapat menjadi posisi yang sangat memuaskan dan sangat nyaman, tetapi tanpa bantalan yang memadai atau kepatuhan yang baik terhadap detail posisi, beberapa gangguan dapat muncul.

Pinggul Nyeri Tanpa memiliki opsi untuk mengubah posisi menjadi terlentang atau rentan selama trimester kedua dan ketiga, pinggul wanita mungkin menjadi sakit karena tidur dan berbaring miring ketika istirahat.

Kompresi Bahu

Selama pijatan yang menyamping, beberapa wanita akan mengalami kompresi pada sendi bahu atau pleksus brakialis, menyebabkan mati rasa atau rasa tidak nyaman pada lengan dan tangan.

Bantalan tambahan di atas meja dapat membantu menghindari hal ini. Selain itu, pastikan bahunya yang inferior ditarik sedikit ke depan dari bawahnya, dan bukannya digulingkan di atas bahunya.

Irisan segitiga busa yang ditempatkan di bawah pinggul dan tulang rusuk klien, meruncing dari sekitar 4 inci di bahu hingga 1/2 inci di pinggul memberi ruang bagi bahu dan mengurangi kompresi.

Ketidakstabilan

Sepanjang pijatan, pastikan posisi klien horizontal ke atas meja.

Punggungnya harus sejajar dengan permukaan meja. Bahu inferior harus ditarik sedikit ke depan untuk membantu mempertahankan posisinya. Bantal kaki bagian atas harus sedikit miring di atas meja dan di antara kaki klien, karena ini akan memungkinkan stabilitas yang lebih tinggi, dibandingkan dengan setiap bantal sejajar dengan ujung meja. Ini bisa dilihat pada Gambar 1

Kenyamanan Praktisi

Sampai Anda terbiasa dengan posisi menyamping, Anda mungkin merasa tegang saat bekerja dari sudut yang berbeda dan dengan pengaruh yang berbeda.

Jika ini masalahnya, tips berikut untuk membantu meningkatkan mekanisme tubuh Anda:

  • Pastikan bahwa meja Anda punya ketinggian yang sesuai
  • Mekanika tubuh terapis yang baik sangat penting untuk menghindari ketegangan. Daripada bekerja di atas klien dengan tekanan ke bawah, seperti halnya seseorang dalam posisi terlentang, Anda akan bekerja dari posisi meluncur horizontal dan sering menggerakkan pinggul Anda. Jaga agar tubuh Anda bergerak saat Anda bekerja, berayun dari satu lutut yang tertekuk ke posisi yang lain dan mulai upaya dari perut Anda, bukan dari tangan atau lengan Anda.

Posisi Semi Berbaring

Semi-berbaring adalah posisi yang sangat baik untuk situasi tertentu dan kadang-kadang disukai oleh klien yang mengalami kesulitan menemukan kenyamanan dalam posisi miring karena masalah pinggul, mual, atau mulas, atau yang hanya ingin alternatif untuk posisi miring.

Kapan Menggunakan Posisi Semi-Berbaring

Posisi semi-berbaring berguna dalam berbagai situasi:

  • Ketika klien merasa tidak nyaman dalam posisi miring.
  • Ketika seorang klien mendekati tanggal HPL
  • Ketika klien mengalami mual yang berlebihan, atau hidung tersumbat ketika dalam posisi lateral.
  • Ketika terapis akan  melakukan elusan perut, di mana akses mudah ke seluruh perut sekaligus diperlukan.
  • Ketika terapis menginginkan akses penuh ke kedua sisi sekaligus kepala, leher, dan bahu.
  • Ketika terapis ingin bekerja lebih langsung pada kaki dan paha depan dan melakukan peregangan pasif dari adduktor pinggul.

Posisi Terlentang

  • Posisi telentang tidak tepat setelah pertengahan trimester kedua, kapan saja perut terlihat membesar dengan bagian atas rahim pada atau di atas pusar, atau kapan saja seorang ibu merasa tidak nyaman dalam posisi tersebut.
  • Periode singkat 10 – 15 menit kadang-kadang bisa tepat, tergantung pada posisi bayi dan kenyamanan seorang ibu.
  • Selama Anda berdua mengamati tanda-tanda kegelisahan atau pusing, seperti peregangan pasif psoas dan rotator pinggul atau penilaian diastasis recti dapat dilakukan tanpa masalah.
  • Seorang wanita hamil biasanya dapat membedakan kapan dia perlu membalikkan punggungnya.

Breathing and Connecting

  • Pijat selama kehamilan adalah waktu yang tepat bagi seorang ibu untuk fokus pada dirinya sendiri dan untuk mencurahkan perhatian untuk memperdalam hubungannya dengan bayinya.
  • Praktik pernapasan yang sadar dan disengaja adalah cara untuk memfasilitasi fokus ini dengan membantunya rileks secara fisik dan meredakan ketegangan emosional.
  • Setiap napas yang ia ambil menyehatkan bayi di dalam dengan aliran oksigen yang meningkat melalui plasenta. Setiap napas dapat memperkuat hubungan antara relaksasi, sentuhan pengasuhan, dan penghilang rasa sakit.
  • Mulailah setiap pijatan dengan mendorong klien untuk mengambil napas dalam-dalam ke perutnya.
  • Visualisasi dari gambar yang menginspirasi dapat memfasilitasi relaksasi yang lebih dalam.

Selama persalinan, visualisasi dikombinasikan dengan pernapasan adalah alat yang sangat baik untuk memudahkan dan membantu membawa ibu melalui ketidaknyamanan atau ketakutan selama kelahiran – tetapi dia harus terbiasa dan nyaman dengan mereka sebelum persalinan dimulai!

 

Massage Pada Ibu Hamil Part 1

Siapa yang pas hamil merasakan, Pegel, Cape, dan pengen hati rasanya di pijat tapi takut kalau kenapa kenapa?

Apakah Pijat Saat Hamil Itu Baik?

Siapa yang ngrasain pengen banget bisa TENGKURAP lalu di massage punggungnya tapi bingung caranya tengkurap dalam konsisi hamil besar begini?

Coba kita ambil pooling ya?

[poll id=”13462″]

[poll id=”13466″]

Nah di artikel ini saya akan sharing tentang pijat pada masa kehamilan ya.

Kebetulan sayapun sangat hobi pijat. Bahkan seminggu sekali palig tidak selalu memanggil praktisi pijat ke rumah untuk bias memijat saya.  Dan bisa dibayangkan jika Anda melakukan pijat, pasti Baik tubuh dan pikiran Anda akan merasa lebih baik setelah pijat. Apalagi ketika berat badan mengalami perubahan drastis dan terjadi perubahan postur juga.

Apakah Pijat aman selama kehamilan

Banyak sekali perubahan anatomi yang terjadi pada ibu hamil. inilah yang menyebabkan perlunya perhatian lebih bagi therapist ketika melakukan pemijatan.

Mulai dari keluhan yang di rasakan oleh ibu hamil yang selalu sangat personal/individual, posisi yang paling nyaman untuk ibu hamil tersebut saat di lakukan pemijatan, hingga tehnik yang harus di terapkan pada masing masing ibu hamil dengan berbagai masalah dan keluhan yang di alami.

Apa saja manfaat Massage selama masa kehamilan?

Banyak sekali manfaat dari massage pada ibu hamil ini. Walaupun penelitian belum terlalu banyak, namun beberapa studi menyatakan bahwa pijat pada masa kehamilan bermanfaat:

Mengurangi Pembengkakan – Satu efek umum kehamilan adalah pembengkakan sendi yang disebabkan oleh berkurangnya sirkulasi dan peningkatan tekanan darah pada pembuluh darah utama. Pijat kehamilan membantu merangsang jaringan lunak dan mengurangi tingkat cairan yang terkumpul di persendian, sehingga mengurangi pembengkakan.

Meredakan Nyeri Saraf – Pada bulan-bulan akhir kehamilan, tekanan rahim di punggung bawah dan panggul menyebabkan banyak wanita mengalami nyeri saraf di area ini. Pijat kehamilan dapat mengurangi rasa sakit saraf ini dengan melepaskan ketegangan pada otot-otot di sekitarnya. Banyak wanita melaporkan bahwa pijatan membantu mengurangi rasa sakit saraf mereka selama kehamilan.

Mengatur Hormon– Penelitian telah menunjukkan bahwa terapi pijat dalam perawatan prenatal dapat membantu mengatur hormon, yang pada gilirannya membantu mengatur suasana hati dan meningkatkan kesehatan jantung. Dalam sebuah penelitian di mana wanita hamil menerima pijat dwi-mingguan selama lima minggu, kadar hormon stres kortisol dan norepinefrin berkurang, sementara tingkat serotonin dan dopamin, neurotransmiter yang terkait dengan kebahagiaan, meningkat. Perubahan hormon ini juga menyebabkan lebih sedikit komplikasi selama kelahiran.

Mengurangi resiko depresi dan kecemasan pada masa kehamilan.

Melakukan pijatan kehamilan juga dapat menempatkan Meningkatkan mood dan semangat ibu. Sehingga membantu Anda dalam keadaan pikiran yang lebih rileks untuk membantu Anda mengatasi semua perubahan besar yang terjadi dalam hidup Anda

Nah jika Anda memutuskan untuk melakukan pemijatan pada masa kehamilan, maka Anda harus komunikatif dengan therapis, ceritakan keluhan yang Anda alami dan komunikasikan pijatan mereka, termasuk posisi yang nyaman atau kurang nyaman saat Anda dilakukan pemijatan.

Bagaimana cara saya berbaring yang AMAN bagi bayi saya di meja pijat ketika saya hamil?

Sejak awal kehamilan, mungkin Anda merasa tidak nyaman berbaring telungkup karena payudara Anda yang mulai bengkak. Dan Anda tidak bisa berbaring telungkup di atas meja pijat tradisional begitu perut Anda mulai tumbuh. Namun ketika Anda pijat di tempat yang mempunyai meja khusus untuk ibu hamil, maka Anda bias dengan tenang, aman dan nyaman untuk tengkurap saat dilakukan pemijatan seperti di Klinik Bidan Kita Klaten. Karena kami menggunakan meja atau bantalan khusus dengan area berlubang dan bantal untuk mengakomodasi perut dan payudara Anda, sehingga Anda dapat berbaring telungkup.

Namun jika tidak tersedia tempat tidur khusus, maka Anda bisa berbaring miring dengan di ganjal beberapa bantal untuk menopang. Jika berbaring telungkup di atas meja pijat kehamilan khusus menekankan punggung bawah Anda, cobalah berbaring miring atau minta terapis Anda untuk membantu Anda menemukan posisi yang nyaman.

Dan ingat bahwa itu bukan ide yang baik untuk berbaring telentang, terutama setelah Anda melewati pertengahan kehamilan, karena berat rahim Anda memberikan terlalu banyak tekanan pada vena yang mengembalikan darah dari kaki Anda ke jantung Anda.

Kapan dikatakan pijat prenatal/ pijat masa kehamilan tidak aman?

  • Pijatan pada masa kehamilan mungkin berisiko dalam beberapa situasi, seperti jika:
  • Anda memiliki bekuan darah atau patah tulang.
  • Anda memiliki cedera atau kondisi kulit yang dapat menjadi semakin buruk jika dilakukan pemijatan. Ini termasuk luka bakar, luka terbuka, infeksi kulit, atau eksim.
  • Anda memiliki reaksi alergi terhadap minyak pijat.

Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang apakah boleh melakukan pijat pranatal, bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan Anda.

Silahkan mulai menghubungi KLINIK BIDAN KITA KLATEN untuk melakukan Pijat kehamilan dengan aman dan nyaman

Referensi:

Field T et al. 2008. Massage therapy reduces pain in pregnant women, alleviates prenatal depression in both parents and improves their relationships. Journal of Bodywork and Movement Therapies 12(2):146-150. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19083666 [Accessed June 2020]

Field T et al. 2010. Prenatal depression effects and interventions: A review. Infant Behavior & Development. 33(4):409-418. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20471091 [Accessed June 2020]

UpToDate. 2016. Mild to moderate antenatal unipolar depression: Treatment. https://www.uptodate.com/contents/mild-to-moderate-antenatal-unipolar-depression-treatment [Accessed June 2020]

Van Kampen M et al. 2015. The efficacy of physiotherapy for the prevention and treatment of prenatal symptoms: A systematic review. International Urogynecology Journal 26(11):1575-1586. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25822028 [Accessed June 2020]

Diabetes Gestasional? Apa Itu?

Pengertian Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional merupakan tipe diabetes yang didiagnosa selama kehamilan untuk pertama kalinya. Diabetes jenis ini seringkali mulai timbul pada umur kehamilan ke 24 minggu dan 28 minggu. Apabila Anda terkena diabetes selama kehamilan, hal ini bukan berarti Anda memiliki diabetes sebelum hamil. Walaupun diabetes gestasional dapat meningkatkan resiko Anda untuk terkena diabetes tipe dua di kemudian hari, namun diabetes gestasional biasanya akan menghilang setelah kehamilan.

Seperti tipe diabetes lainnya, diabetes gestasional mempengaruhi cara sel Anda menggunakan gula atau glukosa. Diabetes jenis ini biasanya terjadi ketika hormon yang dikeluarkan oleh plasenta membatasi insulin, mencegah tubuh Anda untuk mengatur peningkatan gula darah yang disebabkan oleh kehamilan secara efektif. Insulin sendiri merupakan hormon yang diproduksi oleh pankreas yang berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh, seperti karbohidrat dan lemak, serta membantu tubuh Anda merubah gula menjadi energi. Diabetes gestasional dapat menimbulkan resiko komplikasi baik bagi Anda maupun bayi Anda. Kabar baiknya, resiko ini dapat diatasi apabila Anda mengelola diabetes Anda dengan baik. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai diabetes gestasional.

Apa gejalanya?

Seringkali, diabetes gestational terjadi tanpa gejala. Namun, apabila Anda mengalami suatu gejala, gejala-gejala yang mungkin terjadi antara lain adalah:

  • Kelelahan
  • Pandangan buram
  • Rasa haus yang berlebihan
  • Keinginan untuk buang air kecil serta volume urin yang lebih tinggi dari biasanya
  • Adanya kandungan gula dalam urin 

Faktor resiko

Semua ibu hamil dapat mengalami diabetes gestasional, namun resiko Anda akan meningkat apabila:

  • BMI (Body Mass Index) Anda lebih dari 30 (Catatan: cara menghitung BMI adalah berat badan / (tinggi badan) ²).
  • Melahirkan bayi besar (macrosomia) di persalinan sebelumnya.
  • Memiliki riwayat diabetes gestasional di kehamilan sebelumnya.
  • Anda memiliki anggota keluarga yang mempunyai diabetes.
  • Hamil anak kembar
  • Anda mengalami kenaikan berat badan yang lebih besar dari seharusnya.

Apabila Anda termasuk dalam salah satu atau beberapa faktor resiko diatas, jagalah nutrisi Anda selama kehamilan dan lakukan pemeriksaan diabetes gestasional selama kehamilan. Sebagai referensi tambahan, berikut ini adalah kenaikan berat badan ideal untuk ibu hamil yang mengandung 1 bayi berdasarkan BMI:

  • BMI < 18,5 kg/m² = 12,5 – 18 kg
  • BMI 18,5 – 24,9 kg/m² = 11,5 – 16 kg
  • BMI 25 – 29,9 kg/m² = 7 – 11,5 kg
  • BMI > 30 kg/m² = 5 – 9 kg 

Apa efeknya dalam kehamilan?

Gula darah yang tidak terkontrol pada ibu-ibu yang terkena diabetes gestasional dapat menimbulkan berbagai masalah baik bagi ibu maupun bayi. Ditambah lagi, apabila Anda tidak menjaga diabetes Anda, gula darah Anda akan tetap tinggi selama kehamilan dan menimbulkan berbagai komplikasi. Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang mungkin dapat terjadi akibat diabetes gestasional.

  • Bayi besar (macrosomia)

Diabetes yang tidak dikendalikan dengan baik dapat membuat gula darah bayi menjadi tinggi. Hal ini membuat bayi Anda tumbuh lebih besar dari seharusnya atau yang juga disebut dengan microsomia. Bayi yang besar ini dapat menimbulkan komplikasi lain bagi persalinan Anda. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bayi besar, klik disini.

  • Gula darah rendah (hypoglycemia)

Seringkali, para ibu yang mengkonsumsi insulin atau obat diabetes lainnya dapat mempunyai gula darah yang terlalu rendah. Apabila tidak diobati, hal ini dapat menjadi masalah yang serius. Selain itu, apabila Anda tidak mengkontrol diabetes Anda, bayi Anda juga dapat mempunyai gula darah rendah setelah persalinan. Di beberapa kasus yang parah, gula darah rendah pada bayi dapat menyebabkan bayi Anda menjadi kejang. Namun kabar baiknya, hal ini dapat dihindari apabila Anda menjaga dan mengkontrol diabetes Anda dengan baik.

  • Preeklampsia atau tekanan darah tinggi

Apabila gula darah Anda tinggi, metabolisme Anda juga akan terganggu. Hal ini membuat aliran darah Anda tidak lancar, menyebabkan tekanan darah tinggi atau bahkan preeklampsia. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai preeklampsia, klik disini.

  • Obesitas atau diabetes tipe 2 di kemudian hari

Apabila Anda memiliki diabetes gestasional, bayi Anda akan memiliki resiko yang lebih besar untuk terkena diabetes tipe dua atau obesitas di kemudian hari. Maka dari itu, sangatlah penting untuk menjaga nutrisi si kecil.

  • Kematian (stillbirth)

Walaupun kasusnya cukup langka, namun apabila tidak diobati dan tidak dijaga dengan baik, diabetes gestasional dapat menyebabkan kematian bayi setelah persalinan.

Bagaimana cara mencegahnya?

Walaupun Anda tidak dapat mencegah diabetes gestasional sepenuhnya, namun Anda dapat mengurangi resiko terkena diabetes gestasional dengan memiliki gaya hidup sehat, berolahraga secara rutin, mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, dan merencanakan kehamilan Anda dengan baik, termasuk melakukan pemeriksaan menyeluruh sebelum Anda memutuskan untuk hamil. Apabila Anda ternyata memiliki diabetes atau kelebihan berat badan sebelum Anda hamil, konsultasikanlah terlebih dahulu dengan provider Anda untuk memperbaiki kondisi Anda terlebih dahulu. Bahkan apabila Anda dapat mengurangi sedikit berat badan Anda, itu sudah sangat membantu untuk mengurangi resiko Anda terkena diabetes gestasional selama kehamilan. 

Tips untuk para ibu yang mempunyai diabetes gestasional

Apabila Anda memiliki diabetes gestasional, berikut ini adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk menjaga dan mengendalikan diabetes Anda.

  • Konsumsi makanan bergizi seimbang

Konsumsilah makanan yang sehat dan bergizi seimbang. Konsultasikanlah dengan ahli diet Anda mengenai makanan-makanan yang baik untuk Anda konsumsi apabila Anda mempunyai diabetes. Selain itu, ahli diet Anda juga dapat membantu Anda untuk mengatur gula darah Anda selama kehamilan Anda.

  • Berolahragala secara teratur

Berolahraga merupakan cara sederhana yang dapat Anda lakukan untuk menjaga gula darah Anda tetap terkendali. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai olahraga selama kehamilan, klik disini.

  • Awasi gula darah Anda

Selama kehamilan, tubuh Anda akan mengalami berbagai perubahan. Perubahan-perubahan ini memerlukan banyak energi dan hal ini membuat tingkat gula darah Anda dapat berubah-rubah sangat cepat. Awasi gula darah Anda sesering mungkin sesuai dengan rekomendasi provider kesehatan Anda. Sebagai referensi, berikut ini adalah acuan yang dapat Anda gunakan ketika memeriksa gula darah Anda.

– Sebelum makan, 95 mg/dl atau kurang.

– Satu jam sesudah makan, 140 mg/dl atau kurang.

– Dua jam sesudah makan, 120 mg/dl atau kurang

  • Gunakan insulin apabila Anda memerlukannya

Apabila Anda mempunyai diabetes gestasional dan provider kesehatan Anda menyuruh Anda untuk menggunakan insulin, gunakanlah insulin seperti yang diarahkan untuk menjaga gula darah Anda tetap terkendali.

  • Periksakan diabetes Anda setelah persalinan

Periksakanlah diabetes Anda 6 sampai 12 minggu setelah bayi Anda lahir dan lakukanlah pemeriksaan setiap 1 sampai 3 tahun sekali. Pada umumnya, diabetes gestasional akan menghilang segera setelah persalinan. Namun apabila diabetes ini tidak kunjung hilang, maka tandanya Anda mungkin menderita diabetes tipe 2. Maka dari itu sangatlah penting bagi para ibu yang memiliki diabetes gestasional untuk tetap memiliki pola hidup sehat dan berolahraga bahkan setelah si kecil lahir untuk mencegah adanya diabetes tipe 2.

 

Knowledge is power~ 

Sumber:

  • https://www.cdc.gov/pregnancy/diabetes-gestational.html
  • https://www.diabetes.org/diabetes/gestational-diabetes
  • https://www.healthline.com/health/gestational-diabetes
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gestational-diabetes/symptoms-causes/syc-20355339
  • https://www.nhs.uk/conditions/gestational-diabetes/
  • https://www.whattoexpect.com/pregnancy/pregnancy-health/gestational-diabetes/

 

Bayi Besar

Pengertian Bayi Besar

Istilah bayi besar atau yang disebut juga dengan macrosomia merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut bayi yang lebih besar dari rata rata. Suatu bayi dapat disebut sebagai macrosomia apabila ia mempunyai berat badan yang lebih dari 4 kg. Macrosomia atau bayi besar dapat menimbulkan berbagai resiko komplikasi saat persalinan, baik bagi Anda maupun bayi Anda. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus Anda ketahui mengenai bayi besar.

Apa penyebabnya?

Bayi besar atau macrosomia biasanya terjadi ketika bayi mendapat nutrisi yang lebih dari yang ia perlukan ketika di dalam kandungan. Macrosomia biasanya disebabkan oleh faktor genetik dan kondisi sang ibu, contohnya seperti diabetes dan obesitas. Di beberapa kasus tertentu, sang bayi dapat mempunyai kondisi medis yang membuatnya tumbuh lebih cepat dan lebih besar. Namun, kasus seperti ini cukup jarang terjadi.

Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya macrosomia, seperti:

  • Diabetes

Macrosomia seringkali terjadi apabila Anda memiliki diabetes sebelum kehamilan atau apabila Anda mulai memiliki diabetes ketika Anda hamil (diabetes gestasional). Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai diabetse gestasional, klik disini…. Apabila diabets Anda tidak dijaga dengan baik, bayi Anda kemungkinan besar akan memiliki bahu yang lebih besar dan akan memiliki lemak yang lebih banyak dari para bayi yang ibunya tidak memiliki diabetes.

  • Riwayat microsomia

Apabila di persalinan Anda yang sebelumnya bayi Anda cukup besar, maka Anda akan lebih beresiko untuk mempunyai bayi yang besar di kehamilan setelahnya. Selain itu, apabila Anda memiliki berat badan yang lebih dari 4 kg ketika Anda dilahirkan, Anda memiliki resiko untuk melahirkan bayi yang besar pula.

  • Obesitas dan peningkatan berat badan yang berlebihan selama kehamilan

Macrosomia akan lebih mungkin terjadi apabila seorang ibu yang memiliki berat badan normal mengalami kenaikan berat badan sebanyak lebih 15 kg selama kehamilan atau apabila seorang ibu yang mengalami obesitas mengalami kenaikan berat badan lebih dari 9 kg selama kehamilan.

  • Hamil anak laki laki

Macrosomia lebih sering terjadi pada bayi laki-laki karena bayi laki-laki pada umumnya akan memiliki berat badan yang lebih berat daripada bayi perempuan ketika dilahirkan. Berdasarkan penelitian, sebagian besar bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4,5 kg adalah bayi laki-laki.

  • Kehamilan lebih dari 40 minggu

Walaupun HPL (hari perkiraan lahir) hanyalah perkiraan dan bukannya tanggal pasti lahirnya bayi Anda, namun apabila kehamilan Anda lebih dari 40 minggu, bayi Anda mungkin dapat menjadi lebih besar. Hal ini dikarenakan karena semakin lama bayi Anda berada di kandungan Anda, semakin banyak waktu yang ia punya untuk bertumbuh.

  • Umur

Berdasarkan penelitian, para ibu yang memiliki umur kurang dari 17 tahun dan lebih dari 35 tahun seringkali cenderung memiliki bayi yang besar.

Bagaimana cara mengetahuinya?

Untuk mendiagnosa bayi-bayi macrosomia, provider kesehatan Anda biasanya akan menanyakan mengenai riwayat kondisi medis dan kehamilan Anda yang sebelumnya. Selama kehamilan, provider Anda dapat menentukan perkiraan berat badan bayi Anda, namun, perkiraan ini tidak selalu akurat. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan provider Anda untuk mengetahui perkiraan ukuran bayi Anda:

  • Mengukur tinggi fundus

Ketika Anda melakukan kontrol rutin, provider Anda mungkin akan mengukur tinggi fundus Anda. Fundus merupakan panjang yang diukur dari puncak rahim Anda sampai ke tulang pubis Anda. Tinggi fundus ini akan berbeda-beda sesuai dengan umur kehamilan Anda. Tinggi fundus yang lebih besar dapat mengindikasikan bayi besar atau macrosomia.

  • USG

Ketika Anda melakukan pemeriksaan USG, biasanya disana tertera perkiraan berat badan bayi Anda. Walaupun perkiraan berat badan ini belum tentu akurat, namun perkiraan berat badan ini dapat menjadi gambaran dan membantu mengira-ngira apakah bayi Anda terlalu besar apa tidak.

  • Memeriksa banyaknya ketuban

Macrosomia bisa diketahui melalui banyaknya air ketuban atau yang juga dikenal dengan istilah AFI (Amniotic Fluid Index). Jumlah cairan ketuban merefleksikan jumlah urin yang dikeluarkan bayi Anda. Bayi-bayi yang besar memiliki kecenderungan memproduksi lebih banyak urin. Hal ini membuat banyaknya cairan ketuban menjadi pertanda bayi besar.

Komplikasi yang dapat terjadi

Bayi besar datang dengan berbagai resiko terjadinya komplikasi. Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat macrosomia.

Bagi ibu:

  • Distosia bahu

Selama persalinan, macrosomia dapat membuat bahu si kecil tidak dapat keluar dari jalan lahir (distosia bahu), hal ini menimbulkan adanya cidera lahir dan memerlukan penggunaan vacum atau fosep selama persalinan. Bahkan di beberapa kasus tertentu, operasi sesar darurat mungkin akan dibutuhkan.

  • Sobekan perineum

Selama persalinan, macrosomia dapat membuat bayi melukai jalan lahir, contohnya seperti robekan di perineum.

  • Pendarahan

Macrosomia dapat meningkatkan resiko terjadinya atonia uteri (kondisi dimana rahim Anda tidak dapat berkontraksi dengan kuat setelah persalinan). Hal ini dapat menyebabkan pendarahan pasca persalinan atau yang juga disebut dengan PPH. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pendarahan pasca persalinan, klik disini.

  • Ruptur uteri

Apabila Anda memiliki riwayat persalinan sesar sebelumnya, makrosomia dapat meningkatkan resiko terjadinya ruptur uteri (rahim sobek/pecah) selama persalinan, yangmana merupakan komplikasi yang jarang terjadi namun sangat serius.

Bagi bayi:

  • Gula darah rendah

Bayi yang didiagnosa dengan macrosomia sebagian besar akan lahir dengan tingkat gula darah yang lebih rendah daripada bayi yang lahir dengan berat badan normal.

  • Obesitas pada anak

Penelitian menemukan bahwa para bayi yang lahir dengan macrosomia memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami obesitas pada anak.

  • Sindrom metabolik

Bayi yang lahir dengan macrosomia memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita sindrom metabolik di masa anak-anak. Sindrom metabolik merupakan penyakit campuran yang meliputi peningkatan tekanan darah, peningkatan gula darah, lemak berlebihan di area pinggang, dan tingkat kolesterol yang tidak normal. Hal ini dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung, stroke, dan diabetes.

Bagaimana cara mencegahnya?

Mungkin Anda tidak dapat mencegah macrosomia, namun Anda dapat membuat kehamilan Anda menjadi lebih sehat. Penelitian menunjukkan bahwa berolahraga dan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang saat kehamilan dapat menurunkan resiko macrosomia. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah macrosomia:

  • Lakukan pemeriksaan sebelum Anda memutuskan untuk hamil

Apabila Anda berencana untuk hamil, lakukanlah pemeriksaan dan konsultasikanlah dengan provider kesehatan Anda terlebih dahulu. Apabila Anda obesitas, Anda mungkin akan diarahkan ke spesialis yang dapat membantu Anda meraih berat badan normal sebelum memulai kehamilan Anda.

  • Kontrol berat badan Anda

Ingatlah untuk mengontrol berat badan Anda selama kehamilan dan konsumsilah makanan yang bergizi seimbang. Ketahuilah kandungan vitamin dan mineral yang benar-benar Anda butuhkan sebelum Anda memutuskan untuk mengkonsumsi suplemen karena suplemen dan nutrisi yang berlebihan dapat menyebabkan macrosomia. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai nutrisi yang Anda perlukan selama kehamilan, klik disini (trimester satu, trimester dua, trimester ketiga).

  • Kendalikan diabetes Anda

Apabila Anda mempunyai diabetes sebelum kehamilan atau mulai mempunyai diabetes selama kehamilan (diabetes gestasional), konsultasikanlah dengan provider kesehatan Anda untuk menjaga dan mengendalikan diabetes Anda. Mengendalikan gula darah Anda pada umumnya adalah cara yang terbaik untuk mengindarkan Anda dari berbagai komplikasi, termasuk macrosomia.

  • Olahragalah

Berolahraga sangatlah penting untuk menjaga berat badan Anda dan bayi Anda. Selain itu, berolahraga juga dapat menghindarkan Anda dari berbagai komplikasi dan masalah selama kehamilan dan membuat persalinan Anda lebih lancar. Lakukan olahraga yang cocok untuk Anda dan konsultasikanlah terlebih dahulu dengan provider Anda sebelum Anda ingin mulai berolahraga secara rutin. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai olahraga selama kehamilan, klik disini.

 

Knowledge is power~

Sumber:

  • https://www.healthline.com/health/macrosomia#causes-and-risk-factors
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/fetal-macrosomia/symptoms-causes/syc-20372579
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17795-fetal-macrosomia
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3868121/
  • https://www.whattoexpect.com/pregnancy/macrosomia

 

Pendarahan Pasca Persalinan

Pengertian Pendarahan Pasca Persalinan

Setelah melahirkan, Anda akan mengalami pendarahan ringan yang disertai dengan penggumpalan darah. Pendarahan ini disebut juga dengan lokhia dan merupakan suatu hal yang normal. Jumlah pendarahan yang Anda alami ini akan berbeda seiring berjalannya waktu. Pada umumnya, Anda akan mengalami pendarahan yang paling deras di beberapa jam pertama pasca persalinan. Pendarahan ini akan berkurang di jam-jam dan hari hari berikutnya.

Kapan Terjadi?

Pendarahan ini biasanya akan berlangsung sampai dengan 6 atau 7 minggu pasca persalinan. Berikut ini adalah beberapa tipe pendarahan yang akan Anda temui setelah melahirkan:

  • 24 jam pertama

Di waktu ini Anda biasanya akan mengalami pendarahan yang cukup deras dan darah Anda akan berwarna merah cerah. Anda mungkin juga akan mengeluarkan satu atau dua gumpalan darah sebesar tomat atau beberapa gumpalan darah kecil sekecil anggur.

  • 2 sampai 6 hari setelah persalinan

Pendarahan Anda mulai berkurang dan darah Anda berwarna coklat gelap atau merah pudar. Hal ini biasanya tanda bahwa darah tersebut tidak lagi disebabkan oleh pendarahan yang berlanjut. Anda mungkin juga akan merasakan bahwa darah Anda keluar ketika Anda menyusui, setelah menyusui, atau saat memompa ASI. Di waktu ini Anda biasanya masih akan mengeluarkan beberapa gumpalan darah kecil seukuran penghapus pensil.

  • 7 sampai 10 hari setelah persalinan

Darah yang keluar berwarna coklat muda atau pink kemerahan. Darah yang keluar pada waktu ini akan menjadi lebih ringan atau sedikit dari 6 hari pertama setelah persalinan. Namun, apabila Anda sedang menyusui, Anda mungkin menyadari akan ada sedikit darah yang mengalir ketika Anda sedang menyusui atau memompa ASI atau setelahnya.

  • 11 sampai 14 hari setelah persalinan

Darah yang keluar di waktu ini akan memiliki warna yang lebih pudar atau lebih cerah dan apabila ada gumpalan, gumpalan tersebut biasanya sangat kecil. Jika aktivitas fisik Anda di hari-hari ini cukup berat, Anda mungkin akan menyadari bahwa darah yang keluar akan menjadi lebih banyak untuk sementara dan warnanya akan lebih merah. Jumlah darah yang keluar di waktu ini akan menjadi lebih sedikit daripada 10 hari pertama setelah persalinan.

  • 3 sampai 4 minggu setelah persalinan

Pada waktu-waktu ini, darah yang keluar akan menjadi sangat sedikit. Vagina Anda mungkin akan mengeluarkan cairan berwarn krem atau terkadang juga disertai dengan semburat darah berwarna coklat atau merah muda karena vagina Anda sedang bekerja untuk kembali ke kondisi semula ketika sebelum Anda hamil. Terkadang pendarahan Anda akan berhenti total di masa ini dan Anda mungkin akan mulai mengalami menstruasi lagi.

  • 5 sampai 6 minggu setelah persalinan

Pendarahan pasca persalinan pada umumnya akan berhenti di minggu ke-5 dan 6. Namun, Anda terkadang mungkin akan mendapati flek berwarna coklat, merah, atau kuning. Apabila Anda mengalami pendarahan di masa ini, mungkin itu artinya Anda mulai siklus menstruasi Anda lagi, terutama apabila Anda sedang tidak menyusui. Apabila Anda menemukan pendarahan atau gumpalan darah baru yang tidak biasa di masa ini, segera konsultasikanlah dengan provider Anda.

Pada masa-masa ini, Anda tidak disarankan untuk menggunakan tampons atau memasukkan barang apapun ke dalam vagina Anda sampai sekurangnya 6 minggu setelah persalinan. Anda biasanya juga akan menemui provider Anda pada minggu ke-4 atau ke-6 untuk melakukan kontrol pasca persalinan. Namun, Anda mungkin akan diharuskan untuk menemui provider Anda lebih awal apabila Anda mengalami komplikasi atau melahirkan melalui operasi sesar.

Jenis-Jenis Lokhia

Lokhia merupakan pendarahan ringan yang Anda alami pasca persalinan. Lokhia merupakan sesuatu yang normal dan biasanya terdiri dari darah, dinding rahim Anda yang luruh, bakteri, jaringan-jaringan yang mati, dan lendir. Lokhia pada umumnya memiliki aroma yang sama seperti aroma darah menstruasi Anda. Lokhia biasanya berasal dari pelepasan plasenta dari dinding rahim Anda. Namun, darah tambahan juga dapat hadir dari adanya robekan atau luka ketika proses persalinan. Lokhia dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:

  • Lokhia rubra

Lokhia rubra merupakan pendarahan tahap pertama setelah Anda melahirkan. Lokhia jenis ini memiliki warna merah terang dan dimulai sehari atau dua hari setelah Anda melahirkan. Lokhia rubra pada umumnya terdiri dari darah, sedikit membran, cairan serviks, dan mekonium (buang air besar pertama bayi Anda) yang mungkin keluar dari bayi Anda selama proses persalinan.

  • Lokhia serosa

Lokhia serosa adalah pendarahan tahap kedua setelah lokhia rubra. Lokhia jenis ini berwarna merah muda kecoklatan. Di tahap ini, konsistensi lokhia Anda jadi lebih berair dan dapat berlangsung sampai sekitar 10 hari setelah persalinan.

  • Lokhia alba

Lokhia alba merupakan tahap akhir dari lokhia. Di tahap ini, lokhia yang keluar tidaklah banyak dan berwarna putih kekuningan. Lokhia jenis ini biasanya berlangsung mulai dari minggu ketiga sampai dengan minggu keenam pasca persalinan. Lokhia jenis ini pada umumnya terdiri dari sel darah putih, sel jaringan, kolesterol, lemak, dan lendir.

Apabila Anda sedang menyusui, lokhia Anda biasanya akan menjadi lebih deras dari biasanya karena menyusui dapat membantu rahim Anda untuk berkontraksi. Selain menyusui, aktivitas yang terlalu berat juga dapat meningkatkan jumlah lokhia Anda.

Lokhia merupakan sesuatu yang normal dan dialami oleh semua ibu pasca persalinan. Namun segera konsultasikanlah dengan provider Anda apabila Anda terus mengeluarkan gumpalan darah yang besar setelah 24 jam setelah persalinan, apabila jumlah dan intensitas lokhia Anda meningkat seiring berjalannya waktu, apabila lokhia Anda memiliki aroma yang Anda, dan apabila Anda mengalami sakit panggul. 

Postpartum Hemorrhage

Postpartum hemorrhage, atau PPH merupakan pendarahan berbahaya yang terjadi pasca persalinan. Berbeda dengan lokhia, PPH merupakan pendarahan hebat dimana seorang ibu kehilangan 500 ml darah atau bahkan lebih setelah persalinan. Walaupun pendarahan setelah persalinan bukanlah sesuatu yang asing, namun pendarahan hebat dimana Anda kehilangan 1 liter atau bahkan lebih dapat mempengaruhi kemampuan tubuh Anda untuk menjaga tekanan darah Anda, menyebabkan shock atau bahkan kematian. Postpartum hemorrhage pada umumnya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

  • PPH Primer

PPH primer merupakan kondisi dimana Anda kehilangan 500 ml atau lebih darah selama 24 jam pertama setelah persalinan Anda. PPH primer ini dapat digolongkan lagi menjadi minor (ketika Anda kehilangan 500 ml – 1 liter darah setelah persalinan) dan major (ketika Anda kehilangan lebih dari 1 liter darah setelah persalinan).

  • PPH Sekunder

PPH sekinder terjadi ketika Anda mengalami pendarahan yang tidak biasa atau pendarahan yang cukup deras dalam rentang waktu setelah 24 jam sampai 12 minggu setelah persalinan Anda.

Apa penyebab PPH?

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya PPH, diantaranya adalah 4T:

  • Tone

Atonic uterus atau atonia uteri sampai saat ini menjadi penyebab utama terjadinya PPH (70% kasus PPH disebabkan oleh atonia uteri). Atonia uteri merupakan kondisi dimana tonus otot rahim hilang sehinga rahim tidak dapat lagi berkontraksi. Setelah bayi dan plasenta Anda lahir, rahim Anda normalnya akan berkontraksi untuk membantu menekan pembuluh darah dimana pelepasan plasenta terjadi, sehinga tidak dapat mengurangi aliran darah yang keluar. Namun di kasus atonia uteri, rahim Anda tidak dapat berkontraksi sehingga menyebabkan terjadinya pendarahan. Apabila Anda mengalami pendarahan pasca persalinan dan rahim Anda terasa lunak, maka kemungkinan besar, pendarahan Anda disebabkan oleh atonia uteri.

  • Trauma

Selain atonia uteri, PPH juga dapat disebabkan oleh trauma. Bahkan, 20% dari kasus PPH disebabkan oleh trauma atau kerusakan pada rahim. Trauma ini dapat bermacam macam, mulai dari robekan di serviks atau jaringan vagina, pembuluh darah yang pecah di vagina, sampai di kasus langka, rahim yang pecah atau yang biasa disebut dengan ruptur uteri juga dapat menyebabkan PPH. Selain itu, hematoma (gumpalan darah di luar pembuluh darah yang terjadi ketika dinding pembuluh darah mengalami kerusakan sehingga darah keluar menuju jaringan yang bukan tempatnya dan membeku) yang pecah atau luka juga dapat menyebabkan PPH.

  • Tissue

Tissue disini berarti Anda mempunyai masalah dengan plasenta Anda (plasenta yang luka atau terlalu lengket). Sampai saat ini diperkirakan bahwa 10% kasus PPH disebabkan oleh hal ini. Masalah dengan plasenta dapat berarti plasenta Anda terlalu lengket atau terlalu rapuh sehingga dapat membuat sebagian plasenta Anda tertinggal di rahim ketika plasenta Anda lahir, plasenta Anda menutupi jalan lahir (plasenta privea), atau solusio plasenta (plasenta lepas sebelum waktunya) yang terjadi saat proses persalinan.

  • Thrombin

Thrombin merupakan protein yang berperan dalam penggumpalan darah dan membantu mencegah pendarahan saat persalinan. Terkadang, di beberapa kasus tertentu, walaupun cukup langka (kurang dari 1%), terdapat kondisi yang menyebabkan kurangnya thrombin dalam tubuh dan menyebabkan PPH. Beberapa kondisi tersebut antara lain adalah penyakit von Willebrand, hemofilia, dan idiopathic thrombocytopenia purpura yang biasanya terdiagnosa melalui beragam tes darah. 

Apa gejalanya?

Berikut ini adalah beberapa gejala PPH yang paling umum:

  • Pendarahan terus menerus dan tidak dapat dikendalikan, tidak kunjung berhenti, dan tidak mereda
  • Penurunan tekanan darah atau terjadi tanda tanda shock. Penurunan tekanan darah dan shock dapat ditandai dari pandangan yang memudar, tubuh merinding, kulit lengket secara tiba tiba, atau dtgup jantung yang sangat cepat, perasaan bingung, pusing, lemah, atau mengantuk secara tiba tiba, dan perasaan seperti Anda ingin pingsan.
  • Mual atau muntah
  • Kulit pucat
  • Pembengkaan atau rasa sakit di sekitar vagina atau di perineum (area diantara vagina dan rektum) 

Siapa yang beresiko terkena PPH?

 

Apabila Anda temasuk dalam beberapa faktor resiko dibawah ini, penting diingat bahwa Anda kemungkinan besar juga tidak akan terkena PPH saat persalinan. Bahkan, faktanya, sebagian besar ibu yang mengalami PPH tidak mempunyai resiko apapun. Walaupun begitu, apabila Anda termasuk dalam orang yang beresiko terkena PPH, ada baiknya bahwa Anda melahirkan di rumah sakit dan telah memiliki akses untuk tranfusi darah apabila Anda memerlukannya. Berikut ini adalah beberapa faktor resiko PPH:

Sebelum persalinan:

  • Plasenta privea (plasenta menutupi jalan lahir)
  • Solusio plasenta (plasenta yang lepas dari rahim sebelum waktunya)
  • Hamil anak kembar
  • Preeklampsia atau tekanan darah tinggi
  • Riwayat PPH di kehamilan sebelumnya
  • Obesitas
  • Anemia
  • Fibroid rahim (tumor rahim)
  • Penggumpalan darah bermasalah
  • Mengkonsumsi obat pengencer darah

Saat persalinan:

  • Persalinan melalui operasi sesar
  • Persalinan dengan induksi
  • Kelahiran plasenta yang tertunda atau plasenta yang tertahan
  • Robekan perineum atau episiotomi (robekan yang sengaja dibuat untuk membantu proses persalinan)
  • Persalinan menggunakan forsep atau vakum
  • Persalinan lama (lebih dari 12 jam)
  • Bayi besar (berat badan bayi lebih dari 4 kg)
  • Persalinan bayi pertama di umur lebih dari 40 taun
  • Mengalami demam selama proses persalinan
  • Bius total saat proses persalinan

Seringkali, resiko-resiko diatas ada diluar kendali Anda, maka dari itu sangatlah penting bagi Anda untuk membuat birth plan selama kehamilan untuk mempersiapkan persalinan Anda, dan di dalam birth plan Anda, tidak hanya provider yang Anda cari, namun juga sumber untuk transfusi darah apabila PPH terjadi. Namun, apabila Anda mengalami anemia selama kehamilan, Anda dapat mengkonsumsi makanan-makanan yang dapat membantu mengatasi anemia Anda. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai anemia selama kehamilan, klik disini.

Bagaimana pengobatannya?

Tujuan penanganan PPH adalah untuk menghentikan pendarahan secepat mungkin. Dalam penanganannya, biasanya provider Anda akan memberikan Anda obat suntik untuk membantu menghentikan pendarahan serta memberikan infus dan oksigen. Selain itu, Anda akan diberikan transfusi darah atau obat yang dapat membantu untuk penggumpalan darah. Apabila pendarahan Anda disebabkan oleh plasenta yang tertinggal dalam rahim Anda, maka provider Anda akan memasukkan tangannya dan merogoh sisa-sisa plasenta yang masih menempel di rahim Anda. Apabila setelah semua itu pendarahan terus berlanjut, tindakan operasi mungkin akan diperlukan. Berikut ini adalah beberapa prosedur yang mungkin akan dilakukan oleh provider kesehatan Anda untuk membantu mengkontrol pendarahan:

  • Provider Anda mungkin akan memasukkan “balon” di dalam rahim Anda untuk membantu menekan pembuluh darah yang pecah, menghentikan pendarahan. Balon ini biasanya akan diambil di hari selanjutnya.
  • Operasi laparotomi (prosedur bedah yang bertujuan untuk membuka dinding perut agar dapat memiliki akses ke organ-organ di area perut yang memerlukan tindakan tertentu) mungkin akan dilakukan untuk menghentikan pendarahan. Laparotomi biasanya diikuti dengan menali atau menutup pembuluh darah tang pecah dengan jahitan, gel kusus, atau lem khusus.
  • Terkadang, hysterectomi (pengangkatan rahim) mungkin juga dilakukan untuk mengendaliakn pendarahan yang berlebihan.

Setelah pendarahan Anda dapat dihentikan, Anda biasanya akan diobservasi sampai kondisi Anda cukup baik untuk dipindahkan ke kamar postpartum.

PPH merupakan sesuatu yangs serius dan berbahaya, namun apabila diatasi dengan cepat dan pendarahan dapat segera dihentikan, Anda akan dapat pulih sepenuhya secara segera.

 

Knowledge is power~

Sumber:

  • https://www.healthline.com/health/pregnancy/complications-uterine-hemorrhage#risk-factors

Olahraga yang Dapat Anda Lakukan Pasca Persalinan

Olahraga Apa Saja Yang Bisa Dilakukan?

Tetap aktif setelah melahirkan merupakan hal sederhana yang dapat Anda lakukan yang akan menghindarkan Anda dari berbagai masalah seperti kelelahan, penggumpalan darah, insomnia, stress, dan bahkan postpartum depression. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai postpartum depression, klik disini. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penggumpalan darah pasca persalinan, klik disini.

Menurut Penelitian

Menurut para ahli, Anda dapat mulai melakukan latihan kegel dan berjalan-jalan santai mulai dari 24 jam bertama setelah Anda melahirkan. Anda pada umumnya dapat melakukan jalan-jalan santai selama 30 menit setiap harinya setelah persalinan, namun apabila persalinan Anda sebelumnya cukup rumit atau apabila Anda melahirkan dengan operasi sesar, Anda dapat berjalan-jalan santai selama 5 menit setiap harinya di minggu-minggu pertama. Yang paling penting adalah beranjak dari tempat tidur Anda dan menggerakkan badan Anda, bahkan dengan hanya berjalan ke dapur atau mengelilingi kasur Andapun sudah sangat membantu.

Kapan Sebaiknya Olahraga?

Apabila Anda ingin melakukan olahraga yang lain, ingatlah untuk mengkonsultasikannya terlebih dahulu dengan provider Anda dan dengarkan tubuh Anda.

Apabila Anda sebelumnya melahirkan normal tanpa komplikasi apapun, selama Anda tidak mengalami gejala-gejala yang berbahaya seperti sakit di area perut, vagina, pendarahan, inkontinensia urin, atau prolapse vagina, Anda dapat memulai latihan ringan yang tentunya telah dimodifikasi segera setelah Anda melahirkan (tentunya dengan seijin provider kesehatan Anda). Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai inkontinensia urin, klik disini. Sedangkan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai prolapse vagina, klik disini.

Apabila Anda melahirkan normal namun mengalami robekan, Anda mungkin akan memerlukan 2-3 minggu untuk fase penyembuhan apabila robekan Anda cukup parah. Di masa-masa penyembuhan tersebut, konsultasikanlah dengan provider Anda mengenai aktivitas yang dapat Anda lakukan untuk menjaga badan Anda tetap aktif, contohnya berjalan santai.

Apabila Anda melahirkan dengan operasi sesar, Anda biasanya akan disarankan untuk mulai berjalan sehari setelah operasi apabila memungkinkan, atau segera setelah Anda siap. Hal ini dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah Anda, mengurangi resiko penggumpalan darah yang berbahaya, dan membantu mencegah sembelit. Namun, Anda mungkin harus menunggu lebih lama sebelum melakukan latihan-latihan yang intens. Untuk mengetahui mengenai olahraga yang dapat Anda lakukan setelah operasi sesar, klik disini.

Latihan pasca persalinan yang dapat Anda lakukan

  1. Kegel

Latihan kegel adalah latihan sederhana yang dapat Anda lakukan untuk menjaga otot dasar panggul Anda agar tetap kuat. Untuk melakukannya, kencangkanlah otot Anda seperti ketika Anda ingin menahan buang air kecil dan buang air besar atau kentut. Ingatlah untuk tidak ikut mengencangkan pantat, perut, dan otot di area paha dalam Anda saat melakukan latihan ini. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai latihan kegel, klik disini.

  1. Berjalan

Berjalan merupakan latihan yang mudah dan dapat sangat berguna bagi Anda. Mulailah perlahan lahan dari beranjak dari tempat tidur Anda, lalu berjalan 5-10 menit sehari sebanyak sekitar 3-5 kali seminggu. Tingkatkan intensitasnya secara bertahap sampai menjadi 30-40 menit sehari. Ingatlah untuk mendengarkan tubuh Anda dan tidak memaksakan diri.

  1. Single-Arm Rows

Anda dapat melakukan latihan ini dengan menggunakan resistance band atau dumbbell. Mulailah dengan beban ringan (sekitar 1-2kg). Anda juga dapat menggunakan barang lain untuk emnggantikan dumbbell, contohnya botol yang diisi air atau buku kamus. Putar bahu Anda ke belakang, buka dada Anda dan jauhkan bahu Anda dari telinga. Apabila Anda menggunakan dumbbell, pegang beban di salah satu lengan, lalu tekuk sedikit tubuh Anda ke depan dan tahan beban di tangan Anda sehingga siku Anda membentuk sudut 90 derajat di samping tubuh Anda. Tarik dan ulangi selama 10 kali sebelum berpindah ke lengan satunya. Latihan ini berfungsi untuk melatih punggung atas, trisep, dan bisep Anda.

  1. Cat-Cow Pose

Cat-cow pose merupakan pose yoga yang dapat membantu memperkuat core dan otot otot di tulang belakang Anda. Selain itu, pose ini juga dapat meningkatkan fleksibilitas tulang belakang Anda sahingga dapat mengurangi rasa sakit di tulang belakang dan meningkatkan sirkulasi Anda.

Untuk melakukan pose ini, mulailah dengan posisi table. Posisikan diri Anda seperti akan merangkak dengan kedua lutut dan tangan Anda berada di lantai. Lebarkan lutu Anda sampai lutut Anda sejajar dengan paggul Anda. Posisikan tangan Anda sejajar dengan bahu Anda dan rentangkan jari jari Anda. Pastikan bahwa punggung Anda datar, jauhkan bahu Anda dari telinga, dan masukkan tulang ekor Anda. Dari posisi table, tarik napas dalam. Ketika Anda menghembuskannya, lengkungkan punggung Anda keatas seperti kucing marah. Dekatkan kepala dan tulang ekor Anda dan tahan posisi ini selama 1-2 detik. Lalu, Tarik napas Anda sembari melengkungkan punggung Anda kebawah, angkat tulang ekor dan kepala Anda keatas dan rilekskan perut Anda. Lakukan pose pose ini secara bergantian selama kurang lebih 60 detik.

  1. Wall Plank Rotation

Latiha ini merupakan latihan yang sempurna bagi para ibu yang mempunyai diastasis recti. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai diastasis recti, klik disini. Untuk melakukan latihan ini, pertama tama, carilah tembok yang kokoh dan berdirilah sekitar 60 cm dari tembok dengan badan Anda menghadap ke tembok. Letakkanlah daerah lengan bawah Anda di tembok sehingga Anda berada di posisi plank sambal berdiri. Perlahan lepas salah satu lengan Anda sembari memutar tubuh Anda dengan satu lengan masih menempel di tembok sehingga Anda berada dai posisi plank samping. Tahanlah posisi ini selama dua hitungan sebelum kembali ke posisi awal dan lakukan hal yang sama dengan sisi satunya. Ulangi sampai 10 kali di setiap sisi. Namun ingatlah untuk tidak memaksakan diri Anda. Anda dapat mulai sedikit sedikit dan meningkatkan intensitas latihan Anda sedikit demi sedikit apabila Anda sudah siap.

  1. Wall Push-Ups

Mulailah dari posisi yang sama dengan Wall Plank Rotation. Namun, alih-alih menempelkan lengan dalam Anda, tempelkan telapak tangan Anda di tembok sampai Anda berada di posisi push-up di tembok. Jagalah badan Anda agar tetap lurus dan tulang belakang Anda agar tetap berada dalam kondisi seperti biasa. Tekuk lengan Anda dan turunkan badan Anda ke tembok, lalu dorong tubuh Anda dan tegakkan lengan Anda seperti Anda sedang melakukan push-up di tembok. Latihan ini dapat melatih trisep, bisep, dan dada Anda. 

  1. Latihan Napas

Latihan napas merupakan salah satu jenis latihan yang dapat Anda lakukan dimanapun, kapanpun, dan sesegera mungkin setelah Anda melahirkan. Latihan napas dapat membantu Anda untuk lebih rileks, mengurangi stress Anda, meningkatkan kapasitas paru paru Anda sehingga Anda dapat menerima oksigen secara optimal, dan meningkatkan stabilitas core Anda. Salah satu latihan napas yang dapat Anda lakukan adalah dengan berbaring atau duduk dengan nyaman, rilekskan tubuh Anda dan fokuskan perhatian Anda untuk melepaskan ketegangan ketegangan di tubuh Anda dari ujung kepala sampai ujung kaki. Lalu, letakkan tangan Anda di perut Anda. Tarik napas panjang secara perlahan melalui hidung. Gunakan napas perut, sehingga perut Anda akan membesar mendorong tangan Anda dan dada Anda tetap diam. Setelah itu, hembuskan napas Anda secara perlahan pula melalui hidung. Hitunglah berapa waktu yang Anda perlukan untuk  menarik dan menghembuskan napas tersebut sampai benar benar habis. Lakukan latihan ini beberapa kali. Seiring berjalannya waktu, waktu yang Anda perlukan untuk menarik dan menghembuskan napas Anda seharusnya akan meningkat. Apabila Anda merasa pusing atau sesak napas, bersihkan napas Anda terlebih dahulu dengan menarik napas Panjang dan menghembuskannya secara cepat, lalu bernafaslah seperti biasa sampai Anda membaik sebelum Anda kembali melakukan latihan napas. 

  1. Bridges

Untuk melakukan latihan ini, mulailah dengan polisi terlentang. Lalu tekuk kaki Anda dan tempelkan telapak kaki Anda di lantai. Kencangkan otot perut dan pantat Anda, lalu angkat pinggul Anda dengan menjaga agar bahu beserta lengan Anda tetap menempel di lantai. Tahan posisi ini dan bernafaslah dengan napas perut. Setelah itu, turunkan pinggul Anda dan ulangi hingga 10 kali. Latihan ini dapat melatih core, hamstring dan pantat Anda.

  1. Wall Sits

Untuk melakukan latihan ini, sesuai dengan namanya, Anda harus duduk di tembok Anda. Caranya, berdirilah dengan punggung Anda menempel dengan tembok, lalu berjalanlah 2 langkah (gunakan telapak kaki Anda untuk mengukur langkah Anda), setelah itu, tempelkan punggung Anda ke tembok dan turunkan badan Anda sampai tubuh Anda berada di posisi 90 derajat sehingga Anda tampak seperti berada di dalam posisi duduk. Tahan posisi ini selama kurang lebih 30 detik lalu kembalilah ke posisi semula. Ulangi latihan ini selama 5 kali. Latihan ini dapat melatih core dan otot paha Anda.

  1. Quadrupled Leg Lift

Untuk melakukan latihan ini, mulailah dengan posisi table, lalu angkat dan luruskan salah satu kaki Anda sehingga kaki Anda sejajar dengan pantat Anda. Tahan hingga beberpa detik sebelum kembali ke posisi table dan lakukan hal yang sama dengan kaki satunya. Ulangi latihan ini selama 10 kali. Latihan ini dapat melatih otot kaki dan core Anda.

 

Apabila Anda mempunyai diastasis recti, Anda mungkin memerlukan jenis latihan yang berbeda. Konsultasikanlah terlebih dahulu dengan provider kesehatan Anda sebelum Anda ingin mulai melakukan suatu latihan. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai apa itu diastasis recti serta cara mengobatinya, klik disini. Di dalam artikel tersebut, Anda juga dapat menemui beberapa latihan yang dapat Anda lakukan apabila Anda mempunyai diastasis recti.

 

Knowledge is power~

Sumber:

  • https://www.healthline.com/health/exercise-fitness/postnatal-exercises#exercises
  • https://www.thebump.com/a/postpartum-exercise
  • https://www.whattoexpect.com/first-year/postpartum/postpartum-fitness-tips/

 

Penggumpalan Darah Pasca Persalinan

Penggumpalan Darah Apakah Normal?

Penggumpalan darah setelah persalinan merupakan suatu hal yang normal terutama setelah operasi sesar. Setelah persalinan, terutama di 6 minggu pertama, tubuh Anda akan berada di fase penyembuhan. Di fase ini Anda biasanya akan mengalami pendarahan, atau yang biasanya disebut dengan lochia, dan juga gumpalan darah. Gumpalan darah merupakan darah yang menggumpal menjadi satu dan membentuk semacam jeli. Pada umumnya, darah-darah tersebut berasal dari dinding rahim Anda yang luruh atau jaringa-jaringan di jalan lahir Anda yang rusak. Pendarahan dan gumpalan darah ini biasanya akan keluar melalui vagina Anda. Apabila darah ini tidak kunjung keluar melalui vagina Anda, darah-darah ini akan membentuk gumpalan darah. Terkadang gumpalan darah ini dapat menjadi cukup besar segera setelah Anda melahirkan. Namun, walaupun pengumpalan darah setelah persalinan merupakan hal yang normal, gumpalan darah yang terlalu banyak atau terlalu besar dapat menyebabkan masalah. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai penggumpalan darah pasca persalinan.

Gejala penggumpalan darah normal pasca persalinan

Gumpalan darah pada umumnya terlihat seperti jeli. Mereka biasanya juga akan mengandung lendir atau jaringan dan dapat berukuran sebesar bola golf. Jumlah pendarahan dan gumpalan darah yang Anda alami pasca persalinan normalnya akan berbeda seiring berjalannya waktu. Berikut ini adalah tipe-tipe pendarahan dan gumpalan darah yang akan Anda temui setelah persalinan.

  • 24 jam pertama

Di waktu ini Anda biasanya akan mengalami pendarahan yang cukup deras dan darah Anda akan berwarna merah cerah. Anda mungkin juga akan mengeluarkan satu atau dua gumpalan darah sebesar tomat atau beberapa gumpalan darah kecil sekecil anggur.

  • 2 sampai 6 hari setelah persalinan

Pendarahan Anda mulai berkurang dan darah Anda berwarna coklat gelap atau merah pudar. Hal ini biasanya tanda bahwa darah tersebut tidak lagi disebabkan oleh pendarahan yang berlanjut. Anda mungkin juga akan merasakan bahwa darah Anda keluar ketika Anda menyusui, setelah menyusui, atau saat memompa ASI. Di waktu ini Anda biasanya masih akan mengeluarkan beberapa gumpalan darah kecil seukuran penghapus pensil.

  • 7 sampai 10 hari setelah persalinan

Darah yang keluar berwarna coklat muda atau pink kemerahan. Darah yang keluar pada waktu ini akan menjadi lebih ringan atau sedikit dari 6 hari pertama setelah persalinan. Namun, apabila Anda sedang menyusui, Anda mungkin menyadari akan ada sedikit darah yang mengalir ketika Anda sedang menyusui atau memompa ASI atau setelahnya.

  • 11 sampai 14 hari setelah persalinan

Darah yang keluar di waktu ini akan memiliki warna yang lebih pudar atau lebih cerah dan apabila ada gumpalan, gumpalan tersebut biasanya sangat kecil. Jika aktivitas fisik Anda di hari-hari ini cukup berat, Anda mungkin akan menyadari bahwa darah yang keluar akan menjadi lebih banyak untuk sementara dan warnanya akan lebih merah. Jumlah darah yang keluar di waktu ini akan menjadi lebih sedikit daripada 10 hari pertama setelah persalinan.

  • 3 sampai 4 minggu setelah persalinan

Pada waktu-waktu ini, darah yang keluar akan menjadi sangat sedikit. Vagina Anda mungkin akan mengeluarkan cairan berwarn krem atau terkadang juga disertai dengan semburat darah berwarna coklat atau merah muda karena vagina Anda sedang bekerja untuk kembali ke kondisi semula ketika sebelum Anda hamil. Terkadang pendarahan Anda akan berhenti total di masa ini dan Anda mungkin akan mulai mengalami menstruasi lagi.

  • 5 sampai 6 minggu setelah persalinan

Pendarahan pasca persalinan pada umumnya akan berhenti di minggu ke-5 dan 6. Namun, Anda terkadang mungkin akan mendapati flek berwarna coklat, merah, atau kuning. Apabila Anda mengalami pendarahan di masa ini, mungkin itu artinya Anda mulai siklus menstruasi Anda lagi, terutama apabila Anda sedang tidak menyusui. Apabila Anda menemukan pendarahan atau gumpalan darah baru yang tidak biasa di masa ini, segera konsultasikanlah dengan provider Anda.

Anda tidak disarankan untuk menggunakan tampons atau memasukkan barang apapun ke dalam vagina Anda sampai sekurangnya 6 minggu setelah persalinan. Anda biasanya juga akan menemui provider Anda pada minggu ke-4 atau ke-6 untuk melakukan kontrol pasca persalinan. Namun, Anda mungkin akan diharuskan untuk menemui provider Anda lebih awal apabila Anda mengalami komplikasi atau melahirkan melalui operasi sesar. 

Faktor resiko penggumpalan darah

Darah yang sehat dapat menggumpal atau menembel satu denga lainnya untuk membantu mencegah terjadinya pendarahan yang berlebih ketika terdapat suatu luka. Terdapat dua jenis penggumpalan darah yang dapat dialami seorang wanita pasca persalinan, salah satunya adalah penggumpalan darah yang akan keluar dari vagina Anda hingga beberapa hari setelah Anda melahirkan. Ketika tubuh Anda melepaskan plasenta dari dinding rahim Anda setelah persalinan, darah dari pelepasan tersebut akan menggenang di dalam rahim Anda dan membentuk gumpalan darah. Di 24 jam pertama, ketika pendarahan Anda sedang deras derasnya, biasanya Anda akan mengeluarkan satu atau dua gumpalan besar. Setelah itu, vagina Anda terkadang juga akan mengeluarkan gumpalan-gumpalan darah yang lebih kecil sampai beberapa hari setelah Anda melahirkan.

Selain itu, terdapat pula jenis penggumpalan darah yang terjadi di dalam pembuluh darah Anda. Walaupun penggumpalan darah yang terjadi di dalam pembuluh darah ini cukup langka, namun penggumpalan darah tipe ini dapat menjadi sangat mematikan. Anda hamil, tubuh Anda akan memproduksi zat-zat yang dapat membantu dalam penggumpalan darah untuk membantu menghindari adanya pendarahan berlebihan selama persalinan. Namun, hal ini juga berarti Anda lebih beresiko untuk mengalami penggumpalan darah berbahaya yang ada di dalam pembuluh darah Anda.

Menurut American Heart Association, resiko seorang wanita untuk mengalami penggumpalan darah berbahaya ini akan meningkat sebanyak 10% di 6 minggu pertama setelah persalinan. Namun, resiko tersebut juga akan meningkat apabila sang ibu mempunyai diabetes, preeklampsia, obesitas, berumur lebih dari 35 tahun, perokok, memiliki penyakit autoimun, melahirkan anak kembar, atau melahirkan dengan operasi sesar. Selain itu, bed rest dan duduk berkepanjangan serta riwayat penggumpalan darah juga dapat meningkatkan resiko terjadinya penggumpalan darah. Resiko terjadinya penggumpalan darah ini pada umumnya akan menurun dan kembali seperti semula setelah 18 minggu pasca persalinan. 

Gejala penggumpalan darah berbahaya

Seperti yang telah dijabarkan di bagian sebelumnya, penggumpalan darah dapat terjadi di dalam pembuluh darah Anda dan dapat menjadi sangat berbahaya bagi Anda. Penggumpalan darah tipe ini dapat sangat berbahaya dan bahkan mematikan karena dapat menyebabkan trombosis vena, yang merupakan kondisi yang terjadi ketika terdapat penggumpalan darah pada satu atau lebih pembluh darah vena dalam yang. Kondisi ini serungkali terjadi di paha atau betis. Selain itu, penggumpalan darah tersebut dapat pecah di dalam pembuluh darah Anda menjadi gumpalan darah yang jauh lebih kecil dan terbawa oleh aliran darah Anda sampai ke paru-paru, menyumbat aliran darah ke paru paru dan menyebabkan pulmonary embolism atau yang juga disebut dengan emboli paru. Selain itu, walaupun jauh lebih jarang, tapi penggumpalan darah di arteri jantung atau otak juga dapat terjadi, menyebabkan gagal jantung atau stroke.

Karena efeknya yang berbahaya dan karena ibu hamil memiliki resiko yang cukup tinggi untuk mengalami penggumpalan darah berbahaya ini setelah persalinan, maka sangatlah penting bagi Anda untuk mengetahui gejala-gejala adanya penggumpalan darah berbahaya ini. Gejalanya antara lain adalah:

  • Rasa sakit, kemerahan, pembengkakan, rasa kebas, atau rasa panas di salah satu kaki;
  • Kehilangan keseimbangan;
  • Sesak napas atau kesulitan untuk bernapas;
  • Rasa sakit di area dada yang akan semakin parah ketika Anda bernapas;
  • Perasaan pusing, mual, atau pingsan;
  • Merinding atau tubuh terasa dingin;
  • Jantung berdegup kencang atau detak jantung tidak stabil;
  • Batuk kering yang terkadang disertai darah atau lendir;

Apabila Anda mengalami salah satu gejala diatas atau apabila penggumpalan darah yang keluar dari vagina Anda tidak kunjung menurun setelah beberapa waktu, segera konsultasikan dengan provider kesehatan Anda. Dokter Anda biasanya akan mengusulkan tindakan ultrasonography untuk mengetahui adanya trombosis vena. Dokter Anda biasanya juga akan melakukan pemeriksaan darah untuk memeriksa kandungan D-dimer dalam tubuh Anda untuk membantu melakukan diagnosis penyakit atau kondisi yang menyebabkan darah Anda membeku melebihi ukuran normal. Untuk memeriksa adanya emboli paru, dokter Anda biasanya juga akan melakukan CT scan di area dada Anda.

Bagaimana cara mencegahnya?

Berikut ini adalah beberapa cara untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah pasca persalinan:

  • Cobalah untuk tetap aktif pasca persalinan. Hindari berbaring atau duduk terlalu lama dan terlalu sering pasca persalinan. Ingatlah untuk melakukan aktivitas yang cocok bagi ibu pasca persalinan karena aktivitas yang terlalu berat juga tidaklah baik. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai olahraga yang dapat Anda lakukan pasca persalinan, klik disini.
  • Konsultasikanlah pada dokter Anda apabila Anda atau keluarga Anda memiliki riwayat penggumpalan darah.
  • Ketika Anda berbaring atau duduk, angkatlah kaki Anda sehingga aliran darah Anda lebih lancar.
  • Hindari penggunaan tampon hingga sekurangnya 6 sampai 8 minggu setelah persalinan.
  • Minumlah cukup cairan sehingga buang air besar dan kecil Anda lebih lancar, mengurangi resiko rusaknya jahitan yang ada.
  • Amati tubuh Anda dan kenali tanda-tanda penyumbatan darah.

 

Knowledge is power~

Sumber:

  • https://www.healthline.com/health/pregnancy/blood-clots-after-birth#normal-symptoms
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/321046#what-to-expect
  • https://www.msdmanuals.com/home/women-s-health-issues/postdelivery-period/postpartum-blood-clots
  • https://parenting.firstcry.com/articles/blood-clots-after-delivery-symptoms-and-treatment/
  • https://utswmed.org/medblog/blood-clots-after-delivery/

 

Prenatal Gentle Yoga: Memelihara Energi Fisik, Mental, dan Emosional Anda

Praktik Prenatal Gentle Yoga

Seringkali saya takjub dengan kekuatan dan kecerdasan tubuh ini. Apalagi pada saat masa kehanilan. Banyak sekali hal hal yang menakjubkan yang terjadi. Dan Di antara hal-hal menakjubkan tentang kehamilan adalah cara-cara tubuh seorang wanita untuk mengakomodasi bayinya yang sedang “tumbuh”. fakta bahwa kulitnya dapat meregangkan diri, mengakomodasi  perutnya yang semakin besar, otot-otot perutnya membesar, bahwa tulang dan persendiannya beradaptasi untuk membawa lebih banyak beban dan berat.

Perubahan Yang Dirasakan

Satu perubahan luar biasa yang tidak begitu jelas terlihat oleh mata telanjang, adalah peningkatan besar volume darah yang mengalir melalui pembuluh darah wanita selama kehamilan. Dinding pembuluh darah menjadi lebih elastis, rileks dan melebar, memungkinkan volume darah yang lebih besar mengalir dengan mudah melalui tubuhnya, membuat jaringan lebih lentur. Darah yang beredar mengangkut oksigen dan nutrisi ke sel dan membuang limbah dan karbon dioksida.dan seperti kita ketahui,  Pada kehamilan, aliran darah terutama diarahkan ke area yang paling membutuhkan dan pertumbuhan: payudara dan panggul.

Apa Yang Terjadi?

Kandungan cairan pada tubuh ibu hamil menjadi meningkat.  Sekitar setengah kenaikan berat badannya dalam kehamilan berasal dari air. Persentase cairan dalam tubuh wanita hamil meningkat dari 60 persen menjadi sekitar 70 persen. Peningkatan fluiditas tubuh dan produksi cairan ketuban, yang melindungi bayinya di dalam rahim. Sementara itu, janin di dalam kandungan sekitar 73 persen nya adalah cairan, yang membuatnya mudah ditempa dan tahan terhadap stres.

Darah tersusun atas sekitar 45 persen elemen yang terbentuk, termasuk sel darah merah (RBC), sel darah putih (WBC), dan trombosit. Sekitar 55 persen darah adalah plasma, yang sebagian besar berupa air. Selama kehamilan, sel darah merah meningkat sekitar 20-30 persen, sedangkan volume plasma meningkat setidaknya 50 persen.

Sel darah merah diencerkan dalam plasma, dan darah menjadi lebih encer. Ini adalah adaptasi normal dalam kehamilan, dan selama seorang wanita mendapatkan cukup zat besi dalam makanannya, dia dapat terhindar dari resiko anemia.

Pengaruhnya Terhadap Kehamilan

Kehamilan juga mengubah level plasma dari banyak faktor pembekuan, seperti fibrinogen, yang meningkat lebih dari tiga kali lipat pada masa kehamilannya. Kadar fibrinogen yang tinggi mendukung pembekuan darah, yang merupakan adaptasi yang sehat pada kehamilan untuk mencegah perdarahan postpartum. Peningkatan plasma memainkan peran penting dalam menjaga sirkulasi darah, tekanan darah dan perfusi uteroplasenta selama kehamilan.

Postur tubuh mempengaruhi sirkulasi dan tekanan darah wanita secara dramatis. Berada dalam satu pose terlalu lama dapat menyebabkan stasis vena atau edema dependen dan penurunan tekanan darah. Berbaring telentang menyebabkan tekanan darah rendah atau sindrom vena cava.

Peningkatan cairan mempersiapkan tubuh Anda untuk lahir. Serviks, vagina, dan vulva menjadi lebih lunakdan lebih lentur pada kehamilan. Peningkatan volume darah juga mempersiapkan tubuh Anda untuk mengantisipasi potensi kehilangan darah selama kelahiran.

Praktik Prenatal Gentle Yoga

Dalam latihan yprenatal gentle yoga, saya mengajak Anda semua untuk lebih aware dengan  kualitas kandungan air dalam tubuh Anda: maksudnya adalah bagaimana Anda mampu melakukan pose dan gerakan dengan mudah dengan selalu memperhatikan formula yang ada sehingga gerakan yang Anda lakukan mampu menjaga kualitas kesehatan kehamilan Anda.  Usahakan selalu menjaga keseimbangan tubuh, memperhatina pusat gravitasi tubuh dan juga keselarasan tubuh dalam melakukan setiap pose dan gerakan prenatal gentle yoga.

Saat melakukan pose dan gerakan prenatal gentle yoga, penahanan pada setiap pose dilakukan paling tidak hanya 3-8 siklus nafas saja. Ini supaya tubuh Anda tidak ada tekanan statis pada satu pose. Melakukan gerakan dan transisi pose dengan mudah sembari menselaraskan tubuh dan nafas menjadi bagian yang sangat penting pada saat melakukan gerakan prenatal gentle yoga ini.

Berikut ini adalah beberapa gerakan yang bisa Anda lakukan dan latih secara mandiri di rumah sehingga Anda tetap bisa Aktif dan sehat.

Table Pose

Pada pose ini beberapa pakem yang harus di lakukan untuk menghindari potensi cidera adalah:

  • usahakan menggunakan alas berupa lipatan selimut atau handuk untuk melindungi lutut dan tulang kering serta punggung kaki Anda
  • Pastikan lutut Anda tepat di bawah panggul dan telapak tangan Anda tepat di bawah bahu. Sehingga JARAK Antara lutut dan telapak tangan HARUS SAMA PANJANG dengan PanjangAntara panggul dan bahu.
  • Saat melakukan pose table ini, usahakan membagi berat tubuh Anda di telapak tangan, lutut, sepanjang tulang kering serta punggung kaki. Artinya area tersebut di tekan dengan kuat pada matras.ini sebagai upaya untuk menghindari “jatuh/drop” nya perut Anda yang justru dapat menyebabkan ketidak seimbangan ligament pada rahim.

Untuk tetap menjaga lancarnya aliran darah dan cairan di dalam tubuh Anda, Anda bisa saja bergerak, mengayunkan pinggul dari sisi ke sisi, berputar-putar, atau bergoyang ke depan dan belakang saat berada pada pose ini.

Dengan melakunan sedikit gerakan, maka stabilitas Anda akan meningkat. usahakan untuk selalu menyinkronkan napas dan gerakan, dan juga untuk memvisualisasikan bahwa janin Anda mengambang di air yang bergelombang halus dan janinmu langsung memposisikan diri seoptimal mungkin.

Adho Mukha Virasana / Balasana / childpose

Pose ini adalah pose yang benar benar sangat bermanfaat bagi tubuh ibu hamil bahkan pada saat proses persalinan terjadi.

Selain bisa digunakan sebagai salah satu pose “istirahat” pose ini juga mampu memberikan ruang pada tubuh ibu bahkan bisa membantu membuka pintu atas panggul ibu sehingga kepala janinpun bisa lebih mudah masuk kedalam panggul si ibu.

Beberapa pakem yang harus di perhatikan pada pose ini antara lain:

  • Selalu awali dengan table pose
  • Buka kedua lutut anda lebih lebar (anda dapat membuka selebar matras atau mungkin lebih lebar menyesuaikan ukuran perut anda)
  • Satukan kedua jempol kaki (jempol kaki saling bersentuhan)
  • Dilahkan duduk di tumit anda dan pastikan tulang duduk anda/bokong anda menempel pada tungkai (bayangkan ada lem yang sangat kuat pada bokong dan tungkai anda)
  • Letakkan kedua tangan di matras dan langkahkan kedua tangan anda kedepan dengan pandangan mata kedepan dan menjaga tulang belakang tetap panjang
  • Kemudian istirahatkan dahi anda di matras

Beberapa catatan pada pose ini :

  • Hal yang paling penting adalah JANGAN BIARKAN punggung Anda melengkung /memendek saat melakukan pose ini.
  • Usahakan bokong tetap menempel pada tungkai.
  • Apabila Anda mengalami kesulitan untuk meletakkan dahi pada matras, atau bokong Anda terangkat ketika Anda melangkahkan tangan Anda kedepan sehingga menyebabkan punggung Anda melengkung dan memendek, maka Anda bisa menggunakan balok, kursi, guling atau birthing ball untuk menjaga punggung Anda tetap Panjang.

Adho Mukha Svanasana

Pose ini merupakan pose yang sangat popular di dunia yoga. Karena hampir setiap sequence pose ini selalu ada.

Selain membuat tulang belakang menjadi lebih Panjang dan sehat, pose ini juga mampu membantu memberikan ruangan lebih banyak pada area Rahim sehingga benar benar mampu membantu janin mengoptimalkan posisinya.

Pose ini bisa dimulai dari Adho Mukha Virasana.

Dari Adho Mukha Virasana Anda cukup mengangkat kepala Anda lalu menjejakkan jemari kaki pada matras sembari menarik nafas Panjang. Dan ketika menghembuskan nafas, angkat kedua lutut, arahkan tulang ekor kearah langut langit dan luruskan lutut Anda.

Bagi berat badan Anda pada tangan dan tungkai kaki

Dan selalu pastikan tumpuan tidak di bahu Anda serta tulang belakang Panjang dan lurus

Tahan pose ini tiga hingga lima nafas kemudian pada saat exhale (memnghembuskan nafas) turunkan kedua lutut Anda Bersama sama dan kembalilah ke posisi Adho mukha Virasana.

Kemudian ketika sudah dirasa cukup, silahkan duduk

Ketiga rangkaian pose diatas ketika dilakukan dengan gerakan lembut dengan memperhatikan nafas dan keselarasan tubuh akan mampu membawa perhatian Anda ke dalam tubuh Anda untuk mengamati, mendengarkan, merasakan dan melembutkan fisik, emosional, dan mentalnya.

Ketika Anda mulai merasakan perubahan struktural dalam tubuh — keselarasan, keseimbangan, merasakan nyeri dan nyeri, kelemahan sendi, dan perubahan keseimbangan antara stabilitas dan mobilitas. Anda dapat mulai belajar menilai kualitas napasmu, panjangnya, dalamnya, laju dan iramanya. Mencoba untuk mengamati pikiran yang muncul, emosi yang muncul ke permukaan, tingkat energinya, dan apakah Anda perlu memperlambat atau menambah ritme Anda.

Bergerak secara sadar, meresapi tiap gerakan dan menikmati tiap perubahan, merupakan latihan Mindfulness

Praktek Prenatal Gentle Yoga  yang Mengarahkan Diri Sendiri

Praktek yang diarahkan sendiri memungkinkan seorang wanita untuk tetap sadar dan waras — secara fisik, mental, dan emosional. Usahakan selalu mendengarkan secara mendalam dan mengamati tubuh, nafas, pikiran dan emosi. Ini akan mengajarkan Anda untuk percaya diri, karena dalam proses persalinan ini adalah hal pertama dan terutama.

Ingatlah bahwa prenatal gentle yoga bukan hanya latihan fisik. Ini bisa menjadi cara bagi Anda untuk merawat  kesehatan fisik, mental, emosional dan spiritual untuk bersiap berganti peran menjadi seorang IBU

Selamat berlatih dan SALAM HANGAT

Bisakah Prenatal Gentle Yoga Mengurangi Rasa Sakit Saat Melahirkan Dan Meningkatkan Potensimu Agar Berhasil Melahirkan Alami Minim Trauma (Gentle Birth)?

Awal Cerita

Setiap kali saya posting tentang prenatal gentle yoga di Instagram, entah itu gerakan dan pose pose untuk beberapa kasus atau masalah, maupun jadwal kelas online, para ibu ibu follower IG @bidankita banyak sekali yang berespon dan penasaran tentang apapun yang saya posting berkaitan dengan prenatal gentle yoga tersebut. Entah bertanya tentang kapan atau diumur kehamilan berapa pose itu bisa di lakukan? Maupun bertanya tentang pose apa yang bisa membantu mengatasi masalah si penanya. Artinya dari respon respon yang saya baca, semakin kesini semakin banyak ibu yang ingin merasakan proses persalinan yang alami minim rasa trauma terutama RASA NYERI.

Apa Penyebabnya?

Karena balik lagi, bagaimanapun juga hampir semua orang TIDAK SUKA dengan rasa nyeri. Sehingga itulah kenapa tercipta obat obatan dan metode metode pengurang bahkan penghilang rasa nyeri. Walaupun sebenarnya rasa nyeri merupakan salah satu cara tubuh Anda baik sel, organ maupun system saraf untuk “berkomunikasi” dengan otak Anda untuk memberitahu bahwa sedang ada sesuatu terjadi di dalam tubuh Anda (entah itu proses maupun sesuatu hal yang salah) supaya otak Anda lebih “AWARE” lalu melakukan sebuah respon.

Walaupun kita setuju bahwa melahirkan merupakan proses yang sacral dan sangat indah serta sebuah peristiwa yang tidak bakalan terlupakan bagi setiap orang yang terlibah bahkan mengalaminya, namun itu juga merupakan salah satu peristiwa paling menegangkan yang dapat terjadi dalam kehidupan seorang wanita.

Dari berbagai kisah yang beredar selama ini, banyak ibu yang menyatakan bahwa melahirkan itu sangat menyakitkan, menegangkan dan digambarkan selaksa pertarungan antara hidup dan mati. Dan keyakinan ini secara turun temurun diyakini sehingga tidaklah mudah untuk menghapus atau minimal merubah /mereprogramming persepsi tersebut.

Sehingga ketika saya berbagi informasi tentang prenatal gentle yoga, tidaklah heran bahwa pasti akan muncup pertanyaan :

  • Apakah prenatal gentle yoga bisa mengurangi rasa sakit / nyeri pada saat proses melahirkan? Apa dan mana bukti serta penelitian ilmiahnya?
  • Apakah prenatal gentle yoga bisa membantu “melancarkan” proses persalinan? Karena jika memang persalinan itu sakit, maka ketika proses tersebut lancar, itu artinya rasa sakit yang akan dialami tidak akan berlangsung lama dan kemungkinan besar masih bisa di toleransi. Dan jika memang bisa, mana bukti ilmiahnya?

Ketika pertama kali saya mengembangkan prenatal gentle yoga ini dan mulai menyebarkan ke masyarakat, banyak sekali orang yang menyangsikan bahkan tidak sedikit teman sejawat yang memandang sebelah mata akan program ini.

Namun yang terjadi di lapangan adalah, ternyata banyak sekali klien yang membuktikannya  bahwa  prenatal gentle yoga merupakan Pilihan Sehat untuk Manajemen Nyeri pada Persalinan

Memang kita harus mengakui bahwa ada rasa sakit dalam proses persalinan dan Rasa sakit yang unik dari persalinan itu sangatlah kompleks dan beragam, dan ketika seorang ibu mampu  mengelola rasa sakit maka ini akan berkorelasi dengan peningkatan kepuasan ibu, juga dan meningkatkan ikatan antara ibu dan anak mereka yang baru lahir.

Sayangnya, pendekatan yang paling umum untuk manajemen nyeri untuk wanita dalam persalinan adalah obat-obatan, yang dapat memiliki efek samping negatif bagi bayi dan ibu. Dalam mencari pilihan yang lebih baik, para peneliti telah memeriksa yoga prenatal sebagai pilihan alternatif untuk manajemen nyeri selama persalinan.

Studi Baru Menggambarkan Manfaat Yoga pada Nyeri Persalinan

Sebuah studi terkontrol acak baru yang diterbitkan dalam Terapi Pelengkap dalam Praktek Klinis menawarkan bukti awal bahwa yoga prenatal memang dapat membantu mengurangi nyeri persalinan pada wanita yang melahirkan.

Studi ini merekrut 60 wanita sehat, primipara (pertama kali memiliki anak) tanpa pengalaman yoga, Pilates atau Tai Chi sebelumnya. Para wanita secara acak dimasukkan ke kelompok kontrol dan kelompok intervensi.

Peserta dalam kelompok intervensi diinstruksikan melakukan lima komponen dalam latihan yoga yaitu:

  • yoga asana atau melakukan pose yoga dengan sequence (urutan gerakan) tertentu,
  • mendaraskan nyanyian om
  • Melakukan latihan kesadaran napas,
  • Melakukan yoga Nidra,
  • Dhyana atau meditasi

Mulai dari minggu ke 26 kehamilan, mereka mempraktikkan kelas yoga yang diawasi selama 1 jam tiga kali seminggu sampai minggu ke hamilan ke 37 minggu.

Untuk menilai manfaat yoga, para peneliti mengukur nyeri persalinan menggunakan Skala Analog Visual tiga kali selama persalinan wanita: pada saat proses pembukaan/pelebaran serviks 3-4 cm, 2 jam kemudian, dan 2 jam lagi setelah itu.

Hasil Studi Menunjukkan Yoga Dapat Membantu Nyeri Persalinan & Hasil Persalinan

Studi ini menemukan bahwa ketika dibandingkan dengan kelompok kontrol, wanita yang tergabung dalam  kelompok intervensi atau di latih yoga:

  1. Mengalami tingkat intensitas nyeri yang lebih rendah secara signifikan lebih rendah pada ketiga kali pengukuran nyeri persalinan
  2. Memiliki frekuensi induksi persalinan yang lebih rendah
  3. Memiliki persentase operasi caesar yang lebih rendah
  4. Durasi persalinan ke-2 dan ke-3 yang lebih singkat

Dalam terang hasil ini, para peneliti menyarankan bahwa, “ibu yang rutin berlatih dan melakukan yoga selama kehamilan, memiliki lebih banyak energi dan lebih mampu untuk tetap santai.” Mereka mencatat bahwa otot-otot perineum dan vagina lebih kuat, fleksible dan elastis karena latihan yoga, sehingga ini dapat menghasilkan persalinan yang lebih halus. Dan minim robekan pada perineum

Studi seperti ini memberikan dukungan ilmiah yang berharga untuk yoga sebagai pilihan non-farmakologis untuk manajemen nyeri persalinan. Latihan fisik yoga dapat meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas ibu sementara aspek perhatian yoga dapat secara bersamaan meningkatkan kemampuan ibu untuk menjadi selaras dengan tubuhnya dan responsnya terhadap persalinan

So….bagaimana?
masih ragu untuk secara rutin dan tekun melakukan yoga?

Nah berikut ini beberapa gerakan yang bisa Anda lakukan di rumah secara mandiri atau bisa Anda gunakan untuk melatih para ibu hamil binaan Anda (apabila Anda adalag fasilitator prenatal gentle yoga)

 

Referensi:

  1. Jahdi, F., Sheikhan, F., Haghani, H., Sharifi, B., Ghaseminejad, A., Khodarahmian, M., & Rouhana, N. (2017). Yoga during pregnancy: The effects on labor pain and delivery outcomes (A randomized controlled trial).Complementary Therapies in Clinical Practice, 27(May), 1-4. Retrieved September 18, 2017, from http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1744388116302316

2. Yesie Aprillia, Prenatal Gentle Yoga. Gramedia. Jakarta. 2020